NovelToon NovelToon

Pembalasan Dendam Putri Jenderal Perang

KECELAKAAN

Disebuah gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di jantung ibukota terlihat sekumpulan orang sedang berdiskusi tentang produk baru yang akan diluncurkan oleh perusahaan.

Diruangan yang didominasi warna putih dan coklat disetiap furniture yang ada di lantai dua puluh tersebut terlihat seorang wanita cantik duduk sambil menatap tajam setiap orang yang ada dalam ruang rapat tersebut dengan mata elangnya.

Peluncuran produk baru kali ini digadang – gadang akan menjadi trend mark tahun depan dan tentunya hal tersebut akan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan.

“ Pastikan acara peluncuran produk berjalan dengan lancar dan langsung merajai pasar….”, ucap Agatha tajam.

Semua orang terlihat mengaggukkan kepala dengan penuh keyakinan dengan produk baru perusahaan yang dipastikan akan mengemparkan dunia itu.

Produk yang dibuat hampir memakan waktu setahun dan menguras biaya tak sedikit tersebut tentunya harus bisa lebih fenomenal dari produk – produk yang ada sebelumnya yang biasanya hanya memakan waktu dua hingga tiga bulan untuk membuatnya.

Meski memakan waktu yang lumayan lama dengan biaya yang besar, tapi setelah melihat hasilnya Agatha merasa sangat puas dengan kinerja timnya.

Semua orang segera meninggalkan ruang rapat  dan mulai bersiap untuk peluncuran produk yang akan dilakukan tiga hari lagi dan meninggalkan sang bos cantik didalam ruangan yang terlihat mulai berkutat dengan ipad yang ada ditangannya.

Agatha Wein, salah satu CEO wanita  yang sukses diusia muda. Di usianya yang baru menginjak dua puluh delapan tahun, wanita tersebut sudah berhasil mempatenkan dirinya dalam tiga besar wanita sukses didunia dengan kekayaan yang jumlahnya sangat fantastis.

Bukan hanya kaya dan berpengaruh didunia, wanita lajang tersebut juga memiliki paras yang cantik serta tubuh yang aduhai membuat para kaum hawa akan selalu melotot dengan air liur menetes begitu wanita cantik tersebut lewat dihadapan mereka.

Meski sudah berusia dua puluh delapan tahun, Agatha sepertinya tak berniat untuk mencari pasangan atau sekedar merasakan kenikmatan duniawi.

Hatinya terlalu dingin untuk bisa merasakan apa itu cinta karena baginya kekuasaan dan kekayaan adalah hal yang utama dalam hidup.

Wanita yang sejak kecil di didik keras oleh kedua orang tuanya untuk selalu menjadi yang terdepan tersebut memiliki ambisi besar untuk menjadi orang nomor satu yang paling berpengaruh didunia.

Meski sekarang dia sudah menjadi orang nomor tiga paling berpengaruh di dunia, tapi hal tersebut masih belum bisa membuat dirinya puas.

Untuk itu dia menutup hatinya untuk makhluk yang bernama laki – laki. Banyak lelaki yang datang kepadanya baik itu untuk melamar atau sekedar menyatakan cinta kepadanya namun semuanya ditolak secara tegas oleh Agatha.

Karena baginya lelaki adalah mahkluk yang paling merepotkan dan lebih mengedepankan nafsu dalam setiap hubungan yang mereka jalin dengan pasangannya daripada logika.

Maka dari itu, dia pun langsung menolak dengan tegas bahkan cenderung kasar kepada setiap lelaki yang berusaha untuk mendekatinya.

Tanpa Agatha sadari perbuatannya tersebut banyak membuat lelaki yang dia tolak sakit hati dan dendam kepadanya.

Tapi dia sama sekali tak perduli karena baginya bersikap tegas dari awal lebih baik daripada memberi mereka harapan palsu yang akan berakhir lebih menyakitkan.

Itulah prinsip dari hidupnya, dia akan langsung menolak secara tegas apa yang tidak menguntungkan baginya.

