NovelToon NovelToon

Super rich system

#Hanyut dibawa arus

Arus air sungai terlihat sangat tenang dari kejauhan, siapapun yang melihatnya dari jarak jauh pasti akan mengira arus sungai itu sangatlah bersahabat.

Tapi ternyata arus air sungai itu tak seperti yang terlihat oleh mata telanjang, jika diperhatikan dari kejauhan.

Nyatanya air sungai itu sangat menghanyutkan dan terlihat mengerikan, apabila dilihat dari dekat. Ataukah mencoba untuk merasakan derasnya arus yang terlihat bersahabat, namun nyatanya menipu setiap orang yang melihatnya.

"Tolong…tolong…tolong…." Teriak seorang.

Ya, ditengah-tengah arus yang sangat mengerikan itu ada seorang yang hanyut. Dia Zidan salah satu pekerja buruh pabrik.

Zidan didorong oleh temannya sampai bisa jatuh ke sungai, sungai itu arusnya terhubung langsung dengan air terjun yang terdapat di hilir sungai.

Kata orang orang air terjun di hilir sungai Garta sangat dalam seperti jurang, kemungkinan besar Zidan tidak akan selamat bukan?

"Tolong….tolong….tolong…." Terika Zidan lagi.

Teriakannya hanya dapat di dengar oleh Zidan sendiri, bukan dia tak bisa berenang, hanya saja arus yang terlalu deras membuat Zidan tak berdaya, ditambah fisiknya yang lemah membuat Zidan tak dapat berbuat banyak.

"Ya Allah, apakah Zidan akan mati sekarang?" tanyanya pada diri sendiri.

Tak ada harapan lagi bagi Zidan, yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah satu, pasrah diri pada Allah, biarlah Allah yang menolongnya, Zidan percaya pasti ada keajaiban.

Tidak ada satupun orang yang dapat menolong Zidan, apalagi posisinya saat ini berada di tengah-tengah sungai dan di bawa arus yang begitu deras.

"Hasbunallah Wanikmal Wakil nikmal Maula wanikman Nasir." Doa Zidan.

Apapun Zidan sebut untuk mengingat Allah, setidaknya jika dia mati dalam keadaan hanyut Zidan husnul khotimah, dia masih bisa mengingat sang Maha Kuasa bukan.

"La Ilaha Illallah… La Ilaha Illallah… La Ilaha Illallah…" 

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun." Berulang kali Zidan melafalkan kalimat-kalimat Allah.

Sekarang hanya hal itu yang bisa Zidan Lakukan, di dalam hatinya Zidan yakin ada sebuah keajaiban yang akan menghampiri dirinya, setidaknya kalau dia mati jasadnya akan ditemukan.

Zidan sudah terombang ambing kesana-kemari dibawa arus, tak ada lagi suara yang keluar dari mulutnya, kedua netranya sudah terpejam.

Zidan benar-benar hanyut di bawa oleh arus sungai yang sangat deras, pasrah pada sang Pencipta itulah yang bisa Zidan lakukan.

Sementara itu tak jauh dari tempat lokasi dimana Zidan di dorong ke dalam arus sungai yang sangat deras 3 orang laki-laki sedang tertawa puas.

"Mampus hahaha, dasar miskin!" ucap Lion.

"Siapa suruh si Zidan itu sangat miskin, ditambah fisiknya lemah sekali." Sambung Anton.

"Sudah ayo kita pergi dari sini, sebelum ada yang melihat keberadaan kita." Ajak Saga.

"Oke." Sahut Anton dan Lion.

"Hahaha," ketingnya tertawa puas, karena sudah berhasil melenyapkan Zidan.

Zidan tak memiliki masalah apapun dengan ketiga orang itu, hanya saja saat Zidan diterima kerja sebagai buruh pabrik di tempatnya bekerja. Zidan sering dibully oleh Anton, Saga dan Lion.

Alasan mereka membeli Zidan pun tidak masuk akal, hanya karena Zidan orang yang miskin mereka sering membullynya.

Apalagi fisik Zidan yang begitu lemah membuat mereka sesuka hati membully Zidan. 

Padahal Zidan tak pernah mencari masalah dengan ketiga orang itu, Zidan tau diri.

Saga adalah anak dari pemilik pabrik tempatnya bekerja, sedangkan Lion dan Anton sahabat Saga..

Jika mencari masalah pada mereka bertiga sudah pasti Zidan akan kehilangan pekerjaannya.

