" Uhuk ..."
" Astagaa ... Laurraaaaaaaa..."
" Dia hidup! Astaga, ternyata dia hidup ... lihatlah, nafasnya normal kembali." Kata seorang laki laki yang wanita itu kenali sebagai Jayden, temannya di kampus fakultas bisnis itu.
" Erghhh, shittttt!!" Maki Laura yang merasakan kesakitan yang luar biasa di tenggorokannya sehingga membuatnya seperti menelan belati yang melukai kerongkongannya.
" Ra kamu bisa mendengar aku kan? Apa kamu bisa melihat ini?" Kata salah seorang temannya yang lain sambil menunjukkan jari-jari tangannya dan menggerakkan 4 jari ke kanan dan ke kiri secara perlahan. Laura juga ingat bahwa temannya yang absurd ini bernama Vera dan dia juga salah satu teman nongkrong di kampus fakultas bisnis ini. Mata Laura berputar dengan Jengah dan melirik ke arah yang lain secara sekilas.
Laura masih mencoba menormalkan nafasnya yang tersendat Karena jalur pernafasannya yang terasa terhenti. Bayangan-bayangan mimpi buruknya berkelibatan dan membuat kepalanya menjadi semakin pening.
" Dimana aku?" Tanyanya dengan suara serak, seakan tenggorokannya itu sudah lama tidak digunakan dan kini ia gunakan sehingga suaranya menjadi parau.
" Ya ampun, sayang. Masa gara-gara tersedak dia malah sekarang Amnesia?" Jayden berseru dengan nada keheranan membuat teman-temannya yang lain semakin panik dan kacau.
Perkataan sahabat laki-lakinya itu membuat Laura semakin kesal dan pusing dibuatnya.
"Tersedak?" Tanya Laura kembali karena Yang dia ingat adalah saat terakhir kali ia Tengah berada di rumah besar Peninggalan Oma Maria yang telah menjadi neraka pencabut nyawa baginya.
Dia ingat saat-saat di mana suami dan adik tirinya itu datang kepadanya untuk menghina dirinya dan mengatakan kepada dirinya bahwa dia adalah perempuan bodoh yang mau-mau saja dimanfaatkan oleh Michael dan juga Lintang. Dan saat itu adalah saat-saat Di mana mereka ingin membunuh dirinya dengan racun yang sangat kuat sehingga dengan cepat bisa meregangkan nyawanya. Mereka memaksa dirinya untuk meminum cairan hitam pekat yang ternyata adalah sebuah racun yang sangat kuat.
Dia bahkan masih mengingat rasa pahit panas dan tenggorokannya yang tercekik dengan racun yang mengalir di dalamnya. Rasa-rasanya waktu itu dirinya sudah berada di antara hidup dan mati. Memang dia sudah berdoa untuk diberikan kesempatan kedua agar bisa membalas dendam perbuatan kedua manusia laknat itu. Apakah saat ini dia bermimpi? Apakah sebenarnya kejadian kemarin itu adalah sebuah mimpi?
" Laura, kamu sudah baik-baik saja kan?" Tanya Vera lagi, dan melihat Laura mengangguk-anggukan kepalanya membuat semua temannya yang berada di sana merasa lega.
"Syukurlah, kami sudah sangat ketakutan ketika melihat kamu mendelik dan kehilangan nafas saat kamu tersedak tadi. Makanya kalau kamu makan itu hati-hati. Nggak ada orang yang bakal mencuri makanan kamu kok. Makan itu pelan-pelan jangan bikin teman kamu ini sport jantung gara-gara kamu tadi sempat hilang nafas. Untung saja jantung kita-kita ini kuat." kata Pratiwi yang juga berada di tengah-tengah gerombolan teman-temannya itu. Mereka memang teman-teman yang biasa hangout bersama dengan Laura. Jadi Laura juga mengenal mereka satu persatu, tapi yang Laura tidak ketahui adalah apa yang tadi sedang terjadi kepada dirinya sampai dirinya dikerubuti orang banyak seperti ini?
Lagi-lagi Laura hanya bisa mengangguk karena dia belum terlalu sadar jika sedari tadi dia dikerumuni oleh teman-teman dan sahabatnya lalu di mana saat ini dia berada? Apakah jangan-jangan saat ini dia sudah tidak berada di bumi? Apakah kemudian dia berpindah ke dunia paralel seperti di novel-novel yang beberapa waktu belakangan ini dia baca untuk menyingkirkan kegabutannya karena tidak boleh bekerja dan harus tinggal di rumah? tapi kenapa saat ini dia berada di universitasnya? Bukankah dia sudah lulus dan sudah menikah dengan Michael selama hampir 3 tahun?
