Di pagi yang cerah seorang gadis tengah bersiap siap untuk pergi ke sekolah. Nahda Widyawati itulah nama gadis itu, ini hari pertama ia masuk sekolah barunya. Nahda adalah cewek pemberani, santay dan sifatnya suka berubah - ubah sesuai dengan suasana hatinya, ia memiliki wajah yang bisa di bilang manis
"Nahda sarapan dulu!" Seru seorang pria berada di meja makan sambil menyiapkan sarapan.
"Iya Om." jawab Nahda baru keluar dari kamarnya yang sudah memakai seragam sekolah SMAnya.
"Sekolahnya bareng Om aja ya, kebetulan tempat kerja om searah dengan sekolah kamu." Kata seorang pria yang di panggil Om oleh Nahda.
"Iya Om."
"Yang rajin sekolahnya, jangan nakal, jangan buat ulah."
"Iya , Om bawel banget sih." Jawab Nahda kesal.
"Gak sopan banget ngomong sama orang tua. oh ya 1 lagi jangan pacaran. sekolah itu cari ilmu bukan cari pacar."
"Iya iya, Om ku yang ganteng dan baik hati. lagian siapa sih yang mau pacaran, bunda bilang pacaran itu dosa jadi Nahda gak mau pacaran Om."
"Alhamdulillah bagus kalau begitu, jaman sekarang jarang sekali anak remaja tak mengenal pacaran. Om bangga sama kamu tetap istiqomah ya."
"Iya Om, insyaallah."
"Ya sudah, ayo berangkat nanti telat."
"iya Om."
Nahda bersama Omnya berangkat naik motor. Muhammad Hanif itulah nama Omnya Nahda, adik kandung dari ibunya. Hanif yang mengurus Nahda saat ini karena ayahnya sebagai tentara harus kembali dinas dan ibunya baru saja meninggal karena sakit kanker, jadi Nahda pindah ke kota B di mana Hanif tinggal.
Setelah mengantar keponakannya, ia langsung ke tempat kerjanya. Ia bekerja di sebuah toko kue dan roti yang cukup terkenal, ia bertugas mengantar pesanan
...
SMAN ANGGREK
Terlihat seorang siswi berkacamata membawa banyak buku, dan ada tiga siswi berjalan berlawanan arah, salah satu siswi tak sengaja menabraknya.
Brukkk
Siswi berkacamata yang membawa buku itu terjatuh, bersama dengan buku yang ia bawa.
"Heh apa lo gak liat - liat jalan, di depan ada orang?" tanya salah satu siswi dengan nada tinggi.
"Ma-maaf." Jawab siswi berkacamata yang terjatuh sambil menunduk.
"Dasar!" Bentak siswi yang menabrak tadi dan pergi bersama dua temannya.
Nahda yang melihat kejadian itu, menghampiri siswi berkacamata yang membawa buku tadi dan membantunya
"Biar ku bantu." Kata Nahda menghampiri siswi tersebut.
"Terima kasih." Ucap siswi berkacamata sambi membereskan buku yang jatuh berserakan.
"Sama - sama, ruang kepala sekolah dimana ya?" Tanya Nahda.
"Ada di sebelah sana, kamu lurus aja lalu belok kiri. kamu murit baru ya?" Jawab siswi berkaca mata yang di bantu Nahda tadi dan kembali bertanya kepada Nahda.
"Iya." Jawab Nahda.
"Siapa nama mu?" Tanya siswi berkacamata.
"Namaku Nahda." Jawab Nahda.
"Aku Lina." Ucap siswi berkacamata memperkenalkan diri.
"Baiklah aku harus segera pergi, sampai jumpa lagi." Ucap Nahda segera pergi ke ruang kepala sekolah sambil melambaikan tangan.
Lina membalas lambaian tangan dari Nahda dengan tersenyum manis.
Lina Alfianingsih itu nama lengkap siswi berkacamata tadi, ia seorang kutu buku memiliki sifat lemah lembut dan pemalu. Ia selalu mendapatkan nilai tinggi di kelasnya, sayangnya dia sering di manfaatkan untuk mengerjakan tugas teman - temannya.
