Seorang gadis remaja berusia 16 tahun berdiri di depan ruang rawat inap seseroang. Ia menatap pria yang tengah terbaring lemah di ranjang pasien itu dengan penuh perasaan bersalah.
Tiba-tiba air matanya menetes saat terus menatap pria yang terbaring lemah tersebut. Dia adalah Asha putri kandung Justin. Saat mendengar kabar dari salah satu anak buah Justin yang selamat. Asha begitu syok, ia tak menyangka sang Ayah yang baru saja tiada itu ternyata sangatlah kejam dan jahat pada keluarga De Costa.
Asha kemudian memberanikan diri datang ke rumah sakit De Costa Hospital dimana pria yang menjadi korban atas kekejaman Ayahnya tengah dirawat. Sejujurnya ia datang hanya ingin meminta maaf pada keluarga De Costa mengenai perbuatan Ayahnya, namun apa yang ia lihat saat ini nyatanya jauh dari apa yang harapkan.
Ayahnya telah membuat seseorang tengah diambang kematian, apa yang bisa diperbuat oleh Asha sedangkan orang itu tengah dalam kondisi koma.
Saat Asha masih setia menatap ke dalam ruang rawat inap tersebut. Tiba-tiba derap langkah seseorang menyadarkan dirinya dan ia menoleh ke sumber suara, dan itu adalah kedua orang tua pria yang tengah tebaring lemah di ruang rawat tersebut.
Asha memundurkan langkah kakinya dan sedikit menjauh karena jujur saja ia merasa takut ketika melihat Morgan, ia tahu dari anak buah Ayahnya jika Morgan dulu adalah seorang Mafia dan musuh terbesar Ayahnya.
Asha kemudian melihat sepasang suami istri tersebut dari kejauhan. Terlihat jelas jika Ibu dari pria yang tengah terbaring koma itu sangat sedih melihat kondisi putranya. Apalagi Kate sampai harus menghirup oksigen sebanyak-banyaknya agar ia kuat dan tak menangis di depan putranya.
Begitu Morgan dan Kate masuk ke dalam ruangan. Asha kembali mendekat ke depan pintu ruangan tersebut. Dan ia mendengar semua percakapan diantara sepasang suami istri tersebut.
“Kita harus mencari pendonor ginjal untuk Rain, karena itu salah satu jalan agar Rain bisa sadar dari masa komanya.” Ucap Morgan dengan suara beratnya, ia begitu kasihan dan prihatin dengan kondisi putranya yang semakin hari semakin memburuk padahal ini sudah tiga bulan berlalu sejak Rain mengalami penculikan dan hampir dibunuh oleh Justin.
“Dad…aku ingin putraku kembali, tolong lakukan sesuatu, mengapa sulit sekali mendapatkan pendonor ginjal untuk Rain !” lirih Kate dengan mata yang berkaca-kaca ia sudah tak sanggup melihat Rain terus terbaring lemah seperti itu.
“Kita akan segera mendapatkannya, sayang. Sudah jangan menangis di hadapan putra kita.” Morgan memeluk Kate hingga keduanya sama-sama membendung air mata agar tak menangis di hadapan putra mereka.
Asha yang sedari tadi mendengar percakapan Morgan dan Kate tersebut. Ia kemudian membalikkan tubuhnya dan kembali pulang kerumahnya.
Beberapa saat kemudian Asha yang sudah tiba dirumahnya. Rumah itu tampak sepi tanpa ada seorang pun. Hanya tinggal dirinya seorang diri yang tinggal disana. Ibunya meninggal pada saat melahirkan dirinya, Kakaknya dan juga sang Ayah Justin juga meninggal karena dendam akan keserakahan.
Tinggal lah Asha seorang diri disana, apalagi semenjak Ayahnya tiada, seluruh aset dan harta yang dimiliki Justin sudah disita oleh Negara karena apa yang Justin miliki semuanya bukanlah miliknya melainkan merampas hak orang lain.
Hanya tinggal rumah yang Asha tempati itulah merupakan harta satu-satunya milik Justin. Asha mendudukkan dirinya di kursi ruang tamu, ia tak menyangka dampak kejahatan dari mendiang Ayahnya begitu besar. Bukan hanya berlaku pada korbannya tapi juga orang-orang korban yang mereka sayangi.
Asha begitu marah, benci, dan kecewa terhadap mendiang Ayahnya. Andaikan Ayahnya tidak dendam dan serakah pasti tidak akan ada orang terluka dan bersedih karenanya.
Asha kemudian meraih ponselnya di dalam tasnya dan mengotak-atik ponselnya menghubungi seseorang dan itu adalah….