Laura hanya bisa terdiam dan mencoba mengetahui apa yang sebenarnya terjadi saat ini.
karena melihat bahwa Laura sudah tidak apa-apa, maka sahabat dan teman-temannya yang mengerumuni dirinya tadi, beberapa juga sudah berpamitan untuk pergi, meninggalkan dirinya dan hanya tinggal Vera, Jayden dan dirinya yang berada di UKS universitas.
" Kami kaget, Ra! Untung kamu tak apa apa." Kata Jay sambil menepis keringat yang ada di dahinya.
" Ini dimana?" Laura masih kebingungan karena ia masih ingat betul tadinya dia itu berada di rumah besar Oma Maria di mana suami dan adik tirinya datang untuk memaksanya meminum racun sesudah dia menandatangani surat untuk menghibahkan semua harta kekayaannya kepada mereka berdua.
" Di kampus Lauraaaa.... kita sehabis gladi bersih acara wisuda, dan kamu minum lalu tersedak sampai melotot, bahkan aku tadi ketakutan saat kamu sempat kehilangan nafasmu. Tapi syukurlah kamu kembali bernafas karena aku sudah ketakutan saat itu." Jelas Vera dengan nada cepat.
" Kampus?"
Berarti waktu berputar 2 eh hampir 3 tahun sebelum kematian aku dan berarti ini juga adalah kesempatan kedua yang diberikan tuhan kepada aku untuk menghindari saat-saat kematianku dan membalaskan apa yang harus mereka terima karena sudah melakukan hal-hal yang jahat di masa yang lalu, pikir Laura sambil membayangkan apa yang harus ia lakukan saat ini.
Dia masih ketakutan apabila yang dialaminya sebelumnya hanyalah sebuah mimpi.
Tapi pemikiran dan ingatan yang saat ini ada di dalam kepalanya hanyalah ingatan-ingatan kejadian buruk tentang apa yang dialaminya sebelum kematian merengutnya.
***
Tapi ternyata apa yang dia alami saat ini adalah sesuatu yang nyata Walaupun dia sangat berharap bahwa semuanya ini tidak nyata. Karena setelah menghadiri wisudanya menjadi Wisudawan terbaik di Universitas tersebut, Oma Maria dan seluruh keluarganya mengajak Laura kembali pulang ke sebuah rumah megah nan mewah milik keluarga Adiguna.
Dia Mengingat bahwa pada kehidupan dirinya sebelumnya Ia melakukan pernikahan bersama dengan Michael di tempat itu. Bahkan dirinya pun dibunuh di tempat itu.
Itu semuanya karena calon suaminya dan juga adik tirinya telah mengincar dirinya.
Mereka melakukan itu karena diam-diam Omanya telah menyelipkan nama Laura sebagai pewaris tunggal dari seluruh kekayaan Adiguna.
Saat ini Laura sedang mengingat-ngingat tentang kebodohannya dan apa sebenarnya yang menyebabkan Laura bisa tertarik dengan Michael yang sebetulnya wajahnya biasa saja dan mau-mau saja tunduk di bawah kekuasaan Michael yang tidak lebih pintar dan tidak lebih cerdas dari dirinya.
Bahkan dia juga bodoh karena bisa ditipu tanpa curiga sedikitpun kepada laki-laki dan juga adik tirinya yang selalu bermulut manis kepadanya namun kemudian menusuk dari belakang.
Dia berjanji untuk kehidupan yang kedua ini dan kesempatan keduanya ini dia tidak akan tertipu lagi dengan laki-laki buaya dan wanita yang bermulut manis itu. Mereka harus membayar untuk pengkhianatan keji di kehidupan sebelumnya.
Hai readers,
Author balik bawa cerita baruuu, tolong di like dan dibaca, kalau perlu di sukai juga... okeyyy?? Happy reading ^^
Banyak sekali bayangan-bayangan kelam yang berkelebatan ketika dia berada di rumah di mana pernah menjadi tempat eksekusi kematian dirinya, membuatnya tiba-tiba terserang sesak nafas dan ketakutan yang luar biasa.
