NovelToon NovelToon

Mistress And Jerk Boss

Prolog

"Kak, Gawat !! Kita hampir kehabisan stock makanan !!" Ujar seorang gadis yang masih muda, berjalan dengan tergesa-gesa kemudian memasuki kamar kakaknya yang duduk tenang sembari menyusui bayi lelaki yang masih sangat kecil.

Wanita itu, Kaylie Ava Clare, tampak tenang tapi kemudian perkataan adiknya, Alisha Cany Clare yang memberikan sebuah informasi yang benar-benar mengejutkan di sana. Kaylie menghela nafasnya, kehidupan ekonomi semakin memburuk setelah suaminya, Damian Rial Crowley, meninggal 2 bulan lalu.

Kaylie sempat bekerja sebagai pelayan disebuah kafe di pusat kota, tetapi nasibnya benar-benar buruk, dia hanya bisa bekerja selama 1,5 bulan saja, itupun karena kondisinya yang lemah saat masa menyusui seperti ini, belum kondisi bayinya yang tidak benar-benar sehat.

Drowny Ava Crowley, nama indah untuk seorang bayi lelaki manis berusia 3 bulan yang mungil dan menggemaskan, sayangnya kejadian setelah ayahnya meninggal, seseorang menyiram air alkohol pada mata bayi mungil itu. Sungguh tragedi yang membuat Kaylie sempat terpukul, setelah suaminya meninggal, tragedi buruk terjadi pada putranya, dan membuat bayi manis itu harus kehilangan penglihatannya di usia yang masih sangat kecil.

"Alisha.. Aku sudah putuskan, aku akan kembali bekerja." Ujar Kaylie setelah beberapa menit dia berfikir mengenai kondisi yang memburuk.

Tidak kaget, kehidupan di Jakarta. Apalagi mereka tinggal di wilayah Jakarta Pusat, dan pekerjaan Kaylie tidak menentu akibat kondisi fisik dari putranya itu, rasanya dia ingin menangis ditambah satu-satunya keluarga yang masih tersisa hanyalah adiknya, Alisha yang selalu membantu dan menemaninya melewati masa-masa tersulit.

Alisha masih kuliah, beruntung dia bisa mendapatkan beasiswa, sehingga tidak ada masalah bayaran untuk kuliah, tapi.. Kaylie tidak bisa memaksa Alisha untuk ikut bekerja, dia khawatir Alisha akan kesulitan membagi waktu belajar nya dan bekerja.

"Bagaimana jika aku saja yang bekerja, Kak ??"

"Tidak, Alisha.. Jangan.. Sebaiknya kau membantuku untuk menjaga dan merawat Drowny saat aku bekerja." Ujar Kaylie dengan lembut.

"Cari saja pekerjaan siang kak, Drowny sangat membutuhkanmu saat malam hari." Ujar Alisha, mengingat Drowny sangat rewel dan menangis hebat di malam hari.

"Aku usahakan.. Semoga saja aku bisa mendapatkan pekerjaan secepatnya, maaf menganggu kehidupanmu, Alisha."

"Kakak, jangan berkata seperti itu. Aku tidak pernah merasa keberatan berada disisi mu. Dan aku malah senang, bisa berada di dekat kakak ku, jadi jangan merasa bersalah."

"Terima kasih banyak, Alisha."

Alisha tersenyum menanggapi ucapan kakaknya itu. Kaylie tidak berhenti bersyukur, meskipun dalam kondisi seburuk ini, Alisha tetap mau berada disisinya selama ini, dia tidak menutup mata dan meninggalkan kakaknya sendirian. Sungguh, Kaylie berharap bisa lepas dari kehidupan ini, dan tinggal bahagia bersama adiknya juga.

"Sebaiknya kakak keluar berjalan-jalan, anggap saja refreshing sejenak, kau terlihat sangat buruk."

Kaylie mengangguk, meskipun dia tenang tapi pikirannya begitu kacau, di keluarkan dari pekerjaan, dan hanya memiliki sisa uang dalam tabungan dengan jumlah yang sangat sedikit, tidak cukup untuk kehidupan kedepannya.

