NovelToon NovelToon

Menikahimu Sebuah Kesalahan

MSK-Bab 1

"Agam.....aku....aku hamil...." kata Della dengan bibir bergetar. Dia khawatir dan cemas sejak tahu dirinya hamil. Dia hanya berbuat sekali dengan Agam, dan itupun karena terbawa perasaan dan suasana. Namun siapa sangka, setetes air itu bisa membuat pembuahan di rahimnya.

"Apa!?" Agam terbelalak dan pernyataan dari Della bagaikan petir menyambar telinganya.

Agam menatap tajam tanpa berkedip wajah Della. Dia berharap jika dia salah dengar.

"Aku benar-benar hamil Agam. Dan kau tahu, kita pernah berhubungan sekali saat di puncak. Dan saat itu aku baru saja menstruasi, artinya aku dalam masa subur...."

Agam memegang sandaran kursi. Kakinya serasa lumpuh saat itu juga.

"Tidak! Tidak mungkin kau hamil!" dada Agam berdebar sangat kencang. Bukan karena bunga cinta yang bersemi kembali. Namun karena berita ini pasti akan membuat keluarga nya malu dan memarahinya.

"Kau harus bertanggung jawab! Aku belum menikah. Tapi aku hamil. Apa kata masyarakat nanti? Agam...aku mohon....kau harus bertanggung jawab!"

Agam melongo dan tidak bisa berkata apa-apa. Dia shock mendengar semua kabar ini.

"Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Kau tidak boleh hamil!"

"Agam. Kenyataan nya aku hamil. Aku minta kau harus bertanggungjawab jawab!" Teriak Della.

Agam segera membungkam mulut Della dan menyeretnya ke dinding. Dia memepet tubuh Della dan berbisik ditelinganya.

"Kita tidak bisa menikah!" Kata Agam di telinga Della dengan suara tersekat di tenggorokan.

"Itu hanya sebuah kesalahan. Kau dan aku tidak benar-benar ingin menikah. Kita hanya menjalani hubungan ini berdasarkan suka sama suka,"

"Kau jahat Agam! Kau jahat!" Della memukul dada Agam dengan berurai airmata.

"Gugurkan kandungan mu. Dan kita akan terlepas dari semua masalah ini,"

"Apa katamu!"

"Gugurkan kandungan mu....lalu kita jalani hidup kita masing-masing,"

"Agam...teganya kau!"

"Della! Aku sudah menikah! Aku punya Tiara. Dia istriku. Aku juga sudah punya anak. Bagaimana aku bisa menikahi mu. Gunakan otakmu dan pikirkan apa yang akan terjadi jika keluarga ku tahu kau hamil?" Agam sangat marah dengan kehamilan Della.

Ya. Dia sangat marah. Mereka sudah sepakat untuk menjalani hubungan gelap atas dasar suka sama suka. Dan tidak ada tuntutan lebih dari itu. Dan kalau dia sampai hamil, itu karena kebodohannya, kenapa dia tidak Makai pelindung saat melakukannya. Dasar bodoh! Batin Agam.

Della mengusap airmatanya dengan kasar. Dia merasa seperti wanita sampah saat ini. Dia mengemis pertanggungjawaban pria karena dia sudah hamil.

"Ini karena kebodohan mu! Kita hanya melakukan nya sekali tapi bagaimana kau langsung hamil? Apakah kau sedang menjebakku?" Agam balik menuduhnya.

"Caci maki aku! Hina aku! Tapi kau harus menikahi ku! Aku tidak bisa hamil tanpa suami? Bagaimana tanggapan masyarakat nanti?"

"Itu urusanmu! Jangan libatkan aku! Menikahlah dengan pria lain dan jangan ganggu aku lagi!"

"Agam....sampai hati kau lakukan ini padaku?"

Della keluar dari kantor Agam dengan berurai airmata. Harga dirinya hancur lebur seperti lumpur kering hitam yang menjijikkan. Dia merasa telah di khianati oleh Agam. Dia merasa hanya di manfaatkan saja olehnya. Hanya sebagai pemuas hasrat dan juga pelarian saja.

Agam menendang meja kerjanya dan memukul meja dengan penuh amarah.

"Sial! Dia hamil! Bagaimana jika sampai Tiara tahu? Keluarga ku bisa hancur karena Della!"

