NovelToon NovelToon

Pengantin Kaisar Ular

Episode 1

HARI ITU,

Langit terlihat lebih gelap dari biasanya.

Seolah mengisyaratkan akan adanya sebuah fenomena alam yang tak biasa.

Tampak akan turun hujan malam nanti.

Benar saja...

Hujan deras yang tak seperti biasanya pun terjadi.

Deru angin yang seakan membolak balikkan arah nya seakan mewakili sebuah rasa sakit yang teramat sangat.

Di sebuah Gua yang ada dalam hutan.

Terdengar suara desis binatang melata yang cukup keras.

Seekor ular hijau raksasa, berkaki empat sedang menahan sakit rupanya.

Perut ular besar berkaki, berukuran di luar nalar manusia itu terlihat membuncit.

Ular hijau raksasa itu tampaknya akan melahirkan pewaris nya.

Desis sang Ular semakin keras.

Seolah memahami apa yang dirasakan sang Ular raksasa, angin badai yang kolaborasi dengan hujan lebat kala itu seperti mewakili jelas betapa dahsyat nya rasa sakit yang di alami sang Ular.

Suasana makin mencengkam terasa.

Sang Ular semakin menggeliat hebat. Sang pewaris seolah tak sabar ingin melihat dunia.

*

Di saat yang sama, di sebuah gubuk kecil yang tak jauh dari hutan terlarang, rupanya

juga ada sesosok ibu yang sedang mempertaruhkan nyawa demi melahirkan bayi nya.

Dan benar saja, disaat yang bersamaan.

Bayi Ular raksasa pun lahir ke dunia dengan diiringi desis pertamanya.

Bayi ular raksasa berwarna hijau itu, memiliki warna yang berbeda dari ibunya.

Warna bayi ular baru lahir itu berwarna putih kental dan memancarkan cahaya di kepalanya.

Sebuah mutiara, bersinar disana rupanya. Bayi Ular putih yang imut dan lucu.

Di sisi lain, di tempat yang berbeda. Terdengar suara tangis bayi manusia yang baru lahir.

Tangis renyah yang membawa suasana bahagia dalam keluarga Nyonya dan Tuan Hao.

Bayi cantik yang mereka  dinantikan pun lahir dengan selamat dan mengemaskan. Pipi gembul dan kulit yang memerah seakan menambah kelucuan sang bayi cantik.

“sayang, kita nama kan siapa bayi cantik ini?” tanya Nyonya Hao pada suaminya.

“YEE  XIAOLIN”

Jawab cepat Tuan Hao sembari tersenyum menatap bayi cantik yang ada di gendongannya.

*

Hari-hari bahagia Tuan dan Nyonya Hao bertambah lengkap dengan lahirnya putri ketiga mereka.

Ya, Lin memiliki dua

kakak laki-laki yang berbeda masing-masing empat tahunan.

Si sulung ” Yee Shon ”

yang dewasa dan pandai mengayomi adik-adiknya.

Sedangkan si “Yee Lee”

sebagai kakak kedua Lin, dia sangat tangguh dan memiliki sifat sedikit pecicilan. Lee sangat

suka mengganggu Lin di saat senggang mereka.

*

4 tahun kemudian.

Hari itu, Lin dan Lee sedang bermain di pinggir hutan yang tak jauh dari gubuk mereka.

"Liiiiin....Liiiiin...." Teriak Lee mencari adiknya kesana kemari.

"aduh, Lin kemana sich. Hari mulai gelap. Bisa gawat kalau kami pulang terlambat." Lee yang mengajak Lin bermain ke hutan sampai lupa waktu terlihat takut kena marah.

Awalnya Lin dan Lee bermain bersama, tapi kemudian mereka terpisah lantaran Lin mengejar seekor kelinci putih yang melintas di depannya,

lalu masuk ke semak-semak yang mengarah kearah hutan makin dalam.

Tiba-tiba, terdengar suara aungan hewan buas yang terdengar mirip harimau hutan.

"hah! itu..." Lee yang mendengar hal itu langsung berlari ke dalam hutan dimana suara itu berasal.

Lee terus berlari dengan pikiran yang berkecamuk. Antara cemas, takut dan rasa bersalah karena telah membuat adiknya dalam bahaya.