Seperti de ja vu karena dia merasakan bahwa nyawanya pernah melayang di tempat itu.
" Argh!!" Laura menjerit dengan cukup keras sehingga menarik perhatian dari keluarganya yang berada di sekitarnya itu. Dia sedang berusaha untuk menepis rasa sesak yang ada di dalam dada yang membuat nafasnya dan oksigen berkurang di dalam tubuhnya.
" Kamu kenapa?" tanya Lintang, adik tirinya itu dengan sok perhatian.
Laura langsung menepis tangan Lintang yang hendak menolongnya kemudian dia berlari keluar dari rumah yang menjadi saksi kematiannya itu.
Badannya tiba-tiba panas, nafasnya sesak dan tubuhnya segera Limbung ketika dia berlari keluar dari rumah tersebut.
Tapi ia tak bisa menahan rasa sakit yang tiba tiba mencengkeram dirinya, lalu tubuh Laura langsung jatuh ke tanah dan dia tidak sadarkan diri sampai kemudian Ayah kandungnya dan juga Oma Maria segera membawa Laura ke rumah sakit untuk di observasi lebih lanjut.
.
.
"Kamu kenapa sayang?" tanya ayahnya yang menunggui dirinya bersama dengan Oma Maria.
" Apa jangan-jangan Kamu kecapean gara-gara wisuda kamu tadi terus langsung balik ke rumah?" tanya Oma Maria, yang khawatir dengan cucu kesayangannya itu.
" Iya mungkin Laura kecapekan, oma!"
"Harusnya kamu jangan memaksakan diri, Oma tahu kalau kamu itu benar-benar berusaha dengan keras supaya bisa mencapai Wisudawan terbaik kemudian mengurus semuanya sendiri, dan Sekarang ikut Oma dan Ayah kamu pulang ke rumah keluarga secara langsung pasti kamu sangat kecapean." kata oma sambil mengelus kening Laura karena begitu sayangnya Oma dengan cucu kesayangannya itu.
Bagi Laura memang yang tulus mengasihinya hanyalah Oma Maria, sedangkan ayahnya terkadang membela Lintang dan juga ibu tirinya.
Tapi tentu saja sekeras apapun Ayah kandungnya itu, dia tidak bisa melawan Oma Maria yang memiliki kuasa penuh atas kekayaan keluarga Adiguna.
Baginya sekarang yang terpenting adalah menghindar terlebih dahulu dari tempat keramat tersebut.
Dia tidak ingin mati konyol karena sesak nafas gara-gara teringat masa-masa di mana dia meninggal di sana.
Di rumah sakit ini, Laura bisa berpikir dengan lebih jernih lagi siapa yang bisa membantunya?
Dia perlu segera mencari orang yang bisa melindunginya dan juga membantunya dalam menuntaskan dendamnya.
Keluarga Pratama adalah keluarga terkaya nomor 2 di tempat ini jadi dia harus mencari keluarga terkaya pertama agar bisa mendapatkan perlindungan dari mereka.
Sementara itu, untuk mnegalihkan dan mengulur waktu, dia harus membuat sedikit sandiwara dan drama-drama kecil agar dirinya bisa menghindar terlebih dahulu dari rumah keluarga dan Lintang.
Toh, wacana untuk menjodohkan dirinya dengan Michael Pratama juga belum dikeluarkan oleh oma Maria.
"Iya oma, Laura mau istirahat di rumah sakit terlebih dahulu. Mungkin Laura hanya kecapekan aja." Laura berusaha menghindar dari rumah besar keluarga Adiguna.
"Tapi kata dokter kamu itu tak apa apa . . " ayahnya ingin menghancurkan sandiwaranya?
"Hei, biarkan ia istirahat dulu, Keluarga Adiguna itu adalah keluarga kaya, tak masalah kalau dia ingin beristirahat terlebih dahulu di rumah sakit. Toh, keluarga Adiguna yang akan membayar seluruh pengeluaran Laura di rumah sakit." sahut Oma Maria dengan nada tegas dan tak terbantahkan.
Oma Maria tidak ingin kalau cucu kesayangannya itu kenapa-kenapa kalau dibawa pulang sekarang walaupun menurut dokter cucu kesayangannya itu sudah tidak kenapa kenapa.