Kriiing
Bel tanda masuk pun telah berbunyi, semua murid sudah masuk kelas mereka masing - masing, seorang guru wanita memasuki kelas X MIPA 2 bersama seorang siswi
"Siapa itu?"
"Mungkin murid baru."
"Dia manis sekali."
Ucap para murid di kelas tersebut.
"Selamat pagi anak - anak." Sapa Ibu Guru tersebut.
"Selamat pagi buu."Jawab semua murid di kelas itu serentak.
"Hari ini kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan dirimu! " Ucap Bu Guru
"Hai perkenalkan namaku Nahda Widyawati biasa di panggil Nahda." Ucap Nahda meperkenalkan diri.
"Kamu bisa duduk sekarang! " Perintah Bu Guru
Nahda berjalan menuju kursi kosong di samping seorang siswi berkacamata yang melambaikan tangan sejak tadi.
"Hai Nahda ternyata kita satu kelas." Sapa Lina dengan senyuman bahagia.
Nahda membalas senyuman dari Lina
"Baiklah kita mulai pelajaran hari ini, buka buku paket kalian!" Perintah Bu Guru
"Iya bu." Jawab semua murid di kelas tersebut serentak.
Kriiing
Bel istirahat telah berbunyi, para murid mulai berhamburan ada yang pergi ke perpustakaan, ada yang pergi ke kantin dan sebagainya.
Sedangkan Nahda dan Lina pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan. Setelah memesan makanan mereka mencari tempat duduk dan mereka pun langsung menyantap makanan mereka karna memang sudah lapar.
Tidak lama kemudian ada seorang siswi dengan membawa nampan berisi makanan menghampiri mereka.
"Lina kau sudah disini rupanya." Kata siswi tersebut sambil duduk di depan Lina.
"Iya aku sudah sangat lapar, tumben kamu baru datang." Kata Lina.
"Huft biasa lah, eh siapa ini teman baru ya?" Tanya siswi yang duduk di hadapan Lina tadi.
"Iya namanya Nahda dia baru pindah hari ini." Jawab Lina.
"Oh. Hai kenalkan aku Rida." Ucap siswi tadi memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan kepada Nahda.
"Nahda." Jawab Nahda menjabat tangan Rida.
"Kalian satu kelas?" Tanya Rida.
"Iya bahkan bangku kita berdekatan." Jawab Lina.
"Hm bagus itu, kamu ada temannya." Ucap Rida
"Memang di kelas kamu tidak punya teman Lina?" Tanya Nahda kepada Lina
"Ada tapi tidak begitu akrab, teman akrap ku ya cuma Rida." Jawab Lina
"Sejak kapan kalian berteman?" Tanya Nahda.
"Sejak TK hingga sekarang satu sekolah dan rencananya nanti kita satu kuliahan juga kitakan bestie, iya kan Lin?" Kata Rida.
"Iya, mudah - mudahan begitu." Kata Lina.
"Kok mudah - mudahan sih?" Tanya Rida heran.
"Yaa, siapa tau kamu berhianat." Jawab Lina.
"Ya enggak lah, aku bukan penghianat tau." Ucap Rida kesal
"Ya kalik kamu kecantol sama cowok ganteng trus aku di lupain." Kata Lina
"Naudubilah, gak lah Lin, masa sahabatnya sendiri di lupain gara - gara cowok ganteng." Kata Rida
"Udah - udah cepat selesaikan makannya trus kita ajak keliling sekolah teman baru kita ini." Kata Rida lagi.
Nahda hanya menyimak berdebatan antara dua sahabat tersebut sambil menikmati makannya.
Rida Aulia itulah nama bestienya Lina katanya, ia memiliki paras yang bisa di bilang cantik memiliki sifat ceria, sedikit konyol dan suka menolong ia menyukai kakak kelas yang cukup populer karena ketampanan dan kecerdasannya banyak cewek yang naksir dia termasuk Rida.
