"Andre Winato! Sialan! Kamu benar-benar pandai melarikan diri! Kamu tidak akan bisa kabur lagi kali ini!"
Di dalam suatu rumah susun lama yang ada di Kota Surawa.
Ada sebuah parang yang diletakkan ke leher Andre.
Empat pria kekar yang ada di dalam ruangan sedang menatap Andre.
Andre agak bingung. Pada setengah jam yang lalu, dirinya yang sedang mabuk terbangun karena merasa kesakitan. Sekujur tubuhnya dipenuhi bau alkohol. Dirinya mabuk parah.
Andre tidak tahu apa yang sedang terjadi. Dirinya jelas-jelas telah menjadi orang terkaya di Intrana.
Mengapa begitu bangun tidur, dirinya bisa muncul di rumah lama yang sudah dibongkar bertahun-tahun yang lalu?
Selain itu, bahkan ada orang yang mengacukan parang ke leher dirinya!
"Dasar bajingan, aku sedang berbicara denganmu!"
Pria kekar yang memimpin rombongan menendang Andre.
Andre terhuyung-huyung dan melihat ke sekeliling ruangan. Andre tiba-tiba tertegun dan nyaris meneteskan air mata ....
Jessy Irawan, wanita yang Andre nikahi lima belas tahun lalu, sedang berlutut di lantai dan menundukkan kepala.
Anak perempuan Andre, Feli Winato, ada di samping. Feli bersembunyi di belakang Jessy sambil gemetar.
Istri dan anak perempuannya masih hidup? Ini... bagaimana mungkin....
Andre selamanya tidak akan melupakan hari di mana istri dan anak perempuannya celaka....
Pada malam sebelumnya, Andre main kartu semalaman. Berhubung Andre kalah judi, seluruh uang yang istri Andre siapkan untuk biaya sekolah anak mereka habis.
Tinggal sisa dua puluh ribu di dalam saku Andre. Andre menggunakan uang ini untuk membeli sebotol arak putih. Lalu, Andre minum hingga mabuk di rumah.
Saat Andre terbangun, istri dan anak perempuannya sudah diculik oleh orang yang datang menagih utang!
Andre hanya bisa mengumpulkan uang sendiri. Namun, setelah Andre meminjam uang pada seluruh teman dan kerabat, Andre hanya berhasil mengumpulkan enam puluh juta.
Istri dan anak perempuan Andre ditenggelamkan ke sungai pada malam itu.
Saat jasad istri dan anak perempuan Andre dikeluarkan dari sungai, Andre berlutut di tanah dan menangis hingga pingsan....
Andre menjadi gila setelah hari itu. Dia mencari uang secara mati-matian.
Dalam waktu lima tahun, Andre menghasilkan enam puluh miliar dengan modal enam puluh juta.
Sepuluh tahun kemudian, Andre telah menjadi orang terkaya di Provinsi Damur.
Lima belas tahun kemudian, Andre dijuluki sebagai pengusaha legendaris. Tidak ada orang yang bisa menandinginya di Intrana.
Namun, tak peduli betapa suksesnya Andre dan seberapa banyak uang yang Andre miliki, apa gunanya?
Istrinya sudah meninggal, anak perempuannya juga telah tiada....
Andre berhasil membalas dendam. Dia menangani musuhnya sendiri dan membuat musuhnya sengsara!
Akan tetapi, istri dan anak perempuan Andre sudah tidak bisa kembali lagi....
Mata Andre memerah. Dia menatap istrinya, Jessy, dan anak perempuannya, Feli, yang sedang berada di ruangan ini. Dua orang ini sedang berlutut seraya menangis tersedu-sedu.
"Ibu, aku takut."
Feli menangis seraya mengulurkan tangan untuk memeluk Jessy. Jessy ingin menyembunyikan Feli di belakang dirinya.
Akan tetapi, saat Jessy baru mengulurkan tangan, Feli yang kurus dan mungil ditendang oleh pria kekar dan terbaring di lantai.
