Selamat Membaca🤗
...🌹🌹---🌹🌹...
Di Universitas Negeri Yogyakarta yang beralamat di Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan jumlah mahasiswa 28.726 dengan berbagai Fakultas dan Program Studi. Universitas ini sebelumnya bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta.
Salah satu mahasiswi yang kuliah di UNY adalah Nazla Asyifa gadis remaja berusia 20 tahun yang biasa dipanggil dengan nama Nasy. Nasy mengambil Program Studi Ilmu Sejarah di Fakultas Ilmu Sosial semester akhir. Hanya tinggal beberapa bulan lagi ia akan menempuh proses akhir.
Nasy bisa kuliah di UNY melalui jalur Beasiswa Prestasi. Selain kuliah Nasy juga kerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta biaya tempat kost. Tidak lupa juga apabila ia mendapat gaji lebih mengirim beberapa gajinya untuk kedua orangtuanya di kampung.
Nasy berasal dari Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsoang, Bandung Jawa Barat. Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Nasy tinggal bersama kedua orangtua dan adiknya. Ketika Nasy memutuskan kuliah di Yogyakarta. Mereka hanya tinggal bertiga saja.
Kedua orangtua Nasy bernama Ibu Halijah dan Bapak Hartono. Sedangkan sang adik bernama Naila Putri yang masih bersekolah di Sekolah Menengah Pertama kelas 11. Pekerjaan kedua orangtua Nasy ialah peternak kambing dan berkebun sayuran.
Uang yang biasa Nasy kirim hanya untuk hasil peternakan dan perkebunan saja. Sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari mereka gunakan dari hasil peternakan dan perkebunan sayur yang dijual. Ada pula dipakai untuk keperluan biaya sekolah sang adik Naila Putri.
Nasy pulang kampung sebulan empat kali saja. Itu pun pada saat hari libur Minggu. Karena terdapat beberapa kegiatan kampus yang harus wajib ia ikuti. Terkecuali pada saat libur ujian persemester yang lumayan panjang.
Apalagi ketika memasuki semester akhir. Aktivitas Nasy sangat banyak dimulai dari penyusunan, konsul, penelitian dan kerja. Tiga hari lagi pihak kampus khususnya untuk Program Studi Ilmu Sejarah akan mengadakan Study Tour bagi mahasiswa semester akhir. Tujuannya sebagai penunjang referensi tambahan bahan skripsi mereka.
Diantaranya Nasy yang akan ikut bersama kedua sahabatnya sekaligus teman satu kost yang bernama Cika dan Putri. Semua mahasiswa sebelum melakukan persiapan diberi arahan oleh pendamping masing-masing. Untuk kegiatan Study Tour ada dua kelompok yang akan berangkat.
Masing-masing dengan jumlah mahasiswa yang cukup banyak. Study Tour yang dilakukan pihak kampus sudah sering sekali salah satunya bagi mahasiswa tingkat akhir. Untuk kali ini Study Tour akan mengunjungi tempat luar negara yaitu Kuala Lumpur, Malaysia. Sekian kali baru pertama kali Study Tour ke luar negeri.
Untuk biaya kegiatan tersebut ditanggung oleh pihak kampus. Karena selain melakukan kunjungan dan penelitian tugas akhir. Salah satu mahasiswa akan diperintahkan membuat sebuah karya ilmiah yang kemudian akan di Seminarkan oleh pihak kampus.
...🌹🌹---🌹🌹...
Keesokan hari Nasy dan kedua sahabatnya sedang berada di perpustakaan sedang mencari buku referensi dan membicarakan tentang Study Tour di luar negeri.
"Nasy, kira-kira Kuala Lumpur itu seperti apa ya? Wah...seumur hidup baru kali ini aku ke luar negeri." ujar Putri membayangkan.
"Mana aku tahu. Aku saja baru kali ini." jawab Nasy sambil tatapan ke buku.
"Aku rasanya sudah tidak sabar mau kesana?" ujar Putri lagi.
"Kamu ini, jangan pikirkan itu dulu. Sekarang pikirkan revisi kita ini. Sebentar lagi dospem kita datang dan mau konsul." ujar Cika.
"Ya... iya."
Putri langsung mengetik skripsinya setelah mendapatkan buku sebagai referensi. Mereka bertiga terdiam tanpa ada pembicaraan lagi setelahnya. Terasa cukup lama Nasy melihat jam tangannya menunjukkan sudah pukul 10.
Nasy menghubungi dosem pembimbingnya menanyakan keberadaan. Dosen pembimbing Nasy membalas pesan singkat mengatakan ia berada di ruangannya sekarang. Nasy pamit dengan kedua teman untuk menemui dosen pembimbing.
Setiba di depan ruangan dosen pembimbing, Nasy mengetuk pintu. Mendapat sahutan Nasy langsung masuk dan dipersilahkan duduk. Dosen pembimbing meminta revisi skripsi Nasy. Membacanya dari lembar abstrak sampai bab III.
Dosen pembimbingnya begitu teliti membacanya. Nasy begitu gugup bila dihadapkan dosen pembimbing yang bernama Ibu Sara. Beliau sebagai dosen teliti, bijaksana, tegas, lemah lembut tapi kritis. Nasy kali ini sangat bersyukur karena revisi hanya beberapa bagian yang salah tidak terlalu banyak.
