Plaaakkkk...
Sebuah tamparan yang cukup keras dilayangkan oleh Kyai Yusril pada putra sulung nya yang bernama Ilyas Abdulrahman.
Sedangkan disampingnya tampak seorang wanit bercadar menatap nanar pada wanita yang kini duduk berhadapan dengan nya dan juga Ummi Aida.
"Inikah yang Abi ajarkan padamu Yas?kenapa kamu melakukan hal yang sudah jelas jelas kamu tahu hukum nya?"murka Kyai Yusril pada putranya yang saat ini dituding tengah menghamili sekertarisnya sendiri.
Pagi ini pondok Abdulrahman kedatangn seorang wanit cantik dalam kondisi hamil muda.Perutnya sudah terlihat membuncit meski hanya sedikit dan belum sebesar hamil tua karena memang kehamilan itu baru berusia 4 bulan.
Kerap mendapat penolakan dari pria yang disinyalir bertanggung atas janin yang kini ada didalam rahimnya,gadis itu pun akhirnya mendatangi rumah keluarganya dan meminta pertanggung jawaban langsung dari kedua orang tua pria itu.
"Tapi Ilyas tidak pernah merasa jika Ilyas sudah menyentuhnya Abi,mana mungkin ILyas mau bertanggung jawa jika ingat melakukan saja tidak."jawab ILyas yang saat ini menahan perih dan juga rasa panas yang ada dipipi nya.
"Jika bukan kamu,mana mungkin dia datang kemari dan meminta pertanggung jawaban mu?harusnya kamu tahu dan paham,jika itu dosa besar Ilyas.Kamu sudah menyakiti tiga wanita sekaligus.wanita itu,Ummi mu dan juga istrimu,seharusnya jika kamu sudah merasa tidak puas dengan istrimu,minta baik baik pada istrimu untuk kamu bisa menikah lagi,bukan malah membuat dosa seperti ini."hardik Kyai Yusril lagi yang begitu marah dengan apa yang dilakukan putranya.
Sementara wanita bercadar yang saat ini duduk disofa bersama dengan Ummi Aida hanya bisa meneteskan air mata.Menangis dalam diamnya.
Mayra tidak menyangka di usia pernikahan nya yang ke 10 tahun,rumah tangga nya akan diuji dengan hadir nya orang ketiga.
Mayra hanya bisa tertunduk dengan tangan saling bertautan dan saling meremas.Jujur rasanya belum siap jika harus berbagi suami dengan wanit lain.
Namun lebih tidak siap lagi jika harus berpisah dengan nya.10 tahun bersama dan melalui banyak hal bersama tentu saja tidak semudah itu untuk melepaskannya.
Namun untuk berbagi pun rasanya terlalu sulit,tapi Mayra harus menerima semua itu demi janin yang saat ini ada didalam kandungan gadis yang bernama Manda itu.
"Saya pamit undur diri dulu,dan saya harap pihak keluarga segera mengambil keputusan sebelum saya melaporkan hal ini kepihak yang berwajib dan dengan begitu nama besar Kyai dan pondok ini akan rusak.Pertimbangkan permintaan saya,saya tidak minta apapun,saya hanya meminta Pak Ilyas bertanggung jawab atas apa yang sudah dia lakukan pada saya."ucap gadis itu sebelum beranjak pergi.
Tanpa mengucap salam,Manda meninggalkan pondok dengan senyum puas diwajah cantiknya yang berpoleskan makeup.
Rasa lega pun dia rasakan saat janin yang kini ada didalam rahimnya sebentar lagi akan di akui dan memiliki status yang jelas.
Sementara didalam pondok masih terjadi ketegangan yang cukup mencekam karena ILyas kekeh dengan pendapatnya dan menolak untuk bertanggung jawab.
"Nikahi dia Mas,aku ikhlas."
Deg...
Suara serak Mayra mengejutkan ILyas yang masih bersitegang dengan sang ayah.Ilyas yang tengah berdebat dengan Kyai Yusril pun sampai terdiam membeku saat mendengar permintaa dari istrinya.
"Tapi sayang,Mas sungguh tidak merasa jika Mas sudah menyentuhnya.Mana mungkin Mas bertanggung jawab disaat ingat melakukan hal itu saja tidak."jawab ILyas yang kini sudah duduk berjongkok didepan Mayra.
