Aku, Liu Yuwen, Pria berumur 25 tahun yang sudah satu tahun menikah, namun terlahir menjadi orang miskin, adalah hal yang sangat berat.
Selalu saja ada masalah di seluruh hidupku, bahkan setelah Aku menikah.
"Apa? Kamu ingin kita segera memiliki anak? Apakah kamu tahu berapa banyak biaya untuk membesarkan seorang anak? Lihat, gaji bulananmu sekarang saja sangat kecil, bahkan tidak bisa membeli Tas Branded Favoridku,"
Itu adalah sebuah kata-kata yang baru saja di lontarkan oleh Istriku, Huang Meilin.
Berbeda dengan Istriku, yang berasal dari Keluarga yang cukup Kaya, Aku hanyalah anak yatim piatu miskin.
Bagaimana Aku bisa menikah dengan wanita dari Keluarga Kaya seperti dia?
Berterimakasihlah pada wajahku yang tampan, yang bisa memikat dan meluluhkan hatinya.
Tentu saja aku mencintai dia bukan karena harta yang dia miliki itu karena aku memang tulus mencitai dia, kami bertemu di Universitas yang sama, kemudian jatuh cinta, lalu menikah tidak lama setelah kami lulus kuliah.
Aku merasa cukup hebat dengan kemampuanku, itulah kenapa walaupun Aku anak yatim piatu miskin, Aku bisa mendapatkan beasiswa di Universitas Ternama.
Namun ternyata masalah sebenarnya muncul ketika aku mulai bekerja dan mencari pekerjaan, sangat susah mendapatkan pekerjaan tanpa koneksi yang bagus, dan bahkan setelah bersusah payah mendapatkan pekerjaan aku hanyalah menjadi seorang bawahan yang dimanfaatkan habis-habisan oleh atasanku, seorang pegawai kantor biasa.
Itulah kenapa, Istriku merasa sangat tidak puas denganku.
"Aku selalu berjanji padamu aku pasti nanti akan bekerja lebih keras, untuk bisa memberikan kamu uang yang cukup untuk membeli hal-hal favoritmu,"
"Kamu selalu saja mengatakan hal itu sejujurnya aku muak dengan Pria miskin sepertimu, jadi Aku memintamu cukup untuk jangan lagi membicarakan tentang anak, aku sangat sibuk dengan karir dan pekerjaanku sendiri,"
Aku ingin marah, namun aku mencoba menahan diri, ketika melihat Istriku pergi begitu saja.
Aku ingin marah namun apa yang dikatakannya memang benar saat ini pekerjaanku hanya biasa-biasa saja, sangat sulit memenihi kebutuhan hidup mewah Istriku itu.
Jadi daripada bersedih memikirkan soal hidup, Aku memilih untuk bersiap juga berangkat bekerja.
Tepat ketika Aku melewati ruang keluarga, Aku mendegar bagaimana saudara Iparku dan Mertuaku mulai bergosip.
"Kakakmu Melin itu benar-benar sial memiliki Suami miskin seperti Yuwen, hanya penampilannya saja yang bagus namun lihatlah, dia itu hanya sampah yang tidak bisa apa-apa, hidup saja harus menumpang di rumah mertuanya, ja hanyalah anak yatim piatu miskin yang bahkan menyewa sebuah rumah saja kesulitan,"
"Benar, kakak memamg dibutakan oleh penampilan, dan sekarang apa? Dia hanya mendapatkan suami benalu semacam itu,"
Ini sebenarnya bukan hal yang baru.
Keluarga Istriku, memang selalu memperlakukanku dengan buruk sejak dulu, karena kami hanya menumpang di Rumah Mertuaku.
Bukannya Aku tidak ingin menyewa rumah di Luar, Namun Istriku hanya ingi tinggal di Rumah yang mewah dan megah, dan tentu saja aku tidak mampu menyewa rumah yang megah dan besar seperti rumah mertuaku, dan begitulah akhirnya kami tinggal disini.
Sejujurnya, Aku juga benar-benar muak dengan Mertuaku yang menyebalkan itu, yang selalu saja bergosip dan membicarakanku akan menghinaku ketika ada di belakang.
Aku benar-benar ingin segera pergi dari rumah sialan ini namun apa daya istriku tidak mau jadi aku hanya bisa mengikutinya.
