Kehidupan Yuna nyaris sempurna, segala sesuatu yang ia mau pasti selalu terkabul. Namun kisah percintaannya tidak semulus kehidupannya. Setelah 2 tahun menjalin kasih, hubungannya berakhir begitu saja. Tidak ada kata putus diantara keduanya.
Sudah 3 tahun dirinya menyendiri, bukannya tidak laku, bahkan ia bersumpah setiap hari dirinya selalu mendapat surat cinta dari beberapa lelaki di sekolahnya, bahkan dari sekolah lain. Ada yang terang terangan mengajaknya berpacaran, tapi ia tolak. Ia masih menunggu, menunggu orang yang sudah membuat hatinya sakit selama 3 tahun. Entah orang itu masih hidup atau sudah matipun dirinya tidak tau.
Tidak ada kabar apapun, seolah memang sudah hilang ditelan bumi. Pernah sekali Yuna mencari laki laki yang sudah membuat hatinya sakit dengan menggunakan agent terpercaya tapi hasilnya nihil. Tidak ada jejak sedikitpun.
"Kantin ga?" tanya Gita.
"Males" jawabnya dengan ogah ogahan.
"Lo masih mikirin Mike?" tanyanya yang langsung mendapat anggukan dari Yuna, "3 tahun udah cukup Na! Stop mikirin dia, stop nunggu dia balik. Dia itu cuma cowok bajingan"
"Gue pun maunya gitu Git, kalo aja hubungan kita diakhiri dengan kata putus, ya gue pasti ga akan sia siain waktu 3 tahun buat mikirin dia" jelasnya murung.
"Ikut gue" ucap Gita lalu menariknya keluar kelas dan bergabung dengan teman temannya yang lain.
"Woy baru dateng" ucap Dewa.
"Biasa ini anak galau dulu" jawab Gita.
"Mike lagi?" tanya Keno.
"Ya siapa lagi" jawab Gita.
"Dahlah mending pesen makan, Lo mau makan apa? Biar gue pesenin" ucap Jeno.
"Nasi goreng pedes minumnya es jeruk" ucap Dewa.
"Gue samain kaya Dewa, tapi pedesnya nambah" ucap Gita.
"Gue mie ayam enak kayanya, minumnya es kelapa" ucap Keno.
"Na, lu mau apa?" tanya Jeno.
"Ha?" Yuna hanya bisa melongo, selalu seperti itu jika menyangkut Mike.
"Samain aja kaya Dewa, tapi dia pedesnya dikit aja. Minumnya es kelapa aja" ucap Keno.
"Aye aye kapten!!" serunya, lalu pergi memesan.
Sepeninggal Jeno, seorang laki laki tiba tiba duduk dihadapan Yuna dan memberikan coklat serta mawar hitam. Yuna dan yang lain hanya bisa melongo tak percaya dengan pemberian laki laki didepannya ini.
"Ini apa?" tanya Yuna dengan alis bertautan.
"Coklat buat mood Lo balik, dan mawar hitam buat cowok kesayangan Lo yang udah pergi dari hati lo" jawabnya dengan singkat.
"Maksud Lo apa?!" Yuna berteriak membuat seisi kantin hening.
"Loh salah gue dimana?" tanyanya balik.
"Sabar Na" ucap Gita menenangkan, "Lo siapa?" tanyanya.
Dewa dan Keno hanya bisa melihat dengan tenang, bukannya mereka cuek tapi setau mereka Gita dan Yuna pasti bertindak sesuai otak mereka, tidak pernah gegabah.
Sedangkan seisi kantin hanya bisa melongo tak percaya mendengar bentakan dari Yuna, most wanted disekolah ya yang terkenal ramah menjadi ganas.
"Gue? Lo tanya gue siapa?" tanyanya balik, "Selama ini kalian sekolah ga pernah tau gue? Hebat! Gue perhatiin Lo berdua selalu dapet sanjungan sana sini tapi ga pernah melihat sekitar" jelasnya.
"Terus mau Lo apa?" tanya Yuna dengan tangan mengepal.
Keno yang melihat itu dengan segera menggenggam tangan Yuna mencoba menenangkan dan berhasil.
"Gue Arjuna! Sang penguasa disekolah ini" ucapnya dengan wajah sombong.
"Mau Lo apa?" tanya Gita.