"Sialan, untuk apa kamu menangis! Suara tangisanmu sungguh menjengkelkan!"
Jessy langsung pergi menghampiri Feli tanpa berpikir panjang. Jessy berusaha mati-matian untuk melindungi Feli.
"Feli, cepat kembali ke sini! Cepat kembali ke sini!"
Jessy menyeka air mata di wajahnya dan bersujud di hadapan pria kekar.
"Anakku tidak bersalah!"
"Tolong, kami pasti akan membayar utang, tolong lepaskan anakku...."
Jessy terus bersujud. Sosoknya yang kurus kerempeng terlihat sangat lemah.
Namun, pada saat ini, Jessy tidak bisa melakukan apa pun selain memohon dengan pilu.
Jessy merasa hatinya seperti disayat pisau. Andaikan bisa, dirinya bersedia mengorbankan nyawa untuk menyelamatkan anak perempuannya!
Dimas Hasti, orang yang mengacukan parang ke leher Andre barusan, tertawa dingin.
"Enam ratus juta. Bagaimana kamu bisa membayar utang ini?"
"Coba kamu tanyakan pada orang-orang di daerah ini, siapa yang berani tidak membayar utang pada Dimas Hasti?"
"Andre, kalau kamu tidak bisa membayar utang hari ini, aku akan menculik istri dan anakmu!"
"Aku akan menjual istrimu dulu, lalu aku akan menjual anak perempuanmu...."
"Istrimu sangat cantik, dia pasti sangat laku!"
Dimas mengangkat tangan dan menampakkan senyuman licik. Kemudian, Dimas menepuk wajah Andre.
Andre menatap Dimas. Mata Andre memerah!
100
Pada kehidupan sebelumnya, bajingan inilah yang menenggelamkan istri dan anak perempuannya ke dalam sungai.
Andre menatap permukaan sungai. Dia memeluk jasad istri dan anak perempuannya sambil menangis tersedu-sedu.
Kalau bukan karena bajingan ini menjebak dirinya!
Dirinya tidak akan kehilangan seluruh aset karena kalah judi, juga tidak akan berutang sebanyak enam ratus juta!
Dirinya, istrinya dan anak perempuannya tidak akan terpuruk dalam keputusasaan!
Andre hidup dalam penyesalan selama lima belas tahun. Andre terus disiksa oleh rasa sakit hati dan sengsara!
Setelah mendapatkan kesempatan untuk hidup kembali, Andre mana mungkin membiarkan istri dan anak perempuannya dihina seperti ini lagi!
Andre tiba-tiba mengayunkan tangan dan meninju wajah
Dimas!
Mata Dimas langsung berkunang-kunang setelah ditinju secara mendadak.
Sebelum Dimas menyadari apa yang sedang terjadi, Andre meninju dagu Dimas!
"Sialan! Siapa suruh kamu meminjamkan uang padaku!"
"Dasar berengsek! Berani-beraninya kamu membunuh keluargaku!"
Andre mengerahkan seluruh tenaganya!
Andre terus meninju Dimas!
Akhirnya, Dimas terkapar di lantai dan tangan Andre berlumuran darah.
Tiga anak buah Dimas gemetar ketakutan setelah melihat
apa yang Andre lakukan.
Orang yang menendang Feli barusan bahkan melangkah mundur. Orang ini berusaha untuk menjauh dari Feli.
Orang-orang ini baru bekerja pada Dimas tidak lama. Ini adalah pertama kalinya mereka melihat orang seganas Andre. Bisa-bisanya Andre langsung menghajar bos mereka!
Jessy yang sedang berlutut di lantai mendongakkan kepala untuk memandang Andre.....
Jessy merasa Andre berbeda dari biasanya hari ini.....
Andre mengisi sebuah baskom dengan air. Kemudian, Andre menyirami wajah Dimas agar Dimas kembali sadar.
"Dimas Hasti!"
"Aku berutang sebanyak tiga ratus enam puluh juta padamu!"
