NovelToon NovelToon

Jangan Benci Aku

Bab 1 Kemping

Naura adalah seorang gadis cantik yang baru berusia 17 tahun, Naura saat ini berstatus sebagai seorang siswi SMA di sebuah sekolah yang lumayan ternama. Naura merupakan siswi kelas 2 dan dia juga adalah siswi pintar.

Kehidupan Naura sangat menyedihkan, bisa dibilang siksaan dan hinaan adalah teman sehari-hari untuk Naura.

Ibu Naura pergi meninggalkan Naura di saat Naura berusia 1 tahun, kehidupan Naura yang sederhana membuat Ibunya tega meninggalkan Naura dan Ayahnya.

Dulu Ayah Naura bekerja sebagai karyawan biasa tapi sekarang Ayah Naura sudah diangkat menjadi manager dan Ayah Naura sudahenikah lagi dengan janda beranak satu.

Mama tiri Naura sangatlah jahat, di saat Ayahnya bekerja, Naura selalu disuruh ini itu tapi di saat Ayahnya di rumah, Naura diperlakukan dengan baik seperti tidak terjadi apa-apa.

Saat ini semuanya sedang sarapan...

“Yah, minggu depan Naura ada kegiatan kemping,” ucap Naura dengan menundukkan kepalanya.

“Oh iya.”

“Iya, dan Naura belum bayar Yah.”

“Berapa ongkosnya?”

“200 ribu, Yah.”

Ayah Naura pun mengeluarkan uang dari dompetnya dan memberikan dua lembar pecahan seratus ribuan.

“Ini buat ongkosnya.”

Naura pun menerima uang itu, tapi Naura tampak mengerutkan keningnya karena Ayahnya justru memberikan uang 400 ribu.

“Yah, ini terlalu banyak, Naura hanya minta 200 ribu saja buat ongkos.”

“Tidak apa-apa, sisanya untuk bekal kamu kemping.”

“Terima kasih, Yah.”

“Sama-sama, sayang.”

Ayah Andi mengusap kepala anaknya dengan penuh kasih sayang, berbeda dengan Risma sang Ibu tiri, ia terlihat sangat kesal.

“Ayah, Mona juga mau beli buku, minta uangnya dong!” seru Mona tidak mau kalah.

“Berapa Nak?”

“500 ribu.”

“Hah, kok banyak sekali, buku apa harganya sampai semahal itu?” tanya Ayah Andi bingung.

“Banyaklah Yah, berbagai macam buku, kenapa, Ayah tidak percaya sama Mona?” kesal Mona.

“Ayah, kok gitu sih? Naura saja langsung di kasih uang masa Mona minta untuk beli buku, Ayah tidak kasih,” ucap Mama Risma kesal.

“Bukanya begitu, Ayah bingung saja buat beli buku kok mahal banget.”

Ayah Andi pun kemudian mengeluarkan kembali uangnya dan memberikannya kepada Mona.

“Terima kasih, Ayah.”

Mona adalah adik tiri Naura, saat ini Mona duduk di kelas 3 SMP tapi sifat Mona sangat menurun dari Mamanya, Mona selalu berkata kasar kepada Naura.

Naura ke sekolah selalu naik angkot, Naura pun sampai di sekolah.

“Hai Ra!” sapa Rani yang merupakan sahabat Naura.

“Hai Ran.”

“Bagaimana, kamu jadi ikut camping, kan?”

“Jadi dong.”

“Asyik.”

Kedua gadis cantik itu pun berjalan beriringan menuju kelas, Naura termasuk siswi yang cantik banyak sekali laki-laki yang menyukai Naura tapi Naura tidak pernah menanggapinya, Naura masih belum mau pacaran, dia ingin fokus sekolah dulu.

***

1 minggu kemudian...

Naura sudah bangun dari sejak subuh, karena Naura memang terbiasa bangun subuh.

Mama tirinya sudah mengancam Naura, kalau Naura tidak membereskan pekerja rumah terlebih dahulu, maka Naura tidak boleh pergi camping.

“Alhamdulillah, akhirnya selesai juga,” batin Naura.

Naura pun segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya karena Naura harus segera siap-siap pergi ke sekolah.

Beberapa saat kemudian, Naura pun sudah siap.

“Naura! Naura!” teriak Mama Risma.

Naura pun segera keluar dari kamarnya dan menghampiri Mama tirinya itu.