"Terimakasih oma!" katanya sambil memeluk Omanya itu dengan sayang, dia tidak peduli dengan ayah kandungnya yang seringnya berat sebelah dengan adik tiri dan juga ibu tirinya.
'Lihat saja nanti! Aku takkan jatuh ke jurang yang sama untuk yang kedua kalinya.' batin Laura sambil melirik sinis ke arah ayah kandungnya. Ia akan membalikkan keadaan.
***
Selama di rumah sakit, hanya oma yang sering datang.
Sedang, palingan ayah kandungnya itu yang sekali sekali datang.
"Aku mesti bikin strategi untuk mendapatkan perlindungan terlebih dahulu sebelum oma Maria menjodohkan aku dengan Michael. Huh! Sebenarnya apa sih yang membuat aku dulu suka sama laki laki itu dan rela melakukan apa saja untuk menyenangkannya." kata Laura dengan lirih sambil kemudian menangis.
Ia mengingat semua tentang masa lalunya.
Saat ia seperti mengemis cinta dengan Michael, menunggunya datang padahal suaminya itu sedang bersenang senang dengan adik tirinya, diam saja ketika ia tidak diperbolehkan bekerja, dan arghhhhhh . . . Ia membenci saat saat sebelum kematian menjemputnya.
"Oh ya, aku ingat kalau keluarga Pratama itu hanyalah keluarga terkaya nomer 2, dan keluarga Stevan lah yang menjadi keluarga terkaya nomer 1, jadi . . . Aku harus mendekati keluarga Stevan. Aku ingat, keluarga Stevan memiliki seorang anak laki laki yang seumuran dengan Michael Pratama . . . Hmm . . . Siapa ya namanya?"
Dulu, Laura hanya mengarahkan matanya kepada Michael saja, sehingga ia tak mengingat orang yang lainnya.
Laura segera mencari tahu lewat internet di ponselnya, dan mempelajari tentang keluarga terkaya nomer 1 dan mengalahkan keluarga nya Michael Pratama.
Seperti biasa keluarga Adiguna sebagai salah satu jajaran keluarga kaya juga, pasti ingin bisa berbesan dengan keluarga kaya, kan?
"Hmm, namanya Reyner Stevan! Aku harus bisa mendapatkan laki laki ini, supaya ia ada di pihakku dan melindungiku dari Michael dan Lintang." gunamnya lirih.
***
Keesokan harinya, Laura bersiap untuk keluar dari rumah sakit. Kebetulan ia akan di jemput oleh asisten sang oma, tapi Laura mengatakan kalau ia ingin bertemu dengan seorang teman, sehingga ia tak bisa pulang ke rumah besar keluarga Adiguna.
"Nona muda, oma Maria ingin nona pulang ke rumah besar."kata asisten Oma Maria yang bernama, Wenny Handayani.
"Sampaikan kepada oma kalau aku ingin pergi ke makam Mama Ella dan pergi ke rumah tempat mama Ella dulu." kata Laura dengan sendu. Ia ingat kalau sudah lama ia tak pergi ke makam ibunya.
Mungkin dengan ia mendatangi makam ibunya, ia akan mendapatkan ketenangan dan petunjuk tentang apa yang harus ia lakukan..
"Tapi, nona muda . . . Sebenarnya Oma Maria punya agenda khusus untuk anda. Memperkenalkan para pewaris tahta di acara penyambutan kedatangan anda nona! Mungkin anda bisa menunda kepergian nona mengunjungi makam ibu nona." katanya dengan cepat, supaya nona mudanya itu bisa tahu sebelum mengambil keputusan untuk pergi.
"Acara penyambutanku?"
"Iya nona, besok sore akan ada penyambutan anda di ballroom hotel Adiguna. Oma mengundang top 10 keluarga terkaya di tempat ini dan memperkenalkan anda sebagai ahli warisnya." kata asistennya itu dengan cepat.
"Apa?"
Kayaknya yang ini gak ada di kehidupan aku sebelumnya, pikir Laura dengan cepat.
Apakah karena ini adalah jalan Laura mengenal Reyner Stevan, pelindungnya kelak?
.
.
Hai readers,
ini cerita baru ya, please di like dan dikomen juga ya... happy reading^^
Tadinya Laura berniat mengunjungi makam ibunya, meminta restu dan juga meminta petunjuk apa yang harus ia lakukan.
Rupanya ada missing puzzle yang berbeda dengan masa lalunya, sebelum ia meninggal.
