NovelToon NovelToon

My Wife Introvert

perias pengantin.

Julaika Husna, Wanita muda berusia dua puluh tiga tahun, memiliki paras cantik dengan bulu mata nya lentik alami dan hidung nya yang mancung serta bibir nya Kecil dan tipis, Membuat semua pria yang melihat nya akan terpikat.

Esok adalah hari bahagia Julaika dengan Rasyid, mereka berdua akan menikah setelah menjalani masa pendekatan selama enam bulan, Namun sejak Tadi Rasyid tidak dapat Julaika hubungi.

Gadis cantik yang memiliki sifat pendiam itu mulai gelisah karena Beberapa kali Rasyid mengabaikan panggilan telepon nya.

Semua persiapan telah hampir seratus persen, semua kerabat sudah berkumpul untuk menghadiri acara sakral tersebut.

julaika merasa gusar karena Rasyid tidak menjawab telepon nya, Julaika menatap tangan dan jari nya yang sudah berhias Hena berwarna merah maroon.

Warna hena tersebut Sesuai permintaan dari Rasyid, Julaika mondar mandir ke sana kemari sembari memeriksa ponsel nya apakah Rasyid membalas pesan nya atau tidak.

"hah....."

Julaika mendesah lalu merebahkan tubuhnya yang lelah, bukan hanya tubuhnya tapi juga pikiran nya.

**

Rasyid bersembunyi di balik pintu saat mendengar polisi menanyakan keberadaan nya, Ia berpikir untuk kabur dari rumah agar lepas dari jeratan polisi.

besok hari pernikahan nya dengan Julaika, ia tidak boleh tertangkap oleh polisi sebelum ia menikah dengan Julaika.

Segala sesuatu akan ia usaha kan Agar polisi tidak menangkap nya sampai besok hari.

Gegas ia pergi untuk bersembunyi, ia tidak boleh tertangkap.

Kenapa permasalahan itu terbongkar di saat ia hendak menikah, padahal selama ini ia menutup rapat-rapat rahasia itu. Namun tetap saja tercium oleh polisi.

Adi tertegun saat polisi menanyakan keberadaan Putra tirinya itu, Ia tidak percaya saat polisi mengatakan kalau Rasyid terlibat kasus narkoba dan pembunuhan berencana salah satu teman kerja nya.

"boleh saya geledah rumah ini...?"

tanya polisi dan di anggukan oleh Adi, sementara Mala hanya membisu Tak percaya dengan apa yang di tuduh kan oleh Polisi terhadap anak nya.

Polisi menggeledah setiap ruangan di rumah itu namun tidak menemukan Rasyid.

"kemana Rasyid ? apa kalian sengaja menyembunyikan nya?"

"tidak, kami bahkan tidak tahu kalau polisi hendak datang !"

sergah Adi tak terima dengan tudingan polisi, mereka bahkan terkejut mendapati polisi mendatangi kediaman nya.

"Kami akan kembali lagi untuk menangkap saudara Rasyid, mohon kerjasamanya..."

Polisi langsung pergi meninggalkan kediaman rumah Adi.

Beberapa kerabat Mala ikut tercenung karena masalah itu, mereka datang untuk menghadiri acara esok hari.

"apa yang terjadi dengan Rasyid ?"

Mala menggeleng kan kepala nya.

Ia mendadak lemas karena acara pernikahan akan berlangsung besok, bagaimana jika tiba tiba Rasyid di tangkap sementara semua persiapan sudah hampir rampung.

"coba hubungi Rasyid ? anak mu itu memang pandai membuat masalah, membuat malu keluarga !"

ujar Adi lalu pergi meninggalkan mereka yang termangu.

Mala mencoba menghubungi Rasyid namun tidak bisa, Nomor nya tidak aktif.

"Kamu sabar Mala...!"

ujar Rina mengusap punggung Mala, mereka hanya memiliki satu anak yaitu Rasyid sementara bersama Adi Mala tidak memiliki anak.

***

Pagi...

Julaika membuka matanya saat terdengar seseorang mengetuk pintu kamar nya, Waktu menunjukkan pukul lima pagi.

"Jul... apa kamu belum bangun ?"

tanya Rena, sang kakak membuka pintu kamar Julaika.

Sang ibu Tengah bersiap untuk di dandani.

