NovelToon NovelToon

It'S Me Rianoval

Eps 1

Di sebuah SMA ternama di Ibu kota, ada seorang gadis bermata biru dengan rambut blond serta kulit putih dan tubuh tinggi bak model terkenal. Dia adalah Juliana Maheswari. Seorang gadis cantik yang selalu ceria dan bar bar tentunya.

"JULIANAAA BERHENTI KAMU" Teriak bu Wati guru BK yang paling kiler di sekolah.

"Maaf bu, ampun. Besuk saya janji deh nggak akan lompat tembok lagi" Ucapnya sambil terus berlari menyusuri koridor sekolah.

"Aduh, mampus gue. Lagian kenapa sih tadi gue bangun kesiangan segala" Gumanya sambil terus berlari.

"BERHENTI KAMU JULIANAA"Teriak bu Wati lagi.

Dan di sini lah ia sekarang.

Karena salah berbelok, Juliana atau yang sering di panggil Juli itu berhenti dan tertangkap oleh bu Wati di depan pintu gudang yang ada di ujung koridor lantai 2.

Juli di hukum oleh bu Wati untuk berdiri di tengah lapangan sambil hormat pada bendera. "Gila panas banget, tadi belum sarapan juga. Benar benar sial gue hari ini " Gerutu Juli.

Juli yang merasa tangannya pegal, mulai menoleh ke segala arah. Dia bermaksud kabur karena dia sudah berdiri di tengah lapangan hampir selama 30 menit. "Aman nih" Guman Juli.

Juli mengambil tasnya lalu bebalik arah. "Setan dedemit" Latah Juli ketika melihat bu Wati berdiri di belakangnya dengan tongkat kayu yang ia sembunyikan di balik punggungnya.

"Apa kamu bilang?" Teriak bu Wati marah.

"Aduh, mampus gue" Batin Juli. "Hehehe, maaf bu. Habis ibu bikin saya kaget sih" Ucap Juli menggarung kepalanya.

"Kamu mau ke mana? Hukuman kamu belum selesai" Ucap bu Wati yang mencoba menahan emosinya.

"Emh... itu bu..." Ucap Juli gelagapan.

"Itu apa? Kamu mau kabur kan?" Tebak bu Wati.

"Hehehe, iya bu" Jawab Juli cengengesan.

Mendengar jawaban Juli membuat bu Wati merasa sakit kepala. Dia memijat pangkal hidungnya bermaksud untuk mengurangi rasa sakit di kepalanya. Namun bukannya sembuh malah semakin membuat bu Wati emosi ketika melihat Juli yang sudah kabur.

"Maaf bu, saya masuk kelas dulu ya" Teriak Juli sambil berlari ke ararh kelasnya.

"JULIANAAA" Teriak bu Wati yang membuat kaca jendela bergetar.

"Perasaan gue kok jadi nggak enak gini ya" Guman Cia yang berada di dalam kelas.

"Lo kenapa sih?" Tanya Kila berbisik.

"Gue tadi kaya denger bu Wati ngamuk deh Kil. Beliau panggil nama si Juli" Jawab Cia yang juga berbisik.

"Halah paling tuh anak bikin ulah lagi" Ucap Kila yang hanya di angguki oleh Cia sebagai jawabannya.

Patricia atau yang sering di panggil Cia, adalah sahabat Juli. Dia gadis cantik yang centil dan sedikit lemot. Sedangkan Akila atau yang sering di panggil Kila, dia juga sabat Juli. Namun pembawaan Kila yang lebih dewasa dan pendiam membuat dia lebih melengkapi keduasahabatnya yang aneh itu.

Juli, Cia dan Kila adalah 3 orang sahabat yang menjadi primadonanya SMA Rajawali. Ketiga sahabat itu saling melengkapi satu sama lain. Juli yang urakan, Cia yang centil dan Kila yang dewasa membuat mereka sering di sebut THREE ANGELnya SMA Rajawali.

Juli yang baru saja sampai di depan kelas langsung menghentikan langkahnya. Dia melihat pintu kelas yang tertutup menandakan bahwa ada guru yang sedang mengajar.

"Bisa kena hukuman lagi nih gue" Ucap Juli.

