Chalondra Bahran, wanita yang baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah menengah kejuruan, atau sering di bilang SMK di jurusan Farmasi. Harus berhenti karena demi menghidupi kedua adiknya dan sang nenek.
Memiliki dua adik yang sudah menginjak remaja dan harus menyelesaikan pendidikan tingkat menengah secara bersamaan.
Evelin Bahran nama adek perempuannya. Sedangkan adek yang satu nya adalah lelaki yang memilki nama Kenzo Bahran.
Orang tuanya sudah meninggal. Sang ayah meninggal karena penyakit yang di derita cukup lama dan sudah kronis.
Sedangkan sang ibu meninggal baru sekitar 1 tahun. karena kecelakaan di tempat kerja.
Awalnya pihak tempat ibunya bekerja akan menjamin biaya pendidikan anak anaknya sampai jenjang pendidikan lebih tinggi. namun Karena tempat bekerjanya sedang mengalami pergeseran pendapatan yang semakin menurun. terpaksa mereka memberhentikan pembiayaan sekolah Chalondra.
"Tuan,, tuan mau makan sekarang.?" tanya Chalondra
"Pergi...! Pergilah... Aku tidak suka kamu." teriak sang majikan yang bernama Weslay Pramudya
Wasley Pramudya adalah anak dari pasangan Landolfo Pramudya dengan istri yang sudah meninggal. dan kini Landolfo menikah lagi dengan seorang wanita yang memilki nama Irena Geraldine
Pria berusia 23 tahun yang menderita autisme. Dari wajah dan perilaku , pria itu tidak terlihat jika mengalami keterlambatan dalam berfikir dan bekerja.
Wanita paruh baya yang sudah mengasuhnya selama 23 tahun itu segera mendekat. lalu mengelus punggung nya dengan lembut. lambat laun tuan mudanya sedikit tenang. Sebenarnya kecacatan ini bukan dari lahir.
Malam itu, saat Wasley berusia 5 tahun, mengalami panas tinggi, hingga kejang kejang. wajah yang terlihat sangat pucat, dan suhu tubuhnya terasa sangat dingin itu, merancau tidak jelas. hanya ada 1 nama yang ia sebut. yaitu nama wanita yang sering d panggil mami. Semenjak usia 1 th Wasley sudah di serahkan sama pengasuh wanita yang bernama Arnetta. wanita yang memilki jiwa keibuan dan sangat penyayang. walau pun begitu, Arnetta tidak memilki pengalaman untuk menangani tuan muda yang mendadak kejang. Karena kesalahan Arnetta lah, tuan muda nya menjadi cacat hingga sekarang.
Segala sesuatu yang di butuhkan oleh Wasley selalu di turuti. Sekolah hanya 4 kali dalam satu minggu. itupun di sekolah khusus penyandang autisme
Sang tuan besar dan Nyonya tidak pernah dirumah, mereka pergi dengan membawa putra pertama dari Irena. Pulang hanya 1 minggu sekali itu pun hanya 1 malam saja. Setelah itu sibuk kembali bekerja keluar negeri.
"Tisn, ini saya, pengasuh tuan Wesley yang sekarang." ucap Chalondra dengan lembut
"Kamu..." gumamnya seraya memiringkan kepalanya. Menatap Chalondra dengan intens. Lalu pandangannya turun kebawah hingga pada kaki jenjang Chalondra.
"Kenapa Tuan ?" tanya nya
"Saya tidak suka kamu. pergi dari kamarku" Wasley kembali menolak kehadiran Londra.
"Tuan , Arnetta sudah tidak bisa menjaga Tuan. Tuan mulai sekarang di jaga oleh Chalondra," Arnetta berusaha membujuk tuan mudanya. Karena benar benar ingin berhenti untuk mengasuhnya. bukan Karena tidak bisa, tapi Karena dirinya sudah terlalu tua untuk bekerja.