"Saga lo yakin kan kita bakal aman?" tanya Anton sedikit khawatir.

"Lo tenang aja, bokap gue pasti bakal nutup kasus ini kalau si miskin itu sudah mati, nggak perlu risau bro."

"Gue percaya sama lo Saga." Sahut Lion.

"Sip."

"Tapi kalau si miskin kagak ada yang buat kita jadi mainan siapa?"

"Gampang Ton, kita cari aja lagi, tapi gue hari ini puas banget berhasil buat si miskin itu mati." Ujar Saga.

"Hahaha." Tiba-tiba Lion tertawa membuat Saga dan Anton menatap aneh padanya.

"Kesambet lo?" tanya Saga.

"Kagak gue keinget pas si miskin tadi minta tolong, kasihan juga ya nggak ada yang nolong dia, soalnya gue seneng lihat dia sengsara."

"Hahaha." Tawa ketiganya kembali pecah. 

"Ayo cepat kita pergi sebelum ada yang melihat keberadaan kita." Ajak Saga, dia menarik kedua tangan sahabatnya kasar.

"Woi, pelan-pelan dong Ga."

"Sorry." Sahutnya.

Tempat Zidan bekerja sedang mengadakan jelajah alam di salah satu puncak gunung yang sangat terkenal, lokasinya memang tidak jauh dari rumah Zidan dan juga tidak dipungut biaya pembayaran maka dari itu Zidan dapat ikut mendaki gunung dengan yang lainnya.

Saga dan kedua temannya sudah kembali bersama yang lain, "Loh Zidan mana?" 

Saga, Anton dan Lion hanya saling tatap satu sama lain, setelahnya Ketiga orang itu mengangkat kedua bahu mereka Acuh tanda tak tahu di mana keberadaan Zidan.

"Sudah nanti juga si miskin itu balik lagi kesini." Sahut Kasim.

Kasim merupakan pemilik pabrik tempat Zidan bekerja sekaligus Papa dari Saga. Bapak dan anak sama saja tak menyukai Zidan.

Sungguh malang sekali memang nasib Zidan, sehari Zidan hanya mendapatkan upah 10.000 saja. Saat gajian, pasti ada saja gajinya yang tak ada apa apa itu dipotong oleh pak Kasim.

Memang pelit bos dari Zidan, tapi Zidan tak punya pilihan lain karena di zaman sekarang mencari kerja susah.

Ditambah lagi, jika dia ingin mencari kerja yang layak harus membayar admin 3.000.000. lebih dulu, uang segitu dari mana Zidan punya, gajinya saja tak cukup untuk kehidupan sehari-hari mereka di rumah.

Mau tak mau Zidan harus bertahan bekerja sebagai buruh pabrik di tempat orang tua Saga.

Sampai sore hari Zidan akhirnya tak muncul lagi, anehnya mereka tidak ada satupun yang peduli, semua orang akan bersiap untuk turun gunung.

"Semua ayo kita turun sekarang sebelum hari semakin soren." Instruksi pak Kasim.

Tak ada satupun yang menyinggung tentang Zidan, mereka diam saja, daripada kehilangan pekerjaan.

'Selamat tinggal miskin.' Batin Saga.

"Ayo semua cepat!" Instruksi Pak Kasim lagi pada semua orang.

Satu persatu mereka turun gunung, sungguh benar-benar tak ada yang peduli dengan keadaan Zidan.

Sedangkan tubuh Zidan saat ini masih terombang-ambing di bawah oleh arus sungai, disaat seperti itu sebuah cahaya berwarna hijau masuk ke dalam tubuh Zidan.

Zidan belum menyadari cahaya apa yang baru saja masuk ke dalam tubuhnya, karena dia masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Kini tubuh Zidan sudah berada di pucuk sungai yang terhubung langsung dengan air terjun. Tubuh Zidan terjun bebas dari atas air terjun yang sangat tinggi, bak juran yang sangat dalam.

#Anggap aku hantu

Zidan dibawa oleh air sungai yang mengalir di bawah air terjun itu, tubuhnya sudah penuh dengan luka, memang sial sekali nasib Zidan, dia tak seberuntung orang-orang yang pernah Zidan jumpai.

Keajaiban benar-benar terjadi, tubuh Zidan terdampar di pinggir sungai kecil yang ternyata sungai itu berada tepat di belakang rumah Zidan.

