NovelToon NovelToon

Menjadi Istri Kedua Calon Mertuaku

Penderitaan Bella

Heppy Reading ....

PRANG!

Sebuah gelas pecah mendarat tepat di mata kaki gadis yang tengah melepaskan sepatu suaminya. Namun, dia hanya diam menahan rasa sakit itu, tanpa bersuara sedikitpun.

"Menyingkir!" seru Kenan.

Pria itu langsung bergegas pergi masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Bella langsung meneteskan air mata yang sejak tadi di tahannya. Dengan perlahan dia bangun dan membersihkan pecahan gelas tadi, tanpa memikirkan luka di bagian kakinya.

Setelah selesai, dia langsung membersihkan luka dan membalutnya. Padahal, luka yang sebelumnya saja belum sembuh kini sudah di tambah lagi.

Kenan ke luar dari dalam kamar mandi. Pria itu langsung menghampiri sang istri dan duduk di sampingnya sambil mencium tengkuk leher Bella.

"Sekarang mandilah! Aku ingin kau melayani ku!" pinta Kenan sambil berbisik halus di telinga Bella.

Gadis itu langsung menelan ludah dalam-dalam, karena takut kalau suaminya sudah meminta untuk di melayani.

"Ta-pi, Bella sudah mandi Tuan," jawab Bella dengan gugup.

Kenan langsung menaikan sebelah alisnya, kemudian mencengkram kuat leher Bella sehingga gadis itu ter batuk-batuk.

"Uhuk, uhuk!"

"Aku bilang kau mandi sekarang!" titah Kenan.

Pria itu tidak suka kalau perintahnya di tentang oleh siapapun, termaksud Bella, istri yang tidak pernah di anggap.

Gadis itu cepat-cepat bangun dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi, dengan jalan tertatih-tatih karena luka di kakinya sangat banyak.

Bella menangis sambil terus menggosok setiap inci tubuh, yang di penuhi dengan luka lebam bekas pukulan dari sang suami.

Gadis itu melihat ada becak darah, yang artinya dia sedang datang bulan. Sontak Bella langsung menyelesaikan ritual mandinya. Kemudian memakai handuk kimono dan berjalan ke luar.

Hatinya bergetar hebat saat melihat sang suami sudah polos tidak menggunakan sehelai benangpun. Bahkan, pisang ambon Kenan sudah berdiri tegak.

Bella langsung menelan ludah dalam-dalam, dan mendekati suaminya yang sudah duduk dengan mata elang dan tajam menatap ke arahnya.

"Tu-tuan, saya datang bulan," ucap Bella dengan sangat takut mendapatkan amukan dari Kenan.

Kenan langsung bangun dan menghampiri Bella, kemudian menjambak rambut panjangnya sang istri dan menghempaskan tubuh gadis itu dengan kuat, sehingga istrinya terbentur tembok.

"Dasar wanita ja-lang! Biasa-biasanya kau mempermainkan aku!" Kenan bergegas pergi dari sana sambil memakai handuk kimono.

Bella hanya bisa meneteskan air mata, dan bergegas memakai baju tanpa menghiraukan luka pada kepalanya yang mengeluarkan darah.

*

*

*

Brakk!

Pintu kamar utama di buka dengan sangat kasar, membuat Miranda yang tengah duduk santai sambil bermain ponsel terkejut. Wanita berusia 40 Tahun itu langsung tersenyum karena sudah tahu apa yang terjadi.

Kenan mengunci pintu dan berjalan mendekati Miranda, dan masuk ke dalam pelukan istri pertama yang sudah bersamanya selama 20 tahun.

"Katakan?" tanya Miranda.

Wanita itu mengelus-elus rambut sang suami dengan sangat lembut, karena dia sudah paham. Namun, berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi.

Kenan melepaskan pelukan mereka dan menatap wajah sang istri yang terlihat sangat seksi, walaupun di usianya sudah tidak muda lagi.

"Wanita sialan itu! Sudah menjebak ku,'' jawab Kenan dengan penuh emosi.

Pria itu mengingat pisang ambon yang sudah berdiri tegak. Namun, tidak bisa melepaskan hasrat karena gua Bella sedang banjir.