Kaylie kemudian melepaskan dadanya dari mulut putranya itu, sungguh menggemaskan sekali saat Drowny menjilat sisa susu dalam mulutnya dengan lidah kecilnya, dan beberapa susu berantakan di sisi mulutnya. Dengan perlahan Kaylie mengelap wajah putra nya yang masih bayi dengan tissue secara lembut.

"Baiklah, sayang~ sekarang kita ganti pampers mu dan berjalan keluar." Ujar Kaylie dengan senyum merekah, sementara Alisha sendiri sudah berada di dapur, sibuk memasak bahan yang ada.

Tidak butuh waktu lama, Kaylie sudah mengganti pampers serta pakaian Drowny dan menggunakan kain untuk menggendong putranya itu. Setelah dia sendiri juga bersiap dengan pakaian, dan mempersiapkan segalanya. Kaylie keluar dari kamarnya, dan melangkah menuju pintu keluar sembari menggendong Drowny.

"Alisha, aku pergi sebentar ya.. Tolong jaga rumah."

"Siap kak."

"Davide !!! Ini udah yang ke sepuluh kalinya !!"

"Terus, kenapa ??"

"Kenapa.. Hah ?! Apa kau lupa jika kau memiliki anak ?! Apa kau lupa jika-"

"Bukannya, kau yang lupa kewajiban mu ?! Selama ini, Nicholas selalu bersamaku, dan bagaimana denganmu sebagai ibunya !!! Kau mau menyalahkan ku atas perselingkuhan ku ?? Hah !! Berkaca lah, kau sendiri juga berselingkuh beberapa kali !! Kau pikir aku buta !!"

Lelaki dan perempuan itu bertengkar satu sama lain, dengan nada tinggi. Sementara di luar ruangan, sosok anak berusia 5 tahun memeluk erat seorang lelaki muda dengan sedikit ketakutan.

"Paman Darel.. Kenapa ayah dan ibu berbicara seperti itu.. ??"

"S..sudah, tidak apa. Mereka hanya sedang ada masalah, sebaiknya kita keluar saja."

Anak itu, Nicholas mengangguk dan mengikuti sosok lelaki yang dipanggil paman Darel, adalah adik dari ayahnya sendiri. Nicholas cukup dekat dengan pamannya, karena ayahnya terkadang sibuk pekerjaan, dan ibunya.. entahlah, sepertinya anak itu kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Darel hanya merasa kasihan, Nicholas hanyalah korban dari pernikahan paksa kedua insan yang sebenarnya tidak mencintai satu sama lain. Menyebabkan pertengkaran hebat terjadi, hampir setiap hari.

Ditambah, kakaknya, Davide CEO besar dari perusahaan Florina. Selalu melampiaskan emosi dan frustasi dengan berselingkuh beberapa kali. Dan ini sudah kesepuluh kalinya, dia ketahuan oleh Mira, istrinya sendiri. Padahal mereka sudah menikah selama 5 tahun, dan tidak ada perubahan sejak awal menikah hingga sekarang.

"Nah, Nicholas.. Kita tunggu papa disini ya.."

Darel mengajak Nicholas untuk masuk ke dalam mobil, menunggu Davide keluar. Anak itu terpaksa di ajak ke perusahaan, dan terkadang Darel sendiri yang mengurus keponakannya itu, karena ibunya sibuk dengan urusan sendiri. Darel menjadi merasa kasihan pada anak itu, terutama dia tidak pernah merasakan kasih sayang Mira sebagai ibunya.

Darel tahu, Mira memang tidak mencintai Davide, tapi setidaknya memberikan kasih sayang pada putranya sendiri, yang dia lahirkan dari kandungannya. Juga tidak salah, bukan ??

"Nicholas, kamu main handphone sama dengerin musik ya.. Paman bawa tablet sama headset buat kamu." Ujar Darel, karena tahu setelah ini emosi kakaknya pasti akan di luar suasana. Dia tidak mau, anak ini mendengarkan perkataan kasar dari ayahnya sendiri.

