Cup....
Seorang pria bertubuh atletis mencium seorang wanita cantik dalam dekapannya. Mereka berada dalam satu selimut yang sama tanpa mengenakana sehelai kain pun. Setelah satu malam panjang mereka lalui dengan begitu indah, tiba saat di mana mereka harus kembali berpisah. Sebelum pergi si pria segera memakai pakaiannya sembari menatap wajah cantik yang masih tertidur pulas itu, kecantikan tiada tanding membuat uang tak ternilai baginya. Kali ini bukan yang pertama malainkan sudah untuk kesekian kalinya. Setiap kali datang pasti selalu mencari sang wanita. Jika dilihat dia berasal dari kaum berada.
"Setalah hampir dua tahun dia masih saja sama. Dengannya saya merasa nyaman..." Pria bertopeng merasa sangat senang atas layanan sang wanita malam, tak lupa ia menyiapkan bayaran untuknya sebagai tanda terima kasih. Jumlah uang yang di berikan tidaklah main main, berkisar sepuluh juta lebih dalam satu malam "Saya akan mencarimu lagi di kemudian hari....Tunggu sampai saya kembali ke kota ini lagi" Melihat sang wanita begitu kelelahan atas adegan ranjang semalam, ia pun memutuskan untuk pergi tanpa sepatah kata.
Kringggg.....
Beberapa saat kemudian terdengar suara alarm begitu keras "Berisik sekali sih...." dengan mata terpejam seorang wanita berusaha menggapai letak jam di atas meja. Namun, justru ia malah menjatuhkan jam tersebut.
Brughh....
Jam tersebut jatuh kelantai "Astaga, menyebalkan sekali" Memiringkan badan hendak kembali tidur. Malam begitu melelahkan, seperti seekor kelelawar setiap malam ketika semua orang istirahat setelah sehari lelah bekerja, justru pada kupu kupu malam bekerja dari malam sampai esok pagi menjelang.
Zras....
Sebuah cahaya menyapu wajah si wanita, ia pun membuka mata lebar lebar kemudian melihat tirai kamar di buka oleh seseorang "Bunda...." Lirihnya sembari memposisikan diri terduduk sembilan puluh derajat "Maafkan aku Bun hari ini kesiangan lagi" Menutupi seluruh tubuh karena memang dia belum memakai sehelai kain pun. Kantung mata terlihat menghitam setelah semalam suntuk dibuat kewalahan dengan pelangan nomor satu.
Seorang wanita bertubuh gempal menghampirinya dengan senyum melebar "It's oke, sayangku. Bunda sangat senang sekali, malam tadi kamu membuat bunda kaya raya, Pria kaya itu membelimu lagi dengan harga seratus kali lipat. Jadi, mulai sekarang kamu tidak boleh melayani pria lain selain dia" Ucapnya sembari mengexpresikan diri, saking senang menerima begitu banyak uang. Ya, pria tanpa identitas itu membeli keseluruhan diri si wanita sampai tidak ada seorang pun boleh menyentuhnya. Meski begitu tidak sekali pun sang wanita menampakkan wajahnya.
"Maksud Bunda Aku tidak boelh kerja di sini lagi?" terkejut mendapat kabar bahwa dirinya hanya boleh malayani satu pria saja. Sebagai pekerja komersial tentu aneh baginya hanya mendedikasihan diri hanya untuk satu Pria saja.
Membelai rambut sang wanita "Kamu beruntung ada Pria kaya mau memungut kamu dari dunia malam ini, mulai sekarang kamu ikuti kata dia suapay hidup kita terjamin, sayang. Lagi pula kedua bayi kecil kamu butuh uang banyak bukan?"
"Tapi Bunda, bagaimana bisa aku hanya bekerja untuk satu orang pria saja, kalau pun begitu kenapa dia tidak menikahiku saja?" protesnya.
"Sudahlah, kamu nikmati saja apa yang dia berikan. Toh justru menguntungkan kamu juga kan? Dengan begitu kamu banyak waktu mengurus kedua anak kamu itu" Sebenarnya wanita gempal tadi sudah menjualnya kepada pria bertopeng tadi dengan harga fantastis.
