NovelToon NovelToon

Berawal Dari Keterpaksaan

Part 1. Terpaksa

"Saya terima nikah dan kawinnya Fani Rosmala Binti Wahyu dengan mas kawin emas perhiasan seberat lima puluh kilogram dan uang tunai sebesar lima puluh juta rupiah dibayar tunai" ucapnya lantang

"Gimana para saksi saahh?"

"Saahhh"

"Alhamdulillaahh" ucap pang penghulu kemudian membacakan do'a untuk kedua pengantin supaya dijadikan keluarga Sakinah Mawaddah wa Rahmah

Sementara itu Fani meneteskan airmata, tak menyangka dirinya akan menikah secepat ini, terlebih dengan lelaki yang tak dicintainya

Rayyan sang suami pertama kali memegang tangan Fani, dan dia peluk lalu kecup keningnya dengan mata terpejam, yaa dia sudah sah menjadi seorang suami dari Fani Rosmala wanita yang juga tak dicintainya, tapi berharap nantinya bisa saling cinta diantara mereka

Lalu Fani pun mencium tangan suaminya kemudian berfoto memperlihatkan buku nikah mereka

Para tamu undangan sudah siap untuk memberikan selamat kepada kedua mempelai tersebut, acara diadakan secara tertutup dan sederhana, yang hadir hanya dari keluarga mereka saja, karena bisa dibilang nikah dadakan

Menit jam pun berlalu, ketika para tamu satu persatu mulai pamit, Fani pun izin kepada kedua orangtua dan mertuanya untuk ke kamar karena sudah lelah berdiri dari semenjak acara

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul enam sore, semua keluargapun melaksanakan sholat maghrib di rumah Fani yang menjadi tempat pernikahan mereka, setelah itu mereka di ijinkan untuk makan bagi yang sudah lapar, dan lainnya memilih untuk bersantai saja sambil makan cemilan

Sementara itu kedua pasang pengantin telah berada didalam kamar mereka

Canggung, yaa rasa canggung yang mereka rasakan saat ini, bingung mau memulai darimana

"Sudah mau mandi?" tanya Rayyan akhirnya buka suara terlebih dahulu karena melihat istrinya mengambil handuk, "yasudah bersihkan dirimu setelah ini kita sholat maghrib bareng"

"I,, iya mas" balas Fani sedikit gugup

Fani pun sudah selesai mandi dan keluar kamar mandi yang telah berganti pakaian biasa lengan dan celana panjang yang juga langsung memakai kerudung

Fani mengambil mukena lalu memakainya dan mereka pun sholat berjamaah didalam kamar, setelah salam Fani mencium kedua tangan suaminya dan sang suami membalas dengan mengusap pucuk kepala Fani yang masih terbalut mukena, kemudian mereka berdo'a bersama sama diharapkan menjadi keluarga bahagia sakinah mawadah warahmah, dan dikaruniai anak anak soleh solehah tentunya

***

Flash back off

Dikeheningan malam terdapat pasangan suami istri yang sedang makan malam disebuah restoran, ya Rayyan mengajak Fani untuk makan diluar supaya tidak bosan dirumah terus, karena istrinya selalu saja ingin diam dirumah tak pernah mau keluar, sekalipun hanya duduk diteras, Rayyan yang saat itu juga terpaksa menikahi Fani karena permintaan orangtuanya yang tak lain adalah sahabatnya Lusi ibunya Fani, ya Mirna dan Lusi sahabatan sejak kecil, maka dari itu Lusi meminta Mirna untuk menikahkan Rayyan dengan anaknya, bermaksud hanya untuk menolong Fani agar tidak terpuruk setelah diselingkuhi kekasihnya, karena dengan dinikahkan diharapkan Fani bisa melupakan mantan kekasihnya

Pelayanpun  menghampiri mereka dengan membawa buku menu makanan

"Fan kamu mau yang mana?" tanya Rayyan tersenyum

"Terserah mas aja" balas Fani yang terus menunduk dari semenjak datang

"Oke kita pilih yang ini aja" ujar Rayyan kapada pelayan dengan menunjuk menu makanan yang dipesan

Pelayanpun pergi, Rayyan bingung harus memulai bicara darimana, karena Fani hanya diam terus dari tadi

"Fan, maaf sekali lagi kalau aku menyetujui pernikahan ini" ujar Rayyan sedikit menunduk,

"aku tau aku salah tak seharusnya aku menyetujuinya, sehingga ini malah bikin kamu tambah sakit hati" katanya

