Hana dan Hani gadis kembar yang berparas cantik berusia 23 tahun. Hana seorang kakak yang sangat baik dan sangat menyayangi Hani Adik nya.
Hana dan Hani tinggal di sebuah kota M bersama sang ibunda yang bernama Lusi.
Lusi seorang wanita paruh baya yang berkerja di sebuah pabrik besar di kota M dan Bisa di bilang Lusi adalah tangan kanan tuan Mahendra pemilik pabrik minyak.
Lusi berkerja dengan tuan Mahendra sejak dulu, sejak suami Lusi meninggal 20 tahun yang Lalu dan Lusi lah yang mengganti kan posisi sang suami sebagai bos di pabrik minyak.
Dan sejak suami Lusi meninggal hanya Lusi yang mengurus kedua gadis kembar itu, hingga Hana memiliki sebuah cafe yang lumayan besar di kota M. sedangkan Hani tidak berkerja sama sekali.
walaupun Hana berkali kali menawarkan sebuah perkejaan untuk Hani namun berkali kali juga Hani menolak nya karena Hani ingin mandiri dan berdiri di atas kaki nya sendiri.
Hana dan Hani tidur di kamar yang sama hanya saja kasur mereka yang berbeda.
"Morning kak Hana" ucap Hani yang baru bangun dan hanya di balas senyum manis oleh Hana.
"tumben kak Hana sudah rapi, biasa nya kak Hana berangkat jam sembilan atau sepuluh" tanya Hani.
"Hari ini kk ada pertemuan dengan pegawai bank dan harus tepat waktu!! kau tahu kk Sangat deg degan" ucap Hana sembari berjalan keluar kamar dan turun untuk sarapan. Hani pun mengikuti Hana turun ke bawa.
"Morning mama" ucap Hana dan Hani bersamaan saat melihat sang mama sedang menata makanan di meja makan dan Lusi hanya mengangguk sembari tersenyum manis.
"Wah masakan mama menggoda imam Hani, Ahh harum banget ma" ucap Hani yang sedang mengendus aroma masakan Lusi.
"Hani!! kau ini tidak sopan, cepat cuci muka dan sarapan bersama" Lusi agak marah melihat Hani yang baru bangun dan bergegas ingin sarapan Tampa mencuci muka terlebih dahulu.
"nanti aja ma, Hani ngak tahan dengan masakan mama, pengen icip icip dikit ma" ucap Hani cengengesan.
"Hani!! sana cuci muka dulu" Lusi sedikit membentak Hani karena merasa Hani begitu jorok dan tidak sopan.
"Mau sarapan aja ribet banget deh" Hani pun bergegas kembali ke kamar dengan cemberut.
"mama Hana berangkat kerja yah" ucap Hana sembari berjalan keluar.
"Hana sarapan dulu sayang" Lusi setengah berteriak karena Hana sudah melenggang pergi.
beberapa menit kemudian Hani pun turun dari kamar dengan pakaian yang rapi.
"Hani kau mau kemana, sarapan dulu gih" ucap Lusi yang sedang membaca koran dan tak sengaja melihat Hani yang sedang berjalan di samping nya.
"ngak usah, Hani sudah kenyang dengar Omelan mama tadi" ucap Hani sembari berlalu pergi.
Dengan mengendarai sepeda motor nya Hani berkeliling kota untuk mencari pekerjaan. dan setelah mendatangi beberapa perusahaan akhirnya Hani di terima berkerja di sebuah anak cabang milik perusahaan M.I singkatan dari Mahendra Industri.
***
Di tempat lain..
"Ayah kita harus menutup pabrik yang bergerak di kota M karena pabrik itu tidak menghasilkan sama sekali" saran Alvin untuk sang ayah yaitu Mahendra, Yah Alvin adalah putra tunggal dari keluarga Sultan alias Keluarga Mahendra.
"ayah ngak setuju Al, kau kan tau itu pabrik pertama ayah dan ayah tidak mau menutup nya" kata sang ayah dengan tegas.
"terus ayah mau mempertahankan pabrik itu sampai kapan?" tanya Alvin yang tidak habis pikir dengan pemikiran sang ayah.
"nanti ayah pikir kan lagi, kau pergilah istirahat sejenak dan nanti malam ayah akan mengambil keputusan untuk pabrik itu" ucap sang ayah dan Alvin pun setuju dan bergegas menuju kamar.