Sedangkan untuk pengasuh barunya. kedua orang tua Wasley serahkan pada Arnetta. tentu saja Arnetta tidak bisa mencari dengan asal. Arnetta dan Chalondra adalah saudara. nenek Chalondra adalah tantenya Arnetta.
Arnetta percaya jika Chalondra mampu menemani Wasley setiap harinya. Dan Chalondra pun menyetujui, itung itung buat pengalaman kerja sebagai pengasuh.
"Bik, bagaimana jika tuan tidak suka padaku?" tanya Chalondra. yang langsung di jawab oleh Arnetta. "Tenang saja, lambat laun Tuan Ley pasti bisa menerima mu. kau cukup turuti permintaannya."
"Arnetta jangan pergi, saya tidak mau sama dia." rajuknya. Tak bisa di bantah, memang semua penyandang autisme tidak mudah untuk menerima orang baru ataupun keramaian. butuh pendekatan dan kesabaran agar bisa merasa nyaman dengan hal hal yang baru.
Chalondra tersenyum saat melihat tuan mudanya menatap dirinya. namun Tuan mudanya segera mengalihkan pandangannya. penyandang autisme memang tidak bisa bertahan lama dalam bertatap muka, mereka cenderung menghindar.
"Ayo Tuan, perkenalkan Tuan pada Londra." bujuk Arnetta dengan menggendeng tangan tuan mudanya.
Namun Wasley malah menarik nya kembali. "Saya tidak mau, Saya tidak mau, saya tidak mau" ucapnya seraya menggelengkan kepalanya dan segera mengambil selimut dan permainan yang sering ia mainkan.
Di bawah selimut, Wasley berbicara sendiri dengan robot robotnya. lalu menirukan suara yang sering ia lihat di video yang sering ia putar. Kalau sudah begitu, Tuan mudanya itu akan betah bermain sendiri di kamarnya, dan jikapun keluar, maka dia akan sibuk dengan aktifitasnya sendiri. Mereka berdua segera keluar meninggalkan Ley di kamarnya.
"Bik, apa keadaan tuan Ley ini sudah lama?" tanya Chalondra
"Sudah, cuma tuan Ley mengalaminya bukan dari bayi. tapi semua itu karena kesalahan Bibik Cha." jawab Arnetta yang terlihat menyesal karena tidak bisa menolong tuan mudanya.
Tiba tiba Wasley terdiam, lalu menyibak selimutnya, pandangan nya mencari dua sosok wanita yang tadi ada di sini. Wasley segera melempar selimutnya dengan asal. Wasley kembali turun dari tempat tidurnya. dan mengambil benda pipih yang maminya belikan beberapa bulan lalu.
Wasley membuka video yang sering dia lihat di kala sendiri. Wasley duduk di pojok ruangan seraya tatapanya fokus pada objek bergerak di layar benda pipihnya.
Di saat Wasley asyik menonton dan tidak melihat kehadiran Chalondra yang sudah berada di belakangnya.
"Ya tuhan, apa yang tuan Wasley tonton?" batinnya. Ingin sekali Chalondra menegur. namun hawatir tuan mudanya ini semakin membenci dan malah tidak mau mendekati nya. Ahirnya Chalondra pun pergi dengan membawa jus yang baru saja ia buat untuk tuan mudanya.
Chalondra melihat tangan Wasley yang mulai bergerilya kebawah dan memegang benda milik nya yang sudah mengeras.
Ya Wasley tengah menonton video sepasang wanita dan pria tengah berse**buh, Arnetta selalu membiarkan tuan mudanya itu menyendiri. Arnetta hanya berperan mengantar dan menemani saja. jarang sekali Arnetta mengajak jalan jalan. mungkin karena Arnetta sudah tua jadi tidak bisa selalu dekat. mengingat dirinya yang mudah lelah di usia 48 th.
Setelah Chalondra memutuskan untuk meninggalkan tuan mudanya. Chalondra melihat Arnetta sedang menyiapkan makam siang Wesley, makanan setiap hari yang tak lepas dari sayur bening, yang menjadi kesukaan tuan mudanya.