"Ditambah dengan bunga pinjaman, aku berutang sebanyak enam ratus juta. Datanglah ke sini pada tiga hari kemudian. Aku akan membayar utang!"
"Dalam tiga hari ini, kalau kamu berani datang ke rumahku dan mengganggu istri serta anak perempuanku!"
"Aku jamin kamu akan menghilang tanpa jejak dari Kota
Surawa!"
Andre memandang Dimas dengan tatapan dingin.
Dimas langsung kedinginan setelah ditatap Andre. Dimas merasa ada hawa dingin yang menjalar dari punggungnya ke sekujur tubuh.
Dimas memuntahkan seteguk darah sambil gemetar.
Dimas bingung.
Biasanya Andre sangat ketakutan dan langsung berlutut untuk memohon ampun setelah melihat dirinya. Mengapa Andre tiba-tiba bersikap keras hari ini?
Andre bahkan menghajar dirinya!
"Urusan kita berdua tidak ada hubungannya dengan keluargaku!"
"Dimas, kamu juga punya anak...."
"Kamu tidak ingin melihat mayat anak-anakmu, 'kan!"
Dimas mengernyitkan alis setelah mendengar apa yang Andre katakan.
Dimas hanya membawa tiga anak buah hari ini. Selain itu, tiga orang ini sangat penakut. Mereka bukanlah lawan Andre.
Jika Dimas terus mencari masalah, Dimas tidak akan bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.
Andre sudah tidak punya jalan keluar lain lagi sekarang. Kalau Dimas bertindak ceroboh, Dimas malah akan rugi.
"Baiklah!"
"Aku akan mengingat apa yang kamu lakukan hari ini!"
"Tiga hari kemudian, aku akan datang mengambil uang!"
"Kalau sampai aku tidak bisa mendapatkan uang pada tiga hari kemudian!"
"Aku jamin keluarga kalian akan menghadapi konsekuensi yang lebih tragis dariku!"
Dimas menyeka darah yang menempel di wajahnya dan memaksakan diri untuk mengancam Andre dulu. Kemudian, Dimas menyuruh anak buahnya memapahnya dan keluar dari rumah susun.
Andre bergumam pada diri sendiri seraya menyaksikan sosok punggung Dimas yang sedang berjalan menjauh.
"Dimas, aku berhasil menyiksamu pada kehidupan sebelumnya! Aku tetap tidak akan memaafkanmu pada kehidupan ini!"
Setelah Dimas pergi jauh, Andre segera berjalan ke sisi Jessy. Andre mengulurkan tangan dan ingin memapah Jessy.
Akan tetapi, tak disangka, Jessy yang sedang berlutut di lantai malah mengayunkan tangan dan menampar wajah Andre!
"Andre, enam ratus juta! Dari mana kamu bisa mendapatkan enam ratus juta?"
"Apakah kamu punya tabungan? Apakah kamu punya pekerjaan?"
"Kamu telah meminjam uang dari seluruh teman dan kerabatmu!"
"Siapa lagi yang mau meminjamkan enam ratus juta padamu!"
Jessy bangkit dari lantai. Wajah Jessy penuh dengan bekas air mata.
Pakaian Jessy yang warnanya memudar karena sering dicuci dikotori oleh bercak-bercak darah.
Ada banyak bagian yang lecet di tubuh Jessy. Selain itu, dahi Jessy yang terluka karena bersujud barusan berlumuran darah!
Andre menggenggam tangan Jessy dengan sedih. "Sayang, percayalah padaku. Aku pasti bisa mendapatkan enam ratus juta!"
"Serahkanlah buku tabungan padaku. Dalam waktu tiga hari, aku tidak hanya bisa mendapatkan enam ratus juta, juga bisa mendapatkan uang yang cukup untuk membiayai pendidikan Feli. Aku bahkan bisa membelikan sebuah rumah yang besar untukmu!"
Andre memandang Jessy dengan tatapan penuh harapan. Namun, tatapan Jessy dipenuhi dengan rasa putus asa.
Jessy telah menikah dengan Andre selama enam tahun.
