NovelToon NovelToon

Cinta Sang Ceo

Di campakan

***

Siang itu, seorang wanita cantik yang bernama Catya... tampak telah berdiri tepat di depan seorang pria tampan dengan kulit putih pucat dan postur tubuh tinggi ramping. Kelihatannya pria itu adalah pria dari kalangan klas atas atau sederajat bangsawan.

"Mulai saat ini! Jangan pernah muncul lagi di hadapan ku! Aku sungguh sangat muak dengan mu dan segala bualan mu itu!" Bentak pria itu lantang. Tatapan tajam dan begitu dingin sudah cukup membuat hati Catya terasa tercabik-cabik.

Catya hanya bisa menunduk dengan perasaan kacau yang tak bisa ia jelaskan dengan kata kata.

"Camkan itu!" sambung pria itu makin melukai hati Catya. Pria itu pun berlalu begitu saja setelah mendorong tubuh Catya hingga tubuh Catya hampir jatuh ke aspal.

Catya mulai mencoba untuk memohon, ia meraih sikut pria itu "Kumohon, jangan lakukan ini padaku!" Pinta Catya pada laki laki tersebut.

Bats! Nampaknya pria itu memang tak ingin berhadapan dengan Catya, sehingga pria itu pun menghempas tangan Catya kasar.

"Hentikan!" Bentak Pria itu, pria itu marah pada Catya hingga mendorong Catya secara brutal dan membuat Catya jatuh terduduk di aspal panas siang itu.

"Jangan sentuh aku dengan tangan kotor mu itu! Dasar jala*ng!" dengus kesal pria tersebut.

Pria itu lekas masuk ke dalam mobil sport nya dan lekas menyalakan mesin mobilnya untuk di pacu dengan cepat.

Bruuum! Mobil berlalu membelah jalan yang sepi siang itu...

Catya bangkit dari duduk nya dan berusaha mengejar mobil tersebut "Kaisar, kaisar! Ku mohon ... jangan tinggalkan aku!" teriak Catya.

 Catya terlambat, mobil yang di kendalikan Kaisar telah melaju cepat dan menghilangkan di ujung jalan.

"Kaisar. Apa salahku?" Tangis Catya, ia terlarut dalam sebuah kesedihan yang amat menyiksa. Bahkan tenggorokan nya begitu nyeri karna menahan tangisan yang sedari tadi hampir membludak.

Saat Catya sedang ada dalam fase terburuk dalam hidup nya... Tanpa di sadari, seseorang telah menyaksikan drama dukanya yang telah ia perankan. Hingga Pria misterius itu terkekeh seakan tersentuh "Sungguh menjijikan" Bisik pria yang sedari tadi bersembunyi di dalam mobil sport hitam miliknya.

"Tuan? Apakah anda bicara sesuatu?" tanya sang supir menatap spion di depannya.

"Tabrak saja" sambung pria itu tiba tiba membuat supir nya terkejut.

"A-apa tuan?" tanya supir itu mengulang.

"Tabrak wanita itu! Lajukan secepat angin berembus" pinta sang pria berjas hitam yang ada dalam mobil sport hitam tersebut.

"Tapi tuan...' Sang supir ragu.

"Sial! Injak pedal nya! Bunuh dia!' tegas Pria misterius tersebut.

Glukk bunyi saliva pun terdengar , sang supir meneguk salivanya sendiri dengan susah payah. Di lihat nya, Catya telah melangkah tertatih tatih di tengah jalan dengan sebuah lamunan, pria misterius itu pun merasa terganggu dan mulai kesal.

"Ta-tapi tuan, wanita itu terlihat sangat menyedihkan" balas sang supir tak tega.

Namun pria berkaca mata hitam berkata dengan begitu dingin nya "Ku bilang! Tabrak saja, wanita murahan itu! Dia pasti berharap mati saat ini juga..." lirihnya tajam.

Deg! Supir itu hanya bisa terdiam dan tak bisa melakukan apapun.

"Apa yang kau pikirkan, lekas tancap gas!" Bentak pria itu kasar. Sang supir sungguh risih, keringatnya mulai bercucuran ketika mendengar kan perintah brutal dari majikannya.

"Tancap gasnya sekarang! Jika aku sampai telat meeting. Maka akan ku kuliti dirimu hidup-hidup! Hingga kau bisa merasakan... betapa perihnya mati dengan cara perlahan" imbuh pria itu.

