Malam ini tepat 2 tahun pernikah Nisa dan Niko. Nisa yang kini di dalam kamarnya sedang gelisah menunggu kabar dari suaminya yang sedang kerja di luar kota, karena seharian suaminya tidak sama sekali tidak memberi kabar dan berfikir kalau suaminya lupa akan hari ini adalah hari sepesial mereka berdua, samapi dia terlelap menuju ke dunia mimpi.
tepat sekitar setengah satu dini hari, Nissa tidurnya mulai terusik karena dia merasakan ada sebuah tangan yang melingkar di perutnya dan ketika dia akan menengok ke belakang namun di tahan sama orang yang tengah memeluknya dari belakang.
Deg
Nisa merasa takut jantungnya seakan berpacu berdetak lebih cepat, dia mengira ada seseorang yang masuk dalam kamarnya, karena dia pikir tidak mungkin suaminya, karena saat ini suaminya tengah kerja di luar kota, dia pun berusaha membrontak dari pelukan orang tersebut yang tidak tahu entah siapa.
"siapa kamu, lepasin brengsek" ucap Nisa sembari memberontak dari pelukan orang tersebut, dan tiba tiba dia berhenti memberontak ketika orang itu membisikan sesuatu tepat di telinganya dan Nisa sangat mengenal denagn suaranya.
"Happy wedding Anniversary sayang" bisik Niko di telinga istrinya dan mulai melerai pelukan pada istrinya.
“mas Niko, gak mu gkin mas Niko ada disini”gumam Nisa yang masih belum percaya kalau orang yang tadi memeluknya adalah suaminya dia pikir dia hanya berhalusinasi mendengar suara suaminya karena efek kekhawatiran dia.
Untuk memastikan itu benar suaminya atau bukan, Nisa langsung berbalik badan dan menatap suaminya lekat apa bener itu suaminya apa dia hanya berhalusinasi karena sedang merindukan suaminya, lalu dengan perlahan Nisa mengulurkan tangannya untuk meraba wajah suaminya untuk memastikan dia berhalusinasi atau tidak.
"ini beneran kamu kan mas?"tanya Nisa sembari meraba wajah suaminya.
"iya lah sayang emang siapa lagi" jawab Niko sembari melihat tingkah lucu istrinya.
"huuuh" Nisa menghela nafas lega ternyata yang memeluk dirinya adalah suaminya.
"kamu jahat tahu gak mas, sebel tahu aku jadinya, kenapa kamu seharian gak ada kabar bikin orang khawatir tahu gak" ucap Nisa sembari memukul dada suaminya.
“Hei dengerin mas dulu sayang” ucap Niko lalu menangkap tangan Nisa yang sedang memukuli dadanya.
"mas sengaja gak hubungin kamu, dan mas memang sibuk banget dari pagi, supaya kerjaan mas selesai hari ini juga biar bisa cepet pulang, eh pulang pulang malah dapet muka cemberut istri" jelas Niko dan pura pura merajuk.
Mendengar penjelasan suaminya, dia merasa bersalah kepada suaminya benar kata Niko harusnya dia pulang menyambut suaminya ini malah marah marah kepada suaminya.
"iya deh iya maaf ya mas, uda nih aku kasih senyum yang lebar buat suamiku ini" ucap Nisa sembari memperlihatkan senyum manisnya yang selalu membuat Niko jadi gemes.
"nah gitu dong ini baru istri mas, Happy wedding Anniversary ya sayang, aku ada sesuatu buat kamu" ucap Niko sembari memberikan sebuket bunga dan 1 kotak perhiasan yang berisi sebuah kalung.
"Mas" Nisa menatap suaminya tidak percaya, suaminya akan memberikan kejutan untuk dirinya.
"suka tidak?" tanya Niko
"suka banget, makasih ya mas, dan Happy Wedding Aniversary juga suamiku" ucap Nisa, "tapi mas, maafin aku ya, bahkan aku belum siapin hadiah apapun buat kamu" sambung Nisa dengan lesu, karena seharian memikirkan suaminya yang tidak kunjung memberi kabar jadi dia lupa menyiapkan hadiah untuk suaminya.