Ternyata Zidan tak sesial yang dia bayangkan, perlahan sebelum Zidan membuka matanya, sebuah cahaya hijau bersinar terang dari tubuh Zidan.

Cayah itu yang menghampiri tubuh Zidan saat masih terombang-ambing oleh arus sungai.

"Uhuk…uhuk…uhuk…!" Zidan terbatuk.

Perlahan Zidan membuka kedua matanya, sayup-sayup dia melihat batang pohon dari atas kepalanya.

"Au…" Ringsi Zidan saat merasakan kepalanya terasa sakit.

"Astagfirullah, aku ada dimana ini?"

Zidan berusaha bangkit.

Lalu Zidan sadar apa yang sudah terjadi pada dirinya, dia mengingat semua apa yang sudah menyimpannya.

"Alhamdulillah aku masih selamat." Zidan sangat bersyukur.

Zidan merasakan sakit diseluruh tubuhnya, dia tidak tau kalau darah terus mengalir dari pelipis, kaki juga tanganya.

Semua itu akibat terbentur batu-batu besar di sungai dan juga kayu-kayu lancip. Zidan yang sudah tak sanggup berdiri memutuskan untuk merangkak ke tepi sungai yang tak terdapat air lagi.

Untungnya sungai disitu tak berarus dan juga tidak dalam, jadi lebih mudah bagi Zidan untuk menepi.

"Hampir malam." Ucap Zidan terdengar lemah kala melihat sekitar.

"Aku harus segera pulang, pasti bapak dan adik mengkhawatirkanku." Ucap Zidan lemah.

Zidan anak pertama dari 3 bersaudara, dia kini menjadi tulang punggung keluarga, bapaknya sudah tak mampu lagi bekerja, karena sakit-sakitan.

Kedua adiknya masih duduk dibangku sekolah, Adik perempuannya yang bernama Hana, masih duduk dibangku kelas 3 SMP sebentar lagi akan ujian dan Zidan membutuhkan uang banyak untuk biaya sekolah adiknya. Kalau tidak bisa-bisa Hana tak dapat mengikuti ujian nasional.

Sedangkan Rian adik Zidan yang paling kecil masih duduk dibangku SD kelas 5. Ibu Zidan 1 tahun lalu meninggal dunia, karena sering jatuh sakit.

Sungguh lengkap sekali penderitaan yang Zidan alami.

Zidan yang masih berada di bawah pohon tepi sungai berulang kali menghela nafas berat, nafasnya masih tersegal-segal, mungkin Zidan banyak meneguk air sungai.

Zidan merasa tenaganya sudah sedikit bertambah dari sebelumnya memutuskan untuk bangkit, dia harus pergi dari tempat itu sebelum hari semakin gelap.

"Aku harus segera sampai di rumah."

"Tapi tunggu sebentar, aku tidak bisa pulang jika tubuhku penuh luka seperti ini, yang ada aku akan mendapatkan pertanyaan beruntun dari kedua bocil itu dan pastinya bapak juga akan mengintrogasiku." 

"Aku harus menutupi semua luka di tubuhku terlebih dahulu baru aku bisa pulang dengan tenang. Tidak perlu membuat orang rumah mengkhawatirkan diriku." 

Zidan melangkah ke depan sedikit mencair dedaunan yang bisa menghentikan darahnya yang terus mengalir.

Tak lama Zidan melihat sebuah daun berbentuk segitiga. Zidan segera mengambil daun-daun itu, lalu dia gulung menjadi satu dan Zidan remet-remet menggunakan kedua tanganya.

Setelah daun itu hancur, Zidan meletakan tempat di tempat yang terluka.

"Au…" Rintih Zidan saat daun yang sudah dia hancurkan tadi Zidan tempelkan di lukanya.

Rasanya perih sekali, Zidan ingin berteriak sekencang mungkin, tapi dia urungkan. dia harus bisa menahan rasa sakit dan perih mencampur jadi satu, Zidan memberikan setiap lukanya dengan daun-daun yang sudah dia hancurkan tadi.

Setengah jam berlalu barulah Zidan merasa lebih baik dari sebelumnya. Bajunya yang tadi basah kuyup kini sudah kembali kering.

"Selesai." Ucap Zidan.

"Lebih baik sekarang aku pulang, pasti bapak dan adik-adik sangat mengkhawatirkanku." Ujar Zidan.