Saat Jessy bersujud pada Dimas hari ini, Jessy benar-benar sudah putus asa....
Dirinya dan anak perempuannya nyaris mati karena Andre!
"Buku tabungan?"
"Uang kita sudah habis karena kamu kalah judi!"
"Kamu bisa mendapatkan enam ratus juta dalam waktu tiga hari?"
"Apakah kamu mau pergi berjudi lagi?"
Sekujur tubuh Jessy gemetar. Wajah Jessy penuh dengan bekas air mata. Jessy memeluk Feli yang sedang bersembunyi di belakangnya.
"Kalau kamu begitu suka berjudi, pergilah!"
"Aku telah meletakkan surat cerai di atas meja. Aku tidak akan menyerahkan Feli padamu!"
"Andre, mulai dari hari ini, aku tidak punya hubungan apa-apa denganmu lagi!"
Jessy menggendong Feli dan berjalan ke arah pintu.
Jessy dan Andre telah menikah selama enam tahun. Jessy tidak pernah bisa melewati satu hari pun dengan tenang selama ini.
Jessy pindah dari rumahnya sendiri ke rumah sewa, lalu pindah dari rumah sewa ke rumah susun.
Jessy terus berharap Andre akan berubah menjadi pria yang lebih baik. Namun, Andre malah makin menjadi-jadi!
Jessy ditertawakan dan dihina oleh orang-orang. Bahkan Feli pun dikucilkan di taman kanak-kanak.
Orang-orang mengatakan bahwa Feli adalah anak
pecandu judi. Ayah Feli tidak melakukan apa pun dan
hanya bisa minum minuman keras di rumah.
Andre buru-buru menarik Jessy. Andre tidak mau membiarkan Jessy pergi.
"Jessy!"
"Beri aku waktu tiga hari!"
"Aku hanya butuh waktu tiga hari. Aku benar-benar bisa mendapatkan enam ratus juta!"
Bagi orang sepandai Andre, mendapatkan enam ratus juta dalam waktu tiga hari semudah membalikkan telapak tangan.
Akan tetapi, jika Jessy pergi, Jessy benar-benar tidak akan kembali lagi....
Andre yang dulu sangat berengsek dan membuat Jessy sangat sedih.
Akan tetapi, pada kehidupan ini, Andre tidak hanya mau membayar utang, juga mau membuat istri dan anak. perempuannya bisa menikmati hidup!
"Lepaskan aku!"
Jessy mengerahkan seluruh tenaga untuk mendorong Andre!
Jessy mengeluarkan sebuah gunting dari saku, lalu
mengacukan gunting itu ke lehernya sendiri!
Jessy sudah punya rencana sebelum Dimas masuk. Jika Dimas berani berbuat macam-macam padanya, dirinya akan bunuh diri di depan Dimas terlebih dahulu!
Jessy lebih memilih untuk mati daripada dilecehkan
Dimas!
"Kalau kamu berani maju selangkah lagi, aku akan mati di
hadapanmu!"
Jessy merangkul Feli dan tidak memperbolehkan Feli melihatnya. Jessy takut Feli akan trauma setelah melihat kondisi miris dirinya.
Jessy menggenggam gunting dengan erat. Tangan yang Jessy gunakan untuk mencengkeram gunting membiru. Leher Jessy mulai berdarah.
Andre segera melangkah mundur dan melepaskan genggamannya.
Andre akan sangat menyesal jika Jessy bertindak ceroboh karena emosi sesaat!
Jessy memandang Andre sambil terus meneteskan air mata. Tatapan Jessy terlihat dingin dan asing. Jessy tidak ingin Andre mendekat.
"Kamu menyuruhku memberimu waktu tiga hari?"
"Kamu benar-benar merasa dirimu bisa mendapatkan enam ratus juta?"
"Andre, kenapa kamu tidak becermin dulu? Kamu benar-benar tidak tahu diri!"