"gak paa sayang, tapi mas boleh minta sesuatu?" tanya Niko dengan senyum nakalnya.
"boleh, apapun permintaan mas, insyallah Nisa kabulin, mas mau minta apa, mau Nisa maskin makanan kesukaan mas?" tanya Nisa penasaran apa permintaan suaminya.
"tapi kamu tidak boleh nolak ya" ucap Niko dengan senyum jailnya.
"iya mas" sahut Nisa sambil menatap suminya dengan penuh cinta.
"mas mau, kita malam ini tidak tidur sampai pagi, mas mau kamu kasih mas 5 ronde dari kamu" ucap Niko yang sudah di penuhi gairah.
glek
Nisa menelan ludahnya sendiri dia baru menyadari kemana arah pembicaraan suminya.
"tapi mas" Nisa mau menolak tapi dia tadi sudah janji untuk memenuhi apa saja permintaan suaminya.
"perasaan tadi ada yang bilang deh, kalau menuruti apapun permintaan suaminya, pokoknya mas selesai mandi kamu harus sudah siap-siap" ucap Niko sembari bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju ke kamar mandi dan Nisa langsung merubah posisinya menjadi duduk memikirkan peemintaan suaminya.
Niko menengok ke arah istrinya yang tengah terdiam di tempat tidur dan berbalik membisikan sesuatu ke istrinya dan mengecup singkat bibir sang istri.
"jangan lupa pake baju dinasnya ya sayang, Cup" setelah mengecup istrinya Niko langsung masuk ke kamar mandi.
dapat bisikan dan kecupan dari suaminya membuat wajah Nisa memerah seperti kepiting rebus, Nisa yang ingin menghargai suaminya yang sudah rela pulang kerja lebih cepat dari jadwal hanya karena ingin membuat kejutan buat dirinya.
selepas suaminya masuk ke dalam kamar mandi, Nisa bergegas menuju ruang ganti untuk mengganti pakaian seperti yang suaminya inginkan, karena di hari spesial ini dia akan memberi servis sepuasnya untuk suaminya. setelah lama memilih pakaian dinasnya kini dia memilih tepat pada pakaian dinas yang berwana hitam, selesai berganti pakaian Nisa keluar dari ruang ganti bersamaan dengan Niko yang baru keluar dari kamar mandi dengan telanjang dada dan hanya memakai handuk uang melilit di pinggangnya.
pandangana merekapun bertemu, keduanya sama sama menelan ludahnya masing-masing, Niko yang semenjak pulang sudah menahan hasratnya kini melihat istrinya memakai baju dinas malamnya membuat gairah Niko semakin meningkat, Niko pun langsung menghampiri istrinya yang tengah mematung karena terpesona oleh suaminya.
"sayang kamu cantik banget" bisik NIko ketika sudah di depan sang istri membuat lamunan Nisa buyar.
"mas" panggil Nisa dengan suara yang menurut Niko sexy dan semakin membuat Niko semakin terangsang gairahnya dengan suara istrinya, Niko pun langsung menarik pinggang istrinya hingga mereka tidak ada jarak sedikitpun.
"suaramu sangat sexy sayang, apalagi suara desahanmu sayang, Cup" goda Niko yang sudah tidak sabar ingin menerkam sang istri
"gombal" sahut Nisa
"beneran sayang" Niko sudah tidak tahan lagi menahan gairahnya dia langsung mengangkat istrinya dan merebakannya ke ranjang.
Setelah keduanya sudah berada di ranjang, kini Nisa terbuai oleh permainan suaminya. Dua-duanya kini saling memberi kebahagiaan di hari sepesial mereka.
Kejutan yang Niko berikan telah membuat menghilangkan rasa kesal Nisa terhadap suaminya yang sudah seharian tidak memberi kabar.
Setelah cukup lama mereka olahraga yang membuat mereka melayang-layang dan memabukan itu, akhirnya keduanya pun sampai pada puncak kebahagiaan yang sama-sama mereka rasakan.
