NovelToon NovelToon

Putri Kejam Kaisar Tiran

Chapter 01

Novel baru, dilarang spam promo ya, bebas menghujat sepuasnya, tapi mohon untuk tidak memberikan rating buruk. Happy reading all 🙏🙏🙏.

...----------------...

Matahari pagi bersinar dengan begitu indah, angin bersemilir menerbangkan dedaunan kering, hamparan bunga begitu cantik tertata dihalaman taman istana Jiahu. Membuat sepasang insan tersenyum ceria, dia adalah kaisar Wei Huang bersama selir kesayangannya, Xuan Yang yang sedang berjalan-jalan menikmati udara pagi.

Meskipun statusnya hanyalah seorang selir, tapi dialah satu-satunya wanita yang berhasil merebut hati orang nomor satu di kekaisaran Jiahu yang terkenal Tiran itu, dan kini dia tengah mengandung anak buah cintanya bersama sang kaisar.

Xuan Yang adalah putri dari klan kecil yang berada di perbatasan, saat kaisar Wei Huang kembali dari pertempuran dan sedang terluka, Xuan Yang dengan cepat memberikan pertolongan, hingga akhirnya sang kaisar pun jatuh cinta dan membawanya kedalam istana untuk dijadikan selirnya.

Kaisar Wei Huang telah memiliki seorang permaisuri yang bernama Xue Yi, dia adalah putri dari perdana mentri yang telah dijodohkan dengannya sejak kecil, meskipun Xue Yi tidak bisa membuat kaisar Wei Huang jatuh cinta, tapi pernikahan diantara keduanya tak bisa dibatalkan karena tentu saja ini menyangkut harga diri dan juga masa depan kekaisaran Jiahu.

Kaisar tua telah membuat perjodohan sejak kaisar Wei Huang masih berusia 7 tahun, hingga akhirnya saat kaisar Wei Huang naik tahta di usia 20 tahun, mau tak mau dia juga harus menerima pernikahannya dengan Xue Yi dan menjadikan gadis itu sebagai permaisurinya.

Kini kaisar Wei Huang mengambil seorang selir, hingga membuat hati sang permaisurinya begitu tersakiti, terlebih kaisar Wei Huang memperlakukan Xuan Yang lebih dari permaisurinya. Xuan Yang di tempatkan di paviliun Anggrek yang letak nya tak begitu jauh dengan paviliun naga milik kaisar Wei Huang.

Sedangkan sang permaisuri di tempatkan di paviliun Mawar yang letaknya sedikit lebih jauh dari paviliun naga. Kaisar Wei Huang juga membuat paviliun anggrek sama besar dan sama megahnya dengan paviliun Mawar, bahkan dia menempatkan sepuluh orang pelayan untuk mengurus selirnya dan hampir tiga ratus orang prajurit untuk menjaga paviliunnya. Itu adalah jumlah yang sama dengan pelayan dan juga prajurit yang dimiliki sang permaisuri.

Tentu saja hal itu membuat sang permaisuri murka, dia merasa jika sang kaisar telah pilih kasih. Bukankah seharusnya seorang permaisuri memiliki yang lebih dari selirnya? Bahkan kaisar Wei Huang juga lebih banyak menghabiskan waktunya bersama sang selir dibandingkan dengan sang permaisuri.

Pagi ini kaisar Wei Huang telah mengunjungi kediaman selirnya, dia sengaja menyempatkan waktunya untuk mengajak Xuan Yang berjalan-jalan, mengingat ucapan sang tabib yang mengatakan jika seorang ibu hamil harus banyak berjalan-jalan, agar mempermudah kelahiran anaknya.

Xuan Yang dan permaisuri Xue Yi telah sama-sama mengandung, perut mereka telah membesar, namun sepertinya perhatian kaisar Wei Huang hanya tertuju pada sang selir, dia sedikitpun tidak memiliki waktu untuk menemani permaisurinya.