"Bik" bisik Chalondra
"Ada apa Cha?" sahutnya
"Itu, tuan Ley apa sering nonton video pemersatu bangsa?" tanya Chalondra. yang langsung mendapat perhatian dari Arnetta
"Apa maksudmu?" tanya Arnetta
"Tadi Londra liat tuan muda, sedang menonton video itu." jelasnya
"Tidak mungkin, Dia itu tidak begitu paham dengan yang gitu gituan" sangkal Arnetta
"Tapi bik, Londra liat sendiri kok" jawabnya lagi dengan mantap
"Kalau begitu, tegur dong Cha, tapi bibik rasa itu tidak mungkin." sahutnya masih yakin jika tuan mudanya tidak seperti itu.
"Londra nggak bohong bik." jawabnya dengan yakin.
Klotak klotak klotak
Suara sepatu hak tinggi yang menggema memenuhi ruangan yang membuat Arnetta dan juga Chalondra segera mengalihkan objeknya. Mereka menoleh secara bersamaan dengan sapaan wanita yang baru memasuki rumah.
"Arnetta, Di mana Ley?" tanya wanita cantik yang mungkin sudah berusia 48 an th.
"Nyonya," gumamnya. dengan menampakkan wajah kaget. tentu saja Arnetta kaget, ini baru hari Rabu, tapi sang nyonya sudah ada di negara ini lagi.
Ya wanita itu adalah orangtua Weslay. Wanita yang memiliki nama Irena Ghiraldine, wanita keturunan negara Italia, baru saja mendarat dari bandara karena ada urusan pekerjaan. tugas dia hanya menemani sang suami kemanapun sang suami pergi. Dan setelah sampai di bandara sang suami langsung di jemput oleh orang kepercayaan yang tengah mengurus pekerjaan di kota di mana dirinya tinggal. Perusahaan yang di kelola dari turun temurun. Perusahaan Packing food Fresh, Perusahaan yang berkegiatan dalam ekspor dan import jenis perikanan.
"Ada nyonya, tuan sedang di kamar." jawabnya
"Oh" jawab nya. Dan langsung beranjak dari ruang tengah dan meninggalkan Chalondra dan juga Arnetta berada. Chalondra pikir sang nyonya akan menghampiri kamar putra nya, namun Chalondra salah, wanita yang mengaku orang tua Wesley itu, segera memasuki kamar pribadinya.
"Kenapa Nyonya tidak menghampiri kamar tuan, bik?" tanya Chalondra dengan rasa penasarannya.
"Nyonya itu memang begitu, tapi sebenarnya nyonya itu baik dan sangat menyayangi tuan." jawabnya.
"Pantas saja, tuan mencari permainannya sendiri." gumam Chalondra.
"Cha, kita harus menyiapkan makan malam. Mungkin tuan besar dan tuan muda pertama akan bermalam di sini." ucap Arnetta.
"Iya, ayo bik." sahut Chalondra.
"Kau panggil bik Sam, untuk menyiapkan makan malam lebih banyak." ucap Arnetta. Chalondra segera berjalan ke belakang untuk mencari bik Sam.
Mereka pun kembali sibuk di dapur untuk memasak makam malam. Dengan di dampingi cheef sebagai kepala dapur disini.
"Bik, ini makanan kesukaan siapa? Bukankah penyandang autis tidak boleh memakan makanan yang banyak mengandung susu?" tanya Chalondra ketika melihat olahan susu dan keju berada di dalam lemari pendingin.
"Untuk tuan muda pertama." jawabnya.
"Oohh.. Memang ada tuan muda pertama juga bik?" tanya Chalondra
"ada kakaknya tuan Ley," jawabnya
Chalondra mengernyit, "Kakak? jadi tuan Ley punya seorang kakak?" tanya Chalondra
"Iya, usianya paling sekitar 27 tahun." jawabnya lagi.