"Kalaupun ada hujan uang di luar sana dan kamu hanya butuh pergi memungut uang, kamu tetap tidak akan bisa mengumpulkan enam ratus juta!"
"Jangan datang mencari aku dan Feli lagi. Kalau tidak, aku akan mati di hadapanmu!"
Jessy keluar dari rumah sambil menggenggam gunting dengan erat. Saat Jessy memandang Andre untuk terakhir kalinya, tatapannya tetap dipenuhi dengan rasa putus asa.
Saking putus asanya, Jessy merasa sesak napas. Dia tidak ingin bertemu dengan pria ini lagi!
Andre yang perhatian dan lemah lembut yang Jessy kenal enam tahun lalu sudah mati....
Andre yang Jessy kenal sekarang adalah bajingan yang tidak berguna!
Jessy bahkan tidak ingin melirik orang tak berguna ini lagi!
Setelah Andre mendengar suara pintu ditutup, Andre memandang rumahnya yang kosong melompong.
Kalau bukan karena dirinya memperlakukan Jessy dengan buruk dalam enam tahun ini, Jessy tidak akan begitu kecewa terhadapnya!
Akan tetapi, sekarang bukan saatnya pergi mencari Jessy. Andre tahu, tak peduli apa pun yang dirinya katakan, Jessy tidak akan percaya padanya lagi.
Jika Andre ingin membuat Jessy percaya padanya dan membawa Feli kembali ke rumah, Andre harus membayar utang dulu.
Andre mengubek-ubek barang di rumah. Setelah itu, Andre hanya menemukan uang dua ratus ribuan. Ada uang seratus ribuan di dalam saku salah satu baju yang sudah usang.
Menghasilkan enam ratus juta dalam tiga hari dengan modal dua ratus ribuan memang sulit, tapi ini bukan hal yang mustahil!
Kesempatan akan datang mencari orang yang punya persiapan. Akan tetapi, Andre mengetahui amat sangat banyak kesempatan.
Andre akan menunjukkan perubahannya pada Jessy mulai dari enam ratus juta ini!
Andre berutang banyak pada istri dan anak perempuannya pada kehidupan sebelumnya. Andre akan membayar utangnya secara berlipat ganda dalam kehidupan ini.
Keesokan paginya.
Andre jalan kaki dari rumah ke pasar barang antik yang terkenal di Kota Surawa.
Mengapa Andre datang ke sini? Andre memang tidak bisa menaksir harga barang antik yang dijual di pasar ini..
Akan tetapi, Andre mengingat isi koran pada hari kematian istri dan anak perempuannya dengan jelas.
Berita utama hari itu adalah tentang dua jasad yang dikeluarkan dari sungai.
Berita di samping berita utama adalah kabar duka bahwa William Astred, kolektor terkenal Kota Surawa, meninggal secara mendadak.
Pada kehidupan sebelumnya, ada gempa yang merobohkan suatu bangunan ilegal di Jalan Kumar. William kebetulan tertindih oleh bangunan tersebut.
Kalau Andre tidak salah ingat, gempa itu akan terjadi pada hari ini!
Andre berjalan memasuki Jalan Kumar di bawah sinar matahari....
"Bos, berapa harga koin kuno ini?"
Suara orang yang sedang menanyakan harga menarik perhatian Andre. Andre memandang pria tua berpakaian olahraga yang sedang berjongkok di pinggir jalan.
Pria tua ini menimang beberapa koin kuno yang diikat menjadi satu. Permukaan koin-koin kuno ini masih tertutup oleh karat. Tulisan yang diukir di permukaan koin kuno tidak dapat terlihat dengan jelas. Jika ingin tahu apa yang terselubung di permukaan koin-koin kuno ini, pembeli harus membuka koin-koin kuno ini sendiri. Kalau ada barang berharga di dalam, berarti pembeli beruntung.
Pemilik kios melirik pria tua itu sekilas. "Tiga puluh ribu per ikat. Kamu harus membuka koin-koin kuno ini sendiri di rumah."
