Bab 01. Dua Penguasa Alam Suci.
Dewa Binatang telah menjalani siklus Samsara, berbagai macam kehidupan yang berbeda telah dialaminya. Namun, sebelum menjalani siklus Samsara yang terakhir, dia secara paksa dihidupkan kembali.
Orang yang menghidupkan kembali tidak lain adalah istrinya, yaitu Yuna Aurora. Sayangnya, Dewa Binatang kehilangan ingatan masa lalu sebagai seorang Dewa Binatang, saat ini dia hanya mengingat tentang kehidupannya yang kedelapan, dia pun terlahir di Alam Semesta Aurora.
Dia pun berpetualang dengan bantuan Sistem Pencipta yang merupakan ciptaan Yuna Aurora yang dikenal dengan nama Dewi Cahaya.
Selama perjalanan itu, dia tidak banyak mengalami hambatan yang berarti. Walaupun banyak misi yang diberikan oleh Sistem Pencipta, dia dengan mudah menyelesaikannya hingga akhirnya peperangan besar pun terjadi, peperangan yang dipicu hanya karena masalah perjodohan.
Apakah peperangan itu berakhir? Tentu tidak, sebab mertuanya menyelamatkan pria pilihan mereka, padahal Yuna Aurora telah menikah dengan Dewa Binatang.
Dewa Binatang sebagai suami sah jelas tidak terima dengan keputusan mertuanya, di berniat untuk membunuh menantu pilihan mertuanya. Oleh sebab itu, Dewa Binatang mengejar kedua mertuanya yang melindungi pria yang menginginkan istrinya.
Memang Dewa Binatang telah menyelamatkan Alam semesta Aurora yang kini kembali damai setelah peperangan besar itu, namun itu belum berakhir baginya...
Saat ini, satu unit kapal angkasa modern dan super canggih melesat di luar angkasa, kapal tersebut menyusul satu pria dan dua wanita yang mengejar tiga orang. Mereka adalah Dewa Binatang yang nama aslinya adalah Tian Zhi Shimo, dan kedua istrinya yang bernama Yuna Aurora si penguasa Galaksi Aurora dan Yuke sebagai asistennya.
Sedangkan yang dikejar mereka bertiga adalah Kaisar Hernandez Celosia ayah dari Yuna Aurora, yang kedua adalah Azalea Aurora sebagai ibunya, orang ketiga adalah Kun Tianba yang merupakan putra mahkota dari penguasa Galaksi Nebula, dan Kun Tianba adalah menantu pilihan kedua orang tua Yuna Aurora.
Melalui radar canggih yang dimiliki oleh kapal angkasa tersebut, mampu mengetahui keberadaan Dewa Binatang dan kedua istrinya, meskipun mereka bertiga terbang dengan kecepatan tinggi.
Akan tetapi, tiba-tiba muncul sosok pria tua tinggi besar yang memiliki enam pasang lengan, dia adalah Maharaja Yaksa. Maharaja Yaksa menghadang laju kapal angkasa yang ditumpangi oleh pasukan wanita, yang jumlahnya mencapai dua juta jiwa lebih.
Maharaja Yaksa tanpa basa-basi melepaskan serangan dari keenam pasang lengannya, dia berniat memusnahkan siapapun yang berhubungan dengan musuh abadinya, yang tidak lain adalah Dewa Binatang. Dua belas pukulan berenergi melesat ke arah kapal angkasa milik Pasukan Wanita.
Sontak membuat sang kapten kapal dan personilnya kaget. Mereka sangat ketakutan dengan kekuatan yang dimiliki oleh Maharaja Yaksa. Namun, sebelum serangan Maharaja Yaksa mengenai kapal angkasa, tiba-tiba muncul Dewa Binatang dan kedua istrinya.
Dewa Binatang segera melancarkan serangannya untuk menetralisir pukulan energi milik Maharaja Yaksa. Seketika ledakan besar pun terjadi ketika dua serangan berbenturan, sehingga memicu gelombang kejut yang mengerikan. Akan tetapi, gelombang kejut tersebut dengan mudah dinetralisir oleh Dewa Binatang.