"Gak apa apa mas, mungkin aku yang belum bisa menerima semua ini, belum bisa menerima kehadiran kamu, aku......." katanya seidikit terisak

"Sudah jangan menangis lagi, buat apa menangisi lelaki yang telah meninggalkanmu demi wanita lain, ada aku disini, aku yang akan membuatmu melupakan lelaki itu" ucap Rayyan sambil menyerahkan tisu

Sementara itu pelayanpun datang membawa makanan pesanan mereka, "silahkan" katanya, lalu pergi lagi

"Yasudah makanlah nanti perutmu sakit kalau tidak di isi" ucap Rayyan dengan mengusap pucuk kepalanya

Merekapun makan bersama, setelah beberapa menit tak terasa waktu sudah menunjukan jam sembilan malam, lalu mereka beranjak dari tempat duduk tak lupa membayarnya kepada pelayan disana

Lalu merekapun keluar dari restoran, menuju parkiran dimana mobil mereka ada disana, Rayyan pun membukakan pintu untuk Fani, Fani pun masuk kedalam mobil lalu duduk didepan samping kemudi, lalu Rayyan menutupnya kembali, setelah itu diapun masuk dan mulai mengemudikan mobilnya, sepanjang jalan pasangan suami istri itu hanya diam, Rayyan yang sesekali menoleh ke arah Fani, tapi justru Fani hanya menoleh ke sisi kiri melihat jalanan di sepanjang jalan, ya mereka baru menikah satu bulan yang lalu, dan rasa canggung masih hadir diantara keduanya, diam hanya diam didalam mobil itu

Sampai tak terasa mereka sudah sampai, Rayyan pun turun dan membukakan pintu kembali untuk Fani keluar dari mobil, Fani pun turun, berjalan lebih dulu lalu di ikuti suaminya

"Assalaamu'alaikum" ucap Fani dan Rayyan bersamaan sambil membuka pintu, disana ada orangtuanya Fani sedang duduk mengobrol diruang tamu

"Wa'alaikum salam, ehh kalian sudah pulang, dari mana saja?" tanya Lusi berdiri dan langsung menghampiri mereka lalu keduanya cium tangan

"Cuma makan malam aja kok bu" balas Rayyan

"Ohh baguslah, harus sering sering keluar ya, biar ada suasana baru gak enak lhoo dirumah terus, pengap lama lama" canda Lusi pada keduanya, dan sedikit melirik Fani

"Baik pak bu,,, kami pamit dulu ke kamar" Balas Rayyan sedikit menunduk lalu menggandeng tangan Fani kedalam kamar mereka

"Ibu bahagia banget pak lihat mereka bisa akur, semoga nanti ada cinta diantara mereka ya pak" ucap Lusi

"Kita do'akan saja bu,," balas Wahyu

Sementara itu didalam kamar, Rayyan sibuk dengan laptopnya memeriksa pekerjaan, sedangkan Fani dikamar mandi membersihkan diri, beberapa detik menit Fani pun keluar kamar mandi yang langsung memakai pakaian baju tidur panjang tak lupa selalu memakai kerudung, ya Fani mengganti pakaian dikamar mandi, karena meskipun telah menikah tapi dia masih malu untuk terlihat auratnya padahal sudah muhrim, maka dari itu kerudungpun tak pernah dia lepas, punya pacarpun Fani tak pernah macam macam, hanya sebatas makan dan jalan berdua, peluk cium pun tak pernah, mungkin itu yang menyebabkan mantan pacar meninggalkannya, sempat pegangan tangan tapi hanya sekali dan itu sudah sangat membuat Fani menyesal, karena sudah bersentuhan dengan yang bukan muhrim, ya Fani menjalin hubungan dengan Dio sang mantan kekasih baru lima bulan, tapi itu sudah membuat Fani bahagia dan belum bisa move on sampai sekarang, karena Fani menyukai Dio dari semenjak Mengenal Dio dibangku SMA kelas satu, tapi Dio hanya biasa saja waktu itu, tak ubahnya pada pandangan pertama, makanya sulit untuk melupakan cinta pertamanya, sedangkan mereka jadian waktu sama sama kelas tiga, Fani dan Dio teman sekelas, lama sekali bukan perasaan Fani ke Dio