Merasa sangat muak untuk mendengar gosip itu akhirnya aku segera saja memutar lewat pintu belakang untuk pergi ke kantor.
Hari-hari di kantor, tentu saja tidak sebaik yang Aku kira, ketika baru saja sampai aku sudah dipanggil oleh atasanku untuk ke ruangannya.
"Yuwen! Bagaimana bisa kamu membuat begitu banyak kesalahan pada proposal terakhir kali? Apakah kamu sengaja ingin menjatuhkanku di depan Pak CEO?"
Yah, orang tua menyebalkan ini mulai lagi mengoceh, padahal dari awal proposal itu bukan tanggung jawabku untuk membuatnya, namun tanggung jawab atasanku ini, namun karena dia malas dia menyerahkannya padaku.
Jika hasil pekerjaanku bagus tentu saja dia hanya akan membanggakan itu sebagai pekerjaan miliknya dihadapan Pak CEO, namun jika hasilnya buruk dia hanya menyalahkanku.
Atasan yang sangat buruk dan brengsek yang sangat ingin Aku tendang namun aku masih butuh pekerjaan ini jadi aku menahannya.
"Maaf.. Pak, saya akan mencoba memperbaikinya,"
Dokumen itu segera dilemparkan ke arahku.
"Itu memang pekerjaanmu sana kamu pergi saja dari hadapanku dan segera selesaikan tugas ini saat jam makan siang,"
"Tapi Pak, saya masih harus mengurus proposal proposal dan tugas lainnya,"
"Aku tidak mau tahu pokoknya kamu harus menyelesaikannya tidak ada toleransi. Lagi pula itu kesalahanmu dari awal, dan tidak ada penundaan pada pekerjaan-pekerjaan lain milikmu harus diserahkan sesuai dengan detline,"
Orang Tua bangka didepanku ini memamg brengsek.
Seenaknya saja menyuruh orang seperti ini aku bahkan tidak diberikan kenaikan gaji untuk ini!
Namun itulah hari-hari biasa yang aku lakukan.
Sampai suatu hari, Aku ditugaskan oleh perusahaan untuk melakukan diskusi dengan salah satu perwakilan Perusahaan Besar.
Aku terkejut ketika melihat nama Perusahaan, itu adalah perusahaan tempat Istriku bekerja.
Mungkin setelah urusan nanti di sana sebelum acara janji di mulai dengan klien, aku bisa menemui Meilin?
Aku tidak pernah menyangka jika rencana kecilku itu, akan membuatku menemukan sebuah rahasia Istiku.
Ketika Aku memasuki Ruang Kerja Istriku dan berniat memberikan kejutan, Aku melihat bagaimana Istriku bersama dengan Pria lain, sedang berciuman.
Apa...
Apa-apaan itu!
Bahkan Pria itu berani untuk meraba-raba tubuh Istriku!!
Jelas aku menjadi marah dan tidak bisa tinggal diam langsung mendatangi mereka dan memukul pria bejat dan kurang ajar itu.
Meilin pasti dilecehkan oleh pria bejat itu, kalau tidak mana mungkin Meilin mau dengan Pria yang terlihat jelek itu?
Meilin memiliki selera yang tinggi untuk seorang pria.
Namun sebuah kejutan langsung menghantamku ketika Meilin membela Pria itu, menghentikanku dari memukulinya.
"Yuwen! Tolong hentikan!"
"Tapi Meilin, dia telah berani melecehkanmu!"
Pria yang baru saja Aku pukuli itu, sekarang mulai berdiri dan menunjukkan ekspresi kemarahan dariku.
"Hah, astaga Meilin, Apakah dia Suamimu yang miskin itu? Yang katamu tidak bisa membuatmu bahagia itu? Seorang pria sampah yang tidak bisa menafkahimu?"
"Itu benar, dia Yuwen Suamiku. Aku rasa sudah tidak ada yang perlu disembunyikan lagi, Yuwen Aku sudah lelah menjadi Istrimu, karena kamu miskin, kamu tidak bisa membuatku bahagia,"
Aku yang mendengar itu jelas saja menjadi cukup marah, jujur aku tidak pernah mengira jika Meilin, Istriku dari semua orang, akan mengatakan hal-hal seperti itu di belakangku.
Dia adalah wanita yang sangat Aku cintai.
