Bab 1: perjodohan
Gelap mengundang terang, kini mentari telah menunjukkan sinar nya, terlihat seorang gadis cantik masih tertidur di ranjang nya yang empuk, sesekali ia berguling ke sana kemari tak nyaman.
Udara yang dingin kian berubah hangat, gadis itu kemudian membuka matanya perlahan, sesekali mata nya ia kedip kedip kan dengan tangan nya yang lembut kemudian di gosok gosokan pada mata nya yang masih terlihat berat, ia kemudian bangun dari ranjang nya.
kini gadis itu berada pada posisi duduk , ia kemudian menatap jendela kaca nya yang sudah di masuki cahaya mentari yang terang. Gadis itu kemudian berdiri dan mengambil langkah panjang menuju kamar mandi.
10 menit pun berlalu kini gadis itu telah selesai membersihkan tubuh nya, wajah nya kini terlihat segar, rambut nya yang basah ia usap usapkan pada handuk yang ia genggam.
Tring...
Tring...
Tring...
Terdengar bunyi ponsel dari arah meja rias.
Gadis itu kemudian mengangkat ponsel nya yang berdering lalu ia letakan pada telinga kiri nya.
"Halo Pa, tumben pagi pagi telfon Nasya ada apa?" tanya gadis yang bernama Nasya itu.
"Nak hari ini apa ada waktu luang, Papa mau ketemu sama kamu?" tanya papa Nasya.
"Hmmm gimana ya Pa, hari ini aku nggak bisa ketemu dulu deh pa, tapi kalo nanti siang bisa si pa, pagi ini aku mau ke kampus pa ngumpulin skripsi," jawab Nasya lembut.
"Ya sudah kalo gitu, nanti siang papa tunggu ya, ada yang papah pingin omongin."
"Mau ngomong apa pa, kenapa nggak mau di telfon aja pah?" tanya Nasya lagi.
"Udah kamu ke kampus aja sana, nanti papa jelas kan setelah kamu pulang dari kampus nanti, papa tutup ya telpon nya."
Tut...Tut...
Suara ponsel yang sudah di matikan.
Nasya melirik ke arah ponsel yang kini ia genggam, wajah nya sedikit terlihat aneh saat menatap ponsel yang sudah di matikan oleh papa nya, dari wajah nya terlihat kerutan di kening nya, mata nya ia sipit kan pada ponsel yang ia genggam.
"Apaan sih papah ini, ada aja rahasia nya, aku penasaran," gumam Nasya.
***********
Nasya saat ini berada di kampus universitas bina Nusantara, ia menjadi mahasiswa sejak tahun 2019, kini di tahun 2022 ia juga berhasil membuat skripsi untuk tugas akhir nya.
Nasya di kenal sebagai mahasiswa yang cerdas, hingga di kampus nya pun ia tak butuh waktu lama untuk cepat ke jenjang sarjana.
Saat di kampus Nasya di kenal sebagai mahasiswa yang barbar, ia bahkan berteman hingga semua dosen yang berada di kampus bina Nusantara itu, ia di kenal sebagai gadis periang , namun sisi nya yang barbar hanya di tunjukkan di lingkungan kampus nya, entah mengapa saat ia keluar dari wilayah kampus tersebut, ia menjadi gadis pendiam dan juga tenang.
Nasya yang selalu seperti itu membuat banyak orang kebingungan atas sifat dan karakter asli nya.
Saat ini Nasya sedang berjalan menuju ruang dosen, terlihat dimata Nasya ia hanya menatap lurus dengan pikiran kosong, tampak nya ia sedang ngelamun sambil berjalan.
Terlihat dari kejauhan seorang gadis sedang berlari menuju arah Nasya yang sedang berjalan pelan, ia kemudian menepuk pundak Nasya kuat.
"Nasya? woy nggak denger ya gue manggil, ngapain si ngelamun baee," tanya sahabat Nasya yang menepuk punggung nya dari belakang.