Niko yang melihat wajah cantik istrinya sudah terlihat lelah karena sudah memberi hadiah terindah sebanyak 3 ronde kini menyudahinya, kemudian Niko ambruk tepat di samping Nisa dengan nafas tersengal-sengal dadanya naik turun, Niko mengatur nafasnya supaya teratur.
"Terimakasih sayang kadonya, cup" ucap Niko sembari menyeka keringat yang terlihat di wajah cantik sang istri dan mencium keningnya.
"Hemmm" sahut nisa yang sudah lemas karena ulah suaminya.
"Sekarang istirahat lah" ucap Niko sembari membawa sang istri masuk ke dalam pelukanya, tak lama kemudian mereka sama2 masuk ke alam mimpi.
pagi hari Niko membuka matanya terlebih dahulu, di pandangi wajah istrinya yang ada dalam dekapannya masih dengan posisi tidak memakai sehelai benang pun, Niko pun yang melihat istrinya mulai terusik tidurnya dan mendengar suara istrinya membuat gaiarah Niko kembali.
Akhirnya pun dia mulai menyerang istrinya walaupun istrinya masih di alam mimpi, Nisa yang tidurnya mulai terusik ketika membuka matanya melihat tingkah suaminya, selayaknya bayi menyusu kepada ibunya, merasakan apa yang di lakukan sang suami membuat Nisa terpancing gairah terjadilah mereka mengulang kegiatan seperti semalam.
"mas, apa yang kamu lakukan mas, ah.." Nisa yang mulai terangsang akan yang di lakukan oleh suaminya.
"mas mau lagi sayang" ucap Niko yang semakin semangat untuk menerkam istrinya kembali.
Akhirnya terjadilah olahraga yang membuat 2 sejoli menghasilkan keringat yang bercucuran walau hanya di atas ranjang.
"Maksih sayang, cup" ucap Niko setelah mereka mengakhiri kegiatan panas di pagi hari ini.
"sama-sama mas" sahut Nisa dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
"semoga cepet hadir disini ya cup" ucap Niko sembari mengelus dan mengecup perut istrinya.
"maafin aku ya mas" ucap Nisa yang merasa bersalah karena sampai sekarang dia belum bisa memberikan seorang anak untuk suaminya
"maaf buat apa sayang?" Tanya Niko heran kenapa istrinya tiba-tiba minta maaf.
"maaf karena sampai sekarang aku belum bisa hamil, belum bisa kasih kamu anak" ucap Nisa dengan sendu
"Kan kita udah pernah bahas masalah ini, kita cuman harus berusaha dan doa aja" ucap Niko sembari membawa istrinya dalam dekapannya.
“makasih ya mas sudah ngertiin aku" ucap Nisa sembari membalas pelukan suaminya.
"Iya sayang" sahut Niko
Setiap Nisa melakukan hubungan intim dengan suaminya dia selalu berharap kalau setelah mereka melakukan itu dirinya secepetnya akan mengandung benih suaminya, sehingga nanti kemungkinan dia akan dapat perhatian dan kasih sayang dari ibu mertuanya.
"uda ah aku mau mandi, keburu kesiangan aku mau masak sarapan mas, nanti keburu mama bangun" bujuk Nisa dia tidak mau sampai kesiangan pasti kalau kesiangan ibu mertuanya akan ngomel mulu.
tanpa aba-aba Niko langsung menggendong secara bridal stayle istrinya ke kamar mandi membuat Nisa kaget.
"mas, turunin aku bisa jalan sendiri" ucap Nisa membrontak.
"kita mandi bareng" tegas Niko
"tapi hanya mandi ya, aku capek banget soalnya mas, ya ya yah" bujuk Nisa dengan memasang muka yang menurut Niko sangat menggemaskan.
"iya hanya mandi sayang, kamu takut banget sih aku terkam lagi di kamar mandi" canda Niko
"ya iyalah, bisa jadi 1 jam baru keluar kalau kamu minta lagi" sahut Nisa, akhirnya pasrah mengikuti kemauan suaminya.
Nisa dan Niko sama sa berharap di usia pernikahan mereka yang ke dua tahun mereka akan segera di beri keturunan.