"Tapi Bun...."
"Tidak tapi tapian, sekarang juga kamu bangun dan setiap hari kamu harus berdan cantik itu permintaan beliau. Sewaktu waktu dia akan mendatangi kamu, tapi ingat kamu tidak boleh tinggal di rumah kumuh itu lagi. Beliau sudah menyiapkan rumah untuk kamu, dan ini kunci rumahnya sama alamat rumah baru kamu" Memberikan sebuah kunci.
Tirani Hamzah, berusia 25 tahun seorang single mom. Ia tinggal sendiri di kota besar karena sejak kecil Tirani tinggal di panti asuhan, sejak kecil hingga sekarang belum sekali pun tau siapa orang tua kandungnya. Setelah dewasa Tirani memutuskan untuk meninggalkan panti asuhan dan berharap mendapat pekerjaan dikota demi menopang hidupnya. Naas sebuah tragedi membuatnya harus kehilangan masa depan. Ketika ia berusia 22 tahun ada sebuah tragedi yang membuatnya menjadi wanita malam sampai sekarang. Sejak kesuciannya di renggut oleh seorang tak dikenal membuat Tirani kehilangan harga diri. Seorang pria berdasi menyeretnya masuk ke dalam mobil dan membuatnya kehilangan kesucian. Pada malam itu dunia serasa runtuh, tidak ada lagi arti bagi kehidupannya.
Seorang pria berdasi telah menodainya dengan kejam karena si pria berada dalam pengaruh obat perangsang. Entah bagaimana kejadian itu terjadi sampai Tirani harus merelakan kesuciannya di renggut oleh si Pria.
Setelah mendapat kepuasan sang Pria lalu meninggalkan dia di tepi jalan dengan memberinya segepok uang, tapi Tirani tidak sudi menerima uang tersebut. Ia kembali melempar uang itu dari celah kaya mobil sehingga mengenai wajah si Pria berdasi. Namun, tiba tiba saja anak buah si Pria turun dan mengembalikan semua uang itu "Anggap saja bayaran untuk malam ini" Ucap Seorang Pria dalam mobil mewah tersebut.
Tirani begitu terpukul harga dirinya dihargai segepok uang saja, mungkin tidak sebanding dengan apa yang telah ia pertaruhkan. Setelah itu si Pria bergrgas meninggalakan Tirani.
Setelah berpikir panjang, Akhirnya Tirani menerima uang itu untuk menopang hidup beberapa bulan sebum menemukan pekerjaan. Ia pun berjanji pada suatu saat nanti ketika ada kesempatan bertemu lagi dengan pria sombong itu maka ia akan melempar uang senilai tepat di wajahnya.
Beberapa hari kemudian Tirani mendapat tempat tinggal dan ia juga berusaha mencari kerjaan. Tidak mudah bagi seseoang mencari pekerjaandi kota besar tanpa berbekal pendidikan tinggi. Alhasil tidak ada satu pun orang mau menerimanya untuk bekerja. Setelaha beberapa minggu kemudian ia merasa mual, pusing, dan badan terasa lemas, tanda tanda itu membuatnya ketakutan "Jangan jangan aku hamil...." Benar saja setelah melakukan tes kehamilan Tirani memang hamil. Satu lagi bencana menghantam kehidupannya. Dengan kondisinya sekarang sangat sulit mencari pekerjaan. Dengan terpaksa dia harus berdiam diri dengan sisa uang yang ada.
Setelah beberapa bulan kemudian, tiba saatnya Tirani melahirkan. Ia bingung mencari pinjaman uang untuk menebus biaya persalinan. Suatu ketika dengan perut besarnya ia mendapat kabar dari sealah satu tetangga kosan bahwa ada seseorang bisa msmbantunya, dia adalah Bunda Siska. Dengan terpaksa Tirani mendatangi tempat Bunda Siska lalu meminjam sejumlah uang darinya. Melihat wajah cantik kulit putih bersih dan badan bagus, membuat Bunda Siska tertarik hingga terselip sebuah pemikiran jahat.