Setelah makan seperti kata Rida tadi untuk mengajak Nahda berkeliling sekolah.
"Gimana Nahda baguskan sekolahnya?" Tanya Lina
"Iya bagus aku pasti betah sekolah di sini, di tambah punya teman sebaik dan secantik kalian berdua." Jawab Nahda
"Bisa saja kamu ini." Kata Lina
"Mencari siapa Rida?" Tanya Nahda. melihat Rida sejak tadi clingak-clinguk seperti mencari seseorang.
"Biasalah Na, lagi nyariin kakak gantengnya tuh." Kata Lina.
"Siapa? Rida punya pacar?" Tanya Nahda
Bersambung.......
"Biasalah Na lagi nyariin kakak gantengnya tuh." Kata Lina
"Siapa? Rida punya pacar?" Tanya Nahda.
"Itu dia orangnya." Kata Lina sambil menunjuk seseorang.
Terlihat seorang siswa tampan berjalan dengan dua orang temannya, seketika itu para siswi menghampiri mereka dengan penuh semangat dan antusias seperti melihat artis.
"Namanya Rizal kelas XI MIPA 1, dia idola para ciwi - ciwi termasuk Rida." Kata Lina lagi.
"Yaa ganteng emang sih, tapi mereka terlalu berlebihan kaya gak pernah liat cowok ganteng aja." Kata Nahda.
"Ya gitu deh, kita ke kelas aja yuk!" Ajak Lina
Rida jangan di tanya lagi dia pergi ke tempat para siswi yang lagi histeris menyambut sang idola tersebut.
"Lho Rida mana?" Tanya Nahda melihat kesamping kirinya.
"Pasti ada di krumunan itu." jawab Lina menunjuk keruman para siswi tadi.
"Sudahlah biarkan saja, aku juga sering di tinggal seperti ini, ayo kita ke kelas saja!" Kata Lina dan mengajak Nahda pergi menuju kelas.
"Kak Rizal!"
"Rizal!"
"Kak rizal!"
"Rizal!"
Teriak para siswi yang berkerumun memanggil sang idola. Salah satu seorang siswi menghampiri Rizal dan memberikan sebuah kotak hadiah.
"Emm, ini hadiah dari aku untuk kak Rizal" Kata siswi tersebut sambil menyodorkan kotak hadiah yang ia bawa.
"Terima kasih." Ucap Rizal sambil tersenyum dan melanjutkan perjalanannya.
"Aaaa.. dia baik sekali."
"Cowok idaman."
"Dia punya ku."
"Enak aja punyaku."
Dan masih banyak lagi ucapan para siswi penggemar Rizal tadi.
Nahda dan Lina sudah sampai di kelas
"Lin kamu ke mana aja sih aku butuh bantuan." Kata seorang siswi menghampiri Lina.
"Bantuan apa?" Tanya Lina.
"Ini Lin, aku gak ngerti tolong yaa!" Jawab siswi tadi menyidorkan sebuah buku.
"Iya" Kata Lina mengambil buku yang di sodorkan siswi tadi padanya.
"Terima kasih." Ucap siswi tadi dan meninggalkan Lina.
"Hai murid baru kita belum kenalan." Ucap seorang siswa menghampiri Nahda.
"Kenalkan namaku Diki cowok paling ganteng di kelas ini." Ucap siswa tadi mengulurkan tangan.
"Sombong amat ni ciwok." Gumam Nahda dalam hati.
"Iya salam kenal." Ucap Nahda tanpa membalas uluran tangan siswa yang memperkenalkan diri sebagai Diki tadi dan langsung pergi meninggalkannya untuk ke tempat duduknya menyusul Lina.
"Sombong amat lo jadi cewek." Ucap Diki kesal.
Dua orang siswi menghampiri Nanda.
"Hai kita belum kenalan nih, namaku Dela ini teman ku Gina." Sapa Dela dan memperkenalkan diri dengan temanya.
"Hai senang berkenalan dengan kalian." Sapa Nahda.
"Kamu pindahan dari sekolah mana?" Tanya Gina.
