"Mysha Aurelia Menikahlah denganku ?"
"Hah, apa !!?"
"Ayo kita menikah, kita hidup bersama"
"A..apa ?"
Mysha kaget akan pernyataan lelaki di depannya ini yang tiba tiba.
"Jadilah istriku" ucap Lelaki itu lagi
"Kakak ngajak aku menikah ?" pertanyaan yang tidak logis.
Mysha tak menyangka akan diajak menikah oleh lelaki yang dia sukai, meski tentu saja kaget yang luar biasa.
"Iya,hidup bersama aku dan Syera"
Dia tau lelaki itu bukan seorang bujang namun dia seorang duda beranak satu.
"Jangan bercanda deh Kak,ini bukan candaan " Mysha tak berusaha bahagia, dia yakin ini bukan sungguhan.
"Aku gak bercanda Mysha Aurelia Putri,
aku sedang meminang kamu saat ini. Ayo kita menikah !"
Deg
Meski tanpa adanya cincin, ataupun bunga, juga tanpa adanya kaki berlutut tetap saja Jantungnya tentu berdebar debar, dia mencubit cubit kedua tangannya dan dia menepuk nepuk kedua pipinya, dia takut ini hanya mimpi baginya.
"Auuuu" peliknya,dia kesakitan atas ulahnya sendiri.
Lelaki di depannya itu terkekeh kecil.
"Ini bukan mimpi Sha, ini nyata. Aku ada disini nyata dan sedang melamar kamu, ya meski tidak romantis sih, tapi sungguh ini bukan candaan, aku sedang serius saat ini"
Lelaki itu kembali mengutarakan keinginannya untuk menjadikan Mysha istrinya.
"Ta..tapi..ini berasa mimpi buat aku kak, kenapa tiba tiba kakak melamar aku kaya gini ?"
Mysha masih tak percaya akan apa yang terjadi barusan, dulu dia sempat dekat dengan lelaki itu, namun berujung menyakitkan, dan kini takdir mempertemukannya kembali, tapi dengan situasi yang tak terduga.
Maka dari itu dia merasa tak percaya, lelaki yang dia kagumi tiba tiba mengajaknya menikah begitu saja.
Bahagia tentu saja bahagia, tapi tetap saja ada hal yang sedikit mengusik hatinya.
Ya tentu mengusik, karena dulu dia pikir, hanya dia yang punya perasaan.
"Hei,Sha. Sungguh ini bukan mimpi. Ayo menikah dengan aku, hidup bersama aku dan Syera.Syera juga butuh seorang Ibu"
Untuk ketiga kalinya lelaki itu mengutarakan niatnya pada Mysha.Dan Syera adalah nama anak lelaki itu bersama istri terdahulunya.
"Ibu untuk Syera ?" apa hanya sebatas itu, batinnya bertanya tanya.
"Iya aku juga butuh pendamping" ujar lelaki itu.
Pendamping ?benarkah ?apakah lelaki ini mempunyai perasaan yang sama sepertinya ?
Ingin menanyakan embel embel,apakah kakak menyukai aku ?ah,nyatanya hanya bisa terucap dalam hati saja.
"Tapi bagaimana dengan Syera, apakah dia mau Nerima aku ?"
"Ya tentu karena Syera menyukai kamu" jawab lelaki itu lagi.
Mysha memang sudah beberapa kali bertemu dengan Syera, bahkan dibeberapa hari dia pernah bermain dengan anak lucu itu.
"Sungguh ?dari mana kakak tau kalau Syera menyukai aku ?padahal kan baru beberapa kali saja kita bertemu" Mysha tetap merasa begitu aneh.
Lelaki itu terlihat menghembuskan nafas panjang.
"Syera selalu menanyakan kamu, dia selalu ingin bertemu dengan kamu, kata dia 'Papa aku suka Tante cantik itu'" dengan gaya anak kecil lelaki itu mempraktekan apa yang pernah Syera anaknya bicarakan.