Namun kenapa?
"Kenapa?"
Aku jelas saja masih tidak mempercayai tentang apa yang aku dengar, istriku berselingkuh dengan Pria lain?
Namun bukan jawaban dari Istriku yang Aku dapatkan, namun suara tawa dari Pria selingkuhan Istriku.
"Tidakkah kamu berkaca dengan dirimu? Itu karena kamu miskin,"
Aku sudah sering untuk mendengar kata-kata itu, sudah banyak orang yang mengatakan kata-kata itu padaku pada setiap hal sejak Aku muda.
Ini karena Aku miskin, jadi apakah aku berhak diperlakukan tidak adil seperti itu?
Karena Aku miskin, apakah itu juga pantas membuat aku selalu dihina setiap hari?
Karena Aku miskin, semua orang memandang sebelah mata padaku?
Hanya karena aku kebetulan terlahir miskin?
Apakah itu sebuah kemalangan?
Aku bahkan sudah berusaha begitu keras untuk meningkatkan diriku.
Namun sekali lagi, karena Aku miskin, Aku hanya menjadi bahan yang di manfaatkan oleh orang-orang yang di atasku, mereka selalu memeras keringat dan tenagaku, namun tidak pernah memberikan hal lebih padaku, mereka berani melakukan hal semacam itu padaku karena Aku miskin, seorang anak yatim piatu, jadi bahkan walaupun Aku di tindas, tidak akan ada yang membelaku.
Semua selalu seperti itu bahkan sejak aku ada di sekolah.
Hanya karena Aku miskin, semua orang merendahkanku, seolah Aku hanya kutu yang merusak pemandangan mereka.
"Ya Yuwen, itu karena kamu terlahir miskin miskin adalah suatu kemalangan yang tidak akan pernah bisa kamu ubah, Aku menyesal karena menikah dengan Pria miskin sepertimu. Akan lebih baik jika kita segera bercerai,"
Kata-kata dingin dari Meilin barusan, hanya membuat hatiku semakin sakit.
Seolah-olah menaburkan luka pada garam.
Aku sangat marah, sampai tidak tahu harus membendung kemarahan ini dengan cara apa dan segera aku mulai memukuli Pria yang bersama Meilin.
"Yuwem! Hentikan itu apakah kamu sekarang menjadi gila? Jika kamu seperti ini terus kamu bisa dimasukkan ke dalam penjara lalu siapa yang akan membebaskanmu nanti? Kamu itu miskin dan tidak memiliki biaya untuk mengurus pengadilan dan menyewa pengacara nanti! Kenapa kamu sekarang menjadi tidak masuk akal?"
Mendegar kata itu lagi, Aku benar-benarmerasa tidak tahan.
Lalu, kenapa jika Aku miskin?
Orang-orang bisa berbuat seenaknya padaku?
Namun pada akhirnya, reality berkata lain, setelah memukuli Pria itu, aku di bawa petugas satpam ke Kantor Polisi, Pria yang Aku pukuli ternyata CEO Perusahaan itu.
Bahkan walaupun Aku menjelaskannya, Polisi membela orang itu.
Padahal, Aku tidak memukulnya terlalu keras sampai cedera serius.
Dalam sekejap aku dimasukkan ke dalam jeruji besi.
Sialan!!
Dunia Brengsek!!
Pria itu bahkan sempat memukuliku juga, namun kenapa hanya aku yang ditahan?
Aku masih bisa merasakan luka memar yang ada di wajahku dan ada di perutku yang menyakitkan ini.
Bahkan tidak ada orang yang bertanya tentang bagaimana keadaanku..
Sialan!
Aku begitu frustasi ketika memikirkannya.
Apa sekarang yang harus aku lakukan...
Dan begitulah dua hari berlalu dalam sekejap, tidak perlu dipikirkan aku pasti akan segera dipecat dari perusahaan selain memukuli CEO dari Perusahaan Klaien, Aku juga melalaikan tanggung jawab untuk berdiskusi soal bisnis.
Seolah-olah semua yang aku usahakan hancur dalam sekejap.
Sampai, sore itu Meilin menemuiku.
"Yuwen, aku akan membantumu keluar dari penjara, namun kamu harus menandatagani surat ini,"
Aku melihat surat yang Meilin pegang.
Itu adalah surat cerai.