Entah berapa lama dan berapa jauh Lee berlari. Hingga akhirnya, langkahnya terhenti tatkala Lee melihat pemandangan mengerikan di depan matanya.

Sebuah kondisi dimana seekor Harimau raksasa dengan ukuran yang berkali-kali lipat lebih besar dari ukuran

asli mereka, tewas mengenaskan dengan puluhan luka cabik dan leher yang nyaris putus.

Darah sang hewan buas pun berhamburan di sekitar area pembantaian. Seperti telah terjadi pertarungan yang sulit di gambarkan dengan kata-kata.

Napas Lee tak karuan. Pikirannya semakin semrawut. Airmata nya tanpa sadar menetes. Dadanya terasa sesak. Lee berusaha menguatkan hati dan melangkah pelan mencari keberadaan adiknya di tengah genangan darah yang berceceran.

Lee terus menjaga kesadarannya dan lanjut mencari sosok Lin. Dan benar saja, "ah, disana kau rupanya" batin Lee sedikit lega melihat sosok Lin yang berdiri membelakangi nya tak jauh dari tempat Harimau mati..

“Lin, astaga. Akhirnya aku menemukan mu. Kau tak apa? apa kau terluka. Di sana ada hewan buas mati. Sepertinya tadi habis bertarung dengan hewan buas lainnya. Kita harus pergi dari sini. Sebelum hewan buas yang lain tadi kembali." Lee yang menepuk bahu Lin, terus mengoceh tanpa henti.

Lin tak bergeming. Lin yang tertunduk, terus terdiam tanpa berbalik.

"Lin, kau baik-baik saja?" Lee yang aneh akan sikap Lin, lalu berjalan ke hadapan adiknya.

Sambil menepuk kedua bahu Lin, Lee yang hendak menanyakan keadaan adiknya lagi dibuat kaget setengah mati saat Lin tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatap Lee.

Napas Lee menderu seolah malaikat maut sedang memaksa nyawa untuk keluar meninggalkan raga nya.

Tubuh Lee gemetar hebat. Kaki nya lemas sebelum akhirnya ambruk perlahan tepat di hadapan Lin.

Mata Lee melotot lebar dengan mulut yang mengangah. Lee tak bisa mengeluarkan suara padahal dia ingin sekali berteriak dan bertanya.

Dengan gigi taring dan warna mata merah menyala. Di tambah wajah berlumur darah, yang pasti bukan darahnya.

Lin menyeringai Iblis dan berkata:

"kakak..."

\===================================

Happy reading all🌷

Episode 2

Masih di hutan yang sama.

Dengan napas menderu dan sulit dibuat teratur.

Lee yang setengah sadar dan setengah takut akan sosok di hadapannya itu pun memberanikan dan memaksa bibirnya yang terasa kelu mengucap kata.

"Liin..." sambil tetap memegang pundak bocah kecil yang kini tampak berbeda.

Sosok gadis kecil yang kini ada di hadapan Lee adalah sosok gadis berambut merah berwarna mata senada dengan rambutnya.

Sebenarnya Lee takut dan hampir tak mengenali sosok kecil itu.

Namun nurani Lee sebagai kakak yakin ini pasti adik kecilnya, oleh sebab itu Lee memberanikan diri memanggil nama Lin.

"Liin... " diulang nya lagi panggilan itu ke sang adik.

Lin yang mendengar Lee memanggilnya menatap tajam sosok Lee dengan mata merah yang kini melekat padanya.

"kakak... " jawab Lin dengan suara imut nya setengah tersadar.

Lin tampak ragu bahwa sosok yang di hadapannya adalah kakaknya.

"owwh sayang.. Kau tak apa?" tanya Lee sambil memeluk Lin erat.

Lin yang bingung dengan keadaannya pun bertanya dengan polos kepada kakaknya.

"kak Lee kenapa berkeringat? kenapa wajah kakak memerah..?. Apa ini darah.?. tanya Lin sambil menujukan noda merah di tangan nya.

Menyadari pertanyaan yang membabi buta itu, Lee tampak sulit menjawab satu-satu pertanyaan Lin.

Ditariknya tangan adik kecilnya itu. Di bawa nya ke sungai dekat hutan dan di basuhnya noda darah yang ada pada tangan dan sekujur tubuh Lin.

***

Di sisi lain..

Nyonya dan tuan Hao sedang asyik menjemur dedaunan kering yang akan di jadikan obat.