Zidan kembali melanjutkan perjalanannya. Hari akhirnya sudah gelap, untung Zidan tau daerah disekitar sungai.

Seingat Zidan dia hanya perlu menyusuri sungai agar bisa sampai ke rumahnya, tapi Zidan harus ke hilir bukan ke hulu.

"Susah juga kalau tidak ada penerangan." 

Tiba-tiba Zidan merasa merinding berada di tengah-tengah hutan sendiri. Zidan segera mempercepat langkahnya, agar bisa segera keluar dari hutan yang berdekatan dengan sungai.

Zidan merasa masih susah untuk berjalan, tapi dia sama sekali tidak mengeluh. Saat Zidan menemukan jalan setapak dia kembali bertemu dengan Saga, Anton dan Lion.

Ketiga orang itu memang sengaja pulang lebih akhir, karena ingin meracuni air sungai di tempat itu.

"Apa yang akan mereka lakukan?" tanya Zidan entah pada siapa.

Zidan tak sengaja melihat Saga mengeluarkan sebuah botol yang di dalamnya berisi cairan yang tidak Zidan tau apa itu, Zidan memiliki firasat buruk jika cairan itu berbahaya..

"Aku harus mengambil botol itu sebelum cairan yang di dalam botol tersebut jatuh ke dalam sungai." Ujar Zidan.

Zidan sudah mulai memasang ancang-ancang untuk segera merebut botol dari tangan Saga.

"Satu, dua, tiga, sekarang!" ucap Zidan pada diri sendiri.

Pas sekali aba-aba yang Zidan lakukan, botol yang tadinya berada ditangan Saga, kini sudah berpindah tangan ke tangan Zidan.

"Apa yang kalian lakukan!" sentak Zidan.

Kali ini dia harus berusaha terlihat kuat lebih dulu, walaupun sebenarnya badan Zidan sudah sempoyongan.

"Kau bagaimana bisa selamat!" ucap ketiganya bersama.

"Hahahah, anggap saja aku hantu yang akan mencabut nyawa kalian." Ucap Zidan.

Zidan harus bisa menakut-nakuti ketiganya agar mereka percaya jika dia benar-benar hantu.

"Saga, Lion dia benar-benar hantu Zidan, lihat kakinya tidak nampak di tahan." Ucap Anton sudah mulai ketakutan.

Nyatanya bukan Anton saja yang takut, Saga dan Lion pun sama.

"Lari!" teriak Anton.

Sayangnya Lion dan Saga sudah lari terlebih dahulu.

"Hahaha, aku akan membunuh kalian satu persatu, lalu aku akan memasak kalian untuk makanan para hantu hahah!" teriak Zidan.

Teriakan Zidan itu membuat ketiganya merinding sendiri, apalagi Zidan masih terus menyusul mereka bertiga.

"Jangan lari kalian." Teriak Zidan.

Secepat kilat Zidan sudah ada di depan Saga, Zidan benar-benar seperti hantu, Zidan tidak tau jika tenaganya bertambah dari cahaya yang sempat masuk ke dalam tubuhnya.

"Hantu!" teriak Saga.

Bruk!

Saking kagetnya Saga sampai menabrak Lion yang ada di belakangnya, keduanya pun jatuh secara bersama, disusul Anton yang terpeleset menindihi Lion dan Saga.

"Aduh, badanku remuk semua." Keluh Anton.

"Tapi sebentar kok empuk jatuhnya." bingung Anton.

"Woi, anton kampret! cepat bangun badan gue remuk nih gara-gara lo." Maki Lion.

Saga bahkan mendorong kuat badan Anton.

Bruk!

"Au, sakit." Keluh Anton, saat tubuhnya didorong sangat kuat oleh Saga.

Zidan sudah pergi meninggalkan ketiganya, dia tidak mau penyamarannya diketahui oleh Saga the team.

"Setannya sudah pergi." Ujar Saga.

"Arkh!" teriak Saga saat kepalanya mengeluarkan darah, sementara gigi Lion patah dan hidung Anton sudah berdarah, karena dia jatuh telungkup saat Saga mendoronya tadi.

#Sistem

Bismillah.

Zidan berjalan tertatih untuk sampai ke rumahnya, dia harus menyeberangi sungai lebih dulu agar bisa pulang.

Perlahan-lahan Zidan berjalan melewati setiap tempat yang berlokasi tidak jauh dari sungai.