"Itu salam perkenalan dari gue" ucap Arjuna dengan menunjuk coklat yang ia kasih, lalu jarinya menunjuk Yuna tepat didepan matanya, "Dan Lo, harus jadi pacar gue" ucapnya final.
"What?! Are you kidding me?!!" ucap Yuna dengan tangan kembali mengepal.
"Berhenti main main bangsat!" ucap Keno, lalu menarik kerah seragam milik Arjuna.
"Woho! Ada yang cemburu" ucapnya, lalu membalas menarik kerah seragam Keno.
Dewa dan Jeno yang melihat itu dengan segera melerai keduanya.
"Stop" ucap Jeno, "Kalian apa apaan sih?"
"Wah ternyata Lo banyak bodyguard nya ya" ucapnya pada Yuna.
"Ken lepas" ucap Yuna dengan lembut, lalu matanya menatap Arjuna dengan tajam, "Gue ga mau jadi pacar Lo!" Lalu berbalik menuju kelasnya, namun belum sempat berbalik, tangannya dicekal oleh Arjuna. "Lepas" ucapnya.
"Ga mau sebelum Lo jadi pacar gue" jelasnya dengan senyuman miring.
"Lepasin bangsat!" teriak Yuna, lalu dengan sekuat tenaga mendorong Arjuna, namun karna tubuhnya yang mungil tapi tidak dengan tingginya, Arjuna hanya merubah posisinya sedikit.
"Wah gue kira primadona sekolah ini ga bisa bilang kasar, ternyata dia yang paling jago" ucap Arjuna.
"Sakit bangsat!" teriaknya sekali lagi, namun Arjuna sama sekali tidak menghiraukannya.
Dewa yang melihat itu dengan segera memberikan bogeman mentah pada pipi Arjuna, membuat cekalan ditangan Yuna terlepas dan terlihat bekas merah diarea pergelangan tangannya. Rahangnya mengeras, dan sekali lagi meninju rahang Arjuna membuatnya mundur beberapa langkah.
"Dia udah bilang lepas ya lepas" ucap Dewa dengan santai tapi terkesan mengancam. "Sekali lagi gue liat lo sakitin sahabat gue, mati lo ditangan gue" menyiratkan emosi yang menggebu gebu.
"Udah Wa" cegah Yuna sebelum dirinya melihat perkelahian.
"Cabut" ucap Jeno.
"Sekali lagi gue liat Lo gangguin Yuna, mati Lo ditangan gue" tambah Gita.
Arjuna yang mendengar ancaman dari seorang gadis pun berteriak tak mau kalah "Bisa apa lo cewek lemah"
***
Gimana part awal?
"Pagi mama Yuki" sapa Keno begitu sudah sampai dirumah Yuna.
Mereka khususnya Gita, Dewa, Keno, Jeno termasuk Yuna memanggil orangtua masing masing sahabatnya dengan sebutan mama. Yang membedakannya adalah namanya.
"Pagi Keno" sapa baliknya.
"Yuna udah siap mam?" tanyanya.
"Coba kamu samperin deh" ucap mama Yuki.
"Yaudah kalo gitu Keno keatas dulu ya" pamitnya, lalu melangkah menuju lantai 2 dimana letak kamar Yuna.
"Yuna" panggilnya, lalu membuka pintu kamar tersebut dengan pelan.
Keno melihat Yuna masih tertidur dibalik selimut tebal kesayangannya. Ia hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Yuna" panggilnya dengan menggoyangkan tubuhnya sedikit.
"Hm" jawabnya.
"Bangun nanti kesiangan" ucap Keno.
"Jam berapa ini?" tanya Yuna dengan masih menutup mata.
"Jam 6.10" jawab Keno.
"Astaga gue kesiangan" ucap Yuna, lalu ia melompat menuju kamar mandi. "Mama ga bangunin akuuuu" teriaknya dikamar mandi.
Keno yang melihat itu hanya bisa tersenyum.
"Yuna nya udah bangun?" tanya mama Yuki.
"Baru bangun mam" jawabnya.
"Yaudah tunggu dimeja makan aja Ken" ucap mama Yuki, lalu kembali menyiapkan sarapan.
"Aku bantuin ya" pintanya.
"Duh jangan deh, nanti mama kamu ngomel" tolaknya.
"Ga akan mam" jawab Keno dengan tersenyum.
"Terserah kamu deh" ucap mama Yuki.
"Aku harus apa nih?" tanyanya bingung.