"Tapi anak itu butuh pertanggung jawabanmu Mas,terleps Mas ingat atau tidak,anak itu kini hadir di antara kalian.Nikahi dia Mas,aku ikhlas berbagi suami dengan nya."
Deg...
Jantung ILyas seakan lepas dari tempatnya saat mendengar Mayra mengijinkan nya menikahi gadis itu namun dari tatapan matanya.
Ilyas bisa melihat bagaimana terlukanya Mayra atas apa yang terjadi saat ini.ILyas merutuki dinya sendiri yang kurang berhati hati sehingga dirinya masuk kedalam jebakan wanita bahkan merendahkan dirinya sendiri demi mendapatkan apa yang dia mau.
Ilyas tidak menyangka jika Manda akan melakukan hal senekad itu,entah bayi siapa yang dia kandung hingga dengan percaya dirinya menuduh Ilyas yang menjadi pelakunya.
Ilyas juga kesulitan membuktikan jika malam itu tidak terjadi apa apa,karena dari rekama cctv yang dia dapat terlihat jelas jika ILyas berjalan masuk kedalam satu kamar dengan Manda.
Namun aneh nya,ILyas sama sekali tidak mengingat apapun tentang malam itu.Malam dimana dirinya mendapatkan undangan jamuan dari rekan bisnis nya dan berakhir dengan malapetaka untuk rumah tangga nya.
...****************...
...Jangan lupa tinggalkan jejak ya,like,komen dan subscribe...Biar Othor lebih semangat lagi,terima kasih 🥰🥰🥰 love sekebon untuk kalian ♥️♥️♥️*...
"Aku memang menikahimu,tapi jangan harap aku mau mengakuimu sebagai istri.Ingat,aku menikahimu hanya karena anak itu."ucap ILyas sesaat setelah dirinya kembali mengucapkan ijab kabul dengan wanita lain yang kini menjadi istri keduanya.
Akhirnya,setelah berbicara empat mata dengan istri sah nya Mayra,ILyas pun bersedia menikahi gadis bernama Manda itu,namun hanya menikah siri.
Itu semua ILyas lakukan demi menyelamatkan nama baik sang ayah dan juga pondok yang sudah susah payang Kyai Yusril bangun dan jaga hingga memiliki nama besar seperti saat ini.
Untuk janin itu sediri,ILyas akan melakukan tes DNA setelah bayi itu lahir nanti,tentu saja hal itu tidak ILyas utarakan karena takut dimanufulasi oleh gadis yang kini sudah sah menjadi istri keduanya.
ILyas pun meninggalkan Manda didalam kamarnya sendirian meski itu adalah malam pertama mereka setelah resmi menikah.
Tidak ada kata sayang dan hal hal romantis yang ILyas lakukan pada istri barunya itu,yang ada adalah kesunyian malam yang kian mencekam dan dingin.
ILyas meninggalkan Manda seorang diri,untuk kembali bersama dengan istri tercintanya yang saat ini menempati kamar utama dirumah utama yang terdapat disamping pondok.
Bangunan pondok dan rumah utama memang memiliki bangunan yang berbeda,namun kedua bangunan itu dibuat menyatu agar sang pemilik pondok bisa dengan mudah mendatangi tempat yang sudah melahirkan para ustad ustad ternama,lulusan dari sana.
ILyas dan Mayra memang sudah mulai menempati rumah utama sejak dua tahun yang lalu karena sebelumnya mereka tinggal dirumah yang ILyas sediakan.
Namun semenjak sang anak Ilham beranjak remaja, dan memutuskan untuk bersekolah diluar negri.Mayra dan ILyas pun akhirnya setuju untuk pindah dan menempati rumah utama.
Sementara Kyai Yusril dan Ummi Aida memilih untuk tinggal dipondok bersama para anak didiknya.Menghabiskan masa tua dengan bercengkrama bersama anak anak membuat Kyai Yusril dan Ummi Aida bahagia.
Meski memiliki 5 orang cucu dari ketiga anaknya,namun Kyai Yusril dan Ummi Aida selalu mersa kesepian karena kelima cucu mereka tinggal berjauhan karena memang kedua anak Kyai Yusril tinggal diluar kota.
Yang tinggal berdekatan hanya ILyas dan keluargnya,itu pun hanya ILyas dan Mayra saja karena putra tunggal mereka kini tengah menjalani pendidikan di Kairo.