Setelah selesei dengan kesibukannya di dapur, Bik Arnetta segera pergi kekamar Wasley. "bik, biar Londra saja." cegah Chalondra. dengan menahan tangan Arnetta.
"Ohh iya, biar tuan muda semakin akrab denganmu." ujar Arnetta lalu berbalik ke dapur .
Chalondra segera berjalan menaiki tangga satu persatu, lalu segera menuju kamar tuan mudanya. Bersamaan dengan pintu nyonya besar di buka dari dalam.
"Eehh... Siapa kamu.?" tegurnya. Chalondra pun segera menahan jemarinya untuk tidak melanjutkan kembali membuka pintunya.
"Perkenalkan Nyonya, saya Chalondra. Saya yang akan mengganti bik Arnetta untuk menjaga tuan muda." ucap nya dengan tubuhnya sedikit membungkuk.
"Ohh.. Kalau begitu. Berikan obat ini secara rutin." ucapnya Irena, dengan menyodorkan botol yang berisi butiran pil.
Tampa berpikir panjang, Chalondra pun menerima nya dengan anggukan kepala.
"Sudah di beri tau oleh Arnetta aturan minumnya?" tanya Irena
"Belum Nya," balasnya
"Berikan pagi hari 1 tablet, lalu malam sebelum tidur berikan 2 tablet." kata Irena seraya memandang Chalondra dengan sinis
"Oohh ya, apa pendidikan terahirmu?" tanya Irena
"Saya hanya sampai SMK farmasi, Nyonya." jawabnya
"Oh, ya sudah." sahutnya. Lalu segera berlalu meninggalkan Chalondra yang masih berdiri di depan pintu tuan mudanya.
Setelah sang nyonya sudah sampai di ruang televisi. Chalondra segera membuka pintu kamar tuan mudanya. Chalondra melihat sekeliling kamar tuan mudanya. Namum tidak menemukan pria itu.
Chalondra di kagetkan dengan sosok pria yang baru keluar dari walk in closed. "Tuan," pekik Chalondra saat melihat Tuan mudanya, kaget tentu saja Chalondra sangat kaget. Tuan mudanya ternyata sangat tampan ketika melepas kaca mata. Dan di tambah lagi, rambut yang basah Karena habis mandi. aroma shampo dan sabun mandi itu menguar memasuki lubang hidung Chalondra.
"Kamu... Kenapa kamu ada disini?" tanya Ley dengan polosnya.
Chalondra masih terbengong, takjub akan ketampanan bos mudanya ini. Benar benar seperti malaikat.
Huhhh... Ley mendengkus ketika pertanyaan yang ia lontarkan tidak di jawab. Ley pun segera berlalu meninggalkan Chalondra yang masih terdiam. Chalondra baru tersadar ketika lengannya tidak sengaja bersenggolan dengan dengan tuan mudanya.
"Tuan," panggilnya.
"Ada apa. Saya tidak ingin di ganggu oleh kamu. Pergi dari kamarku." usir Ley pada Chalondra.
"Tuan, Nyonya Irena sudah datang. Apakah tuan tidak ingin menemuinya?" tanya Chalondra
Mendengar nama wanita yang katanya orang tuanya itu kembali. Ley kembali murung, Ley segera berlari menutup pintu kamar nya. Karena tidak ingin bertemu dengan maminya.
"Tuan, kenapa di tutup?" tanya Chalondra dengan wajah bingung.
"Saya tidak ingin keluar. Saya tidak ingin di meja makan bersama mereka." teriaknya. Dengan tangannya mendorong pintu agar tidak bisa di buka dengan dorongan dari luar.
"Tapi tuan, saya harus keluar." ucap Chalondra.
"Saya tidak mau membukanya, kamu keluarnya lewat jendela saja." teriak Ley. kali ini Ley bersandar pada pintu agar Chalondra tidak bisa membuka pintunya.
"Tuan, saya tidak bisa loncat. Tolong tuan, biarkan saya keluar dulu." mohon Chalondra. Lagi lagi Ley hanya menggelengkan kepalanya.
