NovelToon NovelToon

Dibuang Setelah Melahirkan

Bab 1 - Dibawa suami ke rumahnya

"Bu, Gea pamit ya. Ibu baik-baik di rumah sama bapa. Doakan Gea supaya bisa jadi istri yang baik untuk Mas David," ucap Gea pada sang ibu.

"Iya Nduk. Sebagai seorang istri kita harus patuh dan ikut kemana pun suami membawa kita. Ibu akan selalu doakan yang terbaik untuk anak ibu."

"Ibu ... "

Mata Gea mulai berkaca-kaca. Ini adalah pertama kalinya ia jauh dari kedua orang tuanya. Tapi mau bagaimana lagi, ia sudah menikah. Mau bagaimana pun ia memang harus ikut bersama suami yang baru 4 hari menikahinya. Ia pun memeluk sang ibu untuk terakhir kalinya sebelum diboyong oleh suaminya.

Di saat Gea menangis di pelukan sang ibu, David pun mencium tangan bapa Gea disertai dengan tepukan tangan di punggung laki-laki itu.

"Jaga Gea baik-baik ya Nak David. Dia putri bapak satu-satunya. Bapak percaya kamu bisa menjaganya seperti bapak menjaganya selama ini."

"Baik Pak, David akan menjaga Gea dengan baik."

"Bapak lega sekarang. Pergilah, nanti kalian ketinggalan bus. Kalau sudah sampai jangan lupa kabari kami," ucap bapa.

Keduanya mengangguk. Mereka pun menaiki mobil jemputan untuk mengantar mereka hingga ke terminal.

Di tengah jalan, Gea melihat Gaza, teman baiknya dan Gea melambaikan tangannya pada Gaza sebagai ucapan selamat tinggal. Terlihat sekali ada rasa tidak rela ketika melihat temannya itu pergi.

David meminta Gea untuk menutup kaca mobilnya. Laki-laki itu tidak suka Gea terlihat akrab dengan laki-laki selain dirinya.

"Mas cemburu ya?" tanya Gea dengan senyum jahilnya.

"Tentu saja cemburu. Mana ada suami yang rela istrinya bersikap manis pada laki-laki lain meskipun laki-laki itu adalah temannya sendiri. Tapi, aku sebagai laki-laki sangat tidak yakin jika di antara wanita dan laki-laki benar-benar berteman. Pasti salah satunya ada yang memiliki perasaan lebih," ucap David kemudian memalingkan wajahnya.

Hal itu membuat Gea senang. Ia merasa wanita yang paling beruntung karena begitu dicintai oleh suaminya sendiri.

"Mas kan sudah tahu, kalau aku hanya mencintai Mas. Aku dan Gaza benar-benar hanya berteman," ucap Gea sambil memegang wajah suaminya kemudian mengecupnya.

Wajah David yang semula sedih seketika jadi tersenyum senang. Ia bahkan ikut mencium pipi Gea. Bahkan ia mencuri-curi ciuman di bibir Gea meskipun di dalam mobil banyak penumpangnya.

"Ih Mas! Jangan begitu! Aku kan malu," ucap Gea lirih sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya..

David terkekeh kemudian menyandarkan kepala istrinya untuk bersandar di pundaknya. Karena perjalanan mereka sangatlah panjang.

"Tidurlah, nanti akan aku bangunkan kalau sudah sampai di terminal."

Gea pun menuruti perintah suaminya. Ia mulai menguap dan akhirnya menutup matanya karena memang sudah mengantuk.

Beberapa jam kemudian mereka sudah sampai di terminal. David membangunkan Gea dengan mengelus pipi Gea.

"Sayang bangun, kita sudah sampai di terminal."

"Eugh? Benarkah?"

David mengangguk.

Keduanya pun turun dari mobil dan menurunkan barang-barangnya dan memasukannya ke bus yang akan mereka tumpangi.

Setelah menaiki bus, Keduanya akan naik pesawat lalu naik mobil jemputan lagi hingga sampai ke tempat tinggal David.

Butuh waktu hingga dua hari untuk bisa sampai ke tempat tinggal suaminya. Tubuh Gea rasanya remuk, karena banyak duduk di perjalanan. Ia merasa senang ketika mobil sudah berhenti tepat di depan sebuah rumah sederhana.

Gea turun dari mobil, lalu membantu suaminya menurunkan barang-barang mereka.