"Kenapa aku menginap denganya di puncak? Kenapa?!"

"Bodoh! Sangat bodoh!"

Tiba-tiba terngiang di kepala Agam nasehat ayahnya. "Jangan bermain api, api itu sifatnya membakar. Jika kau berada didekatnya maka kau dan sekeliling mu akan ikut terbakar juga,"

Mungkin ini maksud dari kalimat itu. Satu tetes kesalahannya harus dia bayar seumur hidup dengan menikahi nya jika wanita itu hamil. Jika masih lajang, tentu tidak masalah. Namun jika sudah berkeluarga, dan wanita itu menuntut untuk di nikahi, maka dia, istri, anak-anaknya dan keluarganya akan membayar kesalahannya dengan penderitaan yang mereka alami.

Anak bukanlah kue, yang setelah di bikin, bisa di jual atau dimakan habis. Anak itu setelah dia ada di dalam rahim, maka dia akan tumbuh, dan harus di rawat serta di jaga hingga dia lahir dan besar.

.

Tiara membuka pesan di handphone Agam saat suaminya sedang mandi. Sudah lama dia mencium aroma perselingkuhan suaminya. Namun suaminya selalu mengelak dan mengatakan jika dia dan Della hanya rekan kerja saja dan tidak lebih dari itu.

Namun hari ini, saat tahu jika mereka sudah berhubungan terlalu jauh dan wanita itu hamil, maka hati Tiara benar-benar hancur.

Mahligai rumah tangganya yang dia bina telah sengaja di khianati oleh suaminya.

"Tega kamu mas!"

"Kamu jahat!"

Tiara menangis sesenggukan di balik selimut dan pura-pura tidur. Dia ingin marah dan memaki suaminya, namun besok adalah hari ulang tahun Sella. Dia tidak ingin merusak hari ulang tahunnya.

"Mah.....kamu sudah tidur?" Suara Agam keluar dari kamar mandi.

Agam melihat istrinya berbaring menghadap ke tembok memunggunginya.

Tiara segera menahan isak dan tangisnya dan pura-pura sudah tidur.

Agam mengelus punggung Tiara lalu mencium tengkuk nya dan berbisik ke telinga nya.

"Aku sangat mencintaimu. Aku sangat mencintai kau dan anak-anak," bisik Agam dan hembusan wangi nafasnya terasa menjijikkan di rasakan oleh Tiara.

Tiara masih pura-pura terlelap dan tidak mempedulikan Agam.

Airmatanya terus jatuh tanpa bisa dia hentikan. Diam-diam sarung bantalnya basah karena tangis yang tidak bersuara. Agam masih saja membuainya dengan beberapa kecupan di tengkuknya.

Untung saja kamar ini gelap, sehingga Tiara bisa menangis secara diam-diam. Ingin rasanya dia memukul dan memaki Agam. Namun jika itu dia lakukan, ulang tahun Sella besok pasti akan suram. Tidak akan ada tawa dan kebahagiaan, yang ada hanya kesedihan dan duka yang mendalam.

Bersambung....

Sedikit kisah nyata dalam novel ini, selebihnya adalah cerita fiksi saja....

Terimakasih atas dukungannya 🙏

MSK-Bab 2

Dihalaman rumah Agam masih terpasang tenda untuk para tamu yang turut berdukacita. Seorang wanita nampak berdiri di ujung jalan dan hanya menatap dari kejauhan. Namanya Della, dia adalah teman lama Agam yang bekerja satu kantor denganya.

Rupanya dia menunggu beberapa teman satu kantornya yang akan datang namun masih dalam perjalanan.

"Del!" Panggil Dika saat melihatnya berdiri sendirian.

"Mana yang lainnya?" tanya Della.

"Tuh!" nampak dua lagi temannya sedang berjalan ke arah mereka.

Merekapun berempat bersama-sama akan berjalan menuju rumah Agam. Sampai dirumah Agam, mereka satu persatu mengucapkan bela sungkawa. Agam menemui teman-temannya dan nampak duka masih terlihat jelas di matanya.

"A....yang sabar ya...." ucapan dari Della dan mereka bertatapan. Agam mengangguk pelan. Della adalah teman lama yang selalu memicu pertengkaran antara dia dan istrinya.

Tiara sangat tidak suka Agam dekat dengannya, bukan tanpa sebab dia tidak menyukai Della. Karena Tiara mengetahui dari salah seorang rekannya jika Della dan Agam pernah berpacaran saat masih SMA.