"Ah enggak ko," jawab Nasya singkat.
"Lo lagi dapet ya sya, datar amat ngomong nya," ucap sahabat Nasya yang berjalan di samping nya.
"Apaan sih, gue lagi nggak mut aja ke kampus, nggak tau kenapa firasat gue nggak enak dari tadi."
"Lah emang kenapa, hari ini kan lu harus anterin skripsi lu, emang nggak mau wisuda."
"Bukan gitu, ah males ah ngomong sama lu nggak bakal kelar masalah gue, udah masuk yu," tutur Nasya yang sudah masuk ke dalam ruangan dosen.
"Beh ngambek ni bocah, eh tungguin," teriak sahabat Nasya yang di tinggal pergi oleh Nasya.
Kini Nasya dan sahabat nya telah masuk di ruangan dosen yang sama, walau begitu, mereka harus bergiliran saat melakukan penyerahan skripsi.
Nasya yang memiliki giliran lebih awal masuk lebih dulu di dalam ruangan yang sudah di duduki 3 dosen yang akan menerima hasil skripsi nya, 2 jam berlangsung lama di ruangan itu, Nasya yang terus-terus mendapatkan pertanyaan dari para dosen menyimak dan menjawab dengan tenang nya.
Saat skripsi nya telah usai, Nasya pun keluar dari ruangan itu, kemudian mengganti kan sahabat Nasya yang sedari tadi menunggu nya di luar ruangan.
"Sudah kelar ya sya," tanya sahabat Nasya dengan polos nya.
"Belum may, ini gue baru mau masuk," ucap Nasya dengan wajah malas nya. "Ya udah lah may nggak lihat gue udah keluar dari ruangan, beh otak gue mendidih ni."
"Marah marah mulu lu sya, kaga lama lu cepat tua loh," goda maya sahabat Nasya.
"Lo lebih baik nggak perlu mikirin gue deh, masuk gih sana 3 dosen lagi nungguin lu tu, selamat wawancara, semoga berhasil deh," ucap Nasya dengan jempol di jari nya.
"Eh bentar buru-buru amat, mau ke mana?" tanya Maya pada Nasya yang sudah di tahan tangan nya.
"Gue mau ketemu papa gue, ada janjian, bay..." lambai tangan Nasya sembari meninggalkan ruangan tempat Maya berdiri.
Nasya berlari menuju tempat parkiran, ia kemudian mengambil kendaraan motor nya yang ia parkiran di dekat mobil-mobil mewah, kini Nasya sudah keluar dari lingkungan kampus, motor yang ia kendarai saat ini sedang melaju menuju sebuah restoran mahal, tampaknya papa Nasya sudah mengirimi nya pesan untuk datang ke tempat yang di janjikan.
Tak butuh waktu lama, Nasya sampai pada restoran yang di tuju, Nasya kemudian memarkirkan motor nya, ia pun masuk ke dalam restoran tersebut, kepala nya menoleh ke sana kemari mencari orang yang ia kenal, terlihat dari kejauhan seorang lelaki tua sedang melambai kan tangan nya pada Nasya yang berdiri di depan pintu restoran, tampak nya ia adalah papa Nasya.
Nasya pun bergegas menuju meja makan yang di sisi nya di duduki papa Nasya dan kedua lelaki asing.
Nasya pun menduduki bokong nya pada sisi kursi yang kosong itu, terlihat di depan nya ada lelaki tampan yang duduk berhadapan dengan Nasya.
Nasya menatap lelaki itu dengan takjub.
"Eh buset ganteng banget, cogan siapa ni, buat gue aja kali," gumam Nasya pada pikiran nya.
"Maaf pa, aku terlambat ya, papa udah nunggu lama?" tanya Nadya lembut.