"Ini rumah Mas?" tanya Gea.

"Ini rumah kita sayang," jawab David.

Gea jadi senyum-senyum mendengar kata kita dari suaminya. Gea membawa barang-barangnya begitu juga dengan David. Mereka meletakkannya di sembarang tempat kemudian memasuki kamar mereka untuk langsung beristirahat.

Tidur dengan saling memeluk hingga malam tiba mereka baru bangun.

"Mas, bangun. Mas tidak mau mandi dan makan?" tanya Gea sambil mengelus rambut suaminya.

David menggeleng di pelukan Gea.

"Kalau begitu, lepas pelukannya Mas. Aku mau mandi," ucap Gea.

David malah mengeratkan pelukannya tidak memperbolehkan istrinya untuk pergi darinya.

"Tidak usah mandi, mandinya besok saja. Tidur lagi sayang. Kamu pasti capek di perjalanan tadi."

Alhasil, Gea nurut pada suaminya dan tidur lagi dengan memeluk suaminya.

*

*

Esok paginya, Gea terbangun dari tidurnya dan langsung membersihkan tubuhnya yang benar-benar sudah sangat lengket oleh keringat. Selesai itu, ia memasak nasi dan menggoreng ikan asin serta membuka tempe kering yang dibuatkan ibunya dipindahkan ke dalam mangkok.

Ia kemudian kembali ke kamar untuk membangunkan suaminya yang masih tertidur dengan posisi tengkurap dengan tanpa mengenakan kaos.

"Mas bangun, ini sudah pagi. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita."

Dengan mata yang masih terpejam, David bangun dari tidurnya dan berjalan ke kamar mandi. Gea terkekeh pelan melihat tingkah lucu suaminya. Kemudian menyiapkan pakaian untuk dikenakan suaminya itu.

Gea menunggu suaminya di meja makan. Tak lama kemudian, David datang dan mengenakan pakaian yang sudah di siapkan oleh Gea. Gea mengambilkan makanan untuk suaminya. Lalu keduanya makan sambil mengobrol ringan.

Selesai sarapan, mereka bahu membahu membereskan semua pakaian yang masih ada di dalam koper dan memasukannya ke dalam lemari. Setelah semuanya tersusun dengan sempurna, David memberikan nafkah pertamanya untuk Gea.

"Pakailah uang ini untuk belanja kebutuhan rumah juga kebutuhanmu. Kalau kurang, tinggal minta mas lagi," ucap David sambil memberikan uang 100 ribu dengan jumlah 10 lembar.

"Terima kasih mas, aku akan menggunakannya sebaik mungkin."

"Aku percaya kamu bisa mengatur keuangan dengan baik," ucapnya sambil mengelus puncak kepala istrinya.

Gea benar-benar bahagia hidup berdua dengan suaminya. Karena David bilang, kedua orang tuanya sudah meninggal dunia. Ia hanya memiliki satu adik yang kini sedang bekerja di kota.

Hari demi hari mereka lalui dengan keromantisan dan kebahagiaan. Bahkan Gea sepertinya sudah cinta mati pada suaminya karena ia begitu baik dan perhatian padanya. Bahkan pekerjaan rumah pun mereka selalu mengerjakannya bersama-sama.

Untuk urusan ranjang, David selalu memintanya hampir setiap hari kecuali ketika Gea sakit dan lelah, ataupun David yang sakit dan lelah. Keharmonisan itulah yang membuat keduanya setiap harinya selalu terlihat seperti pengantin baru. Padahal sudah hampir dua bulan mereka tinggal di kampung suaminya. Dan tak henti-hentinya David menanyakan apakah sudah ada tanda-tanda hamil padanya atau belum.

"Sepertinya belum ada tanda-tanda aku hamil Mas. Maaf ya," ucapnya dengan wajah yang ditekuk.

"Tidak apa-apa sayang. Kita bisa mengusahakannya lagi dengan lebih sering melakukannya," goda David sambil mengedipkan matanya.

"Ih, Mas genit!"

"Hahaha."

David tertawa lalu memeluk istrinya dan membawa istrinya itu ke kamar untuk melakukan hubungan suami dan istri. Ia benar-benar ingin segera memiliki anak dari Gea.