"Semenjak dia bertemu kamu pertama kalinya, dia terus menanyakan kamu 'Papa ayo,Syera pengen ketemu Tante cantik lagi, Syera pengen main sama Tante cantik lagi' rengek anak itu" Lelaki itu sampai menggeleng gelengkan kepalanya saat mengingat kelakuan Syera.
Benarkah ?apa benar seperti itu ? benaknya terus bertanya seperti itu, seperti sebuah mimpi baginya diajak menikah oleh orang yang dia sukai.
"Tapi kenapa kamu pilih aku ?" pertanyaan ini muncul tiba tiba di benaknya, ingin memastikan yang sesungguhnya.
Dan Mysha berharap kalau lelaki itu punya perasaan yang sama sepertinya.
"Ya karena aku yakin, kamu bisa jadi ibu sambung untuk Syera"
Deg
Jadi ibu sambung ?apa hanya sebatas itu sajakah ?
Mysha tak tau apa yang ada dalam pikiran lelaki ini, apakah dia hanya dijadikan ibu sambung saja, bukan ditambah sebagai sesuatu yang lebih gitu !!
Ah Mysha bingung, disisi lain dia bahagia, tanpa melewati proses lagi dia sudah bisa memiliki lelaki pujaannya itu,tapi.....
Lalu apa yang harus dia jawab, dia memang menyukai lelaki itu, tapi maka dari itu dia juga harus sayang dengan Syera anak lelaki yang Mysha sukai itu.
Dan menerima Lelaki itu statusnya bukan hanya menjadi seorang istri, tapi langsung menjadi seorang ibu.Itu konsekuensi dan tantangannya baginya.
Tapi bisakah dia melewati itu ?
......................
Mysha Aurelia Putri
Seorang anak rantau dari sebuah desa disalah satu kota, dia pergi ke Jakarta untuk menuntut ilmu, tepatnya melanjutkan kuliah disalah satu Universitas di Jakarta.
Punya Otak yang cerdas membuatnya dipilih mendapatkan beasiswa, untuk itu dia bisa masuk universitas di Jakarta.
Dia mengambil jurusan keperawatan, rasa pedulinya pada sesama membuat dia ingin menjadi seorang perawat.
Dia tinggal di sebuah kos kosan yang tak jauh dari tempat dia menuntut ilmu, kos san itu khusus untuk perempuan,maka dari itu dia merasa nyaman mengekos disana.
Dia juga punya seorang teman yang bernama Lala.Lala satu satunya teman yang dekat dengan Mysha, dan yang pertama kalinya mendekati Mysha, sejak dia masuk ke Universitas itu. Mysha sangat merasa nyaman bisa kenal dengan Lala, baginya Lala penghibur dirinya, walaupun dia sangat usil sekali.
Tinggal jauh dari Orang tua, bukanlah hal mudah bagi Mysha, tidak ada tempat bersandar saat dia lelah akan sekolahnya, namun adanya Lala dia cukup merasa terhibur dan harinya tidak terlalu membosankan.
Dan Selain bisa mencapai cita citanya, dia juga tak menyangka tiba tiba dilamar oleh seorang lelaki yang tiga tahun lebih tua darinya, lebih tepatnya kakak tingkat disana.
Dia pikir hanya bisa terus menerus menyukai lelaki itu diam diam,namun tak disangka,dia langsung dilamar oleh lelaki itu setelah mereka bertemu kembali di keadaan yang berbeda.
Padahal sebelumnya dia sempat menyerah, karena ada sesuatu hal yang membuatnya harus menyerah, benar benar menyerah begitu saja, baginya sudah tidak ada lagi yang harus dia tunggu dan dia perjuangkan, dan sejak saat itu hatinya retak, dia patah hati sebelum berjuang.
Tapi beberapa tahun kemudian, seperti mendapatkan lotre dia dilamar langsung oleh lelaki itu. Ini takdir jelas ini takdir dari Tuhan.
Dan tak disangka dia bisa memiliki lelaki yang dia kagumi plus dia sukai itu, penantiannya sudah berakhir, dia yang dulu selalu diam diam mengikuti lelaki itu,kini dia tak melakukan itu lagi, karena sudah ada di depan kedua matanya, bahkan mungkin bisa dia peluk.