Ibu Sara menjelaskan beberapa hal yang harus dicantumkan. Nasy mendengarkan dengan seksama dan merekam perkataan Ibu Sara agar mudah mengingatnya. Juga memberikan saran atau masukan. Ibu Sara juga memberikan arahan ketika nanti Study Tour.
"Baiklah, Nasy. Mungkin itu saja yang harus kamu perbaiki. Dan jangan lupa tambah beberapa referensi lagi untuk Bab III dan jangan sampai setiap halaman tidak memiliki footnote." ujar Ibu Sara menjelaskan.
"Baik, buk. In syaa allah akan saya tambah lagi referensinya. Kalau begitu terima kasih, Buk." ucap Nasy sambil bersalaman.
"Sama-sama. Oh ya untuk Bab berikutnya bisa kamu lanjutkan. Semangat ya Nasy."
"Ya, Buk. Terima kasih." ucap Nasy meninggalkan ruangan Ibu Sara.
Nasy meninggalkan ruangan Ibu Sara dengan perasaan yang lega. Ia mengira akan banyak coretan di revisinya. Walaupun hanya beberapa tapi tidak terlalu banyak. Nasy langsung masuk ke ruang kelasnya. Karena sekitar pukul 10.45 wib akan ada sedikit arahan dari panitia Study Tour.
Nasy mendengar seksama arahan yang di jelaskan serta beberapa pesan ketika berada di negeri orang. Kelas Nasy termasuk ke dalam kelompok 2. Pembimbing kelompok 2 bernama Bapak Aris dan Bapak Agung. Setiap kelompok dibimbing oleh dua orang dosen.
Setelah arahan sudah selesai, barulah Nasy, Cika, Putri, dan yang lainnya diperbolehkan pulang. Karena untuk semester akhir tidak ada mata kuliah yang akan diampu terkecuali hanya konsul dengan dosen pembimbing dan ke perpustakaan mencari referensi.
Nasy dan kedua sahabatnya tidak langsung pulang ke kost. Mereka bertiga akan singgah sebentar ke sebuah toko untuk membeli keperluan wanita untuk di bawa lusa hari. Nasy sebelumnya sudah memberitahu kedua orangtuanya kalau ia akan Study Tour ke luar negeri.
Kedua orangtua Nasy mengizinkan dan mendoakan atas keselamatan putrinya saja. Serta mampu menjaga diri, jaga kesehatan, dan jangan sampai terpisah dari kelompok atau pun kawan-kawan, itu lah kurang kebih pesan dari kedua orangtuanya.
Kembali ke Nasy dan kedua sahabatnya yang membeli beberapa kebutuhan. Sekira cukup untuk bekal lusa hari, mereka langsung menuju ke kasir membayar masing-masing belanjaan mereka lalu pulang ke kost dengan taksi online.
Sesampai di kost, Cika dan Putri langsung menuju ke kamar. Sedangkan Nasy menuju ke dapur memasak makanan untuk tengah hari. Makanan yang dimasak cukup sederhana hanya nasi, telur mata sapi, dan sayur tumis capcai. Nasy yang sudah selesai masaknya kemudian langsung mandi dan wudhu tidak lupa ia menunaikan shalat zuhur yang terlewatkan.
Cika dan Putri yang sudah segar dengan pakaian santainya dan selesai shalat zuhur langsung menyiapkan piring. Mereka menunggu Nasy selesai shalat zuhur barulah ia akan makan bersama. Menunggu beberapa saat, Nasy sudah keluar dari kamar ambil posisi duduk bersilang makan bersama.
...🌹🌹---🌹🌹...
Keesokan paginya Nasy, Cika, dan Putri seperti biasa akan pergi ke kampus untuk konsul kembali dan ke perpustakaan. Kali ini bukan Nasy yang akan konsul melainkan Cika dan Putri saja. Sedangkan Nasy hanya mencari referensi dan memperbaiki beberapa yang dicoret oleh Ibu Sara.
Tepat pukul 9 pagi Cika dan Putri menuju ke ruangan dosen pembimbing masing-masing. Sambil menunggu sahabatnya, Nasy ke kantin sebentar membeli minuman dan cemilan lalu kembali lagi ke perpustakaan. Nasy menghibur bosan memainkan ponselnya mengetik beberapa kalimat di pencarian google tentang Kuala Lumpur.
Nasy merasa kagum akan gambar yang muncul di pencariannya.
"Apakah seperti inikah tempat yang akan ku datangi lusa?" ucap batinnya.
Begitu serius Nasy memperhatikan gambar di ponsel. Sampai Cika dan Putri menghampiri ia tidak menyadarinya. Nasy terperanjat melihat kedua sahabat sudah berada di hadapannya sedang memperhatikan Nasy yang begitu serius.
"Kamu sedang apa? Apa yang kamu lihat sampai kami dihadapanmu kamu tidak menyadarinya?" ujar Cika penasaran.
"Bukan apa-apa. Hanya saja aku melihat beberapa yang ada di Negeri Kuala Lumpur. Dan ternyata cantik ya?" ucap Nasy menunjukkan ponsel ke Cika dan Putri.