Rayyan pun menoleh ke arah Fani, dan sedikit tersenyum melihat istrinya sudah sangat cantik meski pakai kerudung, apalagi kalau dilepas pasti sangat cantik, "ehh apa apaan ini" gumam Rayyan sedikit pelan karena heran dengan jalan pikirannya, bagaimana mungkin seorang lelaki bisa tak terpesona dengan wanita dihadapannya yang begitu cantik dan anggun, apalagi ini istri, yang tentu saja boleh disentuh kapanpun, tapi itu mustahil karena sang istri pasti menolak, dan dia pun tidak mau memaksa

"Mas kenapa lihatin aku begitu, aku salah baju ya?" Tanya Fani sambil menunduk melihat baju yang dikenakannya

"Ehh enggak kok, mas cuma ikut seneng aja" jawabnya tersenyum

"Seneng kenapa mas"

"Ya ya,,,, itu seneng lihat kamu udah ganti baju" balasnya salah tingkah "duuuhhhh" gumamnya

"Yasudah aku tidur duluan ya?"

"Iya" hanya kata iya yang diucapkan Rayyan, dia bener bener salah tingkah

Ya Rayyan tak mau munafik, dia memang mulai terpesona dengan kecantikkan sang istri, maka dari itu sedikit demi sedikit hatinya mulai terbuka untuk menerima Fani, tapi Fani justru kebalikannya

Rayyan harus berjuang lebih keras lagi untuk mendapatkan hati sang istri, dia tidak mau ada kata perpisahan meski Fani belum bisa menerima hatinya, menerima kehadirannya, tapi dia yakin Fani suatu saat bisa luluh dan mencintainya

Setelah pekerjaan usai, Rayyan kembali menutup laptopnya lalu berjalan menuju pembaringan dimana terdapat sang istri yang sudah lebih dulu merebahkan tubuhnya diatas kasur

"Fan, sudah tidur?" Tanya Rayyan yang sudah duduk disamping istrinya

"Kenapa mas?"

"Aku boleh bicara sesuatu?"

"Bicara apa mas?" Balas Fani bangun dan langsung menghadap Rayyan, Rayyan sungguh tak kuasa dengan kecantikan istrinya, diapun memejamkan mata menghela nafas panjang,

jika boleh jujur, Rayyan memang sudah ada ketertarikan dari semenjak ijab qobul dilangsungkan, ya dia yang awalnya memang terpaksa menikahi Fani hanya karena memenuhi orangtuanya membantu Fani untuk bisa melupakan mantan kekasihnya, tapi dia justru sudah mulai menyukainya sejak saat itu

Bukan saat itu juga Rayyan baru bertemu Fani, mereka sudah mengenal sejak Fani masih kelas dua SMA, ya Fani sudah lulus sebulan yang lalu dan dia akan melanjutkan kuliah, tapi justru orangtuanya ingin lebih dulu menikahkannya karena kehawatirannya melihat Fani yang selalu menyendiri didalam kamar, awalnya Fani menolak, tapi orangtuanya tetap bersikukuh ingin menikahkan Fani, orangtuanya percaya Rayyan lelaki baik dan tanggung jawab

Akhirnya Fani juga dengan terpaksa menyetujui pernikahannya dengan Rayyan

2. Ohh Hati

"Bicara apa mas?"

"Mas?" Lagi Fani bertanya sambil melambaikan tangan didepan wajah Rayyan karena suaminya malah diam menatapnya.

Rayyanpun tersadar dari lamunannya, dan kembali menghela nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan

"Mas mau nanya sesuatu sama kamu" ucapnya pelan

"Apa perasaan itu masih ada untuk lelaki yang sudah ninggalin kamu?" Tanya Rayyan menatap manik mata sang istri

"Kenapa mas tiba tiba bertanya seperti itu?"

"Nggak, mas cuma tanya saja"

"Jujur mas, ada apa? Mas menyesal menikahiku? Dan mas gak mau membantu aku untuk melupakan lelaki itu? Lalu kenapa mas bersedia menikahiku yang jelas jelas masih menyimpan dia dihatiku"

"Mas mau aku jujur? Ya aku masih menyimpan perasaan pada dia, dan maaf,,,,, kalau aku,,, sampai saat ini masih belum bisa melayani layaknya sebagai,,, istri" ucapnya lagi sambil menunduk menghela nafas dan membuangnya perlahan, Fani tau dia sangat salah karena belum bisa melupakan lelaki itu terlebih Fani juga sekarang sudah menjadi seorang istri, tak seharusnya ada lelaki lain dihatinya selain suaminya