"Baiklah, saya akan membantu kamu asalkan dengan satu syarat, selepas melahirkan kamu harus bekerja sama saya" Ujar Bunda Siska.
Tanpa ragu Tirani setuju atas persyaratan Bunda Siska. Tirani tidak tau pekerjaan apa yang di maksud, karena secepatnya dia harus mengadat uang untuk pergi kerumah sakit. Melihat Tirani mengeluh kesakitan membuat Bunda Siska segera membawanya menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit Tirani langsung melahirkan, dua bayi kembar berjrnis kelamin perempuan telah lahir dengan selamat tanpa kurang satu pun. "Terima kasih banyak Bunda Siska, kalau Bunda tidak menolong aku maka entah bagaimana nasibku dan kedua bayi kembarku ini"
Bunda Siska melihat peluang emas dalam diri Tirani, sehingga dia tidak segan membantunya bahkan mengeluarkan begitu banyak uang bukan masalah baginya. "It's oke, asalkan setelah kamu pulih kembali datang ke tempat saya dan kamu harus mulai bekerja"
Tirani setuju dan langsung menandatangani surat perjanjian itu tanpa meljhat isi dari surat tersebut. "Baiklah kalau begitu sampai bertemu dua bulan lagi" Bunda Siska membiarkan Tirani pulih dari pasca melahirkan.
Benar saja setelah dua bulan kemudian Tirani mendatangi runah Bubda Siska. Pada awalny Siska diberikan segelas minuman lalu entah kenapa dunia seolah berputar putar dan hilang kesadaran diri.
Sejak saat itu dia terjrbak dalam dunia kegelapan.
Ketika terbangun Tirani kaget karena dia berada di ranjang bersama seorang pria hidung belang, dia juga tidak memakai sehelai kain pun. Sekarang dia menyadari bahwa pekerjaan yang Bunda Siska janjikan adalah menjadi kupu kupu malam. Sejak saat itulah Tirani masuk dalam dunia hitam.
"Tapi Bunda ingatkan kamu jangan sekali kali bawa anak kamu ketempat itu ya, karena Bunda sudah sembunyikan identitas kamu dari Pria kaya itu. Jangan sampe ketika dia tau kalau kamu sudah punya anak terus dia mencabut seluruh uang dan semua pemberiannya. Kalau kamu mau hidup enak turuti saja semua omongan Bunda, percaya deh enak wes kerja sama Bunda tuh. Kamu bisa dapet duit banyak, eh masih di kasih kempat tinggal pula kurang enak bagaimana lagi coba?" Ucap Bunda Siska seolah menyombongkan diri. Tanpa dia sadari uang bukan kebahagiaan hanya sebuah perantaran kecil saja untuk mencapai kesenangan duniawi. Sejatinya Bahagia tidak harus bermandikan uang saja tapi ada hal hal yang tidak bisa di beli oleh uang. Contohnya kehidupan bebas bagi sebagian orang.
Jujur saja Tirani sudah muak dengan kehidupannya sekarang, hampir setiap hari ia harus pura pura menjadi wanita manja di depan para laki laki. Namun, ia tidak bisa berbuat banyak karena dalam kontrak perjanjian tertulis bahwa ketika Tirani melanggar kontrak maka akan dikenakan denda sebesar dua milyar. Dari ancaman itu membuat nyali seolah menciut. Dari mana asal uang sebanyak itu sedangkan dalam satu hari kerja saja belum tentu bisa menghasilkan uang lebih dari tiga ratus rupiah.
(Enteng sekali kalau bicara, coba saja sia ada di posisi gue pasti nggak bakal sanggup deh. Melayani para hidung belang dengan karakter berbeda sungguh menguras energi. Apa lagi kalau sudah ketemu sama pria dengan nafsu tinggi badan di bikin remek sampe hampir mati rasa) Gumam Tirani sembari mengeraskan rahang. Sadar dirinya hanya dijadikan sapi perah oleh Bunda Siska.