"Jul, kenapa kamu diam ? ini hari pernikahan mu tapi kenapa kamu tidak semangat seperti ini ?!"

Julaika terdiam, Ia memikirkan tentang Rasyid yang tidak memberi kabar apapun.

Ia khawatir terjadi sesuatu namun ia ragu untuk membicarakan hal itu dengan Rena sang kakak.

Rena memindai Julaika, sang adik memang tidak pernah banyak bicara. ia terkesan introvert, lebih senang menyendiri dan tidak menyukai keramaian. seperti permintaan nya yang ingin pernikahan gelar secara kekeluargaan saja, namun berbeda dengan sang ayah yang ingin mengadakan pesta dan mengundang banyak tamu.

"Ayo bersih kan diri Jul, sebentar lagi perias mu akan datang !"

Seru Rena dan di anggukan oleh Julaika yang langsung beranjak dari tempat nya.

"bismillah, semoga acaranya lancar !"

gumam Julaika masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

Acara berlangsung di kediaman rumah besar Rian Arsena, Seorang perias memindai ke sekeliling tempat itu, Azlan Mahendra, perias ternama yang sudah terkenal di ruang lingkup artis dan pejabat, ia memiliki kemampuan merias pengantin yang cukup handal dan patut di acungi jempol, banyak artis artis cantik yang menggunakan jasa merias nya.

Begitu juga dengan fardan, ia ingin yang terbaik untuk putri bungsu nya.

Rumah besar itu di sulap menjadi seperti ball room hotel dengan pelaminan dan riasan pengantin yang begitu indah, Anak buah Azlan lah yang mendekorasi tempat itu hingga memukau.

Azlan memasuki ruangan dimana ia akan merias pengantin wanita, seseorang mengikuti nya dari belakang. Ara adalah asisten pribadi yang merupakan adik kandung nya sendiri.

Julaika tertegun melihat seorang pria masuk ke dalam ruangan dimana ia dan Rena berada.Julaika tidak tahu kalau pria itu yang akan merias wajah cantik nya.

"Sudah siap ?"

tanya Azlan duduk di hadapan Julaika dan Rena yang mengulas senyum.

Julaika masih bingung dan tidak memahami maksud pria itu, Azlan meminta Ara Untuk membuka semua perlengkapan make up nya.

"tunggu dulu, kamu siapa ?" tanya Julaika dengan tangan menyetop Azlan yang hendak mendekati.

"Kau ini apa apaan Jul, dia itu perias pengantin !"

Julaika menganga memindai wajah tampan pria itu.

"yang benar saja, aku tidak mau di dandani oleh pria !"

Julaika beranjak sementara Azlan dan Ara tertegun melihat tingkah calon pengantin itu.

"Jul...!"

Rena langsung menarik tangan Julaika hingga ia terduduk kembali di tempat nya.

"Jangan macam macam Jul, Azlan ini perias pengantin profesional, Ayah sendiri yang memilih nya !"

Azlan mengulas senyum berusaha untuk bersikap ramah, sementara Julaika terpaku di tempat nya.

"Tenang saja, aku hanya merias wajah mu ! kalau urusan pakaian ada Ara yang terbiasa mengurus nya !"

Julaika tak bersuara, Ia diam membiarkan pria itu memoles wajah nya dengan bedak tebal.

Azlan menelisik wajah cantik Julaika, Mata nya yang indah dengan bulu mata nya yang panjang dan lentik , hidung nya yang menggemaskan serta bibir nya yang kecil dan tipis.

Satu jam berlalu, Julaika tidak bersuara, Ia benar-benar diam tak seperti kebanyakan wanita lain nya, mereka banyak bertanya dan tak jarang dari mereka para artis yang sering menggoda nya, sementara Julaika ia terkesan dingin dan hanya berkomentar saat Azlan hendak mencukur alisnya yang tebal.

"jangan di cukur, aku tidak mau mencukur alis ! dalam Islam itu diharamkan !"

"Ya, aku tahu tapi hasilnya tidak akan sempurna jika aku tidak mencukur nya !"

sanggah Azlan lalu menghela nafas panjang.

"pokoknya aku tidak mau, kalau kau memang pintar merias pengantin maka kau harus Bisa mengatasi kendala tersebut !"