Hingga terjadilah tubuh saling dorong antara Ley dan Chalondra. Ley berhasil Chalondra singkirkan dari pintu. Namun dengan sigap Ley pun berhasil menggagalknnya lagi. Ley menarik pergelangan tangan Chalondra. Ley pikir, Ley berhasil menariknya. Namun Ley salah, justru kemeja Chalondra yang berhasil di tarik hingga koyak.
Ley memandang gundukan yang tertutup dengan bra warna merah. Warna yang sangat kontras dengan warna kulit Chalondra yang putih bersih.
"Tuan." Chalondra segera menutup dadanya dengan tangan yang ia silangkan. wajah Chalondra berubah menjadi merah merona karena sangat malu. Tidak mungkin dirinya akan membalas tuan mudanya yang otaknya saja tidak penuh. Pikir Chalondra.
Ley masih diam membisu, "kok dadanya mirip dengan yang ada video." pikiran Ley mulai traveling pada video yang tadi ia tonton. teringat bagaimana seorang pria yang memiliki barang seperti dirinya itu memainkan bulatan kecil milik seorang yang seperti benda yang ada di depannya saat ini.
Ley merasa, jika Ley kecil di bawah sana mulai bangun. Namun Ley segera tersadar saat pintunya berhasil di ketuk dari luar.
"Londra, apa kau masih di dalam?" tanya Arnetta dari luar.
Menyadari akan wanita yang sudah merawatnya berpuluh puluh tahun itu mencari wanita yang ada di depannya. Ley segera meminta maaf karena tidak sengaja. "Maafkan Saya, Saya tidak sengaja membuat pakaian kamu jadi sobek, kalau kamu mau, kamu bisa memakai pakaian saya." ucap Ley dengan wajah yang terlihat polos tanpa dosa.
Sedangkan Chalondra, Hatinya mulai tidak tenang. 'Bagaimana jika mereka melihatku dalam keadaan seperti ini. Apakah mereka akan mengira aku sudah menggoda tuan muda. Bagaimana jika nyonya memecatku?' batin Chalondra.
"Chalondra, apakah kau masih di sana?" tok tok tok. Lagi lagi suara Arnetta berhasil membuat Chalondra tersadar, jika dirinya harus secepatnya pergi dari sini.
Chalondra membuka pintunya, dan melihat Arnetta sudah berkacak pinggang di depan pintu. "kau lama sekali." gumam Arnetta. Seraya menelisik penampilan Keponakannya.
"Tuan Ley tadi menolak untuk membuka pintunya bik, saat aku ingin keluar dengan membawa pakaian kotor ini. Katanya tuan Ley tidak ingin...." ucapnya terpotong, saat melihat sang Nyonya sudah berada di tangga paling atas.
"Di mana Ley?" tanya Irena, seraya tatapanya mengarah pada ruangan putranya.
"Tuan ada Nyonya, sepertinya tuan sedang lelah." jawab Chalondra.
"Memangnya, kau bawa kemana putraku hari ini?" tanya nya yang seolah tidak suka jika putra nya di bawa keluar keluar tanpa sepengetahuan nya.
"Kami tidak kemana mana nyonya, dari pagi kami hanya di rumah." jawa Arnetta.
"Kau, kau adalah penjaga Ley yang baru. Jadi jangan pernah membawa Ley keluar dari rumah. Tanpa sepengetahuan ku." ucapnya sangat marah.
"Kenapa mami tidak mengijinkan Ley keluar rumah, mami janji akan memperlakukan Ley sebagaimana mami memperlakukan Jhonatan anak mami." teriak Tuan Landolfo dari tangga.
Yaa memang Irena bukanlah ibu kandung Ley, Irena adalah wanita yang ia nikahi setelah istri pertama Landolfo meninggal karena melahirkan Ley. Dan saat usia Ley 3 bulan, Landolfo menikah dengan sekertaris nya. Wanita yang sangat menyayangi anak anak. Termasuk Ley waktu itu. Landolfo pun tidak berpikir panjang untuk menikahinya. Karena jika di amati Irena memang sangat menyayangi Ley. Dan Landolfo tidak keberatan menerima atas Jhonatan putra dari Irena sendiri.