Nicholas menerima headset dan juga tablet itu dengan baik, dia kemudian memasangkan headset di telinganya dan fokus mencari musik kesukaannya di tablet itu. Tidak lama, Davide keluar dari rumah dengan ekspresi seperti akan memakan orang. Semoga saja, Darel tidak dijadikan samsak hidup oleh kakaknya.

Setelah Davide masuk ke kursi pengemudi, dengan kesal lelaki itu membanting setir di mobil sambil mengumpat.

"Brengsek !! Sialan !!"

Darel hanya bisa mengelus dadanya sendiri. Untung Nicholas udah dikasih headset, coba kalau tidak. Masa iya, keponakannya yang masih kecil malah mendengarkan umpatan kasar dari ayahnya sendiri.

"Darel, bilang ke perusahaan kita akan terlambat !!"

"Lha ?? kenapa ??"

"Aku gak bakalan mungkin emosi ke client saat rapat nanti !!"

Darel mengerti, saat sedang emosi, Davide akan mengajak mereka berjalan-jalan di taman. Sekedar refreshing sejenak, sebelum berakhir di ruangan kantor dengan setumpuk dokumen.

~ ~ ~

***Buat Kalian yang tanya, lha Alisha kok bisa bantuin Kaylie padahal dia kuliah ?? jawabannya, kan kuliah bisa ngambil dua kelas. Kelas malam dan Kelas siang. Kalau Kaylie kerja malam hari di kafe, maka Alisha bakalan ngambil kuliah siang.

Kalau Kaylie kerja siang hari, maka Alisha ngambil jurusan malam. Udah gitu aja ya..

Biar gak pada bingung, soalnya di cerita ini gak bakalan dijelasin secara detail.

Btw dramanya bakalan dikit banget ya, Aku gak suka cerita terlalu banyak drama. Bumbu komedinya ada, sama romantisnya ada lah.

Udah segitu aja.. Bye dan salam buat kalian semua

Oh iya, juga mau bilang ini cerita baru aku, semoga kalian suka ya.. Updatenya kemungkinan gantian sama cerita sebelahnya..***

Chapter 1

Kaylie mengajak bayi kecilnya berjalan di sebuah taman yangg indah, yang tidak jauh dari tempat dia tinggal. Kaylie biasa menjemur bayi kecilnya di taman, sekalian jalan-jalan dan menenangkan pikirannya yang terasa begitu kacau untuk saat ini.

 

Kaylie menghela nafasnya berat, dia bisa melihat beberapa orang disekelilingnya. Juga terdapat beberapa perempuan menggendong putra mereka sembari menjemur bayi mereka di bawah sinar matahari yang tidak begitu panas, bedanya mereka terlihat senyum mengembang dan sosok lelaki yang akan menemani mereka. Sementara Kaylie ?? Hah, suaminya begitu cepat meninggalkannya sendiri bersama putra mereka, bahkan sang putra masih belum mengerti apapun.

 

Kaylie hanya bisa menerima takdir yang menimpanya, meskipun terkadang terasa tidak adil baginya, bagi putranya juga. Tapi Kaylie hanyalah seorang manusia, yang hanya bisa menerima kehendak dan takdir, dari-Nya.

Saat usia Drowny masih satu bulan, suaminya mengalami tragedi mengenaskan hingga tewas, lalu bayi malang itu harus terkena alkohol dari orang yang tidak pernah dia kenali, dan Kaylie tahu betul siapa orang itu. Ada perasaan amarah yang begitu kuat menguasai dirinya hingga..

Ah sudahlah, mengingat masa lalu malah membuat Kaylie semakin kesal dan tidak menentu. Sebaiknya dia memikirkan bagaimana caranya dia bisa mendapatkan pekerjaan ??

“Tuhan, setidaknya berikanlah aku pekerjaan untuk bisa merawat putraku sendiri.” Ujar Kaylie dengan sedikit memohon dengan nada pelan tapi terdengar begitu menginginkan. Apakah ada yang mendengarkan ucapannya ?? Entahlah semua orang sibuk dengan urusan masing-masing.