Dulu hati yang sempat retak dan tertutup kini terbuka kembali dan teruntuk lelaki itu, lelaki yang sangat dia sukai.
Kehidupan apa yang akan Mysha jalani setelah ini,akankah dia bahagia,ataukah sebaliknya ?
Inilah kisahnya..
......................
Beberapa tahun sebelumnya
"Mysha..Mysha..Mysha.. " teriak seorang mahasiswi pada temannya.
"Apa sih La" Mysha yang dipanggil panggil sedikit memberengut kesal,karena sedikitnya dia merasa kaget akan teriakan temannya itu.
"Lihat Sha,lihat kesana" temannya itu menunjuk pada sosok seorang lelaki yang sedang berjalan memasuki area kampus.
Mysha pun mengalihkan atensinya pada apa yang temannya itu tunjuk,matanya tak berkedip,mulutnya sedikit mengangga saat menatap lelaki itu.
Tapi tak lama dia kembali mengalihkan matanya pada buku yang sedang dia baca sebelumnya.
"Apa sih iihh" dia pura pura cuek,padahal hatinya sudah berdebar tak karuan,matanya ingin selalu melihat lelaki itu.
"Aisshhh,pura pura aja kamu" temannya menyenggol bahu Mysha.
"Udah ah kamu ganggu waktuku aja" Mysha kembali menggerutu pada temannya itu.
"Sha,satu Minggu loh dia gak ada,masa kamu gak kangen dia sih,lihat tuh dia makin ganteng aja tau gak sih" temannya Mysha teriak teriak kegirangan,sambil menggoyang goyangkan badan Mysha.
Mysha merasa risih,tapi dalam hatinya,dia ingin melihat itu,dia ingin melihat lelaki itu,lelaki yang dia idam idamkan.
"Udah deh La,jangan heboh kek gitu,kaya liat artis aja" namun dia kembali cuek tak menanggapi Lala temannya itu.
"Iisshhh,kamu kenapa sih Sha,bukannya kamu rindu dia kan,jangan bohong kamu,aku tau betapa inginnya kamu melihat dia" Lala tau apa yang Mysha rasakan.
Mysha terdiam,benar dia merindukan lelaki itu,lelaki yang sudah mengisi hatinya sejak dia masuk ke kampus itu.
"Hei rambut kuncir dua,sini kamu"
"iya Kak"
"cepat kenapa sih,jalan kaya keong aja"
"Maaf kak"
"Eh,dasar bodoh" kepalanya sedikit disenggol oleh kakak tingkatnya "Saya kan sudah bilang,pakai atribut lengkap,mau kuliah apa mau ke sawah"
semua orang tertawa menertawainya,merasa dia begitu lucu.
"Maaf kak,tadi sudah saya pakai,tapi diambil orang" sesalnya.
"Alah,alasan aja kamu,kamu harus saya hukum "
kakak tingkatnya menghukum Mysha,dia disuruh berlari keliling lapangan universitasnya sebanyak 50x,jelas itu membuatnya kelelahan.
"Udah kamu berhenti"
Seorang kakak tingkat lelaki menghampirinya dari depan dan menyuruhnya untuk berhenti berlari.
"Saya belum selesai Kak" dengan nafas yang ngos-ngosan dia mengatakan itu.
"*Udah,saya bilang berhenti, hukumannya sudah selesai" Kakak tingkatnya menyuruh dia untuk berhenti lagi.
Mysha pun berhenti dan lalu dia ambruk ke tanah,kakak tingkat itu menolongnya dan membawa Mysha duduk disebuah bangku yang ada disana.
"Nih" dia memberikan botol minum pada Mysha dan memberikan sapu tangannya pada Mysha.
Mysha mengambil itu
"Heh,siapa suruh kamu berhenti bodoh" kakak tingkat sebelumnya datang dan kembali meneriaki Mysha.
"Sudah cukup,kamu gak perlu menghukum dia sekeras itu" dia yang menolong Mysha mencoba memberontak apa yang di lakukan temannya.