Ya, Dewa Binatang mengurungkan niatnya untuk mengejar Kun Tianba yang diselamatkan oleh Hernandez Celosia dan Azalea Aurora. Dia tidak mengejar Kun Tianba ketika merasakan semua istrinya yang berada di kapal angkasa dalam bahaya.
Rencananya, setelah menyelamatkan semua istrinya, Dewa Binatang akan kembali mengejar Kun Tianba. Kemungkinan besar, Kun Tianba pasti kembali ke Galaksi Nebula, walaupun Galaksi Nebula dalam bencana.
Kapal angkasa segera berhenti mendadak setelah diselamatkan oleh Dewa Binatang. Kapten kapal angkasa itu di komandoi oleh Ratu Api Asyura dan Pasukan Wanita. Semua orang yang berada di dalam kapal angkasa bernapas lega setelah diselamatkan.
Setelah gelombang kejut menghilang dari luar angkasa, Maharaja Yaksa tersenyum melihat orang yang sudah lama menghalangi rencananya. Dia mendekati Dewa Binatang.
"Sudah lama tidak bertemu, Dewa Binatang. Walaupun kamu menyamarkan diri dan bahkan merubah nama serta wajahmu, kami tetap akan mengetahuimu!" ucap Maharaja Yaksa.
Saat menjalani siklus Samsara, Dewa Binatang memang berubah wajahnya, bahkan tidak sekalipun mengeluarkan kehebatan dari Kitab Kultivasi Delapan Hukum Jiwa, dan juga Batu Keabadian tidak pernah dipergunakan. Tujuannya, agar dia bisa menyelesaikan siklus Samsara secepatnya tanpa hambatan dari penguasa Alam Suci yang serakah.
Perkataan Maharaja Yaksa membuat Dewa Binatang waspada, sebab kata "kami" menandakan jika tidak sendirian. Yuna Aurora dan Yuke juga ikut waspada dengan melirik sekelilingnya, khawatir jika tiba-tiba muncul serangan menyelinap.
Seperti dugaannya, muncul seorang pria yang berwibawa dan penuh keagungan, dia adalah Kaisar Langit, atau nama aslinya adalah Deity. Maharaja Yaksa dan Kaisar Langit merupakan penguasa Alam Suci.
Setelah kemunculan Deity dari kekosongan, muncul beberapa orang, mereka adalah para penguasa galaksi yang juga menjadi musuh Dewa Binatang. Mereka adalah King Caldwell dari Galaksi Caldwell, Ancestor Adalvino Altair dari Galaksi Kecebong, Kaisar Song Bowen dari Galaksi Arcadia, Kaisar Lei dari Galaksi Petir.
Waktu itu, saat Dewa Binatang berada Alam Tianwu, dia sudah melahirkan banyak musuh karena kehebatannya. Musuhnya terus bertambah ketika dia menjalani siklus Samsara. Semenjak itu, semua musuhnya menunggu Dewa Binatang menyelesaikan reinkarnasinya. Mereka berkeyakinan bahwa Dewa Binatang bisa dibunuh setelah menjalani siklus Samsara.
"Jadi... Ini hanyalah skema kalian agar aku keluar dari Galaksi Aurora!" tebakan Dewa Binatang setelah melihat semua musuhnya berkumpul, walaupun belum semuanya.
"Dewa Binatang, kamu adalah ancaman yang sebenarnya dengan memiliki Tujuh Batu Keabadian. Serahkan kepadaku agar tidak menjadi bencana bagi alam semesta," ucap Kaisar Langit dengan nada ramah, dia dan semua orang enggan menjawab pertanyaan Dewa Binatang.
"Dengan Kakakku yang membawa Tujuh Batu Keabadian, kamu tidak akan lagi memiliki musuh dan juga ini demi kebaikan kehidupan!" imbuh Maharaja Yaksa agar lebih meyakinkan Dewa Binatang.
Dewa Binatang tertawa keras mendengar perkataan kedua penguasa Alam Suci, dia tertawa karena perkataan mereka begitu munafik. Semenjak dia menjadi Dewa Binatang, mereka berdua sudah menginginkan apa yang dimilikinya, yaitu Batu Keabadian.