*

*

TBC

Bab 2 - Gea Hamil

Ketika ditinggal suaminya untuk bekerja, Gea merasa bosan kalau terus-terusan berada di rumah. Alhasil, ia pergi keluar rumah untuk berkeliling atau ikut nimbrung mengobrol dengan ibu-ibu yang lain.

Awalnya memang agak susah, apalagi Gea adalah pendatang baru disana. Tapi lama-lama Gea bisa berbaur juga. Namun, meski begitu tetap saja ada orang yang tidak menyukainya. Apalagi ketika mendengar kalau Gea tinggal di rumah Selena. Sikap beberapa ibu-ibu jadi berubah padanya.

"Bu, ibu ayo kita pulang saja. Tidak enak kalau menggosip di depan keluarganya. Orang miskin yang berlagak kaya itu."

Sebagian ada yang pergi, dan sebagian ada yang tetap tinggal.

"Sudah jangan dipikirkan Gea. Bu Wati emang begitu. Dia itu ketuanya mak-mak tukang julid di desa ini," ucap Bu Endah.

"Tapi, memang ada apa dengan Selena, Bu Endah?" tanya Gea yang penasaran tentang adik iparnya.

"Ah, tidak, tidak ada apa-apa Gea. Sudah lebih baik kamu pulang. Buatkan suamimu makanan. Hari sudah mulai sore. Kan kasihan kalau suamimu pulang tak ada makanan di meja makan."

Bu Endah seperti menyembunyikan sesuatu dan ia tidak ingin menceritakannya pada Gea.

"Ya sudah, Gea pamit pulang dulu Bu Endah."

Bu Endah pun mengangguk.

*

*

Sesampainya di rumah, Gea menyiapkan makanan kesukaan suaminya. Tak lama terdengar suara pintu yang terbuka. Gea menyambut kepulangan suaminya dengan mencium tangan sang suami.

"Gea sudah buatkan makanan untuk Mas. Mas mau makan atau mau mandi dulu?"

"Mas lelah Ge, pengen istirahat dulu, lalu setelah itu baru mandi dan makan."

"Ya sudah, sini Gea bawakan tas kerjanya."

"Makasih ya sayang. Kamu itu istri yang pengertian sekali," puji David sambil mengecup kening Gea.

Gea tersipu karena pujian dari suaminya. Keduanya pun masuk ke dalam kamar.

David langsung membaringkan tubuhnya di ranjang dan memejamkan matanya. Gea bisa melihat lelah yang dirasakan oleh suaminya. Gea pun keluar dari kamar untuk menelpon ibunya.

"Halo ibu apa kabar?" tanya Gea.

"Ibu baik Nduk. Kamu gimana? Nak David memperlakukan mu dengan baik kan?"

"Gea juga baik Bu. Iya ibu, mas David selalu memperlakukan Gea dengan baik. Bahkan tak pernah main kasar ke Gea. Dia juga tak pernah marah. Gea bersyukur punya suami seperti mas David Bu."

"Syukurlah, ibu senang sekali mendengarnya. Lalu dimana suamimu? Apa belum pulang kerja?"

"Sudah ibu, Mas David sedang tidur. Sepertinya dia kelelahan sekali. Aku tidak tega."

"Nanti kalau Nak David sudah bangun, kamu pijitin badannya Ge. Terus gimana apa sudah ada tanda-tanda hamil?"

"Iya ibu, nanti aku pijitin. Sepertinya belum ibu. Mas David juga sering tanya-tanya itu ke Gea. Tapi memang belum ada tanda-tandanya. Gea jadi ngerasa bersalah ke Mas David, padahal mas David ingin sekali memiliki anak Bu."

"Sudah pernah coba tespek?"

"Sudah ibu, terakhir aku coba sekitar satu bulan yang lalu. Tapi memang garisnya masih satu. Aku belum mencobanya lagi, takut hasilnya zonk lagi Bu. Aku takut nantinya kecewa lagi Bu."

"Tidak apa Nak. Cobalah lagi siapa tahu sudah ada yang bersemayam di r*him mu. Kalau jadwal datang bulan lancar?"

Mendengar kata datang bulan Gea tampak mengingat-ingatnya. Rupanya ia sudah telat dua minggu.

"Sepertinya Gea sudah telat dua Minggu Bu, biasanya awal bulan tamu bulanan sudah datang, tapi sekarang belum."