Kedatangan kaisar Wei Huang disambut baik oleh Xuan Yang, wanita hamil itu dengan senang hati menemani sang kaisar untuk berjalan-jalan disekitar taman istana. Dia terlihat begitu bersemangat, hatinya sangat bahagia merasakan perhatian yang begitu besar dati suaminya.

Mereka berjalan-jalan diikuti oleh kasim dan juga beberapa orang pengawal kaisar dibelakangnya, bahkan para pelayan yang tanpa sengaja berpapasan dengan mereka pun terlihat begitu takjub menyaksikan kelembutan dari kaisar yang terkenal tiran dan sangat kejam itu pada selirnya.

Desas desus para pelayan pun akhirnya sampai ditelinga permaisuri, wajahnya langsung menghitam, dia benar-benar tak habis fikir, bagaimana bisa kaisar tunduk pada Xuan Yang? Bahkan permaisuri Xue Yi yang telah dinikahinya selama 2 tahun saja belum pernah diperlakukan dengan begitu lembut oleh sang kaisar. Entah mantra apa yang dimiliki oleh selir itu hingga sanggup membuat sang kaisar bertekuk lutut.

Permaisuri Xue Yi langsung berdiri, dia mengajak para pelayannya untuk berjalan-jalan menikmati udara pagi, meskipun hatinya benar-benar kesal, tapi wajahnya masih menunjukkan senyuman, dia yang selama ini terkenal dengan sifat lemah lembutnya tentu saja harus mempertahankan nama baiknya.

Hanya para pelayan dan juga prajuritnya saja yang mengetahui seperti apa sebenarnya sifat dari sang permaisuri, dia tak kalah kejam dari sang kaisar, bahkan permaisuri kerap kali marah ataupun menyiksa para pelayannya jika melakukan kesalahan.

Akhirnya rombongan permaisuri pun sampai tak jauh dari rombongan kaisar Wei Huang dan juga selir Xuan Yang, mata permaisuri terlihat sangat merah, bahkan tangannya terkepal hingga buku-bukunya memutih dan telapak tangannya terluka karena terkena kuku tajam.

"Dasar wanita ja*ang! Berani sekali dia mempertontonkan kemesraannya bersama yang mulia dihadapan semua orang! Lihat saja nanti, cepat atau lambat aku pasti akan menyingkirkanmu bersama anak sialanmu itu dari istana ini." umpat permaisuri Xue Yi seraya mengelus perut buncitnya.

"Tenanglah permaisuri, hamba yakin tidak lama lagi yang mulia pasti akan sangat membenci selir sialan itu!" itu adalah suara Lian, salah satu pelayan kepercayaannya.

Mata permaisuri mendelik tajam mendengar ucapan Lian, dia sangat tak suka dengan gadis itu yang terlalu berani berbicara omong kosong dihadapannya, bagaimana mungkin dia bisa menyingkirkan Xuan Yang? Sementara dia telah menggunakan berbagai macam trik licik untuk membuat selir itu diusir dari istana, namun pada akhirnya selalu gagal.

Lian yang melihat wajah permaisuri memburuk pun segera mendekat, dia membisikan sebuah rencana kejam pada sang permaisuri hingga membuat wanita itu tersenyum puas. Lian memang paling bisa diandalkan, selain licik, gadis pelayan itu sangat pandai membuat trik.

Permaisuri kembali berjalan dengan sangat anggun, dia sengaja menuju ke arah kaisar Wei huang dan juga selir Xuan Yang, senyuman nya terlihat begitu tulus, sehingga siapa pun yang melihatnya pasti tak akan percaya jika permaisuri adalah orang yang sangat kejam, tidak jauh berbeda dengan sang suami.

"Salam yang mulia." ucap permaisuri Xue Yi seraya berdiri disamping kanan kaisar Wei Huang.

"Permaisuri? Kau disini?" tanya kaisar Wei Huang seraya memperhatikan sang permaisuri dengan sangat intens.

"Benar yang mulia, hamba merasa sedikit bosan, jadi memutuskan untuk berjalan-jalan di taman. Bagaimana kabarmu selir Xuan Yang?" permaisuri menjawab pertanyaan dari sang kaisar seraya bertanya pada selir Xuan Yang.