Meski terkesan kejam, tapi hal itulah yang membuatnya disegani dan selalu sukses dengan semua hal yang dilakukannya dalam hidup.

Setelah cukup lama melihat Ipad yang ada dalam genggamannya, Agatha mulai menyandarkan kepalanya di kursi kebesaran miliknya.

Dia berusaha untuk memejamkan matanya sejenak, mengusir sedikit lelah yang mulai menggelayutinya sejak tadi.

“ Pantas saja lelah, sudah dua hari ini aku belum tidur….”, gumannya masih dengan kedua mata terpejam.

Agatha mencoba mencuri waktu lima hingga sepuluh menit sebelum dia beranjak pulang hari ini untuk sekedar mengistirahatkan tubuh dan pikirannya karena nanti malam dia mesti menghadiri meeting melalui sambungan video dengan beberapa klien yang berada dibenua yang berbeda.

Setelah dirasa lelahnya hilang, Agatha mulai menegakkan tubuhnya, membawa Ipadnya dan meninggalkan ruangan rapat menuju ruang kerjanya.

Setelah menandatangani beberapa berkas, Agathapun segera meninggalkan ruang kerjanya dan berjalan ke lift pribadinya untuk pulang kerumah.

“ Setidaknya aku ada waktu sebentar untuk berendam sebelum kembali melakukan meeting…”, batinnya sambil melihat jam yang melingkar dipergelangan tangan kanannya.

Agatha keluar dari perusahaan dengan mobilnya sambil menatap langit yang terlihat sangat gelap. Dia menghentikan sejenak laju mobilnya waktu melihat petir menyambar bersautan, seolah langit sedang murka.

Begitu petir hilang, hujan deras mulai mengguyur jantung ibukota dengan derasnya. Dengan wajah datar Agatha kembali menginjak gas dan melajukan mobilnya.

Dia menerobos derasnya air hujan untuk melanjutkan perjalanan. Karena jalanan sedikit lenggang, Agatha pun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar segera sampai di rumah dan membersihkan diri sebelum kembali bekerja.

Mobilnya melaju  dengan sangat kencang layaknya seorang pembalap professional. Hujan deras dengan petir yang membelah langit seolah tak menjadi penghalang baginya.

Dia terus melaju di jalan raya hingga suara tembakan dari belakang mulai terdengar bersautan. Agatha melihat melalui spion jika mobil para pengawalanya satu persatu mulai tumbang.

“ Sial !!!...mereka tampaknya mentargetkanku….”, guman Agatha geram.

Agatha berhasil menghindari tembakan yang ditujukan kepadanya, tapi tampaknya keberuntungan masih belum berpihak kepadanya.

Satu peluru berhasil mengenai ban mobilnya hingga membuatnya terpaksa membanting stir kesamping yang tanpa disadari adalah awal dari kemalangannya.

Truk tangki bermuatan bahan bakar yang sedang parkir disamping bahu jalan karena sang supir keluar untuk buang air kecil langsung Agatha tabrak hingga membuat mobilnya terbalik dan meledak seketika.

Brakkk….

Duarrrr….

Sekelompok orang yang menyaksikkan kemalangan Agatha terlihat menghentikan mobilnya sambil tersenyum puas.

Mereka adalah para lelaki yang perasaan cintanya ditolak oleh wanita cantik tersebut dengan kejam dan mereka memilih untuk bersatu menyingkirkan wanita tersebut dari dunia ini selamanya agar sosoknya tak bisa dimiliki oleh lelaki lain.

Karena bagi mereka, hanya dengan kematianlah yang bisa membuat wanita cantik tersebut tak akan  bisa dimiliki oleh lelaki lain.

“ Jika aku tak bisa memilikimu, maka orang lainpun tak bisa memilikimu….”, ucap salah satu lelaki tersebut dengan tatapan sendu.

Sementara itu, Agatha yang terluka sangat parah tidak bisa menerima semua hal buruk yang baru saja menimpanya tersebut.

“ Tidak !!!....”

“ Aku tidak boleh mati seperti ini….”

" Aku masih belum meraih semua impianku….”

“ Masih banyak hal yang belum aku tuntaskan didunia ini….”