Andai ada pekerjaan dengan bayaran tinggi tiap harinya, pasti Tirani akan memilih bekerja dua puluh empat jam penuh ketimbang harus bekerja demi membahagiakan orang lain. Pernah juga ketika badan sudah lelah tapi masih di tuntut untuk tetap fit, di situlah muncul rasa ingin mengakhiri. Pura pura menikmati menjadi solusi paling ampuh baginya meski hasrat bercinta telah sirna.
"Tapi semua perjanjian semula masih berlaku kan, Bun? Setiap seminggu sekali aku masih bisa libur, kan? Nggak mungkin dong aku tidak pulang lalu bagaimana dengan kedua putriku?" Wanita hina belum tentu memikirkan kesenangan pribadi, karena sebagian orang terpaksa masuk dalam lubang dosa demi mencukupi kebutuhan hidup.
Bunda Siska memungut baju Tirani "Masalah itu Bunda akan konsultasi sama Pria itu dulu, sekarang kamu boleh langsung berkemas dari sini, di luar sudah ada supir menunggu kamu"
Setelah mendapat perintah dari Bunda Siska tentu saja Tirani langsung bergegas menuju rumah tersebut dengan di antar seorang supir pribadi yang telah di siapkan oleh Pria tanpa identitas tersebut.
"Eh kalian sudah dengar gosip terbaru tentang Tirani Belum? Dengar dari Bunda Siska nih ya katanya dia dipungut sama Pria tajir lho, sampai katanya Pria itu mengeluarkan banyak duit, terus semua fasilitas mewah tersedia buat Tirani" Bebetapa rekan kerja Tirani merasa iri, melihat kawan mereka mendapat keberuntungan besar.
"Wah....enak banget ya si Tirani itu kapan dong kita bisa punya Sugar Daddy setajir itu" Sambung beberapa orang lainnya.
"Kalian tidak sebanding sama anak gue. Jadi jangan pernah bermimpi tentang itu, oke? Lanjut kerja sono jangan banyak menghayal deh " Tiba tiba saja Bunda Siska sudah berdiri dibelakang mereka.
Sontak saja mereka langsung menundukkan pandangan mereka "Maaf, Bunda bukan maksud kami untuk...."
Belum ssmpat berkata lebih,Bunda Siska langsung berjalan melintasi mereka "Lain kali kalian harus belajar dari Tirani biar banyak pria tertarik sama kalian" Sembari mengibaskan sebuah kipas lipat.
"Maafkan mama sayang semua bukan pilihan mama tapi keadaan sudah memaksa mama untuk menjadi seperti sekarang ini" membelai sebuah foto pada galeri ponselnya.
Di sepanjang jalan ia melihat foto kedua anak kembarnya yang telah ia titipkan kepada seseorang. Identitas wanita malam membuatnya begitu berhati hati sehingga tidak banyak orang tau jika dia adalah wanita malam. Sejak kelahiran kedua putri kecilnya Tirani kerap menahan rindu, karena selama ini hanya beberapa kali saja bertemu dengan kedua putrinya itu. Ia menyewa jasa pengasuh untuk menjaga kedua buah hatinya. Setiap seminggu sekali Tirani akan pulang untuk sekedar melepas rasa rindunya kepada kedua putri kecilnya. Warga sekitar hanya tau bahwa Tirani bekerja pada sebuah perusahaan besar dikota. Meski begitu mereka sempat menaruh curiga karena dari gerak geriknya sudah terlihat bahwa dia bukanlah wanita baik baik.
"Waw....ini beneran rumah apa istana" Kedua mata membulat sempurna dengan mulut mengangga membentuk huruf O, kagum melihat betapa mewahnya rumah tersebut. nuansa mewah begitu pekat dengan paduan warna putih bersih dan gold. Semua benda didalamnya begitu menyilaukan mata, kursi kayu mengkilap dan meja sepanjang lima meter menjadi pusat perhatian Tirani "Astaga, meja ini seharga satu mobil" mengusap tiap inci tepi meja saking tidak percaya mendapat rumah semegah istana. Seisi rumah begitu mewah, beberapa guci mahal tertata rapi pada setiap sudut ruangan.
