Semilir angin yang menerpa wajah gadis muda cantik itu juga menggoyangkan helai rambut yang tergerai panjang nan indah . Sinar matahari tipis juga malu-malu menyentuh kulit putihnya ,senyuman indah dari bibirnya pun terukir menikmati sejuknya taman di sekolahnya .Gadis yang baru berusia 17 tahun itu sengaja berangkat ke sekolah pagi untuk sekedar menikmati indah nya duduk di taman sekolahnya sampai ia sedikit terkejut saat ada yang menepuk bahunya dari belakang.
" Ra . . ." Begitulah sapaan gadis itu.
Aira Jasmine Arendra gadis cantik yang ceria ,ramah ,juga manja terhadap papinya Ardi Arendra .
" Apa sih rin ,ngagetin aja ." Cetus Aira dengan wajah cemberut. Arina Inggit atau biasa di panggil Arin adalah sahabat Aira sejak duduk di bangku smp. Mereka memutuskan untuk memilih sekolah menengah yang sama dengan alasan tak mau terpisahkan.
" Nggak denger bel apa, malah bengong ." Seru Arin dengan kesal.
"Hah . . .iya ya kok aku nggak denger ya ." Jawab Aira dengan cengar cengir karna memang ia tak mendengar apapun sejak tadi .
"Ayo buruan masuk ,ngapain masih duduk kayak patung candi gitu." Kesal Arin
Dengan wajah tergesa-gesa Arin menarik tangan sahabatnya itu dan segera berlari menuju kelas karna jam pertama pelajaran adalah matematika dengan guru yang killer maka Arin tak mau ambil resiko jika terlambat masuk kekelas.
"Tunggu. . .tunggu Rin ." Cegah Aira di tengah pelarian mereka.
"Duh apalagi sih Ra ,kita udah telat ini ,kamu mau kena hukuman Bu Eka lagi ." Gerutu Arin.
" Tas. . .tas aku ketinggalan di taman tadi kamu sih main tarik-tarik aja jadinya kan aku lupa ."
"Ya ampun Ra , kebiasaan banget deh . Ya udah cepetan sana ambil, aku tunggu disini."
"Nggak usah Rin, mending kamu duluan aja dari pada nanti kita kena hukum lagi .chat aja kalau Bu Eka masuk." Teriak Aira sambil berlari menuju taman lagi .
Setelah mengambil tas nya Aira segera berlari menuju kelas, tapi seseorang tiba-tiba muncul dari lawan arah jalan membuat Aira tak bisa mengerem langkahnya dan menabrak nya .
Brughh. . . . .
Terdengar sesuatu terjatuh kelantai Aira yang terkejut langsung mengambil sebuah kotak makan dengan sandwich tuna yang sudah kotor karna jatuh ke lantai.
Aira memberikan kotak itu sambil membungkuk meminta maaf dan tanpa menyadarinya bahwa Pria yang sedang memandanginya terus tersenyum melihat tingkahnya Fandy Arkana Shareef seorang mahasiswa magang yang di tugaskan untuk mengajar di sekolah menengah sebelum ia lulus menjadi dosen . Semacam kkn mungkin ya hehe. Fandy menerima kotak makan nya dan ketika ia ingin mengatakan sesuatu gadis yang menbraknya sudah pergi tanpa menunggu maafnya di terima atau tidak. Fandy pun melanjut kan langkah nya menuju ke ruangan guru berada tempat di mana ia akan tinggal di sekolah selama magang tiga bulan .
Kringgg. . .kringgggg. . .kringgg
Bel istirahat pun berbunyi semua siswa dan siswi keluar kelas menuju tempat yang mereka inginkan .ada yang ke perpustakaan ada yang ke taman ada yang ke kantin juga ada yang hanya berdiam di kelasnya seperti Aira dan Arin saat ini .
"Ra , kantin yuk .laper nih aku perutku dah mengadakan parade di dalam sana." Keluh Arin yang memang sedari tadi jam pelajaran menahan lapar. Berhubung Aira lupa tak membawa bekal nya maka ia mengiyakan ajakan sahabatnya itu .