Juli tersenyum ketika melihat Cia yang tengah mengipas ngipaskan buku tulisnya. Padahal Cia duduk di sebelah jendela pas, jadi tentu saja dia mendapatkan terpaan angin dari luar kelas. Namun entah kenapa Cia masih saja memakai bukunya sebagai kipas. Juli segera menghampiri Cia. "Ci shut shut, Cia. Cia bolot, shut shut" Panggil Juli.

Cia yang mendengar namanya di panggil pun menoleh ke luar jendela. Dia terbelalak melihat Juli yang sedang ngumpet di bawah jendela.

"Lo ngapain di situ?" Tanya Cia berbisik.

"Nanti gue jelasin. Ini tolong taruh di bangku gue dulu" Ucap Juli memberikannya pada Cia. Cia nenerima tas Juli lalu manaruh tas Juli di meja belakangnya karena Juli duduk di bangku belakang Cia dan Kila.

"Lho ini kan tasnya Juli, anaknya mana?" Tanya Kila.

"Tuh" Tunjuk Cia keluar jendela. Kila bangkit dari duduknya untuk melihat Juli. Sedangkan Juli yang melihat Kila hanya memamerkan deretan giginya yang putih serta melambaikan tangannya ke arah Kila.

"Lo nggak masuk?" Tanya Kila tanpa mengeluarkan suara.

"Ini mau masuk" Jawab Juli yang juga tanpa mengeluarkan suara.

Kila kembali duduk di bangkunya, sedangkan Juli mulai berjalan santai menuju ke arah pintu kelas. Dia merapikan pakaiannya dan menyisir rambutnya dengan jari jari lentiknya.

"Hufh" Hela nafas Juli.

Tok tok tok

Juli membuka pintu kelas dan langsung menerima tatapan tajam dari guru Ekonominya.

"Kamu telat lagi Juli?" Tanya Guru Ekonomi.

"Kok telat sih bu? Saya kan dari kamar mandi. Tuh tas saya sudah di meja dari tadi kok. Kan saya tadi ijin ke kamar mandi bu" Ucap Juli meyakinkan.

"Masak sih?" Tanya guru Ekonomi heran.

"Ibu paling lupa, ya masak saya baru datang tapi tas saya sudah di dalam kelas. Kan nggak mungkin bu tas saya bisa jalan sendiri" Ucap Juli.

Mendengar ucapan Juli, teman teman sekelas Juli sudah mulai cekikikan. Mereka mentertawakan ulah Juli yang tega mengerjai gurunya sendiri.

"Hah, ya sudah sana kembali ke bangku kamu lagi. Ini di catat jangan lupa" Ucap guru Ekonomi.

"Siap bu" Jawab Juli yang berjalan santai menuju bangkunya. Saat sampai di samping bangku Kila, dia dan Kila bertos ria dengan tawa mereka yang tertahan. Sedangkan Cia yang belum paham hanya menatap kedua sahabatnya itu dengan tatapan heran.

***

Jam istirahat.

Juli, Kila dan Cia sudah berada di kantin sekolah. Kila dan Cia menatap heran pada Juli yang makan siomaynya dengan lahap.

"Lo nggak di kasih makan sama bik Marni ya Jul?" Tanya Cia.

"Bik Marni sudah masak tadi pagi. Tapi karena gue bangunnya kesiangan nggak bisa sarapan deh" Jawab Juli di sela sela makannya.

"Pelan pelan saja kali Jul, nggak ada yang mau ngerebut juga tuh siomay lo" Ucap Kila.

"Laper Kil" Jawab Juli singkat.

"Oh iya, tadi di kelas kok pada ketawa memang nya ada apa?" Tanya Cia polos.

💥💥💥

Hai hai hai...

Gimana seru nggak nih ceritanya.

Maaf ya jika masih ada typo. Nanti aku usahakan untuk lebih teliti lagi.

Tips untuk jajan Authornya kakak, jangan lupa ya..😁

👍 Like

♥️ Favorit

💬 Komen

⭐⭐⭐⭐⭐ bintang 5 juga.

Selamat membaca ya kak

Terima kasih banyak

See you next part

😊😊😊🙏🙏🙏

Eps 2

"Pelan pelan saja kali Jul, nggak ada yang mau ngerebut juga tuh siomay lo" Ucap Kila.