Tiba-tiba seorang perempuan mendatanginya sembari tersenyum ramah di sana, sosok perempuan cantik berambut pirang dan panjang itu terlihat sangat cantik dan membuat Kaylie merasa kagum, tapi dia juga merasa bingung dengan kedatangan sosok perempuan kepadanya.

“Aku mendengar, jika kau mencari pekerjaan. Apakah itu benar ??”

“Err.. I..iya..” Apakah dia berbicara sekeras itu, hingga orang-orang di sekitarnya mendengarnya ?? Ah, biarlah saja. Toh memang Kaylie sebenarnya sangat membutuhkan pekerjaan untuk kehidupan putranya itu.

“Pertama, perkenalkan namaku Valen. Kedatanganku kemari adalah untuk menawari anda pekerjaan.”

“Benarkah ??” Mata Kaylie berbinar, apakah ini jawaban dari Tuhan kepadanya atas doa-doa yang selalu dia panjatkan setiap malamnya ??

Valen mengangguk, “Iya, saya adalah asisten dari perusahaan Florian. Kebetulan, perusahaan saya membutuhkan perempuan untuk menjadi sekretaris CEO.”

“Eh ??” Sekretaris CEO, apakah dia mampu ?? Kaylie pernah bekerja sebagai sekretaris itupun dulu, sebelum dia menikah dan berakhir memiliki anak ini. Tapi.. Bukankah seorang sekretaris harus mengutamakan penampilan dan wajah ??

“Ta..tapi.. Apa kau yakin ?? Maksudku, seorang single parent seperti ku ini ?? Aku merasa tidak pantas.”Ujar Kaylie dengan sedikit miris di bagian akhirnya, karena penampilannya sendiri tidak secantik saat dia masih muda dulu.

“Tidak, kau salah. Kau sangat cantik, bahkan putramu juga sangat menggemaskan dan imut.”Puji Valen.

“Benarkah ?? Terima kasih, tapi... Aku masih sedikit ragu.”

“Setidaknya, datanglah ke perusahaan besok. Dan lihat saja, apakah kau akan di tolak atau tidak.”

Kaylie memasang wajah berfikir, jika tidak menjadi seorang sekretaris setidaknya dia mendapatkan pekerjaan di bidang lainnya. Kaylie menganggukkan kepalanya.

“Baiklah.. Aku akan datang besok.”

Valen tersenyum kemudian dia menjelaskan sedikit mengenai berkas apa saja yang harus dia bawa untuk besok, dan Kaylie tampak mendengarkan dengan seksama perkataan Valen. Kedua perempuan itu tampak berbicara satu sama lain.

Tanpa menyadari, adanya sepasang mata yang melihat mereka dari kejauhan. Tidak lebih tepatnya memandang ke arah Kaylie yang duduk dan menggendong anaknya yang masih bayi, bibirnya menyeringai licik memandang ke arah perempuan cantik itu. Sosok lelaki itu menatap tajam ke arah Kaylie seperti seekor serigala yang sedang mengincar mangsanya, sementara lelaki yang juga duduk di sebelahnya memberikan tatapan datar.

“Sebenarnya, apalagi rencana Kak Davide ??” Ucap Darel dengan ekspresi malas saat mengetahui arah tatapan kakaknya itu, seakan sudah mengenal secara jelas sifat kakaknya. Dan berharap itu tidak seperti yang dia pikirkan selama ini.

“Well, tidak ada.. Hanya menginginkan wanita cantik itu.” Ujar Davide menyeringai licik menunjuk ke arah Kaylie.

Darel akui memang Kaylie itu cantik, meskipun sudah memiliki satu anak, tapi... INI SUDAH KESEKIAN KALINYA, KAKAKNYA BERSELINGKUH ?! Jangan katakan dia juga mengincar perempuan itu untuk menjadi pelariannya ?! Kakaknya sepertinya sudah gila !!!

“Lagi ?!”

“Kali ini, dia bukan sekedar pelarian, tapi dia akan menjadi ibu baru bagi Nicholas.”