"Wah, jangan-jangan .... Pokoknya besok harus dicek ya Nduk. Semoga kamu benar hamil. Ibu juga tidak sabar mau punya cucu."

"Iya Bu. Sudah dulu ya Bu, Gea mau mandi dulu."

"Iya, salam dari ibu dan bapa untuk suamimu."

Sambungan telepon pun selesai. Gea memegang perutnya sambil berkata, "Semoga kamu memang sudah ada di perut mama, nak. Pasti kalau benar, papamu akan sangat senang."

Sore berganti menjadi malam, David masih tertidur dengan pulas nya. Gea tak enak hati ingin membangunkan suaminya, tapi ia juga khawatir karena suaminya belum makan dan belum mandi.

"Mas, makan dulu yuk!"

Gea sedikit menggoyang-goyangkan tubuh suaminya.

"Jam berapa?" tanya suaminya yang sudah terbangun tapi masih memejamkan matanya.

"Sudah jam 8 malam Mas," jawab Gea.

"Oh," ucapnya lalu menarik tubuh Gea untuk dipeluknya. David membenamkan kepalanya di dada Gea. Gea mengelus kepala suaminya dengan sayang.

"Pasti mas cape banget ya kerjanya?"

David mengangguk.

"Mau aku pijitin?" tawarnya.

David mengangguk lagi.

"Bagian mananya yang pegal mas?" tanya Gea lagi.

David menyentuh pundaknya. Gea pun langsung memijat pundak suaminya hingga David merasa keenakan.

"Beruntung sekali aku punya istri serba bisa kaya kamu Ge," puji David.

"Aku juga beruntung punya suami kaya mas David."

Keduanya saling memuji hingga David sudah merasa tubuhnya tidak pegal lagi. Ia segera mandi dan setelahnya makan malam bersama istrinya.

*

*

Keesokan harinya, Gea mencoba mengetes lagi dengan tespek. Sebelum melihat hasilnya, Gea berdoa dulu. Ia benar-benar berharap ia memang hamil.

Gea perlahan-lahan melihatnya. Dua garis. Gea menangis terharu. Apa yang ia dan suaminya inginkan terkabulkan.

"Alhamdulillah, pasti Mas David senang sekali kalau tau aku hamil. Tapi aku akan kasih tahunya nanti saja kalau dia sudah pulang."

Gea tak henti-hentinya tersenyum. Pernikahannya dengan David akan terasa sempurna dengan hadirnya seorang anak di antara mereka.

Sorenya, David sudah berada di rumah, ia dibuat bingung dengan tingkah Gea yang terus-menerus tersenyum melihatnya.

"Kamu kenapa sayang? Sepertinya hari ini sangat bahagia ya? Coba cerita ke mas!"

Gea mengangguk, kemudian duduk di pangkuan suaminya. Ia menyembunyikan tespek di tangan yang berada di belakang punggungnya. Lalu menunjukan tespek itu ke suaminya.

"Taraa!" ucap Gea sambil tersenyum yang terlihat deretan giginya.

"Itu apa?"

"Aku hamil Mas. Ini tespek, dan garisnya ada dua. Itu artinya aku hamil Mas."

"Hah? Kamu tidak becanda kan sayang?"

Ge menggeleng.

David langsung memeluk Gea dengan erat. Tak lupa ia mencium kening dan bibir Gea karena saking senangnya. Tak sia-sia ia gempur Gea setiap malamnya.

"Besok kita ke rumah sakit ya sayang. Mas penasaran berapa usia kehamilannya. Mas sudah tidak sabar menunggu dia lahir."

Gea mengangguk. Tapi kemudian menggeleng.

"Tapi, besok kan Mas harus kerja."

"Gampang, mas bisa izin setengah hari sayang. Nanti setelah jam makan siang mas bisa berangkat kerja."

"Baiklah Mas."

"Terima kasih sayang. Mas senang sekali. Mas janji akan melindungi kamu dan bayi kita. Pokoknya kamu jangan melakukan sesuatu yang berat-berat. Nanti mas akan coba hubungi adik mas untuk menemani kamu di rumah. Semoga saja dia bisa pulang. Kalau dia tidak bisa, mas akan sewa pembantu."

"Ih Mas, tidak usah sampai begitu."

"Tidak apa sayang. Mas akan selalu melakukan yang terbaik untuk istri mas tercinta. Apa sih yang nggak buat kamu," ucapnya kemudian mengecup bibir Gea.