"Sebenarnya siapa latar belakang Pria itu, kenapa dia bisa menyuguhkan kemewahan hanya untuk wanita sepertiku?" Tirani sendiri merasa heran kenapa ada oramg sebaik pria itu dslam dunia pahit ini. Sejak bertemu drngannya berberapa kali jaminan kehidupan sempurna ia miliki. Seolah ia mandi di atas uang.
Pandangan mata Tirani tertuju pada anak tangga "Kamar utama pasti barada diatas" Meletakkan koper lalu berjalan perlahan menapaki anak tangga. Setelah sampai dikamar ia langsung terbelalak melihat beberapa foto dirinya, nampak dari hasil foto tersebut jika Pria itu selama ini telah memata matai kehidupannya.
"Ck....mang gila tuh orang" Berjalan mendekat dan tiba tiba saja suara ponsel diatas meja berdering keras.
"Hp siapa ini...." menggapai ponsel lalu melihat sekeliling, takut ada seseorang disana.
Dari jarak jauh seorang Pria tengah memantau ponselnya, memperlihatkan semua yang dilakukan Tirani dalam kamar tersebut. Tanpa sepengetahuan Tirani hamlir seluruh ruangan terpasang Cctv, jadi setiap pergerakan pasti si Pria bisa mengetahuinya "Dasar bodoh kenapa dia tidak mengangkat panggilan dari saya...." Dengan melipat kedua kaki tepat di atas meja, ia berusaha keras menghubungi Tirani. Setslah merasa tidak direspon sang Pria lalu mengirim sebuah pesan singakat (Angkat telepon saya) Tulisnya dalam pesan singkat.
Setelah membaca isi pesan jelas kalau ponsel itu sengaja di berikan kepadanya untuk komunikasi lebih lanjut. Tirani segera mengangkat teleponnya selah berdering berulang kali. "Halo honey, bagaimana kebar kamu? Saya sangat merindukan kamu" Nada suara itu membjat bulu kudu berdiri. Tirani si gadis kupu kupu malam memang kerap kali mengalami kejadian seperti itu tapi entah kenapa ketika mendengar suara sang Pria misterius itu nyalinya menciut.
"Kenapa diam? Jangan hanya berdiri terus coba duduk biar terlihat anggun" Ucap si Pria lagi.
Tirani terkejut bagaimana bisa seseorang tau bahwa dia sedang berdiri "Siapa bilang gua berdiri, orang gue tiduran kok"
"Siapa suruh kamu berkata kasar sama saya, ingat kamu sudah menjadi milik saya jadi kamu tidak berhak berkata kasar" Menarik juga melihat sikap Tirani, ketika di atas ranjang dia begitu lincah dengan ******* penuh gairah. Namun, ketika saling berjauhan nada bicaranya begitu ketus dan jutek.
"Tidak kok siapa yang berkata kasar, gue...."
"Ssssttt....sekali lagi kamu bicara Elo Gue maka lihat apa pembalasan saya. Pokoknya mulai sekarang kamu harus memanggilku dengan sebuatan Tuan karena kamu adalah budakku"
Mendengar kalimat tersebut Tirani mulai kesal, tangan kiri mengepal erat seolah ingin sekali menghajar sang pria misterius tersebut.
"Kenapa nada bicara kamu begitu tinggi, honey. Tidakkah kamu ingat ketika kita mendesah bersama? Itu sangat membuatku teringat suaramu selalu" Sengaja menggoda Tirani karena memang dia begitu suka melihat wanitanya marah.
Tirani nampak menggenggam erat ponsel lalu mematikan telepon.
"Menarik juga wanita ini" Decak kagum terus keluar dari mulutnya.