"Dari sekolah SMAN BINTANG." Jawab Nahda.
"Wah itukan sekolah SMA paling populer, kenapa kamu pindah kemari?" Tanya Dela.
"Karna di sana aku hanya sendiri jadi, aku pindah kesini tinggal bersama Om ku." Jawab Nahda.
"Oh begitu." Ucap Dela.
"Pasti di sana banyak bintang idolakan? Oh iya anak CEO yan terkenal itu juga sekolah di sanakan?" Tanya Gina.
"Yaa begitulah." Jawab Nahda
"Aku ingin sekali sekolah di sana." Ucap Gina.
"Gina ini sudah selesai." Ucap Lina menyodorkan buku kepada Gina.
"Oh iya terima kasih Lina." Ucap Gina mengambil buku dari tangan Lina sambil tersenyum.
"Nahda aku kembali ke bangku dulu ya." Ucap Gina.
"Iya."
"Ayo Del." ajak Gina kepada Dela kembali ke tempat duduk mereka.
"Apakah Lina selalu mengerjakan tugas orang lain? Jika benar, ini keterlaluan." gumam Nahda dalam hati.
......
Rizal dan kedua temannya memasuki kelas menuju tempat duduk mereka yang berdekatan, Rizal di depan dua temannya satu di samping kanan dan yang satu dibelakang.
"Rizal penggemarnya makin banyak aja." Ucap salah satu temannya merasa kesal dan duduk di belakang Rizal.
"Kenapa? Iri bilang aja." Kata Rizal.
"Rizal ayo buka hadiahnya! Aku penasaran apa isinya." Ucap teman Rizal yang satunya, duduk di samping Rizal.
"Iya sabar." cap Rizal membuka hadiah dari penggemarnya tadi.
"Coklat lagi. Nih buat kalian aja." Ucap Rizal setelah tahu apa isi hadiahnya.
"Eh tapi karna Kemal tadi irikan sama gue, jadi gak usah deh buat Ronal aja." Ucap Rizal.
"Terserah lo aja, lagian cuma coklat kalau gue mau bisa beli sendiri." Ucap Kemal kesal.
"Gitu aja marah lo, gue cuman bercanda kali." Ucap Rizal.
"Hai Ronal, wah coklat." Seorang siswi menghampiri Ronal.
"Kamu mau?" Tanya Ronal kepada siswi yang menghampirinya tadi.
"Mau." Jawab siswi tadi.
"Nih ambil aja semua." Kata Ronal memberikan semua coklat dari Rizal kepada siswi yang menghampirinya tadi.
"Wah terima kasih." Ucap siswi tadi terlihat sangat bahagia.
Kriiing
Bel telah berbunyi, tanda jam istirahat selesai, semua murid kembali ke kelas masing - masing untuk memulai pelajaran berikutnya.
Waktu berlalu semua murid telah menyelesaikan pelajaran mereka kini waktunya untuk pulang. Kelas X MIPA 2 dimana Nahda dan Lina berada, semua murid di kelas itu sudah keluar tinggalah mereka berdua
"Lin aku ingin tanya sesuatu." Ucap Nahda.
"Iya Nahda, katakan saja." Kata Lina sambil mengemasi buku.
"Apakah mereka selalu menyuruh mu mengerjakan tugas mereka?" Tanya Nahda serius.
"Iya." Jawab Lina setelah beberapa saat terdiam.
"Mengapa kamu mau saja mengerjakan tugas mereka?" Tanya Nahda
"Tidak apa - apa, aku hanya ingin membantu mereka saja." Jawab Lina.
"Benarkah? Kamu yakin? Bukankah mereka hanya memanfaatkan mu saja? Kenapa kamu mau? Apakah mereka memaksamu? Mungkin mengancam mu?" Tanya Nahda pangjang kali lebar.
Lina tidak menjawab hanya menunduk sambil memeluk tasnya.
"Ini tidak benar Lina, jangan biarkan banyak orang memanfaatkanmu, ilmu itu mahal." Ucap Nahda.