“Iya Ma, ada apa?” tanya Naura.

“Kenapa baju ini tidak kamu cuci!” bentak Mama Risma.

“Maaf Ma, Naura sudah kesiangan, Naura janji, pulang kemping Naura cuci atau mau Naura bawa ke laundry saja,” sahut Naura.

“Tidak-tidak, itu terlalu lama soalnya besok Mama mau pakai baju ini, pokoknya Mama tidak mau tahu, kamu harus cuci sekarang kalau tidak, kamu tidak boleh ikut kemping,” ancam Mama Risma.

“Tapi Ma----“

“Cuci sekarang!” bentak Mama Risma dengan melempar baju kotor itu ke wajah Naura.

Mama Risma pun pergi tanpa rasa bersalah, sedangkan Naura terpaksa harus menuruti keinginan Mama tirinya itu karena kalau tidak, dia tidak boleh ikut kemping padahal kemping adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh Naura.

Naura melihat jam yang melingkar di tangannya, masih ada waktu setengah jam lagi, hingga akhirnya Naura pun dengan cepat mencuci baju Mamanya itu.

Setelah selesai mencuci baju, Naura pun segera berangkat. Ayah Naura saat ini sedang ke luar kota, jadi Mama dan adik tirinya leluasa untuk menyiksa Naura.

“Ya ampun, tinggal 10 menit lagi mana angkotnya tidak ada, bagaimana ini? Pasti aku ditinggalin,” gumam Naura.

Naura pun berdiri di pinggir jalan dengan perasaan was-was karena angkot yang dia tunggu belum juga muncul.

Sementara itu di sekolah, semua orang sudah duduk di dalam bus, sedangkan Rani belum juga masuk bus karena menunggu kedatangan Naura.

“Naura belum datang juga, Ran?” tanya Christian yang merupakan ketua OSIS itu.

“Belum Kak.”

“Sudah kamu telepon?”

“Sudah Kak, tapi ponselnya tidak aktif.”

“Bagaimana ini, ini sudah waktunya berangkat.”

“Tunggu Kak, 10 menit lagi kasihan Naura mungkin saat ini dia sedang terjebak macet,” rengek Rani.

“Baiklah, 10 menit saja kalau lewat 10 menit, terpaksa kita tinggal.”

“Iya Kak, terima kasih.”

Christian merupakan ketua OSIS yang tampan, banyak yang menyukainya tapi sayang Chris hanya menyukai Naura.

Sudah beberapa kali Kris mengatakan cinta kepada Naura, tapi beberapa kali juga Naura menolaknya dengan alasan tidak mau pacaran dulu tapi Chris tetap sabar menunggu Naura.

Hingga akhirnya tidak lama kemudian, sebuah angkot berhenti dan Naura segera turun dari dalam angkot itu.

“Astaga Naura, aku khawatir banget kalau kamu gak jadi ikut, soalnya ponsel kamu tidak aktif,” seru Rani.

“Maaf Ran, ponsel aku lupa aku aktifkan.”

“Ya sudah, buruan kita masuk soalnya kita harus segera berangkat.”

Akhirnya Rani dan Naura pun masuk ke dalam bus.

“Kamu kemana saja sih? Lama banget, kami semua sudah hampir jemuran nungguin kamu!” sentak Siska.

“Maaf Sis, tadi aku nunggu angkot lama,” sahut Naura.

“Sudah-sudah, yang penting sekarang Naura sudah datang jadi sekarang kalian kembali duduk,” seru Chris.

“Maafkan aku, Kak,” seru Naura dengan menundukkan kepalanya.

“Tidak apa-apa, aku ngerti kok.”

Akhirnya bus pun mulai melaju menuju daerah Sukabumi tempat di mana mereka akan melaksanakan Kemping.

Selama dalam perjalanan, semuanya bernyanyi-nyanyi riang gembira, mereka sangat bahagia karena Kemping merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan untuk mereka.

Tidak membutuhkan waktu lama, Naura langsung tertidur dan Kris memperhatikan wajah Naura yang terlihat cantik itu.

“Sampai kapan aku harus menunggumu, Naura?” batin Chris.

Chris sudah sejak lama menyukai Naura, tapi Naura belum juga mau membuka hatinya, entah sampai kapan Naura mau membuka hatinya untuk Chris dan Chris akan selalu menunggunya.