Sedangkan, para penguasa galaksi menginginkan Kitab Kultivasi Delapan Hukum Jiwa yang terlahir dari Batu Keabadian. Oleh karena itu, mereka bersatu dengan penguasa Alam Suci untuk mengalahkan Dewa Binatang.
Setelah berhenti tertawa, Dewa Binatang berbicara dengan nada ketus, "kalian dari dulu tidak pernah berubah! Aku telah memberikan kalian kesempatan agar bisa menikmati hidup bersama keturunanmu dengan damai, tapi kalian justru tidak memanfaatkannya dengan baik. Apakah kalian berniat untuk memberikan nyawamu hari ini?"
Ya, semenjak peperangan di Alam Tianwu, para penguasa galaksi tidak dibunuh oleh Dewa Binatang, sebab kontribusi mereka yang ikut andil dalam mengalahkan kedua ras cerdas. Selain itu, Dewa Binatang tidak membunuh mereka karena adanya Kitab Suci.
Kaisar Langit geleng-geleng kepala karena perkataan Dewa Binatang. Sedangkan Maharaja Yaksa mengepalkan kedua tangannya untuk menahan amarahnya karena merasa dihina.
Wajah-wajah para penguasa galaksi terlihat sudah tidak sabar ingin membunuh Dewa Binatang berserta semua istrinya. Hanya Dewa Binatang yang membuat mereka malu, mengalami kerugian besar, dan juga telah banyak membunuh keturunannya.
"Karena kamu tidak patuh kepada Yang Mulia Kaisar Langit dan Yang Mulia Maharaja Yaksa, sudah seharusnya mati adalah hukuman yang pantas bagimu!" geram Ancestor Adalvino Altair yang berdiri di belakang Kaisar Langit.
"Hukuman mati? Atas kejahatan apa sehingga suami kita dihukum?" Yuna Aurora tidak terima dengan perkataan mereka.
Lalu Ratu Api Asyura bersama Pasukan Wanita keluar dari kapal angkasa untuk membantu suaminya mengalahkan musuh. Tersisa para personil yang akan mengendalikan kapal angkasa untuk memberikan dukungan.
Di saat Ratu Api Asyura bersama Pasukan Wanita mendekat Dewa Binatang, mereka terhalang oleh dinding energi tak kasat mata. Mereka berteriak keras kepada suaminya, namun Dewa Binatang tidak mendengarkan suara panggilan mereka.
Sedangkan Dewa Binatang belum menyadari jika telah masuk perangkap yang sengaja dibuat oleh Maharaja Yaksa. Rencana mereka, semua istri Dewa Binatang akan dijadikan sandera agar menyerahkan Batu Keabadian.
"Kejahatan apa katamu? Konyol! Seharusnya kamu sebagai istri sudah mengetahuinya. Bukankah kamu mengetahui jalan reinkarnasinya selama ini, dan apa saja yang telah diperbuatnya? Tidakkah kamu sudah mengetahuinya, bukan?" sahut Kaisar Lei yang tampak sangat membenci Yuna Aurora.
Dewa Binatang mengangkat tangan kanannya untuk menghentikan Yuna Aurora agar tidak berdebat dengan musuhnya. Yuna Aurora dan Yuke hanya bisa mengepalkan kedua tangannya karena memendam kemarahan.
"Jika kalian menginginkan Batu Keabadian, aku tidak membawanya. Sudah semenjak dulu aku telah menyebarkan Batu Keabadian, entah di mana sekarang mereka berada, aku tidak mengetahuinya!" ungkap Dewa Binatang.
Bab 02. Upaya Untuk Melarikan Diri.
Walaupun Dewa Binatang berbicara dengan jujur, musuhnya jelas tidak mempercayai, sebab jika Batu Keabadian menyebar di seluruh penjuru alam semesta, sudah dipastikan akan mudah diketahui oleh mereka sebagai penguasa galaksi.