"Hamba baik yang mulia." Xuan Yang menunduk seraya memberi hormat pada permaisuri Xue Yi, hingga membuat sang permaisuri tersenyum semakin lebar.

'Meskipun kau selir kesayangan kaisar, kau tetap harus menundukkan pandanganmu di hadapanku selir sialan! Kau tidak akan pernah bisa melangkahiku, karena posisimu ada dibawahku.' umpat permaisuri Xue Yi dalam hati.

"Matahari semakin tinggi, akan lebih baik jika kalian berdua kembali ke paviliun." ucap kaisar Wei Huang yang langsung diangguki oleh selir dan juga permaisurinya dengan sangat patuh.

Akhirnya kedua wanita hamil itu pun segera undur diri, permaisuri Xue Yi kembali ke paviliunnya diikuti oleh para pelayannya, sementara Xuan Yang kembali diikuti beberapa orang prajurit kaisar.

Chapter 02

Kaisar Wei Huang berjalan diikuti oleh Kasim kepercayaannya, untuk kembali ke Aula rapat. hari ini Kaisar Wei Huang telah mengundang beberapa orang petinggi kekaisaran untuk membahas tentang penyerangan terhadap kekaisaran sebelah karena tidak mau tunduk kepada kekaisaran Jiahu.

Kedatangan Kaisar Wai Huang telah Ditunggu oleh para petinggi kekaisaran beserta para bangsawan, mereka telah bersepakat untuk melakukan peperangan dikarenakan kekaisaran tiansu tidak ingin tunduk pada kekaisaran Jiahu.

Mereka lebih memilih Jalan pertempuran dibandingkan bertekuk lutut dan mengakui kekalahan kepada kaisar Wei Huang.

"Salam kepada yang mulia Kaisar, semoga yang mulia diberkahi umur panjang." ucap semua orang serempak seraya bersujud, mereka nampak begitu menghormati Kaisar Wei Huang.

Sang Kaisar hanya mengibaskan lengan hanfunya, sebagai tanda bahwa dia menerima hormat dari semua orang. Dia berjalan dengan dagu terangkat menunjukkan keangkuhan dan langsung menduduki kursi kebesarannya.

"Apakah ada kabar dari orang kepercayaan yang dikirimkan ke kekaisaran tiansu?" tanya Kaisar Wei Huang.

Sang Kasim langsung memberikan sebuah gulungan kertas, yang berisi surat yang diberikan oleh Kaisar Lin Zhang, yang merupakan orang nomor satu sekaligus pemimpin dari kekaisaran Tiansu. Kaisar Wei Huang membaca gulungan kertas yang ada di tangannya,tak lama kemudian wajahnya terlihat menghitam, giginya mengeras dan pandangannya menjadi dingin.

Dia sangat tidak senang setelah membaca surat yang dikirimkan oleh kekaisaran Tiansu itu mengingat di dalam surat dinyatakan bahwa kekaisaran Tiansu tidak akan tunduk dan patuh pada kekaisaran Jiahu.

"Sepertinya Kaisar Lin Zhang belum pernah mengetahui, bagaimana prajurit kekaisaran Jiahu berhasil menundukkan banyak sekali kekaisaran maupun kerajaan kecil, sehingga dia berani mengajukan peperangan dibandingkan tunduk dan patuh pada kekaisaranku." ucap Kaisar Wei Huang.

"Yang mulia, hamba memiliki sebuah saran. Jika yang mulia setuju, bagaimana jika kita membuat aliansi pernikahan dengan kekaisaran Tiansu?" sang penasehat istana pun mengeluarkan pendapatnya.

Kaisar Wei Huang melirik ke arah sang penasihat, dahinya terlihat berkerut menandakan bahwa orang nomor satu di kekaisaran Jiahu itu tengah berfikir. Tak lama dia pun mengangguk setuju, Kaisar Wei Huang merasa bahwa apa yang diungkapkan oleh sang penasihat ada benarnya.