"Itulah sebabnya, aku merasa tidak sabar untuk pergi ke sana. Ingin berfoto-foto dan jalan-jalan. Dan pasti disana banyak cowok yang tampan seperti pemain drama Malaysia" ujar Putri membayangkan.
"Hush... Kamu ini. Kita kesana untuk tujuan pendidikan bukan sekedar jalan-jalan atau mencari cowok saja."
"Ya jalan-jalan sambil penelitian. Mencari cowok tampan disana itu hanya bonus kalau beruntung. He he he..." ujar Putri cengengesan.
"Terserah." ucap Cika malas menanggapi.
Nasy melihat tingkah kedua sahabatnya hanya menggelengkan kepala. Ia kembali memandangi ponselnya menggeser atas bawah. Beda dari Cika dan Putri yang membolak-balikkan lembar revisi yang dicoret oleh dosen pembimbing mereka masing-masing.
Cukup lama di perpustakaan, mereka memutuskan untuk pulang. Karena seluruh badan mereka sedikit terasa pegal akibat duduk terlalu lama. Tidak lupa Nasy meminjam dua buah buku untuk dibawa pulang. Menunjukkan kartu perpustakaan ke penjaga perpustakaan kampus. Lalu mereka pulang menggunakan taksi online.
...🌹🌹---🌹🌹...
Pada malam hari selesai melaksanakan shalat Isya. Nasy, Cika, dan Putri sedang memilah pakaian yang akan mereka besok pagi. Memasukkannya kedalam koper berukuran sedang dan kecil. Sekaligus memilih pakaian outfit yang akan mereka pakai besok.
Serasa sudah siap packing semua. Nasy memantau grup di aplikasi hijau pada ponselnya. Teman sekelas juga sibuk packing pakaian bahkan saling mengingatkan. Adapula teman pria sekelasnya saling mengejek satu sama lain. Candaan itu di grup whatsapp membuat Nasy senyum-senyum sendiri.
Nasy melirik sebelahnya Cika dan Putri sudah tidur terlebih dahulu. Sedangkan Nasy matanya begitu sulit untuk dipejamkan. Apakah efek senang tidak sabaran atau apalah itu ia pun tidak tahu. Berbagai kegiatan ia lakukan biar bisa mengantuk dari membaca ayat suci Al-Quran hingga memainkan game.
"Kenapa mata ini sulit sekali dipejamkan? Ayo mata mengantuk please..." ucap Nasy menggerutu sendiri.
Akhirnya Nasy memutuskan untuk keluar kamar mendekati kompor mengambil wajan. Ya Nasy memutuskan memasak mie instan. Siapa tahu kalau perut kenyang matanya mengantuk pikirnya. Setelah matang ia menuangkan mie tersebut ke dalam mangkuk dan segera menyantapnya bersama susu.
Tidak butuh waktu lama, mie yang dimasak habis tanpa bersisa. Meneguk segelas susu hingga ludes. Membasuh mangkuk dan gelas lalu langsung masuk ke kamar. Kedua sahabatnya tidak sedikitpun terganggu. Baru membaringkan badan di kasur, sesaat mata Nasy mulai mengantuk.
...Bersambung......
Seperti author kalau gak bisa tidur ya harus diisi dulu perut biar cepat mengantuk😅😁
Jangan lupa like, vote, komen, follow, dan subscribe ya 🤗 sekian terima kasih
Selamat Membaca 🤗
...🌹🌹---🌹🌹...
Di pagi hari dimana hari keberangkatan Mahasiswa UNY Program Studi Ilmu Sejarah ke Negeri Upin Ipin. Semua mahasiswa akan berkumpul terlebih dahulu di lapangan kampus untuk arahan dan pembekalan sebelum berangkat oleh Kepala Prodi.
Nasy, Cika, dan Putri yang sudah berangkat lebih awal tepatnya pukul setengah tujuh. Membawa beberapa koper untuk kebutuhan masing-masing disana nanti. Semua mahasiswa mendengarkan secara seksama arahan dari Kaprodi yang didampingi oleh empat orang dosen pendamping dan yang lainnya.
Setelah selesai memberikan arahan lalu diakhiri dengan berdoa bersama semoga perjalanannya lancar dan selamat sampai tujuan. Semua mahasiswa Ilmu Sejarah pamit menyalami tangan Kaprodi dan dosen yang lainnya. Begitu juga dua dosen pendamping ikutan pamit sesama dosen.
Mereka berangkat menggunakan bus kampus menuju Airport Internasional Adisutjipto Yogyakarta yang terletak di Jalan Raya Solo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta. Jarak tempuh menggunakan bus sekitar 23 menit (6,1 km).
Semua mahasiswa di dalam bus bernyanyi bersama. Suasana seperti ini tidak akan membuat bosan suasana hati. Nasy hanya memerhatikan temannya bernyanyi sepanjangan jalan sekali-kali menoleh diluar kaca bus.
Sekitar 23 menit kemudian, dua buah bus yang membawa mahasiswa telah tiba di Airport. Semua mahasiswa turun dari bus membawa tas dan koper masing-masing. Untuk pembelian tiketnya telah pesan 2 hari sebelum hari keberangkatan yang sudah dilakukan oleh dosen pendamping Bapak Aris dan Bapak Agung.