Di gerbang sekolah seorang wanita paruh baya tergesa-gesa memasuki pos security ia ingin meminta izin untuk memberikan kotak bekal anak majikannya yang tertinggal di rumah . Bi Sovi biasanya ia di panggil dan Pak Radit security juga sudah hafal dengan bi Sovi yang sering mengantarkan bekal Aira anak majikannya yang sering lupa dengan bekalnya. Bi Sovi adalah asisten rumah tangga di keluarga Aira ia bekerja sejak Pak Ardi ayah Aira duduk di bangku kuliah sudah sejak lama sehingga Aira juga menyayangi nya seperti neneknya sendiri.
"Makasih ya pak Radit." Ucap bi Sovi setelah mendapat izin dan segera berlalu mencari Aira. Setelah mencari Nonanya dikelas dan tidak ada ia mencoba mencari di koridor sepanjang kelas . Tiba-tiba telfonnya berdering dan bertuliskan nyonya di layar pintar itu nyonya yang dimaksud ialah tak lain mama dari Aira. Rose Arendra meminta bi Sovi segera pulang setelah mengantar kotak bekal Aira ,karna ada saudara jauh nya yang datang berkunjung.
Bi Sovi berpikir untuk menitipkan kotak makan itu pada seseorang karna nonanya juga tak menjawab telfonnya sejak tadi. Ia berpikir menitipkan kepada salah satu gurunya mungkin agak tidak sopan tapi hanya itu yang ada di pikiran bi Sovi.
Sementara Fandy berjalan menuju perpustakaan dan bersimpangan dengan bi Sovi. Sempat ragu terlintas di pikiran nya karna jika seorang guru kenapa muda sekali tapi ia segera membuang pikiran itu dan memanggil nya.
"Pak . . .tunggu ,boleh saya minta tolong saya tau ini kurang sopan.tapi apa bapak mengajar kelas 2A ?"
"I . . .iya Ada apa ya Bu?" Tanya Fandy dengan sedikit bingung namun tetap sopan.
"Tolong berikan ini ke non Aira mmmh maksud saya nona Aira Jasmine Arendra .maaf saya tidak bisa memberikan nya karna sedang terburu-buru ,saya bi sovi dan terimakasih." Ucapnya lalu tanpa menunggu jawaban bi sovi menyerahkan kotak itu dan pergi meninggalkan Fandy dengan kebingungan nya,ia menggaruk tengkuk leher nya yang tidak gatal .
Bagaimana ia tidak heran dalam sehari ia mengalami hal semacam ini dua kali .
Satu jam sebelum bel sekolah di kelas 2A bu Eka selaku wali kelas memperkenalkan Fandy yang akan mengajar bisnis management dalam waktu tiga bulan mendapat perhatian penuh para siswa terutama siswa perempuan. Para siswa laki-laki terlihat sedikit minder dan iri dengan wajah tampan Fandy ,ia meniliki paras tampan ,mata teduh ,senyum manis dan hidung yang pas pada garis wajahnya tak heran jika para siswi tak berkedip sedari tadi melihat Fandy . Namun tidak dengan Aira ia malah sibuk memperhatikan pepohonan yang ada di luar sana.
"Ra. Liatin apa sih ." panggil Arin sambil menyikut lengan Aira.
"Liat pemandangan lah ." Jawabnya cuek
"Pemandangan terindah ada di depan mata Ra ,ngapain nengok yang lain." Ucap Arin sambil membalikan kepala Aira ke depan kelas meliha bahwa ada makhluk tampan di depan sana. Aira sedikit kesal dengan sahabatnya itu karna memang ia tidak tertarik dengan guru baru atau magang atau apa lah itu.
"Ra jujur deh ,masih mikirin kakak impian kamu itu yang kamu ceritain waktu itu. Kamu masih nunggu dia ya?" Tanya Arin dengan hati-hati takut jika sahabatnya tersinggung.
Namun Aira diam beberapa saat dengan pelan ia menjawab.