“Dia bukan perempuan yang mudah kau suap dengan uang, kau tahu ??” Ujar Darel menatap ke arah Kaylie yang sepertinya tidak mudah untuk di suap dengan uang, meskipun sosok itu berharap mendapatkan pekerjaan.

"Benarkah, kita lihat saja.. Lagipula tanpa uang, aku tetap bisa menariknya kepadaku."

"Dengan apa ??"

"Dengan nyawa." Davide menyeringai dengan licik membuat Darel hanya bisa menghela nafasnya berat, dia tahu betapa berbahayanya kakaknya itu, apalagi hanya dia yang tahu sebenarnya sifat kakaknya, bahkan istrinya, Mira.

"Kau akan terkena masalah, jika suaminya tahu."

"Dia janda. Suaminya sudah meninggal beberapa bulan lalu."

"Bagaimana kau tahu ??"

Darel berfikir bagaimana Davide bisa mengetahui informasi hanya dalam beberapa menit saja ?? Jangan bilang jika dia-

"Well, katakanlah aku sudah sering melihatnya disini. Dan selalu mengagumi sosok cantik itu. Jadi aku putuskan untuk mencari tahu sedikit informasi darinya."

Darel membulatkan matanya mendengarkan perkataan dari Davide, "Kau sudah menyukainya sejak beberapa hari lalu ??"

Sudah Darel juga, kakaknya itu memang luar biasa, padahal kemarin saja dia masih sempat berkencan dengan Devi, dan ternyata dalam hatinya sudah mengagumi dan menyukai Kaylie ?? Apakah ada buaya darat yang lebih berbahaya dari kakaknya ini ?? Jika ada, coba kalian bandingkan dengan Davide, mana yang lebih parah ??

Davide mengangguk, "Dan aku menunggu saat yang tepat. Dan inilah waktu nya."

Darel menghela nafasnya berat, semoga saja Kaylie bisa meloloskan diri dari buaya darat licik yang satu ini. Batin Darel, karena bagaimanapun Kaylie tidak pantas dengan kakaknya yang terlalu mudah tergiur dengan perempuan lainnya, dan bahkan kesetiaannya 0%.

Sepuluh perselingkuhan itupun yang hanya diketahui oleh Mira dan Darel, selebihnya tidak. Dan jika, Kaylie terjebak maka dia akan menjadi korban kesebelas. Tapi semoga saja, Davide memberikan uang dan perlengkapan lainnya, anggap saja sebagai membantu Kaylie meskipun caranya salah.

"Kau jangan berfikir untuk melukai putranya kecilnya." Ujar Darel memperingatkan sedikit kakaknya itu.

"Tidak sama sekali, lagipula putranya itu juga akan menjadi putraku. Kenapa aku harus melukai putraku sendiri ??" Ujar Davide dengan entengnya, dan itu membuat Darel terus menatapnya dengan sedikit sangsi.

"Apa kau benar-benar yakin, untuk menikahi perempuan itu ?? Apa kau yakin bisa menceraikan Mira dengan mudahnya ??"

"Pertama, aku sangat yakin dan percaya dengan keinginanku sendiri. Kedua, Jika aku tidak bisa bercerai darinya, maka aku akan membunuh ****** itu dengan tanganku sendiri !!" Ujar Davide menyeringai dengan nada liciknya.

Chapter 2

"Jadi, kakak di berikan lamaran ke perusahaan Florian ?? Wahh, keren !!"

"Iya sih, tapi masih ragu aja. Masa iya, perempuan yang udah punya anak bisa keterima, apalagi jadi sekretaris."

Alisha paham dengan pemikiran Kaylie, seorang sekretaris biasanya di cari perempuan yang masih muda, masih single, tapi entah kenapa dia malah di berikan lamaran sebagai sekretaris. Apakah Kaylie tidak akan di tertawa kan di perusahaan ?? Tapi Alisha akui, wajah kakaknya itu awet muda dan masih cantik, tidak menutup kemungkinan dia bisa di terima bekerja, semisal tidak menjadi sekretaris kemungkinan menjadi pegawai disana.