*

*

*

Yuk guys, jangan lupa rate 🌟 5, tap tanda ❤️, like 👍, komen ✉️, gift 🎁, vote🎟️

Bab 2 Tragedi Kemping

Setelah melakukan perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya bus rombongan sekolah Naura sampai di bumi perkemahan Sukabumi.

Naura dan Rani turun dari bus dan dengan senangnya merentangkan kedua tangannya.

“Wah, udaranya segar banget,” ucap Naura.

“Iya, di Jakarta kita sudah jarang sekali menghirup udara sesegar ini,” sahut Rani.

Naura dan Rani pun hendak melangkahkan kakinya tapi Siska dan teman-temannya dengan sengaja menyenggol tubuh Naura sehingga Naura terjerembab ke tanah.

“Ya ampun Siska, kamu itu kenapa sih selalu saja bikin masalah!” bentak Rani.

“Memangnya kenapa? Suka-suka dong,” sahut Siska dengan sinisnya.

Siska dan teman-temannya langsung meninggalkan Naura tanpa rasa bersalah.

Chris yang melihat itu, langsung menghampiri Naura dan membantu Naura bangun.

“Kamu tidak apa-apa, Ra?” ucap Chris.

“Tidak apa-apa kok, Kak.”

Akhirnya semuanya berjalan menuju tempat perkemahan. Sesampainya di tempat yang dituju, semua siswa langsung mendirikan tenda masing-masing.

“Aku bantuin, ya,” ucap Chris.

“Kak Chris, tahu aja kalau kita gak bisa buat tenda,” sahut Naura cengengesan.

“Tahu dong, Cuma isi hati kamu saja yang belum aku tahu,” ucap Chris.

Seketika Naura terdiam, bukan sekali dua kali Chris menyatakan cintanya kepada Naura tapi Naura belum bisa menerima Chris dengan alasan Naura merasa tidak pantas menerima cinta dari laki-laki sempurna seperti Chris.

Siska yang melihat Chris membantu Naura merasa sangat kesal.

“Kurang ajar, si Naura selalu saja cari perhatian Kak Chris, awas kamu Naura, aku akan membuat perhitungan denganmu karena kamu sudah berani mendekati Kak Chris ku,” batin Siska.

Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Chris pun selesai mendirikan tenda untuk Naura dan Rani.

“Yee..akhirnya jadi juga tenda kita, terima kasih Kak Chris,” ucap Rani senang.

“Sama-sama.”

Chris duduk di bawah pohon, dan Naura membawakan sebotol minuman untuk Chris.

“Ini minuman untuk Kak Chris, karena sudah membantu mendirikan tenda,” ucap Naura.

“Terima kasih, Ra.”

Naura duduk di samping Chris dan Chris langsung meminum air yang dibawakan Naura sampai tandas.

“Astaga, Kak Chris, haus?”

“Iya, haus banget.”

Sesaat keduanya terdiam, tidak tahu apa yang harus dikatakan.

“Ehmm...Ra, apa kamu masih tidak mau menerima cintaku?” ucap Chris tiba-tiba.

Naura menoleh ke arah Chris, untuk beberapa detik kedua mata itu saling menatap hingga Naura tersadar dan langsung memalingkan wajahnya.

“Kenapa Kakak suka sama aku? Padahal masih banyak perempuan yang jauh segala-galanya dari aku?” ucap Naura.

“Memangnya cinta butuh alasan ya? Cinta itu memang aneh Ra, tidak mengenal tempat, waktu, dan siapa pun, kalau sudah cinta ya cinta karena hati tidak bisa dipaksakan harus kepada siapa dia berlabuh,” sahut Chris.

“Tapi aku tidak pantas untuk Kak Chris.”

“Tidak pantasnya di mana?”

“Kak Chris itu laki-laki paling sempurna yang pernah aku temui, sudah tampan, kaya raya, dan juga pintar, sedangkan aku, aku hanya anak orang miskin bahkan Ayah aku hanya seorang karyawan biasa, aku tidak pantas mendapatkan cinta dari Kak Chris,” sahut Naura.

Chris menggenggam tangan Naura membuat Naura tersentak.

“Aku tidak peduli kamu anak siapa, yang penting aku mencintaimu karena aku tidak melihat kamu dari latar belakang keluarga kamu.”

“Tapi Kak----“

“Aku hanya mencintaimu dan aku tidak mau perempuan mana pun.”

Naura menundukkan kepalanya, perlahan Chris mengangkat dagu Naura supaya melihat ke arahnya.