"Tidak apa-apa, papa mengerti kamu sibuk, terimakasih sudah menyempatkan diri untuk datang," ucap papa Nasya dengan tenang, papa Nasya kemudian melirik 2 lelaki yang ada di hadapan mereka.
"Nasya kenal kan, ini teman papa nama nya Ronal, dan di samping nya adalah anak nya Noval" lanjut papa Nasya sembari mengangkat tangan nya menunjukkan ke arah kedua lelaki itu duduk.
"Halo om, halo Noval saya Nasya," tutur Nasya sopan pada kedua lelaki itu.
"Anak anda sungguh cantik dan juga ramah Arga," ucap lelaki berjas yang merupakan ayah dari Noval.
"Saya sangat suka sama gadis yang begitu Rama dan sopan, ia bahkan seorang mahasiswa yang bekerja di perusahaan mu sebagai manajer, Nasya memang gadis yang cerdas dan juga hebat," pujian terus menerus di lontarkan pada Nasya yang sudah tertunduk malu dengan pujian yang ia dapatkan.
"Hahaha tentu saja anak ku hebat, anak mu juga tidak kalah hebat nya Ronal , dia sudah membuat perusahaan mu berjaya dalam dua tahun ini, ia bahkan mengembangkan perusahaan mu pada negara luar yang sekarang ini berada di eropa dan juga Singapura," ucap papa Nasya yang sudah membuat Nasya yang terduduk di sisi nya terkejut.
"Maaf sudah menganggu percakapan kian berdua, namun saya ingin bertanya satu hal pada kalian, kedatangan ayah dan om di sini, apa ingin membicarakan tentang kerja sama perusahaan?" tanya Nasya yang belum mengerti dengan keadaan yang ada.
"Oh Arga, seperti nya kau belum mengatakan apa pun pada anak mu ini," ucap Ronal sambil menggoyangkan minuman di gelas nya yang bening.
"Maaf kan ayah sebelum nya Nasya, kedatangan teman papa dan juga Noval di sini, ingin membicarakan tentang perjodohan kalian berdua."
"Apa!" teriak Nasya yang terkejut.
Bab 2: Terima
Nasya menutup mulut nya dengan kedua tangan nya, ia terkejut hingga mengeluarkan suara yang besar, kini ketiga pria yang duduk di hadapan nya menatapnya lucu, gadis yang kini seorang mahasiswa bertingkah seakan akan murid SMA yang baru mendengar berita kelulusan nya.
Nasya beralih memandangi papa nya yang duduk tepat di samping nya, kini tangan nya sudah di letakan pada meja bundar itu.
"Pa, ini serius pa, aku bahkan belum wisuda loh pah," ucap Nasya berbisik pada papa nya.
"Ini baru perjodohan, kalian belum menikah, papa hanya ingin kau berpasangan dengan Noval hingga ke jenjang pernikahan nanti," tutur papa Nasya lembut dengan bisikan yang tak di hiraukan oleh kedua lelaki yang duduk berhadapan dengan nya.
Noval melirik kearah Nasya yang sedang berbincang bincang dengan papah nya, ia menatap nya dengan tatapan dingin yang tak di sadari oleh Nasya , sesekali ia memiringkan kepala nya, ia menatap Nasya dari rambut hingga tubuh nya, walau pun begitu tatapan nya tak menunjukkan rasa suka.
"Arga seperti nya kita harus berpindah dari tempat ini, berikan waktu berdua pada kedua anak kita untuk berkenalan."
"Ya seperti nya kau memang benar, mereka butuh waktu untuk saling mengenal satu sama lain," ucap papa Nasya sembari beranjak dari tempat duduk nya yang di ikuti Ronal ayah dari Noval.
"Baiklah kami permisi, silakan berkenalan papah dan om Ronal akan pergi."
Kini kedua lelaki berjas itu sudah pergi meninggalkan 2 sepasang yang terduduk di sisi meja bundar yang kosong itu.
"Kau tak ingin pesan makanan?" tanya Noval pada Nasya.