"Ya mas juga tau dihatimu pasti masih ada dia, bukannya mas tidak mau membantu kamu, karena mas sudah berjanji pada orangtua mas untuk membantu kamu bisa melupakan lelaki itu dan membina rumahtangga denganmu tanpa ada bayang bayang lelaki lain" jawab Rayyan

"Dan kalau soal itu, jangan khawatir, aku tidak akan memaksa, aku tidak akan melakukan itu dengan wanita yang masih menyimpan lelaki masa lalunya, semoga aku bisa tahan yang entah kapan" jelasnya

bersirobok dengan hati, mulut bicara seolah tidak mengapa, tapi hati tak bisa berbohong, bahwa dia menginginkannya saat ini setelah bersama selama satu bulan, lagipula siapa lelaki yang bisa tahan bersanding dengan wanita cantik yang memiliki tubuh tinggi nan ideal tapi belum mau disentuh

"Lalu kenapa mas masih bertanya seperti itu?" Mas mau ninggalin aku yang belum bisa melupakan dia?" Tanya Fani penuh tekanan

"Tidak, mas tidak akan meninggalkan kamu, tapi mas bertanya seperti ini karena mas berpikir bagaimana kamu bisa melupakan lelaki itu, sedangkan kamu terus memandang fotonya dan masih menyimpannya di handphone kamu"

"Dan kamu selalu diam dirumah terlebih dikamar kita, kamu enggan keluar rumah sekedar di teras apalagi berbaur dengan tetangga yang lain, mas pikir dengan kamu mau berubah dan berbaur dengan mereka kamu bisa sedikit melupakannya, tapi nyatanya sampai saat ini kamu belum juga mau berubah, ya aku tau pernikahan kita baru satu bulan, aku bodoh terlalu mengharapkan kamu melupakan secepat itu, mas minta maaf jika pertanyaan mas menyinggung perasaan kamu" ujar Rayyan bangkit lalu berjalan dan berdiri di depan jendela, langitpun memperlihatkan cuaca tak biasanya seolah tau apa yang sedang mereka rasakan

"A,,akuu,,, minta maaf mas"

hanya itu ucapan yang keluar dari bibir sang istri

Ya jujur hatinya sakit mendengarnya, mendengar wanita yang sedikit demi sedikit telah mengusik hatinya justru masih menyimpan lelaki lain dihatinya

Bukan tanpa alasan Rayyan berkata seperti itu, karena dia sering melihat istrinya memandang foto lalaki itu, dan dia juga tau Fani masih menyimpan beberapa foto di handphone nya, pas waktu Fani dikamar mandi, Rayyan tak sengaja melirik handphone nya, mengambilnya lalu menghidupkan handphone tersebut dan disana terpampang jelas foto lelaki itu dijadikan screen sever, lalu dia menggeser tombol ke atas tapi pakai password, lalu dia mencoba memasukkan tanggal pernikahannya tapi gagal

Mencoba lagi memasukkan tanggal lahir Fani yang dia ingat dari buku nikah mereka, lalu gagal lagi, sempat gak peduli tapi rasa penasaran lebih mendominasi, dia pun kembali berpikir lalu mencoba memasukkan tanggal jadian Fani dan lelaki itu, dia tau dari foto yang pernah dia lihat didalam nakas kemarin, dibelakang foto tersebut terdapat sebuah tanggal, bulan dan tahun, foto itu hanya menampilkan sepasang bunga mawar dan benar saja alhasil handphone pun terbuka, penasaran dengan apa yang ada didalam, diapun membuka galery, disana terdapat beberapa foto saat mereka masih bersama

Rayyan pun kembali manaruhnya takut Fani buru keluar, dia pun tersenyum kecut seolah pernikahan ini hanya main main

Tapi dia tidak akan menyerah, dia akan terus berusaha supaya hati istrinya mau menerimanya sebagai suami yang sah secara hukum dan agama

Rayyan pun berbalik menghampiri istrinya dan langsung memeluknya, mengusap usap punggungnya dia mencoba mengalah dan mengerti akan sikap Fani yang belum bisa menerima dia sepenuhnya

"Mas yang minta maaf," balasnya pelan

"Yasudah kita tidur ya" ucapnya sambil mengusap usap kepala Fani

Hanya anggukan yang Fani lakukan

Dan sepasang suami istri itu kemudian tidur dan kali ini tidak ada pembatas diantara mereka, biasanya Fani selalu menaruh bantal guling di tengah tengah mereka, tapi kali ini Fani tidak melakukannya