“Sayang !” teriak Morgan memanggil Kate ketika ia sudah sampai di mansions. Ia berlari menuju kamarnya dan hendak mencari keberadaan istrinya.
“Ada apa ?” Kate munuruni anak tangga dan mendekat ke arah Morgan yang sudah berada di bibir tangga.
“Sayang, ayo kita ke rumah sakit sekarang ! Aku mendapat kabar dari rumah sakit, jika ada orang yang mau mendonorkan ginjalnya untuk Rain !” Morgan mengatakan itu dengan penuh suka cita, ia begitu bahagia pada akhirnya putranya mendapatkan pendonor untuk ginjalnya.
“Benarkah ?” pekik Kate, tanpa aba-aba lagi Kate menarik tangan Morgan untuk pergi ke rumah sakit bersama.
Beberapa jam kemudian setelah mereka sampai dirumah sakit, Morgan dan Kate berbicara langsung dengan dokter yang akan menangani operasi Rain nanti. Mereka sangat senang dan bersyukur ternyata masih ada orang baik yang mau mendonorkan ginjalnya untuk putra mereka.
Mereka jadi bertanya-tanya siapa orang yang begitu baik tersebut. Mereka ingin sekali bertemu dengan orang itu mengucapkan rasa terimakasihnya karena mau membantu dan menyelamatkan nyawa Rain.
Namun Morgan dan Kate hanya bisa berkeinginan karena orang yang mau mendonorkan ginjal untuk putra mereka tidak mau disebutkan namanya dan diketahui identitasnya.
Morgan dan Kate saling memandang, namun sedetik kemudian. Morgan mencoba fokus pada keselamatan dan kesembuhan Rain, ia tak memperdulikan itu yang terpenting adalah putra mereka sebentar lagi pasti akan sembuh dan segera sadar dari masa koma nya.
“Tapi kita harus menunggu tuan Rain sadar dari masa koma baru setelah itu kami bisa melakukan transplantasi ginjal.” Jawab Dokter kemudian.
“Perlu Tuan dan Nyonya ketahui, sebenarnya Tuan Rain sudah sadar dari masa koma nya.” Sambung dokter tersebut hingga membuat Morgan dan Kate terkejut dan membulatkan kedua mata mereka.
“Apa ?!”
FLASH BACK
Asha membolos sekolah hari ini, pikirannya terus terfokus pada putra Tuan Morgan. Entah mengapa meski semua yang terjadi karena perbuatan mediang Ayahnya, ia pun merasa bersalah dan ingin menebus kesalahan Ayahnya.
Asha kemudian menunggu di halte bis dan hendak menuju rumah sakit untuk melihat putra tuan Morgan. Begitu bis yang ia tunggu telah tiba ia masuk ke dalam bis tersebut.
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, bis yang Asha tumpangi tiba di halte dekat rumah sakit De Costa Hospital. Ia kemudian turun dari bis dan menuju rumah sakit dengan berjalan kaki sebentar.
Saat ia telah tiba dirumah sakit dan berada di depan ruang rawat inap Rain. Asha memberanikan diri masuk ke dalam ruangan. Begitu ia masuk ke dalam ruangan ia berdiri tepat di depan ranjang Rain. Menatap Rain dengan penuh iba dan kasihan.
Lain halnya dengan Rain, pria itu tengah bermimpi bertemu dengan seorang gadis remaja yang begitu cantik memiliki rambut ikal bewarna cokelat.
Gadis itu tersenyum pada Rain yang mampu membuat hati Rain berdebar tak karuan. Senyuman gadis itu membuat Rain begitu menenangkan bagi Rain.
Rain terus menatap gadis cantik tersebut sehingga Rain terpikat akan pesonanya. Begitu Rain ingin mendekat pada gadis itu tiba-tiba matanya silau akan cahaya sinar mentari dan membuat dirinya sadar dari koma nya serta membuka kedua matanya secara pelahan.
Rain sadar dari tidur panjangnya, ia membuka kedua matanya dilihatnya gadis yang baru saja ia lihat barusan kini ada dihadapannya. Hanya saja gadis itu tak memakai gaun bewarna putih tulang melainkan seragam sekolah.
Asha membulatkan kedua matanya saat melihat pria yang ia tatap sedari tadi membuka matanya, itu artinya pria tersebut sudah sadar dari koma nya.
Tiba-tiba dua orang perawat yang berjaga secara bergantian mengecek kondisi Rain masuk ke dalam ruangan. Betapa terkejutnya mereka saat melihat pasien yang merupakan putra pemilik rumah sakit tempat mereka bekerja sudah sadar dari masa komanya.