Miranda langsung bangun dan duduk di pangkuan sang suami, kemudian melingkarkan kedua tangannya di leher Kenan dengan sangat halus.

"Bukankah aku masih ada?" Miranda bertanya sambil mencium sudut bibir Kenan dengan sangat lembut.

Pisang ambon yang tadi sudah layu, kini berdiri tegak kembali saat melihat dua gunung kembar kenyal milik sang istri pertama.

"Tapi, rasanya jauh berbeda," jawab Kenan.

Sontak membuat Miranda kesal, dan langsung bangun kemudian menetap tajam ke arahnya.

"Apa katamu?!" tanya Miranda dengan penuh emosi.

Karena sang suami sudah membandingkan dirinya dan Bella, yang jelas-jelas sangat jauh berbeda. Miranda juga sadar akan hal itu. Namun, hatinya sakit jika Kenan bicara seperti tadi padanya.

"Rasa kalian jauh berbeda. Kau seperti ulat bulu dan dia boneka yang hanya diam saat aku membolak-balikkan tubuhnya," jawab Kenan tanpa sensor sedikitpun.

Miranda semakin kesal akan jawaban sang suami, sehingga dia langsung duduk dan menarik tangan Kenan.

"Ulat bulu apa? Aku tidak mengerti?" tanya Miranda yang berpura-pura tidak tahu agar Kenan, bisa secara detail menceritakan apa perbedaan itu.

"Kau seperti ulat bulu. Selalu membuatku seperti boneka sesuka hatimu, dan sebaliknya," jawab Kenan dengan jujur.

Karena dia kurang menyukai Miranda yang selalu mengambil alih permainan mereka, sedangkan dia hanya diam dan menikmatinya.

"Bukankah itu enak? Sekarang, kau mau apa?" tanya Miranda dengan cepat tanpa basa-basi, karena dia tidak ingin membahas hal yang tidak penting.

"Kau layani aku," jawab Kenan.

Sontak Miranda langsung melepaskan semua pakaian yang menempel di seluruh tubuh, dan menerkam Kenan seperti singa betina yang menangkap mangsanya.

*

*

*

Bella berjalan menuju kamar pembantu yang ada di samping gudang dan langsung masuk ke dalam. Gadis itu menghampiri wanita paru paya yang tengah menyusun baju-baju ke dalam lemari.

"Ibu," panggil Bella dengan tangisan yang sudah tidak bisa di bendung lagi.

Astuti langsung menoleh dan berlari memeluk sang anak yang sudah di ketahui apa masalahnya.

"Ibu, Bella sudah tidak sanggup lagi." Bella menangis tersedu-sedu di dalam pelukan sang ibu dengan sangat haru.

Astuti membawa sang anak duduk di tikar usang, dan menghapus air mata yang terus berjatuhan dengan deras.

"Bella, ibu tidak bisa membantumu karena Tuan Kenan adalah konglomerat di sini. Sedangkan kita?" jawab Astuti dengan sangat lembut.

Bella membaringkan kepalanya di atas paha sang ibu, kemudian mulai menenangkan diri.

"Apa tidak ada yang bisa membantu Bella, Bu?" tanya Bella dengan sangat lirih.

Gadis itu masih saja mengeluarkan air mata, karena tidak bisa melupakan kisah hidupnya selama enam bulan belakangan. Sejak menikah dengan Kenan Dukeun sang konglomerat.

"Tapi, ibu akan mencari ayahmu dan meminta bantuannya agar kita bisa bebas dari Tuan Kenan," jawab Astuti.

Bella menghentikan tangisnya dan bangun sambil menatap wajah sang ibu. Astuti melihat adanya luka di sudut kepala sang anak membuat hatinya kian sakit.

Bagaimana dia bisa diam melihat anaknya setiap hari di perlakukan seperti hewan oleh Kenan, walaupun Bella istri sah sang konglomerat itu.

'Sakit sekali hati ini melihat tubuhnya selalu di hiasi dengan luka-luka itu. Kapan penderita Bella bisa berakhir?' batin Astuti sambil berpikir.

Bagaimana cara agar dia bisa menyelamatkan sang anak dari kekejaman Kenan Dukeun.

Bersambung ...

Kemarahan Kenan

Happy reading....