Apalagi Kaylie sempat memiliki pengalaman bekerja di perusahaan, dan itu bisa menjadi bekal untuknya bekerja di perusahaan. Semoga saja kakaknya di terima, Alisha tidak keberatan menjaga Drowny saat siang hari, lagipula gadis itu sangat menyayangi keponakannya yang masih bayi. Sementara Kaylie mulai berfikir, apa saja yang harus dia pakai untuk besok.

"Menurutmu apa yang harus aku pakai untuk melamar di sana ??"

Alisha berfikir, "Biasanya pakai kemeja atasnya, terus bawah pakai rok."

Kaylie mengangguk, "Setelah menidurkan Drowny, aku akan mencari pakaiannya." Ujar Kaylie secara perlahan mengayun bayi kecilnya yang masih menyusu pada bagian dadanya, dan tampak mengantuk di gendongan.

Kaylie melihat ke arah jam dinding, dan waktu menunjukkan pukul 7 malam, pantas saja bayi kecilnya sudah mulai mengantuk. Sementara Alisha mendapatkan libur dari kampus (yang sebenarnya tidak benar-benar libur, karena di berikan tugas yang menumpuk) jadilah dia bisa membantu kakaknya itu untuk mengurus semuanya.

"Jangan khawatir, aku akan membantumu jika kau kesulitan."

Kaylie menganggukkan kepalanya, dia tidak sabar lagi untuk bisa kembali bekerja hanya untuk putra kecilnya itu, selama ini dia bisa bertahan dari sisa uang di tabungan, dan juga bantuan dari pemerintah, tapi kali ini dia akan bekerja sendiri dengan kemampuannya. Berharap saja ini adalah bantuan dari Tuhan.

"Semoga saja ke depan kehidupan kita begitu lancar dan kita tidak akan kesulitan lagi, sayang." Ujar Kaylie kepada putranya yang sepertinya memang sudah tertidur lelap disana.

Kaylie selalu berbicara kepada putranya, dan berfikir seakan-akan putranya itu memang mengetahui bahasa dan pemikirannya, meskipun masih bayi. Setelah Drowny tertidur pulas, barulah dia kemudian membaringkan putranya secara perlahan di kasur dan berusaha agar tidak membangunkan putra kecilnya itu. Setelah itu, Kaylie kemudian segera berdiri dari kasur dan mempersiapkan pakaiannya sendiri.

Alisha sendiri sudah keluar dari kamar Kaylie, dan berkata akan membereskan peralatan yang dia tadi gunakan untuk memasak, dan Kaylie tidak mau merepotkan lebih banyak untuk adiknya, jadilah dia sendiri yang mengurusi semua pakaiannya itu.

Tidak membutuhkan waktu lama, Kaylie berhasil mendapatkan kembali pakaian seragamnya dulu, seperti kemeja putih dan juga rok hitam. Berharap dirinya tidak akan menjadi bahan guyonan karena di usia yang sudah mencapai 25 tahun, dan masih menggunakan pakaian remaja.

Setelah itu, dia segera mematikan lampu kamar dan berbaring di samping putranya yang tertidur pulas disana. Kaylie kemudian memejamkan matanya, dan siap menyambut keesokan harinya.

"Mohon maaf sebelumnya ada urusan apa anda kemari ??"

Kaylie sudah sampai di perusahaan yang di maksud, beruntung perempuan itu terbiasa berbicara di depan orang, jadilah dia sama sekali tidak merasa gugup atau takut, atau bingung saat seorang resepsionis menanyakan perihal kedatangannya itu.

"Maaf, saya ingin bertanya tentang asisten CEO, bernama Valen. Dia menawariku pekerjaan, dan memberikan janji untuk bertemu dengannya."

"Baiklah, biar saya telepon dulu."

Kaylie mengangguk, dan membiarkan resepsionis perempuan itu memanggil Valen, sang asisten melalui telepon rumah yang berada di sana. Setelah beberapa menit, sang resepsionis kemudian berbicara kembali dengan Kaylie.