"Apakah putri dari Kaisar Lin Zhang itu cukup layak untuk menjadi salah satu selir zhen?" tanya Kaisar Wei Huang.

"Hamba pernah mendengar dari seseorang yang mengatakan jika putri Lin Yue adalah seorang gadis yang sangat cantik, bahkan dia merupakan yang tercantik di seluruh daratan dunia Xingmu ini" jawab sang penasihat.

"Benarkah?" tanya sang Kaisar kembali.

"Benar yang mulia, hamba beberapa kali sempat berkunjung di kekaisaran tiansu, hamba juga pernah bertemu dengan putri Lin Yue"ucap salah seorang bangsawan yang bernama Su Chen.

"Baiklah! Kasim, segera buat surat untuk Kaisar Lin Zhang dan katakan padanya jika zhen menginginkan putrinya menjadi salah satu selir zhen" perintah Kaisar Wei Huang.

"Baik yang mulia," sang kasim dengan patuh menyanggupi perintah yang diberikan oleh kaisar Wei Huang, dia pun segera mengambil kertas dan tinta untuk membuat surat yang akan ditujukan pada Kaisar Lin Zhang dari kekaisaran tiansu.

.

.

di paviliun mawar saat ini, permaisuri Xue Yi kedatangan salah seorang pelayan, dia adalah orang yang sangat dipercayai oleh sang permaisuri untuk memata-matai gerak-gerik dari selir Xuan Yang, pelayan itu nampak membisikkan sesuatu di telinga sang permaisuri.

Tak lama kemudian muncul seorang pemuda berpakaian bangsawan, dia meminta izin untuk bisa bertemu dengan sang permaisuri karena ingin menyampaikan sebuah berita yang sangat penting.

Kedatangan sang tuan muda itu telah Ditunggu oleh permaisuri, tentu saja dia adalah orang yang bekerja sama untuk memata-matai segala sesuatu yang dilakukan oleh sang Kaisar.

Tuan muda Mu Cheng Yi adalah seorang putra dari bangsawan Mu yang menjabat sebagai salah satu Jendral di kekaisaran Jiahu, dia juga memiliki hubungan kekerabatan dengan permaisuri Xue Yi, karena ibu dari Mu Cheng Yi merupakan adik dari ayah permaisuri Xue Yi.

"Apakah ada berita penting yang kau bawa tuan muda?" tanya permaisuri Xue Yi tanpa berbasa-basi.

"Benar Yang Mulia" ucap Mu Cheng Yi seraya menundukan kepalanya.

"Baiklah, pelayan! siapkan teh dan juga cemilan untuk tuan muda Mu Cheng Yi!" perintah permaisuri kepada para pelayannya.

Tak lama kemudian, datanglah beberapa orang pelayan dengan membawa nampan berisi beberapa kue dan juga teh, setelah itu permaisuri segera menyuruh para pelayannya untuk keluar dari ruangan agar dia bisa berbicara dengan tuan muda Mu Cheng Yi.

"Berita apa yang kau bawa tuan muda?" tanya sang permaisuri.

Tuan muda Mu Cheng Yi tersenyum tipis mendengar pertanyaan yang diberikan oleh sang permaisuri kekaisaran Jiahu itu.

"Sepertinya ini merupakan kabar yang kurang begitu bagus yang mulia." ucap tuan muda Mu Cheng Yi.

"Apa maksudmu?" tanya permaisuri, dia terlihat begitu penasaran setelah mendengar ucapan setengah-setengah dari mulut tuan muda Mu Cheng Yi.

"Yang mulia Kaisar Wei Huang berniat untuk menikahi salah satu putri dari Kaisar Lin Zhang yang bernama Putri Lin Yue, dia adalah putri yang sangat cantik dan juga memiliki banyak talenta. Selain pintar dalam hal seni dia juga memiliki kemampuan lain yang tak kalah jika dibandingkan dengan paranona muda atau pun putri-putri kekaisaran lainnya." ucap tuan muda Mu Cheng Yi.

"Talenta Apa maksudmu?" tanya sang permaisuri.