Beberapa hari kemudian, Tirani tengah bersantai sembari menikmati secangkir teh hangat kesukaannya. Entah kenapa hari ini terasa membosankan untuk hidup sendirian. Menempati rumah megah seorang diri membuatnya jenuh bagaikan seekor burung dalam sangkar, tak berkeluarga, jauh dari keramaian, semua seolah hambar. Setiap malam hanya bertemankan sepi angin malam. Suara bising kendaraan pun nyaris tak terdengar. Kesunyian dalam kemewahan bukan itu yang ia inginkan. Hidup mewah bukan jaminan hidup bahagia contohnya sama halnya dengan Tirani saat ini. Kalau pun memungkinkan ingin sekali ia membawa kedua buah hatinya itu namun dia tidak bisa berbuat banyak, hidupnya sudah dibeli. Tidak ada kebebasan sama sekali. Bernafas saja seolah sulit sekali. "Hufff....ternyata hidup mewah tidak menjamin kebahagiaan. Enak gue yang dulu bisa menghirup udara segar, bebas kemana aja, nggak terikat seperti ini usah kaya hewan peliharaan saja" Kini Tirani mulai bosan dengan hidupnya, tidak ada satu hal yang membuatnya senang, bahkan untuk keluar dari rumah tersebut saja begitu sulit. Setiap gerak geriknya selalu terpantau kamera cctv bahkan kamar mandi dan tempat tidur tidak luput dari pengawasan Cctv. Hidup seperti itu jelas tidak nyaman sekali. Sejatinya manusia hidup hanya sekali, masa muda datang sekali, lalu untuk apa hidup penuh tekanan sedangkan kita tidak bahagia. Iya, bagi sebagain orang hidup penuh kebebasan, tapi lain halnya dengan Tirani. Antara balas budi dan hutang hingga membuatnya masuk dalam dunia malam sampai saat ini. Mungkin kalau tidak ada Bunda Siska maka dia tidak akan bisa membayar biaya persalinan pada waktu itu, awalnya Tirani sempat syok ketika mengetahui tawaran kerja adalah menjadi wanita komersial, sesekali ia pernah protes namun berpedoman pada sebuah surat kontrak yang mana ketika Tirani melanggar kontrak tersebut maka kedua bayi kembarnya akan menjadi hak milik Bunda Siska, begitu pula dengan uang denda yang harus di kembalikan. Bagaimana mungkin Tirani tega memberikan anak kandungnya kepada orang asing, sedangkan dia begitu mencintai kedua anak kembarnya itu. Masalah uang juga menjadi kendala, hidup di panti asuhan dengan kesederhanaan bagaimana bisa punya uang banyak untuk mengganti uang tersebut, alhasil Tirani mau mengambil resiko besar itu dengan catatan kedua putrianya berkecukupan.
Menggepai remor tv "Mending nyalain tv aja siapa tau ada sinetron bagus" Sambil berpangku tangam ia menyalakan tv. Mengganti saluran tv hingga beberapa kali tetap saja tidak menemukan program kesukaan "Membosankan filmnya tidak ada yang bagus" Kembali memamtikan tv lalu meraih ponsel ketika ada sebuah pesan singkat "Dia mau apa lagi sih..." pesan singkat dari seseorang bernama Tuanku. Dalam pesan terdapat sebuah foto dirinya sedang duduk melihat tv seperti sekarang ini "Kenapa dia bisa tau semua tentang gue sih, apa jangan jangan di rumah ini ada cctv?" Berusha mencari kamera tersembunyi, dan benar saja ketika melihat pada setiap sisi ruangan terdapat cctv seolah melihatnya "Sith....pantas saja dia selalu tau setiap apa yang gue lakuin ternyata di rumah ini banyak Cctv" Umpat Tirani.
"Sudah waktunya saya kembali, honey" Seorang pria memantau dari sebuah layar ponsel, ia bisa melihat setiap hari gerak gerik si wanita sehingga membuatnya senang.
"Kenapa perasaan gue jadi ngak enak begini ya" Perasaan mulai tidak tenang mengingat sebuah pesan tidak senonoh dari Pria tersebut.
"Sekarang juga siapkan tiket untuk saya kembali ke kota itu, saya tidak sabar ingin melihat wanitaku duduk manis di pangkuanku" Titahnya kepada seseorang berbadan tinggi besar nan kekar yang tengah berdiri di samping meja kerjanya. Sebagai orang terpandang jelas dia membutuhkan banyak perlindungan.
"Baik, bos. Segera laksanakan" Dengan nada tegas seorang pria berbaju serba hitam berkaca mata hitam langsung keluar dari sebuah ruangan besar nan mewah. Mengikuti perintah atasan sudah menjadi kewajiban pagi para pekerja.