"Ah tentu, aku ingin memesan spaghetti," ucap Nasya yang sudah memegang menu pesanan di tangan nya.
"Pelayan pesan dua porsi spaghetti, dengan jus jeruk dan lemon," ucap Noval yang sudah di tulis pesanan nya oleh sang pelayan pengurus restoran.
Kini kedua nya sedang menunggu pesanan yang mereka pesan, namun begitu, kedua nya tak lagi bicara sepatah katapun lagi kini tersisa keheningan di antara kedua nya.
Nasya yang terdiam mulai melirik Noval yang sedang memainkan ponsel, Nasya menatap lelaki itu dengan rasa kagum, ia melirik nya dari ujung rambut hingga pada pinggang nya, karena terhalang oleh meja bundar itu, Nasya Hanya mampu melihat sampai pinggang nya saja.
"Ya Allah tampan banget ni cowok, ini mah idaman gue banget, mau nikah sekarang pun nggak apa apa lah, lagian sama sama mapan, eh btw ni cowok dingin banget dah, makin ku lihat nya, beh gue jadi panas dingin ni," gumam Nasya dalam pikiran nya.
Noval yang menyadari akan tatapan Nasya, ia pun mulai melirik Nasya yang melihat nya sedari tadi.
"Apa yang kau perhatikan?" tanya Noval dengan wajah tenang nya.
"Beh damage nya kena banget," gumam Nasya lagi pada pikiran nya.
"Bukan apa apa val, maaf kalo udah buat kamu ngerasa nggak nyaman karena aku perhatiin terus," ucap Nasya dengan lembut nya.
"Ada yang kamu ingin tanyakan, seperti nya kamu pingin tau banyak tentang aku, Oia ini pertama kali nya kan kita ketemu, tanyakan saja apa yang ingin kamu tanya?" ucap Noval pada Nasya yang terlihat sudah memerah wajah nya.
"Boleh ya aku nanya, kalo gitu, aku mau nanya, Noval sekarang ini lagi ngejalanin bisnis papa mu kan, kaya nya bisnis nya udah maju banget sampai keluar negri, emang Noval sejak kapan ngejalanin perusahaan milik om Ronal."
"Sudah sejak kelas 2 SMA."
"Apa! serius? bukan nya nanti keganggu sama pelajaran yang ada di sekolah?"
"Enggak, aku udah biasa di ajak sama papa ngerjain berkas-berkas yang ada di kantor, jadi kalo ada pekerjaan di kantor yang nggak bisa di atasi sama papah, aku yang bakal ngerjain, dan soal sekolah, aku bisa minta izin untuk nggak masuk beberapa hari," jelas Noval.
"Oh gitu ya," jawab Nasya singkat namun di hati nya tersimpan kegembiraan karena sedang berbincang dengan tipe cowok idaman nya.
Sesaat kemudian seorang pelayan pun datang dengan menu yang tadi nya mereka pesan, kini kedua makanan itu sudah di sajikan di tiap sisi nya.
Nasya yang melihat makanan nya telah sampai bergegas mengambil sendok garpu yang berada di sisi piring tersebut, Noval yang melihat tingkah Nasya sedari tadi hanya melirik dan memperhatikan, entah mengapa di mata nya tak sedetikpun ada rasa ingin tahu atau pun ketertarikan, Noval kemudian kembali berbicara pada nya.
"Nasya apa kau menginginkan perjodohan ini?" tanya Noval langsung ke intinya.
Nasya yang mendengar akan hal itu tersentak sesaat, dengan wajah lugu nya ia menatap kembali Noval.
"Mengapa kau tanyakan hal itu, apa kau tak ingin perjodohan ini berlangsung?" tanya Nasya lagi pada Noval yang kini sedang menatap nya, entah mengapa raut wajah Nasya kini berubah menjadi datar.