Wanita Sialan!!
Kamu berpikir dirimu terlalu tinggi!
Siapa yang ingin bersama dengan wanita murahan yang sudah di sentuh oleh Pria lain?
Setelah Aku tahu, Aku bahkan merasa jijik pada wanita yang ada di depanku ini.
Tanpa banyak berpikir, Aku menandatanganinya.
"****** sepertimu, Aku bahkan tidak sudi kamu menjadi Istriku!"
Aku segera mendapatkan tamparan, namun aku puas bisa mengatakannya.
Dan begitulah, setelah keluar dari penjara, Aku berakhir di jalanan, dengan satu koper barangku yang sudah di kemas mantan Istriku.
Aku jelas tidak memiliki tabungan karena semua uang dan gajiku aku serahkan pada Meilin dari dulu.
Sekarang, Aku mendadak jadi Duda dan Tunawisma tidak punya rumah.
Kenapa nasip bisa begitu sial?
Bahkan hujan turun ketika aku sedang berada dijalanan.
Itu bukan hujan biasa namun adalah hujan badai.
Sebisa mungkin aku mencoba melarikan diri dari tempat ini, namun tiba-tiba ada petir besar menyambar.
CTARRRR
Pohon yang ada di depanku tumbang, hampir menimpaku.
Aku terduduk ditanah karena ketakutan, karena dalam sekejab Aku hampir mati.
Setelah itu, ada sebuah layar aneh di depanku, dan sebuah suara aneh memasuki telingaku.
Suara-suara aneh mulai memasuki telingaku sesuatu yang tidak masuk akal seperti sistem atau sesuatu.
Jelas saja aku mengabaikan suara aneh yang ada di kepalaku ini mungkin saja ini hanya khayalanku karena aku menjadi terlalu lelah, setelah semua banyak hal-hal yang terjadi padaku hari ini mulai dari tiba-tiba bercerai sampai menjadi gelandangan yang tidak memiliki rumah.
Bahkan baru saja aku hampir saja kejatuhan pohon dan mati.
Lagi-lagi, ada sebuah layar transparan aneh dan juga sebuah suara yang memasuki teligaku.
Ini benar-benar terasa aneh jadi aku mulai mencoba menyentuh layar transparan itu namun aku tidak bisa menyentuh layar transparan yang ada di depanku.
Memiliki ketampanan? Menjadi Populer di antar para wanita? Memiliki Kedudukan? Atau menjadi Kaya Raya? Membalas dendam pada musuh-musuh yang merendahkan mu? Aku, Super Sistem 777 akan mengabulkan setiap keinginan yang kamu miliki,> Kali ini aku bisa melihat layar yang ada di depanku menjadi lebih lebar dengan begitu banyak kata-kata di sana. Bagaimanapun aku melihat semua kata-kata yang ada di layar itu semua benar-benar terlalu curigakan bukan? Mungkin aku benar-benar menjadi gila karena terlalu pusing untuk menghadapi kenyataan hidupku. Daripada terus merenung aku memutuskan untuk segera pergi dari sana mengabaikan layar transparan dan suara-suara yang mulai muncul dalam pikiranku. Kali ini, aku lagi-lagi mendengar sebuah suara yang tiba-tiba memasuki kepalaku, juga layar transparan yang kali ini menunjukkan tambahan beberapa ekpresi marah. Mau berapa kali pun aku melihat layar yang ada di depanku dan juga suara yang aku dengar aku tetap merasa ini tidak nyata. Semakin aku memikirkannya aku merasa bahwa ini benar-benar terlalu gila dan terlalu mencurigakan bukankah hal-hal seperti ini sebaiknya diabaikan saja? Jadi daripada repot-repot aku membalas, Aku memutuskan segera pergi ke tempat itu setidaknya aku masih memiliki beberapa uang di tabungan yang bisa membuatku menyewa beberapa kos kecil. Aku memilih untuk mengabaikan itu, dan tetap berjalan. Lama-lama ketika mendengar suara dan teks-teks itu pun aku menjadi sangat kesal. "Apapun Kamu!! Jangan berisik dan menggangguku!" Aku terlalu emosional sampai berteriak begitu keras padahal saat ini aku berada di sebuah jalanan yang cukup ramai dengan orang. Hal-hal ini membuat orang-orang yang ada di sekitar sana mulai menatap ke arahku, seolah-olah baru saja menatap seorang orang gila yang berbicara sendiri. Sialan!! "Astaga, anak jaman sekarang banyak yang sudah gila dan depresi, sangat disayangkan wajah tampan itu karena dia gila," "Memang, lihat dia benar-benar terlihat berbicara sendiri ini," Begitulah kira-kira respon orang-orang yang baru saja mendengar teriakanku itu. Dan segera aku