Sang supir mulai panik hingga tanpa berpikir panjang, ia pun menginjak pedal gas di kakinya sekencang mungkin.

BRUUUUMMMM! Mobil spot hitam itu pun melaju kencang ke arah Catya yang malang.

Namun, selang beberapa saat... Pria misterius itu kembali memerintah "Injak remnya!" Bentak pria misterius itu.

Ciit! Akhirnya, mobil pun berhenti tepat di belakang Catya. Catya berbalik ke arah belakang dan ia pun terkejut

Deg! Catya terbelalak ketika melihat moncong mobil sport hitam misterius, tiba tiba ada di depannya.

"No-nona... mohon minggir" Ucap sang supir.

Gluk! Catya meneguk salivanya sendiri karna kaget "Nona. Minggir"pinta sang supir. Catya lekas menggeser tubuhnya dan berdiri di pinggir.

Bruuuummmm... mobil kembali melaju pelan melewati Catya begitu saja. Namun, saat kaca mobil terbuka, Seorang pria berkaca mata hitam tampak terkekeh sembari berkata...

"Heh... drama yang memalukan" Ucapan itu terdengar jelas hingga ke telinga Catya.

"..." Catya tak bisa berkomentar apapun terkait ocehan pria itu...

Flasback dua bulan yang lalu...

Calista catya adalah seorang anak yang di adopsi keluarga Kusuma, dua belas tahun pernikahan tuan kusuma dan nyonya Angela rupanya tak membuahkan keturunan.

Hingga pada suatu hari keluarga itu di sarankan mengadopsi anak dari panti asuhan di jakarta sebagai anak pancingan.

Saat itu usia Catya berumur dua tahun, namun beberapa bulan setelah mengadopsi Catya.. Ny Angela pun mengandung.

Kemudian dengan berat hati, Ny Angela pun tetap merawat Catya hingga ia tumbuh remaja.

Karna Ny Angela telah memiliki keturunan, akhirnya Catya pun di kucilkan... Ia selalu di sisihkan dalam hal apapun terutama, masalah percintaan.

Catya dan Kaisar sebelum nya adalah sepasang kekasih bahkan mereka telah bertunangan secara sembunyi-sembunyi di pantai Kuta Bali.

Namun setelah pulang dari pantai, hal nahas pun terjadi, usai mengantarkan Catya ke kediaman Kusuma. Mobil pribadi yang di kendarai Kaisar menabrak pembatas jalan hingga ia hampir terjun ke jurang.

Kaisar terluka parah hingga dirinya harus di operasi. Catya di salahkan dalam tragedi itu, hingga Catya pun di usir dari kediaman Kusuma.

Waktu berjalan cepat, hingga dua bulan kemudian, Catya pun kembali ke kediaman Kusuma untuk memberitahukan bahwa ia telah berhasil masuk ke perusahaan ternama di Jakarta sebagai wakil asisten CEO.

Namun ketika ia sampai di front kediaman itu. Ia malah menyaksikan adegan yang menyakitkan, di lihatnya Kaisar sedang mencium pipi kanan dan kiri Casandra. Casandra sendiri adalah adik angkat Catya.

Merasa dikhianati, Catya pun lekas melabrak Casandra dan membentak Kaisar "Kai! Apa-apaan ini! Kenapa kamu malah mencium calon adik iparmu sendiri!" Teriak Catya mendorong dada Kaisar kasar, hingga Kaisar mundur beberapa langkah ke belakang.

Casandra tak terima saat Catya mendorong dada Kaisar. Casandra pun berbalik menatap Catya tajam "Apa-apaan kamu kak! Kenapa kamu bicara hal yang tak masuk akal begitu!" Bentak Casandra marah.

"Casandra... Kamu dan kaisar? Apa yang kalian lakukan?' tanya Catya panik.

Casandra menghampiri Kaisar dan membelai wajahnya lembut "Sayang, kamu tidak apa-apa kan?" Tanya Casandra lirih. Sedangkan Kaisar hanya diam tak berkomentar...

"Apa yang terjadi! Casandra, katakan... apa yang sadang terjadi sebenarnya?! Ada apa dengan kalian ?"Tanya Catya sedih.

Casandra menatap Catya tajam, ia pun mulai menghasut Kaisar "Sayang sebaiknya kita abaikan saja wanita itu. Sudah lama sejak kita berpacaran tiga tahun lalu. Ia memang bernafsu untuk menjadikanmu suaminya. Jadi... berhati-hati lah" Ujar Casandra penuh kelicikan dalam wajahnya.