"baiklah...!"

Azlan menuruti keinginan Julaika.

bersambung....

gugup dan gelisah.

Acara tersebut memang tidak berlangsung di kediaman Fardan, sang ayah. Rian Arsena adalah anak pertama dari Fardan dan Rida, Rena yang kedua dan Julaika menjadi bungsu.

Fardan berasal dari Palembang, dan tinggal di sana, namun tidak dengan Julaika, sejak dua tahun ini ia tinggal bersama Rian, sang kakak.

Kedua kakak julaika sudah menikah, dan Fardan ingin acara pernikahan bungsu nya di gelar secara besar.

Acara berlangsung di Jakarta Agar memudahkan Rasyid dan kerabat menghadiri acara tersebut.

Azlan Terus memindai wajah Julaika yang sudah pangling dan begitu cantik, tangan nya memang lihai dalam merias wajah wanita hingga terlihat berbeda dengan dirinya.

Sudah lama ia menggeluti dunia Rias, Sang ayah sebenarnya tidak setuju karena baginya itu adalah pekerjaan seorang wanita meskipun sekarang banyak pria yang menjadi perias pengantin, namun Sang ayah ingin Azlan meneruskan bisnisnya sebagai CEO perusahaan Heavy Industries. Perusahaan yang bergerak di semua jenis segmen teknik, peralatan listrik, dan elektronik. Perusahaan nya juga menyediakan solusi terintegrasi untuk beberapa industri mulai dari penerbangan komersial dan transportasi hingga pembangkit listrik dan turbin gas.

Namun Azlan tidak tertarik dengan dunia seperti itu, Ia lebih memilih dunia makeup dan fashion. Dan hal itu membuat sang ayah Fadli Nuril kecewa hingga membuat nya pergi meninggalkan keluarga dan membawa Kevin Aprilio, Anak sulung yang mau menuruti keinginan nya untuk bergabung di perusahaan nya.

Azlan tinggal bertiga dengan sang ibu, Ratna dan Ara sang adik yang kini menjadi assisten nya.

Ratna sendiri tidak memaksa Azlan, yang terpenting ia mandiri dan tidak menyusahkan nya sebagai orang tua, dan selama ini Usaha nya tidak sia sia, kerja keras nya membuahkan hasil. ia menjadi perias yang terkenal dan jasa nya tidak lah murah.

"Sudah selesai, tinggal bibir nya. buka sedikit Julaika...!"

Julaika menghela nafas panjang membuat Azlan sedikit heran.

"lama banget, Kenapa sih mesti seperti ini kak !"

gerutu Julaika lalu menyodorkan bibir nya pada Azlan yang langsung mengulas senyum.

"Jadi pengantin memang seperti itu, sekali seumur hidup kalau bisa dan yang pertama itu harus maksimal...!"

Jawab Rena menggeleng kan kepala nya, lalu tersenyum melihat adik nya yang begitu cantik.

Pipi nya yang merona serta bibir yang berwarna merah muda membuat nya terlihat begitu berbeda, Julaika memang jarang sekali dandan.

pakai lipstik saja jarang, apa lagi pakai blush on.

"Ara, siapakan kebaya nya !"

titah Azlan pada sang adik.

sebelum nya memang tidak ada Fitting baju karena waktu itu Julaika sibuk dengan pekerjaan nya di kantor. hingga membuat nya memasrahkan semua nya pada Rena, begitu juga dengan Rasyid. Ia juga menyerahkan semua urusan pada Mala.

"Jul, coba hubungi calon suami mu, sudah siap atau belum ?!"

ujar Rena duduk di hadapan Julaika.

Ara menghampiri dan meminta Julaika untuk beranjak dari duduknya, sementara Azlan membereskan semua make up yang sudah terpakai, keduanya memang mandiri dan tidak terlalu mengandalkan orang lain dalam pekerjaannya.

"Hai, bisa kah dia cepat keluar ! aku mau ganti pakaian...!"

Ara mengulas senyum, baru kali ini ada yang mengusir kakaknya.

"Sebentar, aku akan kembali untuk memakai kan mahkota pada hijab mu !"

Azlan santai dan tidak meladeni sikap jutek Julaika, bagi nya hal itu wajar karena Ia bukan muhrimnya.