Sehabis berolahraga panas bersama istri pertamanya, kini Kenan berjalan menuju kamar istri keduanya untuk melampiaskan kekesalannya yang sejak tadi di tahan.

Namun, saat ia masuk ke dalam sama sekali tidak menemukan Bella di sana sehingga dia kian kesal.

"Ke mana wanita ja-lang itu?" tanya Kenan pada diri sendiri.

Pria itu langsung bergegas pergi dari dalam kamar dan mencari keberadaan sang istri ke ruang tamu. Setelah sampai dia berdiri di sana sambil mengatur nafasnya.

'Dasar ja-lang busuk!' geram Kenan dalam hatinya.

"Bella!" teriak Kenan bertubi-tubi.

Sehingga semua manusia yang ada di mansion bangun dan berhamburan ke luar, sedangkan Bella masih tertidur pulas bersama sang ibu.

Pak Asep langsung berjalan menuju kamar Astuti, karena tahu kalau sang adik masih tertidur pulas bersama wanita yang di cari sang tuan.

"Astuti, bangun!" Pak Asep menggedor-gedor pintu kamar Astuti sehingga sang empunya bangun.

"Astaga!" Astuti langsung membangunkan anaknya karena suara Kenan sangat keras memanggil nama Bella.

Bella tersadar kemudian mendengar sang suami yang berteriak-teriak memanggilnya dengan sangat kuat.

"Bu, Bella pergi dulu!"

Gadis itu cepat-cepat bangun dan berjalan menuju ruang tamu dengan berlari, walaupun kakinya masih sakit dia sama sekali tidak menghiraukan hal itu.

"Iya Tuan!" jawab Bella, barulah Kenan berhenti berteriak.

Kenan langsung menghampiri Bella dan menjambak rambut gadis itu dengan kuat, sehingga sang istri meringis kesakitan.

"A-mpun Tu-an, saya salah apa?" tanya Bella sambil memegang tangan suaminya yang sedang menjambak rambutnya.

"Kau ja-lang busuk! Masuk ke dalam kamar!" Kenan menghempaskan tubuh Bella sehingga gadis itu terpental.

Bella meneteskan air mata, kemudian bangun dan berjalan dengan perlahan dan matanya melirik ke arah atas. Terdapat Miranda yang hanya mengenakan handuk. Terlihat jelas kalau sang suami habis tidur dengan istri pertamanya.

Hati Bella sakit seperti ini, melihat mereka habis melakukan hal panas itu. Walaupun dia tahu kalau dirinya hanya menjadi istri kedua.

Bella berjalan sambil tersenyum manis ke pada istri pertama sang suami yang terlihat sangat mengejeknya.

'Tidak pernah aku bayangkan, menjadi istri kedua. Sebelumnya aku pernah bermimpi menikah dengan Tuan mudah. Tapi, nyatanya,' batin Bella.

Gadis itu sedih mengingat kembali sang pacar meninggal dunia. Padahal, hari pernikahan mereka tinggal menghitung minggu saja.

Setelah sampai di dalam kamar, terlihat Kenan sudah bersiap-siap dengan tali pinggang yang ada di tangannya. Membuat Bella semakin takut.

'Tuhan, lindungilah aku dari Tuan Kenan,' batin Bella.

Kenan tersenyum simpul, kemudian mendekati Bella dan mulai memainkan tali pinggang itu ke seluruh tubuh Bella. Sehingga meninggalkan jejak yang cukup banyak di sana.

Bella tak tahan akan sakit yang di rasakan, sehingga gadis itu pingsan dan Kenan menghentikan aktivitasnya. Kemudian dia berjalan kembali ke tempat tidur dan mulai memejamkan mata tanpa memikirkan sang istri.

Bella merasa tubuhnya sangat dingin, dan membuka kedua matanya. Benar saja dia ada di lantai. Dengan perlahan gadis itu bangun dan berjalan menuju tempat tidur kemudian tidur di samping sang suami.

*

*

*

Miranda sangat kesal karena suaminya tidur bersama sang madu, walaupun hal itu sudah terjadi sejak enam bulan belakangan ini. Tetap saja dia sangat kesal.

"Dasar ja-lang busuk! Dia mengira akan mendapatkan Kenan seutuhnya. Walaupun dia masih perawan, tetap saja suamiku hanya ingin menjalankan satu misinya," ucap Miranda penuh kekesalan.