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN AUTHOR MAKIN SEMANGAT 🤗Alvin Mahendra berusia 25 tahun, Alvin baru saja pulang dari Amerika untuk menuntut ilmu. Alvin sebenarnya tidak ingin pulang karena dia sudah merasa nyaman di Amerika namun ayah Alvin meminta bantuan untuk mengurus beberapa perusahaan karena akhir-akhir ini ayah Alvin sakit.
**
Di pabrik minyak terlihat Lusi sedang mengadakan rapat antar pegawai di pabrik minyak.
"aku minta maaf karena mengadakan rapat dadakan karena perusahaan Mahendra tahun ini telah membayar parah buruh dengan upah yang sedikit hingga para buruh mogok berkerja, aku juga sedang berupaya menghubungi tuan Mahendra namun..." saat Lusi berbicara tiba tiba Anton angkat bicara.
"Namun apa!! kau gagal lagi menghubungi tuan Mahendra! jika kau hanya menelfon dan tidak bergerak, aku juga bisa!!" ucap Anton dengan gaya sombong nya "jika kau tidak bisa mengatasi masalah sekecil ini lebih baik kau mengundurkan diri saja" kini Anton tersenyum sinis melihat Lusi yang hanya diam tanpa sekata apa pun.
"Wah wah paman Anton bersemangat sekali yah" ucap Hani yang baru saja datang dan mendengar semua perkataan Anton barusan "Nih paman Hani bawa makanan spesial buat paman" ucap Hani sembari membuka plastik makanan yang dia bawa dan langsung menyuapi Anton dengan sendok penuh berulang kali hingga Anton merasa susah bernafas dan susah menelan semua makanan yang ada di mulut nya.
"Hani apa yang kau lakukan" bentak Lusi, seandainya bukan Lusi mungkin Hani sudah memasukkan semua makanan berserta sendok nya ke dalam mulut Anton.
"Oh Hani hanya menyuapi paman Anton saja ma" ucap Hani sembari tersenyum, saat Hani menoleh Anton pun mengambil kesempatan agar dapat kabur dari hadapan Hani dan berlari mencari air minum.
"kau bukan menyuapi ku tapi kau ingin membunuh ku" kata Anton setelah minum beberapa teguk.
"Astaga paman kau ini bicara apa! padahal aku sudah berbaik hati menyuapi paman makanan" Hani pun memulai drama nya.
"Hani, kenapa kau datang kemari! lebih baik kau pulang saja" bentak Lusi.
"tapi ma.."
"pulang sana, kau itu anak yang tidak berguna" ucap Lusi dan Hani pun langsung pergi dari pabrik itu.
Hani mengendarai motor nya dengan kecepatan cepat dan tak butuh waktu lama akhirnya Hani sampai di rumah.
"Eh eh kau kenapa Hani! kenapa kau menangis! siapa yang menyakiti mu! sini kk Sleding biar tau rasa tuh orang, brani bener buat Adek ku yang ngeselin ini nangis.." belum sempat di lanjut oleh Hana, Hani langsung angkat bicara.
"mama" ucap Hani singkat dengan terisak.
"hah mama" Hana pun mulai bingung "kalau gitu kamu yang sabar yah dek" ucap Hana sembari memeluk Hani.
"Kenapa mama hanya sayang dengan kak Hana sedangkan aku selalu di kesamping kan, sejak dulu mama hanya sayang dengan kakak" kata Hani sembari menangis.
"kau jangan bodoh Hani, kita ini saudara kembar mama sangat menyayangi kita berdua, kau tidak boleh ngomong gitu" kata Hana yang tidak terima dengan ucapan Hani.
"kk dan mama sama saja, tidak ada yang bisa mengerti perasaan aku, kalian berdua egois!!" bentak Hani sembari bergegas ke tempat tidur dan menutupi tubuh nya dengan selimut dan Hana pun begitu, Hana juga memilih untuk tidur di banding kan harus berdebat dengan Hani.
***
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YAH BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT, JIKA ADA SALAH DALAM PENULISAN MOHON DI KOREKSI YAH 🤗
Pagi hari di sebuah mansion mewah milik keluarga Mahendra, nampak seorang pria paruh baya yang sedang duduk sembari membaca koran.