"Anda bisa langsung ke lantai 3, bisa melalui lift yang berada di sebelah kanan. Mba Valen sendiri yang akan menunggu anda di lantai 3."

"Baiklah, terima kasih banyak sebelumnya."

"Sama-sama."

Setelah itu, Kaylie segera berjalan menuju ke lift, awalnya saat hendak menggunakan, lift itu terlihat sepi dan kosong, tapi saat hendak menutup pintu lift, tiba-tiba seorang lelaki muda dengan anak berusia 5 tahun menghentikannya, membuat Kaylie kembali menekan tombol dan membuka pintu lift tersebut.

"Maafkan aku." Ujar lelaki muda tersebut tidak enak.

"Tidak apa." Ujar Kaylie tersenyum dan menyingkir, membiarkan lelaki muda itu menekan tombol lantai yang akan menjadi arah tujuannya.

"Oh, tujuan kita sama. Apakah.. Kau orang baru itu ??" Tanya lelaki itu dengan sopan saat melihat amplop berwarna cokelat di tangan Kaylie.

"Iya Tuan, sebenarnya saya belum tahu apakah bisa di terima disini. Tapi saya berharap bisa bekerja disini." Ujar Kaylie dengan sopan dan tidak berhenti menampilkan senyuman manisnya.

"Kakak sangat cantik dan manis, aku berharap kakak menjadi ibuku."

"He-Hey Nicholas itu tidak sopan !! Maafkan keponakanku ini, dia memang selalu seperti itu saja berbicara." Ujar lelaki yang ternyata adalah Darel, dan Nicholas.

Kaylie menanggapi ucapan anak tersebut sembari tertawa pelan disana, "Tidak apa, namanya juga anak-anak. Tapi kau sangat lucu sekali, siapa namamu anak manis ??"

"Namaku Nicholas, kakak cantik. Semoga kakak jatuh cinta dengan ayah dan menjadi-"

"Nicholas, tidak lagi !!" Ujar Darel memotong ucapan dari anak kecil itu.

hah, tidak anak tidak ayah, sama saja !! Melirik perempuan cantik, langsung diklaim seenaknya, mana belum kenal lagi !! Haduhh, lama-lama Darel benar-benar memilih pensiun saja menjadi baby sister Nicholas, entah sudah berapa banyak rasa malu yang harus dia tahan karena ucapan frontal Nicholas itu.

Tidak lama, pintu lift terbuka menampilkan seorang perempuan yang ternyata adalah Valen, asisten CEO. Valen yang melihat ada Darel dan Nicholas di dalam lift langsung memberikan hormat kepada adik dari CEO.

"Oh Tuan Darel, anda disini."

"Eh ?? Tu..Tuan Darel ??"

"Iya, Kaylie. Dia adalah adik dari CEO, dan juga Nicholas, putra CEO disini."

Kaylie langsung merasa tidak enak, dia segera meminta maaf kepada Darel dan Nicholas.

"Maafkan atas kelancangan saya."

"Ti..tidak perlu seperti itu." Ujar Darel tidak enak, karena Kaylie terlihat sangat bersalah tidak memberikan hormat, setidaknya menundukkan kepala dan badannya kepada sosok anggota dari pemilik perusahaan, sementara Darel sendiri memang tidak suka jika terlalu di hormati begitu dalam, hanya karena kakaknya yang seorang CEO.

"Kakak gak usah minta maaf, soalnya kakak kan calon istri pa-"

"Nicholas, tidak lagi. Udah ayo, daripada kamu godain kakak itu." Ujar Darel dengan malu, dan menarik Nicholas dari sana.

Astaga anaknya yang masih 5 tahun kenapa tahu sih rencana gila ayahnya, jangan-jangan ini ajaran Davide yang ngasih tahu anaknya itu ?! Gila !! Gila !! Kakaknya kerasukan apaan sih, coba ?! Ah, udahlah bodoh amat !! Mending jauhin dulu aja Nicholas dari Kaylie sebelum anak itu terus menggoda Kaylie.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!