"Kamu gak usah ikut campur,ini bukan wewenang kamu" dia menyerongkan bahu lelaki itu.
"Itu bukan hukuman,tapi itu penyiksaan" Jelas lelaki yang membela Mysha.
Dan pada akhirnya mereka berdua debat,tapi dimenangkan lelaki itu.
"Makasih kak" Mysha berutang Budi pada lelaki itu yang sudah menolongnya.
"Tak perlu dipikirkan,bawa tas kamu,aku antar kamu sampai rumah*"
Itu saat pertama kalinya dia bertemu dan kenal lelaki itu,dia merasa hutang Budi padanya, karena sudah menyelamatkan dan semenjak itu pula rasa itu mulai ada,lelaki itu selalu menyapanya,hingga sampai sekarang sudah satu tahun berlalu.
"woiii melamun saja" tegur Lala pada Mysha.
"La,udah deh jangan bahas dia lagi,ayo ke kantin aja yuk" Mysha mengalihkan Lala supaya dia tak terus membahas
lelaki itu.
"Ah, kamu gak asyik Sha.Ya udah yuk, aku juga udah lapar kok"
Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju kantin kampus, yang tak jauh dari sana.
......................
Di kantin bukannya aman,tapi malah membuatnya tambah kelimpungan, karena ternyata lelaki itu masuk juga ke area kantin bersama temannya.
Hatinya kembali berdebar debar, jantungnya berdetak cepat,keringat kecil bermunculan disebagian dahinya,tangannya ikut termor jua.
"Eh..eh ada Mysha disini" seru lelaki yang Mysha tau senior di kampusnya itu.
Mysha hanya tersenyum kecil,karena sungguh dia sangat gugup.
"Myshanya lagi malu malu tuh kak" Lala menyenggol bahu Mysha dan tertawa jail pada Mysha.
"Malu sama siapa ?sama dia" tunjuknya pada temannya yang bisa dibilang lelaki yang Mysha sukai.
"Iya tuh Kak,Pengen nyapa tapi malu,hahaha" Lala selalu begitu,sudah tau Mysha sedang gugup
"La" Mysha melototkan matanya pada Lala,tak suka Lala seperti itu.
"Boleh ikut duduk disini kan ?" ujar salah satu lelaki itu.
"Bro,ayo duduk,kita makan aja disini" ajak lelaki itu pada temannya.
Temannya itu berdecak kecil,dia pun duduk disana dan tepatnya di depan Mysha.
Mysha semakin tak karuan ,yang bisa dia lakukan hanya menunduk saja.
"Sha,itu udah tepat banget ada di depan kamu,loh" Lala berbisik bisik ditelinga Mysha.
"Apaan sih la" Dia tak suka situasi ini.
Argghhh rasanya dia ingin kabur saja dari sana,jantungnya benar benar tak bisa di ajak untuk bekerja sama.
Dia gugup seluruh tubuhnya bergetar, keringat dingin pun hampir membanjiri keningnya.
Piuh !! situasi macam ini
"Kalian pesan apa nih ?" tanya Rendi salah satu senior diantara laki laki itu.
Lala menjelaskan apa yang akan mereka pesan dan mereka menunggu pesanan mereka sampai pesanan itu datang.
"Gak ganggukan nih ya kita gabung disini ?" Rendi mencoba bertanya pada Mysha dan Lala.
"Hehehe,gak papa kok kak,nyantai aja aku mah,tapi sih yang disebelah aku nih yang gak nyantai,dari tadi gelisah" Lala cekikian saat menjawab itu.
Mysha memelototkan lagi matanya,dia tau siapa yang Lala bicarakan dan Lala hanya menyengir saja.
Rendi ikut tertawa.
"Sikat tuh bro" Rendi menyenggol bahu temannya dan mengisyaratkan untuk mendekati Mysha.
"Makan aja makan,gak usah rese" lelaki itu menjawab ketus.
Lalu tanpa sadar Mysha dan lelaki itu saling menatap,dan lelaki itu tersenyum kecil pada Mysha,dan Mysha langsung menundukan pandangannya lagi.