Setelah mandi Nisa langsung keluar kamar dan berjalan menuruni anak tangga menuju dapur untuk membuat sarapan, untuk suami dan ibu mertuanya, sedangkan Niko menuju ruang kerjanya.
“pagi bi” sapa Nisa ketika samoai di area dapur menghampiri bi ijah yang sepertinya hendak membersihkan sesauatu.
“pagi non” sahut Bi Ijah ketika melihat istri majikannya.
“bibi kemarin sudah belanja semua pesanan aku kan bi?” Tanya Nisa karena memang dari kemarin dia merancanakan akan masak makanan kesukaan suaminya, untuk merayakan wedding anniversary mereka sebagai bentuk syukuran saja pernikahan mereka masih bisa bertahan samapi dua tajun walaupun belum juga di karuniai seorang anak.
“sudah non” jawab Bi Ijah
“hari ini aku mau masak sepesial untuk merayakan hari jadi pernikahan aku sama mas Niko bi” ucap Nisa sembari menyiapkan bahan-bahan untuk memasak.
“ohhh selamat ya non , semoga non dan tuan Niko langgeng sampai maut memisahkan dan semoga cepat di kasih momongan, aminn” ucap Bi Ijah untuk sang majikan, karena dia tahu perasaan majikannya bagaimana terus dapet omongan dari mertuanya karena belum juga memberikan mertuanya seorang cucu.
“aminn” sahut Nisa atas doa yang bibi ucapkan dengan terswnyum
“ya sudah bibi sekarang bantu apa non” tanya Bi Ijah menghampiri Nisa.
“bibi bantu potong-potong aja “ pintah Nisa sembari kan beberapa sayuran yang akan di potong oleh bi ijah.
“baik non” sahut Bi ijah, sembari menerima
Akhirnya acara memasak sudah selesai dan sudah tertata rapi di meja makan, ketika Nisa sedang menata meja makan mama Erina datang dari arah kamarnya menuju meja makn dimana Nisa tengah menyiapkan makan.
“Ini ngapain kamu masak sebanyak ini, buat apa Nisa, jangan mentang-mentang kamu jadi menantu di rumah ini kamu bisa seenaknya, masak sebanyak ini emang beli bahanya gak pake uang apa” omel mama Erina yang melihat di meja makan banyak bermacam-macam hidangan yang di masak menantunya.
“Maaf mah, Nisa hanya ingin memasak semua masakan kesukaan mas Niko, di hari ulang tahun pernikahan kita, untuk sekedar syukuran aja, kalau semisalkan lebih kan masih ada pelayan dan para pekerja lainnya bisa ikut makan juga” ucap Nisa pelan sambil menunduk, mau dia melakukan apapun tetap di mata mertuanya selalu salah.
“Kamu tuh ya kalau di kasih tahu jawab aja, lagian ngapain kamu masak sebanyak ini orang suami kamu aja masih di luar kota” ucap mama Erina yang tidak mengetahui kalau putranya semalam sudah ada di rumah.
Niat Nisa ingin menjawab perkataan ibu mertuanya tetapi suaminya sudah menjawab omongan ibunya terlebih dhulu.
“Aku sudah pulang mah” suara Niko yang terdengar dari belakang mamanya.
“Loh Nik, ko kamu sudah pulang bukanya pulangnya baru hari ini?” Tanya mama Erina sembari menatap ke arah putranya.
“Iya harusnya hari ini, kemarin Niko sengaja selesaikan kerjaan Niko biar bisa cepet pulang, masa di hari spesial aku dan istri aku aku gak ada di sampingnya” ucap Niko sembari merangkul bahu istrinya yang masih menunduk.
“Percuma kalian setiap tahun buat syukuran apa lah, kalau Nisa gak bisa hamil-hamil” cercok mama Erina menatap menantunya dengan sinis.
“Mah kalau itu kan kehendak Allah, aku dan Nisa juga sudah berusaha dan selalu berdoa” ucpa Niko membela sang sitri
“Atau jangan jangan kamu mandul ya Nis” tutur mama Erina
Nisa yang mendengar tuduhan ibu mertuanya langsung mengangkat kepalanya dan menatap ibu mertuanya dengan mata yang sudah memerah, ingin rasanya menangis mendengar tuduhan ibunya.