"Bukan begitu papi, Mami hanya tidak ingin Ley kelelahan dan justru akan menghambat pengobatannya." ucap Irena. Dengan langkah manja menuju suaminya yang tengah berdiri.
"Kalau Ley hanya di kurung di rumah, yang ada Ley malah makin stres mi, Ley butuh udara segar biarkan mereka yang merawat putra kita melakulan yang terbaik untuknya." ucap Landolfo lagi.
"Iya, kalau papi berpikirnya seperti itu. Itu terserah papi. Mami hanya ingin yang terbaik buat Ley." ucapnya.
"Ya sudah, ini bawa jas papi. Papi mau melihat keadaan Ley." ucapnya. Lalu segera melangkah menuju kamar putra nya. Sedangkan Chalondra dan Arnetta segera pergi ke Dapur lagi.
Irena pun segera mengikuti langkah suaminya yang memasuki kamar putranya. Landolfo segera menyapu pandangannya. Melihat kamar putranya yang tidak ada berubahnya.
Dinding yang masih banyak lukisan tanpa makna hasil karya Ley kecil, Landolfo melihat putra nya tengah menatap luar jendela. Tangannya masih sibuk dengan senjatanya yang mengeras. Bayangan dada Chalondra tadi benar benar belum bisa Ley hilangkan.
Ley terjengkit saat bahunya di tepuk dari belakang. Ley segera menoleh lalu mendapati wajah pria yang sangat ia ingin pekuk ini berada tepat di depan matanya.
Landolfo tersenyum pada putranya. Ternyata wajah Ley sangat mirip dengan mendiang istrinya.
"Hai boy, ini papi... Apakah kau tidak merindukan papi?" tanyanya dengan melebarkan kedua tangannya agar Ley segera membalas pelukannya.
Namun Landolfo tidak menyangka, jika putranya itu menolak pelukan nya. Landolfo mengepalkan kedua tangannya, menyesal, kecewa dan juga sakit, saat darah dagingnya tidak menerimanya, seolah tidak mengenali papanya sendiri, dan tidak mau di peluk.
Anak yang ia tunggu kehadirannya dari istri tercinta nya, anak yang ingin ia jaga dan di beri kasih sayangnya, sebagaimana dirinya dulu memperlakukan istrinya, janji yang ia ucapkan pada jenazah istrinya dulu hanya omong kosong belaka. nyatanya dirinya tidak pernah memberi pelukan dan sapaan hanhat untuk putra tercinta nya. Semua karena kesalahannya sendiri. Landolfo yang tidak pernah peduli padanya, tak pernah menyempatkan waktunya hanya untuk berkabar dengan putranya.
"Ley, ini papi. Apa kau tidak ingin memeluk papi?" tanya Landolfo dengan wajah sedih. Setiap jauh dari putra nya, Landolfo sering merindukan. Namun saat berada di dekatnya. Seolah sang istri selalu menarik nya agar semakin jauh dari putra kandung nya sendiri.
Weslay pun segera mengambil selimut untuk menutup dirinya dari orang orang asing. Weslay memang tau siapa pria di depannya itu. Namun Weslay tidak begitu dekat dengan pria yang katanya "papinya". Seolah ada jarak di antara mereka berdua.
Landolfo memutuskan untuk keluar dari kamar putra nya. Landolfo berniat untuk menghabiskan waktu selama 1 bulan di sini. Ingin memperbaiki semua kesalahan yang selama ini sudah ia ciptakan pada putranya.
"Papi, papi kenapa terlihat bersedih begitu?" tanya Nathan yang ternyata sudah kembali dari reunian. Ya setelah sampai bandara tadi, Nathan langsung di jemput sahabatnya. Karena memang Nathan juga sudah sangat ingin berkumpul dengan teman temannya.