Miranda menyusun rencana agar dirinya yang selalu di utamakan oleh suaminya, walaupun dia tahu Kenan selalu menyiksa Bella dan tidak pernah lembut pada gadis itu.

Wanita mana yang sanggup di madu oleh suaminya, walaupun itu demi kepentingan pribadi mereka berdua. Apa lagi sampai tidur bersama secara berulang-ulang.

*

*

*

Astuti menangis tersedu-sedu sambil berjalan menuju kamarnya. Ya, tadi dia menguping apa yang terjadi di dalam kamar sang anak.

Hatinya hancur berkeping-keping, karena mengingat berbuat sang menantu. Dulu Astuti mengira Kenan menikahi Bella karena kasihan sudah ditinggal mati oleh sang pacar.

"Apa salah kami? Sampai Tuan Kenan memperlakukan Bella seperti itu? Padahal, dulu dia sangat menyayangi anakku saat akan menjadi menantunya?" tanya Astuti.

Wanita paru paya itu heran dan penasaran, hal apa yang membuat Kanan sangat membenci Bella. Padahal, dulu pria itu sangat menyayangi sang gadis itu sewaktu akan menjadi istri anaknya.

*

*

*

Pagi hari tiba ...

Bella sudah bangun lebih dari biasanya, karena dia harus membuatkan sarapan untuk sang suami setiap paginya, yang mengharuskannya bangun pagi-pagi sekali.

Kini gadis itu tengah membuat sarapan walaupun keadaannya tidak baik, karena tubuh Bella di penuhi luka lebam. Namun, Bella tidak memperdulikan hal itu.

Astuti melihat keadaan sang anak sangat memperhatikan, sehingga dia menangis dan menghampiri Bella.

"Ndok, biar ibu saja! Kamu terlihat tidak baik," ucap Astuti dengan sangat lembut.

Bella tersenyum, kemudian menatap wajah sang ibu dengan tatapan sedih bercampur bahagia.

"Ibu, biarkan Bella yang mengerjakannya karena kalau sampai Tuan Kenan tahu, maka beliau akan menghukum anak Ibu ini lagi," jawab Bella sambil terus mengerjakan tugasnya.

Hati Astuti kian hancur, sehingga dia berniat akan meminta bantuan dari mantan suaminya yang pergi meninggalkannya dan Bella.

'Aku harus mencarinya, karena hanya dia yang bisa membantu kami ke luar dari lubang buaya ini,' batin Astuti.

Setelah selesai membuat sarapan, Bella bergegas untuk membangunkan suaminya dan juga memandikan sang suami nantinya. Sebab, Kenan tidak pernah membiarkan gadis malang itu santai.

Setelah sampai di dalam kamar, Bella langsung menghampiri sang suami dan membangunkannya dengan sangat lembut.

"Tuan, bangunlah hari sudah pagi." Bella menggoyangkan lengan kekar Kenan, dan sang empunya terbangun.

"Siapkan air hangat!" pinta Kenan dan Bella langsung mengerjakan tugas yang di pinta oleh sang suami.

Setelah semuanya selesai, Bella langsung memandikan bayi besar itu dengan sangat lembut dan perlahan. Walaupun dia harus menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"Pijat kepalaku!" pinta Kenan.

Bella masuk ke dalam Bathtub, dan memijat kepala Kenan karena suaminya selalu memintanya memijat seperti itu setiap pagi.

Setelah satu jam lamanya di dalam kamar mandi, kini ritual memandikan bayi besar itu telah usai dan mereka berdua bergegas ke luar dari dalam kamar mandi.

Bella mencari baju dan jas Kenan dengan masih menggunakan handuk, karena dirinya basah tadi. Membuat Kenan bergairah dan lupa kalau gadis itu tengah kedatangan bulan.

Kenan mencium tengkuk leher Bella dengan sangat halus, sehingga gadis itu bergidik ngeri dan langsung mundur.

"Maaf Tuan, saya datang bulan," ucap Bella dengan sangat lembut.

"Brengsek!"

Kenan langsung menjambak rambut gadis itu dengan sangat kuat. Kemudian menghempaskan tubuh Bella sehingga tubuhnya terpental dan menabrak tembok.