"Laper Kil" Jawab Juli singkat.

"Oh iya, tadi di kelas kok pada ketawa memangnya ada apa?" Tanya Cia polos.

Mendengar pertanyaan Cia membuat Kila dan Juli saling pandang lalu seketika tawa mereka pecah hingga seluruh pengunjung kantin menatap mereka heran.

"Hiiih, kok malah pada ketawa sih, bukannya di jawab juga" Ucap Cia cemberut.

"Habisnya lo kemot banget sih, gue gemes tau nggak" Ucap Juli mencubut kedua pipi Cia gemas.

Plack

Cia memukul tangan Juli yang mencubit pipinya. "Sakit, sialan lo" Ucap Cia mengusap lembut kedua pipinya.

"Hahaha, makanya jangan gemesin dong lo" Ucap Juli tertawa.

Karena lelah tertawa, Juli mengambil es teh miliknya. Dia mulai meminum es tehnya hingga tandas. "Argh, kenyang" Ucap Juli.

Tak lama terdengar suara gaduh dari arah pintu kantin. Juli, Kila dan Cia seketika melihat ke arah pintu. Juli tersenyum cerah ketika melihat siapa yang jadi pusat perhatian seluruh pengunjung katin saat ini.

"Hah, pangeran gue memang cakep bener deh ah" Ucap Juli memangku kepalanya dengan kedua tangannya.

"Shut shut, cowok. Godain kita dong" Ucap Juli ketika orang yang jadi pusat perhatian itu melewati mejanya.

Ketiga cowok itu hanya menatap Juli sekilas lalu berjalan menuju ke bangku paling ujung. Bangku yang biasa mereka tempati dan hanya mereka yang boleh duduk di bangku tersebut.

Juli bangkit dari duduknya. Dia berjalan ke arah meja yang di tempati ketiga pangerannya SMA Rajawali itu. "Mau ngapain tuh anak?" Guman Kila.

Brack.

Juli menggebrak meja kantin yang di tempati ketiga pangeran. Ketiga pangeran itu menatap ke arah Juli bersamaan.

"Heh Vito...." Ucap Juli yang menghentikan ucapannya. "Lo kok ganteng banget sih, sumpah ya lo bikin gue meleleh tau nggak" Ucap Juli yang antusias hingga membuat ketiga pangeran nenatapnya dengan tatapan aneh.

Plack

"Julia bego" Ucap Kila memukul keningnya. "Ayo Ci, seret tuh anak kunyuk keluar. Bikin malu aja" Ucap Kila yang di angguki oleh Cia.

Karena tidak ingin sahabatnya itu malu, Kila bangkit dari duduknya lalu menyeret Juli keluar dari area kantin.

"Vito lo cakep banget. Gue mau dong jadi cewek lo." Teriak Juli saat Kila menyeretnya keluar kantin bersama Cia tentunya.

"Fans lo tuh Vit, paling bar bar" Ucap Bayu.

"Ogah banget punya fans kayak dia" Ucap Vito.

"Jangan gitu bro, siapa tau tuh cewek bar bar jodoh lo" Ucap Celo.

"Amit mait deh. Mending gue jomblo seumur hidup dari pada sama tuh cewek hutan" Sahut Vito.

Vito Dinoval adalah pria paling tampan di SMA Rajawali. Dia memiliki dua sahabat yang bernama Bayu Taradina dan Celo Abra. Ketiganya memiliki sikap yang sama yaitu dingin dan cuek. Mereka juga memiliki hobby yang sama yaitu futsal. Apa lagi nereka bertiga terlahur di keluarga yang kaya membuat mereka menjadi salah satu most wantednya SMA Rajawali.

Di koridor kelas Kila masihmenarik Juli hingga di ambang pintu kelas. Namun mereka terhenti katika melihat most wantednya SMA Rajawali yang lain.

"Dedek Juli" Ucap Rian yang kini bersandar pada dinding pintu kelas Juli.

Kila menarik Juli ke depan badannya. Dia lebih memilih mundur dari pada harus berhadapan dengan ketua gengnya Death Devil SMA Rajawali.

