Di sebuah Desa yang tidak begitu jauh dari perkotaan hidup seorang gadis bernama Nara, ya dia seorang gadis desa berparas cantik dan manis, hal itu pasti tersirat dalam pikiran setiap orang ketika melihatnya.
Nara hidup bersama kedua orang tuanya dan satu adik laki-laki nya, dia adalah anak pertama. Kesan anak pertama itu lah yang membuat seorang Nara menjadi gadis yang pemberani dan berkeinginan tinggi. Dia bertekad ingin melanjutkan pendidikannya hingga lulus kuliah. Sekarang dia duduk di bangku kelas 3 sekolah menengah kejuruan.
Inilah awal mula cerita seorang Nara dimulai, di bangku sekolahnya dia memiliki circle pertemanan yang bisa dikatakan circle paling menarik banyak perhatian. Mereka adakah Windy, Ara, Dito, Arya, dan Ikta. Memang diantara beberpa murid yang lain, circle Nara merupakan yang paling populer, mereka dekat dengan guru, berprestasi, dan sangat aktif diberbagai kegiatan sekolah. Namun siapa sangka seiring mereka yang terlalu merasa percaya diri, mereka terbawa dalam pengaruh-pengaruh negatif juga.
Bermula dari kehidupan sekolah seperti biasa, Nara selalu berangkat bersama dengan Arya karena mereka merupakan saudara sepupu jadi mereka sering kemana-mana bersama.
Hampir setiap pagi Nara ke rumah Arya untuk membangunkannya untuk segera berangkat sekolah, kebetulan memang rumah mereka berdekatan.
"Arya, buruan bangun ini udah siang banget nanti telat" ucap Nara yang terus berusaha membangunkan Arya.
"enghhh" hanya itu yang keluar dari mulut Arya ketika menanggapi Nara.
Tak lama kemudian Arya pun beranjak dari kasurnya, dengan jalan yang masih sempoyongan.
"buruan mandi gih, ditungguin ga pake lama" ucap Nara.
"iyaa, bawel amat sii cewe" balas Arya sambil berjalan menuju kamar mandi.
Setelah beberapa lama, mereka pun berangkat sekolah bersama. Sampainya di sekolah, seperti bisa mereka langsung menghampiri teman-temannya.
"Woy dit, tumben lo berangkat pagi" ucap Arya menyapa Dito.
"lo aja yg suka berangkatnya kesiangan, dasar" balas Dito jengkel.
Ara, Windy, dan Ikta menghampiri mereka bertiga yg sedang berdiri di dekat gerbang sekolah itu.
"kantin kuy" ucap Windy mengajak kelima temannya untuk pergi ke kantin.
"skuyy" balas Nara yg segera berjalan menuju kantin, diikuti oleh kelima temannya.
Mereka pun berjalan ke kantin.
Seperti biasa memang sebelum bel masuk pertama berbunyi mereka selalu ke kantin terlebih dahulu untuk sekedar makan atau hanya berkumpul saja.
Sampai di kantin dan mereka segera mencari tempat duduk.
"heh lo semua kepikiran ga buat ngelanjutin kemana abis lulus dari sekolah ini?" tanya Ara yg tiba-tiba kepikiran saat lulus nanti.
"hah baru aja mau pertengahan semester loh" balas Ikta.
"tapi bener juga sih, gue jadi kepikiran mau kemana abis lulus sekolah" timpa Windy yang menanggapinya sambil bengong. Keenam sekawan itu sontak terjebak dalam pikiran masing-masing mengenai hal itu.
"Gue kayanya mau kuliah deh" ucap Nara yang masih terus berpikir.
"kuliah dimana? Gue juga mau kuliah tapi masih bingung" tanya Windy.
"brakk" suara gembrakan meja yg dipukul dengan tangan oleh Arya.
"hayo loh pada bengong semua". timpalnya yg melihat semua temannya yg sedang bengong bersamaan.
Sontak mereka semua kaget
"anjir lo, kaget gue" ucap Dito yg kesal pada Arya.
"iya nih bikin jantungan aja" balas Ara.
"lagian lo semua bengongnya kompakan banget" timpal Arya sambil tertawa.
Tak berapa lama bel masuk pun berbunyi.
"tuh kan ga sempet gue makan gara-gara lo pada bengong semua" ucap Arya sambil berjalan meninggalkan mereka.
"lah apa urusannya, makan yaa makan aja kali" balas Ikta pada Arya.
Mereka pun masuk ke kelas masing-masing, karena mereka berbeda jurusan. Arya dan Dito jurusan RPL, Ara dan Ikta jurusan Kuliner, sedangan Nara dan Windy jurusan Administrasi.
Setelah berada di kelas Nara dan Windy mengikuti pelajaran dengan sangat rajin. Tidak terasa waktu istirahat pun tiba.
"win, ke kantin yu!" ajak Nara pada Windy seraya menarik tangannya. "iya tunggu dulu, jangan maen tarik tarik aja" balas Windy. "lagian lo lama banget sih cuman beresin buku doang" timpal Nara dengan menunjukan mata jengahnya. Mereka pun pergi ke kantin.