"Lanjut makan aja Sha,gak usah hiraukan cunguk ini" ujarnya pada Mysha dan Mysha hanya mengangguk saja.
Mereka berempat menyantap makanan Mereka,meski ada saja candaan yang Rendi utarakan,sampai mereka tertawa bersama.
Hari itu Mysha bahagia bisa makan bareng dengan lelaki itu,meski tidak berdua karena adanya Lala dan Rendi.
Dan semenjak itu pula Mysha merasa semakin berharap pada lelaki, karena disaat dia sedang kesusahan, lelaki utu selalu ada untuknya, dan ada saja perhatian kecil yang diberikannya.
Salahkah kalau Mysha semakin mengharapkan lebih pada lelaki itu ?bahkan dia semakin ingin memilikinya.
......................
"Raf,,raf" panggil Rendi pada Rafka
"Apaan ?" dengan sedikit nada yang ketus Rafka menjawab
"Ketus amat lu,susah dapat jodoh loh" cerocos Rendi.
"Udah ada di depan mata " jawabnya,dia tak mau berkepanjangan menjawab cerocosan Rendi.
"Dia ya yang ada di depan mata" Rendi melirikan matanya ke arah dua wanita yang sedang duduk.
Rafka pun mengalihkan atensinya pada apa yang Rendi tunjuk.
Terlihat dua mahasiswi juniornya yang salah satunya dia kenal.
"Memandangmu..." Rendi menanyikan salah satu lagu dangdut."Gebet aja tuh cewek,cantik gitu kok" ujarnya kemudian.
Rafka hanya melirikan matanya sinis pada Rendi,tak habis pikir akan kelakuan temannya itu.
Dan dia berjalan saja tak menghiraukan Rendi.
"Kantin yuk ah,lapar gue" Rendi berlari kecil mensejajarkan langkahnya dengan Rafka,karena dia sedikit tertinggal.
"Bukannya tadi udah makan ?" Rafka mengingatkan Rendi kalau beberapa jam lalu dia sudah makan.
"Beda itu sarapan,sekarang makan siang" ujar Rendi.
Apaan jarak cuma 1 jam juga.Batinnya Rafka.
Rafka pun tak bisa apa,dia pun mengikuti kemauan temannya saja.
Rafka Arshad Fattan
Seorang anak yatim piatu yang tinggal disebuah panti asuhan sejak dia berusia 5 tahun.
Kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan hebat beberapa tahun silam,bukan hanya kedua orang tuanya namun juga kakaknya ikut dalam kecelakaan itu.
Saat itu dia baru berusia 5 tahun,kedua orang tuanya tak mengajak dia pergi,saat itu mereka akan mengantar kakaknya yang berusia 12 tahun untuk mengikuti salah satu acara disekolahnya,Rafka mereka titipkan pada pengasuhnya.
Tapi ditengah perjalanan,kecelakaan itu terjadi dan merenggut nyawa ketiganya.Rafka dititipkan dipanti asuhan,tidak ada sanak saudara yang mau merawatnya.
Rafka tumbuh menjadi anak yang kuat,dia akan memujudkan impian ayahnya,yang pernah mengatakan kalau Rafka harus menjadi dokter.
Dia pun belajar habis habisan,yang dia lakukan selama ini hanya belajar saja,hingga bisa masuk salah satu universitas yang ada di kotanya itu.
......................
Keduanya sampai di salah satu kantin yang ada di kampusnya.
"Rafka.." Rendi menepuk nepuk pundak Rafka,dan Rafka melirik pada Rendi.
Tanpa kata Rafka hanya menaikan kedua alisnya,tanda dia bertanya 'Apaan ?' dan mereka sudah berada di kantin kampus.
"Mysha tuh disono,ternyata mereka kesini juga" Rendi menunjuk kearah Mysha.
Rafka melihat ke arah yang Rendi tunjuk,terlihat Mysha dan temannya akan duduk disalah satu kursi yang ada di dalam kantin.
"Ya terus....." Rafka menjawab agak sinis.
"Terus,terus Lo kira lagi parkir apa " Rendi melangkah lebih dulu dan sampai dimejanya Mysha dan Lala.