Menyadari jika waktunya sudah tak lama lagi, Agathapun mulai meneteskan air mata. Dia sangat berharap bisa dilahirkan kembali dan hidup bahagia serta mendapatkan cinta untuk memenuhi ruang kosong yang ada dalam hatinya selama ini.

Agatha masih bisa berguman pelan sambil menutup kedua matanya secara perlahan sebelum kesadarannya benar – benar hilang dan tubuhnya meledak terbakar bersama kendaraan yang dinaikinya.

Para pelaku kejahatan yang sudah menyaksikkan tubuh wanita cantik tersebut terbakar bersama kendaraan yang dinaikinya segera meninggalkan lokasi kejadian sebelum ada mobil patrol yang lewat.

“ Selamat tinggal cantikku….”, ucap salah satu penggendara sebelum membawa mobilnya melesat dalam kegelapan malam ditengah hujan  rintik – rintik yang menjadi saksi bisu kejadian tersebut.

KEMATIAN YANG TRAGIS

Hari ini, siang yang awalnya sangat cerah tiba – tiba saja berubah menjadi gelap. Suara langit bergemuruh dan petir bersautan seolah dewa langit sedang marah.

Kegelapan mulai mencekam bumi, menjebak orang – orang yang berada dibawah langit dengan erat, seakan tak membiarkan siapapun lolos begitu saja.

Aula istana kekaisaran Ming yang dulunya sangat megah sekarang terlihat seperti sangkar besar yang menjebak siapapun yang berada didalamnya sehingga kesulitan untuk bernafas.

Disebuah kamar yang sangat besar dan megah pakaian dan perhiasan terlihat bertebaran dimana – mana seolah – olah bencana besar baru saja terjadi disana.

Disudut ruangan terlihat seorang wanita dengan tubuh lemas berlutut dilantai, seolah dia sudah tak bisa lagi untuk bangkit sambil menatap tajam seseorang yang berdiri dihadapannya.

Wanita muda berusia dua puluh dua tahun tersebut terlihat seperti wanita tua karena wajah dan tubuhnya yang tak terawat dengan baik.

Ada aura permusuhan yang sangat dalam dia keluarkan, sorot matanya terlihat kosong seperti sumur yang telah lama kering.

Namun, sedetik berikutnya, sorot matanya berubah menjadi sangat tajam dengan aura kebencian yang teramat dalam terlihat disana.

“ Kakak, sekarang kondisi kerajaan sudah stabil dan damai. Jadi sudah waktunya bagi kakak untuk menikmati hidup dengan lebih baik….”, ucap selir agung Noywen dengan angkuhnya sambil tersenyum sinis.

Jiang Xia Yan bukan tak tahu apa makna dibalik ucapan selir agung tersebut. Dengan kata lain, wanita ular itu ingin menjelaskan jika dirinya sudah tak diperlukan lagi di dalam istana setelah pengorbanan besar yang selama ini dia berikan untuk kekaisaran Ming.

Bukan hanya dirinya yang secara tidak langsung dibuang, selama dia disandera dinegara tetangga demi terciptanya perdamaian, putrinya telah mengalami sakit yang sangat parah sehingga mengalami kematian yang tragis akibat racun yang terus menggerogoti organ tubuh bagian dalamnya.

Begitu juga dengan sang putra yang merupakan seorang putra mahkota kekaisaran Ming digulingkan secara paksa dan meninggal dalam pengasingan sebagai hukuman yang diberikan oleh sang suami.

Tentu saja semua itu terjadi karena adanya hasutan serta fitnah keji yang dilakukan oleh selir agung Noywen yang ingin anak tunggalnya naik tahta sebagai putra mahkota.

Bukan hanya kedua buah hatinya yang dirampas, keluarga Jiang-nya yang selama ini telah mengorbankan segalanya untuk negara dan kekaisaran juga telah dimusnahkan oleh sang suami hingga tak ada satupun anggota keluarga Jiang yang bisa lolos dari maut tersebut.