Laura mendesah kecil dan berkata.
"Tante Wenny, aku pasti akan datang ke pesta itu. Tapi aku ingin pergi ke makam ibuku. Aku rindu!" katanya dengan nada memelas.
"Ehm tapi, oma ingin anda tampil dengan ekstra vagansa. Jadi anda butuh memakai pakaian dari butik dan juga belanja perhiasan yang terbaru, juga . . ."
"Maksudnya, tante mau anter aku belanja?Shopping gitu?" tanya Laura dengan mata berbinar. Laura itu juga manusia biasa, dan ia wanita yang suka fashion. Tentu ia takkan melewatkan kesempatan baginya untuk berbelanja secara gratis.
"Eh iya. . . Tak mungkin nona tampil kumal . . "
"Baiklah! Aku akan menyempatkan diri untuk mencari gaun yang terbaik beserta pernik pernik lainnya."
Laura berpikir kalau dirinya harus tampil lebih baik dan lebih segalanya daripada si Lintang, adik tirinya itu. Dia juga akan membuat Michael menyesal, dan ia juga akan mencoba untuk menggoda serta menggaet pewaris nomor 1, yaitu Reyner Stevan, yang kabarnya tampan dan juga dingin.
Pesona seorang Laura yang cerdas dan memukau akan ia tunjukkan sekarang!!
***
"Ma, aku masih belum bisa mengunjungi makam mama, tapi tolong doakan aku supaya sore ini, aku bisa bertemu dengan penolong aku yang bisa melindungi aku dari kematian yang belum saatnya menjemputku." doa singkat Laura yang sudah mematut diri di kaca. Seorang MUA terkenal pun dipanggil oma Maria untuk merias cucu kesayangannya itu. Oma ingin memperkenalkan Laura Adiguna yang cantik, cerdas dan anggun.
"Nona, apakah anda sudah siap?" tanya asisten oma yang didapuk untuk memanggil Laura ke dalam ballroom hotel Adiguna, karena tamu tamu sudah menunggunya.
Laura menghela nafasnya dan menghembuskannya perlahan.
Kemudian ia menganggukkan kepalanya dan kemudian berkata dengan lirih.
"Aku siap!"
Dengan pakaiannya yang terlihat mahal dan juga indah, Laura Adiguna melangkah dengan yakin. Ia terbiasa berbicara di hadapan publik, sehingga aura kepercayaan diri dan kecerdasan itu selalu melingkupi dirinya.
Di tuntun oleh tante Wenny menuju oma Maria, ia diminta bertemu dengan omanya yang sudah menunggu. Rencananya mereka akan masuk bersama. Tamu tamu sudah datang, dan menantikan Laura masuk dan diperkenalkan oleh oma Maria.
"Oh sayang, kamu cantik sekali!"
"Makasih oma!"
"Kamu sudah siapkah?" tanya Oma sambil mengambil tangan sang cucu yang dingin.
"Jangan gugup, ada oma disini." katanya dengan lembut sambil menepuk nepuk tangan sang cucu dengan tenang.
Oma Maria menuntunnya jalan masuk ke dalam ruangan pesta itu di mana semua mata terlihat menatapnya dengan intens.
Sebenarnya mereka semua menatapnya dengan intens karena kagum melihat kecantikan dan juga keanggunan seorang Laura Adiguna yang ingin diperkenalkan oleh Oma Maria itu.
Banyak orang yang tercengang melihat kecantikannya dan juga kecerdasan yang terpancar dari wajahnya yang cantik.
Semua pada berbisik-bisik sambil mengagumi wanita yang berjalan dengan anggun bersama dengan Oma Maria itu.
"Ah, terimakasih pada semua tamu undangan yang sudah sudi menyempatkan waktu untuk datang ke pesta kecil kecilan yang Oma adakan. Suatu kehormatan yang besar bagi Oma melihat Kalian mau datang ke tempat ini dan merayakan keberhasilan cucu kesayanganku ini menjadi Wisudawan terbaik di sebuah universitas terbesar dan terbaik di luar negeri. Oma mengadakan acara ini untuk memperkenalkan kepada kalian, cucu oma, Laura Adiguna!" kata oma dengan tenang, sedangkan Laura Adiguna menunjukkan pesonanya dengan menatap seluruh hadirin yang hadir. Tiba-tiba matanya bersirobok dengan seorang laki-laki tampan yang ia ketahui dari pencariannya tadi, sebagai Reyner Stevan. Sedangkan di ujung sana, ia juga melihat Michael Pratama datang dan sedang berbicara dengan Lintang Adiguna. Huh! Kalian ternyata sudah dekat ya? Dulu mataku buta dan tak bisa melihat ini semua, tapi sekarang aku bisa melihatnya dengan jelas.