“Apa kamu tidak percaya akan ketulusan cintaku? Aku benar-benar serius denganmu, Ra. Jadi, untuk kesekian kalinya aku ingin mengatakan, maukah kamu menjadi pacarku?”

Naura menatap mata kecoklatan milik Chris, memang tidak ada kebohongan dalam mata Chris, hingga akhirnya Naura pun menganggukkan kepalanya.

“Apa itu artinya, kamu menerima cintaku?”

“Iya Kak, aku terima Kakak.”

Chris sangat bahagia sampai-sampai dia menciumi tangan Naura saking bahagianya.

“Kak, jangan begini, malu.”

Chris tersadar dan akhirnya tersenyum ke arah Naura, sungguh Chris sangat bahagia, akhirnya hal yang dia tunggu-tunggu datang juga, Naura menerima cintanya.

Malam pun tiba...

Naura dan yang lainnya sedang menyalakan api unggun, semuanya bernyanyi riang dan Chris yang memainkan gitarnya, bahkan Naura pun ikut bernyanyi dan saling melempar senyum dengan Chris membuat Siska mengepalkan tangannya.

“Awas kamu Naura, kamu akan menerima akibatnya karena sudah mendekati Kak Chris,” batin Siska.

Tidak terasa malam semakin larut, dan Chris mengumumkan untuk semuanya beristirahat karena besok kegiatan camping akan dimulai.

Akhirnya semua siswa mengikuti arahan Chris untuk beristirahat.

***

Keesokan harinya...

Tempat kemping Naura itu tidak jauh dengan sungai, Naura yang biasa bangun pagi segera mengambil handuk dan baju ganti.

“Kamu mau ke mana, Naura?” tanya Bu Nia.

“Eh, Bu Nia, Naura mau mandi ke sungai itu.”

“Airnya seger loh Ra, Ibu juga barusan baru saja mandi di sana.”

“Iyakah? Ya sudah, Naura mandi dulu ya, Bu.”

“Jangan lama-lama, Naura.”

“Iya Bu.”

Naura segera melangkahkan kakinya menuju sungai itu dan sesampainya di sungai, Naura pun segera berenang. Memang benar apa yang dikatakan Bu Nia, airnya seger banget.

Sementara itu di atas sungai itu ternyata ada sebuah tenda yang entah milik siapa.

Seorang pria tampan keluar dari tenda itu dengan mata yang memerah, pria itu duduk di pinggir tendanya sembari meminum minuman beralkohol.

Pria itu menatap ke bawah dan melihat ada seorang wanita cantik yang sedang asyik berenang, tiba-tiba hasrat pria itu pun muncul melihat Naura, padahal Naura masih memakai pakaian lengkap berenang di sana.

Perlahan pria itu turun hendak menghampiri Naura, dengan langkah gontai karena pengaruh minuman beralkohol, pria itu semakin mendekati Naura yang saat ini sedang mengeringkan rambutnya.

Naura tersentak, saat sebuah tangan menarik tangan Naura.

“Siapa kamu?” ucap Naura ketakutan.

“Ikut aku.”

“Tidak mau, tolong! Tolong!” teriak Naura.

Pria itu langsung membekap mulut Naura sembari menyeret tubuh Naura dan membawanya ke tempat sepi.

Naura berontak sekuat tenaga, tapi tenaga Naura kalah meskipun pria itu sedang di bawah pengaruh alkohol, tapi tenaganya masih kuat.

Pria itu menghempaskan tubuh Naura ke semak-semak membuat Naura ketakutan.

“Kamu siapa? Dan mau apa?” ucap Naura.

Pria itu tersenyum penuh arti, pria itu terus saja memaksa Naura, begitu pun dengan Naura yang terus berontak sembari minta tolong tapi usahanya sia-sia, tenaga Naura kalah hingga akhirnya pria itu berhasil merenggut kesucian Naura.

Setelah puas, pria yang terlihat tampan itu memakai kembali celananya dan Naura hanya bisa menangis dengan tubuh yang bergetar.

“Terima kasih, sudah membuat pagi hariku sungguh sangat nikmat,” ucap pria itu dengan senyumannya.

“Laki-laki biadab, laki-laki brengsek, aku do’akan kamu tidak akan pernah hidup bahagia seumur hidup kamu!” teriak Naura dengan deraian airmata.