Dan Agam sering pulang terlambat dan bahkan sering makan berdua saja bersama Della sepulang dari kerja. Dan sejak itu, Tiara mulai merasakan jika suaminya itu berubah. Apalagi mereka satu kantor, dan beberapa Minggu terakhir terdengar kabar jika Agam dan Della pergi ke puncak sama-sama. Padahal pamit sama Tiara kalau ada acara di luar kota. Namun nyatanya temannya mengatakan jika mereka berdua pergi ke puncak.

Dan itu adalah puncak dari pertengkaran mereka. Tiara ingin berpisah dari Agam jika sampai dia mengkhianati dirinya. Dan Agam berkata jika tuduhan Tiara tidak benar.

.

Beberapa hari kemudian, keluarga Tiara datang kerumah besannya dengan begitu sangat terluka. Mereka semua pergi ke tanah suci dan berdoa disana agar putrinya bahagia. Namun saat kembali, ternyata hanya batu nisan yang bisa mereka temui.

"Bagaimana bisa terjadi?" tanya ayahnya kepada Agam sang menantu.

"Dia kecelakaan saat pulang kerja," jawab Agam tertunduk.

Nampak sang ayah mengusap airmatanya begitu juga keluarga yang lainnya. Mereka sangat sedih karena tidak bisa bertemu dan melihat Tiara untuk yang terakhir kalinya.

"Sella, Alvin, yang sabar ya nak...." nampak ibunya Tiara memeluk kedua cucunya itu.

"Sekarang ibu kalian sudah tenang disana, kalian jangan bersedih lagi ya...."

Kedua anak itu mengangguk pelan.

"Kami minta maaf.....atas apa yang terjadi pada Tiara...." kata besannya.

"Tidak pak. Semua sudah takdirnya. Ini bukan salah kalian...."

Tidak lama mereka pulang dan berpesan pada Agam sebelum pergi. Agar Agam menyayangi dan sabar pada kedua anak yang di tinggalkan Tiara. Sekarang ibunya sudah meninggal, dan Agam harus merangkap menjadi ayah dan ibu bagi keduanya.

"Saya berjanji....akan menjaga mereka dengan baik..." kata Agam sebelum berpisah dengan keluarga Tiara.

.

Didalam mobil, keluarga Tiara masih membahas kepergian putrinya yang tiba-tiba. Mereka juga masih tidak menyangka jika saat mereka kembali dari umroh, hanya batu nisan yang bisa mereka temui.

"Beberapa hari yang lalu Mbak Tiara pernah bilang jika rumah tangganya berada di ujung tanduk," kata adiknya sambil membuka foto terakhir dirinya dan kakak perempuan nya itu. Usia mereka hanya selisih satu tahun. Dan kakaknya itu yang biasanya tidak pernah curhat, dua Minggu yang lalu bercerita padanya tentang kondisi rumah tangganya.

"Apa?" Ibunya terkejut mendengarnya. "Di ujung tanduk bagaimana?"

"Itu Bu....mas Agam bertemu sama cinta pertamanya, dan mereka satu kantor, jadi mbak Tiara khawatir jika mas Agam selingkuh di belakangnya,"

"Tidak mungkin! Palingan mereka hanya rekan kerja saja. Agam itu sangat mencintai kakakmu. Dan dia juga pria berpendidikan. Mereka tidak akan berbuat serendah itu dan menghancurkan rumah tangganya,"

"Aku juga ngga yakin Bu, tapi biasanya naluri seorang istri juga sering tidak meleset,"

"Sssttt....jangan kau hiraukan apa yang kau dengar dari kakakmu. Dia sudah tiada. Jangan sampai ada fitnah setelah kematiannya. Dan....mungkin saat itu, kakakmu sedang cemburu, jadi wajar jika dia galau dan berfikir yang tidak-tidak tentang suaminya," nasehat ibunya lagi.

"Iya Bu...."

.

Flash back.

Diatas tanah yang masih basah, Agam terduduk dan salah satu tangannya memegang batu nisan yang baru di pasang. Istri tercintanya baru saja meninggal dunia. Memutus semua cinta dan ikatan dengan dunia. Di tinggalkan saat kebahagiaan sedang mekar-mekarnya rasanya sangatlah menyakitkan.