Tapi nyatanya, selama ini jejak Batu Keabadian tidak diketahui, bahkan tidak merasakan jejak auranya. Umumnya, apapun yang terlahir dari alam semesta memicu bencana maupun fenomena alam. Oleh karena itu mereka tidak mempercayai perkataannya Dewa Binatang.
"Kamu menginginkan kekerasan daripada menyerahkan dengan baik-baik...," kata Kaisar Langit dengan nada kecewa, "terserah kalian apa yang harus dilakukan, aku hanya akan mendukung saja!" lanjutnya yang seakan-akan cuci tangan jika Dewa Binatang beserta semua istrinya terbunuh.
Sebagai pemangku Pengadilan Surga, Kaisar Langit jelas tidak mau bertanggung jawab atas kematian Dewa Binatang, dia ingin selalu bersih dan tetap dipercayai oleh Kuil Alam Kudus sebagai hakim atas seluruh kehidupan di alam semesta.
"Mungkin dengan kematian orang yang dikasihi, akan menyadarkannya jika apapun yang berharga tidak sebanding dengan kehilangan orang terkasih!" sindiran King Caldwell yang ditujukan kepada Dewa Binatang.
"Aku akan lawan dua penguasa busuk itu, sisanya kalian. Jika tidak sanggup, segera melarikan diri, hati-hati!" Dewa Binatang berkomunikasi dengan istrinya melalui telepati.
Yuna Aurora dan Yuke mengangguk paham, mereka mampu melawan empat penguasa galaksi, apalagi didukung oleh Pasukan Wanita yang berjumlah jutaan.
Sebelum Dewa Binatang menyerang, Maharaja Yaksa tiba-tiba menghilang. Dewa Binatang segera mengeluarkan zirah perangnya yang selama ini disembunyikan. Lalu dia mencari keberadaan Maharaja Yaksa.
Dewa Binatang terkejut bukan main, dia melihat Maharaja Yaksa telah melepaskan pukulan berenergi yang sangat mengerikan ke arah istrinya. Dia melihat istrinya terjebak di dalam kurungan energi tak kasat mata.
Sebelum serangan Maharaja Yaksa mengenai semua istrinya yang terjebak, Dewa Binatang mengeluarkan skill Penghentian Waktu. Seketika waktu berhenti beberapa detik, serangan itu berhenti dan semua orang menjadi patung melayang di luar angkasa.
Kemudian, Dewa Binatang memasukkan semua istrinya ke dalam Dunia Jiwanya, dan juga memasukkan kapal angkasanya. Lalu dia mengeluarkan skill ilusi mata untuk menipu semua musuhnya.
Setelah semuanya beres, Dewa Binatang kembali ke posisinya awal. Dan waktu pun kembali normal...
Boom...
Ledakan hebat ketika serangan Maharaja Yaksa mengenai semua istrinya yang terkurung. Yuna Aurora dan Yuke juga terkejut menyaksikan semua saudarinya terbunuh di depan mata.
"Arghh...!?" teriakan kemarahan Dewa Binatang melihat istri dan anaknya terbunuh di depan mata.
Demikian juga dengan Yuna Aurora dan Yuke yang berteriak karena marah. Maharaja Yaksa belum menyadari jika Dewa Binatang menggunakan dua skillnya, dia tertawa terbahak-bahak melihat kemarahan Dewa Binatang.
Dewa Binatang lenyap dan muncul di depan Maharaja Yaksa. Sebelum terkena pukulan dari lawannya, Maharaja Yaksa juga mengayunkan tangannya untuk beradu pukulan dengan Dewa Binatang.
Boom boom boom...
Pukulan berenergi tinggi saling berbenturan antara Maharaja Yaksa dan Dewa Binatang. Yuna Aurora dan Yuke juga langsung menyerang empat penguasa galaksi yang akan membantu Maharaja Yaksa.
Pertarungan mereka sangat mengerikan, tiga orang melawan lima musuh. Ruang angkasa yang menjadi medan pertarungan tidak lagi tenang, gelombang kejut menghancurkan bebatuan meteor.
Di saat pertarungan itu, Kaisar Langit hanya melihat mereka, dia terlihat masih kebingungan setelah terkena dampak dua skill sekaligus. Dia merasakan sesuatu energi menyelimuti tubuhnya sesaat lalu, setelah itu membuatnya linglung untuk sesaat.
