NovelToon NovelToon

Azka Pembunuh Bayaran

Bab1 : Kehilangan Orang Tua

"Ibu..... aku mau makan sama ayam pokoknya," terdengar suara permintaan dari seorang anak laki-laki yang sangat menggemaskan di sebuah restoran yang sangat ramai.

"Iya sayang, Ibu pesankan dulu ya soalnya masih ngantri," jawab sang ibu dengan sangat lembut kepada anaknya sambil duduk di meja makan dan merapikan.

Azka, dia adalah Azka anak satu-satunya ada di kedua orang tua.Dia adalah anak kesayangan, karena hari ini adalah hari ulang tahun dia maka kedua orang tuanya membawa dia ke sebuah restoran untuk makan bersama-sama dan memeriahkan hari ulang tahun dia.

"Nak, karena hari ini ulang tahun kamu pokoknya setelah pulang makan ayah akan berikan apapun yang kamu mau tetapi kamu jangan meminta yang aneh-aneh dari ayah oke???" kata sang ayah sambil mengusap rambutnya dengan perlahan kepada Azka.

"Oke yah," jawab Azka dengan semangat.

Ketika semua sedang makan bersama dan juga menikmati hidangan tiba-tiba kericuhan mulai terjadi di restoran tersebut.

DORR!!!

DOR!

KYAAAAA!!!!!!!

DORR!!!

Karena kericuhan terjadi semua orang langsung merasa kekacauan dan modal mandiri kemana-mana untuk mencari perlindungan karena ada beberapa orang yang masuk membawa senjata.

"Azkaaa.... Ayo cepetan ikut ayah," sang ayah langsung marahin tangan si kecil mungil itu yang masih berumur 4 tahun untuk berlindung dari beberapa orang yang jahat.

Lalu, mereka bertiga dan juga yang lainnya berusaha untuk mencari perlindungan dan keluar dari restoran tersebut tetapi ternyata para penjahat itu bukan hanya satu orang melainkan lebih dari 5 orang dan dengan secara brutal menggunakan sebuah tembakan menembaki seseorang.

Dor!!

Dorr!!

Hingga di saat hari ulang tahun Azka ibunya tiba-tiba terkena peluru di bagian kakinya yang membuat dirinya terjatuh tetapi Azka yang tidak ingin ibunya tertinggal langsung ingin kembali tetapi sang ayah langsung menariknya untuk saudara bersembunyi.

"Ibuuuu!!!!!!!" teriak Azka dengan sangat keras dan juga sang ibunya hanya bisa menjulurkan tangan kanannya tetapi karena dia tidak bisa bergerak dia juga mulai terkena peluru lagi di bagian kepalanya yang membuat dirinya menjadi meninggal dunia di saat itu juga.

Kini dirinya sudah bersembunyi untuk menuju ke Jalan belakang bersama ayahnya dan juga ikut serta rombongan yang lain yang masih bisa selamat dari kekacauan tersebut.

"Ayah....ibu....ayah," azka sambil menangis menarik lengan ayahnya untuk segera menolong ibunya yang sudah meninggal dunia.

"Nak, ayo cepat lari," kata sang ayah.

Tapi, tidak disangka ternyata dari pintu belakang restoran tersebut ada beberapa orang yang sedang berjaga juga dan ada seorang Ia menggunakan sebuah topeng menarik lengan ayahnya tanpa pikir panjang pria tersebut langsung masuk perut sampai dalam,tanpa memikirkan perasaan.

Azka dia yang sangat ketakutan langsung bersembunyi di bawah meja karena tubuhnya kecil jadi tidak ada seorangpun yang bisa melihatnya hanya bisa melihat sang ayah yang terluka dihajar habis-habisan oleh orang lain yang tidak dikenalnya.Lalu tarian sebuah tato di lengan kanan pria yang membunuh ayahnya yang membuat hal tersebut diingat oleh azka yang masih kecil.

Kini Azka hanya bisa menahan tangisannya yang begitu dalam dia tidak bisa bertindak apa-apa karena saat ini keadaan begitu berbahaya, lalu beberapa kemudian orang-orang jadi itu mulai pergi dari tempat tersebut dan para polisi segera datang untuk melakukan tugasnya masing-masing dan ternyata dari restoran tersebut yang selamat hanya dia dan beberapa koki yang bersembunyi di bawah.

Wiuuuuu....wiuuuuu....wiuu....

Lalu para polisi segera datang , tetapi walaupun begitu para penjahat itu sudah pergi meninggalkan tempat tersebut dengan begitu berantakan.

Azka langsung berdiri dari tempat persembunyiannya kemudian dia melihat ayahnya antara keletak dengan berlumuran darah dan juga ada beberapa orang lain yang sudah meninggal dunia termasuk ibunya yang berada di dalam.

Ternyata, orang-orang tersebut membunuh yang berada di dalam restoran karena mereka tidak ingin meninggalkan satu orang pun mengetahui keberadaan mereka atau tidak ingin ada satu orangpun yang mengetahui bukti agar mereka tidak diketahui makanya mereka membunuh semua orang, kejadian tersebut ternyata karena mereka ingin membunuh ketua geng yang sedang makan di sana dan semua orang mulai terlibat.