mendengar sebuah suara tawa yang menjengkelkan. Ini pasti sesuatu yang bernama sistem 777 sialan itu!! Daripada terlalu emosi dan malah ditambah gula aku segera memutuskan untuk pergi dari jalanan itu menuju ke salah satu gang-gang yang cukup sepi. Dan setelah memastikan tidak ada orang yang ada di sekitarku aku mulai berbicara, "Apa maumu?" Ketika mendengar itu sekali lagi aku hanya bisa menghela nafas dan berkata lagi, "Apakah ini semacam penipuan model baru?" Aku terdiam sebentar untuk berpikir dan akhirnya memutuskan untuk segera berkata, "Baik-baik, Aku percaya kamu Sistem 777 atau apalah itu adalah hal yang nyata. Namun bagaimana jika kamu pergi dan meninggalkanku sendiri saja? Cari saja orang lain yang bisa kamu ajak bermaian sistem itu!" Aku mendengar suara itu terdengar kesal seolah-olah tidak menyangka dengan respon yang baru saja aku berikan itu. "Kamu pikir Aku bodoh? Apakah Sistem atau apalah itu, jelas itu bukanlah sesuatu yang baik, ini jelas merupakan sebuah penipuan yang mencolok. Mengabulkan impian dan keinginan? Tidak mungkin hal-hal itu benar-benar nyata bahkan walaupun itu nyata Aku percaya, itu tidak akan gratis dan cuma-cuma, pastilah ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan semua itu," Ya, aku adalah tipe yang realistis bahkan jika tiba-tiba dihadapkan oleh sistem kekayaan semacam ini bukankah hal-hal ini sangat mencurigakan? Siapa tahu hal-hal apa nanti yang harus aku bayar untuk mendapatkan sistem semacam ini? Ini seperti semacam perjanjian dengan iblis. Setelah mengatakan itu aku melihat layar kosong transparan tanpa kata-kata muncul di depanku. Melihat tanggapan sistem yang sepertinya ngeblank, dan seolah tidak bisa berkata-kata setelah mendegar kesimpulanku ini, rupanya sepertinya ini benar. Pasti ada harga yang harus dibayar. "Sudahlah aku tidak tertarik dengan semua penawaran yang kamu berikan sebaiknya kamu mencari orang lain," Lalu, setelah mengatakan itu aku kembali mendengar suara statis dari sistem itu. Setelah mendengarkan itu aku sekali lagi hanya bisa menghela nafas dan berkata lagi, "Bahkan, jika Aku miskin, aku setidaknya masih memiliki otak untuk tidak mengikuti sistem yang muncul tiba-tiba dan terlihat mencurigakan seperti ini," "Diamlah, dan jangan menggaguku!" "Lalu kenapa?" Ketika aku bertanya semacam itu lagi-lagi aku melihat layar kosong di depan mataku seolah-olah sistem itu baru saja bungkam tentang apa yang aku katakan. Tidak seperti aku tidak ingin kaya atau balas dendam, namun bukan berarti aku akan menghalalkan segala cara, sampai mengorbankan diriku sendiri atau hal-hal berharga yang aku miliki. "Percayalah aku tidak akan melakukannya jadi sebaiknya kamu pergi saja," Itu adalah awal pertemuanku dengan Sistem aneh itu. Berikutnya, Aku kembali menjalani hari-hariku seperti biasa, mencari sebuah kos untuk Aku tinggali sementara. Dan kemudian aku segera memiliki rencana untuk datang ke perusahaan lamaku. Setidaknya walaupun aku dipecat, aku pastilah masih memiliki beberapa hak seperti gajiku 1 bulan ini, atau mungkin beberapa pesangon lagi pula aku sudah bekerja lebih dari dua tahun di tempat itu. Dengan suasana hati yang positif aku segera berangkat menuju ke sana. Namun, ketika sampai di sana, HRD menyambutku dengan tidak senang. "Kamu di Pecat, tidak ada tunjangan atau gaji yang dibayarkan padamu tidakkah kamu tahu berapa banyak kerugian yang Perusahaan dapatkan karena ulahmu?" "Ini tidak adil bukan?" "Kamu mencemarkan nama baik Perusahaan, dengan membuat masalah di kantor klient. Aku juga dengar tentang bagaimana kamu masuk penjara, masih mending perusahaan ini tidak menuntutmu juga atas pencemaran nama baik. Kamu itu miskin, apakah kamu tidak sadar? Lalu kenapa kamu berani membuat masalah? Harusnya kamu paham tentang konsekuensi yang akan terjadi, jadi segera pergilah dari sini sebelum Aku usir,"
Hanya mendengarkan kata-kata HRD itu saja, membuat aku begitu marah.