Setelah sudah selesai prosesnya mereka semua mulai masuk ke dalam pesawat Air Asia kelas ekonomi. Dengan jarak waktu tempuh 2 jam 30 menit. Nasy yang baru pertama kali menaiki pesawat sedikit terasa mengerikan. Ia menjadi panas dingin ketika pesawat akan lepas landas dan akan kembali tenang ketika sudah di udara.
Nasy sekilas melihat pemandangan di luar kaca pesawat karena ia takut akan ketinggian. Cika yang disebelahnya terus memberikan ketenangan pada Nasy. Waktu 2 jam 30 menit bukan waktu cukup lama. Namun Nasy merasa sedikit mengantuk akibat melawan rasa takutnya.
Ia memejamkan mata bersender ke bahu Cika. Melihat Nasy yang memejamkan mata sebentar ia pun ikut menyusul. Seketika Nasy bergeming melihat pramugari menawari segelas minuman jus ke arahnya. Nasy hanya mengambil sebotol air mineral saja untuk menyegarkan tenggorokannya.
2 jam 30 menit kemudian, pesawat yang mereka tumpangi akan segera mendarat di KLIA Kuala Lumpur International Airport. Semua mahasiswa turun yang didampingi oleh dosen. Ketika berada di luar empat dosen pendamping tersebut telah memesan taksi dan hotel.
Hotel yang dipesan tidak jauh dari lokasi yang akan mereka kunjungi. Untuk mahasiswa kelompok 2 dosen pendamping memesan 5 kamar. Sedangkan mahasiswa kelompok 1 menginap di hotel yang lain dengan jumlah kamar yang sama. Karena jumlah setiap kelompok terdiri dari 15 orang mahasiswa.
Semua mahasiswa mengambil kunci kamarnya masing-masing dimana satu kamar untuk 4 orang karena memiliki dua ranjang. Adapula hanya 3 orang tidak lain Nasy, Cika, dan Putri satu kamar. Nomor kamar mereka yaitu 025 berada di lantai 3 (anggap saja seperti itu).
Ketika memasuki kamar, Nasy meras terkagum akan ruang kamarnya. Begitu rapi, cantik, dan wangi. Cika dan Putri langsung menjatuhkan diri diatas ranjang. Tidak dengan Nasy yang membuka pintu balkon melihat pemandangan diluar dari atas. Nasy meresapi udara yang segar dengan cahaya matahari bersinar.
"Masya Allah. Cantik sekali pemandangannya?" ucap Nasy kagum.
Cika dan Putri yang melihat Nasy berada diluar. Juga merasa tertarik untuk memantaunya dan merasa terkagum akan pemandangannya. Sangat berbeda dengan di Indonesia. Tanpa buang waktu mereka mengabadikan dengan selfie membelakangi pemandangan kota dan mengupload di Instagram dan Facebook.
"Wah... Cantik sekali. Kalau seperti aku tampaknya akan betah." ucap Putri.
"Ya kamu benar, Put. Bagaimana kalau pantainya sedangkan pemandangan dari balkon hotel saja indah." ucap Cika.
"Harus kita abadi sepertinya. Biar buat kenangan. Foto ayo?" ajak Putri.
Cekrek
"Masya Allah cantik sekali. Dari foto saja cantik sekali." ujar Putri melihat hasil jepretannya.
"Jangan lupa kirim ke whatsapp punya ku." ujar Nasy.
"Ok."
Ponsel Nasy berbunyi menampilkan hasil jepretan dan mengirimkan pesan singkat bahwa ia sudah tiba di Kuala Lumpur, Malaysia dan mengirim foto selfie nya kepada kedua orangtuanya. Nasy kembali mengambil fotonya sendiri dan pemandangan dihadapannya. Mengupload di aplikasi Instagram dengan caption 'Nikmat Allah mana lagi yang kau dustakan'.
Setelah puas menatap pemandangan diluar. Mereka pun bergantian untuk mandi karena waktu sebentar akan memasuki Shalat Zuhur ketika di Malaysia. Perbedaan waktu Indonesia dan Malaysia hanya 1 jam saja. Lebih cepat 1 jam waktu di Malaysia dibandingkan waktu di Indonesia.
Nasy yang sudah selesai mandi segera melakukan shalat zuhur. Begitu pula Cika dan Putri yang secara bergantian melakukan Shalat Zuhur. Selesai mereka mengecek ponselnya masing-masing melihat isi chat di grup Study Tour Kelompok 2 bahwa sebentar. lagi akan makan siang bersama diluar.
Dosen pendamping Bapak Aris dan Bapak Agung sudah merekomendasikan tempat makan di sekitar hotel dengan menu khas makanan Malaysia. Walaupun bukan tempat restoran tetapi suasananya cukup tenang. Menu yang mereka pesan beragam diantaranya Nasi Lemak, Gulai Lemak Ikan Parang Cili Api, dan lainnya.
1 jam kemudian mereka kembali ke hotel dengan berjalan kaki. Memasuki kamar masing-masing untuk beristirahat penuh. Besok baru lah mereka akan mulai melakukan penelitian. Sebelum berangkat mereka akan terlebih dahulu melakukan briefing bersama.
...🌹🌹---🌹🌹...