Lina tetap diam masih setia dengan posisinya tadi.
Nahda menghampiri Lina menepuk bahunya.
"Tidak apa - apa aku ada di disini, aku tidak akan membiarkanmu di manfaatkan lagi." Ucap Nahda lembut
"Terima kasih." Jawab Lina tersenyum melihat Nahda.
"Ayo kita pulang!" Ajak Nahda.
"Kalian mau menginap di sini?" Tanya seseorang di ambang pintu kelas.
"Tentu saja tidak Rida." ucap Nahda berjalan bersama Lina menghampiri Rida.
"Kenapa lama sekali? Kalian sedang apa?" Tanya Rida.
"Tidak ada hanya mengobrol sebentar." Jawab Lina.
"Ya sudah ayo kita pulang!" Ajak Rida.
Mereka berjalan bersama menuju gerbang sekolah.
"Oh ya Nahda kamu pulang sama siapa?" Tanya Rida.
"Paling naik ojol." Jawab Nahda.
"Pulang bareng kita aja yuk! Rumah kita bertiga kan searah." Ajak Rida.
"Iya Nahda, sekalian kita mampir ke warung mie ayam langganan kita berdua, kita sering nongkrong di sana." Kata Lina.
"Emmm, boleh juga tuh." Kata Nahda setuju.
Merekapun pulang bersama naik mobil Rida, sesuai rencana tadi mereka mampir ke warung mie ayam dulu sebelum pulang kerumah. Mereka begitu lahab menyantap mie ayam yang mereka pesan tadi.
"Gimana Nahda, enakkan minya?" Tanya Rida.
Nahda menjawab hanya dengan acungan jempol kerena mulutnya masih penuh.
Terdengar suara motor berhenti di parkiran warung tersebut, seorang pria melepas helemnya terlebih dahulu baru turun dari motor dan menghampiri mereka bertiga.
"Assalamualaikum." Pria itu mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam." Jawab Nahda, Lina dan Rida bersama.
"Om mau makan dulu gak?" Tanya Nahda kepada pria tadi.
"Emm, iya deh kayaknya enak." Jawab pria tadi duduk di sebelah Nahda.
"Tapi om yang bayar ya." ucap Nahda.
"Lah tadi nawarin bukan di traktir?" Tanya pria tadi pura - pura tekrjut.
"Bukan om hehe." Jawab Nahda.
"Bu pesan satu mangkok mi lagi ya." Ucap Nahda memesan mi kepada Ibu penjualnya.
"Siapa Nahda?" Tanya Rida.
"Kenalin ini Om ku, namanya Hanif." Jawab Nahda.
"Om ini teman - teman ku Lina dan Rida" Kata Nahda.
"Hai om Hanif." Sapa Rida.
"Iya salam kenal." Ucap Hanif mengatupkan kedua tangan.
"Bagaimana sekolahmu hari ini Nahda?" Tanya Hanif.
"Alhamdulillah lancar om." Jawab Nahda.
"Alhamdulillah kalau begitu." Ucap Hanif.
"Nahda kami berdua sudah selesai makan, kami pulang dulu ya." Ucap Rida
"Iya hati - hati yaa." Ucap Nahda.
"Daaa.." Ucap Rida dan Lina melambaikan tangan.
"Mari om kita duluan." Ucap Rida.
"Iya iya." Kata Hanif.
Bersambung....
Mentari bersinar terang menemani suara riuh ramai para siswa siswi SMAN ANGGREK, tengah bersiap - siap untuk memulai pelajaran hari ini.
Terlihat di lapangan voli ada empat orang siswi, salah satu siswi sedang di marahi oleh tiga orang siswi lainya. Tak lama kemudian salah satu dari ketiga siswi tadi menuangkan air mineral kepada satu siswi yang di marahi tadi dan kejadian ini di lihat oleh Nahda, Lina dan Rida
"Apa yang mereka lakukan." Ucap Nahda kesal melihat kejadian itu dan berniat untuk menghampirinya, tapi di cegah oleh ke dua temannya.