"yg lain mana ya? kok belum pada dateng tumben" ucap Windy. "masih ada guru kali di kelasnya" timpa Nara.
"yauda kita pesen makan duluan aja yuk, udah laper banget nih!" ajak Windy sambil mencari cari ke sekeliling makanan apa yg hendak mereka pesan.
Dari kejauhan terlihat 4 orang yang jalan beriringan, ya itu sekumpulan circle mager. Oiya circle mereka namanya tim mager, karena sesuai keadaannya mereka bisa dibilang sangat mageran orangnya.
"bi baksonya 2 ya!" ucap Arya pada bibi kantin sambil duduk menghampiri Nara dan Windy. "lo berdua udah lama di kantin?" tanya Ara pada Nara dan Windy. "lumayan lah, tumben sih lo pada lama keluar kelasnya" jawab Nara. "iya nih, tadi pelajaran kewirausahaan bu Indah lama banget, bete gue lama lama sama tuh guru" timpal Ikta yg terlihat jengkel.
Makanan yg mereka pesan pun tiba, sembari makan mereka mengobrol perihal pulang sekolah nanti.
"Pulang sekolah kita kemana ya enaknya?" tanya Dito pada circlenya itu. "gue pengen muncak deh" ucap Nara sambil memikirkan kegiatan muncak yg memang itu adalah hobinya. "Apaan sih lo, masa tiba-tiba mau muncak" timpal Arya. "yaa gapapa kali, suka suka gue" balas Nara yg selalu ribut dengan Arya.
Ditengah pembicaraan mereka, Nara spontan menceritakan kisah cintanya yg baru saja tumbuh. "eh guys gue mau cerita deh, lo semua tau kan gebetan gue yg dari sekolah sebelah?"tanya Nara pada teman-temannya. " kenapa lo? udah jadian kah?" tanya balik Windy pada Nara. "yah paling cuman sampe deket terus ngilang" timpa Ikta yg seakan sudah paham dengan kisah percintaan Nara.
"ih bukan gitu, gue ngerasa makin deket sama dia. apa gue jadian aja gitu?" ucap Nara sambil senyum senyum sendiri.
"terserah lo lah, lo kan yg mau pacarannya juga" balas Dito. "sewot amat lo balesnya, biasa aja kali" ucap Nara pada Dito.
"ah udah ah gue udah beres makannya mau siap-siap buat balik" ucap Arya tiba-tiba. "balik mulu pikirannya" Ucap Ara. "yauda yuk, gimana kalo hari ini kita bolos aja dipelajaran ketiga?" ajak Windy pada teman-temannya itu.
Sontak siapa yg tidak setuju dengan ajakan Windy tersebut. Mereka kemudia ke kelas masing-masing untuk mengambil tasnya, dan janjian di belakang sekolah sesudah itu.
Ya kehidupan mereka dibangku sekolah menengah itu berubah drastis setelah masuk kelas 3 ini. entah apa yg membuat mereka begitu. Sampai-sampai mereka sering dipanggil guru BK dan kesiswaan karena kelakuan mereka itu. Mungkin karena perubahan masa pubertas dan lingkungan di sekitar yg membuat mereka berubah.
Saat sudah berkumpul di belakang sekolah, mereka melancarkan aksinya untuk kabur. Mereka memanjat tembok dinding sekolah dengan sangat lihai seakan sudah terbiasa. Mereka tahu suasana, mereka pasti melihat ke sekeliling untuk berjaga-jaga ditakutkan ada yg melihat aksi mereka dan melaporkannya ke guru.
"gedubrakk" "aww sial, kenapa harus meleset sih" ucap Ikta yg tidak mendarat dengan sempurna. "hahahaha, lagian lo buru-buru amat, santai aja kali" ucap Ara sambil tertawa, dan yg lain pun menertawakan Ikta yg terjatuh.
"udah ah, yuk buruan keburu ada yg liat bahaya" ajak Nara pada mereka. sebenarnya mereka masih bingung akan pergi kemana setelah itu, tapi mereka tetap jalan saja menuju parkiran motor. Ya mereka tidak menyimpan motor mereka di parkiran sekolah, karena sulit bagi mereka jika akan kabur dari sekolah jika parkir motor disana pikir mereka.
"eh bentar, ngomong-ngomong kita mau kemana dulu nih?" tanya Arya. "kayanya karaoke enak sih" balas Windy sambil membayangkannya.
"gak salah lagi, gas aja lah, bete gue pengen teriak-teriak" ucap Ikta. Nara dan yg lain pun langsung tancap gas ke tempat karaoke yg terdekat dengan desa mereka.
Mengingat jika mereka tinggal di Desa yg dekat dengan perkotaan, jadi sudah biasa jika mereka selalu bolos sekolah dan melaju ke arah perkotaan. Disitulah mereka remaja desa namun tidak seperti remaja desa pada umumnya. Bisa dibilang jika mereka itu sangat mudah bergaul dilingkungan perkotaan.