"Pagi yah, maaf semalam Al ketiduran lupa diskusi sama ayah" kata Al yang baru saja turun dari lantai atas.
Yah karena kelelahan akhirnya Alvin lupa untuk mendiskusikan tentang kelanjutan pabrik minyak itu.
"ngak apa apa boy, ayah tau kau kelelahan"
"jadi ayah sudah ambil keputusan kan!! apa keputusan ayah?" tanyak Alvin tidak sabaran.
"Ayah setuju pabrik itu tutup tapi dengan satu syarat" ucap Mahendra sembari menyeruput secangkir kopi.
"sebutkan yah"
"ayah mau kau menyelidiki pabrik itu dengan berpura pura sebagai kurir kiriman ayah dan nanti ayah akan ngasih tau Andy dan Lusi akan kedatangan kau" Mahendra sengaja melakukan ini agar Alvin menolak untuk melakukan nya dan pabrik itu pun tidak akan di tutup.
"Ok fine Alvin setuju, sekarang juga Alvin akan pergi ke kota M untuk menyelidiki nya" kata Alvin
"Good Boy" Mahendra menepuk pundak Alvin karena bangga anak nya kini sudah ada kemajuan. walaupun agak kecewa sedikit.
***
Di rumah Hana dan Hani..
Kini Hani sedang bersiap siap untuk berangkat berkerja, sedang kan Hana sedang berada di kamar mandi.
"Kau mau kemana rapi banget pagi gini" ucap Hana yang baru saja keluar dari kamar mandi dan memperhatikan penampilan Hani dan merasa takjub ternyata gadis tomboy itu bisa dandan dan terlihat sangat cantik.
"aku mau pergi berkerja" Hani pun berbicara dengan gaya sombong nya.
"Wah wah adik tomboy kk mau berkerja yah, selamat yah" Hana pun memeluk tubuh Hani "Oh iya kau kerja di mana"? tanyak Hana.
"Di perusahaan Mahendra"
"Hah, setau ku perusahaan itu sedang bermasalah dek, mending kau cari kerja yang lain aja" perusahaan Mahendra adalah tempat Lusi berkerja beda nya Lusi berkerja di bagian pabrik sedang kan Hani berkerja langsung di kantor.
"Tidak mau, aku sudah susah payah mencari pekerjaan sepanjang hari dan aku juga ngak perduli walaupun perusahaan itu akan gulung tikar yang penting aku di gaji" Hani berbicara sembari berjalan keluar kamar dan di susul oleh Hana.
"Hani selamat sayang" ucap sang mama yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka di kamar.
Kini terukir senyum manis di bibir Hani walaupun hanya tiga kalimat namun mampu membuat hati Hani tersentuh.
"Iya ma" Hani pun memeluk Lusi dengan sangat erat dan segera berangkat ke perusahaan Mahendra.
Karena terburu buru akhirnya Hani mengendarai motor nya dengan kecepatan tinggi dan tiba tiba saja ada seorang pria yang melintas di depan Hani sontak Hani pun mengerem mendadak hingga Hani terjatuh karena tidak seimbang.
"hey apa kau buta yah, kau tidak melihat aku mau nyebrang jalan" ucap Alvin, Ya yang barusan hampir Hani tabrak adalah Alvin anak tuan Mahendra.
"Apa kau bilang!! kau yang menyeberang jalan Tampa melihat kiri kanan dan kau malah menyalahkan ku" Hani tak abis pikir dengan pria yang ada di depan nya itu. jelas jelas dia yang nyebrang Tampa melihat kiri kanan tapi malah Hani yang di salah kan.
"Kau yang mengendarai motor butut dengan sangat kencang, harus nya kau lebih berhati hati" ujar Alvin dan berlalu pergi meninggalkan Hani yang masi tergeletak di tanah.
"Dasar cowok gilaaaa" teriak Hani dan Alvin malah menoleh dan berjalan kembali menuju Hani "eh eh kau mau ngapain" ucap Hani saat melihat Alvin menunduk dan dengan jarak yang begitu dekat.
***
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YAH BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT 🤗"Eh eh kau mau ngapain" ucap Hani saat melihat Alvin menunduk dan dengan jarak yang begitu dekat sontak Hani pun menutup mata nya rapat rapat.
"Hey pakai otak mu itu! apakah kau akan duduk di situ sepanjang hari" Alvin berkata sembari mengambil ponsel nya yang terjatuh di samping Hani.