Semua orang menangis namun hanya dia yang terluka sangat dalam. Panggilan sayangnya tidak akan lagi membangunkannya dalam tidur panjangnya.

Hanya kenangan yang tertinggal akan menjadi saksi malam-malam dingin yang akan dia lalui setelah hari ini. Tidak ada lagi canda tawa. Tidak ada lagi pelukan hangat. Tidak ada lagi pertengkaran kecil dan rayuan manja. Semua sudah hilang bersama kepergiannya.

Teriakan dan tangisan anaknya tidak akan membuatnya berlari datang seperti biasanya. Dia yang tergopoh-gopoh berlari setiap kali mendengar suara tangisan buah hatinya, kini terdiam dalam gundukan tanah merah.

"Apakah kau mendengar tangisan kami karena kehilangan mu?" kata Agam lirih sambil sesekali menyeka air matanya.

"Anakmu yang kecil akan mencarimu saat malam hari. Dia masih ingin mendengarkan dongeng indahmu, namun kau pergi tanpa pamit pada kami. Kau tidak menepati janjimu untuk tetap setia dan sabar pada keliaranku!"

Agam bangun dari duduknya.Hujan mulai mengguyur dengan lebih deras. Ibunya datang membawa payung untuknya. Dan mengajaknya pulang.

.

Pagi hari sebelum istrinya meninggal dalam sebuah kecelakaan, masih teringat jelas dalam ingatan Agam.

Agam yang akhir-akhir ini sering bertengkar kecil dengan istrinya, pagi itu tidak mau minum kopi buatannya.

Agam dan Tiara sama-sama bekerja setiap hari. Dan sudah menjadi kebiasaan jika setiap pagi, sebelum berangkat kerja, Tiara akan membuatkan minuman untuk suaminya. Bagaimana hebatnya pertengkaran mereka, namun dia tidak melalaikan tugasnya sebagai seorang istri.

Dia bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan. Setelah itu membuatkan kopi untuk suaminya. Dan pagi itu, lain dari biasanya. Suaminya yang biasanya minum kopi buatannya, tapi pagi itu memilih untuk mendiamkan kopi itu dan tidak meminumnya.

Dia marah karena pertengkaran semalam yang berlanjut hingga pagi hari. Kemarahannya membuatnya mengabaikan istrinya sejak semalam dan membiarkan kopi itu dingin tanpa di seruput.

Tiara yang setiap bertanya tidak di sahutin oleh suaminya akhirnya hanya bisa pasrah. Dia berangkat ke kantor tanpa mencium tangan suaminya karena aksi diam-diaman itu. Kopi itu juga masih utuh ketika dia meninggalkan rumah.

Hingga sore hari jam 17.00 ada telepon dari kepolisian yang mengatakan jika istrinya mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat. Motornya terserempet mobil tronton dan dia terlempar hingga beberapa meter.

Wajahnya bahkan harus di operasi sebelum di kafani. Ada beberapa luka sobek di bagian wajah. Helm yang dia pakai juga pecah.

Awalnya Agam tidak percaya, namun identitas lengkap istrinya yang di sebutkan oleh polisi itu membuktikan jika itu adalah benar istrinya.

Hancur luluh seluruh persendiannya saat itu juga. Bahkan airmatanya tidak keluar meski seberapa kuatnya dia ingin menangis. Dia hanya terpaku lalu mengambil kunci mobil dan pergi kerumah sakit.

Sampai disana, istrinya sudah di sucikan dan semua luka terbuka sudah di jahit. Dia berbicara padanya dan berusaha membangunkannya serta minta maaf padanya, tapi apalah gunanya. Cacian serta makian istrinya tidak lagi terdengar dari mulut mungilnya itu. Tidak ada lagi keluhan dan kemarahan. Yang ada hanya wajah pucat tak bergerak di hadapannya yang sudah menjadi mayat.

Akhirnya,

Istrinya di bawa pulang kerumahnya. Bahkan yang lebih memilukan adalah karena saat ini keluarga istrinya semua sedang umroh ke tanah suci. Ibunya Agam sudah mengabari kecelakaan yang merenggut menantunya itu. Namun apalah daya, mereka tetap tidak bisa datang dan akhirnya semua upacara pemakaman di selenggarakan saat itu juga di keluarga suaminya.