Terus menoleh kebelakang itulah yang Zidan lakukan di sepanjang perjalanan, dia takut jika Saga dan kedua temannya menemui dirinya.

Bisa bahaya jika Zidan kembali bertemu dengan ketiga orang itu, sementara tenaganya sudah habis terkuras, bisa sampai di rumah dengan separuh tenaganya saja sudah membuat Zidan bersyukur.

"Ya Allah, Zidan sudah tidak kuat lagi." keluh Zidan.

Matanya sudah terasa kunang-kunang, tak sanggup lagi bagi Zidan untuk meneruskan perjalanannya.

"Bagaimana ini."

Disaat Zidan hampir akan ambruk sebuah suara tiba-tiba saja muncul entah dari mana, hanya suara yang terdengar.

(Sistem terprogram! Selamat anda terpilih sebagai tuan dari sistem rich!)

Suara itu entah berasal dari mana, Zidan sampai berusaha menahan rasa cenat-cenut di kepala mencari sumber suara barusan.

"Siapa?" tanya Zidan, terdengar suara Zidan yang begitu lirih.

(Ini sistem tuan!)

"Hah!"

Diambang kesadarannya Zidan dibuat binung sendiri, apa yang terjadi, lalu tiba-tiba ada suara yang mengaku sistem, saat ini Zidan belum bisa berpikir jernih.

(Apakah anda akan menerima sistem Rich tuan?) suara yang kembali terdengar membuat Zidan semakin bingung.

"Sistem apa maksudnya?" tanya Zidan lagi, "Jika anda makhluk sepertiku tolong keluar sekarang juga!" pinat Zidan.

Tubuhnya sudah ling-lung tidak karu-karuan sama sekali, sebentar lagi Zidan akan kembali pingsan sepertinya.

(Baiklah sistem akan menjelaskan, apa yang terjadi pada tuan Zidan, tapi tolong jangan potong dulu penjelasan dari sistem)

"Aku menyetujuinya, tapi bisakah kau memanggilku dengan sebutan Zidan saja? Tidak usah menggunakan embel-embel Tuan segala."

Permintaan di proses.

(Baik Zidan sekarang dengarkan baik-baik apa yang akan sistem jelaskan)

Zidan mengangguk saja, seakan yang mengaku sistem itu dapat melihat pergerakan kepalanya yang Zidan lakukan.

Ditengah kesadaran yang masih ada Zidan memaksakan untuk terus berjalan sambil mendengarkan apa yang dikatakan oleh sistem.

Sistem aktif!

(Ini adalah sistem yang berjumpa dengan Zidan di air terjun, saat Zidan terjatuh disana, sekarang sistem ini sudah mejadi bawahanya Zidan. Tapi tidak semudah yang Zidan bayangkan, sistem memiliki misi yang harus Zidan selesaikan)

(Zidan juga tidak dapat memilih akan menerima sistem ini atau tidak, karena jika Zidan menolak maka Zidan akan di kembalikan ke tempat awal Zidan sebelum bertemu dengan sistem)

penjelasan sistem barusan membuat Zidan berpikir, jika Allah sepertinya sedang memberikan kesempatan kedua untuk dirinya, agar Zidan bisa melakukan lebih baik lagi.

Mungkin dengan bantuan sistem Zidan bisa mengubah hidupnya dan juga hidup keluargnya yang sangat miskin ini.

"Apakah aku dapat mempercayaimu sistem?" itulah pertanyaan yang sedari tadi bersarang di otak Zidan.

(Sangat bisa, apakah Zidan perlu bukti jika sistem ini nyata? Selain itu sistem akan membantu Zidan untuk bisa menjadi seorang crazy rich dan menjadi orang hebat!)

"Benarkah sistem tidak bohong?" kini Zidan yang balik bertanya.

(Tentu tidak Zidan! sistem sudah diprogram agar tidak berbohong pada tuannya sendiri)

Senyum terukir diwajah Zidan yang sudah tak berupa lagi. Bekas darah masih menempel dimuka Zidan, dia tak sempat membersihkan darah itu mungkin.

"Maka tujukan bukti yang kamu katakan itu sistem!"

(Baik Zidan)

Permintaan sedang dalam proses, sistem sedang loding sejenak mohon bersabar.

Tak berapa lama Zidan melihat layar transparan berwarna hijua muncul di hadapannya.

Sistem rich.

Data diri Zidan Permana

Nama : Zidan permana. Anak pertama dari 3 bersaudara

Umur : 21 tahun

Pekerjaan : serabutan.