Pria tua ini berpikir cukup lama, lalu mengangguk. Pada saat dia hendak melakukan pembayaran, Andre muncul dari belakang pria tua dan menghentikannya.
"Tunggu sebentar, Bos, aku bersedia membayar empat puluh ribu!"
Pria tua ini memelototi Andre. "Nak, aku mengatakan bahwa aku ingin membeli koin ini terlebih dahulu. Apakah kamu tahu ini koin apa? Kamu tidak takut kamu akan membuang empat puluh ribu secara sia-sia?"
Andre tersenyum.
"Tidak masalah saya tahu ini koin apa atau tidak, yang penting Tuan William tahu ini koin apa."
"Jika saya bisa mendapatkan barang yang Tuan William inginkan dengan menambah sepuluh ribu, saya pasti tidak akan rugi!"
William menjadi sangat jengkel setelah mendengar apa yang Andre katakan.
William menatap pemilik kios. "Kamu seharusnya akan menjual koin ini pada pembeli yang datang terlebih dahulu, 'kan? Aku sudah mau membayar, lalu dia mendadak datang!"
Pemilik kios tersenyum.
"Dia bersedia membayar empat puluh ribu sekarang. Kalau kamu juga bersedia membayar empat puluh ribu, aku tetap akan menjual koin kuno ini padamu. Kalau kamu hanya bersedia membayar tiga puluh ribu, letakkanlah koin kuno ini dan pilihlah barang lain."
William menatap koin kuno yang sedang dia pegang. Tak peduli bagaimanapun, William tidak mau melepaskan koin kuno ini. Sejujurnya, koin kuno yang sedang dia pegang memang lumayan berharga
Meskipun kerusakan di bagian depan dan belakang koin kuno ini agak parah, William tetap bisa melihat empat titik yang ada di bawah koin kuno ini.
Selain itu, ada huruf yang diukir dengan tidak rapi di bagian belakang koin kuno. Huruf itu tertulis dalam aksara kuno.
Koin-koin kuno ini seharusnya adalah mata uang Dinasti Atrona. Hal ini tidak perlu dirugikan lagi. Empat titik itu adalah bagian dari aksara kuno yang digunakan pada zaman Dinasti Atrona.
Satu-satunya aspek yang dipertaruhkan adalah huruf yang tertera di belakang koin kuno.
Huruf di belakang koin akan menentukan nilai koin. Aksara kuno di belakang mata uang Dinasti Atrona menunjukkan tempat pembuatan.
Jumlah koin yang dibuat di setiap tempat berbeda. Jumlah koin dari masing-masing tempat pembuatan yang bisa ditemukan sekarang juga berbeda. Jadi, harga setiap koin jelas akan berbeda.
Akan tetapi, jika bisa membeli seikat mata uang Dinasti Atrona dengan harga tiga puluh ribu, bagaimanapun tidak mungkin rugi.
Sayangnya ada bocah ingusan yang muncul entah dari mana!
"Aku akan membayar empat puluh ribu!"
William melemparkan uang empat puluh ribu ke arah pemilik kios dengan kesal. Saat pemilik kios hendak menerima uang William, Andre mengeluarkan uang lima puluh ribu dan menyerahkannya
pada pemilik kios.
"Saya bersedia membayar lima puluh ribu. Saya mau koin kuno yang sedang Tuan William pegang."
William meringis dengan jengkel.
"Sialan, apakah kamu sengaja datang untuk mencari masalah denganku?"
"Apakah kamu kenal denganku?"
"Kamu tahu tentang aku dari mana?"
"Kamu benar-benar tidak tahu aturan!"
"Aku bersedia membayar dua ratus ribu. Apakah kamu mau menjual koin kuno ini padaku!"
William mengeluarkan dua ratus ribu dan melemparkan uang ke arah pemilik kios.
Andre merogoh saku, lalu meletakkan seluruh uang yang ada di dalam sakunya di samping.
"Saya bersedia membayar dua ratus lima puluh ribu. Tuan William, kalau Anda bisa membuka harga yang lebih tinggi, ambillah koin kuno ini. Kalau Anda tidak bisa membuka harga yang lebih tinggi, barang ini akan menjadi milik saya."