MSK-Bab 3

Agam pulang dengan pikiran kacau balau. Semua menjadi semakin runyam. Rasa bersalah terus menghantuinya. Rasa takut dan cemas juga merusak suasana hari ini.

"Ayah, ibu...kalian ada disini?" tanya Agam kaget melihat ayah dan ibunya ada didalam rumahnya.

"Sella tadi menangis, karena itu kami datang,"

Agam lalu menatap wajah putrinya.

"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Agam mendekati Sella.

"Aku kangen pada ibu...." kata Sella lirih.

Agam lalu terhenyak dan menatap wajah polos putrinya. Tentu saja dia kangen, hal itu akan dialami semua anak yang baru saja di tinggalkan oleh kedua orang tuanya.

"Ayah tahu....ayah juga merindukan ibumu. Kemarilah...." Agam memeluk putrinya dan mengusap airmatanya.

.

Malam ini, Agam tidak bisa tidur. Dia benar-benar gelisah karena apa ya g dikatakan Della terus mengganggu pikirannya. Della hamil, dan itu adalah kesalahannya. Mereka khilaf dan melakukan hubungan terlarang.

Lalu sekarang Della ingin agar Agam menikahinya. Agam benar-benar bingung. Bagaimana dia akan menikahinya?

Pagi hari, setelah sarapan dan kedua anaknya sudah berangkat sekolah. Agam akan bicara pada kedua orang tuanya tentang kehamilan Della.

"Pak, bu...ada yang ingin Agam bicarakan," katanya sambil mengumpulkan keberanian untuk menghadapi kemarahan kedua orangtuanya.

"Aku membuat kesalahan besar," kata Agam dan membuat kedua orang tuanya menatapnya dengan terkejut.

"Apa yang sudah kau perbuat?" tanya ibunya.

"Aku membuat Della hamil pak. Dan dia menuntut agar aku menikahi nya...." kata Agam pelan dan hati-hati.

"Apa!?" Ayahnya langsung berdiri dan menatap tajam wajah putranya itu.

"Maaf pak. Kami khilaf. Dan itu terjadi satu bulan yang lalu...." kata Agam menjelaskan.

"Kau keterlaluan Agam! Kau membuat kesalahan besar! Kau ini pria yang bagaimana? Kami membesarkan mu dengan didikan yang bagus, agar kau menjadi pria yang terhormat dan bertanggung jawab. Apakah kau lupa siapa dirimu?"

"Benar yang ayahmu katakan Agam. Bagaimana kau bisa melakukan kesalahan sebesar itu? Kau tahu itu dosa besar. Artinya kau berselingkuh saat kau masih menjadi suami Tiara! Ibu tidak menduga kau berbuat sejauh itu Agam!"

"Pak! Bu....aku minta maaf...." Agam lalu menyentuh kaki kedua orang tuanya karena telah berbuat salah. Dia telah berselingkuh dan itu adalah perbuatan yang memalukan.

"Aku menyesal pak...."

"Apa gunanya menyesal sekarang Agam. Seharusnya kau berpikir dulu sebelum bertindak. Satu kali kau berbuat zina, kau tahu akibat nya akan kau bayar seumur hidup jika wanita itu hamil!" Ayahnya sangat marah, hingga wajahnya memerah.

Namun akal sehatnya mengatakan jika sekarang dia harus menyelesaikan masalah yang sangat besar ini. Kemarahannya jelas tidak terkata, tapi ada gadis yang menjadi korban keliaran putranya. Maka mereka harus berbuat sesuatu.

"Benar Agam! Kau sudah membuat kami malu dan kecewa. Kami sangat kecewa pada perbuatan mu. Dan entah bagaimana sedihnya Tiara jika dia masih hidup...." Ibunya langsung menangis tersedu-sedu mengenang perbuatan putranya yang dia banggakan selama ini.

"Kami sangat bangga padamu. Kau adalah pria yang sukses, dan itu membuat kami bangga. Dan hari ini, kami sangat kecewa karena kami lupa jika seorang pria sukses saja tidaklah cukup tanpa akhlak yang bagus,"

"Pak, Bu...aku minta maaf. Aku berjanji akan memperbaiki kesalahanku..."

Ayahnya sangat marah hingga dia tidak ingin menatap putranya lagi. Dia bisa saja memukul Agam karena perbuatannya yang memalukan itu. Namun, dia memilih untuk pergi dari rumah putranya tanpa berkata satu kalimat pun.