"Ini Teknik Penghentian Waktu!" batin Kaisar Langit, lalu dia mengeluarkan suatu benda yang berbentuk pagoda.
Kemudian, Kaisar Langit membaca mantra untuk mengaktifkan pagoda. Setelah beberapa saat, pagoda mengeluarkan cahaya keemasan. Seketika waktu berhenti dan membuat pertarungan delapan orang juga terhenti. Lalu waktu berjalan mundur hingga berhenti ketika Maharaja Yaksa melepaskan pukulan ke arah Pasukan Wanita.
"Hmm! Jadi benar dia menggunakan Teknik Penghentian Waktu!" gumam Kaisar Langit saat tahu apa yang barusan dialaminya.
Kemudian, dia mengendalikan waktu untuk mundur agar Maharaja Yaksa membunuh semua Pasukan Wanita. Setelah itu, Kaisar Langit mengembalikan waktu seperti sediakala.
Waktu kembali sebelum terjadinya pertarungan delapan orang. Kaisar Langit tertawa di dalam hatinya, dia merasakan kemenangan melihat serangan Maharaja Yaksa melesat ke arah Pasukan Wanita.
Boom...
Ledakan hebat ketika serangan Maharaja Yaksa mengenai semua Pasukan Wanita, bahkan kapal angkasa modern juga ikut meledak terkena pukulan berenergi tinggi.
Dan pertarungan pun terjadi. Kaisar Langit hanya kembali tertawa di dalam hatinya melihat kemarahan Dewa Binatang, Yuna Aurora dan Yuke. Hal ini sudah lama direncanakannya tanpa sepengetahuan siapapun.
Akhirnya Dewa Binatang mengeluarkan kemampuannya yang asli, dia menggunakan Kitab Kultivasi Delapan Hukum Jiwa, di mana bola-bola energi kekuatan jiwa bermunculan mengelilinginya dan juga kedua istrinya.
Dengan Dewa Binatang mengeluarkan kemampuannya yang asli, Maharaja Yaksa dan para penguasa galaksi menjadi kewalahan menghadapi serangan bola energi Kunang-kunang.
"Kakak, waktunya!"
Kaisar Langit mendengarkan suara Maharaja Yaksa dibenaknya, dia mengangguk paham karena hal ini sudah lama mereka bahas untuk menghadapi Dewa Binatang. Kemudian, dia kembali merapal mantra untuk menggunakan kemampuan pagoda.
Setelah pagoda aktif, bermunculan sembilan pagoda mengepung Dewa Binatang dan kedua istrinya, serangan bola energi Kunang-kunang terhisap ke dalam pagoda.
Melihat itu, Dewa Binatang, Yuna Aurora dan Yuke jelas kaget, dan mereka segera berkumpul untuk menghadapi semuanya bersama-sama. Setelah pagoda itu menghisap bola energi Kunang-kunang, tubuh mereka juga ikut terhisap.
Dewa Binatang segera memasukkan kedua istrinya ke dalam Dunia Jiwa, namun dia gagal karena pengaruh pagoda yang memblokir segala kemampuannya. Tidak kehabisan akal, dia menggandeng tangan kedua istrinya untuk melarikan diri dari musuhnya.
Sayang sekali Teknik Teleportasi juga gagal. Dewa Binatang tidak panik, dia menggunakan Teknik Penghentian Waktu untuk melarikan diri. Sayang sekali usahanya juga gagal.
Yuna Aurora dan Yuke mengetahui jika suaminya gagal menggunakan segala kemampuannya, tapi mereka berusaha untuk tidak panik agar suaminya tetap tenang. Mereka bertiga berinisiatif untuk menyerang sembilan pagoda, dan sekali lagi upaya mereka tidak membuahkan hasil, di mana pagoda itu menghisap semua serangan.
Maharaja Yaksa dan para penguasa galaksi tertawa bahagia melihat musuhnya tidak mampu lolos dari kepungan sembilan pagoda.