Noval menatap mata Nasya yang sudah berubah , ia kembali menatap wajah nya yang kini berubah murung. "Seperti nya ini akan sulit, aku benci berada di posisi ini," gumam Noval pada pikiran nya.
"Bukan apa apa, aku hanya menanyakan hal ini saja, jika kau menginginkan ku, aku akan menikah dengan mu," ucap Noval yang sedikit tak percaya diri.
Nasya yang tadi nya berubah murung kini kembali tersenyum, ia tak menyangka lelaki itu akan mengatakan hal mengejutkan ini pada nya.
"Sungguh, apa itu benar, apa kamu menyukai ku?" tanya Nasya lagi pada Noval.
"Ya aku menyukai mu" ucap Noval singkat namun membuat Nasya bahagia mendengar nya.
"Tak apa, ini cuman sesaat, aku bisa mengatasi nya nanti, setelah perjanjian itu berakhir, akan ku akhiri hubungan ini secepatnya," gerutu Noval pada pikiran nya.
Nasya menatap Noval dengan penuh rasa bahagia, ia beranjak dari tempat duduk nya kemudian melangkah menuju Noval yang masih terduduk, Nasya kemudian menarik Noval dari tempat duduk nya, dengan satu tarikan Novak pun terbangun dan kemudian Nasya dengan cepat nya menghamburkan pelukan hangat.
Noval terkejut hanya merangkul Nasya dengan pelukan kaku.
****************
di sebuah taman yang berdominasi warna. hijau, tampak 4 remaja sedang duduk di rerumputan yang hijau, tampak nya mereka sedang bersenang-senang.
"Maya mana si Nasya, tumben tumbenan nggak ngumpul bareng ama kita?" tanya teman Nasya yang duduk di samping nya.
"Enggak tau tuh anak, tadi sih bareng sama gue mau nganterin skripsi, tapi pas skripsi nya udah kelar di wawancarai sama dosen, dia udah ke buru balik, kata nya sih ada janjian apa papa nya," jelas Maya.
"Oh gitu, emang ada janjian apaan si may?"
"Lah ngapain nanyain gue, emang gue bapak nya , lagian tug anak dari pagi ngegas mulu ngomong nya, mana gue tau janjian apaan," jelas Maya lagi sambil menaikan bahu nya ke atas.
"Luh kangen aman Nasya ya Jay, udah lah nyerah aja, si Nasya nggak suka sama elu," ucap Maya menggoda teman cowok nya Jay.
"Yaa mau nyerah gimana may, gue Ama Nasya udah temenan dari SD mana bisa Mufon secepat itu," jelas Jay.
"Sudah lah ngapain sih bucin-bucinan temenan kaya gini juga udah bahagia banget, ngapain mikirin percintaan nanti kalo nggak terwujud patah hati loh yang ada," jelas syela teman cewe Jay.
"Nah bener tu apa yang syela bilang, temenan gini aja udah bagus kan, lu bisa lihatin dia kapan aja, bener nggak rozer?" tanya Maya pada lelaki yang sedang merebahkan diri nya di rerumputan hijau.
"Gue dari kalian aja, gue males ngomong," ucap rozer malas.
Tut...Tut...Tut...
Terdengar suara ponsel yang berdering.
"Eh ada yang telfon tuh may."
"Oia si Nasya telfon, bentar gue angkat dulu."
Maya menyodorkan kan ponsel nya pada ke 3 teman nya, ia menekan suara spiker di ponsel nya agar teman teman nya mendengar apa yang di bicarakan oleh Nasya.
"Halo may, gue ada berita besar," ucap Nasya dengan suara yang gembira.
"Ha berita apa sya, kaya nya lu seneng banget tu," ucap Maya.
"Tau nggak gue bentar lagi mau nikah."
"APA!" teriak teman teman Nasya terkejut.
Bab 3: Cerita
"Yang benar aja lu sya, kita baru aja nyerahin skripsi loh tadi, lu tiba tiba udah mau ngabarin nikah aja, yang benar aja lu sya," tutur Maya dengan nada yang tinggi.