Ibunya saat melihat suaminya pergi, diapun ikut beranjak dan hanya menepuk bahu Agam tanpa bisa berkata-kata lagi.

.

Agam sangat sedih, dia berangkat ke kantor dengan kesedihan yang mendalam karena telah menyakiti hati kedua orang tuanya.

Sampai dikantor, Della sudah menunggu didalam ruangan nya dan tidak sabar bertemu dengan Agam.

Agam kaget, melihat Della didalam ruangan nya. Sebenarnya dia sedang tidak ingin bertemu dengannya, namun karena dia ada didalam ruangannya, maka dia tidak bisa menghindar saat ini.

"Pagi Agam!" sapa Della tersenyum manis.

"Hem...kenapa ada di ruangan ku?" tanya Agam sambil meletakkan tas kerjanya.

"Emm, aku ingin jawaban mu. Apakah kau...."

"Della. Sekarang kita ada dikantor. Sebaiknya kita bahas masalah pribadi saat pulang nanti," Agam berusaha menghindari nya setidaknya untuk pagi ini.

"Gitu ya. Baiklah. Nanti pulang dari kantor, kita pulang bareng ya...." kata Della sambil berjalan ke arah pintu.

"Ya...." jawab Agam lalu menarik nafas dalam dan panjang. Memejamkan matanya sesaat dan menghirup udara lebih banyak. Sesak di dadanya agar berkurang sedikit dan tidak menggangu pekerjaan nya hari ini.

.

Jam makan siang kantor, Della tiba-tiba merasa pusing dan mual. Temannya yang bernama Dika satu tim kerja denganya memperhatikan dirinya sejak tadi.

Della terus saja mual dan hampir muntah, dan Dika memperhatikan gerak geriknya karena apa yang terjadi dengan Della mirip yang terjadi dengan istrinya saat hamil beberapa bulan yang lalu.

Tapi, mana mungkin Della hamil sedangkan dia masih lajang. Dika lalu berjalan mendekatinya.

"Mau aku antar pulang? Kau mungkin sakit," kata Dika.

"Tidak. Aku tidak papa," jawab Della yang tidak ingin siapapun tahu soal kehamilannya.

"Akan aku tangani presentasi hari ini. Kau istirahat saja jika begitu," kata Dika lagi.

"Tapi....."

"Tidak papa," kata Dika lalu mengambil berkas di mejanya dan akan pergi sendiri tanpa Della.

"Tidak papa jika kau aku tinggal sendiri disini?" kata Dika sebelum pergi dan merasa sedikit cemas melihat Della pucat seperti itu.

Della mengangguk dan tersenyum kecil pada temannya itu.

.

Pulang dari kantor, Della sudah menunggu Agam di tempat parkir. Dan melihat Della sudah menunggunya, nampak dada Agam kembali sesak lagi. Seakan dia kembali di ingatkan akan masalah kehamilan dan tuntutan untuk menikahinya.

"Kau...." Agam menatap Della yang berdiri disamping motornya.

"Kita makan sambil bicara!" kata Della lalu segera naik motor Agan ketika dia mengangguk dan menyalakan motornya.

Mereka makan ditempat dimana dulu mereka sering makan sepulang kerja ketika Tiara masih hidup. Namun saat itu rasanya begitu indah. Dan saat mereka kembali ke tempat yang sama untuk makan sepulang dari kerja, suasana hati sangat berbeda, hari ini terasa tegang dan tidak ada rasa indah seperti sebelumnya.

"Aku sudah punya jalan keluar dari masalah ini," kata Agam membuat Della tersenyum hangat.

Ohhh... akhirnya, kau akan setuju untuk menikah denganku.

"Sebaiknya, kau gugurkan kandungan mu..." kata Agam dan membuat manik mata Della seakan melompat keluar saking kagetnya.

"Apa!?" Della tidak percaya Agam mengatakan hal itu lagi dan ingin lari dari tanggung jawab.

"Lagi-lagi kau ingin agar aku menggugurkan kandungan ku. Tidak Agam! Tidak akan pernah aku lakukan!" tolak Della.

Della menggebrak meja dan dadanya naik turun dengan nafas memburu. Dia menatap Agam dan mereka saling bertatapan tanpa berkedip.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!