Dalam masa waktu tiga tahun pada saat dirinya mengorbankan diri sebagai sandera negara lain untuk negaranya, seluruh klannya telah binasa dan dia juga harus kehilangan kedua buah hati yang sangat disayanginya dengan tragis ditangan lelaki yang sangat dia cintai.

Sungguh miris, itulah yang bisa dikatakan mengenai nasib yang diperoleh oleh Jiang Xia Yan yang merupakan permaisuri kekaisaran Ming.

Jiang Xia Yan sama sekali tak menyangka jika pengorbanannya untuk mendampingi sang suami mulai dari bawah hanya dianggap sebagai lelucon belaka.

Perjuangan dalam suka dan duka selama delapan tahun bersama, melalui cobaan berat dan kesengsaraan serta saling membantu dan menguatkan antara satu dengan yang lainnya nyatanya hanya dianggap angin lalu yang tak berarti bagi Ming Shin.

Membuat rasa cinta Jiang Xia Yan perlahan mulai menghilang dan digantikan dengan rasa benci yang teramat sangat.

Pengorbanan, kesetiaaan, dan pengabdiannya selama ini Jiang Xia Yan berikan seakan sama sekali tak ada artinya bagi Ming Shin.

Setelah mengatakan hal tersebut, selir Agung Noywen segera menyuruh dayang – dayangnya untuk menganti pakaian Jiang Xia Yan dengan seikat sutra putih yang tadi dibawanya.

Jiang Xia Yan bukanlah orang bodoh, dia tentunya tahu apa makna dari seikat sutra putih yang dibawah selir agung Noywen kepadanya.

“ Cih…apakah ini balasan yang kuterima atas semua pengorbanan yang telah kuberikan selama ini….”, ucap Jiang Xia Yan sinis.

Karena tubuhnya tak mampu dia gerakkan setelah semua tulang kaki dan tangannya dipatahkan maka dia hanya bisa pasrah waktu para dayang selir agung Noywen memasangkan sutra putih tersebut ke tubuhnya.

“ Selama tinggal kakak….berkumpullah bersama keluarga dan kedua anakmu dineraka….”, bisik selir agung Noywen sebelum meninggalkan ruang dengan senyum penuh kemenangan terlihat diwajahnya.

Grrrr…..

Jiang Xia Yan hanya mampu mengeram marah mendengar semua ucapan yang diberikan oleh selir agung Noywen kepadanya.

Tapi apalah daya, dia bahkan tak bisa menggerakkan tangannya untuk menampar mulut berbisa wanita tersebut.

Tak lama kemudian, pintu kamar kembali berderit terbuka dan tampak sepasang sepatu bersulam naga masuk dan melangkah mendekatinya.

Begitu Jiang Xia Yan mendongak, dia bisa melihat sosok lelaki tampan berbalut jubah kebesaran berwarna kuning keemasan yang dulu sangat dicintainya.

Dia adalah kaisar Ming Shin, lelaki tampan yang dulunya sangat dia cintai sebelum lelaki tersebut menghabisi seluruh keluarganya dan dua buah hati yang dicintainya.

Dengan tatapan dingin sang sumi berkata “ mempertimbangkan bahwa kamu telah setia mengikuti Zhen selama delapan tahun terakhir,  maka dengan baik hati Zhen akan memberikan kematian yang layak dan tak menyakitkan untukmu. Untuk itu, kamu sudah seharusnya  berterima kasih atas kebaikan yang Zhen berikan kepadamu ini….”.

Jiang Xia Yan langsung membeku setelah mendengar ucapan sang suami. Dia berusaha menatap intens lelaki yang ada dihadapannya itu, berusaha untuk mencari kebohongan atas ucapan yang dia berikan.

Namun, Jiang Xia Yan harus menelan kekecewaan yang sangat dalam waktu tak mendapati sedikitpun jejak kebohongan disana.

Suaminya itu ternyata benar – benar serius dengan apa yang baru saja diucapkannya. Lelaki itu ingin membunuhnya dengan mudah dan tanpa rasa sakit setelah semua pengorbanan dan rasa cinta yang diberikan kepadanya, seakan itu sudah menjadi hadiah bagi Jiang Xia Yan.