Julaika mencoba untuk menghubungi Rasyid namun tidak ada jawaban, sejak semalam nomor nya tidak aktif entah kenapa membuat Julaika bingung.

Tubuh nya kini sudah berbalut kebaya pengantin berwarna putih dengan beberapa Payet indah menghiasi. Ara yang sudah terampil langsung memakai kan nya hijab dan tinggal menunggu Azlan kembali.

Sementara ibu Rida dan kerabat yang lain nya tengah di dandani oleh assisten Azlan yang lain nya.

Azlan masuk setelah Ara memanggil, Ia memperhatikan Julaika yang terlihat tidak tenang dan beberapa kali memainkan ponsel nya.

"Jul, simpan sebentar ponsel mu, kita akan memakai mahkota di kepala mu !"

Julaika menurut tanpa menjawab, seseorang menyembul masuk ke dalam dan menghampiri.

"Astaga anak ibu cantik sekali...!"

Baru lah Azlan melihat Julaika mengulas senyum setelah Beberapa waktu ia tampil dengan ekspresi wajah nya yang datar.

"cantik banget Bu ?" tanya Julaika lalu tangan kanannya meraih tangan Rida, Ibunya tertegun mendapati tangan berhias hena itu terasa dingin dan basah. Julaika akan mengalami hal serupa jika dalam keadaan gugup dan gelisah. entah apa yang membuat nya gusar, apa hal itu memang wajar terjadi.

"Julaika, kamu gugup sayang ?!"

Julaika mengangguk, padahal Rasyid lah yang menjadi pikiran nya saat ini.

"Nak, Azlan. anda pintar sekali dalam merias, anak buahnya juga !

Ibu kagum Loh, jarang sekali lelaki yang menjadi perias."

Azlan mengulas senyum mendengar Penuturan Rida.

"sekolah rias di mana ?"

Itulah pertanyaan yang sering orang lontar kan pada nya, Ia memang Sekolah fashion dan kursus Makeup artist beberapa waktu.

Tentu jika bukan karena hal itu, ia tidak akan bisa, Awal nya memang hanya sekedar tertarik dan suka hingga ia terus menggeluti dunia tersebut dan berkarier sebagai makeup artist dan pengantin.

"saya memang kursus make up artist, dan sekolah fashion Tante !"

"ya, tapi bagus banget loh hasil makeup nya, ayahnya Julaika juga tahu dari teman bisnis nya !"

Azlan hanya mengulas senyum.

"hm, Jul kamu kerja di mana ?"

pertanyaan pertama Azlan untuk Perempuan yang kini tengah termenung sendiri memikirkan calon suaminya.

"Jul kerja di sebuah perusahaan periklanan..."

jaswab Rena karena Jul malah melamun dan tidak mendengar pertanyaan Azlan, mereka berbincang pun ia sibuk dengan pemikiran nya sendiri.

**

Rasyid sudah siap dengan tuxedo berwarna putih nya, Beberapa kerabat juga sudah siap untuk pergi menuju rumah Kediaman Rian.

Ia enggan mengaktifkan ponsel nya karena beberapa kali Arya menghubungi nya, pria itu lah yang menjadi partner nya dalam transaksi narkoba.

"selamat siang....."

Polisi sudah mengintai sejak pagi, Dan mereka yakin kali ini bisa membekuk Rasyid, semalam mungkin Rasyid bisa lari tapi kali ini tidak, polisi sudah berjaga di depan dan belakang rumah Rasyid, tak peduli dengan Acara tersebut karena bagi Polisi Rasyid harus di tangkap hari ini juga.

Adi kembali tertegun melihat tiga orang Polisi datang, Adi yakin kali ini Rasyid tidak akan bisa mengelak atau melarikan diri seperti semalam.

semalam Adi sudah memperingatkan Rasyid untuk membatalkan pernikahan nya terkait kasus tersebut namun Rasyid tetap kekeuh dengan keinginan nya itu.

dan sekarang polisi berada di depan mata, Rasyid mungkin bisa mengelak dan tidak mengakui perbuatannya namun polisi sudah mengantongi beberapa bukti untuk menjerat Rasyid ke penjara.

"Kami harus membawa Rasyid ke kantor polisi hari ini juga !"