"Yang hamba dengar, Putri Lin Yue adalah gadis yang tangguh, dia memiliki kemampuan untuk bertarung, selain itu dia juga terkenal akan kecantikannya. Bahkan orang-orang mengatakan jika kecantikan Putri Lin Yue melebihi kecantikan para Dewi." ucap tuan muda Mu Cheng Yi seraya menyesap teh nya.

"Apakah itu benar?" tanya sang permaisuri.

"Benar yang mulia, hamba rasa yang mulia Kaisar Mungkin saja akan tertarik terhadap Putri Lin Yue, mengingat dia adalah gadis yang sangat menarik dan juga memiliki pesona yang mematikan." ucap tuan muda Mu Cheng Yi.

"Apa kau yakin?" tanya sang permaisuri.

"Hamba sangat yakin yang mulia," jawab tuan muda Mu Cheng Yi.

"Lalu bagaimana dengan selir Xuan Yang?" tanya tuan muda Mu Cheng Yi.

"Kau tenang saja, aku pasti bisa membereskan gadis ja*ang itu, yang terpenting saat ini kau harus terus memantau apapun yang dilakukan oleh yang mulia Kaisar dan segera laporkan padaku!" ucap sang permaisuri.

"Baiklah yang mulia, jika seperti itu hamba pamit dulu." ucap tuan muda Mu Cheng Yi seraya bangkit dari kursi yang didudukinya, dia segera melangkahkan kaki keluar dari Paviliun mawar dan kembali ke kediamannya.

Sepeninggal tuan muda Mu Cheng Yi, permaisuri Xue Yi nampak memikirkan apa yang tadi disampaikan oleh pemuda itu, hatinya sedikit Bimbang, jika keberadaan selir Xuan Yang saja, dia sudah Tersisih, lalu bagaimana jika Putri Lin Yue menjadi salah satu selir dari Kaisar Wei Huang? sudah pasti posisinya akan terancam. Terlebih Gadis itu merupakan putri dari seorang Kaisar, jelas jauh berbeda dengan dirinya yang hanya merupakan putri dari Seorang perdana menteri.

Tiba-tiba saja beberapa orang pelayan berlarian, Mereka terlihat begitu khawatir, membuat sang permaisuri sedikit banyaknya merasa curiga.

"Pelayan!" Panggil sang permaisuri.

"Hamba yang mulia." beberapa orang pelayan permaisuri pun mendekat, mereka menunduk tanpa berani mengangkat wajahnya di hadapan orang nomor 2 di seluruh kekaisaran jiahu itu.

"Cari tahu apa yang terjadi!"ucap permaisuri.

"Baik yang mulia." para pelayan itu pun segera undur diri, mereka melaksanakan perintah yang diberikan oleh permaisuri dengan sangat patuh.

Tak lama salah seorang pelayan kembali dan memberitahukan kepada permaisuri bahwa saat ini selir Xuan Yang tengah di tangani oleh seorang tabib, sepertinya dia akan segera melahirkan.

"Ck! Sial... Semoga saja anaknya perempuan!" ucap sang permaisuri seraya melangkahkan kakinya kembali ke dalam paviliun.

"Aduh.." permaisuri Xue Yi tiba-tiba saja meringis, dia merasakan mulas dan juga sakit di perutnya. Para pelayan segera memapah sang permaisuri kembali ke peraduannya, sementara beberapa orang pelayan lain pun langsung berlari untuk memanggil tabib.

"Sepertinya permaisuri akan segera melahirkan."

Chapter 03

Mendengar permaisuri akan segera melahirkan, tabib istana pun dengan segera mempersiapkan segala macam perlengkapannya, kemudian dengan setengah berlari dia pun segera menuju ke Paviliun mawar.

Beberapa orang pelayan juga berlarian menuju ke Aula istana, mereka mencari Kaisar Wei Huang untuk memberitahu tentang permaisuri yang akan segera melahirkan, sayangnya Kaisar Wei Huang tidak berada di tempat. Saat ini dia sedang berada di paviliun Anggrek tepatnya di tempat selir Xuan Yang berada.