Pada keesokan pagi, Bapak Aris dan Bapak Agung beserta mahasiswa kelompok 2 keluar untuk sarapan pagi sekaligus mengadakan briefing bersama di restoran hotel. Semua mahasiswa pertama-pertama mendengarkan arahan dari Bapak Aris kemudian dilanjutkan Bapak Agung sambil menunggu pesanan mereka datang.
Nasy dan yang lainnya menyimak perkataan Bapak Agung. Tidak butuh waktu lama pesanan mereka sudah datang. Mereka semua melakukan sarapan pagi dulu kemudian akan dilanjutkan kembali. Mereka sangat menikmati hidangan restoran hotel. Nasy tanpa bicara juga ikut menikmati.
Satu jam kemudian mereka semua menunggu bus yang sengaja di sewa untuk selama 1 minggu kedepan. Mereka memasuki bus menuju ke tempat yang pertama ia datangi yaitu Masjid Negara Malaysia.
Masjid terbesar dan termegah di Kuala Lumpur yang berdiri dekat kantor pemerintahan. Dengan kubah berwarna biru dengan 18 titik berbentuk geometris. Maksudnya 18 titik sebagai simbol 13 negeri di Malaysia dan 5 rukun Islam. Luas tanah sekitar 5 hektar.
Rombongan kelompok 2 telah tiba di Masjid Negara Malaysia. Baru saja turun dari mobil mereka terkagum-kagum akan kecantikan dan kemegahan masjid tersebut. Nasy hanya melotot melihat arsitektur bangunan yang unik dan sangat indah.
"Masya Allah. Ya Allah sungguh indah rumah panggilan-Mu." ucap Nasy terperanjat dan kagum.
"Ya. Luas sekali kawasannya. Bentuk Kubahnya juga unik dan cantik." ujar Cika.
Semua menelusuri masjid tersebut sambil berfoto-foto. Nasy meminta ke Cika untuk memotret dirinya membelakangi masjid.
"Cika. Tolong fotoin aku ya." pinta Nasy.
"Oke. Sudah, aku hitung ya satu dua tiga."
Cekrek
"Bagaimana bagus tidak?" tanya Nasy.
"Perfect."
Mahasiswa mulai memasuki lorong masjid yang dihiasi dengan kaligrafi. Hingga menelusuri dalam masjid yang tidak kalah cantik, bersih, besar, dan wangi.
Ketua kelompok mulai mencari juru bicara yang akan diajak wawancara mengenai Masjid Negara Malaysia yang megah dan bersejarah ini. Salah satu Imam disana mulai menceritakan mengenai Masjid ini sedangkan mahasiswa lainnya mencatat, merekam, dan memotret. Nasy menyimak dengan serius penjelasan Imam tersebut.
Terakhir semua mahasiswa berfoto bersama sang Imam Masjid Negara Malaysia. Berpamitan untuk mendatangi beberapa tempat lagi. Hari ini mereka mengunjungi tempat yang katanya ada 3 masjid yang bersejarah diantaranya Masjid Negara Malaysia, Masjid Jamek Sultan Abdul Samad, dan Masjid India.
Mereka semua menaiki bus menuju ke tempat masjid kedua yaitu Masjid Jamek Sultan Abdul Samad.
Masjid Jamek Sultan Abdul Samad adalah masjid tertua di Kuala Lumpur. Masjid yang berdiri sejak 1909 diarsiteki oleh Arthur Benison Hubback dengan gaya arsitektur timur yang beraliran Mughal dan Moorist. Masjid Jamek dibangun oleh pedagang-pedagang Islam dari India pada masa penjajah Inggris.
Mereka tiba di lokasi Masjid Jamek dan merasa kagum. Nasy yang tidak berkata lagi bingung bagaimana mengekpresikan kagumnya lagi. Arsitekturnya berbeda dengan sebelumnya dengan bergaya India Islam Mughal dan Moorist.
Seperti sebelumnya, Nasy tidak ingin melewatkan momentum mengambil gambar untuk dikirim kepada kedua orangtua di kampung. Menelusuri sekitar masjid memang sangat indah. Bubuhan tulisan kaligrafi di tiang masjid. Melakukan wawancara kepada pemuka masjid akhiri foto bersama sebagai dokumentasi.
Kini beralih ke masjid yang ketiga sekaligus masjid terakhir yang akan mereka kunjungi. Masjid yang agak sama dengan Masjid Jamek dimana sama-sama bergaya arsitektur India. Nama masjid yaitu Masjid India.
Masjid India ini yang dibangun sejak tahun 1863 dengan bahan papan kayu, kemudian direnovasi hingga sekarang menjadi bangunan dengan 3 tingkat, sehingga memiliki daya tampung 3000 jamaah.
Masjid yang dibangun oleh para pedagang Islam dari India, sehingga sampa sekarangpun disekitar masjid India merupakan kawasan pertokoan dari keturunan orang India. Masjid India memiliki ciri yang khas seperti pada waktu kuthbah menggunakan bahasa Tamil.
Nasy dan lainnya juga menatap tanpa berkedip. Masjid yang berarsitektur yang lebih unik dari dua masjid mereka kunjungi. Dari jamaah yang berdatangan banyak dari bangsa India Tamil. Adapula dari kalangan orang biasa yang bukan dari bangsa Tamil.