"Tuhkan udah mama suruh diem, udah diem aja deh. Kamu ya dasar" ucap mama Yuki.
"Padahal Keno cuma basa basi sih mam" terdengar kekehan dari Keno, membuat mama Yuki kesal.
"Pagi pagi udah berantem ya" ucap papa Yuna.
"Eh pap" ucap Keno, "Pagi papa Hiro"
"Pagi Keno" ucap papa Hiro, "Pagi sayang" lalu mencium kening istrinya.
"Pagi semua" ucap Yuna.
"Pagi" ucapnya serentak.
"Ayo sarapan dulu" ucap papa Hiro.
"Aku sarapannya dikantin deh pap, kesiangan" ucap Yuna.
"Kamu ga kasian sama Keno yang udah pagi pagi dateng kesini buat jemput kamu?" tanya mama Yuki.
"Yaudah Keno aja yang sarapan, aku siap siap dulu. Rambut aku belum dirapiin" ucap Yuna, membuat semuanya geleng geleng kepala.
Keno menyendokan nasi gorengnya kepada Yuna yang sedang menyisir rambutnya.
"Aaa" ucap Keno.
"Lo aja deh" ucap Yuna.
"Berdua" ucap Keno.
Kedua orangtua Yuna hanya bisa tersenyum dalam diam, mereka bersyukur karna masih ada yang perhatian pada anak kesayangannya.
"Mam, pap.. kita berangkat ya" pamit Keno dan Yuna.
"Hati hati dijalan" ucapnya.
Mobil Keno meninggalkan kediaman Yuna dan melaju menuju sekolahnya, untung sekolahnya dari rumah Yuna hanya perlu waktu 5 menit. Jadi mereka tidak perlu mendapat hukuman.
Diparkiran mereka bertemu dengan Gita yang sedang turun dari mobil pacarnya.
"Pagi Ken.. pagi Na" sapa Sammy pacar Gita dari balik kaca mobil sambil melambaikan tangannya.
"Pagi" ucap Keno, sedangkan Yuna hanya bisa tersenyum dan mengangguk.
"Yuk" ajak Gita.
Sepanjang koridor tak berhenti orang orang membicarakan mereka.
"Yuna cantik banget ya"
"Wah gue kira Yuna gandeng pacar baru, ternyata itu Keno"
"Udah ga aneh kalo Yuna didampingin Keno, cocok"
"Neng Yuna...."
"Gita hari ini beda ya"
"Yuna cantiknyaaaaa"
"Na, baca surat dari gue ya"
"Oh itu cewek yang udah nolak Arjuna ya, cantik sih tapi sombong buat apa"
"Arjuna sama Keno, ya ga beda jauh sih"
"Kita liat sang pemeran utama bakal berdampingan sama siapa"
Dan masih banyak lagi.
"Semangat belajarnya, jangan galau mulu" ucap Keno, lalu mengacak rambut Yuna dengan gemas.
"Iya! Udah sana" usir Yuna.
"Fokus Na" ucap Keno sekali lagi.
"Yaelah udah deh sana" usir Gita yang jengah melihat keduanya.
Keno berlari menuju kelasnya, yang sebentar lagi akan mulai. Banyak pasang mata yang melihat interaksi keduanya, tak banyak juga yang merasa gemas.
***
Bel istirahat sudah berbunyi, waktunya mengisi perut yang sudah meminta untuk diisi.
Gita dan Yuna keluar bersamaan, para lelaki sudah menunggunya dikantin.
Suasana kantin yang tadinya ramai menjadi hening begitu melihat Gita dan Yuna, sungguh kombinasi yang sempurna. Sama sama cantik, sama sama primadona disekolah, apalagi rambut Yuna yang dikepang kelabang dengan poni tipis membuat penampilannya sempurna.
"Ini rambut Lo apain?" tanya Keno begitu mereka sudah duduk di mejanya.
"Gue yang kepang, kenapa Lo?" tanya Gita.
"Stop buat jadi pusat perhatian Na" ucap Keno.
"Gue ga ada niat, cuma ya gimana lagi" ucap Yuna acuh.
"Kalian mau pesen apa?" tanya Jeno, mengalihkan pembicaraan.
"Gue baso aja sama es teh manis" ucap Yuna.
"Gue samain" ucap Gita.
"Gue pasta sama lemon tea" ucap Dewa.