"eommaaaa... eommmaaaa" teriak Lee dengan suara paniknya.

Nyonya dan tuan Hao yang mendengar teriakan Lee pun langsung menoleh dan menghampiri kedua anaknya itu.

Lin yang ada di gendongan Lee pun langsung di sambar tuan Hao...

"apa yang terjadi pada adikmu..?. Tanya tuan Hao cemas.

Bagaimana tak cemas melihat gadis kecilnya berlumur sisa darah yang mengering.

Bekas bila-san Lee yang tak bersih.

Dengan tenang Lee pun menceritakan kejadian yang dilihatnya.

"jadi kau tak tau sebab perubahan warna rambut dan mata adikmu ?. Tanya tuan Hao penasaran.

Dan hanya dijawab gelengan kepala oleh Lee.

Shon yang saat ini sedang di samping Lin yang sedang tidur pun tiba-tiba berdiri dan menghampiri ayah ibu dan adiknya itu.

"jadi Lin kah yang membunuh harimau hutan itu?." tanya shon yang di sambut rasa penasaran orang tuanya.

Mereka bertiga kompak melihat ke arah Lee,

"kemungkinan" jawab Lee mengambang tak yakin.

"sudah istirahatlah nak... Besok ajak Appa mu ini melihat tempat kejadian perkara nya". Perintah tuan Hao pada anak lelakinya.

***

Esok hari.

"benarkah Lin yang melakukan ini..?". Batin tuan Hao yang sudah melihat bekas adu maut antara anak gadisnya yang berumur empat tahun melawan harimau hutan dengan ukuran puluhan kali lipat dari nya.

"perbuatan Lin kah ini?". Batin Shon yang ternyata ikut menyelidik tempat kejadian perkara kemarin.

Di sisi lain...

Nyonya Hao yang sedang memasak sambil melamun di dapur tiba-tiba dikejutkan dengan suara lembut khas seorang bocah.

"eoma... Lin lapar. Lin yang baru bangun merasakan lapar yang luar biasa, seolah dia sudah tak makan untuk jangka waktu yang lama.

"oooooh sayang...  Iya eoma siapkan makan buat mu ya... Tunggulah di meja makan dengan tenang. ucap nyonya Hao sembari mengelus rambut merah Lin...

Yaaa.. Kondisi Lin tak kembali pulih seperti sedia kala... Rambut dan warna matanya tak kembali ke warna asal. Nyonya dan tuan Hao pun pasrah dengan keanehan putri semata wayang nya.

"tak apa asal kan kau sehat selalu dan baik-baik saja" batin nyonya Hao menguatkan hatinya sendiri. Padahal nyonya Hao sadar keadaan putrinya itu tidaklah bisa dikatakan normal.

***

Dua belas tahun kemudian.

Kini rambut dan warna mata Lin sudah kembali seperti sediakala.

"harus cepat pulang" Kalau telat bisa tak dapat jatah makan nanti". Gumam Lin yang sedang adu Lari di dalam hutan dengan kakak nya si Lee.

Dengan lincah Lin syuut .. Syuut.. Lompat sana sini... Panjat pohon sana sini... dan...

"syuuung... Jlep". Sebuah anak panah tertancap pada jubah hitam yang Lin gunakan.

Jubah terlepas dari tubuh Lin Dan tertancap pada sebuah pohon.

Dengan amarah menderu Lin menatap ke arah muasal sang empunya panah.

DAN...

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

sampai jumpa eps selanjutnya....

happy reading all 🌷

Episode 3

LIN POV

Terdengar langkah kaki kuda mendekati Lin.

"sialan siapa sih yang berani mengganggu kesenangan ku"... Gerutu Lin yang jatuh terpelanting ke tanah lantaran anak panah yang entah sengaja atau salah sasaran yang mengenai jubahnya kesayangannya.

Belum puas mengomel.

Tiba-tiba..

"kau tak apa nyonya..?".. Tanya seseorang lelaki dengan suara yang serak-serak seksy yang terdengar seperti merasa bersalah.

Lin yang sibuk mengomel sambil membersihkan tubuhnya yang kotor karena terjatuh pun tak menghiraukan ada yang bertanya kepadanya.

Lin yang sudah tersulut emosi pun sudah bersiap-siap menghadiahi sebuah hantaman pada si pemilik suara yang di yakini Lin adalah pelaku utama penyebab jatuhnya dirinya.