Tanpa terasa waktu hampir mendekati shalat Zuhur. Mereka semua memutuskan untuk melakukan shalat di masjid bersejarah dan unik ini. Setelah melakukan shalat Zuhur berjamaah. Sang ketua kelompok yang bernama Bagas meminta izin menemui pemuka agama seperti Imam masjid.
Mereka mewawancarai dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang berbeda-beda. Nasy dan kedua temannya juga ikut bertanya karena penasaran. Serasa cukup tanya jawab meminta sang Imam masjid untuk berfoto bersama di luar masjid.
...Bersambung......
Mohon maaf untuk informasi yang dicantumkan mengutip singkat dari beberapa artikel di google 🙏
Jangan lupa like, vote, komen, follow, dan subscribe ya🤗
Selamat Membaca🤗
...🌹🌹---🌹🌹...
Setelah mengunjungi dan meneliti beberapa masjid bersejarah di Kuala Lumpur. Semua mahasiswa memutuskan untuk makan siang dirumah makan sederhana ditepi jalan. Makannya cukup enak dan berbagai macam masakan kampung. Nasy menjadi teringat akan masakan ibunya.
Usai makan siang, semua mahasiswa menuju ke penginapan untuk beristirahat sejenak. Bapak Aris dan Bapak Agung tidak beristirahat melainkan keluar sebentar entah kemana. Nasy memasuki kamar menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Cika dan Putri menuju ke kamar mandi untuk cuci muka.
Nasy memainkan ponsel terperanjat melihat tanggal di ponsel. Ia dengan cepat mengambil koper kecil memeriksa sesuatu ternyata tidak ditemukan. Sesuatu yang dicari Nasy adalah pembalut. Saat packing dikost bagaimana ia bisa ceroboh untuk membeli benda satu itu fikirnya. Jadi ia terpaksa keluar sebentar meminta izin ke Cika dan Putri.
Supermarket berada tidak jauh dari hotel tempat mereka menginap. Hanya beda tiga bangunan saja. Nasy memakai hijab dan cardigan menuju ke supermarket dengan berjalan kaki. Tiba di supermarket ia memilih pembalut dan kebutuhan lainnya yang sedikit lagi habis.
Serasa cukup membawa belanjaan ke kasir. Nasy harus mengantri karena pengunjung sangat ramai. Giliran ia menyerahkan semua belajaan ke tukang kasir.
"Berapa mbak?" tanya Nasy ke kasir.
"Semua ada RM 25.50 kak." ucap kasir bahasa Melayu Malaysia.
"Akak ni bukan orang sini ke?" tanya salah satu pengunjung.
"Ya, bukan. Saya dari Indonesia." ucap Nasy senyum manis.
"Oh, sekarang ni kamu dudok kat mana?"
Nasy agak bingung ingin menjawab apa. Akhirnya pengunjung pun mengerti meralat ucapnya.
"Maksud saya kamu tidur kat mana? ucap pengunjung itu lagi.
"Oh ya maaf. Saya menginap di Hotel sekitar sini dekat kok berjalan kaki juga bisa." ujar Nasy sambil mengambil kantong belanjaannya.
"Kalau begitu saya duluan." ujar Nasy lagi langsung pulang.
Nasy keluar dari supermarket menenteng dua kantong belanjaan. Tiba-tiba Nasy tanpa sengaja menabrak seorang pria yang berpakaian jas dan berkacamata hitam. Kantong belanjaan yang dibawa Nasy jatuh ke lantai. Pria tersebut membantu memasukkan belajaan ke kantong semula memberikan pada Nasy.
Bruk
"Maaf... Maaf. Saya tidak sengaja, Pak." ucap Nasy memungut belanjaan.
"Takpa bukan salah awak, sekali lagi saya minta maaf eh." ucap pria tersebut sambil memberikan kantong ke Nasy.
"Ya tidak apa-apa. Terima kasih."
"Ya sama-sama."
Pria itu langsung masuk ke supermarket. Nasy sekilas melihat wajah pria tersebut terlihat sangat tampan, perawakan dewasa, sedikit ada brewok di dagu, dan memiliki lesung pipi. Pria yang bertabrakan dengan Nasy tersebut bernama Mohd Aiman Abdullah bin Yaman Abdullah.
Ia berprofesi sebagai CEO di perusahaan BW Corp miliknya sendiri. Mohd Aiman Abdullah pria berusia 38 tahun seorang duda anak dua. Anak Mohd Aiman keduanya berjenis kelamin perempuan.
Anak pertama bernama Syaifa Aiman Abdullah dan yang kedua bernama Syifa Aiman Abdullah. Mereka berdua berusia 6 tahun yang masih duduk di bangku Sekolah Tadika atau masih duduk di Taman Kanak-Kanak. Istri dari Mohd Aiman Abdullah sudah lama lama meninggal dunia karena menderita penyakit kanker rahim.
...🌹🌹---🌹🌹...
Usai berbelanja Nasy langsung membawa belanjaan ke atas meja. Ia langsung menyambar handuk melesat ke kamar mandi. Cika dan Putri didapati sedang berkutat dengan laptopnya menyalin hasil informasi pada saat penelitian tadi pagi.
Nasy tidak menghampiri kedua sahabatnya yang tengah sibuk melainkan merebahkan diri di atas ranjang beristirahat sejenak sambil menunggu waktu shalat Ashar. Tidak lama mata Nasy terpejam rapat mulai terlelap.