"Gue baso minumnya lemon tea" ucap Keno.
"Tunggu" ucap Jeno, lalu pergi tapi tiba tiba ia berbalik, "Jangan buat keributan kaya kemaren" peringatnya.
"Iya" ucap Dewa.
Tepat disebrang meja yang ditempat Yuna cs seseorang memperhatikan semuanya dengan jelas, dari cara Yuna tersenyum sampai kesal sekalipun. Pemandangan itu tidak akan ia sia siakan.
"Liatin apaan?" tanya Dirga.
"Oh Yuna?" tanya Bimo.
"Cantik ya" ucap Arjuna tanpa sadar.
"Emang dia cantik, panteslah jadi primadona" jawab Dirga.
"Tapi ati ati" peringat Bimo.
"Ati ati apa?" tanya Dirga.
"Kalo suka sama dua cewek diantara mereka, harus berurusan dulu sama 3 orang itu. Yang pertama Dewa, dia tipikal orang dingin, emosian, sekalinya Lo bikin dua cewek itu kesel, abis udah. Kedua Jeno yang selalu pesenin mereka makan, jangan anggap dia enteng, dia paling cerewet tapi dia care banget, sekalinya Lo rusakin kesayangannya dia, tamat udah. Dan terakhir Keno, dia yang paling posesif sama Yuna, tapi bukan berarti dia cuek sama Gita, dia paling ga suka kalo orang orang yang dia sayangin menangis. Sekalinya Lo coba buat nangis apalagi itu Yuna, keluarga Lo bakal jadi taruhannya, bisa dibilang dia raja disini" jelas Haru yang daritadi paling pendiam.
"Dan Gita, jangan anggap enteng, meskipun dia cewek, dia sabuk hitam di taekwondo. Makanya kemaren pas lo ganggu Yuna" ucap Bimo lalu jarinya menunjuk Arjuna, "Dia bilang bakal bikin Lo mati, jangan anggap enteng ancamannya"
"Seberapa tau kalian tentang mereka?" tanya Arjuna.
"Itu yang gue tau, dan temen gue pernah ngalamin apa yang udah Haru jelasin. Temen gue bener bener dibikin menderita sama Keno cuma gara gara dia ga sengaja tumpahin kuah panas baso keseragam sekolahnya Yuna pas masih SMP" jelas Bimo.
"Menarik" Arjuna.
"Kalo Lo cuma mau permainin Yuna, mending mundur. Bodyguard nya 4 sekaligus" Dirga kembali mengingatkan.
"Gue tau" ucap Arjuna lalu tersenyum, "Baru kali ini ada cewek yang nolak gue, dan itu buat gue penasaran"
Setelah mengucapkan itu, Arjuna melangkahkan kakinya menuju meja dimana Yuna berada.
"Hai" sapanya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Keno, sedangkan Yuna hanya melihat sekilas lalu kembali memakan basonya.
"Ada urusan apa Lo?" tanya Gita dengan tatapan mengintimidasi.
"Santai, itu mata maaf bisa dikondisikan?" tanya Arjuna.
"Ga bisa!" ucap Gita, "Ada apaan? Ganggu selera makan gue ancur aja"
"Gue cuma pengen dia jadi cewek gue" ucapnya lalu menunjuk Yuna.
"Atas dasar apa Lo harus bikin Yuna jadi cewek Lo?" tanya Jeno dengan nada dingin, tapi sorot matanya tajam.
"Gue penasaran aja, baru kali ini ada cewek yang nolak gue" jawab Arjuna dengan enteng.
"Kalo Lo penasaran, ilangin perasaan Lo jauh jauh karna gue bukan barang yang kalo rasa penasaran Lo udah terpenuhi bisa Lo buang" ucap Yuna dengan datar. "Eh gue nyoba pasta Lo ya" ucapnya pada Dewa, tanpa menunggu persetujuan ia langsung memakannya.
"Kebiasaan" ucap Dewa, lalu ia mencubit pipi Yuna dengan gemas, sedangkan yang dicubit hanya bisa tersenyum.
"Ini pedes" ucap Yuna, lalu mencari minumnya tapi gelasnya sudah kosong.
"Nih minum" Jeno menyodorkan minumnya. "Itu emang pedes dodol" lalu mengacak rambut Yuna dengan gemas.