"Ngapain lo di sini?" Tanya Juli jutek.

"Galak amat dedek Juli. Nanti pulang sekolah gue antar ya" Ucap Rian.

"Ogah" Ucap Juli masuk ke dalam kelas.

"Ayo lah Jul, gue cuma mau antar lo doang kok" Ucap Rian yang mengikuti Juli masuk ke dalam kelas.

"Enggak, gue ada janji nanti sama Cia dan Kila" Tolak Juli.

"Emang kita ada janji apa Jul? Kan lo bilang tadi mau langsung pulang" Ucap Cia polos.

Mendengar ucapan Cia, Kila dan Juli bersamaan menepuk jidatnya. Sedangkan Rian sudah mulai tertawa lepas karena tau Juli berbohong.

"Hahahaha, sudah ah. Entar gue tunggu lo di parkiran sekolah. Gue antar lo pulang" Ucap Rian mencium kening Juli lali mengusapnya lembut.

"Ihh apaan sih lo cium cium gue segala" Ucap Juli memukul lengan kekar Rian.

"Hahahaha, biar romantis Jul" Ucap Rian kembali tertawa.

"Romantis pala lo, yang ada jijik gue" Ucap Juli.

"Ya sudah, gue keluar dulu" Pamit Rian melangkah keluar dari kelas Juli. Juli menghela nafas panjang ketika tau Rian sudah keluar.

Tok tok tok

Semua menoleh ke sumber suara. Juli memasang ekpresi aneh ketika melihat Rian memberikan tanda love dengan jari jempol dan telunjuknya ke arah Juli.

"Ih amit amit" Ucap Juli geli yang seketika membuat tawa Rian kembali pecah.

Tok tok tok.

"Gue bantai lo ya" Teriak Juli yang akan melempar kotak pensil Cia ke arah pintu. Namun dia ternganga ketika melihat Vito yang kini berdiri di depan pintu kelasnya.

"Berani lo bantai gue?" Tanya Vito dingin.

"Eh ayang Vito, enggak lah. Masak ayang sendiri di bantai sih" Ucap Juli lembut.

"Huuuuwek" Kila pura pura muntah karena melihat sikap Juli.

Plack

"Berisik lo" Umpat Juli memukul lengan Kila.

Juli berjalan menghampiri Vito. Dia bersikap manja di depan Vito karena sudah hampir 2 tahun ini Juli menyukai Vito.

"Lo di panggil sama guru Ekonomi" Ucap Vito datar.

"Ayang Vito udah mamam belum?" Tanya Juli.

"Nggak usah aneh deh lo. Makin jijik gue sama lo" Ucap Vito yang melenggang pergi dari kelas Juli.

"Vito" Teriak Juli dari depan kelasnya yang mampu menghentikan langkah Vito. Vito menoleh dan melihat Juli membuat tanda Love besar dengan kedua tangannya.

"I LOVE YOU" Teriak Juli lalu berlari masuk ke dalam kelas.

Melihat tingkah Juli itu membuat Vito menahan senyumnya. Dia menundukkan kepalanya agar orang orang tak melihat tawanya. Bisa hancur reputasinya yang terkenal dingin dan cuek. Apa lagi hal itu hancur karena ulah Juli. Gadis yang sejak masuk MOS sudah mengejar mengejar dia.

"Manis banget sih lo" Guman Vito dalam hati.

"Eh apa? Manis? Enggak lah. Gila nih gue" Guman Vito yang menggelengkan kepalanya lalu berjalan kembali menuju ke kelasnya.

Di sisi lain, Juli yang tadi di panggil guru Ekonomi di ruang guru ternyata mendapat hukuman. Dia ketahuan bohong soal tadi pagi yang datang terlambat dan bilang dari kamar mandi. Dan sekarang dia harus menyapu taman belakang sekolah seorang diri.

💥💥💥

Hai hai hai...

Gimana seru nggak nih ceritanya.

Maaf ya jika masih ada typo. Nanti aku usahakan untuk lebih teliti lagi.

Tips untuk jajan Authornya kakak, jangan lupa ya..😁

👍 Like

♥️ Favorit

💬 Komen

⭐⭐⭐⭐⭐ bintang 5 juga.