“ Kenapa ?....kenapa kamu melakukan ini kepadaku ?....”, ucap Jiang Xia Yan dengan perasaan sedih.

Tak menjawab apa yang Jiang Xia Yan tanyakan, lelaki yang sangat dicintainya tersebut justru maju dan mengeluarkan sebotol racun dari balik lengan bajunya dan memberikan kepadanya.

Jiang Xia Yan menatap botol kaca tersebut dengan tatapan tajam penuh kebencian. Kaisar Ming Shin yang melihat istrinya hanya terdiam tanpa bereaksi pun mulai berjalan mendekat.

Dengan tangan kekarnya, dia mencengkeram wajah Jiang Xia Ya dengan kasar dan menegadahkan wajah cantik tersebut keatas agar mulutnya terbuka.

Dengan tatapan dingin yang menusuk. Kaisar Ming Shin segera menuang cairan pekat berwarna gelap tersebut kedalam mulut istrinya.

Jiang Xia Yan tak memiliki tenaga yang cukup untuk memberontak karena sebelumnya dia sudah dilumpuhkan dengan membuatnya tak bisa bergerak lagi karena semua tulang tubuhnya telah patah.

Kaisar Ming Shin menutup mulut dan hidung istrinya untuk memastikan cairan racun tersebut tertelan masuk kedalam tenggorokan Jiang Xia Yan.

Dengan tatapan nyalang dan penuh kebencian, Jiang Xia Yan bersumpah dalam hati jika dia akan membalaskan dendam kepada semua orang yang telah menyakitinya selama ini, terutama kepada lelaki yang dulu sangat dicintainya yang ada dihadapannya sekarang.

Kaisar Ming Shin tersenyum dingin begitu melihat jika sang istri telah menelan racun yang diberikannya itu dan memastikan bahwa Jiang Xia Yan  meninggal tanpa sedikitpun mengalami rasa sakit tepat didepan matanya.

Racun tersebut bereaksi dengan sangat cepat. Begitu tertelan masuk, tak lama kemudian kesadaran Jiang Xia Yan berangsur – angsur mulai menghilang dan mati dengan membawa dendam yang sangat dalam.

KEBERUNTUNGAN GANDA

Pagi yang cerah dan burung – burung sudah mulai dengan aktivitasnya. Disebuah pohon tampak beberapa ekor anak burung bercicit bersautan, menunggu sang induk datang memberinya makan.

Suasana yang hangat dan ceria diluar terlihat sangat kontras dengan suasana yang ada dalam kediaman rumah tangga pertama Jiang pagi ini.

Disebuah ruangan yang sangat luas bernuansa hitam dan putih, dimana disetiap sudut ranjangnya bergantung wewangian dengan rumbai kecil dengan warna yang cerah terlihat seorang gadis muda dengan wajah pucat terbaring kaku diatas ranjang.

Disamping kanan ranjang terlihat seorang pelayan dengan setia beberapa kali membolak – balikkan handuk kecil yang dia gunakan untuk mengompres dahi seorang gadis muda yang masih setia menutup mata itu.

“ Apakah demamnya sudah turun ?....”, tanya  Kiew, salah satu pelayan yang berjaga dalam kamar tersebut dengan wajah cemas.

“ Menurut tabib, seharusnya nona muda sudah bangun sekarang setelah mengalami demam tinggi semalaman….”, ucap  Lin sambil meletakkan handuk kecil yang dia gunakan untuk mengompres kening majikannya tersebut.

“ Semalam demamnya sangat parah. Untung saja sekarang sudah turun….”, ucap Lin dengan wajah lega.

“ Bukankah tabib yang memeriksa nona muda akan kembali memeriksanya pagi ini ?....”, Kiew kembali bersuara dengan wajah yang lebih cemas dari sebelumnya waktu kembali menyadari jika nona mudanya tersebut masih belum juga membuka kedua matanya.

“ Nyonya kedua sedang mengawasi kita dengan ketat. Jika Chyou yang bertugas untuk menjemput tabib belum kembali, dia pasti telah dihentikan diperjalanan….”, ucap Lin sambil menghembuskan nafas secara kasar.