Rayyan pun tersenyum melihat istrinya tidak lagi menaruh guling

Rayyan tidur dengan posisi telentang, sedangkan Fani meringkuk menghadap Rayyan

"Selamat tidur" ucap Rayyan melihat sang istri yang sudah mimpi duluan, dia pun menyusulnya

***

Pagi yang cerah secerah hati Rayyan karena mengingat sang istri semalam, tidak ada bantal guling diantara mereka, tak lupa mereka sudah melakukan kewajiban pada sang pencipta menunaikan sholat subuh

"Nak Rayyan, Fani belum bangun?" Tanya Lusi sang mertua yang melihatnya menuruni tangga lalu menuju dapur membuat sarapan untuk sang istri

mereka sebenarnya ada pembantu, tapi kemarin izin pulang karena ibunya sakit katanya, jadilah Rayyan yang membuat sarapan bukan istrinya

"Belum bu,, tadi abis sholat subuh Fani tidur lagi, katanya masih ngantuk" jawab Rayyan menoleh dan tersenyum

"Kebiasaan itu anak, gimana nanti kalau sudah punya anak" ucap Lusi "yasudah biar ibu saja yang siapkan, kamu tidur lagi saja sana, nanti ibu panggil kalau sudah siap" katanya lagi

Hah? Anak? Bagaimana akan punya anak, disentuh saja belum

Kalau ibunya tau Fani belum melayani suaminya, pasti sudah habis diceramahi ibunya dua hari dua malam

Tapi Rayyan enggan memberitahunya baginya itu aib keluarganya yang tidak boleh ada yang tau kecuali mereka sendiri

Rayyan pun kembali berjalan tapi bukan ke kamar, melainkan ke ruang makan yang disana juga sudah ada bapak mertua sedang duduk dan minum kopi

"Sudah bangun Nak?" Tanya Wahyu

"Iya pak" jawab Rayyan

"Fani belum bangun? Kok sendirian?"

"Belum pak dia katanya masih ngantuk jadi tidur lagi"

"Sudah sholat subuh?"

"Alhamdulillahh sudah pak" jawabnya sambil tersenyum

"Istrimu jangan dibiasakan tidur lagi kalau abis subuh, dia kan sudah menjadi seorang istri, seharusnya bangun lebih dulu dan menyiapkan sarapan untuk kamu, masa nikah sudah satu bulan tapi masih saja begitu, nanti bapak deh yang ngomong"

ucap Wahyu tidak enak pada menantunya

"Tidak usah pak, nanti Rayyan saja yang mengingatkan"

"Kamu baik banget nak, tidak salah ibu meminta kamu untuk jadi pendamping Fani, semoga kamu sabar dengan tingkah laku istrimu" ucap Wahyu lagi

"InsyaaAllah pak" balas Rayyan dengan mengangguk

Ya karena biasa nya bik Rumi sang pembantu yang selalu menyiapkannya

Wahyu pun berteriak memanggil istrinya agar membuatkan kopi satu lagi untuk Rayyan

"Kamu kapan berangkat kerja nak?" Tanya Wahyu

"Besok mungkin pak, hari ini aku berencana mau ajak Fani jalan jalan dulu"

"Wah bagus itu, biar Fani tidak melulu dirumah, bapak percaya sama kamu, kamu suami yang baik dan bertanggung jawab" ucap Wahyu sambil mengusap bahu Rayyan

"Terimakasih pak, semoga do'a bapak ibu dikabulkan"

Lusi pun mengantar kopi berikut cemilan goreng pisang, lalu menaruhnya dimeja makan

"Makasih bu,," ucap Rayyan

"Sama sama, itu sarapan sudah siap, mau ibu bangunkan Fani apa kamu sendiri yang membawanya?" Ujar Lusi

"Biar saya sendiri bu" jawabnya

Setelah minum kopi Rayyan pun beranjak pergi ke dapur mengambil makanan untuk Fani, ibunya membuatkan nasi goreng ayam suwir kesukaan Fani, tak lupa juga sudah siapkan minuman hangat, ya Fani kalau makan nasi goreng minumnya suka yang hangat

Makanan pun dibawa, lalu menaiki tangga dan membuka pintu, di lihatnya Fani masih tidur, lalu menaruh makanan di meja sisi kanan ranjangnya

Rayyan menghampirinya, dan tiba tiba,,,

Cup

Sebuah kecupan mendarat di pipi sang istri

"Cantik sekali,,, tapi sayang belum mau

ku sentuh" gumamnya sambil tersenyum

Rayyan duduk di tepi ranjang, dan mulai membangunkannya

"Sayang, bangun, sudah siang" bisiknya ditelinga Fani

Fani mengerjap perlahan, dan terlihat sosok tampan nan putih dihadapannya, manis sekali bukan? Tapi itu tidak membuat hati Fani luluh