Apa? Apa apaan ini? Kenapa Casandra membalikan pakta yang ada. Bathin Catya menggumam.

"Menjijikan!" bisik Kaisar mendelik tajam kenarah Catya.

Deg! Catya membelalakkan matanya lebar dan tak percaya jika Kaisar akan mengabaikan begitu.

"Tunggu Kai. Yang dikatakan adikku bukanlah hal yang sebenarnya" Pinta Catya mencoba menjelaskan.

Namun Kaisar enggan mendengar ocehan Catya dan mengabaikan Catya begitu saja. Beberapa kali Catya mencoba menyakinkan Kaisar. Hingga saat ini, Kaisar pun masih enggan menatap Catya apapun alasannya...

Flasback Off...

Langkah kaki mungil itu terhenti di sebuah jembatan layang tinggi yang kokoh. Di hiasi tali penyangga yang terbuat dari kawat beton yang kuat.

"Aku tak punya siapapun di dunia ini. Mereka membenciku tanpa sebuah alasan. Tak ada pembelaan yang berarti untuk menolongku. Tak ada yang mengharapkan ku untuk hidup, mungkin mati adalah hal yang tepat untukku" Ucap Catya seraya meraksak naik ke pagar besi penghalang jembatan tersebut.

Catya yang di temani amarah dan kesedihan pun mulai berpikir bahwa satu satunya jalan yang tepat untuk nya saat ini adalah bunuh diri.

Catya kini telah duduk di pagar penghalang jembatan tersebut... Plung! sebuah Cemplung terdengar dan menenggelamkan sebelah sepatu High hills miliknya.

Catya tersenyum lalu memejamkan matanya hendak bersiap melompat. Namun sesaat ia dengar bunyi. Tuuuutttt... Catya pun segera membuka matanya lagi, dilihatnya di bawah sana sebuah kapal pesiar indah hendak melintas di bawah kakinya.

Gluk. Catya makin sedih ketika menyaksikan bahwa pria di atas kabin kapal pesiar itu adalah Kaisar bersama Casandra.

Mereka tampak Asyik berciuman panas hingga membuat Catya makin tersulut emosi. Akhirnya, Catya mengindari kapal itu dan mengurungkan niatnya untuk mengakhiri hidup.

"Aaaaghhhhh! Kenapa Tuhan selalu tak adil padaku?! Hiks Aaahhh huhuhuhuu...." Tangisan nya pecah saat itu juga.

Catya hanya bisa duduk memeluk lutut nya, Catya sangat frustrasi, ia tak tahu harus berbuat apa untuk memuaskan rasa sakit di hatinya itu...

Bersambung...

Menerobos sembarangan

Catya, gadis cantik manis dan imut berusia dua puluh tahun itu tengah menghadapi masa-masa sulit dalam hidupnya, sejak kecil ia memang tak merasakan nikmat dan hangatnya sebuah keluarga...

Bahkan, saat dirinya di usir dari keluarga Kusuma, hatinya sudah hancur tak bersisa... Kini Catya sungguh tak punya tempat untuk pulang...

"Hiks... hu hu hu Hiks" Tangisan itulah yang terdengar jelas di tengah keheningan.

Catya menangis sejadi-jadinya, amarahnya meledak-ledak. Ia sungguh ada dalam fase kritis antara mengakhiri hidup dan balas dendam pada keluarga yang telah mencampakkannya terutama Kaisar, meski gara-gara operasi itu Kaisar kehilangan ingatannya, tapi Catya tak terima jika Kaisar melupakan semua janji manisnya juga sumpah yang telah mereka ikat bersama.

"Aaaaaaaagghhhh! Kenapa tuhan selalu tak adil kepadaku!" Teriak Catya mulai berdiri lalu melangkah lebar, entah kemana kaki mungil itu akan membawanya.

Malam makin larut, bahkan Catya tak tahu pukul berapa saat itu... Catya hanya terus saja berjalan tanpa arah dan tujuan...

Catya berjalan longai bergontai seakan tak bertenaga, ia terlihat menyusuri gelapnya malam sendirian...

Namun... tiba tiba beberapa pemuda yang telah mabuk parah pun mulai menghampiri Catya "Hai nona... Mari kita bersenang-senang" pinta para pemuda itu menggoda Catya dengan melecehkannya.

"..." Catya tak berkomentar...