Siapapun sangat tahu jika rumah tangga pertama selama ini telah diabaikan karena Jiang Shing dan istrinya serta tuan muda pertama mereka sibuk berperang dan jarang sekali pulang hingga menyebabkan semua orang bertindak semena – mena terhadap nona muda mereka, Jiang Xia Yan.

Mendengar ucapan Lin, dengan nada sedih semua pelayan hanya bisa mendesah pasrah dengan tatapan khawatir  mengarah kepada sang majikan yang masih setia menutup mata tersebut.

Sementara itu, Agatha yang baru saja jiwanya tertarik ke jaman kuno setelah tubuhnya meledak hancur bersama mobilnya saat ini sedang menonton sebuah layar lebar dialam bawah sadarnya.

Diapun  mengamati dengan seksama slide demi slide ingatan memori dari sang pemilik tubuh seperti dia sedang menyaksikan presentasi yang dibuat oleh anak buahnya.

Agatha terlihat beberapa kali tampak membulatkan kedua matanya waktu kebodohan demi kebodohan dilakukan sang pemilik tubuh demi mendapatkan cinta dan perhatian dari lelaki yang sama sekali tak layak untuk dia cintai.

Sumpah serapah dia keluarkan dari bibir  munggilnya setiap ada kelakuan Jiang Xia Yan yang membuatnya gemas sekaligus muak.

Setelah seluruh slide memori Jiang Xia yan selesai dia saksikkan, Agatha kembali dibuat terkejut dengan kehadiran dua sosok wanita muda yang tiba – tiba saja muncul dihadapannya.

“ Kamu !!!....”, teriak Agatha dengan mata terbelalak.

Dapat dipastikan jika salah satu wanita muda yang ada dihadapannya itu adalah wanita yang tadi dia lihat dalam slide memori, Jiang Xia Yan.

“ Betul…sesuai dengan tebakanmu. Itu aku, Jiang Xia Yan.  Seorang gadis bodoh yang jatuh cinta setengah mati dengan lelaki yang justru mengkhianati dan menusuknya dari belakang….”, ucapnya miris.

Sejenak, Agatha terlihat terdiam sambil memperhatikan seorang lagi wanita muda yang ada disebelah Jiang Xia Yan.

Jika dilihat, wanita muda tersebut sekilas mirip dengan Jiang Xia Yan.  Wanita mudah tersebut hanya tersenyum waktu melihat alis Agatha saling bertaut.

“ Jiang Xia Yan adalah reinkarnasi jiwaku. Namaku adalah Wuxian….”, ucapnya memperkenalkan diri.

“ Maksudmu, jiwamu ada di raga Jiang Xia yang sebelumnya ?....”, ucap Agatha menebak.

“ Benar, jiwa ku yang bereinkarnasi masuk kedalam tubuh Jiang Xia Yan yang terlahir kembali kedunia....”, ucapnya menjelaskan.

“ Tapi sayangnya, tubuh Jiang Xia Yan sangatlah lemah sehingga kekuatan yang kubawa bersama dengan jiwaku tak bisa dibangkitkan….”, ucapnya dengan raut wajah sedih.

“ Bukannya tak bisa….waktu itu aku yang terlalu bodoh karena sangat terobsesi dengan lelaki itu sehingga mengabaikan semuanya. Jika aku belajar dan berusaha, kekuatan yang ada bisa aku kuasai dengan mudah….”, Jiang Xia Yan terlihat menjelaskan sambil membuang nafas secara kasar.

Kecewa dengan dirinya terdahulu yang sangat bodoh dan naïf. Padahal dia memiliki semuanya, tapi hal tersebut dia sia – siakan begitu saja.

“ Untuk itu, kehadiran jiwamu ditubuhku sekarang kuharap bisa kamu manfaatkan dengan baik agar kamu bisa memperoleh kebahagiaan dan cinta yang pada kehidupanmu terdahulu tak bisa kamu dapatkan….”, Jiang Xia Yan terlihat menasehati Agatha yang sedari tadi hanya terdiam mendengarkan semua penjelasan dari keduanya.