Dan...

"uwaaaaa..." seruu Lin dengan mata yang berbinar terang..

"uwaahh Tampannya" seru Lin lagi, sambil berjalan ke arah lelaki bersuara serak itu.

Dilihatnya setiap inci wajah lelaki yang sekarang di hadapannya itu.

"Tampan sekali...." gumam nya lagi... tak puas hati kini jemari Lin merambah setiap sudut bentuk wajah tampan sang lelaki...

"sangat lembut..." gumam nya lagi.

Tak cukup sampai di situ tiba-tiba Lin ter sadar akan aroma lembut yang memanjakan hidungnya.

Di endus nya arah wangi itu..

Ternyata oh ternyata .. Penciuman nya pun mendarat pada dada bidang lelaki bertubuh tinggi itu.

Diciumnya aroma tubuh lelaki itu.

"harum...." Gumam nya lagi sambil mendengus-endus mengitari tubuh lelaki itu.

"tunggu dulu... Apa kau ini malaikat. Malaikat maut kah..?.. Tanya nya yang tiba-tiba tersadar akan kesempurnaan yang tak pernah dilihatnya ada lelaki yang memilikinya.

"kakak-kakak ku juga tampan tapi tak seperti lelaki ini" batinnya lagi.

Belum sempat menjawab pertanyaan konyol Lin.. Lin kembali menggerutu.

Kali ini sambil bersimpuh di tanah dan seakan berdoa.

"Ya Tuhan... Aku tak mau mati.. Aku belum makan siang.. Aku juga belum menemukan pangeran kuda putih ku...!". Kemudian melirik ke arah kuda hitam yang tadi di tunggangi lelaki yang di klaim Lin adalah malaikat maut itu.

"Tuhan.. Kuda hitam juga tak apa lah.. Asal aku kembali hidup" sambil melirik ke arah lelaki tampan itu.

Lelaki yang tak di beri kesempatan bicara sedikit pun itu, terlihat menahan tawa merasa lucu akan tingkah polah gadis di depannya itu. Gadis yang tak menyortir sedikit pun apa yang isi kepala pikir, langsung di ucapkan saja.

"menarik" batin lelaki tampan itu.

"Liiiiiiin.. Lin....."suara Lee terdengar memanggil-panggil nya.

"suara kakak Lee.." aku tak jadi mati kah... Atau halusinasi ku " gumam nya sambil menngelengkan kepalanya ke kanan dan kiri.

"Owh.. Di situ rupanya". Seru Lee.

"Apa yang terjadi.? tanya Lee dengan nada tinggi yang melihat adik kesayangannya terlihat lusuh tanpa jubah cadar yang tadi dipakai nya.

Dilihatnya seorang laki - laki berparas tampan mengenakan pakaian yang terlihat dari sutra mahal dengan warna biru gelap nyaris hitam, lengkap dengan atribut kerajaan nya.

Lelaki berparas tampan dengan rambut panjang yang terikat sebagian dan menyisakan beberapa helai rambut yang menutup sebagian wajah depannya.. Semakin menambah menawan si pemilik paras.

"Siapa kau..?" tanya Lee.

"huu haa haa haa haa ..." ledakan tawa lelaki berjubah sutra yang di sambut wajah keheranan dari Lin Dan Lee.

"Dan siapa kau..?" tanya lelaki berparas tampan berjubah sutra itu.

"aku Lee dan ini adikku Lin". jawab Lee sembari merangkul lengan Lin.

Dan

"kau belum menjawab pertanyaan ku?". Tanya Lee masih penasaran.

"Han... LIUHAN XILIN"... Jawabnya.

"kayak pernah dengar... Tapi di mana ya..?". Gumam Lee sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"aaaaaaaaaaaaa....." tiba-tiba teriak Lee yang disusul tindakan sujud nya tak lupa ditariknya sang adik.

"Hormat kami yang Mulia.. Maafkan kelancangan saya dan adik saya yang tak mengetahui siapa Anda" ucap Lee sopan penuh rasa hormat.

"hah..YANG MULIA".. Apakah dia raja.. Kok raja masih kecil gitu... "batin Lin yang masih tak habis pikir.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Sampai jumpa eps selanjutnya...

happy reading all 🌷

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!