“Mah ko ngomongnya kaya gitu sih” Niko tidak terima istrinya di bilang mandul.
“Ya buktinya sudah 2 tahun istrimu belum hamil juga, sudah gini aja, supaya jelas makanya sore ini mama akan daftarkan kalian untuk cek kusubaran ke dokter kandungan kenalan mama biar pasti kalian bisa punya anak apa tidak” pintah mama Erina langsung mendudukan pantatnya di kursi.
“Tapi mah” sahut Niko ucapannya tiba tiba berhenti ketika Nisa mengatakan sesuatu.
“Sudah mas gak papa, mama ngelakuin itu juga karena sayang sama kita, mama hanya ingin bantu kita supaya bisa cepet kasih cucu buat mama” ucap Nisa coba menenangkan suaminya
“Tapi sayang, kamu memang gak papa? Tanya Niko menatap istrinya karena takut nanti hasilnya yang di katakan mamanya benar.
“Ya gak papa memangnya aku kenapa?” Tanya balik Nisa menatap balik suaminya, apa suaminya juga mengira kalau dia mandul.
“Ya gak papa sayang” jawab Niko mencoba menghilangkan pikiran buruknya.
“Ya sudah yuk kita makan, nih aku masakin spesial makanan kesukaan mas Niko” ucap Nisa sembari menyalani suaminya dan keduanya mulai dusuk di kursi masing masing mengikuti mama Erina.
Sedangkan mama Erina melihat perlakuan putranya terhadap menantunya itu hanya bisa berdecak, orang lain mah senang melihat putranya memperlakukan istrinya dengan baik tetapi berbeda dengan mama Erina dari awal putranya menjalin hubungan dengan istrinya memang sudah tidak suka kalau tidak karena anaknya yang mohon mohon untuk menikahi istrinya, di tambah lagi kebenciannya terhadap Nisa karena menantunya itu tak kunjung hamil.
Sore hari tiba waktunya dimana Nisa dan Niko pergi ke dokter yang di rekomendasikan oleh mama Erina untuk memeriksakan kesuburan mereka.
“Kamu sudah siap sayang?” Tanya Niko yang sudah siap dengan pakaiannya.
“Sudah mas, Yuk” jawab Nisa sembari meraih tangan suaminya untuk di gandeng.
Nisa dan Niko saling berpegangan tangan menuruni anak tangga, mama Erina yang sedang menikmati tontonan nya di ruang keluarga menoleh melihat putra dan menantunya sudah rapi.
“Kalian jadi kan ke dokter kandungan yang mama rekomendasikan?” Tanya mama Erina
“Iya jadi mah, ini mau pergi” jawab Niko menanggapi omongan mamanya.
“Ya sudah mah kita pamit pergi dulu” pamit Nisa sambil meraih tangan ibu mertuanya untuk di cium.
“Hemmm” sahut mama Erina.
“Niko pamit mah” pamit Niko sembari mencium tangan ibunya.
“Ya, semoga aja dugaan mama salah ya kalau istri kamu itu gak mandul” ucap mama Erina ya g masih terdengar do telinga Nisa membuat Nisa juga tidak terlalu berharap gimana hasilnya nanti, dia juga takut apa yang di ucapkan ibu mertuanya adalah jawaban dari selama ini dia tidak bisa memiliki anak.
“Ya Allah tolong kuatkan hati hamba, semoga ketakutan hamba ini tidak terjadi ya Allah” batin Nisa sekilas memejamkan matanya.
“Sudah yuk sayang kita jalan sekarang keburu macet jalannya” ajak Niko, untuk menghindari omongan sang mama.
Kini sepasang suami istri sedang menyusuri lorong rumah sakit menuju ruangan dokter kandungan yang di rekomendasikan mama Erina.
“maaf sus, dokternya ada?” tanya Niko kepada suster yang baru saja keluar dari ruangan dokter kandungan
“Ada pak, apa sebelumnya sudah buat janji?” tanya balik susternya.