Orang yang ada di depanku ini berani berkata begitu padaku karena aku bukan siapa-siapa dan tidak memiliki kemampuan untuk melawan.
Aku ada di pihak yang kalah.
Itulah tentang bagaimana semua orang menindasku dan bersikap sewenang-wenang hanya karena aku miskin dan tidak memiliki dukungan apapun.
Sungguh aku merasa muak dengan fakta ini namun itulah kenyataan hidupku.
Namun jelas aku tidak bisa menerima begitu saja,
"Tidak! Setidaknya aku harus menerima hakku dan gaji milikku bulan ini!"
"Kenapa kamu berani membentakku? Aku sudah bilang padamu kamu tidak akan menerima gajimu! Kamu sudah di pecat!"
"Aku ingin bicara dengan atasanmu tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan, ini namanya pelanggaran hak asasi manusia!"
Aku jelas mulai memberontak namun pria yang ada di hadapanku ini segera mengangkat telepon seolah sedang menelpon orang.
Ya, sekarang dia benar-benar mulai memanggil petugas keamanan untuk menyeretku pergi.
Aku sudah tidak punya apa-apa lagi untuk dipertahankan pula jadi aku jelas mencoba melawan dan berkata dengan marah,
"Apa-apaanini? Aku di sini hanya ingin untuk mendapatkan hakku kenapa harus dipersulit seperti ini?"
Namun tentu saja orang-orang tidak mendengarkanku dan segera menarikku sampai ke pintu depan membuat aku menjadi tontonan beberapa orang.
Di sana kebetulan ada beberapa rekan kerjaku namun ketika aku mencoba mencari pembelaan beberapa rekan kerjaku itu hanya segera memalingkan wajahnya seolah-olah tidak mengenalku.
Rasanya hatiku begitu sakit ketika mendapatkan perlakuan ini, padahal setidaknya aku cukup baik dengan rekan-rekan kerjaku itu dan selalu membantu mereka jika ada tugas tambahan yang mereka miliki agar cepat selesai.
Bahkan ketika Aku di penjara, tidak ada dari mereka yang bisa di hubungi, mereka hanya membuat alasan sibuk atau yang lainnya.
Sungguh orang-orang hanya datang ketika mereka butuh namun meninggalkanku ketika aku sudah tidak dibutuhkan.
Begitukah cara kerja dunia?
Ketika aku mulai jatuh dalam keputusan tiba-tiba ada sebuah suara dan layar transparan muncul di depanku.
Aku memilih untuk mengabaikan pesan itu, sebenarnya merasa cukup terkejut tentang bagaimana sistem aneh itu rupanya masih mengikutiku selama ini aku kira sistem itu sudah pergi.
Adegan berikutnya yang membuatku terkejut adalah ketika ada beberapa orang yang keluar dari Lift.
"Kenapa ada keributan di lobby seperti ini?"
Aku tahu dan mengenali suara itu itu adalah suara dari CEO Perusahaan ini.
Benar, setidaknya CEO Perusahaan orang yang cukup ramah bukan?
"Pak CEO, aku hanya ke sini untuk menuntut gajiku bulan ini, namun orang-orang dari bagian HRD mempersulitku,"
Ketika aku mengatakan itu, ada sebuah ekspresi kesal di wajah pria itu.