"Eh..eh ada Mysha disini" Rendi pura pura menyapa Mysha dan Lala,tapi namun dia juga malah ikut duduk disana.
Rafka yang sedikit agak kesalpun terpaksa menurut apa yang Rendi lakukan.
Alhasil mereka jadi duduk disana,dan dengan segala leluconnya Rendi utarakan disana,membuat Mysha dan Lala tertawa.
"Kak Rendi,kak Rafka kami permisi duluan ya,mau ada kelas" Mysha sudah tak tahan lagi untuk ada disana.
Setelah makanan dirasa habis,dia pun mencari alasan untuk pergi dari sana.Lala yang merasa kalau hari ini sudah tidak ada kelas sedikit melongo dan terlihat sedang berpikir,namun secepat kilat Mysha menarik tangan Lala.
Sebelum Lala mengacaukannya lagi,mereka pun beranjak pergi setelah berpamitan pada kakak tingkatnya.
"Rafka,lu gak demen sama tuh cewek ?" pertanyaan Rendi membuat tangan yang sedang memasukan makanan pada mulutnya berhenti.
"Sikat aja sama lu" namun dia kembali cuek dan melanjutkan memakan makanan dia.
"Ah lu,gak ada salahnya punya dua cewek Napa"
plak
Rendi kaget saat tangan Rafka menepuk mulutnya.
"Punya mulutnya dijaga baik baik,gua laporin Dinda kelakuan lu kaya gini" ancam Rafka pada Rendi.
Rendi langsung menyengir "Hahaha,jangan jangan,ampun bos" kalau sudah tersebut nama Dinda,membuatnya menjadi ketakutan.
Keduanya melanjutkan makan mereka.
......................
"Perasaan kelas hari ini sudah selesai, bukannya kita langsung pulang ya !"
Lala masih bingung akan pernyataan Mysha sebelumnya.
"Itu alibi Lala,udah ah yuk jalan aja,lama lama disana membuat aku punya sakit jantung tau gak sih" Ya itu hanya alibi Mysha untuk pergi dari sana,terutama menjauh dari Rey.
Rafka nama laki laki yang dia sukai itu,baginya Rafka adalah penyelamatnya,dia mengagumi Rafka dan tentu menyukainya juga.
Dia selalu mengikuti Rafka dari belakang secara diam diam,memperhatikannya dikejauhan,melihat senyum Rafka saja sudah membuatnya bahagia.
"Mysha..." Mysha merasa terpanggil oleh seseorang dan dia celingukkan menjadi sumber suara itu.
"Hei,Mysha mau pulang nih ?" seorang laki laki menyapanya Mysha dan Lala tau siapa itu.
"Ck,keliatannya ini mau kemana" Itu Lala yang menjawab dengan ketus.
"Gua kaga nanya lu ya,yang gua tanya itu Mysha" jawab lelaki itu.
"Iya aku mau pulang" Mysha menjawab nya dengan biasa.walaupun tak suka pada lelaki ini,namun dia berusaha untuk tetap sopan.
"Bareng aku aja yuk" tangan Mysha ditarik agak sedikit paksa.
"Jangan tarik tarik tangan orang bisa gak sih!" Lala menghempaskan tangan lelaki itu dari Mysha.
Lelaki itu agak emosi,namun Mysha mencoba menahannya.
"Aku mau bareng Lala aja Za" Jawab Mysha berusaha tetap lembut.
"Udah dari pada pake angkutan umum,mending sama aku aja,gratis dan sampe depan kosan kamu" lelaki itu tak pantang menyerah,dia masih terus berusaha mengajak Mysha.
"Heh,Mysha kan bilang dia mau pulang bareng aku,jangan suka maksa deh Za"
Lagi lagi Lala menahan lelaki itu.
"Bisa gak sih lu gak usah ikut ikutan,serah gua mau gimana juga,gua lagi ajak dia bukan lu" Eza mencoba kasar pada Lala,namun Mysha menahannya lagi
"Za,jangan gini,aku gak bisa bareng sama kamu,aku ada perlu sama Lala" Mysha mulai sedikit kesal.