Sedari tadi Alvin berjalan sembari bermain ponsel sehingga Alvin tidak melihat jika ada kendaraan yang sedang melaju.
"Eh iya anu saya akan pergi.." Hani begitu gugup hingga berbicara pun dengan asal dan langsung pergi meninggalkan Alvin.
"Hey gadis bodoh" panggil Alvin lagi.
"Apa lagi!!" Hani pun berbalik melihat Alvin yang sedang cengengesan dan membuat Hani kebingungan.
"Kau mau pergi ke mana Tampa motor butut mu ini!! walaupun kau menyimpan hingga berhari hari aku yakin pencuri pun tidak akan menyentuh motor butut mu" kata Alvin dan segera berlalu pergi.
"Ahhhh Hani Hani bodoh nya kau, bisa bisa nya kau lupa dengan motor butut itu" Hani pun merasa malu dan segera menghampiri motor nya.
"Eh gadis bodoh apakah kau tau jalan menuju ke pabrik minyak terbesar di kota ini" tanya Alvin.
"hah, pabrik minyak" lirih Hani dan kini terukir senyum licik di wajah Hani.
"Kau jalan saja terus kira kira tiga kilo tapi jika kau mau, kau bisa melewati gunung ini untuk segera sampai di pabrik minyak, itu adalah jalan pintas yang biasa aku lewati" jelas Hani sembari menunjuk satu gunung yang lumayan tinggi.
Dan tampah sepatah kata pun Alvin memilih mengambil jalan pintas dan segera naik ke atas gunung.
setelah kepergian Alvin, Hani pun tertawa terbahak-bahak karena berhasil mengerjai Alvin dan setelah tertawaa hani pun tangcap gas menuju perusahaan Mahendra.
Dan hampir satu jam perjalanan akhirnya Hani sampai di perusahaan Mahendra dan ternyata sudah banyak orang di perusahaan itu yang sedang demo karena gaji buruh yang belum juga di cairkan.
"mbak saya mau ketemu dengan tuan Andy, bisa kan" kata Hani, Andy adalah tangan kanan tuan Mahendra alias direktur di perusahaan Mahendra. setelah menelfon tuan Andy Hani pun di persilahkan untuk masuk.
"Selamat pagi tuan Andy" ucap Hani saat melihat tuan Andy sedang memutari meja kerja nya.
"Eh silahkan duduk nona" andy mempersilahkan Hani duduk dengan sangat sopan.
"Oh iya saya kesini ingin mengajukan..." belum selesai Hani berbicara Andy sudah memotong pembicaraan.
"kau minta brapa juta buat menutup mulut mu rapat rapat" kata Andy dan membuat Hani kebingungan "sebut kan saja brapa gaji yang kau mau" lanjut Andy.
"Hah, yang benar saja tuan, masa aku yang nentuin gaji ku" Hani pun mengernyitkan dahi nya dan menatap Dengan penuh tanda tanya.
"sudah lah ngak usah basa basi lagi, aku kasi 10 juta buat tutup mulut dan awas saja jika kau membocorkan rahasia ini apalagi jika tuan Mahendra tau! kau akan tanggung akibat nya" Andy pun mengeluarkan uang sebesar 10 juta dan memberikan kepada Hani namun bukan nya mengambil uang nya Hani malah diam dengan mulut yang menganga.
"Apa kah kau masih waras tuan" tanya Hani yang terheran heran melihat Tingkah Andy.
"sudah lah, ambil uang itu dan keluar dari ruangan ku" Andy pun mengusir Hani dari ruangan nya.
"Eh tunggu dulu, bisa kah anda memberikan saya perkejaan di kantor ini" tanya Hani
"Baiklah kau akan berkerja di restoran tuan Mahendra sebagai pelayan di sana"
"Ahh benar kha!! Huaaaa makasih tuan Andy yang ganteng, baik hati dan rajin menabung" Hani pun melompat lompat kegirangan.
Setelah mendapat surat lamaran berkerja, Hani pun segera pergi dan tidak lupa pula Hani mengambil uang 10 juta itu.
Dengan mengendarai sepeda motor nya Hani pun pergi ke sebuah restoran
***
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YAH BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT
Setelah kepergian Hani resepsionis pun menelpon tuan Andy dan mengatakan kalau petugas pemeriksa tidak bisa datang.