Catya yang saat itu di penuhi amarah tampak tak takut, apa lagi gentar... Meski yang ia hadapi saat ini adalah para pemuda brandal.

Beberapa pria iseng itu bahkan mencoba menahan pergerakan Catya dan tampak ingin memakan harus itu. Tapi Catya merespon para laki-laki hidung belang itu dengan sebuah tendangan brutal.

BUAK! Hanya dengan satu kali tendang Catya bisa membuat pria itu terkapar.

"Wanita kurang ajar!" amuk salah satu dari ke empat pria hidung belang.

Catya yang marah pada dirinya sendiri itu pun lekas melampiaskan kekesalan dan amarah nya kepada seluruh pria mabuk tersebut.

Hingga malam itu pun, sebuah pertikaian pun terjadi Buak! Dak! Duess! Tinjuan, tendangan dan pukulan dari Catya berhasil melumpuhkan ke empat pria hidung belang itu. Setelah pria hidung belang itu terkapar tak berdaya dan babak belur, Catya pun menghampiri mereka lalu meminta maaf pada mereka berlima...

"Maaf, karna kalian datang di waktu yang tak tepat... kalian boleh menikmati pukulan gratis dariku secara cuma-cuma. Selamat bermimpi indah" bisik Catya, Catya pun melanjutkan langkahnya yang entah di mana akan menepi...

Lama melangkah, akhirnya Catya pun terhenti di sebuah club malam yang tampak mencurigakan.

Club malam tersebut terlihat di kerumuni pria-pria aneh berjas hitam dengan earphone di kuping mereka. Catya curiga bahwa mereka adalah gangster. Hingga Catya pun mulai mendekati kerumunan itu dan masuk begitu saja ke dalam pintu yang telah di jaga ketat oleh para pria berjas hitam tersebut.

"Berhenti, nona anda mau ke mana?" Tanya salah satu dari ke ena pria berjas hitam.

Catya menoleh ke arah para pria berjas hitam itu seraya berkata b"Saya hanya mau minum di dalam" Balas Catya mencari tahu ada apa di dalam sana.

"Club ini telah di sewa penuh oleh bos saya. Jadi silahkan cari Club lain..." Pinta salah satu penjaga yang bergerombol itu. Catya malah makin curiga, pikirannya tertuju ke sebuah pembunuhan tertutup...

"Ada apa di dalam sana, kenapa saya tak boleh masuk. Apakah kalian sedang merilis vidio asusila ya?" Tanya Catya tak sopan.

Nampaknya Catya telah menyinggung beberapa pria berjas hitam itu. Bahkan beberapa pria itu tampak hendak memukul Catya kasar.

"Tahan... jangan emosi, nona ini hanyalah seorang wanita, silahkan nona pergi dari sini, atau anda akan terlibat masalah besar" Ucap salah satu pria berjas hitam bernama Tio. Nampaknya pria muda ini sangat Du segani oleh para pria berjas hitam lainnya.

Catya makin curiga. "Oh. Rupanya perkiraanku benar. Bahwa di dalam sana ada sebuah pembunuhan ya?" Tanya Catya makin menyulut emosi.

"Nona mohon pergi sekarang!" Bentak ketua dari gerombolan berjas hitam itu.

"Tapi aku tetap akan masuk!" Catya keras kepala. Catya mulai menendang burung-burung emas milik para pria itu. Duak! Duak! Beberapa pria itu segera memegangi bagian vital mereka dan mulai berguling-guling di aspal tampak sangat menderita.

"A-anda tak boleh masuk" Gagap salah satu dari ke enam pria yang berguling-guling itu.

"Jika kamu melarang ku masuk, nasib yang sama akan kau alami. Paham!!" Bentak Catya dengan sorot mata yang tajam .

Pria itu pun pasrah, pria itu sungguh mengangguk lugas "Ma-maafkan saya nona..." Ucap Pria itu ketakutan.

Catya pun tersenyum, seraya menggoda pria tersebut "Anak pintar, kalau begitu... cepatlah berguling seperti mereka, jangan berpikir untuk menyerang ku dari belakang. Jika itu sampai terjadi maka Skkkaaattt!" Ucap Catya seraya memertikan jempolnya sebagai pisau dan menebas lehernya sendiri yang artinya mati.

"Ba-baik no-nona" Dengan polosnya.

Pria itupun ikut bergeliat-geliat di aspal. Catya kini masuk menerobos bebas ke area Club yang amat sepi. Lampu remang di Club itu tampak sedikit menyeramkan seperti di rumah hantu.