*

*

TBC

Bab 3 - Kedatangan Selena

Esok harinya, sepulang dari bertemu dokter di rumah sakit, David terus mengelus perut Gea dan mengecupnya.

"Halo sayang, baik-baik di dalam ya. Papa sudah tidak sabar melihatmu keluar dari perut mama."

Gea tersenyum bahagia. Interaksi David dengan janin di perutnya terasa menggelitik. Ia juga jadi tidak sabar untuk menjalani hidup bersama anaknya nantinya. Asti kehidupannya akan menjadi sempurna. Hidup dengan suami yang dicintai dan mencintainya begitu pula dengan sang buah hati, buah cinta mereka.

Gea di suruh David untuk duduk diam saja di sofa. Hari ini David akan melayani apapun permintaan Gea. Bahkan ia tidak ingin Gea beristirahat yang cukup apalagi usia kehamilannya yang baru saja 6 minggu. Usia yang masih muda rentan akan keguguran.

"Hari ini kamu adalah ratunya. Mau makan apa sayang? Tadi aku iseng-iseng mencari-cari informasi seputar ibu hamil. Katanya, ibu hamil suka mengidam yang aneh-aneh. Coba katakan apa yang kamu inginkan?"

Gea menggeleng.

"Aku sedang tidak ingin apapun Mas. Aku cuma mau mas duduk disini temani aku," ucap Gea sambil menepuk sofa kosong di sampingnya.

Dengan tersenyum, David pun berjalan dan duduk di samping Gea lalu memeluk istrinya itu.

"Aku bahagia sekali Mas. Terima kasih sudah hadir ke dalam hidupku," ucap Gea lalu mengecup bibir suaminya sebentar.

"Kalau pengen jangan cuma kecup sayang. Aku kan tidak puas."

David pun langsung mencium Gea dengan bringas hingga ciuman itu membuat Gea susah napas.

"Nanti malam aku mau nengok dedek ya sayang. Kan tadi kata dokter boleh melakukannya asal pelan. Lagipula kandunganmu kuat."

"Iya mas," jawab Gea dengan malu-malu.

*

*

Bulan demi bulan telah berlalu. Usia kehamilan Gea sudah menginjak ke 28 Minggu. Perutnya sudah membuncit. Berat badannya yang dulunya cuma 50 kg, kini sudah bertambah menjadi 65 kg. Namun, meski begitu, David tak pernah mengejek berat badannya yang bertambah. Suaminya itu justru sangat senang dan malah semakin bergairah untuk berhubungan ketika perut Gea yang membuncit. Ada sensasi tersendiri baginya. Dan Gea pun semenjak hamil, nafsu berhubungannya semakin bertambah.

Bahkan terkadang Gea duluan lah yang memulai padahal suaminya sedang tertidur. Seperti sekarang ini. Suaminya sudah terlelap dalam tidurnya. Tapi Gea malah mengecup setiap inchi wajah suaminya.

"Masyaallah, suamiku tampan sekali, hihi."

Cup!

"Semoga nanti anak kita akan setampan papanya."

Cup!

David menggeliat dan langsung membuka matanya.

"Kamu nakal sekali sayang! Ibu hamil satu ini harus dikasih pelajaran supaya jangan mengganggu macan yang sedang tidur."

David langsung membungkam bibir Gea dengan bibirnya. Ia mengungkung tubuh Gea di bawahnya dan mulai mer*ba-r*ba tubuh Gea. Ketika mer*ba perut, ia mendekatkan kepalanya seolah ingin mendengar kelakuan si bayi di dalam perut istrinya. Namun, tidak ada apapun yang didengarnya.

Mereka pun melakukan hubungan suami istri dengan pelan-pelan namun memuaskan masing-masing.

*

*

Esok harinya, David tidak tega melihat Gea yang sedang memasak dengan perut buncitnya. Ia berniat untuk menyewa pembantu untuk membantu pekerjaan rumah Gea. Namun, Gea selalu menolaknya, karena ia merasa bisa melakukannya sendiri.

David hanya bisa menghela napasnya.

Setelah melakukan sarapan bersama, David pamit untuk berangkat bekerja.

"Aku berangkat kerja dulu ya sayang, hati-hati di rumah. Kalau terjadi apa-apa segera hubungi aku."