"Kalian bisa selamat, asal menyerahkan Tujuh Batu Keabadian. Dan untuk hukuman kalian, aku hanya akan menghancurkan kekuatanmu," ucap Maharaja Yaksa.
Dewa Binatang tidak menggubris perkataan Maharaja Yaksa, dia melihat kedua istrinya yang berada di sisi kanan dan kiri.
"Maaf, aku gagal menyelamatkan kalian!"
"Tidak perlu meminta maaf, ini juga kesalahanku!" sahut Yuna Aurora yang merasa bersalah karena kedua orangtuanya yang telah bekerjasama dengan mereka.
"Bertarung bersamamu sudah membuatku senang, mati bersamamu suatu kebanggaan dan juga kebahagiaan!" ujar Yuke sambil memegang erat tangan kiri Dewa Binatang.
Tanpa sadar Dewa Binatang meneteskan air mata. Karena terdesak, dia pun berusaha memutar otaknya untuk bisa menyelamatkan kedua istrinya. Dia lebih memilih mati sendiri daripada melihat kematian istrinya. Kemudian, dia melihat di kejauhan sosok wanita cantik yang dikenalnya, wanita itu tidak lain adalah Ratu Ordo Kegelapan, yaitu Qin Diao Chin.
"Suami, aku akan serang Kaisar Langit dengan kekuatan penuh, dan pergunakan kesempatan ini agar bisa kabur!" perkataan Qin Diao Chin terdengar dibenak Dewa Binatang.
Namun, Dewa Binatang yang tahu kekuatan istrinya tidak mampu mengalahkan Kaisar Langit, dia segera menjawab, "itu akan sia-sia. Persiapkan segera Formasi Pentagram Samsara yang dulu pernah aku berikan. Selanjutnya, serahkan kepadaku."
Qin Diao Chin mengangguk paham, dan segera mengikuti instruksi suaminya. Formasi Pentagram Samsara adalah sebuah formasi untuk bereinkarnasi tanpa harus mengalami kematian. Formasi ini ciptaan Dewa Binatang dengan tujuan agar cepat menjalani siklus Samsara. Akan tetapi, ciptaannya kali ini belum pernah sekalipun diujicoba, namun Dewa Binatang berkeyakinan ciptaannya akan berfungsi sesuai keinginan.
Bab 03. Peringatan Universe Lightning.
Yuna Aurora dan Yuke tidak mengetahui keberadaan Qin Diao Chin yang bersembunyi di celah spasial, mereka berdua terus berusaha menahan tubuhnya dari hisapan pagoda.
Setelah berkomunikasi dengan Qin Diao Chin, Dewa Binatang berbicara kepada kedua istrinya, "kalian tidak akan mati hari ini!"
Perkataan Dewa Binatang mengejutkan kedua istrinya, sebab posisi mereka sudah tidak mungkin bisa lepas dari kepungan sembilan pagoda. Dan, bagaimana caranya bisa keluar dari masalah ini? pikir Yuna Aurora dan Yuke.
"Aku akan kirim kalian ke Galaksi Nibiru. Saat kita terpisah nanti, kalian harus lebih berhati-hati! Kita akan bertemu lagi sebelum Peperangan Kuno dimulai terjadi."
Tanpa menunggu kedua istrinya banyak bicara, Dewa Binatang mengalirkan energi spiritual yang sangat besar melalui kedua tangan mereka. Sontak membuat Yuna Aurora dan Yuke kaget, mereka tahu artinya.
Sebelum sempat untuk mencegah suaminya, tubuh mereka tiba-tiba menyusut dan lenyap dari hadapan semua orang yang berada di belakang pagoda. Lalu mereka melihat banyak sinar yang melesat ke berbagai arah dan menembus kepungan sembilan pagoda yang mengeluarkan dinding energi spiritual.
Namun, ada dua sinar yang sangat kecil mengarah ke satu arah, di mana Kaisar Langit, Maharaja Yaksa dan para penguasa melihat sebuah lubang hitam yang menyedot sinar tersebut.
Kemudian, mereka kembali melihat ke posisi Dewa Binatang yang kini sedang tersenyum karena berhasil menyelamatkan kedua istrinya.