Lama Catya melangkah ke area bartender. Akhirnya Catya terpaku kala menyaksikan punggung pria misterius yang tampak lebar dan kekar.

Pria itu terduduk sendirian tanpa seorang bartender di sampingnya. Ia bahkan terlihat meneguk minuman keras itu berkali-kali tanpa takaran. Catya yang merasa risih itu malah mendekati pria itu tanpa gentar.

Makin dekat dan dekat, aroma pekat yang berbau tak sedap membuatnya ingin muntah, tapi ia tak ingin terus tenggelam dalam rasa sakit di hatinya yang kian menyiksa.

Akhirnya Catya pun duduk di samping kursi pria itu dan minum bersamanya. Tanpa di sadari pria itu, Catya mengambil tiga botol minuman keras itu lalu lekas meneguk nya cepat...

Gluk! Gluk! Gluk! Catya tampak kehausan bahkan meski rasa dari minuman itu pahit. Ia tetap meneguknya dengan sangat rakus...

Pria yang ada di samping Catya mulai menoleh ke arah Catya. Pria itu pun menatap tajam ke arah Catya seakan marah besar padanya "Ada apa...?! Kenapa, kenapa ada wanita masuk ke dalam bar yang telah aku sewa ini!" amuk pria itu terlihat mulai menyiapkan tangan kekarnya untuk meraih leher Catya...

Hal apa yang akan terjadi selanjutnya, padahal Catya sendiri yang telah memaksa masuk ke dalam masalah besar tersebut, apa lagi pria yang saat ini duduk dengannya itu bukanlah pria biasa...

Bersambung...

Malam yang panjang

Gluk! Gluk! Gluk! Catya meneguk botol berisikan 1000 ml liter air itu hanya dengan tiga kali teguk, Catya sungguh memaksakan diri hanya untuk melupakan rasa sakit dihatinya. Tapi ia juga melupakan seseorang di sampingnya tidak pernah mengizinkan siapa pun masuk tanpa kehandak darinya. Seseorang itu terlihat sangat marah ketika Catya ada di sampingnya tanpa izin...

"Kau! Siapa kau! Beraninya kau ada di tempat yang ku sewa!" Marah pria itu.

Catya pun berbalik menoleh ke arah pria itu dengan mata sayu, nampak nya Catya sungguh tengah mabuk.

"Apa... pria sewaan? Oh. jadi kau adalah gigolo... hmmm tak heran kau punya rahang yang kekar dan dagu yang runcing. Kau memang sangat tampan. Oh tuan tampan, bagai mana jika kita tanding minum" Tanya Catya dengan suara oleng mendayu-dayu akibat pengaruh minuman alkohol berkadar 40%.

"Heh... berani juga kau!" kesal pria itu menatap Catya tajam. Pria itu mencengkram erat botol kaca di tangannya hingga nyaris pecah.

"Tuan... Mari, kita minum... Jika kita minum. Masalah apapun yang kita alami... Semuanya akan langsung hilang" gerutu Catya masih terus meneguk botol ditangannya.

Gluk! Gluk! Gluk!

Pria misterius itu menyunggingkan bibirnya "Cih. Padahal dia sendiri telah tumbang, tapi dia tak sadar telah mengajak pria kejam sepertiku untuk bertanding. Kalau begitu, mari lihat sejauh mana kemampuanmu...?" olok pria itu terkekeh. Ia mengeluarkan beberapa alkohol berkadar sangat tinggi dan meletakan nya di hadapan Catya...

Pria itu berharap jika wanita itu akan mati karna terlalu banyak minum alkohol...

Gluk! Gluk! Gluk! Catya terus meneguk beberapa botol alkohol itu tanpa Henti hingga air dalam botol tersebut membasahi pakaian Catya. Akhirnya pakaian Catya basah kuyup oleh alkohol itu dan membuat seluruh lekuk tubuhnya tergambar jelas dan begitu indah...

GLUK! Pria itu lekas menelan salivanya sendiri... Nampaknya , cucuran minuman keras yang mengguyur tubuh Catya membuat seseorang terpancing hingga begitu menikmati nya.

Pria tampan di samping Catya sungguh bersinergi hingga pria itu pun mulai berhasrat. Catya mulai meracau setelah benar-benar mabuk...

"Oh. tuan tampan, kenapa aku merasa pusing?" Catya berdiri dan melangkah ke depan pria itu.