Ucap salah satu polisi masuk ke dalam mencari keberadaan Rasyid yang kemungkinan akan lari seperti semalam.

"Rasyid, ibu mohon serah kan diri ke polisi, jangan memperpanjang masalah !"

Rasyid menggeleng kan kepala nya lalu berlari pergi dari pintu belakang rumah.

bersambung....

terima kasih sudah mampir 😍😍😍

tiba tiba menikah.

Mala Tak mengerti dengan pemikiran putranya, Ia langsung pergi berlari saat polisi masuk hendak menangkap nya, semua kerabat dekat terkejut akan hal itu. padahal hari ini adalah hari pernikahan nya dengan Julaika, namun justru ia menjadi buronan polisi.

semua keluarga terlihat bingung karena seharusnya mereka sudah berangkat ke rumah mempelai wanita, sementara Rasyid malah hendak di tangkap polisi.

"bagaimana ini kak ?"

Tanya Rina bingung harus berbuat apa.

Mala menggeleng dengan air mata menetes di pipi nya, tiba tiba saja Dada nya terasa nyeri hingga pandangan nya kabur.

"kak Mala....!"

Teriak Rina saat mala pingsan sedang kan Adi tengah mengurusi masalah dengan polisi.

Adi meminta keringanan pada polisi untuk menunda penangkapan Rasyid namun Polisi tidak bisa menunda waktu lagi karena semalam juga Rasyid berusaha untuk kabur.

Adi langsung masuk ke dalam rumah saat mendengar beberapa orang berteriak minta tolong, istri nya tak sadarkan diri.

Polisi terus mengejar Rasyid yang berusaha untuk lari, Soal kasus pembunuhan mungkin ia bisa mengelak dan menjelaskan hal sesungguhnya namun tidak dengan kasus narkoba karena ia memang pengedar dan juga mengkonsumsi barang haram tersebut.

Dor...

dor....

Suara tembakan tidak membuat Rasyid menyerah, ia malah lari semakin kencang hingga polisi terpaksa kembali membuang peluru dan mengarahkan tembakan ke arah kaki Rasyid.

"Ah....!"

Rasyid terjatuh saat Peluru menghantam kaki kanan nya, seketika itu rasa nyeri bercampur dengan darah yang mengalir ke celana nya yang berwarna putih.

prang......

Julaika tercenung saat tiba tiba menyenggol gelas milik Azlan yang berisi kopi hitam, Azlan dan Ara yang tengah Merapi kan barang mereka langsung terkejut dan menoleh ke arah Julaika yang langsung terperangah dan menjauh dari pecahan kaca namun naas justru ia menginjak serpihan gelas yang berada di belakang nya, Ia memang hendak menggunakan Sepatu pengantin nya.

"Ah....!"

Azlan dan Ara langsung menghampiri Julaika yang meringis kesakitan.

"kamu tidak apa apa kak ?" Ara langsung sigap menangkap tubuh Julaika yang hendak terjatuh.

"hm, tidak apa apa !"

Julaika terdiam dan tiba tiba saja perasaan nya tidak enak, ponsel nya langsung berdering terdengar seseorang melakukan panggilan telepon.

Gegas Julaika mengambil ponselnya yang berada di atas nakas.

"Jul, coba kamu telepon Rasyid. Dia sudah telat setengah jam dan penghulu sudah datang...!"

ujar Rena membuat Julaika tertegun saat mendengar seseorang berkata.

"Jul, ini Tante Rina. Maafkan kami karena tidak bisa datang dan membatalkan pernikahan kalian..!"

"Tapi kenapa ?"

Tanya Julaika.

Fardan masuk ke dalam memperhatikan Julaika tampak terguncang menerima telpon entah dari siapa.

"Rasyidin di tangkap polisi karena suatu kasus !"

tambah Rina, Mala masuk rumah sakit karena keadaan nya sangat lemah, dokter memperkirakan Mala terkena serangan jantung.

"di tangkap kenapa ?"

gegas fardan mengambil ponsel Julaika dan ingin mendengar langsung apa yang terjadi.

Azlan dan Ara masih belum beranjak dari ruangan itu, ke-dua nya tampak heran dengan apa yang terjadi.

Rida menghampiri fardan yang tengah berbicara dengan seseorang di telpon, tangan nya langsung mengepal kuat karena menahan kesal dan kecewa atas apa yang terjadi.