Cairo University,menjadi tempat pilihana ILham untuk menimba ilmu lanjutan nya.Ilham lulus sekolah menangah atas lebih awal dari seharusnya karena memiliki otak yang cerdas.
Dengan begitu,di usianya yang baru 16 tahun,ILham sudah bertolek ke Kairo untuk melanjutkan studinya disana.
Dan ini sudah tahun kedua putra tunggal dari ILyas Abdulrahman itu menetap di Kairo.Mesi begitu ILham tidak pernah kehilangan kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.
Bahkan sang Umma,hampir setiap hari menghubunginya via telpon.Hanya sekedar ingin tahu kabar putranya disana,sudah makan apa belum,sudah sholat apa belum.Itulah yang selalu Umma Mayra tanyakan pada ILham.
"Maafkan aku,"lirih ILyas memeluk Mayra dari arah belakang,saat sudah berada didalam kamarnya dengan Mayra.
"Kenapa Mas disini?bukankah harusnya Mas disana bersama nya."jawab Mayra tanpa mau melihat ke arah sang suami.
"Aku mohon sayang,jangan paksa aku untuk bersama dengan nya.Cukup status saja aku bagi dengan nya,tapi tidak dengan tubuh dan perasaanku ini"lirih ILyas semakin mengeratkan pelukannya ketubuh istri sahnya itu.
Mayra memejamkan matanya demi menekan rasa perih saat menyadari kenyataan pahi jika saat ini dirinya harus ikhlas berbagi suami dengan wanita lain.
Bahkan air mata itu kembali membasahi pipi saat ILyas terus saja menggumam kata maaf bahkan didalam tidurnya,pria yang sudah 10 tahun menjadi suaminya itu tetap meminta maaf dengan nada lirih dan pilu.
Mayra sadar,jika semua yang terjadi adalah kehendak dari sang maha pencipta,namun sebagai manusia biasa,Mayra juga merasa jika saat ini dirinya masih belum bisa menerima arti dari kata 'Ikhlas' itu sendiri.
Benarkah dia sudah ikhlas?jika suah,mengapa masih menangis?mengapa masih terasa sakit?bagaimana kah cara kerja dari kata 'IKhlas' itu?kenapa masih terasa berat?batin Mayra bertanya tanya.
Tidak ingin larut dalam kesedihan dan rasa kecewa,Mayra pun berpasrah diri pada sang maha penciptanya dan memohon agar diberi ke ikhlasan ke ikhlas ikhlasnya.
Didalam doa disepertiga malam nya,tak henti hentinya Mayra mengaungkan agar dirinya diberi ke ikhlasan dan ketabahan dalam menjalani kehidupan dipoligami.
Deg...
Jantung Mayra berdetak kencang saat datang keruang makan tampak seorang gadis sudah duduk dikursi yang biasa dia gunakan untuk makan bersama dengan suaminya.
Bukan cuma Mayra yang terlihat kaget,namun Ilyas juga.Belum juga reda rasa kesalnya pada gadis itu yang dengan percaya dirinya masuk kedalam rumah tangga nya.
Kini,belum genap ssatu hari Ilyas nikahi,gadis itu sudaha membuat ulah dengan menampati kursi dimana posisi Mayra biasa duduk.
"Pindah dari situ,itu bukan kursi untuk kamu tempati,"ucap ILyas menatap tajam pada Manda yang dengan lancangnya menempati kursi milik Mayra.
Sementara Mayra sendiri terlihat mengusap lembut tangan Ilyas,mencoba menenangkan suaminya agar tidak emosi.
"Memang nya kenapa?disebelah sana juga masih ada yang kosong kan?lagi pula,aku juga sekarang istri Mas Ilyas,jadi aku juga memiliki hak yang sama dong."jawab Manda jelas tidak mau mengalah.
Ilyas hendak kembali berbicara saat Mayra dengan lembutnya berkata dan melerai perdebatan mereka berdua.
"Mas,jika tidak berkenan makan disini.Bagaimana kalau kita ke pondok,makan bersama Abah dan Ummi?sudah lama juga Mas absen makan bersama dipondok.Mumpung ada kesempatan lebih kita gunakan sebaik mungkin,bagaimana?"saran Mayra karena tidak ingin Ilyas semakin marah dengan tingkah Manda yang ngeyelan.