"Kalian sampai kapanpun tidak akan bisa membunuhku. Aku berkata jujur, Tujuh Batu Keabadian tidak aku bawa dan telah menyebarkan ke seluruh alam semesta. Dan satu lagi, di saat aku kembali nanti, persiapkan peti mati untuk kalian sendiri. Sebelum aku membunuh kalian, aku akan membuat kalian putus asa, rasa kegelisahan, dan hati-hati dengan orang yang kalian kasihi!"
Setelah Dewa Binatang berbicara yang disertai dengan ancaman, tubuhnya juga berubah mencari banyak sinar yang melesat ke berbagai arah.
"Sial, dia akan kembali bereinkarnasi!" geram Maharaja Yaksa yang tahu apa terjadi, dia ingin menangkap Dewa Binatang yang berubah menjadi sinar, namun kebingungan di mana sinar asli musuh abadinya itu.
Qin Diao Chin melihat suaminya telah masuk ke Formasi Pentagram Samsara, dan dia segera ikut masuk ke dalam lubang hitam. Dia juga ingin bereinkarnasi untuk menemani kedua sahabat serta suaminya.
Setelah itu, Kaisar Langit, Maharaja Yaksa dan para penguasa galaksi melihat lubang hitam menghilang. Semua kembali seperti semula di mana luar angkasa menjadi tenang.
"Mereka benar-benar hebat, membunuh diri sendiri tanpa memicu ledakan. Tapi aku yakin mereka di saat terlahir kembali kemungkinan besar tidak akan mampu menjadi seorang kultivator," kata Kaisar Lei dari Galaksi Petir.
"Kita harus tetap waspada terhadapnya, karena aku menduga dia masih membawa Batu Keabadian. Perintahkan kepada semua orang untuk mencari bayi yang terlahir dengan ciri-ciri aneh atau memicu fenomena!" perintah Kaisar Langit yang khawatir ancaman Dewa Binatang terjadi lagi, dia tidak menghiraukan perkataan Kaisar Lei.
Semua orang mengangguk paham sebagai jawab. Kemudian Kaisar Langit merobek kehampaan untuk kembali ke Alam Suci dengan cepat, dan disusul oleh Maharaja Yaksa beserta para penguasa galaksi.
Sepeninggal mereka, muncul seorang pria tua yang tidak lain adalah God Of Partikel, kakek Tian Zhi Shimo yang bernama Tian Ba.
"Sempurna sudah siklus Samsara yang harus kau jalani. Semua ini sudah kehendak alam semesta untuk kesempurnaan. Ketiga Istrimu yang menghambat siklus Samsara telah mendapatkan ganjaran tanpa kalian sadari," gumam God Of Partikel sambil melihat jejak lubang hitam yang belum menghilang.
Ya, karena Yuna Aurora, Qin Diao Chin dan Yuke yang membuat Dewa Binatang lebih cepat bereinkarnasi, maka secara tidak sadar mereka masuk dalam situasi genting, dan mengharuskan untuk kembali bereinkarnasi.
"Peperangan Global tidak akan lama lagi. Saat itu terjadi, aku harap kalian mampu menyelesaikannya!" harap God Of Partikel sambil melihat ke arah kirinya.
Terlihat lubang hitam kembali muncul, tapi kali ini mengeluarkan serat-serat petir. Mengetahui apa itu membuat God Of Partikel menjadi waspada.
"Kenapa Universe Lightning tiba-tiba muncul di sini?" God Of Partikel bertanya-tanya kepada dirinya sendiri dengan kejadian ini.
Dia pernah berhadapan dengan Universe Lightning, bahkan pernah terdampar di domain yang dipenuhi dengan badai petir. Jutaan tahun yang lalu dia pernah menghentikan Universe Lightning yang akan membinasakan Alam Jagat Raya.
Lubang hitam itu makin membesar. Lalu serat-serat petir membentuk wujud seorang pria, hanya saja tidak menunjukkan penampilannya dengan jelas.