"Apa maksud mu, barusan yang datang itu petugas pemeriksaan bukan"? tanya Andy dengan resepsionis itu.
"bukan tuan, wanita yang barusan datang adalah nona Hani yang ingin melamar pekerjaan di perusahaan ini" jawab resepsionis dan membuat Andy menjadi patung dan tak berkutik.
"Ya ampun jadi cewek yang baru saja datang itu bukan petugas pemeriksa!! Shiittt" Andy pun melempar vas bunga yang ada di samping nya.
Andy mengira Hani adalah petugas pemeriksa yang di kirim tuan Mahendra untuk mengecek semua data namun Andy salah orang dan uang 10 juta lenyap begitu saja.
Andy sebagai direktur di anak cabang perusahaan Mahendra tetapi Andy tidak jujur dan sering kali korupsi maka dari itu Andy menyogok petugas pemeriksa agar tutup mulut rapat rapat dan tidak mengadu ke tuan Mahendra bahwa semua buruh sedang mogok berkerja karena upah mereka belum di cairkan oleh Andy.
***
Kini malam pun sudah menyambut dengan bintang yang bertebaran di langit dan Hani masih tetap semangat untuk melayani para tamu restoran.
Beda dengan Hana yang ingin menutup cafe nya namun Masi ada satu pelanggan yang masih setia duduk sembari menggambar dan sesekali melirik ke arah Hana.
"Maaf tapi bisa kah kau pergi, aku mau menutup cafe ini sudah larut malam"? kata Hana sembari berdiri di samping meja pria itu
Dan dengan gerakan cepat pria itu pun menutup gambaran nya agar Hana tak bisa melihat apa yang sedang pria itu gambar.
Hana pun mengernyitkan dahi nya dan penasaran apakah yang di gambar pria itu hingga duduk Berjam jam lama nya di cafe.
Belum sempat Hana menanyakan sesuatu pada pria itu langsung berlalu pergi tapi sebelum pergi pria itu menyimpan uang di atas meja dan segera pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun dan membuat Hana geleng geleng kepala.
Setelah pria itu pergi Hana pun menutup cafe nya dan segera pulang ke rumah untuk istirahat.
Saat di perjalanan tiba tiba saja ban motor Hana bocor dan tidak ada satu pun bengkel yang buka karena sudah larut malam.
Hana pun memberhentikan motor nya dan menelfon Hani untuk datang menjemput nya. namun Hani tidak mengangkat telfon nya karena Masi sibuk di restoran yang akan segera tutup.
Dan dari kejauhan nampak seorang pria yang memakai jaket, topi hitam dan masker sedang mendekati Hana sontak saja Hana merasa takut. Hana mengira pria itu adalah orang jahat dan segera berlari meninggalkan motor nya.
Dan pria itu terus mengikuti Hana yang sedang berlari karena panik Hana pun meminta tolong kepada 3 orang pria paruh baya dan ternyata mereka adalah preman.
"Tot tolong tolong saya, pria itu mengikuti ku sedari tadi" Hana berbicara dengan ngos-ngosan dan sangat panik sembari menunjuk pria yang mengikuti nya sedari tadi.
Cowok yang sedari tadi mengikuti Hana pun berhenti dan memperhatikan gerak gerak ketiga preman itu yang sedang bernegosiasi dengan Hana.
"Hah, apa kau sudah gila!! aku kesini mau minta tolong bukan untuk menyerahkan diri ku ke kalian!!" bentak Hana karena ketiga pria itu meminta imbalan dengan Hana, setelah mereka menghabisi pria itu Hana akan menemani mereka bertiga tidur semalaman.
***
Jangan lupa like dan komen yah biar author makin semangat 🤗Hana bagaikan seekor tikus yang masuk di kandang kucing dengan meminta bantuan kepada ketiga preman itu.
"Ahh sial banget aku malam ini" batin Hana.
Dan saat tangan Hana di pegang oleng preman itu sontak pria yang sedari tadi mengikuti Hana langsung menggenggam erat tangan preman itu.
"Jauh kan tangan kotor kau dari dia" ucap pria itu sembari memberikan tatapan tajam.
"Tenang bro kita akan menikmati gadis ini bergiliran dan..," belum selesai preman itu berbicara, pria yang sedari tadi mengikuti Hana pun langsung memberikan bogeman dan terjadi lah baku hantam satu lawan tiga.