"Udah tau ga bisa makan pedes, maksa banget sih. Ga liat itu pasta merah begitu" jelas Keno lalu mengusap sisa saos dibibir Yuna menggunakan jari jempotnya.
Semua perlakuan itu tak luput dari pandangan Arjuna, bahkan dari semua orang yang berada dikantin.
"Ngapain Lo masih disini?" tanya Keno.
"Masih nunggu jawaban dari itu cewek" ucapnya lalu kembali menunjuk dengan jarinya.
"Jaga jari Lo!" ucap Gita, lalu ia memelintir tangan Arjuna dengan sangat kuat, membuat sang empunya merintih kesakitan, "Udah gue peringatan jangan buat masalah sama Yuna!!"
"Biar gue yang selesain" ucap Jeno lalu maju dan melepaskan Arjuna dari Kungkungan Gita. "Lo makan" perintahnya dengan tegas.
"Let's we see" bisik Keno dengan tangan melipat di dada, sedangkan yang lain hanya bisa mengangguk. Tak sedikit pula yang merekam kejadian langka tersebut.
"Kita udah ingetin dari awal kan biar ga ganggu kita terutama Yuna? Kenapa Lo ngeyel?" tanya Jeno dengan datar.
"Gue rasa gue udah jawab" jawab Arjuna tak kalah datar.
"Oke" ucap Jeno, lalu ia menarik kerah seragam Arjuna "Mundur atau Lo bisa dapet lebih dari ini" ucapnya lalu membanting begitu saja tubuh Arjuna seakan akan itu adalah kapas.
"Teng teng teng... KO" bisik Gita.
"Wah gue merasa terhibur" ucap Yuna.
"Gue bakal buat Lo terima tawaran gue" ucap Arjuna lalu melangkahkan kakinya menuju teman temannya.
"Yuk, gue udah kenyang" ucap Yuna, lalu ia mengelus perut ratanya. Membuat keempat sahabatnya gemas. Keno mengacak rambutnya, Jeno mencubit hidungnya, Dewa mencubit pipinya dan Gita merangkulnya dengan sedikit dikencangkan.
***
Gimana nihhh?
Hari ini adalah hari Minggu, sebagian orang memutuskan untuk kembali tidur. Tapi tidak dengan Gita dan Yuna, mereka memutuskan untuk jogging dipagi hari dan siangnya mereka akan jalan jalan. Itu adalah kebiasaan mereka di hari weekend.
"Lo udah ada kabar?" tanya Yuna.
"Belum, sorry ya Na. Gue udah coba cari keberadaan Mike tapi hasilnya nihil" jelas Gita.
"It's ok, gue juga masih nunggu kabar dari dia" ucap Yuna dengan wajah murung.
"Kenapa ga coba Lo hubungin keluarganya?" tanya Gita.
"Udah, tapi semuanya ga bisa dihubungin" jelas Yuna.
"Sabar, mungkin ini saatnya Lo relain kepergian Mike. Lo lepasin hubungan kalian" ucap Gita.
"Gue ga bisa, gimana kalo sewaktu waktu dia balik saat gue udah sama yang lain?" tanya Yuna.
Saat ini mereka tengah beristirahat sejenak dibangku bawah pohon rindang.
"Sekarang gini, gue tau Lo cerdas. Tapi logikanya, mau sampe kapan? Masa Lo mau terus nungguin dia yang belum tentu bakal balik lagi atau enggak" jelas Gita.
"Gue ga ngerti kenapa dia tinggalin gue tanpa sepatah katapun, padahal sebelumnya kita masih chattingan biasa. Kita masih ketawa ketiwi" ucap Yuna dengan mata berkaca kaca.
"Lo inget ga dia ngomongin apa aja?" tanya Gita.
...*Flashback Mei 2017...
Mike mengantarkan Yuna menuju rumahnya setelah mereka mengerjakan tugas, lebih tepatnya tugas Yuna karna sebentar lagi akan ujian sekolah. Meskipun jadwal kuliah Mike sangat padat, tapi dirinya masih sempat mengajarkan Yuna.
"Udah sampe" ucap Mike.
"Mau masuk dulu?" tanya Yuna.
"Gausah beb, aku langsung ke apartemen aja ya" ucapnya.
"Yaudah kalo gitu, kabarin ya kalo udah sampe" ucap Yuna, lalu ia mengecup pipi kekasihnya singkat.
"Dasar anak nakal" ucap Mike, lalu ia melambaikan tangannya dan tersenyum.