Bab 2 : Pemakaman

Lalu, Setelah semua kejadian yang begitu mendadak terjadi maka para Polisi datang dan mencoba menyelesaikan semuanya ada sala satu polisi saat itu yang mendatangi Azka yang di mana dia juga termasuk korban selamat.

"Nak? bagaimana keadaanmu Apakah kamu baik-baik saja?" tanya seorang polisi itu kepada Aska yang masih melamun dan mengajukan beberapa pertanyaan kecil.

Namun, dia hanyalah seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa dan meringis ketakutan sambil menunjuk kepada ayahnya yang sudah meninggal dunia tergeletak.

Jadi, polisi tersebut mengetahui identitas anak tersebut yang di mana Dia adalah anak dari kedua orang tua korban dan kemudian semua masalah agar segera diselesaikan Aska hanya bisa mengikuti apa yang dikatakan polisi tersebut.

Di saat semuanya sudah selesai maka kedua orang tua Azka langsung diantarkan oleh beberapa medis ke rumahnya untuk segera dimakamkan dan pemakaman akan segera berlangsung di saat itu juga.

Azka tak henti-henti menangis melihat kedua orang tuanya yang sudah tiada di saat itu kedua paman dan bibinya mencoba menenangkannya bahkan ada beberapa saudara dan kerabat yang lainnya datang untuk melihat pemakaman.

Hiks...hiks....hiksss.....

"Ibu.....ayah.......," dia tetap Memanggil nama kedua orang tuanya sambil menangis dengan begitu keras sang bibi mencoba menenangkannya dengan tenang.

"Nak, kamu yang sabar ya kamu harus semangat jangan nangis Bibi ada di sini untuk menemanimu," kata sang bibi.

Sang bibi memeluk Azka memberikan penghangatan dan perlindungan.

Kemudian, pemakaman segera berlangsung dan lama-lama setelah pemakaman selesai orang-orang mulai pergi meninggalkan tempat tersebut hanya Azka saja yang menangis di depan pemakaman kedua orang tuanya.

Lalu dengan perkataan yang lembut sang Bibi membujuk azka untuk segera pulang Agar tidak lama-lama di pemakaman dan beberapa bujukan tersebut akhirnya Azka bisa kembali ke rumahnya bersama paman dan bibinya.

Sesampainya.....

Hiks....hiks....hiks.....

Azka ternyata masih tidak henti-henti menangisi kedua orang tuanya yang sudah tiada Hal itu membuat sang Bibi merasa risih dan juga merasa berisik tiba-tiba dia langsung memperlihatkan sifat aslinya.

"Heh! Bisa gak sih kalau Bibi bilang diam ya Diam kamu jangan nangis orang tuamu itu sudah nggak ada jadi jangan nangis terus dia nggak bakal kembali!!" sang Bibi terlihat sangat marah sekali melihat kau keponakannya itu terus saja menangis dengan begitu keras.

Sontak,azka yang masih kecil hanya bisa menahan tangisannya dan menahan kesedihannya melihat bibinya yang begitu marah kepada dirinya.

"Awas ya kamu!!! sekali lagi Kamu nangisin kedua orang tuamu Bibi tidak akan segan-segan mengusir kamu dari rumah ini!" ucap sang Bibi mengancam Azka dengan begitu kejam.

"Ii...iya bibi," kata sang bibi.

Azka yang masih berumur 4 tahun dengan wajah yang imut dan mungilnya dia mengangguk mengikuti apa yang dikatakan oleh bibinya kemudian dia diperintahkan oleh bibinya untuk beristirahat di kamarnya.

Kamar yang dia tempati Ternyata bukan kamar yang sangat pantas untuk di tempati, ternyata kamarnya adalah gudang yang sudah tak terpakai kemudian sang Bibi meninggalkan azka sendirian di gudang tersebut.

Azka setelah seharian menangisi kedua orang tuanya dia juga Mulai merasa lelah apalagi ini sudah malam dia hanya menginginkan istirahat dan tertidur lelap karena tidak ada lagi yang dia mengambil sebuah kardus di samping dan beberapa tirai yang sudah dipakai dijadikan sebagai selimut.

"Ibu...ayah...... Aku sangat merindukanmu," ucap azka, dan beberapa lama kemudian dia mulai tertidur lelap matanya yang terus menangisi mulai membengkak.

Sang bibi dan sang Paman mulai berdiskusi di kamarnya ternyata dia sengaja mengasuh Azka ke rumahnya karena dia ingin harta kedua orang tuanya.

"Jadi? Apakah kamu benar ingin mengurus dia di rumah ini kamu tahu sendiri kan ekonomi kita juga kurang? Kenapa kamu tidak mengasih dia kepada saudara yang lain saja?"kata sang paman.

" Stttt..... kamu itu harus tahu ya kita sengaja bawa dia ke sini biar harta dan warisan dia bisa ada di tangan kita," ternyata seorang Bibi memiliki niat jahat bukan sama sekali merasa kasihan kepada Azka.