Angin berhembus dengan sangat kencang, langit pun semakin gelap pertanda hari Mulai malam, bulan seolah tak ingin menampakan wajahnya hanya kegelapan yang mengiringi kelahiran kedua anak Kaisar Wei Huang.

Malam ini terjadi fenomena alam, tepatnya gerhana bulan saat permaisuri Xue Yi dan selir Xuan Yang berjuang mempertaruhkan nyawa mereka demi melahirkan sang Buah Hati. Setelah belasan dupa terlewati, akhirnya terdengarlah suara tangisan bayi dari Paviliun anggrek.

Oeeek....

Ooeeeek...

Suara tangisan itu pun sangat kencang, hingga membuat Kaisar Wei Huang segera berdiri dari posisi duduknya. Dia begitu bahagia dengan kelahiran anak pertamanya, yang ternyata adalah seorang perempuan.

Bergegas Kaisar Wei Huang pun masuk dan menemui selir Xuan Yang, yang saat ini masih bersandar di tempat tidur, dengan keringat yang mengucur deras tubuhnya, wajahnya terlihat begitu pucat dan sangat lelah.

"Yang mulia." panggil selir Xuan Yang seraya menggerakan badannya, namun kaisar Wei Huang menggelengkan kepala, memberi tanda pada sang selir agar tak bergerak terlebih dahulu dari tempat tidurnya.

Akhirnya selir Xuan Yang pun kembali beristirahat, sedangkan Kaisar Wei Huang segera mendekati bayi merah yang baru saja dilahirkan oleh selirnya, dia terlihat menyunggingkan senyuman tipis, saat netranya menangkap bahwa paras sang putri begitu persis seperti dirinya, wajah bayi itu benar-benar jiplakan wajah Kaisar Wei Huang saat dia masih bayi.

Perlahan tangan Kaisar Wei Huang menyentuh bayi yang masih merah itu, dia juga memberikan nama Xuan Jian untuk bayi yang baru saja dilahirkan sang selir, Karena di masa itu hanya Putra ataupun putri dari seorang permaisuri atau istri sah saja yang bisa membawa nama marga dari sang ayah sedangkan anak dari seorang selir akan tetap mengikuti Marga ibunya.

"Hahaha... Bayi kecil, mulai hari ini Namamu adalah Xuan Jian, Kau adalah Putri pertama zhen. Lihatlah wajahmu, benar-benar persis seperti zhen saat masih kecil." ucap Kaisar Wei Huang seraya menimang tubuh kecil sang putri dan menyentuh dagu bayi itu dengan sangat lembut.

Namun kebahagiaan Kaisar Wei Huang seolah tak bertahan lama, tiba-tiba saja beberapa orang pelayan dari Paviliun mawar datang, dalam kondisi terengah-engah setelah berlari. Mereka menyampaikan kabar buruk tentang kematian Putra permaisuri atau bisa disebut juga putra mahkota kekaisaran Jiahu.

Hal itu tentu saja membuat Kaisar Wei Huang menjadi murka. Bergegas dia pun memberikan bayi itu pada salah seorang pelayan, kemudian berjalan menjauh dari paviliun anggrek menuju paviliun mawar.

"Apa yang terjadi? Kenapa bisa Putraku sampai meninggal?" tanya kaisar Wei Huang pada tabib yang menangani kelahiran putranya dengan wajah yang merah, terlihat Kaisar sangat marah. Apalagi saat mengetahui jika anak yang di lahirkan permaisuri itu laki-laki.

Tabib tua itu hanya bisa tertunduk, dia tak tahu harus menjelaskan apa pada sang Kaisar pada saat dia dijemput oleh para pelayan, bayi yang telah dikandung oleh permaisuri, ternyata telah menghembuskan nafas terakhirnya, saat masih berada di dalam kandungan.

Namun Kaisar Wei Huang tidak mau mendengar alasan yang diucapkan oleh tabib tua itu, kemudian dengan tanpa perasaan, dia pun menyuruh beberapa orang prajuritnya, untuk segera menyeret tabib tua itu menuju ke penjara bawah tanah dan akan segera dieksekusi esok hari.