Pria itu tidak memperdulikan teriakan Naura, pria itu melangkahkan kakinya meninggalkan Naura dengan tawa yang sangat menjijikan bagi Naura.

Bab 3 Kesakitan Hati Naura

Naura menangis tersedu-sedu, sungguh nasibnya begitu sangat menyedihkan, dengan langkah yang tertatih-tatih, Naura pun hendak kembali ke tenda tapi karena Naura tidak hati-hati, akhirnya Naura terpeleset dan jatuh dengan kening membentur batu.

Seketika keningnya mengeluarkan darah, penglihatan Naura mulai buram dan akhirnya Naura jatuh tak sadarkan diri.

Sementara itu, si pria tampan itu kembali ke tendanya dengan senyuman yang terus tersungging di bibirnya.

“Kamu kenapa Tristan, senyum-senyum seperti itu? Terus kamu dari mana?” tanya Mike.

Tristan duduk di depan tendanya, lalu mengeluarkan sekotak rokok dari saku jaketnya kemudian menyalakan rokok itu dan menghisapnya dengan santai, tanpa menjawab pertanyaan dari Mike.

“Otak kamu masih normal, kan?” tanya Mike.

“Maksud kamu apa, Mike?”

“Kali aja otakmu jadi terganggu gara-gara kamu di putuskan oleh Dinda,” sahut Mike.

Lagi-lagi Tristan hanya menyunggingkan senyumannya, dan itu membuat Mike merasa bingung.

“Ayo kita siap-siap, kita pulang, sudah cukup mengasingkan dirinya, besok kita mulai kuliah lagi, gak enak bolos terus ujung-ujungnya aku juga yang dimarahi sama Papamu,” ucap Mike dengan kesalnya.

Dua pria tampan yang bernama Tristan dan Mike itu, akhirnya membereskan barang-barang yang mereka bawa. Sebenarnya mereka sudah tiga hari kemping di sana, Mike terpaksa menemani Tristan yang saat ini sedang patah hati karena baru saja diputuskan oleh pacarnya.

Setelah semuanya beres, kedua pria tampan itu akhirnya meninggalkan tempat itu, sesaat Tristan menoleh ke arah tenda yang berjajar di bawah, sudut bibirnya kembali terangkat saat mengingat kejadian barusan.

Berbeda halnya di tempat kemping Naura, Chris dan Rani panik karena Naura belum juga kembali.

“Ran, memangnya kamu tidak tahu ke mana Naura pergi?” tanya Chris.

“Aku tidak tahu Kak, soalnya pas aku bangun, Naura sudah tidak ada,” sahut Rani.

“Astaga, ke mana Naura?” gumam Chris.

Tiba-tiba Bu Nia menghampiri Chris dan Rani yang terlihat cemas itu.

“Kalian kenapa? Kok, wajah kalian terlihat cemas seperti itu?” tanya Bu Nia.

“Begini Bu, Naura tidak ada,” sahut Chris.

“Apa? Naura belum kembali juga!”

Chris dan Rani saling pandang satu sama lain.

“Maksud Ibu apa? Ibu tahu Naura ke mana?” tanya Rani.

“Iya, tadi pagi-pagi banget Naura izin sama Ibu mau mandi di sungai dan Ibu bilang jangan terlalu lama, tapi sampai sekarang Naura belum kembali juga?” tanya Bu Nia.

“Belum Bu.”

“Ya sudah, kalau begitu aku cari Naura dulu ke sungai,” ucap Chris.

“Aku ikut, Kak.”

Rani pun segera berlari menyusul Chris, keduanya menuju sungai. Setelah sampai di sungai, Chris dan Rani mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Naura.

“Naura, kamu ada di mana?” teriak Chris.

Rani pun ikut berteriak memanggil nama Naura tapi sayang, tidak ada sahutan sama sekali dari Naura, hingga pandangan Rani tertuju ke sebuah batu besar dan terdapat handuk Naura di sana.

“Kak, itu kan handuk punya Naura,” tunjuk Rani.

Chris segera menuju batu besar itu, dan benar saja itu adalah handuk Naura tapi Naura tidak ada di sana.

“Ini handuk Naura, Kak.”

“Terus, Nauranya ke mana?” tanya Chris khawatir.

“Naura! Naura!”

Chris dan Rani terus saja berteriak memanggil nama Naura, sehingga perlahan Naura pun tersadar. Naura memegang kepalanya yang terasa sangat sakit, Naura ingin sekali bangun tapi Naura benar-benar tidak kuat untuk menggerakkan tubuhnya.