"Yuwen, aku tentu saja sudah tahu hal-hal yang kamu buat, kekacauan yang kamu buat, aku sudah cukup bermurah hati untuk tidak mempermasalahkan hal itu lebih dalam jadi aku mohon kamu tidak membuat masalah,"
Ketika mendengar itu, jujur aku menjadi tambah putus asa, tentang bagaimana tidak ada yang berada di pihakku atau setidaknya sedikit membelaku.
"Pak Presdir, aku pikir bukannya kamu terlalu baik kepada bawahanmu ini? Dia itu sudah membuat malu perusahaanmu dan bahkan memukuliku ketika sedang berdiskusi bisnis penting perusahaan,"
Aku cukup kaget ketika mendengar suara yang familiar itu dan ketika aku menatap ke arah seseorang yang ada di samping CEO, ternyata ada seseorang pria yang memiliki wajah familiar, dia adalah Selingkuhan Istriku.
Ketika menatap wajah pria itu kebencian dan rasa amarah dalam diriku semakin memuncak.
"Kamu!! Si Brengsek pengoda Istri orang!!"
"Lihatlah seberapa tidak sopannya orang ini! Bukankah sebaiknya dia segera diusir dari perusahaan ini daripada membuat masalah?"
Aku bisa mendengar nada arogan dan sombong dari pria itu.
Dan berikutnya bahkan sebelum aku memprotes aku sudah segera diseret oleh satpam keluar dari perusahaan.
Sebelumnya hari sempat hujan jadi ada genangan air di depan, mungkin aku yang sangat sial karena dilemparkan ke genangan air itu membuat seluruh bajuku.
Laki-laki mendengar suara dan layar transparan itu aku segera menunjukkan kemarahan dan berkata,
"Diamlah!! Aku jelas tidak akan terbujuk oleh tipuanmu itu!"
Aku mulai segera berdiri dan merapikan pakaianku berniat untuk pergi dari Perusahaan.
Dengan putus asa aku mulai berjalan pergi dari sana, halte bus masih jauh jadi terpaksa aku harus berjalan kaki karena tidak mungkin juga naik taksi yang begitu mahal itu.
Sampai tiba-tiba, Aku di hadang oleh sebuah mobil mewah.
Tentu saja aku tidak tahu apa maksud mobil mewah itu untuk menghadangku namun begitu pintu terbuka dan aku laki-laki melihat wajah familiar kemarahan segera memenuhi hatiku.
"Kamu!! Mau apa lagi kamu sekarang?"
"Yuwen, lihatlah penampilan menyedihkan yang kamu miliki ini, kamu dulu selalu bersikap sombong dan arogan di depanku hanya karena kamu sering mendapatkan juara satu dan di sukai banyak gadis, namun itulah kenyataannya setelah kamu lulus lihatlah sekarang betapa menyedihkannya hidupmu itu yang bahkan diusir dari perusahaan yang telah kamu perjuangkan selama ini, astaga itu semua jelas karena kamu miskin,"
Aku benar-benar tidak mengerti tentang omong kosong apa yang dia katakan.
"Aku tidak mengerti apa maksudmu,"
Lalu segera ada ekspresi kemarahan dari pria itu,
"Apakah kamu tidak ingat tentang aku? Heh, kamu sih brengsek, yang pernah menggoda pacarku ketika di SMA!"
Yuwen kemudian menatap wajah pria itu lekas-lekat lagi, Yuwen tentu saja awalnya tidak begitu mengenali wajah pria yang ada di hadapannya itu saat menyergapnya berselingkuh dengan Meilin.
Namun sekarang ketika menatap wajah itu lagi dirinya merasa itu wajah yang cukup familiar.
Salah satu wajah yang merupakan mimpi buruk ketika dirinya masih di sekolah menengah.
"Jiang Lou!!"
Pria yang ada di hadapanku itu tertawa lalu dan berkata dengan ekspresi arogan,
"Heh? Rupanya kamu mengingatku bukan? Aku di sini hanya memberi beberapa pengajaran kecil, bahwa kamu itu tidak level denganku, hanya karena kamu pintar, hal-hal itu tidak pernah merubah takdirmu bahwa kamu adalah orang miskin. Kamu dulu pernah mengoda pacarku, jadi sekarang aku membalasnya dengan istriku bagaimanakah perasaanmu soal balasan itu?"
Tentu saja aku juga teringat tentang masalah awal yang Aku miliki dengan Pria itu.