Para pelayan yang mendengar ucapan dari sang Kaisar pun terlihat ketakutan, keringat dingin mengucur di sekujur tubuh mereka, wajah mereka tertunduk, jelas mereka mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh orang lain, tapi mereka tak ingin bernasib sama seperti yang terjadi pada tabib tua, dan hanya bisa diam seraya tetap menundukkan kepalanya

Tak lama kemudian, Kaisar pun mendekati permaisuri Xue Yi, istri pertama Kaisar Wei Hang itu terlihat begitu sedih, wajahnya memerah dengan mata yang sembab.

"Yang mulia." Panggil permaisuri Xue Yi.

Kaisar Wei Huang hanya melirik sebentar, kemudian mengalihkan pandangannya ke tempat lain.

"Semua ini pasti ulah dari anak selir sialan itu." ucap permaisuri Xue Yi.

"Apa maksudmu?" tanya sang Kaisar, dia terlihat bingung mendengar ucapan yang dilontarkan oleh permaisurinya.

"Kalau saja Putraku tidak lahir bersamaan dengan lahirnya putri dari selir sialan itu, aku yakin jika Putraku pasti masih hidup, ini pasti karena bayi yang dilahirkan selir itu membawa nasib buruk untuk Putraku." ucap sang permaisuri.

"Dia itu bayi pembawa sial, yang mulia harus segera menyingkirkan bayi itu dari istana ini, agar tidak menambah kesialan di masa depan." ucap permaisuri Xue Yi melanjutkan ucapannya dan memprovokasi Kaisar Wei Huang.

Sang Kaisar terlihat tertegun mendengar ucapan dari permaisurinya, sejenak dia pun berpikir, hingga Tak lama kemudian dia segera memanggil beberapa orang prajurit untuk memberikan titah agar memindahkan selir Xuan Yang beserta Sang Putri ke Paviliun yang ada di ujung paling belakang istana kekaisaran.

Paviliun yang sudah rusak dengan kayu yang telah lapuk, yang tak terpakai dan juga sangat kecil.

Kaisar Wei Huang pun hanya memberikan satu orang pelayan, untuk mengurus selir dan juga Putri yang baru saja dilahirkannya. Setelah memberikan titah, Kaisar Wei Huang pun segera kembali menuju ke paviliun naga, dia masih sedikit tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh permaisurinya, tentang sang putri yang merupakan pembawa sial untuk kekaisarannya. Namun sebagai seorang Kaisar, tentu dia harus mendengarkan ucapan dari sang permaisuri.

.

.

.

Sementara itu di paviliun mawar, sepeninggalnya Kaisar Wei Huang, permaisuri segera memanggil para pelayan kepercayaannya, dia segera memberikan sebuah perintah yang sangat rahasia untuk Segera dilaksanakan.

"Cepat buang bayi itu! jangan biarkan siapapun mengetahui jika saat ini aku telah melahirkan seorang bayi yang cacat." ucap permaisuri seraya menunjuk ke arah sudut kamarnya.

Para pelayan pun segera mengambil bayi itu dan menyelinap keluar dari Paviliun mawar, mereka membawa sang pangeran mahkota yang sebenarnya masih hidup, namun dalam kondisi yang cacat untuk keluar dari istana.

"Ayo cepat!" ucap salah seorang pelayan seraya menutup wajah mereka agar tak dikenali. Mereka segera berjalan dengan sangat hati-hati, dan langsung menuju hutan untuk membuang bayi permaisuri itu.

.

.

.

Sementara selir Xuan Yang saat ini tengah menangis sambil memeluk bayi mungil yang baru saja dilahirkannya, dia begitu sedih setelah tahu jika kaisar Wei Huang telah membuang dirinya bersama sang putri di paviliun yang sangat kotor dan rusak.

"Ibu harap, setelah kau dewasa nanti, kau bisa menuntut keadilan untuk kita, putriku." ucap selir Xuan Yang di sela tangisannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!