"Hemmm bagus bagus,kalau begitu saya setuju, tapi kita tunggu saja bagaimana harta itu di dapatkan," kata sang suami.

"Udah sabar aja,aku tau caranya kok," niat sang bibi dengan licik.

Bab 3 : Pengacara

Pagi hari....

"Sayang David, cepat kamu kemeja sarapan Ibu sudah Siapin makanan ayo cepat makan jangan sampai kamu telat loh," teriak sang Bibi dengan sangat lembut sekali kepada anaknya yang masih tertidur pulas di atas ranjang begitu empuk.

"Hoammmm..... nanti saja Bu aku masih ngantuk," jawab anaknya yang masih berumur 6 tahun.

"Ayah, cepat kamu bangunkan dia jangan sampai nanti keponakanmu itu bangun dan menghabiskan makanan di sini," kata sang bibi memerintahkan suaminya untuk segera membangunkan anak kesayangannya yaitu David.

Sang ayah tanpa banyak pikir panjang dia langsung menuju ke kamar anaknya Kemudian mengangkatnya untuk membangunkannya segera makan.

"Aduh yahh..... Padahal aku masih ngantuk banget makan kan nanti bisa," ucap anaknya yang sudah terbang karena sudah berada di kamar mandi dan mencuci mukanya.

Azka, ternyata dia sudah terbangun dari jam 04.00 pagi karena dia sudah merasa kelaparan, apalagi dia sama sekali tidak bisa tertidur karena dia tidak berada di samping kedua orang tuanya yang biasa setiap malam selalu menceritakan sebuah dongeng.

Azka sebenarnya sudah lapar sekali dia ingin meminta makan kepada paman dan bibinya namun terdengar percakapan dari sang Bibi dia hanya berpura-pura tertidur lagi dan menahan perutnya yang begitu lapar di atas tumpukan kardus.

Sang bibi melihat anaknya Ya sudah ada di meja sarapan dan memakan makanan yang enak akhirnya dia merasa lega kemudian dia pergi ke gudang untuk menghampiri Azka.

"Heh dan sarana gak tau diri ya sudah numpang di rumah orang masih tertidur pulas juga! Harusnya kamu itu bohong sekarang sana keluar cepat," Ternyata selain Bibi membawakan makanan untuknya Azka merasa sangat-sangat sekali tetapi ketika melihat makanan itu di depan mata ternyata itu adalah makanan sisa dari anaknya.

Azka sebagai anak kecil sama sekali tidak bisa membantah apa yang dikatakan oleh bibinya dia hanya merengut memperlihatkan wajah sedihnya.

Azka di saat itu mulai merasa kelaparan dia tidak bisa berkata apa-apa lagi hanya memakan makanan sisa dari anak dari sang bibi, belum saja memakan semuanya ternyata sang Bibi sudah mengambil sebuah sapu dan juga apelan untuk meminta Azka agar membersihkan rumahnya.

"Nih, numpang di rumah itu nggak ada yang gratis ya pokoknya kamu harus membersihkan rumah ini dengan bersih," perintah sang Bibi kepada azka.

"Loh loh, dia itu masih kecil tahu masih 4 tahun Loh kenapa kamu sudah memintanya untuk membersihkan rumah?" sang suami sangat heran melihat tindakan dari istrinya yang begitu kejam.

"Ayah, kamu kira hidup di dunia ini gratis semuanya nggak ada yang gratis loh walaupun dia masih kecil tetapi masih ada gunanya bagi kita," ternyata setelah mengatakan hal itu dia tidak memikirkan semua sekali langsung pergi.

Tapi Ketika sang Bibi ingin pergi keluar ternyata ada saudara lainnya yang datang dan juga beberapa orang penting masuk ke rumahnya.

"Loh?loh?kok ke sini?" tanya sang bibi.

"Iyah, ini juga ada pengacara dia hanya ingin menanyakan Hak asuh Azka siapa yang akan mengasuhnya," ucap seorang perempuan yang di mana itu adalah bibinya Azka juga.

Sang bibi kemudian langsung mempersilahkan mereka masuk Dia tiba-tiba teringat dengan azka yang diperintahkan untuk segera mengepel lantai.

"Emmm...bentar ya, kalian tunggu di sini dulu biar saya bawakan minuman sebentar," ternyata sang Bibi diam-diam pergi ke dapur dan mencari Azka Untung saja Azka masih menyimpan piring yang baru saja dia makan jadi sang Bibi tanpa pikir panjang mencuci muka Azka agar terlihat segar dengan menggunakan keran yang ada di tempat cucian piring.

"Sttt..... pokoknya kamu diam saja Jangan membantah apa yang Bibi bilang dan jangan pernah mengatakan apa yang kamu alami di sini jika tidak kamu akan menyesal Seumur Hidupmu," kata sang bibi.

Azka mengangguk, lalu sang Bibi membawanya ke ruang tamu untuk berkumpul dengan para pengacara.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!