Selamat membaca ya kak

Terima kasih banyak

See you next part

😊😊😊🙏🙏🙏🙏

Eps 3

Di sisi lain, Juli yang tadi di panggil guru Ekonomi di ruang guru ternyata mendapat hukuman. Dia ketahuan bohong soal tadi pagi yang datang terlambat dan bilang dari kamar mandi. Dan sekarang dia harus menyapu taman belakang sekolah seorang diri.

"Nasib nasib. Gini amat deh hidup gue." Ucap Juli yang dengan terpaksa menyapu halaman taman.

"Hai Jul" Ucap Rian yang berjalan menghampiri Juli dengan kedua antek anteknya Ical dan Yoga.

Rian, Ical dan Yoga juga termasuk most wantednya SMA Rajawali namun dia yang masuk kategori badboy sedangkan Vito dan kawan kawan termasuk ke dalam sofboy.

"Rian, gue capek" Rengek Juli menjatuhkan dirinya di dada bidang Rian.

"Lo kena hukum lagi?" Tanya Rian mengusap lembut kepala Juli. Juli hanya mengangguk untuk menanggapi ucapan Rian.

"Lo kok bau rokok sih?" Tanya Juli menjauhkan diri dari Rian.

"Hehehe, iya Jul. Tadi habis ngebul di gudang" Jawab Rian menggaruk kepala belakangnya.

"Ogah gue dekat dekat sama lo. Sana lo pergi jauh jauh dari gue" Ucap Juli ngibaskan tangannya agar Rian pergi.

"Jangan gitu dong Jul, iya iya sorry, gue nggak lagi lagi deh" Ucap Rian.

"Bodo amat" Ucap Juli melempar sapu yang ia pegang ke arah Ical. "Gantiin gue bersih bersih" Ucap Juli menarik tangan Rian agar menjauh dari Ical dan Yoga.

"Sekate kate lo Jul, gue mau balik ke kelas nih" Teriak Ical marah.

"Bersihin dulu tuh sama bang Yoga. Gue pinjam bos lo bentar" Jawab Juli yang juga berteriak.

Sedangkan Rian yang tangannya di tarik oleh Juli hanya bisa mengikuti Juli dan tersenyum. "Ganti baju lo, atau gue nggak mau pulang sama lo" Ancam Juli ketika sudah sampai di ruang UKS.

"Kok malah di bawa ke ruang UKS sih Jul?" Tanya Rian bingung.

"Karena ada baju ganti di lemari situ. Sudah sana cari" Ucap Juli lalu merebahkan diri di atas ranjang UKS. Karena jam pelajaran begini jarang ada petugas yang berjaga di UKS. Rian akhirnya menuruti ucapan Juli.

Sejak Juli kelas X, Rian yang sudah kelas Xl tertarik dengan Juli. Sikap Juli, cueknya Juli serta kecantikan Juli mampu menghipnotisnya. Rian bahkan mampu menuruti ucapan Juli walaupun mereka tidak ada ikatan jelas.

Rian sudah sering mengungkapkan perasaannya pada Juli namun Juli hanya menganggap Rian sebagai sahabatnya saja. Dia mau bersama Rian karena dia merasa nyaman dengan Rian.

Walaupun Rian tau bahwa Juli menyukai Vito, Rian tetap dekat dengan Juli. Dia lebih senang bisa menjadi sahabat Juli dari pada harus bersaing dengan Vito dan sudah jelas kalau dia akan kalah sebelum berjuang.

Setelah berganti seragam, Rian ikut merebahkan diri di ranjang samping ranjang Juli. Dia membuka tirai pembatas agar ia bisa menatap wajah cantik Juli.

"Lo mau sampai kapan sih bersikap nggak dewasa seperti ini? Lo itu sudah kelas 3, sebentar lagi lo ujian. Untung otak lo encer, kalau dodol kayak gue mau jadi apa lo nanti" Ucap Juli yang masih tetap fokus pada ponselnya.

"Mau jadi suami lo lah" Jawab Rian santai.

"Ngaco lo, gue ogah punya suami kayak lo yang suka bikin jantungan" Ucap Juli bangkit lalu menatap tajam ke arah Rian.

"Hahahaha, kok jantungan sih?" Tanya Rian tertawa.