“Kak, itu Naura!” teriak Rani.

Benar saja, Naura tergeletak di atas bebatuan.

“Naura.”

Chris dan Rani segera berlari menghampiri Naura, Chris dengan paniknya langsung memeluk tubuh Naura.

Di sibaknya rambut panjang Naura yang sudah menutupi wajah Naura, dan betapa terkejutnya Chris dan Rani saat melihat kening Naura berdarah dan airmata Naura terus saja mengalir.

“Astaga Naura, kamu kenapa?” tanya Chris panik.

“Kak Chris,” lirih Naura dengan deraian airmatanya.

Tanpa menunggu lagi, Chris pun mengangkat tubuh Naura dan membawanya ke tenda. Naura melingkarkan tangannya di leher Chris dan menyembunyikan wajahnya di dada Chris.

“Aku semakin tidak pantas untukmu, Kak, apalagi sekarang aku sudah tidak suci lagi,” batin Naura.

Sesampainya di tenda, semuanya tampak panik dengan keadaan Naura. Chris merebahkan tubuh Naura di dalam tendanya, dan Rani segera mengambil kotak P3K untuk mengobati luka di kening Naura.

“Sebenarnya kamu kenapa Ra, kening kamu sampai berdarah seperti ini?” tanya Rani.

Naura tidak menjawab pertanyaan Rani, tatapannya kosong dengan airmata yang terus saja mengalir di kedua matanya.

Rani tidak berani bertanya lagi, dia tahu kalau sudah terjadi sesuatu kepada Naura tapi Rani tidak mau banyak bertanya, lama-kelamaan Naura pasti juga akan cerita kepadanya.

Hari ini Naura tidak bisa mengikuti acara pertamanya karena Naura harus istirahat. Naura membayangkan kejadian tadi pagi membuat Naura terus saja menangis.

“Laki-laki biadab, bajingan, aku do’akan kamu tidak akan pernah bahagia,” gumam Naura dengan penuh amarah.

Sementara itu di dalam sebuah mobil, Tristan dan Mika akan kembali ke Jakarta. Tristan sudah mulai sadar, karena dia sudah cuci muka dan otaknya sedikit sudah nyambung.

“Mike, gawat Mike.”

“Ada apa? Gawat kenapa?” tanya Mike bingung.

“Tadi aku sudah melakukan hal yang sangat menjijikan,” sahut Tristan.

“Hal menjijikan apa maksudmu?”

“Aku sudah memperkosa anak SMA yang tadi sedang kemping,” sahut Tristan.

Seketika Mike menghentikan mobilnya saking terkejutnya, untung saat ini jalanan sepi.

“Gila kamu, Tristan, bagaimana kalau gadis itu melaporkan kamu? Dan bagaimana kalau gadis itu hamil?” sentak Mike panik.

“Tadi aku terpengaruhi minuman beralkohol Mike, jadi aku tidak sadar. Tidak, gadis itu tidak akan bisa melaporkanku karena dia tidak tahu siapa aku,” sahut Tristan.

Mike mengusap wajahnya kasar. “Astaga Tristan, kamu sudah membuat masalah, bagaimana kalau gadis itu sampai hamil dan mencari keberadaan kamu? Secara, kamu adalah adalah seorang pengusaha kaya raya dan terkenal, jadi tidak sulit untuk mencari kamu!” sentak Mike dengan kesalnya.

“Ya, mau bagaimana lagi, Mike? Semuanya sudah terjadi, lagi pula gadis itu gak mungkin hamil, masa melakukannya baru sekali bisa hamil,” sahut Tristan santai.

“Astaga Tristan, tidak ada yang tidak mungkin, sejak malam kan, aku sudah peringatkan, jangan minum terlalu banyak ini nih akibatnya.”

“Sudahlah, gak usah dipikirkan anggap saja tidak terjadi apa-apa. Buruan jalan jangan kebanyakan mikir,” ucap Tristan.

Mike hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, Mike tidak menyangka kalau sahabatnya itu akan melakukan hal yang begitu menjijikan.

Akhirnya Mike pun mulai melajukan kembali mobilnya menuju Ibu kota, entah apa yang akan terjadi ke depannya, Mike cuma hanya bisa berdo’a supaya Tristan tidak mendapatkan karma atas apa yang sudah dia lakukan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!