"Ada apa yah?"

Tanya Rida, sementara Julaika terisak dalam dekapan Rena.

"yah, penghulu sudah menunggu, mereka masih ada acara di pernikahan yang lain nya."

ujar Rian masuk ke dalam ruangan tersebut.

Fardan langsung menceritakan apa yang terjadi dengan Rasyid, sontak hal itu membuat Rian terperangah.

Pengantin pria tertangkap polisi karena kasus narkoba dan pembunuhan berencana sementara acara akad sudah di depan mata,Rian tidak mau keluarga menanggung malu karena hal itu, semua kerabat dan kolega bisnis nya sudah datang untuk menghadiri acara sakral Tersebut. Rian menoleh pada Azlan yang termangu bersama adik nya, Rian tidak memiliki jalan lain selain meminta Azlan menggantikan posisi Rasyid.

" nikahi Julaika sampai Acara selesai, aku akan membayar mu dua kali lipat.." Azlan terperangah dengan apa yang Rian sampai kan, Namun belum menjawab Azlan sudah di tarik ke depan penghulu.

"tidak bang, lebih baik batalkan saja !"

"aku tidak mau keluarga kita menanggung malu !"

Julaika sendiri tak bisa berbuat apa apa, Ia hanya bisa menangis meratapi nasibnya sendiri.

Azlan terpaku di hadapan penghulu, semua kru Wedding organizer milik nya terperangah tidak percaya melihat Azlan tiba tiba berada di depan penghulu.

Fardan sendiri tidak tahu apakah ide tersebut tepat sementara Ia tidak mengenal Azlan dengan baik, bisa saja pria itu sudah memiliki istri tapi keadaan begitu mendesak.

Ara juga mematung melihat sang kakak tiba tiba harus menikah dengan perempuan yang baru saja selesai mereka dandani, kalau sudah berada di depan penghulu Ara yakin Azlan tidak akan bisa berbuat apa-apa, jika ia membatalkan maka bukan hanya keluarga Julaika yang menanggung malu tapi karier nya juga akan terganggu, bagi mereka yang tidak mengetahui masalah yang sebenarnya akan menjudge Azlan pria yang tidak memiliki hati karena tiba tiba saja membatalkan pernikahan.

Hal itu juga Azlan pikir kan, tangan nya terulur meraih tangan penghulu, awalnya Fardan ingin ia lah sendiri yang menikah kan Julaika, Namun keadaan membuat nya benar benar kacau, wajah nya pucat karena hal memalukan ini.

"saya terima nikah dan kawin nya, Julaika Husna dengan mas kawin...?"

Azlan bingung dengan mas kawin yang hendak ia berikan, namun benaknya langsung teringat akan uang yang berada di ATM milik nya.

"kenapa diam ? ayo ulang lagi !"

ujar Penghulu meminta Azlan mengulanginya.

"Saya terima nikah dan kawin nya, Julaika Husna binti fardan dengan mas kawin yang berada di dalam ATM ini dibayar tunai !"

"sah....!"

Tangis Julaika pecah mendengar kata sah yang terdengar menggema menggetarkan jiwa nya.

Azlan tertegun sendiri, tiba tiba saja ia menikah dengan seorang perempuan yang baru ia temui beberapa jam yang lalu, Dan Julaika tiba tiba merasa pusing tak percaya dengan kenyataan yang ada.

"Julaika....!"

seseorang hendak mengajak Julaika keluar menemui Azlan suaminya malah mendapati Julaika yang tidak sadar Kan diri.

"tolong, Jul. pingsan !"

teriak Reva teman Jul, beberapa orang langsung mendatangi ruangan tersebut, sementara Azlan tertegun tak tahu harus berbuat apa, entah kenapa ia harus terjebak dalam permasalahan mereka.

Rian langsung membawa Julaika ke dalam kamar nya, Rian mendapati wajah adiknya yang basah oleh air mata, ia tahu ini tidak mudah tapi Semua terjadi begitu saja tanpa ada yang tahu akan seperti ini.

Rida langsung masuk ke dalam kamar dan menangis memeluk Julaika, Ia juga sedih dan terluka karena keadaan ini, hari bahagia yang sudah lama di nanti justru berubah menjadi kelam.

bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!