"Gimana nggak jantungan kalau hobby lo aja tawuran, balap liar manjat tembok. Bisa bisa gue jadi janda muda kalau nikah sama lo" Ucap Juli.

"Yeee situ nggak nyadar kalau apa yang gue lakuin lo juga lakuin, dodol" Ucap Rian menyentil keras kening Juli.

"Riandol, sakit bang***t" Umpat Juli mengusap usap keningnya.

Rian kembali tertawa lepas. Dia paling suka melihat wajah Juli yang marah dan kesal karena hal itu membuat hatinya terasa hangat. Namun tanpa mereka sadari di dalam UKS itu bukan hanya ada mereka berdua.

Srak

Suara tirai pembatas yang terbuka kasar. Seketika Juli dan Rian menatap ke arah belakang Rian. Juli terkejut melihat Vito yang ternyata membuka tirai tersebut.

"Lo berdua brisik banget sih. Suara lo kayak di hutan tau nggak" Ucap Vito dingin.

"Ayang Vito, lo.... kok ada di sini?" Tanya Juli khawatir.

"Bukan urusan lo" Ucap Vito yang akan berjalan keluar dari UKS.

"Eh ayang Vito, gue nggak ada hubungan apa apa kok sama Rian. Kita cuma teman kok. Iya kan Rian?" Pinta Juli pada Rian untuk menjelaskan ke Vito. Namun Rian hanya mengangkat bahu tanda dia tidak perduli.

"Sialan lo Rian" Guman Juli.

Juli meraih lengan Vito, dia menarik Vito agar berbalik dan menatap ke arahnya. "Ayang Vito percayakan sama gue? Gue beneran nggak ada hubungan apa apa kok sama si kunyuk" Ucap Juli.

"Sialan lo Jul, gini gini gue kakak kelas lo ya" Ucap Rian marah.

"Bacot, diam nggak lo" Ucap Juli tegas.

"Ck, sialan" Umpat Rian.

Namun Vito menepis tangan Juli, dia menatap Juli lalu berganti ke Rian. "Lo mau ada hubungan atau apapun itu gue nggak perduli. Emang siapa lo? Kenapa juga lo harus kejar gue dan jelasin semua itu ke gue?"

"Lagian, siapa juga sih yang mau sama cewek modelan kayak lo. Udah crewet, sok kecantikan, kegatelan lagi" Ucap Vito menghina Juli.

Mendengar penghinaan Vito, perlahan Juli melepaskan tangannya dari lengan Vito. Namun dia masih tetap menatap kedua mata Vito dengan tatapan yang tidak bisa Vito artikan. Sedangkan Rian yang mendengar Vito menghina Juli, seketika bangkit dari duduknya. Dia mencengkram kerah baju Vito dengan tatapannya yang menyala.

"Jaga ucapan lo bang***t"

Duack

Satu pukulan mendarat di pelipis mata Vito hingga membuat Vito terjungkal ke lantai.

"Gaya lo sok cool tapi ucapan lo kayak banci bang***t" Ucap Rian marah.

"Rian lepasin" Ucap Juli lirih.

"Tapi dia sudah menghina lo Jul, gue nggak terima" Ucap Rian marah.

"RIAN GUE BILANG LEPASIN. LO BUDEK APA GIMANA SIH" Teriak Juli.

"Sialan" Umpat Rian melepaskan cengkramannya dari Vito. Dia melihat sekilas ke arah Juli lalu berjalan keluar dari ruang UKS.

Juli menghela nafas panjang lalu berjalan ke arah Vito. Dia menarik tangan Vito dan membawa Vito duduk di ranjang UKS. Juli berjalan mengambil kotak P3K di laci lalu membawanya ke arah Vito.

💥💥💥

Hai hai hai...

Gimana seru nggak nih ceritanya.

Maaf ya jika masih ada typo. Nanti aku usahakan untuk lebih teliti lagi.

Tips untuk jajan Authornya kakak, jangan lupa ya..😁

👍 Like

♥️ Favorit

💬 Komen

⭐⭐⭐⭐⭐ bintang 5 juga.

Selamat membaca ya kak

Terima kasih banyak

See you next part

😊😊😊🙏🙏🙏🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!