Pada pagi hari kedua mereka melanjutkan kunjungan tempat bersejarah selanjutnya yaitu Islamic Arts Museum Malaysia. Museum ini museum Islam terbesar di Asia Tenggara dengan lebih dari tujuh ribu artefak dari dunia Islam yang diresmikan pada tahun 1998 diantaranya kerajinan logam dan keramik Islam serta perpustakaan buku seni Islam.
Bangunan Museum Seni Islam dirancang untuk memamerkan keindahan arsitektur Islam. Fitur yang paling menonjol adalah konstruksi lima kubah. Empat kubahnya bisa dilihat dari luar, sedangkan kubah kelima hanya bisa dilihat dari dalam gedung.
Memiliki 12 galeri utama yang diklasifikasikan menurut jenis artefak yang tersebar di tingkat 3 dan 4. Tingkat 3 museum ini menampung Galeri Alquran dan Naskah, Galeri Arsitektur Islam, Galeri India, Balai Cina, Galeri Tua Malay Gallery of the World dan Ottoman Syria Room. Di lantai atas Level 4 yang memamerkan perhiasan Islam kuno, tekstil, senjata dan baju zirah, keramik, dan kaca.
"Masya Allah, bagus sekali museumnya persis seperti masjid, ada kubahnya." ucap Nasy matanya kesana kesini melihat interior dari luar museum.
"Kamu benar. Seperti masjid saja, lihat itu interior kubahnya. Masya Allah." ucap Cika menunjuk kubah.
"Didalam juga ada kubahnya. Lihat lah." ujar Putri mengajak Nasy dan Cika ke dalam museum.
"Menurut artikel museum ini, museum Islam terbesar di Asia Tenggara loh." terang Cika.
"Pantas saja coba lihat beberapa artefak itu seperti berbagai negara saja."
Mereka melanjutkan menelusuri museum sampai memasuki galeri yang berada di lantai 3 hingga 4. Dosen pendamping menuju ke salah satu staf untuk izin mewawancarai pengurus museum dan kemudian diakhiri foto bersama di depan museum.
Saat ingin keluar dari museum, Nasy yang masih sibuk dengan ponsel sambil jalan mengupload beberapa foto yang tadi ia ambil. Sedangkan Cika dan Putri berjalan beriringan dihadapan Nasy tengah melihat-lihat sekitar museum tanpa menyadari Nasy di belakang.
Baru saja Nasy menoleh ke depan, kedua sahabatnya tidak berada di hadapannya lagi. Ketika ia hendak mencari tiba-tiba merasa mau buang air kecil. Ia semakin bingung mau mencari sahabatnya atau ke toilet. Kalau pun mencari sahabatnya pasti ia akan tidak tahan. Jadi ia memutuskan menuju toilet terlebih dahulu.
"Astaghfirullah, mana Cika dan Putri. Rasanya tadi ia ada di belakang?" ucap Nasy mencari lalu tiba rasa hendak buang air kecil.
"Aduh, rasa mau buang air kecil lagi. Cari mereka atau toilet dulu ya." ucap Nasy sendiri tampak bingung.
Cika dan Putri akhirnya menyadari bahwa Nasy sudah tidak ada lagi dibelakangnya juga kalang kabut mencari Nasy.
Berbalik badan "Loh, Put. Nasy kemana? Kenapa tidak ada dibelakang?" tanya Cika.
"Mana aku tahu. Tadikan dia dibelakang kita, terus kemana dia pergi?" ujar Putri panik.
"Aku juga tidak tahu. Apa Nasy ke toilet kali ya?"
"Kalau ke toilet pasti ngomong ataupun minta ditemani kan." ujar Putri.
"Ya sih. Tapi kemana dia. Cari yuk." ajak Cika.
"Kita beritahu Pak Aris sama Pak Agung saja. Biar yang lain ikut mencari juga. Kalau kita yang cari kapan ketemunya." jelas Putri.
"Ya sudah ayo."
Ia pun memberitahu Pak Aris dan Pak Agung kalau Nasy menghilang. Semua mahasiswa pun ikut mencari disekitar museum. Nasy yang berada di toilet tiba-tiba pintunya tidak bisa dibuka kembali. Nasy menjadi kewalahan membuka pintu tersebut.
"Astaghfirullah, kenapa pintunya tidak bisa dibuka." ucap Nasy sambil memutar ganggang pintu.
"Toloooonggg... siapa diluar tolong bukakan pintunya!" teriak Nasy menggedor pintu toilet.
Masih tidak ada yang bantu membukakan pintu. Nasy tetap menggedor pintu sampai kelelahan dan baterai ponsel sudah lowbat. Dilihat jam tangan sudah hampir malam. Nasy berusaha membuka pintu sampai bisa. Sedikit usaha akhirnya pintu toilet terbuka juga.
Nasy segera menuju ke keluar museum. Museum tampak sepi dan langit pun hampir mau gelap. Ia menelusuri jalan tidak tahu arah pulang ke penginapan hotel. Ia lupa menanyakan alamat hotel tersebut ke sahabatnya. Nasy memiliki uang tapi tidak tahu nama alamat dan nama hotelnya.