Merayu pacarnya apa?
Aku tidak pernah melakukan perbuatan tercela semacam itu.
Ketika aku masih di SMA aku memang cukup populer di antara gadis-gadis karena prestasi dan ketampanan yang Aku miliki.
Jadi tidak mengherankan jika ada beberapa gadis yang jatuh cinta padaku.
Bukannya aku narsis atau apa namun itulah kenyataannya.
Memiliki wajah Tampan, terkadang bisa membuat masalah tidak perlu, seperti kecemburuan dan rasa iri tidak jelas, seperti Pria yang ada di hadapanku ini yang tiba-tiba membenciku tanpa alasan yang begitu jelas.
Atau mungkin itu hanya karena pria yang ada di hadapanku itu memiliki wajah yang terlalu buruk.
Dulu, dia selalu menyiksaku ketika di SMA, sangat beruntung Aku adalah siswa yang cukup berprestasi dan mencolok, jadi Aku bisa mendapatkan bantuan dari guru dan pihak sekolah untuk melindungiku, karena pihak sekolah juga akan mengalami masalah jika kehilangan siswa berbakat mereka, apalagi aku yang mendapatkan beasiswa karena memang tujuannya untuk meningkatkan prestasi sekolah.
Namun aku tidak pernah mengira jika pria yang ada di hadapanku ini adalah seorang pendendam, masih saja mengingat masalah-masalah tidak penting semacam itu.
"Aku tidak pernah merebut siapa-siapa darimu,"
"Sungguh? Kamu masih ingin bersikap arogan seperti dulu? Bahwa kamu tidak bisa mencegah seorang wanita untuk jatuh cinta padamu begitu?"
"Kalau memang iya memangnya kenapa? Bukankah itu salah wajah jelekmu itu yang membuat wanita tidak menyukaimu?"
Begitu aku mengatakan itu segera aku mendapatkan sebuah pukulan.
"Kamu kurang ajar!! Apakah kamu tidak ingat tentang bagaimana aku merebut istrimu itu?"
Tentu saja aku ingat itu betapa brengseknya pria ini, namun jelas aku tidak ingin menunjukkan kelemahanku.
"Soal Meilin? Dia hanya wanita bekasku, kalau kamu mau mengambilnya, ambil saja! Dia sudah tidak penting lagi untuk hidupku, wanita murahan semacam itu,"
"Cih, ternyata sikap aroganmu itu masih tidak berubah. Sekarang Mari lihat sampai mana kamu akan terus bersikap arogan. Aku akan pastikan setelah ini kamu tidak akan pernah bisa mendapatkan pekerjaan yang layak lagi,"
Jelas itu adalah sebuah ancaman awalnya aku tidak terlalu memikirkannya sampai ketika aku melamar ke beberapa perusahaan besar mereka benar-benar menolakku.
Aku selalu cukup yakin dengan kemampuan yang aku miliki namun ketika aku bahkan melamar pada posisi yang lebih rendah dan ditolak jelas aku menjadi curiga.
Aku cukup kaget dengan kemunculan Sistem 777, yang ternyata sampai sekarang masih mengikutiku benar-benar terlihat sangat gigih.
Aku cukup kaget dengan penawaran yang tiba-tiba itu.
Sistem ini sudah seperti aplikasi saja yang bahkan menawarkan versi Trialnya.
Aku hafal aplikasi-aplikasi semacam ini, memberikan versi Trialnya, dengan harapan pengunannya akan candu dengan efek yang dimilikinya, dan akan terus menggunakannya sehingga rela membayar mahal.
Namun tentu saja aku bukan orang yang cukup bodoh untuk tertipu hal-hal semacam itu.
Namun memang tidak ada salahnya untuk mencoba versi Trial?
Lagipula, saat ini aku tidak memiliki pilihan.
Tabunganku hanya sedikit dan akan segera habis.
Apalagi menjadi sulit hanya untuk mencari pekerjaan.
"Baik, Aku akan mencobanya,"
Lihat saja nanti aku pasti akan bisa menjadi kaya dan bisa membalas orang-orang sampah yang merendahkanku itu.
30 hari, sudah cukup untukku bisa mendapatkan segalanya.
Cukup untuk bisa mengubah takdirku dari miskin menjadi kaya raya.
Mari nikmati Versi Trial sistem.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!