"Kamu benar sayang.Ya sudah ayo lebih baik kita kesana."Ilyas pun berbalik dengan membawa istri sah nya dalam gandengan.
"Tunggu,aku juga ikut."ucap Manda yang langsung bangkit dari duduknya dan mendekati Ilyas dan Mayra.
"Kamu pikir pondok itu sebuah club malam yang bisa kamu datangi dengan sesuka hati menggunakan pakaian tidak sopan kamu.Aku rasa kamu tidak bodoh dan bisa melihat,bagaimana keadaan didalam pondok.Apa kamu pernah melihat penghuni disana menggunakan pakaian yang seperti kamu pakai saat ini?"jawab Ilyas menahan saat istri mudanya itu akan ikut beranjak menuju pondok.
"Tapi wku tidak bisa menggunakan pakaian besar dan longgar itu,belum lagi penutup kepala yang sudah dipastikan akan sangat gerah dan sakit bikin kepala,"jawab Manda mencoba merajuk.
"Kalau begitu,sadar diri saja dengan posisimu."tanpa banyak kata lagi Ilyas pun berjalan mrmbawa istri pertama nya pergi menuju pondok,meninggalkan istri mudanya yang terlihat begitu kesal saat melihat kemesraan keduanya.
"Lihat saja,kamu pasti akan bertekuk lutut dihadapanku Mas.Mana ada laki laki yang tahan saat melihat tubuh seksi seorang wanita.Apalagi dia memiliki istri yang selalu berpakaian seperti mumi itu."gumam nya langsung pergi menuju kamar nya.
"Loh,Non Manda tidak jadi sarapan Non?"tanya Bi Esih,orang yang sudah bekerja bersama Ilyas semenjak Ilyas dan Mayra menikah.
"Nggak jadi,nggak lapar."jawabnya ketus sembari berlalu.
Seulas senyum terlihat dari wajah keriputnya karena memang Bi Esih sudah berusia 55 tahun.Namun masih kuat dan bersemangat dalam bekerja.
Perlakuan baik Mayra dan Ilyas pun membuatnya betah karena tidak merasa rendah diri meski dirinya hanya asisten rumah tangga.
Mayra dan Ilyas selalu memperlakukan nya seperti keluarga sendiri.Tidak jarang juga Mayra yang dengan senang hati menggantikan tugasnya kalau Bi Esih merasa kurang sehat.
Semenjak dirinya berhijrah,Mayra benar benar banyak berubah.Dari wanita manja dan egois menjadi wanita yang mandiri dan tidak pernah lagi bergantung pada orang lain.
Belum lagi sikap perhatian dan lembutnya seorang Mayra yang membuat Ilyas tidak bisa lagi berpaling dari nya.
Sementara itu,kedatangan Mayra dan Ilyas disambut baik oleh Abah Yusril dan Ummi Aida.Meski.beberapa saat lalu ayah dan anak itu sempat bersitegang.
Namun kini hubungan keduanya sudah kian membaik.Hingga tidak canggung lagi untuk makan dimeja makan yang sama.
"Mana istri mudamu Yas?kok nggak di ajak?"tanya Ummi Aida yang mencoba berbesar hati untuk menerima gadis muda itu sebagai menantu barunya meski hatinya masih enggan.
"Dirumah Ummi,mana mungkin Ilyas ijinkan kemari dengan pakaian yang tidak sopan seperti itu Ummi,apa nanti kata para santriawan dan santriwati disini."jawab Ilyas yang di angguki oleh Ummi Aida.
Ilyas benar,saat ini mereka hidup dilingkungan pondok yang tentu saja,cara berpakaian nya pun meski disesuaikan dengan peraturan yang ada.
Meski tidak bercadar seperti Mayra,setidaknya para kaum hawa disana harus memakai pakaian yang menutup auratnya.
Sementara Manda sendiri belum bisa melakukan itu.Manda jauh lebih senang menggunakan pakaian yang terbuka.
Meski ada niat lain dari cara berpakaiannya,Manda juga belum terbiasa jika harus menggunakan baju gamis setiap harinya.
Dan hal itulah yang membuat Ilyas melarang nya untuk datang ke pondok.Terkecuali jika Manda sudah mau menutup auratnya.
Tentu kedatangan nya akan disambut baik oleh penghuni pondok itu sendiri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!