Ia terus menelusuri jalan dengan lesu dan lelah. Tiba-tiba dari belakang sebuah mobil berhenti dihadapannya. Keluarlah seorang pria yang tidak asing menurutnya. sedangkan pria tersebut ketika hendak pulang melihat seorang yang juga tidak asing baginya juga. Ya pria tersebut adalah Mohd Aiman Abdullah.
Aiman menghentikan mobil tepat dihadapan Nasy. Nasy yang takut kemudian sedikit mundur. Aiman keluar dari mobil ia merasa mengenalnya. Aiman mendekati Nasy yang berdiri.
"Hei..kenapa awak jalan sorang-sorang? tanya Aiman mata sambil menengok sana sini.
"Kamu bukankah pria yang saya tabrak kemarin di depan Supermarket?" tanya balik Nasy.
"Betul. Tu saya. Kan sekarang saya tanya, kenapa awak jalan sorang-sorang? Mana kawan awak?" tanya Aiman lagi.
"Saya tadi tertinggal karena pergi ke toilet lalu pintunya tidak bisa dibuka. Terus kelamaan akhirnya bisa juga. Saya jalan deh tapi tidak tahu alamat dan hotelnya." jelas Nasy panjang tampak sedih.
"Cam ni apa kata awak ikut saya. Saya hantar awak kat depan kedai semalam. Bukan ke semalam awak pegi kedai tu guna jalan kaki. So pasti hotel awak dekat kan?" ajak Aiman.
Nasy pun baru teringat bahwa supermarket kemarin dekat dengan hotel penginapannya.
"Astaghfirullah. Ya betul. Tapi apa tidak merepotkan?"
"Tak sama sekali. Jom saya hantar bentar lagi maghrib dah ni." ajak Aiman lagi.
"Baiklah. Terima kasih."
"Ehm..."
Nasy pun diantar oleh Aiman menuju supermarket kemarin. Nasy merasa bersyukur disaat berada di negeri orang masih ada orang yang baik hati. Nasy berada di dalam mobil Aiman hanya terdiam saja. Nasy sekali-kali melirik Aiman sebentar.
Jika dilihat wajah Aiman sangat tampan, hidung mancung, berlesung pipi, dan sedikit brewok. Dari penampilan usianya pasti sudah cukup dewasa. Dibilang terpesona, ya Nasy memang terpesona sama Aiman. Nasy secepatnya menepis pikiran nya. Jangan sampai ia menyukai suami orang fikirnya.
"Awak kat Malaysia ni kerja, belajar, atau holiday?" tanya Aiman sambil menyetir mobil.
"Saya datang kesini kegiatan study tour bersama rombongan. Mengunjungi tempat-tempat yang bersejarah disini." jawab Nasy.
"Dah mana tempat dah yang korang datangi?"
"Baru 4 tempat dengan yang tadi pagi di museum."
"Awak ambik program sejarah eh."
"Ya."
Tidak ada pembicaraan lagi diantara mereka. Mobil Aiman berhenti tepat di depan Supermarket kemarin. Nasy turun dari mobil sambil mengucapkan terima kasih. Aiman hanya mengangguk lalu menjalankan mobilnya menelusuri jalan pulang ke apartemennya.
Beberapa menit Nasy telah tiba di kamar hotel. Dilihatnya kedua sahabatnya sedang tidak berada di kamar. Nasy langsung menyambar handuk untuk mandi. Cika dan Putri baru datang dari luar terkejut pintu kamar yang tidak terkunci.
Perasaan takut mereka menoleh ke atas ranjang terdapat tas milik Nasy. Cika dan Putri saling menatap dan mendengar percikan air di kamar mandi. Mereka pun berlari menuju pintu kamar mandi menggedornya.
"Nasy... Nasy. Apa kamu di dalam?" tanya Cika sambil menggedor pintu kamar mandi.
"Ya. Aku sedang mandi." teriak Nasy.
Cika dan Putri menarik nafas lega. Kembali duduk di sofa berukuran kecil dekat ranjang.
Krek
Suara pintu terbuka Nasy keluar dengan pakaian piyamanya. Cika dan Putri menghampiri Nasy sambil membolak-balikan tubuh Nasy. Nasy menjadi kebingungan dengan tingkah mereka.
"Nasy. Kamu tidak apa-apa kan? Apa ada yang terluka? Kamu tidak diculik kan? Dan-" tanya Cika bertubi-tubi dan ucapannya terpotong oleh Nasy.
"Aku tidak apa-apa. Kamu lihatkan?"
"Syukur deh. Kamu kemana sih. Kami semua khawatir mencari kamu kemana-mana? Pak Aris tadi hampir saja melapor ke kantor polisi kalau sampai kamu hilang selama 24 jam." ujar Putri.
"Tapi nyatanya aku sudah pulang kan?"
"Ngomong-ngomong kamu bagaimana bisa hilang sih?" tanya Cika.
"Cerita nya panjang... "
Nasy menceritakan semua ke Cika dan Putri. Mereka hanya mangut saja menanggapi cerita Nasy.
Mohon maaf seperti sebelumnya informasi tentang tempat bersejarah tersebut saya ambil sedikit dari artikel ya😊
Jangan lupa like, vote, komen, follow, dan subscribe ya🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!