Hana pun mengambil kesempatan emas ini untuk segera kabur meninggalkan parah preman itu yang sedang berkelahi.
Setelah beberapa menit pria itu berhasil melumpuhkan para preman dan menoleh kebelakang mencari Hana namun Hana sudah berlari sangat jauh hingga motor nya pun di tinggal kan begitu saja.
Bruuk..
Saat pria itu menoleh kebelakang seorang preman bangun dan memukul kepala pria itu hingga pingsan.
**
Hana pun berusaha berlari dengan cepat dan sesekali menoleh kebelakang, berharap para preman itu tidak mengikuti nya namun saat menoleh Tampa sengaja Hana menabrak seseorang pria yang sedang berjalan
"Aaww" pekik Hana saat badan nya mendarat bebas di tanah.
"Arrgghh kenapa aku sial banget malam ini" batin Hana.
"apa kau tidak apa apa"? tanyak pria itu sembari mengulurkan tangan untuk membantu Hana berdiri.
bukan nya meraih tangan pria itu Hana malah melongo melihat ketampanan pria yang sedang berdiri sedikit membungkuk di hadapan nya.
"Hay apa kah kau baik baik saja"? pria itu pun mengulang perkataan nya dan sontak Hana pun merasa gugup.
"Eh i iya aku baik kok" jawab Hana gugup
"Maaf aku ngak sengaja, sebagai permintaan maaf aku akan mengantarmu pulang, apakah kau mau?" tanyak Alvin, Yah pria itu adalah Alvin putra tuan Mahendra.
"Ah i iya a aku mau mau" Hana gugup.
Alvin pun mengantar Hana pulang dengan berjalan kaki.
***
Lusi pun sangat khawatir menunggu Hana pulang karena baru kali ini Hana tidak memberi kabar bahwa dia akan lembur. berbeda dengan Hani yang sedari sore telah memberi kabar bahwa dia akan lembur.
Setelah satu jam akhirnya Hana pun sampai di rumah dengan keadaan menangis dan berantakan.
"Mama" Hana pun menangis meraung saat berada di pelukan Lusi. Hana begitu takut dan gemetaran.
"kenapa sayang? apa yang terjadi? siapa yang gangguin kau?" begitu banyak pertanyaan dari Lusi namun tak satu pun di jawab oleh Hana. Hingga seorang pria muncul dari balik pintu dan membuat Lusi melongo.
"apa yang kau lakukan pada anak ku, hah?"Lusi mengira bahwa Alvin yang telah melakukan sesuatu ke Hana.
"Mama bukan dia yang gangguin aku, malah dia yang selamat kan aku saat aku berlari dari kejaran preman itu" jelas Hana membela Alvin.
Hana pun melepaskan pelukan Lusi dan berdiri di hadapan Alvin untuk berterima kasi atas bantuan nya.
"Oh iya apakah kalian tau pabrik minyak terbesar di kota ini" tanya Alvin "aku sudah berjalan sedari tadi tapi tidak menemukan pabrik itu" kata Alvin lagi.
"Kau bertanya pada orang yang tepat, mama ku berkerja di pabrik itu, dia adalah ketua sekaligus pengawas di pabrik itu" jelas Hana.
"Wah kebetulan sekali, apakah saya bisa meminta nomor telepon tuan Andy" tanya Alvin
"kenapa tidak, tunggu sebentar saya akan mencatat nomor nya untuk kamu" Hana pun masuk ke dalam kamar untuk mengambil buku dan pulpen untuk segera menulis nomor telepon tuan Andy.
"terima kasih banyak, kalau begitu saya permisi dulu" setelah mendapat kan nomor tuan Andy, Alvin pun pamit pulang.
"Kamu ngak apa apa kan sayang" kata Lusi sembari memeriksa tubuh Hana.
"Hana baik kok mam" Hana berbicara namun pandangan nya terus melihat ke arah Alvin yang telah berlalu pergi.
"Orang nya sudah pulang, ngak usah di liatin terus" Lusi menggoda Hana saat melihat Hana Yg celingak-celinguk melihat Alvin.
"Eh mama apaan si, aku mau tidur yah mam" Hana pun segera masuk ke dalam kamar tapi sebelum masuk Hana sempat mencium pipi Lusi.
***
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YAH BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT 🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!