"Ih gue cuman ngabarin kalo bentar lagi gue mau nikah, bukan nikah nya sekarang juga kali, ya ini baru perjodohan sih, eh btw Kelian semua ada di situ ya, syukur deh gue jadi nggak perlu cerita satu persatu ke Kelian semua," ucap Nasya yang sedari tadi kegirangan.
Maya yang mendengar perkataan dari Nasya melirik ke arah Jay yang sedang mendengarkan perkataan yang di ucap kan Nasya, syela dan rozer juga ikut menatap Jay yang sudah terbujur kaku , Jay yang hanya diam menatap ponsel itu dengan tatapan terkejut.
Maya kemudian beralih kembali menatap ponsel di depan nya. "Sya, beneran lu udah mutusin mau nikah seusai wisuda, bukan nya terlalu cepat buat lu ya sya, lu nggak mau mikir lagi gitu, setau gue lu kan nggak ada pacar sya, terus tuh cowok lu kenal dari mana, sampai lu ngebet banget pingin nikah secepat itu," tanya Maya lagi dengan raut wajah bingungnya.
"Gini gue jelasin ya, tub cowok nama nya Noval, dia itu ganteng banget, tipe gue banget deh, dia itu anak dari temen papah gue, karena temen papa gue suka Ama gue, dan sama sama pembisnis juga, papa gue dan teman papa gue jodohin kita berdua," tahan nya sesaat. "Dan lu tau yang bikin gue kaget tub apa, si Noval juga suka Ama gue, dia bahkan nyuruh gue buat nikah ama dia secepat nya, iiihhh gue senang banget," tutur Nasya lagi.
Maya dan teman teman Nasya terdiam, mereka bingung harus berekspresi apa terhadap perkataan Nasya yang sedari tadi kegirangan dengan apa yang ia ceritakan, sedang kan Di satu sisi ada lelaki yang sedang patah hati dengan apa yang terjadi di depan nya secara langsung.
"Selamat ya sya, gue turut seneng denger nya," ucap syela ragu ragu.
"Ya semoga cocok ya sama yang baru," lanjut rozer.
"Hmmm kalian semua pada kenapa sih, nada nya datar amat, Kelian nggak suka ya kalo gue nikah," tanya Nasya yang sudah mulai menyadari ada yang aneh dari teman temannya.
"Bukan gitu sya, kita semua senang ko, iya nggak guys," tanya Maya pada teman teman nya.
"Iya seneng ko, lu mikir nya enggak enggak aja ni sya, kita gini karena kaget aja, lu baru selesai in skripsi tiba-tiba datang kabar yang bikin kita terkejut banget, Iyah nggak," tanya syela lagi mengangguk pada teman teman nya.
"Iya bener itu sya , kita kaget aja ko, eh btw kita pamit duluan ya, kita-kita mau ketemu dosen dulu ni, da Nasya assalamualaikum," ucap Maya dengan cepat menutup telfonnya sebelum Nasya menjawab salam nya.
Kini ketiga teman nya menatap Jay yang hanya diam dan mematung, seperti nya saat ini Jay sedang putus asa dengan apa yang baru saja terjadi.
"Jay, sorry ya, kita bukan bermaksud ngedukung Nasya atau gimana, kita semua peduli Ama Kelian berdua, cuman kita nggak bisa juga maksain hati Nasya untuk berpaling sama lu, lu tau kan sifat Nasya rada rada miring otak nya," ucap Maya menjelaskan.
"Kita juga mau nya lu sama Nasya jadian Jay, cuman karena ini soal perjodohan, udah beda lagi cerita nya," lanjut syela.
"Sejak awal, Nasya cuman menganggap kita kita ini sahabat nya, jadi kalo Lo berpikir buat merebut dia dari Noval, peluang lu udah nggak ada Jay," tutur rozer sambil menepuk nepuk pundak Jay.