"Anak kecil, kamu melupakan Perjanjian Lama. Dengan sempurnanya dia, maka akan memicu pergerakan Dark Matter. Dan kamu tahu konsekuensinya jika Dark Matter bergerak."
Peringatan dari Universe Lightning membuat God Of Partikel bergidik ketakutan, dia tahu apa maksud peringatannya. Namun...
"Perjanjian Lama hanya mengatakan tentang Peperangan Global, bukan tentang Dark Matter. Dark Matter sudah ada sebelum adanya cahaya, tapi semuanya baik-baik saja hingga saat ini. Kegelapan dan cahaya bersinergi yang saling melengkapi!" sanggah God Of Partikel setelah akal logikanya mengambil alih.
"Aku sudah memberikan peringatan kepadamu! Suatu hari nanti, kamu akan menyesal telah membunuh cucumu sendiri."
Setelah Universe Lightning menegur God Of Partikel, tubuhnya kembali menjadi serat-serat petir. Kemudian lubang hitam mulai menyusut dengan cepat dan menghilang. Lalu semua kembali seperti semula yang tenang.
Perkataan Universe Lightning membuat God Of Partikel gelisah, sebab dia tidak mungkin membunuh cucunya sendiri yang paling dikasihi. Dia dan semua orang tahu bahwa seluruh alam semesta terdiri dari materi gelap, dan selama itu tidak terjadi apapun.
"Aku yakin cucuku tidak memicu pergerakan Dark Matter. Jika terjadi ... Aku harap tidak, aku lebih mempercayai Perjanjian Lama!" batin God Of Partikel yang tidak mempercayai peringatan Universe Lightning.
Kemudian, God Of Partikel lenyap dari luar angkasa. Setelah kepergiannya, muncul empat orang, dua wanita dan dua pria, mereka adalah keluarga besar dari Dewa Binatang.
"Penghakiman bagi Alam Suci akan segera terlaksana. Kita sebagai penanggung jawab dalam segala hal, hanya bisa menyerahkan semuanya kepada putra dan menantu kita," ucap ibu Dewa Binatang yang penuh harap.
Mereka berempat sebenarnya mampu menyadarkan Kaisar Langit dan Maharaja Yaksa yang kini menjadi serakah. Namun, jika mereka bertindak sendiri, itu akan menimbulkan ketidakadilan. Oleh sebab itu, mereka mengandalkan putranya sendiri sebagai hakim atas kejahatan yang dilakukan oleh dua penguasa Alam Suci.
"Aku merasakan aura leluhur kita!" ungkap kakek Dewa Binatang saat merasakan jejak aura God Of Partikel.
"Aku juga merasakannya semenjak tiba di sini!" sahut Tian Bo ayah dari Dewa Binatang.
"Iya, dia baru saja berada di sini. Mungkin ingin memastikan cucunya menjalani siklus Samsara yang terakhir!" jelas nenek Dewa Binatang yang tidak heran jika God Of Partikel selalu ada demi cucunya.
"Leluhur selalu saja diam-diam menguntit putraku, bukannya mencatat setiap pertumbuhan kehidupan di masa depan malah mengikuti cucu kesayangannya!" sungut ibu Dewa Binatang yang kesal.
Ya, God Of Partikel memiliki kemampuan untuk menjelajahi masa depan, sebab dia mampu mengendalikan waktu untuk mengetahui apa yang terjadi. Sayangnya, kemampuannya tidak digunakan untuk menyelidiki tentang Dark Matter (Energi Gelap).
"Ayo, kita kembali dan mengawasi putra kita di kediaman saja!" ajak Tian Bo yang tidak ingin berlama-lama berada di luar angkasa.
Segera dia melambaikan tangan kanannya dan muncul lingkaran Yin Yang, itu adalah lingkaran teleportasi dengan jarak yang sangat jauh. Tian Bo masuk dan diikuti dengan yang lainnya.
Boom...
Ledakan hebat ketika keluarga Dewa Binatang baru saja meninggalkan tempatnya. Ledakan itu berasal dari lubang yang dibuat oleh Formasi Pentagram Samsara, tampaknya artefak ciptaan Dewa Binatang mengalami kendala.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!