Maksud hati Catya ingin pulang, tapi ia malah tumbang dan jatuh tepat di dalam pelukan pria tampan misterius di depannya...

Brukkkk! Sontak sang pria tampan itupun memeluknya sigap Graaap!!!

"Oh tuan... dekapanmu sungguh hangat. Bahkan kehangatanmu membuatku teringat pada seorang Kaisar yang baik dan tampan... Kaisar aku sangat mencintaimu" Lirihnya segera tak sadarkan diri.

Sedangkan sang pria tampan yang sedari tadi menahan diri itu pun mulai berkuasa untuk melakukan apapun yang ia inginkan.

***

Malam kelam telah berlalu, di sambut hangatnya mentari yang cerah. Catya mulai membukan matanya perlahan, kepalanya sungguh pening dan sakit.

Matanya masih buram, namun ketika menatap langit-langit kamar yang ia tempati. Ia barulah sadar bahwa ia bukan berada di kamar kostnya.

"Dimana ini!" Kaget Catya berusaha bangun.

Namun ia sangat letih, ia pun kembali menjatuhkan kepalanya ke bantal itu. Dengan rasa takut yang amat besar, Catya pun membalikan kepalanya ke samping kanan lalu ke samping kiri.

Deg! Mata Catya terbelalak sempurna ketika ia melihat seseorang berambut ikal coklat ke emasan, telah tertidur di sampingnya dengan wajah tertutupi selimut putih milik kamar asing itu.

Dug! Dug! Dug! jantung Catya amat mendidih, Catya paham bahwa saat itu ia ada dalam keadaan yang amat memalukan. Ingatan malam pertama di otaknya ia anggap bukanlah mimpi, namun semua itu adalah sebuah kenyataan "Tidak! Tidak mungkin!" Catya berusaha keras menyangkal semua itu.

Catya tak ingin terlibat masalah, hingga Catya pun berusaha kabur dari ranjang itu. Catya lekas membuka selimut putih itu untuk lari... Namun, Mata Catya tiba tiba membulat, dan deraian basah pun pecah...

"Hiks. Tidak! Apa apaan ini?" bisik Catya menutup mulutnya dengan kelima jemari yang ada.

Irama tangis Catya makin bernada sesenggukan ketika menyaksikan bahwa ia dan pria itu telah ada di dalam sebuah ruangan pribadi dalam keadaan telanjang bulat.

"Aghhh.... oh tuhan, kenapa ini terjadi padaku...Hiks..." Tangis Catya pecah ia tak sanggup menatap dunia setelah ia dapati bahwa dirinya telah ternoda.

Tangisan Catya membuat pria asing itu terbangun. Pria tampan dengan bola mata hijau bening itu mulai terbuka lalu menatap Catya sayu "Apa yang kau lakukan?" Tanya pria tampan itu. Catya tak menjawab ia malah menangis tiada henti.

"Hiks... kenapa kamu lakukan ini padaku?" Tanya Catya masih bersembunyi di balik sepuluh jarinya.

"Kenapa kau malah menyalahkan aku, bukankah kamu sendiri yang datang lalu meminta jasa ku untuk memuaskan mu?" Tanya pria itu menatap Catya, Pria itu menyanggah dagunya dengan tangan kanannya , Pria itu sungguh tampan bagi siapapun yang menatapnya.

"Jahat... Kau sungguh jahat. Seharusnya kau tidak melakukannya?!" Marah Catya memukul bahu pria itu lemas. Ia masih dalam posisi rebahan dan menghadap ke arah pria itu.

Buk! Buk! Melihat kelakuan Catya yang begitu menggemaskan bagi pria itu. Pria itu pun mulai kembali bersemangat, bahkan adik kecilnya mulai mengangkat dan kembali menegang, ia siap untuk bertempur babak ke tiga. Tangan Catya terus menepuk nepuki pria itu, pria itu pun segera mencengkram lengan Catya dan menerkamnya.

"apa yang kau lakukan! Lepaskan...!" Teriak Catya berontak. Namun sekuat apapun Catya berontak. Catya tetap di buat lelah tanpa perlawanan. Pria itu kembali meluruskan ambisinya untuk menikmati tubuh gadis lajang berusia dua puluh tahun itu sepuasnya.

"Hentikan... Aaahhh Hentikan..." Dengan suara lemas Catya memohon namun tak ada balasan lain , selain sebuah pelepasan yang melemaskan di gua sempit Catya.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!