"Nahda jangan kesana." Ucap Lina memegang tangan Nahda.
"Kenapa? Kasihan dia." Ucap Nahda.
"Sebaiknya kita jangan cari gara - gara sama mereka bertiga." Kata Rida.
"Iya Nahda biarkan mereka pergi dulu, baru kita membantunya." Kata Lina.
"Memangnya mereka itu siapa? Huft menyebalkan sekali di mana - mana ada saja orang seperti mereka." Ucap Nahda kesal.
"Mereka itu 3A Angel, Aurel, Alfi." Kata Rida.
"Wah menarik juga namanya." Kata Nahda masih setia menonton adegan tadi.
"Tak ada yang berani melawan mereka" kata Lina.
"Sungguh! jadi mereka itu preman sekolah." Kata Nahda.
"Jangan berkata begitu Nahda, nanti ada yang mendengar, kita bisa terkena masalah." Ucap Lina hawatir.
"Mereka sudah pergi ayo kita bantu dia!" Ajak Nahda pergi menghampiri siswi yang di marahi tadi.
"Bagaimana Lin ikut tidak?" Tanya Rida.
"Entahlah aku tidak yakin, jika 3A tahu kita akan terkena masalah. Tapi Nahda teman kita masa kita membiarkannya saja." Jawab Lina.
"Heh sedang apa kalian di situ?" Tanya seorang siswi dengan nada agak tinggi.
"Ee tidak kak kami sedang mencari gantungan tas ku yang jatuh di sini." Jawab Rida agak gugup dan menunjukkan gantungan tas yang ia temukan di situ untuk mencari alasan.
"Lin ayo kita pergi!" Ajak Rida sedikit berbisik.
"Permisi kak." Ucap Rida pergi dari sana bersama Lina.
"Eh Ngel liat siapa tuh yang bantuin Lia." Ucap Aurel.
"Siapapun dia yang jelas dia sudah terlibat dalam masalah ini." Ucap Angel.
"Ya udah yuk kita ke kelas sebentar lagi masuk!" Ajak Alfi.
...Lia adalah teman sekelas 3A, dia selalu jadi sasaran bulian mereka, terlebih Lia sering mendapat perhatian dari 3L Rizal, Ronal, dan Kemal karena memang mereka berteman sejak SMP maka dari itu 3A memusuhinya karna cemburu Angel menyukai Rizal, Aurel menyukai Ronal dan Alfi mennyukai Kemal....
......
Waktu istirahat telah tiba, para siswa siswi berhamburan keluar kelas.
Di kelas XI MIPA 1 Lia masih berada di kelas, 3A menghampirinya.
"Siapa yang bantuin lo tadi?" Tanya Angel galak
"Aku tidak kenal." Jawab Lia santay.
"Ngaku gak!" Bentak Angel sambil menjambak rambut Lia.
"Jangan libatkan dia, dia tidak tau apa - apa." Kata Lia sambil menahan sakit.
"Oh sekarang udah berani ngelawan lo ya." Kata Angel semakin keras menarik rambut Lia.
"Aduh sakit lepasin Ngel." Rintih Lia
"Makanya katakan siapa dia!" Ucap Angel dengan nada tinggi.
"Namanya Nahda dia murid baru kelas X MIPA 2." Ucap Lia lirih menahan sakit.
"Gitu dong dari tadi." kata Angel melepas rambut Lia dan pura - pura meraikannya.
"Cus kita pergi ke kelas X MIPA 2!" Ajak Angel kepada dua temannya.
"Semoga Nahda baik - baik saja." gumam Lia.
Kelas X MIPA 2 ada beberapa siswi di dalam kelas itu.
"Siapa yang bernama Nahda?" Tanya Angel berteriak di ambang pintu.
"Ee Nahda pergi ke kantin Kak." Jawab salah satu siswi terkejut.
"Huft aku benar - benar kaget."
"Kasihan Nahda baru sekolah di sini sudah berurusan dengan 3A."
"Kira - kenapa ya?"
"Sudahlah bukan urusan kita."
Ucap para siswi di dalam kelas tersebut.