"Di pesta ini, Oma hanya ingin memperkenalkan Laura Adiguna, karena mungkin banyak yang belum kenal dengannya, karena sejak ia dari remaja, selalu mengikuti kelas akselerasi, lompat kelas, dan selalu menempuh pendidikannya di luar negeri. Dan saya harap kalian bisa menikmati pestanya dan saling berkenalan." Kata Oma Maria sambil tertawa, sedangkan hadirin yang datang pun menanggapi apa yang dikatakan oleh Oma Maria itu dengan tertawa sopan juga.
" Baiklah kalau begitu selamat menikmati pestanya!" kata Oma Maria sambil menggandeng Laura untuk turun dari podium supaya Laura bisa berbaur dengan yang lainnya.
" Ah, jadi ini cucu oma yang oma bilang itu?" tanya Michael yang mendekati oma Maria dan Laura setelah turun dari panggung.
Darah dari Laura langsung berdesir dan tiba-tiba saja dadanya sedikit sesak karena langsung berdekatan dengan orang yang telah membunuhnya dengan kejam dan keji.
Laura berusaha menyimpan perasaan dan ketakutannya itu dengan menundukkan kepalanya.
"Oma, selamat buat cucunya yang bisa lulus menjadi wisudawan terbaik . . "
tiba-tiba suara Bariton seorang laki-laki yang tidak Laura kenal masuk ke dalam pendengaran telinganya.
"Ah, nak Rey . . . Jangan merendah. Oma yakin kamu juga jauh lebih daripada itu. Bukankah kamu juga adalah seorang Wisudawan terbaik serta orang yang paling cerdas dalam berbisnis sehingga Apapun yang kamu kerjakan selalu dibuat berhasil?" tanya oma dengan nada senang, rupanya banyak putra pewaris kaya rupanya menaruh perhatian kepada sang cucu. Tatapan mata Laura bertemu dengan manik hitam sang pria mempesona. Tak butuh waktu lama buat Laura untuk terpesona dengan laki laki tampan pewaris tahta tertinggi di atas Micahel itu. Tapi Laura berjanji pada dirinya untuk tidak jatuh cinta pada laki laki. Ia tak mau dimanfaatkan dan dibuat bodoh kayak dulu lagi. Laura sadar, saat ia mencinta ia terlalu bucin, jadi tak mengedepankan logika.
Sedang di pihak lain, Lintang yang berdiri tak jauh dari tempat itu hanya bisa menatap dengan tatapan kesal dan penuh dendam.
Ia memang selalu tersisih karena statusnya sebagai anak tiri dari Daniel Adiguna, dia yang tidak memiliki darah Adiguna Tentu saja tidak bisa berharap banyak. Sekalipun dia juga pandai dan cantik tapi karena dia adalah anak Zoyya dengan laki laki lain sebelum Daniel Adiguna, maka ia tak bisa dikatakan keluarga Adiguna, walau sekarang ia memakai nama Adiguna sebagai nama belakangnya.
Lintang menatap Laura dengan kebencian yang mendalam.
"Aku tak kalah cantik darimu, tak kalah pintar juga . . . Apalagi masalah keanggunan tentu aku juga tak jauh beda. Kenapa nenek sialan itu selalu membeda bedakan aku dengan kak Laura? Aku tak terima. Lihat saja, aku akan merebut apapun yang kamu miliki. Bahkan warisan yang oma akan berikan kepadamu akan aku rebut." ia berdecih sinis dan tentu saja kesal melihat oma Maria yang terlihat bangga hanya dengan Laura.
Apalagi ketika laki laki yang ia sukai terlihat menatap Laura dengan tatapan memuja seperti itu. Padahal sudah lama, Lintang itu menyukai Reyner dan juga Michael, tapi tatapan mata mereka saat ini, begitu memuja pada satu wanita yang membuatnya iri.
.
.
Hai readers,
Jangan lupa di like dan dikomen ya guysss, cuzzz happy reading!!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!