"Aku udah mutusin buat lupain dia Rin. Udah bertahun-tahun juga mana mungkin kita ketemu lagi. Aku mau fokus belajar aja dulu dan masalah janji itu kan aku dan dia masih anak-anak." Senyum penuh arti terpancar di wajah cantik Aira seakan ada kekecewaan yang di tutupi.
Bel sekolah berbunyi menandakan pelajaran telah usai.suara kekecewaan terdengar di seluruh ruangan karna para siswi masih betah untuk melihat Fandy lama-lama.
"Aira Jasmine Arendra. . ." Ucapan itu mampu membuat hening satu kelas karna terkejut juga penasaran. Tentu juga berlaku untuk Aira .
"Ya Pak saya Aira." Jawabnya sambil berdiri dari kursinya.
"Bisa keruangan saya sebentar dan yang lain bisa langsung pulang , terimakasih untuk kelas hari ini sampai jumpa besok." Setelah mengucapkan itu ia bergegas pergi dari kelas itu dan diikuti Aira di belakangnya tentu Aira sangat bingung dengan kesalahan apa yang ia buat sehingga harus di panggil ke ruang guru.
Setelah sampai di meja Fandy di ruang guru Aira di persilahkan duduk. Tak sengaja ia melihat kotak makan yang tadi jatuh ke lantai saat ia menabrak seseorang dan ternyata orang itu ialah Fandy ,maka Aira berpikir sebab itulah ia di panggil keruangan guru .
"Maaf pak maaf saya tadi buru-buru dan nggak sengaja nabrak bapak." Cetus Aira tanpa banyak berpikir . Fandy hanya tersenyum mendapati sikap muridnya ini entah kenapa ia selalu melihat kelucuan di diri Aira.
"Bagus jika kamu mengakui kesalahan kamu dan saya sudah memaafkannya sebab saya orang baik. Tapi bukan untuk itu saya panggil kamu kesini."
"Lalu untuk apa ya pak." Tanya nya dengan wajah polos membuat Fandy gemas melihat nya.Fandy lalu menyodorkan tas khusus kotak makan pada Aira.
"Pak . . .ini kan?"
"Iya .kotak makan kamu kan dan kenapa bisa sama saya kan. Jadi tadi ada orang bernama bi sovi yang nitipin ini ke saya katanya dia lagi buru-buru jadi dia titip ini ke saya dan menyebutkan nama kamu dan kelas kamu.saya baru tahu kalau Aira itu kamu waktu absen class tadi .sebenarnya sudah sejak jam istirahat saya menerima ini tapi saya belum tahu karena masih baru disini." Jelas nya panjang lebar.
Aira dengan ragu meraih tas yang berisi kotak makan tersebut tapi sejenak ia berpikir kalau isi kotak makan itu sama dengan makanan yang di jatuhkannya tadi maka ia ingin memberikannya pada Fandy tapi rasa sungkan itu ada. Dengan ragu Aira membuka bekalnya .
"Maaf pak jika saya kurang sopan ,ini buat bapak buat gantiin yang tadi saya jatuhin mungkin rasanya nggak seenak punya bapak tapi ini masih bisa di makan kok pak." Pinta Aira dengan memasang wajah memelas ia tak mau nanti kesalahan nya berpengaruh terhadap nilainya jadi Aira harus segera menghapus kecerobohan nya .
Dengan senyum Fandy menerima permintaan murid manisnya ini
"Baik ini saya terima dengan syarat kamu harus lebih berhati-hati ,beruntung yang kamu tabrak saya kalau guru yang lain mungkin kamu sudah kena hukum kan."
Dalam hati Aira sungguh tak mengira jika Fandy adalah orang yang narsis.
Pagi hari seperti biasa Aira berangkat lebih awal ke sekolah dan hari ini ia juga tak lupa membawa bekal makannya.
Dari sisi kanan Fandy menyodorkan tas kotak makan milik Aira .
"Eh pak Fandy .kok pagi-pagi udah dateng ." Ucap Aira malu-malu sambil menerima tas itu dan Fandy pun ikut duduk di sebelah Aira .
"Sengaja sih ,biar nggak macet juga .malah lihat kamu di sini duduk sendirian ya udah samperin aja, ngomong-ngomong sandwich kemarin siapa yang bikin?"