Andre menatap William sambil tersenyum. Andre sudah menjalani dua kehidupan, jadi Andre tahu betul apa yang sedang William pikirkan sekarang. William memang sudah berumur, tapi orang yang makin berumur makin mementingkan aturan. Jadi, sangat mudah untuk memprovokasi orang yang sudah berumur.
William memasukkan uang dua ratus ribu ke dalam saku dengan kesal, lalu berbalik dan pergi.
William berencana untuk jalan-jalan di Jalan Kumar setelah selesai olahraga pagi ini. Tak disangka, dia bertemu dengan Andre sialan ini!
Orang ini sengaja datang untuk mencari masalah!
Andre melakukan pembayaran dan mengambil koin-koin kuno itu.
Andre datang untuk menemui William hari ini. Kalau sampai Andre lengah dan William meninggal sebentar lagi, maka Andre sama saja menyia-nyiakan dua ratus lima puluh ribu terakhir yang dia miliki!
"Tuan William, Tuan William."
Andre mengejar William. William mengerutkan kening.
"Sebenarnya apa yang kamu inginkan?"
"Bukankah aku telah mengalah dan memberikan koin kuno itu padamu? Ambillah koin kuno itu dan pergilah!"
"Kenapa kamu masih datang mencariku?"
"Anakku adalah polisi. Kamu percaya atau tidak? Kalau kamu mengikutiku lagi, aku bisa membuatmu masuk penjara beberapa hari!"
William menatap Andre.
Andre melambaikan tangan dan berkata, "Tuan William, Anda salah paham. Saya membeli koin kuno ini untuk dihadiahkan pada Anda. Ini adalah hadiah kecil untuk menyatakan rasa hormat saya terhadap Anda."
Andre menyodorkan seikat koin kuno yang ada di dalam genggamannya ke hadapan William.
William terus mengerutkan kening. William tidak tahu apa maksud Andre.
Jika Andre benar-benar mau menjilat dirinya, mengapa Andre bersikeras mau berebut koin kuno dengan dirinya barusan? Akan tetapi, jika Andre bukan mau menjilat dirinya, mengapa Andre menghadiahkan koin kuno pada dirinya?
William tidak tahu bahwa dirinya telah dijebak oleh Andre pada pertemuan pertama mereka.
William adalah salah satu kolektor yang paling terkenal di Kota Surawa. Ada banyak orang yang menyanjung William. Biasanya tidak ada orang yang berani melawan William. Semua orang selalu mengikuti kehendak William.
Andre memang ingin bergaul dengan William. Akan tetapi, Andre hanya punya uang dua ratus lima puluh ribu. Andre sudah tidak punya uang lagi. Andre jelas tidak akan memubazirkan uang!
Andre sengaja melawan William agar William ingat pada dirinya. Setelah itu, Andre menghadiahkan koin kuno pada William agar William jangan marah.
Hanya dengan cara seperti ini, William baru akan mengingat Andre dan apa yang Andre katakan.
William menatap koin kuno dalam genggamannya. Setelah berpikir sejenak, William mengeluarkan tiga ratus ribu dan menyodorkan uang itu pada Andre.
"Aku tidak ingin berkenalan denganmu. Jangan bilang aku merugikanmu. Aku akan memberimu tiga ratus ribu. Pergilah jauh-jauh dariku!"
"Kelak, jangan mengaku-aku bahwa kamu kenal denganku. Aku malu."
William berbalik dan hendak pergi. Namun, Andre menarik William.
"Saya ingin menyampaikan sesuatu pada Anda. Anda boleh pergi setelah mendengar apa yang saya katakan."
William berhenti berjalan dan berbalik.
Andre menatap William sambil tersenyum dan berkata, "Sejujurnya, saya meramal nasib Anda sebelum saya keluar. Ada suatu hal yang berhubungan dengan keselamatan Anda, jadi saya harus memberi tahu hal ini pada Anda."