Fani kaget, sekilas melihat ke bawah dia duduk lalu mundur dengan mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya, ya gaun atasan yang dia kenakan sedikit terbuka, karena kerudungnya malah ikutan naik keatas tepat dilehernya dan jelas tubuhnya sedikit terlihat

"Tidak apa, aku kan suamimu" ucap Rayyan sambil tersenyum

"Maaf" balas Fani "jam berapa ini?" Tanyanya sambil melirik jam di dinding

"Aduuhh kesiangan ini" ucapnya lagi karena sudah menunjukkan jam enam lebih tiga puluh menit

"Memang mau kemana?" Tanya Rayyan

keheranan, tak biasanya Fani mau keluar rumah, apalagi ini sepertinya akan pergi jauh, makan, nonton, atau,,,,

Rayyan bingung dengan sikap Fani, seolah olah bukan dirinya

3. Berusaha Berubah

"Aku,,,,, yaa kamu benar mas, aku seharusnya mau berubah, seharusnya aku berusaha, dan semalam aku terbangun disaat kamu tertidur pulas, lalu aku melihat handphone karena menyala, temanku Nindy mengirim pesan mengajak aku untuk menemani dia pergi ke suatu tempat" jelasnya panjang lebar

"Kamu bersedia menemaninya?" Tanya Rayyan

Fani mengangguk lemah

"Dan kamu tidak minta ijin dulu padaku?" Katanya lagi

Fani diam saja, dia merasa bersalah karena memang langsung mengiyakan permintaan Nindy temannya, sejauh ini dia sendiri sebenarnya mau berubah tapi entah kenapa seolah bayang bayang sang mantan selalu hadir di kepalanya

"Kemana?"

"Cuma ke mall mungkin" jawab Fani

"Mungkin?? Memangnya tidak dikasih tau mau kemana, kamu seperti menyembunyikan sesuatu dariku"

"Itu kan tadi sudah dikasih tau mau ke mall, Mas nggak percaya sama aku gitu?" Tanya Fani menoleh lalu menatap Rayyan

"Bukan begitu, kamu tau sendiri siapa Nindy, dia teman dekat Dio mantan kamu itu" jawab Rayyan, dia sedikit tau tentang Dio, karena dia mencari tau pada teman temannya

"Jadi kamu pikir aku akan ketemuan dengan dia begitu? Dengan alasan pergi bersama temanku?" Ucapnya kesal

"Kenapa kamu jadi kesal? padahal aku ngomong baik baik lho" ucap Rayyan

"Maaf,,, kamu sendiri yang mancing seperti tidak percaya padaku, aku semalam berpikir aku memang sudah keterlaluan sama kamu, menolak melayani dan masih memikirkan dia, aku pikir aku akan berusaha dengan menerima tawaran Nindy untuk pergi hanya sekedar menemani dia ke mall, gak lebih, dan aku berkata jujur mas" ucapnya dengan sedikit meninggi

Fani sebenarnya orang baik, tapi karena cinta membuat dia seperti bukan dirinya, padahal hanya belum menerima kenyataan bahwa telah diselingkuhi terlebih selingkuhan Dio sesama teman sendiri, dan itu sangat menyakitkan, tapi dia sekarang ingin memenuhi keinginan suaminya dan juga kedua orangtuanya untuk bisa melupakan Dio

"Aku tidak ijinkan" tekan Rayyan

"Tapi mas?" Jawab Fani menoleh dan sedikit terkejut dengan jawaban suaminya

"Kamu tidak dengar barusan?"

"Kenapa? Bukannya mas ingin aku berubah, dengan aku mau keluar rumah, tidak seperti kemarin yang selalu inginnya dirumah terus" ucap Fani

"Karena kamu seperti tengah memaksakan diri"

"Bukannya kalau mau berubah harus dipaksakan?"