"Bibir yang manis membuat saya rindu" Sambil menyentuh bibirnya sendiri, mengingat bagaimana manisnya bibir si wanita.
Beberapa saat kemudian, Pria tersebut sampai dikota. Tanpa tunggu lama ia menuju rumah singgah "Malam nanti akan menjadi malam paling panjang untuknya" menyeringai puas. Tak sabar menunggu pertemuan mereka setelah beberapa hari.
"Kenapa dari tadi jantung dag dig dug begini...." meski belum tau bahwa pria tersebut hendak datang, tapi Tirani bisa merasakan kegelisahan teramat dalam.
Semenjak menjadi kupu kupu malam belum sekali pun ia menemukan pria sepertinya, jika biasanya para tamu hanya main satu kali dalam satu malam, tapi tidak untuk pria itu semalam bisa sampai lima kali. Sampai pernah juga Tirani di buatnya hampir pingsang saking tidak kuasa meladeni nafsunya itu. Gempuran hasrat begitu membeludak sampai Tirani si kupu kupu malam hampir menyerah.
Tidak lama setelah itu sebuah mobil mewah memasuki pekarangan rumah, Tirani mencoba melihat sosok pengendara mobil mewah tersebut dari balik tirai "What? Dia beneran datang bisa gawat nih" menggigit bibir bawah sambil berpikir sejenak.
Baru saja turun wajah pria tersebut sudah memakai topeng "Lagi lagi Pria itu memakai topeng. Kalau begini terus gue susah mengenalin saipa dia sebenarnya" Desis Tirani. Sejak pertama bertemu topeng selalu menjadi penghalang baginya untuk mengetahui wajah asli sang Pria. Entah kenapa tidak pernah sekali saja sang pria menampakkan wajah di hadapan Tirani.
"Tolong bawa semua barang saya maauk, tapi ingat harus hati hati" Titahnya kepada seorang penjaga gerbang sekaligus satpam rumah megah tersebut.
Dengan tangan hormat seorang pria paruh baya langsung menjalankan perintah "Siap Tuan"
Ketika Pria tersebut memasuki Rumah, Tirani langsung buru buru menaiki anak tangga lalu masuk ke dalam kamar, ia tidak tau harus mengahdapinya bagaimana lebih baik dia memilih pura pura tidak dengar kedatangannya saja, itu jauh lebih baik.
"Sok mau jual mahal dia" Segera menaiki anak tangga "Sepertinya dia sudah tidak sabar lagi"
"Gue harus bagaimana dong pura pura tidur saja deh" Langsung saja ia pura pura tidur.
Suara pintu terbuka membuat jantung berdetak kencang. Perlahan langkah kaki mulai semakin terdengar jelas "Jadi kamu sudah tidak sabar lagi sayang?" Bisiknya tepat di dekat telinga Tirani. Sontak saja Tirani mengkerdikan bahu.
"Buka mata kamu jangan pura pura tidur" Membuang selimut yang menutupi badan Tirani. Tirani masih tidak mau membuka mata.
"Oke kalau begitu kita langsung saja..." sembari melonggarkan dasi. Satu persatu sang pria mulai melepas pakaiannya lalu naik ke atas ranjang. Di ciuminya kaki jenjang Tirani sampai membuat Tirani menggigit bantal. Perlahan terdsngar suara lenguhan membuat sang Pria mangsung menindih tubuhnya "Jangan sok jual mahal sayangku. Sekarang kamu harus membuat saya senang" Mereka saling bertatapan beberapa saat sebelum genggelam dalam lautan kenikmatan.
"Tuan, jangan sekarang aku masih belum mandi" Lirih Tirani berharap sang pria mau melepaskan dia.
"Kalau begitu mari kita mandi bersama kebetulan sekali kita belum mencobanya gaya baru di sana" Dengan sangat kasar si Pria langsung memapah Tirani masuk dalam kamar mandi.
"Tidak, jangan sekarang"
"Saya ingin makan maku sampai puas sayang" melucuti semua pakaian Tirani lalu mereka melakukan semua dalam kamar mandi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!