" Slide memori yang baru saja kamu saksikan adalah serangkaian kehidupan yang kujalani selama ini. Dan kamu, akan terbangun disaat usiaku menginjak empat belas tahun. Disini…..”, ucap Jiang Xia Yan sambil memperlihatkan slide dimana dirinya berusia empat belas tahun.

Suatu kejadian memalukan waktu dirinya didorong oleh kakak tertuanya hingga jatuh kedalam danau dan tak sadarkan diri selama satu hari penuh karena demam tinggi demi bisa melihat sosok lelaki yang sangat dia cintai, pengeran kedua Ming Shin.

“ Selain ingatan masa lalu dan masa depan yang bisa kamu lihat, jika memang benar apa yang dikatakan oleh Jiang Xia Yan maka kekuatanku yang berada dalam tubuhnya bisa kamu aktivkan dan pergunakan untuk menjalani kehidupan disana sekaligus membalaskan dendam kami berdua….”, Wuxian terlihat menambahi ucapan Jiang Xia Yan dengan ekspresi serius.

“ Dendam kalian berdua ?....”, tanya Agatha binggung.

“ Benar…meski kami hidup dimasa yang berbeda, tapi lelaki yang membuat kami mati dan kehilangan keluarga adalah orang yang sama. Laki – laki yang kucintai dan mengkhianatiku juga sudah bereinkarnasi di jaman ini. Dia adalah pangeran kedua, Ming Shin….”, ucap Wuxian dengan sorot mata penuh kebencian.

Setelah mendengarkan semuanya, Agatha yang memiliki daya ingat dan otak yang cerdas mengerti jika dia kembali hidup dalam raga Jiang Xia Yan maka dirinya harus menghindari serta membuat laki – laki tersebut menderita sebagai ucapan terimakasih karena diberi kesempatan untuk tinggal dalam raga tersebut.

“ Kami berdua tak akan muncul lagi. Jadi, gunakan ingatan yang ku berikan kepadamu dan manfaatkan kekuatan yang ada dalam diriku sebaik mungkin….”, ucap Jiang Xia Yan sebelum keduanya benar – benar menghilang.

Tak lama kemudian ada sinar terang menyapa dan kemudian sinar terang tersebut perlahan menghilang seiring jiwa Agatha masuk kedalam tubuh Jiang Xia Yan.

Lin yang hendak membereskan baskom air yang semalam dia gunakan untuk mengompres nona mudanya tiba – tiba menghentikan langkahnya dan berbalik waktu mendengar salah satu pelayan yang berteriak bahagia melihat nona muda ketiga telah bangun.

“ Benarkah !!!…nona muda ketiga telah bangun ?....”, tanya Lin dengan tatapan tak percaya.

Melihat jari – jari Jiang Xia Yan mulai bergerak, semua pelayan tak bisa untuk tak meneteskan air mata karena merasa terharu.

“ Lin….”, guman Jiang Xia Yan parau.

“ Iya nona....Pelayan ini ada disini ….”, ucap Lin sambil mengenggam tangan majikannya.

Begitu Jiang Xia Yan membuka mata, Lin segera menampilkan senyum termanis miliknya dengan tatapan penuh kelegaan.

“ Bagaimana perasaan nona muda ketiga saat ini ?...”

“ Apakah nona merasa ada yang sakit ?....”

“ Karena nona masih belum sadar hingga pagi, tadi saya sudah menyuruh Chyou untuk memanggil tabib guna memeriksa nona lagi.…”

Ucap Lin menyampaikan semua hal dengan tatapan penasaran karena sang nona masih juga diam menatapnya.

“ Apakah nona haus ?....”, ucap Kiew sambil menyerahkan secangkir teh kepada nona mudanya.

Meski masih binggung dengan kedua pelayan pribadinya tersebut, tapi Jiang Xia Yan menyambut baik maksud baik yang diberikan oleh kedua pelayan tersebut kepadanya.