"Aaahhh!" jerit Bella.

Bersambung.

PIngsan

Heppy Reading ...

Kenan memakan sarapannya bersama istri pertamanya, sedangkan Bella hanya menjadi pelayan di sana. Kenan sama sekali tidak memperlakukannya seperti Miranda yang selalu menjadi ratu di mansion Dukeun.

Miranda tersenyum simpul, sambil memperlihatkan jejak kepemilikan Kenan di leher jenjangnya yang terlihat sangat jelas.

Bella hanya diam sambil menundukkan wajah. Gadis itu menahan rasa sakit di sekujur tubuh, dan merasa berkunang-kunang sehingga ia memegang tangan Kenan karena dia ada di belakang tubuh sang suami.

Kenan langsung menoleh dan melihat Bella akan terjatuh, dengan sangat sigap menangkap tubuh gadis itu.

"Panggilkan Dokter!" pinta Kenan sambil membawa tubuh Bella masuk ke dalam kamar, bersama Miranda yang tidak ingin melewatkan kesempatan itu.

Kenan membiarkan tubuh Bella di atas tempat tidur, dan Miranda mengoleskan minyak kayu putih di hidung gadis itu. Sebab, dia ingin mencari perhatian Kenan.

"Biarkan saja dia seperti itu! Tidak usah pikirkan wanita ja-lang ini!" pinta Kenan.

Miranda langsung menghentikan aktivitasnya, dan berlalu pergi dari dalam kamar menuju meja makan. Sebab, sarapan mereka belum selesai tadi.

Astuti melihat hal itu langsung menangis tersedu-sedu, dan masuk ke dalam kamar sang anak kemudian menghampiri Bella yang masih belum sadarkan diri.

"Ndok, mereka sama sekali tidak memperdulikan kamu sedikitpun. Tapi, biarkan saja karena karma itu ada!" geram Astuti melihat seluruh tubuh sang anak di penuhi luka lebam.

Perlahan Bella membuka kedua matanya, dan melihat sang ibu tengah mengoleskan salep ke seluruh tubuhnya.

"Sakit, Bu." Bella menangis karena sakit di sekujur tubuhnya tidak bisa di tahan.

"Tahan sedikit saja. Ya, Ndok!" pinta Astuti pada sang anak, karena dia belum selesai memberikan salep ke seluruh tubuhnya Bella.

Gadis itu menahan rasa sakitnya dengan menggigit bibirnya, sampai sang ibu selesai mengerjakan tugas.

"Sekarang pakai baju, karena akan ada Dokter yang memeriksa mu," ucap Astuti sambil memberikan Bella baju daster.

"Untuk apa dokter ke sini, karena Bella tidak akan mau di periksa. Biarkan saja! Bella mati Bu, agar semuanya berakhir!" Bella menangis tersedu-sedu sambil menggunakan bajunya kembali.

Astuti sangat sakit mendengar sang anak lebih memilih untuk mati ketimbang hidup menderita seperti sekarang.

"Ndok, kalau ayahmu datang dia akan menyelamatkan kita semua dari sini," ucap Astuti sambil mengelus-elus rambut sang anak.

Bella tidak menghiraukan ucapan sang ibu karena dia masih sakit dan frustasi menghampiri hidupnya.

*

*

*

Kenan sudah menyelesaikan sarapannya, pada saat itu juga Dokter yang di mintanya datang sudah sampai, dan dia langsung membawanya ke dalam kamar Bella.

"Apa anak pembantu Tuan sakit?" tanya sang Dokter muda dan tampan itu.

"Entahlah, karena aku juga tidak tahu," jawab Kenan bohong.

Ya, Kenan memang mengakui Bella sebagai anak pembantunya bukan sang istri, walaupun gadis itu adalah istri sahnya.

Setelah sampai di dalam kamar, Dokter langsung menghampiri Bella. Namun, gadis itu memberontak.

"Jangan dekati aku! Pergi dari sini!" teriak Bella yang ada di dalam pelukan sang ibu.

"Ndok, jangan seperti ini. Biarkan Dokter memeriksamu dulu," ucap Astuti dengan sangat lembut.

Namun, Bella masih saja memberontak membuat Kenan kesal dan menahan amarahnya karena masih ada sang Dokter mudah itu.