"Kamu tau kan cantik,kalau aku sudah minta kamu untuk bareng aku,kamu harus mau,hmm" lembut,tapi itu sebuah ancaman untuk Mysha.
Di tariklah tangannya Mysha,Lala mencoba mencegah itu,namun Eza malah mendorong Lala sampai ia terjatuh.
"Za,kamu gak bisa kaya gini" Mysha juga mencoba memberontak,namun Eza tak perduli kan itu,dia masih terus menarik tangan Mysha.
Seberapa mencobanya Mysha menolak,semakin Eza menariknya secara paksa dan itu menyakiti Mysha.
Tapi seseorang datang dan bisa membuat tangannya Mysha lepas dari dia.
"Kalau cewek gak mau diajak bareng,jangan jadi pemaksa,bisa ?" Suara itu membuat Mysha terkesiap,matanya menatap nanar pada lelaki itu,yang tak lain adalah Rafka.
"Lu gak usah ikut campur urusan gue,ini gue dan dia" sarkas Eza pada Rey.
"Ini tentu jadi tanggung jawab gue juga" jawab Rafka penuh tekanan.
Tanggung jawab ?Mata Mysha tak bisa bohong dia terkejut tentunya mendengar itu,hatinya berbunga bunga pastinya.
"Gak bisa Mysha milik gue,minggir gue ! bilang gak usah ikut campur !!" Eza mendorong bahu Rafka sampai sedikit ada pergerakan pada tubuhnya.
"Lepaskan,dia sudah kesakitan" Rafka tak mau kalah dia menarik tangan Mysha,hingga kini dia berada dibelakangnya Rafka.
Eza hendak melayangkan pukulan pada Rafka,karena tak suka dengan yang Rafka lakukan.Namun sebelum itu terjadi,satpam penjaga datang dan mencegah itu.
Hingga membubarkan mereka,Eza pun tak bisa berkutik lagi,dia pun pergi menjauh.
"Sha,kamu gak papa kan ?" Lala yang khawatir menghampiri Mysha dan melihat pergelangan Mysha yang sedikit memerah.
"Aku gak papa La,justru kamu yang gak papa ?" Mysha mengkhawatirkan balik Lala yang tadi terjatuh,saat membela dirinya.
"Gak papa Sha,lihat tangan kamu merah gini" Lala terus mengamati tangan Mysha,namun Mysha sedikit menjauhkan tangannya itu.
"Kalian gak papa ?" tanya Rafka pada Mysha dan Lala.
"Gak papa kok Kak,cuma ini tangannya Mysha merah kek gini,cengkraman Eza tadi kayanya terlalu keras deh" Lala memperlihatkan tangannya Mysha yang merah itu.
"Gak papa kok kak,ini gak sakit" Mysha menarik tangan itu pelan " Kami pamit pulang dulu ya,terima kasih atas bantuannya tadi Kak" Mysha pun memilih pergi dari sana,tapi meski begitu dia sangat berterima kasih pada Rafka dan Rendi.
Mysha menarik tangan Lala setelah dia pamit lagi pada Rafka dan Rendi.Lala nampak tak setuju,namun dia tak bisa apa kala tangannya terus ditarik Mysha.
"Sha,tunggu" Rafka mengerjar keduanya dan menahan Mysha juga Lala "Aku antar kalian pulang" ujarnya kemudian.
Mysha mengerjapkan matanya "Eh,gak usah Kak" tolaknya ajakan itu.
"Aku gak yakin kalau Eza sudah akan menyerah" mata Rafka melirik dimana adanya Eza dan teman temannya sedang menatap mereka.
Mysha pun mengalihkan atensinya pada lirikan Rafka,dan benar saja Eza sedang menatapnya geram.
"Benar apa kata Rafka,sebaiknya kalian ikut Rafka saja" tambah Rendi.
Mysha pun tak bisa apa,dia lebih takut kalau harus dipaksa Eza,meskipun bersama Rafka juga tidak baik baik saja,terutama akan jantungnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!