"Kenapa pak, nggak enak ya pak?" Tanya Aira sedikit penasaran.
"Mmhh ,bukan nggak enak sih masih bisa di makan kok, hehe bercanda deh. Rasanya enak kok." Jawab Fandy takut jika Aira marah karena melihat wajahnya yang sudah manyun .
"Saya sih pak yang bikin ,soalnya saya suka sandwich tuna jadi saya belajar bikin sendiri pak, tapi di ajarin sama mama juga."jawab Aira datar.
"Nanti boleh ya saya di buatkan lagi sandwichnya." Ucap Fandy dengan nada menggoda.
"Ya tergantung tawaran nya pak."
"Maksudnya?" Tanya Fandy dengan bingung.
"Ya kalau bapak mau kasih nilai bagus di mapel bapak saya pikirin lagi deh buatin sandwich nya."
Hening. . .
Fandy hanya bingung harus menjawab apa pada Aira, baru kali ini ia menemukan gadis semenyenangkan Aira membuat sesuatu bergetar hebat di dalam sana. Banyak gadis yang mengejar Fandy tapi tak mampu menggetarkan hatinya seperti saat ia pertama kali bertemu dengan Aira. Tingkah polos dan sedikit manja nya membuat Fandy enggan memalingkan pandangan dan perhatiannya pada Aira.
"Canda pak ,serius banget. Kapan-kapan aku bikinin lagi pak ,kan aku murid yang baik."celetuk nya sambil memasang wajah cengir kuda. Dan itu sukses mendapat cubitan di hidung Aira ,betapa gemasnya Fandy melihat gadis di depannya ini .
Tanpa sadar keakraban terjadi di antara mereka.
Waktupun terasa cepat sekali sudah tiga bulan lamanya Fandy mengajar di sekolah Aira. Ini adalah hari terakhir ia mengajar tak terasa juga hubungan ia dengan Aira juga semakin dekat ,tak rela rasanya ia meninggalkan gadis nya . Tapi harus Fandy lakukan karena cita-cita nya bukan hanya menjadi guru sekolah menengah tapi dosen sebuah universitas. Namun Fandy tak bisa lebih dekat dengan Aira ,ia tak pernah bertukar nomor ponsel dengan Aira maka dari itu ia hanya bisa melihat gadisnya di tempat ia menimba ilmu.
Siang itu Aira sedang duduk di taman sekolah tepat jam pelajaran berakhir ia juga tidak pulang bersama sahabatnya karena ia di minta untuk menemui seseorang sepulang sekolah.
"Selamat siang nona Aira." Sapa Fandy dengan membawa sebuah kotak hadiah di tangannya.Aira terkejut karena ada seseorang yang tiba-tiba menyodorkan sebuah kotak tepat di depan wajahnya .
"Buat aku nih ." Jawabnya tanpa membalas salam dari pria yang sedari tadi ia tunggu.
"Iya lah .buat siapa lagi kan disini nona Aira hanya satu kamu."ejek Fandy dengan nada menggoda .bagaimanapun juga Aira adalah anak orang yang terpandang keluarganya bahkan masuk lima besar orang terkaya di negara ini . tapi Fandy selalu santai jika berbicara dengan Aira karna usia mereka tak terpaut jauh hanya enam tahun lebih muda di banding Fandy .
Aira membuka kotak hadiah itu dan kotak itu berisi sebuah kalung emas putih yang berliontin bulan sabit, sederhana namun indah itu yang ada di pikiran Aira .pertanyaan muncul di benak Aira kenapa Fandy memberikan kalung itu untuknya dan jawabannya adalah hanya untuk kenang-kenangan saja. Tapi bukan lah itu alasan utama Fandy karna ia telah menaruh harapan lebih pada kalung itu . Jika suatu saat ia bertemu dengan Aira lagi dan ia masih memakai kalung itu maka Fandy akan berjuang untuk menjadikan Aira kekasihnya itulah harapan yang ada di dalam hati Fandy . Namun jika ia tak memakai kalung itu berarti Fandy tak ada artinya di hati gadisnya ini .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!