"Ya benar, tapi aku inginnya dari hatimu"

"Aku gak ngerti sama jalan pikiranmu mas" ucap Fani yang langsung bangun dan hendak pergi ke kamar mandi, namun tangannya dicekal oleh tangan Rayyan

"Jangan pergi"

"Kamu itu kenapa sihh, lepasin mas" ucap Fani sambil berusaha lepas dari genggaman tangan suaminya

"Oke,,, oke, tapi aku ikut" jawab Rayyan

"Hah? Ikut? Haduuhhh, masa ikut padahal cuma nganter doang, emang dia mau dengar curhatan para cewek, cewek kan kalau curhat panjang kali lebar kali tinggi" ucap Fani dalam hati

Fani juga sebenarnya merasa tidak bebas kalau suaminya ikut, yang benar saja, pasti gerak geriknya dilihatin terus, kayak cctv saja

"Kenapa diam, aku boleh ikut kan?"

"Heran saja, ngapain ikut, emang kamu mau jadi nyamuk?"

"Maksudnya?"

"Yaa kan kalau sesama cewek suka curhat"

"Curhat apa?" Tanya Rayyan yang terus menatapnya

"Apa sajalah"

"Wahhh suka ngegibah" ucap Rayyan dengan nada meledek sambil tersenyum

"Ihhh bukan gituu" ucap Fani sambil memajukan bibirnya

"Lah terus?"

"Ya kebiasaan cewek kan emang begitu, curhat ini curhat itu, udah ah lagian mau apa kalau ikut kita"

"Yaa mau dengerin curhatan para cewek, emang suka curhat apa sih kalau cewek" jawab Rayyan sedikit tersenyum

"Laki laki memang begitu ya, dikasih tau jangan tapi malah maksa" jawab Fani

"Dan kamu suka tidak kalau dipaksa?" Tanya Rayyan menahan tawa melihat istrinya salah tingkah dengan pertanyaan dirinya, karena memang pertanyaannya mengarah ke hal yang tidak seharusnya dibahas sekarang, tapi sepertinya Fani mengerti arah pembicaraanya

"No, aku tidak suka" jawab Fani

"Memangnya mengerti apa maksudku?"

"Udah lah mas, dari tadi ngobrol terus, aku nggak mau telat" ucap Fani hendak beranjak ke kamar mandi

"Ehh,, aku belum ijinin lhoo"

"Terseraahhh" jawab Fani menoleh, lalu bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri

"Wanita itu selalu benar dan lelaki harus selalu salah" ucap Rayyan sambil mengangkat bahu

"Ya ampun aku sampai lupa menawarkan untuk sarapan, kaann jadi dingin" ucap Rayyan melihat makanannya

Fani sendiri sudah selesai dan sudah berpakaian rapi, tidak lupa dengan kerudung sudah melekat di wajahnya, make up pun sudah karena dia memakainya juga dikamar mandi, dia masih malu meski hanya untuk pakai make up di dalam kamar

Fani pun keluar dia melihat suaminya masih duduk santai diatas ranjang

Rayyan menoleh ke arahnya, dia terpaku dengan penampilan sang istri, yang mengenakan atasan tunik berwarna maroon, dipadukan dengan bawahan celana kulot berwarna senada lalu kerudung pashmina berwarna corak coklat susu, sangat pas untuknya, apalagi istrinya memakai apapun serasi di tubuhnya

Fani sadar dengan tatapan suaminya, lalu menghampirinya

"Mas, kamu kesurupan?" Tanya Fani

"Kamu ini nanya yang bener kenapa"

"Lagian tatapannya gitu amat"

"Aku lagi berpikir, betapa beruntungnya aku memiliki bidadari seindah ini, tapi sayang belum,,,,,,," ucap Rayyan menggantung

"Belum mau disentuh" jawab Fani, entah dia juga tak tau kenapa berani menjawab seperti itu

"Sekarang sudah peka ya"

"Sedikit"

"Ehh aku sampai lupa nawarin kamu sarapan, itu sudah ada diatas meja dari tadi, mungkin sudah dingin" ucap Rayyan sambil melirik pada makanan yang dia bawa

"Emang itu buat aku? Dari tadi aku sudah tau ada makanan disitu, kirain bukan buat aku"

"Kenapa nggak nanya"

"Males lah, udah kesal sendiri dengan pertanyaan ini dan itu" gerutu Fani

"Yasudah, itu mau dimakan tidak, itu ibu sendiri yang masak, bik Rumi lagi pulang kampung katanya

"Ibu sendiri yang bawa kesini? duhh tau dong kalau aku masih tidur"

"Tidak kok, itu aku yang bawa, tadinya aku juga yang mau buat sarapan untuk kamu, tapi ibu larang katanya suami nggak pantas, harusnya istrinya" jawab Rayyan dengan jujur, sengaja supaya istrinya mau berubah