Entah mengapa perasaan Yuna menjadi tak tenang, seolah itu adalah senyuman terakhirnya. Hatinya mencelos begitu melihat kepergian Mike.
Dengan perasaan aneh itu ia memasuki rumahnya dengan air mata yang ia tahan, air matanya tumpah begitu sampai dikamarnya. Entah mengapa ia menangis dan untuk apa ia menangis.
25menit kemudian ponselnya berbunyi menandakan ada pesan masuk.
^^^Mikelove❤️^^^
^^^Aku udah sampe...^^^
Akhirnya..
^^^Mikelove❤️^^^
^^^Aku langsung kerjain tugas dikampus ya, ga lama kok❤️^^^
Iyaa, bye❤️❤️❤️❤️❤️❤️
^^^Mikelove❤️^^^
^^^❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️^^^
2jam kemudian Mike kembali mengirim pesan.
^^^Mikelove❤️^^^
^^^Beb, aku kembali kekampus yaa. Ada tugas mendadak yang harus aku teliti sama dosen.^^^
Kalo aku larang kamu buat ga pergi gimana? Apa aku egois?
^^^Mikelove❤️^^^
^^^Hey! Are you ok?^^^
^^^What's wrong?^^^
Aku cuma ngerasa kamu bakal pergi jauh dan ga akan balik lagi:(
^^^Mikelove❤️^^^
^^^Buat apa aku pergi? Rumah aku ya kamu^^^
^^^Jangan nangis, aku janji ga akan lama^^^
Janji ya?
^^^Mikelove❤️^^^
^^^Janji^^^
^^^Bye sayang ❤️❤️❤️❤️^^^
Namun Mike tidak menepati janjinya, semalaman ia tidak mengabari Yuna. Berhari hari tak ada kabar darinya membuat perasaan Yuna semakin kacau. Berkali kali dirinya mengirim pesan untuk Mike tapi tak ada satupun balasan darinya.
...Mikelove❤️...
Kamu bohong!!! Kamu dimana?
Mike!!!
Kamu dimana Mike?
Jangan bikin aku khawatir
Sayang
Mike kamu dimana? Jangan bikin aku nangis
Aku nangis nih
Astaga Mike!!!!!!!!!!!!!!! Kamu dimana? Kamu janji buat ga lama, tapi ini udah berapa bulan kamu ga kabarin aku?
Mike hubungan kita ga bisa kamu gantung seenaknya gini! Aku punya hati.
Setahun aku nunggu kabar dari kamu, aku hubungin keluarga kamu pun sama, ga ada jawaban.
Mike bangsat! Lu dimana anjing! Udah cukup buat aku nunggu!!!
Mike udah cukup dong buat aku nunggu 2taun gini. Ga akan lamanya kamu tuh seberapa lama? Ini udah 2taun tapi kamu ga balik balik, rumah kamupun kosong.
Mike 3taun aku nunggu kamu, hubungan kita kamu gantung. Seenggaknya ada kata putus diantara kita biar aku tenang ga nunggu kamu balik.
...*Flashback off*...
"Terus selama ini dia kemana?" tanya Gita penasaran.
"Itu yang selama ini gue tanyain, maksudnya ya dia apaan giniin gue" ucap Yuna.
"Gua janji kalo gue nemu itu orang, bakal gue bikin kapok" ucap Gita. "Yuk siap siap, bentar lagi Dewa jemput"
***
Yuna memakai rok span denim 3/4 dengan atasan kemeja putih, sneakers putih dan juga tas putih melengkapi jalan jalannya hari ini, rambutnya ia kuncir satu dengan poni tipisnya dibiarkan.
"Mana Keno?" tanya Gita.
Hari ini Gita mengenakan rok sebatas paha menampilkan paha mulusnya dengan kaos putih yang depannya dimasukan kedalam rok, ia memakai flat shoes berwarna maroon dan tas hitam, rambutnya ia biarkan digerai.
"Jemput si Jeno" jawab Dewa.
Dewa memakai kaos berwarna putih dengan celana jeans warna light blue, jam tangan mewah dan sneakers putih membuat penampilannya nyaris sempurna.
"Yuk" ucap Jeno yang ternyata sudah ada ada dibelakang mereka.
Dia memakai kaos hitam stripe merah, celana jeans warna hitam sneakers warna merah dan menenteng clutch warna hitam, cocok untuk setelan anak sultan.