Kekuatan fisik : sangat lemah.

materi : tidak ada apa-apa.

Sistem : di pilih oleh sistem sendiri.

Level sistem : 0

Misi : Belum dimulai.

Keuntungan : belum ada.

kejutan : 1

Zidan membelakan matanya membaca tentang dirinya yang tertera disebuah layar transparan berwarna hijau, Zidan sendiri tidak tahu apa nama layar itu.

Jika ditengah hutan seperti in, Zidan jadi berpikir dirinya sedang bertemu dengan hantu, mungkin saja begitu.

Hantu yang bisa mengubah hidupnya, tapi Zidan berpikir lagi, tak boleh bersekutu dengan hantu bukan? Agamnya tidak mengajakan hal itu sama sekali.

Setelah selesai membaca Zidan dibuat semkain bingung, "Aku percaya padamu sistem, tapi bisakan sistem menampakkan wujud secara langsung?"

"Lalu bisa jelaskan juga tentang dataku?"

Permintaan diproses!

(Zidan bisa melihat sistem jika menghubungkan sistem dengan perangkat internet yang terhubung, akan nampak sebuah aplikasi ajaib dan aplikasi itu adalah sistem rich) jelas sistem.

Zidan menangut-angut tanda paham atas penjelasan yang diberikan oleh sistem baru saja.

"Lajutkan sistem untuk data maksudnya bagaimana?" tanya Zidan, matanya kembali terasa kunang-kunang.

Baik!

(Untuk nama, umur dan pekerjaan bukankah sudah jelas tidak perlu diperjelas lagi bukan Zidan?)

Cek!

Zidan hanya bisa berdecak sebal.

"Terserah apa kata sistem saja, lalu maksud dari fisik? materi keuntungan itu apa?"

(Fisik merupakan fisik Zidan sendiri, fiksi lemah dapat menjadi kuat saat berhasil menyelesaikan tugas dari sistem, lalu materi adalah ulang yang Zidan miliki. Keuntungan adalah hadiah dari sistem jika Zidan berhasil menyelesaikan tugas tertentu dari sistem. Misi tugas yang diberikan oleh sistem. Sistem sendiri adalah pilihan sistem karena telah memilih Zidan sebagai tuan untuk sistem dan yang terakhir kejutan hal-hal yang tidak terduga dari sistem.)

Zidan terdiam sejenak, sampai tak lama mulutnya kembali terbuka untuk mengajukan pernyataan pada sistem.

"Lalu kenapa sistem memilih Zidan sebagai tuan, bukankah ada orang lain yang dapat memilih sistem?"

(Benar ada orang lain yang bisa memiliki sistem rich ini, hanya saja Zidan yang menemukan sistem rich, setelah dibuang selama 100 tahun oleh pemilik sebelumnya.)

"Jadi begitu."

Ting! Misi aktif.

(Apakah Zidan akan melakukan misi pertama dari sistem?)

"Boleh dicoba."

(Misi pertama aktif sembuhkan luka Zidan sendiri dan tambahan kekuatan fisik Zidan walaupun hanya 1% saja)

(Tuan Zidan akan mendapatkan rewed sebesar 100.000 dan kekuatan fisik dari sistem ada diberikan juga)

"Akan aku lakukan."

Zidan segera mencari dedaunan yang bisa dia gukankan untuk kembali mengobati lukanya, tak butuh waktu lama, semua daun yang Zidan butuhkan sudah terkumpul menjadi 1, lalu Zidan segera meracik daun-dauan itu dia campur jadi satu.

Menggunakan tumbuhan sebagai obat sudah Zidan ketahui sejak kecil, bapaknya sering mengajari hal itu pada Zidan, apa yang ada di dalam hutan bisa dimanfaatkan untuk menjadi obat.

Setelah semuanya tercampur Zidan segera mengoleskan pada setiap lukanya, tak lupa Zidan juga membersihkan sisa-sisa darah yang masih ada.

Setelah selesai Zidan beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaganya agar mendapat satu persen kekuatan.

Hari sudah semakin gelap saja tapi Zidan belum juga sampai di rumahnya..

Setengah jam berlalu.

Zidan merasakan tubuhnya sudah lebih sedikit bertenaga dari sebelumnya.

Ting!

(Selamat misi ringan Zidan berhasil, misi pertama dilakukan dengan sangat baik!)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!