3A langsung pergi ke kantin di mana Nahda berada.
"Di mana anak itu." Ucap Angel menoleh ke kanan kekiri.
"Tuh di sana Ngel, sama dua cewek yang kita temui tadi." Kata Alfi menunjuk kearah Nahda berada.
"Sepertinya mereka berteman." Ucap Aurel.
"Sudahlah kita samperin mereka." Kata Angel berjalan menuju tempat Nahda di ikuti dua temanya.
"Lo yang bernama Nahda kan? Yang bantuin Lia tadi pagi di lapangan?" Tanya Angel.
"Iya Kak." jawab Nahda menoleh ke arah Angel sebentar dan melanjutkan makan.
"Haduh Nahda pasti kena masalah nih." gumam Rida dalam hati.
"Lo tau siapa kita?" Tanya Angel lagi.
"Tau, preman sekolah, eh maaf bukan maksudnya 3A." Jawab Nahda tanpa menoleh.
"Haduh Nahda kenapa kamu ngomong begitu." Ucap Lina dalam hati.
"Lo juga tau apa yang akan terjadi jika mencampuri urusan kita?" Tanya Angel kesal.
"Tidak, memangnya kenapa?" Jawab Nahda masih dalam posisi yang sama dan masih menikmati makanannya.
Brakkk
Angel memukul meja di depan Nahda karena merasa sangat kesal, sontak Nahda pun menongakkan lepalanya melihat Angel. Mereka pun jadi pusat perhatian orang - orang yang ada di kantin itu.
"Sombong banget lo jadi orang, denger ya siapapun yang mencampuri urusan kita bertiga akan mendapatkan masalah." Kata Angel dengan nada sedikit tinggi.
"Oh, jadi begitu ya." Ucap Nahda santay.
Byurrr
Angel menumpahkan minuman kewajah Nahda.
"Ini pringatan buat lo, inget baik - baik." Ucap Angel bersungut - sungut dan pergi dari sana.
Sedangkan Nahda bersikap santay saja, ia mengambil tisu yang tersedia di sana untuk mengusap wajahnya.
"Nahda kamu tidak apa - apa?" Tanya Rida cemas.
"Jangan hawatir aku baik - baik saja." Jawab Nahda.
"Tu kan Nahda, kamu pasti akan terkena masalah." Ucap Lina.
"Tidak apa - apa Lin, ini sudah biasa bagi ku." Kata Nahda.
"Sudahlah jangan mencari masalah lagi dengan mereka." Kata Rida.
"Sudah ku bilang, ini sudah biasa dari SD aku berhadapan dengan anak - anak nakal seperti mereka." Kata Nahda.
"Benarkah! luar biasa." Ucap Rida kagum.
"Sudahlah aku ingin ke toilet." Kata Nahda bangkit dari tempat duduknya untuk pergi ke toilet dan di susul dua temannya.
......
Di toilet.
Nahda membersihkan tumpahan minuman yang ada di jilbab dan bajunya. Ya sekolah ini menyediakan seragam putri berjilbab dan tidak, sedangkan yang tidak berjilbab memakai atasan lengan pendek dan rok panjang. Nahda, Rida dan Lina memakai jilbab sedangkan Nahda sendiri memang sudah berjilbab sejak kecil, karena almarhum ibunya berjilbab.
"Nahda kamu tidak apa - apa?" Tanya Lia tiba - tiba datang menghampiri Nahda.
"Eh kak Lia, tidak perlu hawatir, aku baik - baik saja." Jawab Nahda.
"Aku sudah bilangkan tidak perlu membantuku tadi, lihat sekarang kamu terkena masalah." Ucap Lia.
"Tidak apa - apa kak ini sudah biasa terjadi padaku, lagi pula menolong sesama itu adalah perbuatan baik." Kata Nahda tersenyum kepada Lia
"Aku kagum sama kamu, baik hati dan juga pemberani." Kata Lia kagum.
Lia tahu apa yang terjadi pada Nahda karena ia tadi terus mengikuti Angel.
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!