Sesampainya di tempat karaoke, mereka langsung masuk dan memilih ruangan VIP. Disana mereka memesan makanan terlebih dahulu sebelum mulai bersenang-senang ria.
Diam-diam Arya memesan satu botol minuman beralkohol "terima kasih" Ucap Arya seraya mengambil minuman tersebut.
"Lo pesen ini? Gila, kita kesini cuman mau nyanyi-nyanyi doang bukan mau mabok Arya Saputra!" Ucap Nara seketika saat melihat Arya mengambil minuman tersebut.
"Yaelah, nanti juga lo semua pada mau kan? Gausa munafik deh" Tukas Arya sambil meneguk segelas kecil minuman.
"Gue ga dulu ah, suara gue ga merdu kalo minum itu" Ucap Dito yg langsung mengambil mic.
Ara yg paling polos diantara keenam orang itu penasaran dengan rasa minuman beralkohol yg dipesan oleh Arya. "Ya, gue boleh cobain itu ga?" Tanya Ara pada Arya yg penasaran.
"Lo mau coba? Yakin lo? Mending lo tanya dulu tuh sama cewe-cewe, mereka pada mau minum juga ga? Kalo ga, nanti lo yg tepar sendiri males gue" Balas Arya.
"Ihh masa harus ada persetujuan dulu sih" Ucap Ara yg jengkel pada Arya. "Udah lah ra kalo mau coba ya coba aja, lagian kita semua juga minum ko" Ucap Nara yg sudah minum segelas kecil minuman tersebut. "Tapi jangan banyak-banyak!" Ucap Windy yg seketika perhatian pada Ara. "Oke oke siap" Balas Ara.
Tiga jam sudah mereka lewatkan dengan karaoke sekaligus pesta kecil-kecilan. Jam menunjukan pukul 3 sore, dan segera mereka keluar dari tempat itu. Mengingat bahwa mereka bolos sekolah jadi takut ketahuan oleh orang tua mereka jika pulang sore dengan alasan bukan karena tugas sekolah.
Mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Setibanya di rumah, Nara langsung menuju kamar dan membenamkan tubuhnya ke kasur. Dia masih merasa pusing efek dari minuman beralkohol tadi, meskipun meminum sedikit tapi kadar alkoholnya cukup tinggi.
Tok tok tok, suara pintu kamar nara diketuk
"Nara, kamu lagi ngapain? Ayo makan dulu!" Ternyata mamanya yg memanggil. "Bentar maa, Nara mau mandi dulu" Jawab Nara dan segera dia bangkit menuju kamar mandi untuk menghilangkan rasa pusing dengan guyuran air.
Usai mandi dan berganti baju, Nara langsung menghampiri meja makan. Disitu sudah ada mama dan papanya, adiknya sudah lebih dulu meninggalkan meja makan untuk berangkat ngaji.
Baru beberapa suapan tiba-tiba Nara berhenti karena mamanya mengatakan sesuatu. "Nara, kenapa semester ini nilai kamu sangat turun?" Tanya mamanya, "iya, tidak biasanya nilai kamu turun drastis begini" Timpa papanya ikut berbicara. Nara hanya terdiam, mengingat memang dia akhir-akhir ini jarang sekali belajar dan sekolah pun sering bolos.
"Nara, kenapa kamu diam aja?" Tanya mamanya kembali dan menyadarkan Nara dari lamunannya. "Ah, iya ma. Aku kurang fokus belajar, pelajarannya juga susah-susah jadi wajar aja nilai aku turun" Jawab Nara dan kembali melanjutkan makannya. Kedua orang tuanya hanya menggelengkan kepala saja melihat tingkah putrinya itu.
Di sisi lain Windy sedang memainkan ponselnya, dan dia terpikir untuk menelpon Nara.
"Halo! Kenapa win? Tiba-tiba nelpon gue pasti ada maunya ya lo?" Jawab Nara seraya berjalan menuju kamarnya dan mengangkat panggilan dari Windy. "Tau aja lo, gue mau nanya ke lo Nar. Lo kira-kira abis lulus sekolah mau lanjut kuliah dimana?" tanya Windy pada Nara. "Hah, tiba-tiba banget lo. Emang kenapa?" Jawab Nara kembali.
"Jadi gini, gue tadi tiba-tiba ditanyain sama mama gue, katanya mau lanjut kuliah dimana dengan nilai gue yg segitu, gue bingung mau bilang apa sama mama gue Nar" Penjelasan Windy yg sama dirasa pula oleh Nara. "Tar lah Win gue pikir-pikir dulu, gue mau nugas dulu nih, buruan lo juga mending kerjain tugas lo! Deadline besok inget!" Ucap Nara yg langsung mematikan panggilan tersebut.
Nara kembali fokus pada buku dan pulpen yg ditatapnya sembari memikirkan pertanyaan Windy tadi. Sepertinya Nara sudah terpikir akan melanjutkan kemana setelah lulus nanti.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!