Menurut ingatan pemilik tubuh asli, Jiang Xia Yan memiliki empat pelayan pribadi wanita yang memiliki kemampuan kultivasi tingkat pertama yaitu Lin, Kiew, Chyou, dan Jinying.

Pada masa depannya nanti, pada saat dia menjadi sandera kekaisaran Tang, ketika dia dilecehkan oleh putra mahkota kekaisaran Tang, Tang Bai, Kiew dan Jinying dihabisi dengan keji oleh lelaki angkuh tersebut.

Sementara Chyou meninggal setelah meminum teh beracun yang diberikan oleh selir agung Noywen kepadanya.

Sedangkan Lin harus meninggal waktu orang suruhan kaisar Ming Shin berusaha untuk mematahkan tulang – tulang yang ada ditubuhnya, terutama kaki dan tangannya.

Mengingat kembali betapa setianya para pelayannya tersebut membuat Agatha yang sudah berada didalam tubuh Jiang Xia Yan membeku sesaat.

“ Ingatan sang pemilik tubuh ini terasa begitu nyata hingga aku merasakan rasa sakit kehilangan mereka…”, batin Agatha sambil memejamkan kedua matanya.

Chyou terlihat memasuki ruangan dengan wajah lesu dan sedih karena dia tak berhasil membawa masuk tabib kedalam kediaman setelah nyonya kedua memblokir  perjalanannya tadi.

Merasa ada tangan sedingin es  menyentuh dahinya, Agatha tiba – tiba meembuka kedua matanya dengan tatapan tajam, membuat Chyou berjingkat terkejut.

“ Aku adalah Jiang Xia Yan sekarang…dan selamanya akan menjadi Jiang Xia Yan...Selamat tinggal Agatha Wein….”, batinnnya bermonolog.

Semua pelayan yang melihat tatapan tajam yang dilayangkan oleh nona mudanya tak bisa menyembunyikan raut terkejut diwajah mereka.

“ Bawakan aku cermin ?....”, ucapnya tegas.

Meski masih binggung dengan perangai nona mudanya setelah bangun dari demam tinggi semalaman, namun dengan sigap Lin segera menyerahkan cermin kecil yang diambilnya dari balik lengan bajunya.

Di depan cermin kecil perunggu tersebut dapat dia lihat paras cantik Jiang Xia Yan. Wajah polos dan murni gadis muda usia empat belas tahun yang segar.

Matanya yang berbentuk almond besar dengan bulu mata lentik yang panjang serta alis yang tebal alami membingkainya membuat siapa saja yang terkena lirikannya akan terjerat.

Hidung munggilnya yang tak terlalu mancung dengan mulut munggil yang merah merona asli tanpa pewarna, membuat tampilan gadis tersebut terlihat segar meski dia sudah tak sadarkan diri semalaman.

Rambutnya yang terlihat halus berwarna hitam mengkilat sangat kontras dengan kulitnya yang seputih salju juga menambah daya pikat yang ada.

Sejenak, dia menundukkan kepala. Disana dapat dia lihat dada yang sudah mulai tumbuh, meski tak terlalu besar namun bisa membuat para lelaki meneskan air liur ketika menatapnya.

“ Tak buruk juga….selain cantik, tubuh gadis ini juga bagus….”, batinnya bermonolog.

Ditambah dengan kecerdasan yang dimilikinya serta kekuatan yang ada dalam tubuhnya, dia sangat yakin bisa menyelesaikan balas dendam yang ada dan hidup bahagia disini.

Agtha merasakan tubuhnya menghangat seperti ada aliran yang masuk kedalamnya membuatnya terdiam sesaat.

“ Apa ini aliran energy spiritual yang kumiliki ?....”, batinnya sedikit ragu.

Meski tampaknya aliran hangat tersebut tak mampu menembus hingga ke bagian dantian tubuhnya, tapi setidaknya aliran yin tersebut sudah bisa masuk meski terhambat.

Yang perlu dilakukannya sekarang adalah membuat tubuhnya kembali sehat dulu sebelum dia mencari tahu bagaimana cara membangkitkan kekuatan yang ada dalam tubuhnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!