Gea mengangguk.

David mengecup kening Gea lalu beralih ke mengecup perut Gea dan mengatakan sesuatu pada calon anaknya.

"Baik-baik di dalam. Jangan buat mama kecapean. Papa ingin kamu menjaga mama dan tidak rewel."

Gea hanya bisa tersenyum geli. Ya, semoga saja janin di dalam perutnya akan paham apa yang telah diucapkan oleh David.

David pergi dengan mengendarai motornya. Gea melakukan kegiatannya yaitu bersih-bersih rumah, karena ia akan merasa pegal jika hanya duduk diam saja. Selesai membersihkan rumah, Gea menonton sinetron di televisi. Sambil menonton ia juga memainkan ponselnya untuk bermain sosial media.

Tiba-tiba satu pesan masuk ke akun media sosialnya. Rupanya itu dari Gaza, teman di kampungnya.

Gaza

Hai, apa kabar? Bagaimana pernikahanmu? Apa kamu bahagia?

^^^Gea ^^^

^^^Aku sangat baik. Pernikahanku juga baik. Aku bahkan sangat sangat bahagia dengan kehidupanku sekarang. Bahkan saking bahagianya, aku ingin berbagi kebahagian ku sama kamu. Aku hamil Ga. Usia kandunganku sudah 28 Minggu. ^^^

Gaza

Syukurlah kalau kamu bahagia Ge. Aku ikut senang mendengarnya. Oh, iya selamat atas kehamilanmu juga. Semoga nanti lahir dengan selamat ya. Ngomong-ngomong kamu dan suamimu tinggal dimana Ge?

Sayangnya, balasan pesan dari Gaza yang terakhir tak diketahui oleh Gea karena ponsel Gea tiba-tiba habis baterai. Gea pun langsung cemberut. Padahal ia masih ingin curhat banyak hal dengan Gaza.

Gea pun mencharger ponselnya di dekat televisi. Kemudian ia fokus nonton kembali. Namun, terdengar suara pintu rumah yang diketuk oleh seseorang dari luar. Gea pun segera membukakan pintu rumah dan melihat siapa yang datang.

Selena, adik iparnya alias adik dari suaminya. Ia hanya tahu dari foto yang pernah suaminya tunjukkan adanya. Namun, ternyata aslinya lebih cantik daripada di foto.

"Kamu pulang Sel? Kata Mas David kamu kerja di luar kota?" tanya Gea.

"Mba, bisa tidak aku masuk dulu? Aku cape habis menempuh perjalanan yang jauh," ucap Selena sambil mengangkat kopernya.

"Ah, iya, ayo masuk dulu. Iya kamu pasti cape."

Selena pun langsung menarik kopernya ke dalam rumah, meletakkannya di dekat sofa, lalu membiarkan tubuhnya beristirahat disana.

Gea datang membawa minuman dingin untuk Selena.

"Minumlah."

Selena mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada Gea.

Setelah menghabiskan minumannya, Gea mulai bertanya pada Selena.

"Kamu pulang ke rumah, udah bilang ke mas David?"

Selena menggeleng.

"Aku sengaja pulang mba. Aku udah keluar dari pekerjaanku. Tapi, aku belum bilang ke mas David," ucapnya sambil menundukkan kepala.

Gea menyentuh bahu Selena dan mengelusnya pelan seolah memberikan semangat untuk Selena.

"Tinggallah disini, lagipula mba juga kesepian sendirian terus kalau mas David kerja."

"Rencananya memang begitu mba. Lagian aku memang tidak punya siapa-siapa lagi selain mas David dan mba Gea sekarang," ucapnya.

"Istirahatlah di kamar."

Selena pun berdiri dan menarik kopernya untuk masuk ke kamar yang ada di sebelah kamar Gea dan David. Ia menatapnya kamar sebelah itu sejenak, kemudian membuka pintu kamarnya.

Sebenarnya usia Gea lebih mudah 5 tahun dari Selena. Namun, ia kan sudah menikah dengan kakak Selena. Mau tidak mau meski tidak enak, Selena tetap memanggilnya mba dan dirinya harus menganggap dirinya sebagai kakak. Walau begitu, Gea merasa senang karena kini ia memiliki teman di rumah. Ia juga bisa bertanya banyak hal ke Selena tentang apa saja mengenai suaminya.

*

*

TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!