Kemudian tak lama masuklah beberapa orang dokter ke ruangan Rain mengecek kondisi Rain. Hingga tatapan Rain teralihkan pada beberapa dokter dan perawat yang ingin memeriksa dirinya. Sedangkan Asha keluar dari ruangan dengan memegangi denyut jantungnya yang berdebar karena ia saling bertatapan dengan Rain.
FLASH BACK SELESAI
Kate memeluk tubuh Rain dimana ia begitu senang dan bersyukur akhirnya putra kesayangannya telah sadar dari masa komanya. Ia tak bisa menahan air mata bahagianya saat memeluk tubuh Rain.
Rain dalam hal tersebut hanya bisa diam dan bingung, mengapa dan sejak kapan ia berada disini hingga Kate dan Morgan begitu khawatir dan sedih padanya.
“Sejak kapan aku koma, Mom, Dad ?” Rain membuka suara.
“tiga bulan.” Jawab Morgan pelan.
Rain menelan air ludahnya mendengar jawaban dari Daddy nya. Ia tak menyangka jika ia tidur selama itu. “Hah, yang benar ?” Rain seolah masih tak percaya.
“Kau lihat Mommy mu, tubuhnya bahkan kehilangan berat badan karena terus memikirkan mu.” Lirih Morgan menoleh pada Kate yang memang benar Kate semakin kurus semenjak Rain koma.
“Pantas saja Mommy ku tampak berbeda, maafkan aku Mom. Aku janji akan selalu sehat dan terus membuat Mommy tersenyum.” Rain menggenggam tangan Kate dengan mengecupnya.
“Sudah jangan terlalu banyak bicara, kau baru saja siuman.” Omel Kate.
“Lihat Dad, Mommy masih suka mengoceh.” Adu Rain pada Morgan dan mereka saling terkekeh bersama.
“Sudah diam !” ucap Kate dengan ketus ia kemudian meninggalkan anak dan suaminya tersebut masuk ke luar ruangan, di luar ruangan ia kembali meneteskan air mata bahagianya karena putranya sudah kembali padanya.
“Terimakasih Tuhan.” Ucap Kate diselingi senyuman berurai air mata.
...……...
Malam harinya Rain makan disuapi oleh Kate. Rain juga sedari tadi terpikiran dengan sosok gadis remaja yang berada diruangannya saat ia membuka mata tadi pagi. Siapa gadis itu ? dan mengapa gadis itu sama persis yang ada dalam mimpi panjangnya.
“Mom, apa Mommy tahu siapa gadis yang datang kemari tadi pagi ?” tanya Rain pelan sambil mengunyah buburnya pelan dimulutnya.
“Gadis ?” Kate mengernyitkan dahinya saat Rain bertanya prihal seorang gadis padanya.
Rain menganggukkan kepalanya, ia masih penasaran dengan gadis itu. “Apa kau berhalusinasi ? Mana ada orang lain masuk ke dalam ruang rawat ini selain Daddy dan Mommy dan juga perawat maupun dokter !”
Kate mengatakan demikian karena Rain dijaga dengan ketat, ia dan Morgan tak ingin orang lain masuk ke dalam ruangan Rain.
“Tapi Mom…” sanggah Rain karena apa yang ia lihat tadi pagi jelas-jelas nyata jika ada seorang gadis berada diruang rawatnya.
“Apa kau mau Mom carikan seorang gadis ?” ucap Kate dengan pelan, meski Kate tidak mau membicarakan lagi prihal kapan Rain akan menikah dan dengan siapa. Tapi ia masih saja memancing-mancingi putranya siapa tahu putranya itu mau dicarikan jodoh.
“Tidak Mom !” jawab Rain cepat dan itu membuat Kate mengerucutkan bibirnya hingga membuat Rain gemas.
Beberapa jam setelah Rain makan, Rain mencoba mejamkan matanya apalagi efek obat yang berikan oleh perawat padanya benar-benar membuatnya merasa kantuk.
Saat Rain memejamkan matanya dan masuk ke dalam mimpi. Dalam mimpinya ia kembali melihat senyuman gadis remaja itu, begitu cantik dan mempesona. Rain berjalan mendekat ke arah gadis itu dan berusaha meraih tangannya.
“Siapa nama mu ?” ucap Rain menatap manik mata coklat milik gadis remaja yang selalu ada dalam mimpinya.
Gadis itu hanya tersenyum lebar menampilkan gigi putihnya, ia kemudian melepaskan tangan Rain dan pergi meninggalkan Rain dengan berjalan mundur kebelakang, semakin jauh dan menjauh dari Rain hingga tak terlihat oleh Rain.
Rain kemudian bangun dari tidurnya dengan membuka kedua mata selebar-lebarnya. Mimpi itu barusan seolah nyata baginya, dan membuat Rain bisa menjadi gila karena gadis itu terus hadir dalam mimpinya.
... …………....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!