"Tak peduli Anda menemukan barang sebagus dan semahal apa pun hari ini, Anda harus menjauhi tembok."
"Pokoknya Anda harus menjauhi tembok!"
Andre menekankan hal ini lagi.
William tertegun sejenak. Akan tetapi, pada detik selanjutnya, William mengernyitkan alis. Saking marahnya, William langsung melemparkan koin kuno ke lantai!
"Apa maksudmu? Maksudmu aku akan mati tertindih tembok hari ini?"
"Dasar berengsek!"
"Kamu terus berbicara yang tidak-tidak. Kamu bahkan menyumpahiku dan mengatakan bahwa aku akan mati? Kalau sampai aku benar-benar mati tertindih tembok, aku akan menuruti apa pun yang kamu inginkan!"
William berbalik dan pergi dengan jengkel. Dia bahkan tidak memungut koin kuno yang ada di lantai.
William sudah berumur dan sudah pernah bertemu dengan banyak orang!
Akan tetapi, ini adalah pertama kalinya William bertemu dengan orang yang menyumpahinya saat pertama kali bertemu!
Andre menghela napas karena rencananya gagal.
Andre telah berusaha mengingatkan William. Kalau sampai William tetap meninggal karena tertindih tembok, berarti ini memang adalah takdir.
Andre hanya bisa memikirkan cara lain untuk mendapatkan enam ratus juta dalam waktu tiga hari.
Setelah meninggalkan Andre, William lanjut jalan-jalan di Jalan Kumar. Namun, William merasa sangat tidak nyaman. Saat dia melihat tembok yang ada di sekitarnya, entah kenapa dia teringat pada perkataan Andre.
'Bocah berengsek itu entah muncul dari mana. Sialan.' William mengomel di dalam hati. Saat William melewati sebuah kios, William melirik barang-barang yang dijual di kios tersebut. Mata William menjadi berbinar-binar saat dia melihat sebuah tungku perunggu. William mengangkat tangan dan mengambil tungku perunggu tersebut dengan santai. Lalu, William berdecak di dalam hati.
Tungku perunggu ini sangat bagus!
Meskipun tungku Hiron ini adalah tiruan barang peninggalan Dinasti Postri, tungku ini sudah dibuat sejak lama. Tungku ini setidaknya telah dibuat pada zaman Dinasti Atrona.
"Bos, berapa harga tungku perunggu ini?"
William menatap pemilik kios.
Pemilik kios tersenyum dan berkata, "Mata Anda benar-benar jeli. Ini adalah Tungku Hiron. Hanya saya yang menjual tungku ini di seluruh Kota Surawa. Harga tungku ini tidak mahal, hanya tiga ratus enam puluh juta."
William tahu bahwa harga tungku tersebut seharusnya tidak semahal ini. William memutuskan untuk menawar harga. Jadi, William meletakkan tungku perunggu itu kembali.
"Enam ratus ribu. Kalau kamu tidak mau menjual tungku ini padaku, aku akan pergi."
William pura-pura mau berdiri. Sesuai dengan dugaannya, pemilik kios langsung menghentikannya.
"Jangan, jangan. Dua juta. Kalau tidak, saya akan rugi. Saya membeli Tungku Hiron ini dari tempat lain. Coba Anda lihat kualitas tungku ini. Ini adalah barang peninggalan Dinasti Postri sungguhan. Lihatlah corak di bawah tungku ini. Bahkan jika Anda mengira tungku ini adalah barang tiruan, harganya juga pasti di atas enam ratus ribu!"
William tidak mengacuhkan pemilik kios. William yakin dirinya bisa membeli tungku ini dengan harga enam ratus ribu.
Akan tetapi, William ragu sesaat ketika melihat tembok di belakang pemilik kios. Entah kenapa, William teringat pada perkataan Andre lagi.
Bocah berengsek itu menyumpahi dirinya dan mengatakan dirinya akan mati tertindih tembok!
"Baiklah, enam ratus ribu!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!