"Tidak ada, papi hanya ingin istirahat sebentar" jawabnya. Lalu segera melangkah meninggalkan Nathan yang masih berdiri di ujung tangga atas. Nathan menatap punggung pria yang sudah memperlakukan dirinya bak seorang anak kandungnya sendiri. Sedangkan untuk anak kandungnya, pria itu malah jarang sekali berinteraksi.
Nathan segera menuju kamar pribadinya yang berada di sebelah kamar Ley, Nathan berhenti sebentar untuk melihat keadaan Ley. hanya Nathan lah pria yang dekat dengan Ley, karena Nathan setiap ahir pekan kembali ke indonesia untuk urusan pekerjaan papinya yang ada di sini. Dan Nathan yang selalu menggoda Ley saat Ley bengong memikirkan sesuatu, ataupun sedang bersedih.
Nathan membuka pintunya pelan. Dan menyembulkan sedikit kepalanya kedalam, Nathan melihat jika Ley tengah berada di bawah selimut. Nathan tau, Ley akan melakukan itu, ketika ada orang asing menghampiri nya.
Nathan pun segera berlalu dari kamar Ley, lalu menuju kamar nya.
"
"
"
Di dapur, Chalondra begitu cerewet menanyakan hal hal yang baru saja ia dengar tadi pada Arnetta.
Disini memang ada beberapa pelayan. Pelayan yang bekerja di bidangnya masing masing.
"Bik, masak bibik juga baru tau, jika tuan muda itu hanya anak tiri nyonya" Chalondra kembali mengelak ungkapan Arnetta. Secara Arnetta bekerja disini sejak tuan muda itu masih berusia 1 tahun.
"Benar Cha, bibik baru tau tadi." jawabnya. Dengan pikiran yang mulai tidak ragu.
"Bik, Bibik Erna. Apa bibik juga baru tau jika nyonya itu hanya ibu tiri tuan muda?" tanya Chalondra pada wanita tua yang bertugas sebagai tukang cuci di rumah ini.
"Bibik Erna mah, tidak pernah tau menau soal itu neng. Bibik kan datang pagi pulang sore. Jadi tidak tau apa apa." jawab nya
"Londra, ikut bibik." ajak Arnetta, seraya menarik pergelangan tangan Chalondra
"Ada apa bik?" tanya nya.
"Apa kau juga di kasih obat untuk tuan muda?" tanya Arnetta
"Iya, Nyonya tadi yang meminta untuk memberikan secara rutin untuk tuan muda. Emang kenapa bik?" tanya Chalondra penasaran.
"Sebaiknya...."
"Arnetta, tolong buatkan saya kopi tanpa gula." ucap Tuan besar, yang berhasil memotong perkataan Arnetta.
"Baik Tuan." ucap Arnetta. Landolfo pun segera berbalik untuk kembali keruang kerja. Namun sebelum sepenuhnya berbalik, Landolfo melihat gadis yang berdiri tidak jauh dari dirinya.
"Kau?" tanya nya, seraya menatap gadis itu dengan intens
"Saya Chalondra tuan, saya yang akan mengganti bibik Arnetta untuk menjaga tuan muda." ucap Chalondra memperkenalkan diri, tidak lupa Chalondra berkata dengan membungkukkan badannya.
Landolfo hanya menanggapi dengan anggukan kepalanya. Tak berapa lama, Nathan pun juga sudah berada di dapur, melihat Chalondra dengan intens.
"Jadi kau yang akan menggantikan bibik Arnetta?" Nathan kembali bertanya.
"Benar tuan." jawabnya
"Jaga adikku, jangan sampai kenapa napa." balas Nathan. Yang langsung di angguki oleh Chalondra.
"Buatkan aku jus jeruk. Dan antar ke taman belakang." tambahnya. " Baik Tuan." balas Chalondra dan segera ke dapur untuk membuatkan jus pesanan tuan muda pertama.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!