"Lagian memang udah biasa kan kalau abis subuh kamu tidur lagi, orangtuamu juga sudah tau"

"Yasudah aku sarapan dulu, gak apa apa dingin dari pada gak sarapan"

Menunggu istrinya sarapan, handphone Rayyan berdering, dia beranjak mengambil handphone yang berada diatas meja rias, lalu menggeser tombol berwarna hijau, dan mengangkatnya

"Hallo, Assalaamu'alaikum" jawab Rayyan

"Memang gak bisa ditunda? Ohh yasudah, oke" tutup Rayyan tak lupa menjawab salam dari seberang telepon

Fani menoleh dan tersenyum, dia tau apa yang dibicarakan suaminya, pasti soal kerjaan, dan itu artinya suaminya gak bisa ikut

"Ada apa?" Tanya Fani

"Maaf, aku gak bisa ikut, ada urusan kerjaan, tapi kalau udah sampai, jangan lupa hubungi aku, dan jangan pulang ke sore an, apalagi malam" titah Rayyan

Lagian juga tadinya Rayyan mau ngajak Fani untuk sekedar jalan jalan, tapi mungkin meski Fani tak pergi pun dia akan membatalkan niatnya juga, karena sebuah pekerjaan yang tidak mungkin di tinggalkan sekarang

"Yess" gumamnya

"Apa tadi?" Tanya Rayyan karena sedikit mendengar yang dikatakan istrinya

"Ehh enggak, yaudah aku di ijinin kan?"

"Iya, dengan persyaratan tadi"

"Baiklah" jawab Fani yang sudah selesai sarapan, lalu siap siap untuk pergi

Rayyan sudah siap pergi setelah sebelumnya sudah membersihkan diri

Merekapun keluar dari kamar bersamaan menuju lantai satu, ya rumah Fani hanya berlantai dua, dua kamar dibawah, dan dua kamar diatas, rumahnya terletak disebuah komplek perumahan yang cukup sederhana tapi elegan, cat warna putih perpaduan cokelat, sedikit terlihat mewah dipandang, para tetangga pun disana suka bermain dan berkumpul didepan gerbang rumah mereka

"Kalian mau kemana?" Tanya Lusi, sedangkan suaminya sudah berangkat kerja, dia bekerja di sebuah pabrik ternama dijakarta, lumayan jauh dari rumahnya

"Kita mau pergi bu, aku ada urusan kerjaan, dan Fani ada janji dengan temannya" jawab Rayyan dengan sopan

"Sejak kapan kamu mau keluar rumah Fan, kok tiba tiba banget, ibu jadi curiga" tanya Lusi dengan menatap kedua mata anaknya

"Ibu sama saja ya sama mas Rayyan, bawaanya curiga mulu"

"Ya lagian heran saja, gak ada angin gak ada ujan"

"Menantu sama mertua sama saja" jawabnya dengan nada sedikit kesal, sambil melipat kedua tangannya didada

"Iya ibu percaya, tapi udah sarapan kan? Besok mah harusnya kamu yang bikinin sarapan untuk suamimu, masa harus ibu ngingetin terus" titah Lusi

"Iya ibuu,,, kita permisi dulu, assalaamu'alaikum" ucap Fani lalu keduanya mencium tangan Lusi kemudian berjalan membuka pintu keluar lalu keduanya menaiki mobil, karena gerbang pun sudah dibuka sebelumnya

Para tetangga yang bermain disana kaget melihat Fani didalam mobil karena kaca mobilnya tidak dia tutup

Mereka tak menyangka Fani mau keluar rumah lagi setelah sekian lama tidak terlihat, merekapun menyapa sambil melambaikan tangan

Lalu mobil pun melesat lebih jauh, dengan kecepatan sedang

"Turun dimana?" Tanya Rayyan didalam mobil yang sudah melaju cukup jauh

"Di halte bus dekat sini"

"Oke, tapi naik apa ke mall nya?"

"Nindy bilang sih pakai mobil dia"

Mereka akhirnya berhenti karena sudah sampai dihalte bus, Rayyan turun dan langsung membukakan pintu untuk Fani

"Aku pergi dulu, jangan lupa telepon" ucap Rayyan sambil memainkan jari disisi telinganya mengisyaratkan telepon

"Iya"

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" jawab Fani

"Huhhh capek lama lama sama dia, nyerocoooss terus" ucap Fani kesal yang melihat suaminya sudah menaiki mobil

Tak lama, temannya datang, tapi dia membawa seseorang didalam mobilnya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!