Jay yang mendengar perkataan dari sahabat sahabat nya kemudian beranjak dari posisi duduk nya, kini ia berdiri dan melangkah menuju motor yang terparkir tidak jauh dari tempat ia duduk.
Kini dengan kunci motor nya ia nyala kan, kemudian dengan cepat menaiki motor tersebut, teman teman Jay yang melihat hal itu sontak beranjak dari duduk nya, mereka khawatir kepada sahabat nya yang sedang patah hati, mereka takut sesuatu akan terjadi jika ia membawa motor dengan posisi yang tak stabil seperti ini.
"Jay lu boleh marah sama diri Lo, lu boleh nggak Nerima, tapi gue peringat kan, jangan bikin diri loh lebih terluka dengan apa yang lu pendam, jika lu emang suka sama Nasya, nyatain perasaan lu sama dia dengan tulus, setidaknya dia harus tau, kalo lu masih cinta sama dia," jelas rozer dari kejauhan.
"Makasih rozer, lu emang sahabat gue yang baik, makasih Kelian semua udah ngerti in gue, maaf udah bikin kelian semua khawatir dengan tingkah gue, gue cuman kaget Nasya tiba tiba ngasih kabar yang nggak di sangka sangka, sekarang gue mau ke rumah dia, gue nggak tau kalo ada kesempatan atau enggak, yang jelas gue mau nyatain perasaan gue sekali lagi," ucap Jay dengan senyuman di bibir nya.
Kini teman teman Jay menatap nya senang, Jay kemudian mulai mengendarai motor nya meninggalkan 3 teman nya di belakang, walau begitu salah satu mereka hanya menatap nya sedu.
"Li suka banget ya sama dia Jay?"
****************
Terlihat seorang gadis cantik sedang merebahkan tubuh nya di ranjang, terlihat ia sedang memainkan ponsel nya, entah mengapa raut wajah nya terlihat aneh.
Ada yang aneh sama sahabat-sahabat gue, mereka kaya nggak seneng gitu dengerin kabar gembira dari gue, di sini yang seneng cuman gue, tapi temen temen yang lain enggak, emang ada yang salah sama gue.
Kalo menurut mereka nikah itu terlalu cepat, ya oke fain , memang terlalu cepat jik kalian berpikir seperti itu, gue juga ngerasa terlalu cepat , tapi ini baru perjodohan loh, nggak langsung nikah besok juga, gue nggak ngerti apa sih yang di sembunyikan sama sahabat sahabat gue.
Tuk...tuk ...tuk....
Terdengar bunyi ketukan dari arah pintu.
"Ada apa?" tanya Nasya dengan nada yang tenang.
"Maaf nona, saya ingin memberi tahu bahwa sahabat nona ada di ruang tamu menunggu nona," tutur sang pelayan rumah Nasya.
Teman? siapa? seingat gue, gue nggak nyuruh mereka datang deh ke rumah , ah apa jangan jangan mereka sengaja pura pura kayak tadi biar gue ngambek gitu, ternyata mau ngasih kejutan, ah ela dasar teman teman gue ada aje otak nya.
Nasya dengan cepat keluar dari kamar nya, ia kemudian menuruni tangga tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang datang dan menemui nya, tawa girang nya menghiasai wajah cantik nya, ia terlihat begitu bahagia dengan kedatangan teman-teman nya
Namun saat Sampai pada ujung tangga, ia kemudian tersentak menatap punggung seorang lelaki, ia melirik ke sana kemari mencari teman- teman nya, namun tak terlihat kedatangan mereka di rumah nya yang terlihat luas.
Lelaki itu berbalik, dengan wajah senyum nya ia menyapa Nasya. "Halo sya gue datang, lu ngerasa ke ganggu nggak?" ucap nya ragu ragu
"Jay kok ada di sini?"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!