"Jadi sekarang yang satu mobil sama gue siapa?" tanya Keno.
Hari ini dia memakai kemeja putih yang lengannya disibakan sampai siku, celana jeans warna light blue, kacamata hitam, jam tangan mewah dan sneakers hitam membuat penampilannya bukan seperti anak sekolahan.
"Gue aja sama Jeno" ucap Gita.
"Okay" ucap Keno, "Lo yang nyetir" lalu melemparkan kunci mobil mewahnya pada Jeno.
***
"Mau beli apa?" tanya Dewa pada Yuna.
"Dress maybe?" ucapnya tidak yakin.
"Kok ga yakin?" tanyanya bingung.
"Pokoknya hari ini gue bakal abisin isi kartunya Lo Jeno" ucap Yuna, membuat keempat orang tersebut geleng geleng kepala.
"Gapapa kartu gue item ya, ga ada bates limitnya. Kaya sayangnya aku ke kamu, ga ada batasnya" jawabnya dengan sombong, dan langsung mendapat jitakan dari Keno.
"Belanja apa yang Lo mau" ucap Keno.
"Emang the best deh!" ucap Gita.
"Lo mau beli apa Git?" tanya Yuna.
"Gue? Sepatu boleh tuh" ucap Gita dengan semangat lalu menggiring menuju toko sepatu terkenal.
"Ada yang Lo suka?" tanya Dewa.
"Ga ada" jawab Yuna,
Lalu ia menggandeng lengan Dewa untuk berkeliling toko sepatu tersebut, pandangannya beralih menuju sepatu sederhana namun elegant. Dewa yang sadar akan tatapan Yuna, dengan segera mengambilnya namun seseorang terlebih dahulu mengambilnya.
"Maaf kak, ini punya gue" ucap gadis itu.
"Yaudah ambil aja" ucap Yuna.
Dewa yang melihat tatapan sendu Yuna, mencoba untuk bernegosiasi dengan gadis tersebut agar memberikan sepatunya pada Yuna.
"Gue kasih sepatu yang lebih mahal dari ini, tapi ini sepatu kasih ke cewek gue" ucap Dewa.
"Mau dibayar berapapun, gue ga mau kasih ini sepatu" ucapnya kekeuh.
"Lo mau harga berapa buat sepatu itu?" tanya Dewa sekali lagi.
"Maaf" ucapnya sekali lagi, lalu pergi.
"Udah Wa, gue ga terlalu pengen sepatu itu" ucap Yuna.
Melihat ada keributan, Gita, Jeno dan Keno mendekat.
"Kenapa?" tanya Keno dengan nada dingin.
"Yuna pengen sepatu yang cewek itu bawa, tapi cewek itu ga mau kasih" jelas Dewa.
"Udah gapapa, kita cari sepatu lain aja" ucap Yuna.
"Cewek itu?" tunjuk Jeno, yang diangguki oleh Dewa, "Wait" lalu ia pergi menuju gadis yang membawa sepatu yang Yuna inginkan.
"Permisi" ucap Jeno dengan sopan.
Gadis itu berbalik, "Iya?"
Jeno menyugar rambutnya dan menampilkan lesung pipinya, "Maaf, boleh gue minta sepatu itu?"
Gadis tersebut terpesona dengan ketampanan Jeno, siapa yang tidak bisa menolak dengan aura Jeno, Gita, Yuna, Keno dan Dewa. Mereka bahkan dijuluki most wanted disekolahnya.
"Eh?" ucapnya gugup.
"Sebagai gantinya Lo gue kasih nomer gue, dan sepatu yang Lo pengen" lanjut Jeno. Dan berhasil, sepatu tersebut sudah ada pada tangannya. "Makasih ya, ke kasir aja nanti dia langsung kasih nomer gue. Gue langganan tetap ditoko ini" ucapnya lalu pamit.
"Yes" ucap Dewa.
"Makasih loh, padahal Lo gausah kasih nomer Lo juga gapapa" ucap Yuna.
"Everything for you, apapun itu bakal gue lakuin" ucap Jeno.
"Sekali lagi makasih ya, beruntung banget gue punya kalian" ucap Yuna.
"Lo ga boleh sedih" cegah Keno, lalu ia menggenggam tangan Yuna dengan erat.
"Ada kita disini" ucap Jeno.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!