"Nona, lihat ini." Adnan memperlihatkan sebuah bonek wanita yang mengendong bayi kecil.

Bella terdiam dan melihat boneka tersebut terlihat sangat sedih, melebihi dirinya dan gadis itu mau untuk di periksa.

"Berapa usiamu?" tanya Adnan sambil memeriksa keadaan Bella.

"25 tahun," jawab Bella sambil menutup matanya saat melihat sang Dokter menyuntikkan cairan ke lengannya.

Kenan hanya menatap ke arah Bella yang terlihat sangat tenang saat Adnan berbicara padanya.

'Dasar ja-lang busuk, terlihat jelas dia sangat murahan!' geram Kenan dalam hatinya.

Kenan kesal melihat hal itu, sehingga dia langsung bergegas pergi dari sana tanpa mengatakan apapun.

"Bu, anaknya di pastikan minum obat dan makan tepat waktu," ucap Adnan sambil memberikan obat untuk Bella.

"Baik Dokter," jawab Astuti mengerti apa yang di jelaskan oleh Dokter muda itu.

Setelah Dokter muda itu pergi, Astuti mulai memberikan obat untuk Bella dan sang anak mulai tertidur pulas.

*

*

*

Kenan berjalan menuju mobil miliknya dan masuk ke dalam, kemudian sang supir melajukan mobil menuju kantor KD Grup.

Selama di perjalanan Kenan masih saja kesal akan sikap Bella yang langsung tenang saat Adnan berbicara, anak dari sahabatnya itu memang memiliki karisma yang manarik para wanita.

'Awas saja kalau aku pulang nanti, habislah kau ja-lang busuk!' geram Kenan dalam hatinya.

Setelah sampai pria itu langsung turun dan bejalan masuk, terlihat semua karyawannya menyambut dirinya dengan sangat sopan. Sebab, mereka takut sang-bos akan marah seperti biasanya.

"Silahkan kerjakan tugas kalian masing-masing!" titah Kenan sambil terus berjalan masuk ke dalam ruangannya.

Setelah sampai dia langsung duduk di bangku kekuasaannya, dan pintu ruangan di buka oleh seseorang yang sangat familiar sekali di mata Kenan.

"Pagi Tuan Kenan Dukeun sang konglomerat," sapa Beno asisten pribadi Kenan.

"Ck, kau memiliki misi kalau sudah memujiku seperti ini," ucap Kenan dengan sangat tegas.

Beno duduk di hadapan sang majikan dan tertawa kecil, karena Kenan sudah tahu apa maksudnya memuji seperti tadi.

"Katakan apa mau mu?" tanya Kenan dengan sangat cuek.

Beno langsung menceritakan pada Kenan, bahwa ada wanita cantik dan baru di club malam, dan memperlihatkan poto wanita tersebut.

Kenan langsung membuka mulut lebar-lebar, melihat poto Bella dengan pakaian yang sangat seksi.

"Kau yakin dia wanitanya?" tanya Kenan dengan sangat tidak percaya.

"Benar, dia baru tiga bulan masuk ke dalam dunia malam dan baru satu pria yang menyentuhnya dengan harga fantastis," jawab Beno sambil terus menatap poto wanita tersebut.

Kenan semakin kesal melihat poto itu, dan dia meminta Beno mengirimkannya karena akan ia simpan sebagai barang bukti nantinya.

'Sial, wanita itu ternyata menjual dirinya juga. Untungnya Adam tidak menikahi wanita seperti itu!' geram Kenan dalam hatinya.

*

*

*

Miranda berjalan menuju kamar Bella karena akan ada misi yang ia rencanakan. Setelah melihat situasi aman dia langsung masuk ke dalam dan mengunci pintu.

Wanita itu menatap tajam ke arah Bella yang tengah tertidur pulas, kemudian menuangkan obat ke dalam air yang akan di minum oleh Bella nantinya.

'Permainan akan segera di mulai, walaupun aku akan sedikit sakit. Tapi, pasti merasakan kebahagiaan karena melihatnya sengsara,' batin Miranda licik.

Wanita itu bergegas ke luar dari dalam kamar Bella karena takut ada yang mencurigai dirinya.

Bersambung.

JANGAN LUPA BERIKAN RAT 5 NYA YA😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!