“Sudah mba, mama saya yang buat janji atas nama Niko” jelas Niko yang masih setia menggandeng tangan istrinya, dia tahu kalau istri sedang cemas akan hasilnya nanti
“Tunggu saya cek dulu pak” ucap suster sembari mengecek data pasien yang ada di tangannya.
“Oh atas nama Niko dan Ibu Nisa?” tanya auster untuk memperjelas data pasiennya.
“Benar sus” jawab Nisa
Setelah memastikan benar pasiennya, suster memasuki ruangan dokter.
Tok tok
“masuk” sahut dokter
Melihat susternya masuk kembali keruangannya dokter mengerutkan dahinya.
“kenapa sus ada yang ketinggalan?” tanya dokter letika melihat salah satu suster memasuki ruangannya.
“gak dok, itu pasien atas nama pak Niko dan Bu Nisa sudah dateng dok” jelas Suster
“Ya sudah kamu suruh masuk aja sus” ucap Dokter
“baik dok” sahut suster langsung mempersilahkan masuk pasiennya.
“Silahkan masuk ibu, bapak” ucap suster sembari membukakan pintunya selabar mungkin.
“makasih sus” ucap Nisa lalj melepas genggaman tanagn suaminaya dan dia pun langsung menggandeng lengan suaminya.
Proses tes kesuburan pun sudah berlangsung di lakukan Nisa dan Niko di dokter kandungan yang mama Erina rekomendasikan di salah satu rumah sakit di jakarta, kini mereka tengah duduk di depan dokter untuk mendengarkan penjelasan dokter.
“Untuk hasilnya kapan,keluarnya ya dok?” Tanya Nisa penasaran akan hasilnya.
“Hasilnya baru keluar tiga hari paling cepat bu, nanti saya hubungin ibu Nisa jika hasilnya sudah keluar ya” jawab dokter ketika sudah berhadapan dengan Nisa dan juga Niko.
“Baik dok, terima kasih dok” ucap Nisa
“Sama-sama ibu bapak, semoga nanti hasilnya akan sesuai yang kalian harapkan” ucap dokter
“Aminn, makasih dok, kami permisi dulu dok” jawab Nisa langsung berjabat tangan dengan dokternya.
“Maksih dok” ucap Niko mengikuti Nisa.
“Sama2 pak” sahut dokter
Stelah dari dokter Nisa dan Niko memutuskan untuk langsung pulang kerumah, sesampainya di rumah sudah di sambut dengan berbagai pertanyaan dari ibu mertuanya.
“Assalmualaikum” salam Nisa dan Niko
“Waalaikum salam”jawab mama Erina
“Gimana hasilnya nik, kamu pasti baik2 saja kan, pasti istri kamu kan yang bermasalah iya kan?” Pertanyaan mama Erina langsung membuat Nisa makin takut akan hasilnya nanti.
“Mah uda yah kita capek mau bersih2 dulu habis dari rumah sakit” ucap Niko ingin menghindar dari pertanyaan ibunya yang ujung ujungnya akan ribut.
“Ya kan mama hanya nanaya, mama.penasaran gimana hasilnya, lagian apa susahnya tinggal jawab aja “ ucap mama Erina
Niko malas meladeni omongan ibunya, dia beranjak menaiki tangga meninggalkan istrinya.
“Awas ya nik jangan kamu tutup tutupi kalau hasilnya memang istri kamu yang mandul” ucap mama Erina yang melihat anaknya menaiki tangga tidak merespon omongannya.
Nyes (hati Nisa terasa perih mendengar ucapan ibu mertuanya) dia pun langsung menjawab pertanyaan ibunya dan langsung mengikuti suaminya menuju kamar.
“Hasilnya belum keluar mah, paling cepat tiga hari baru keluar kata dokter” jawab Nisa sembari menundukan kepalany.
Tidak ada sautan dari ibu mertuanya hanya tatapan sinis yang ia dapat.
“Nisa permisi ke atas dulu mah” ucap Nisa tidak ada sahutan dari mertuanya, akhirnya langsung beranjak menaiki tangga menuju kamarnya.
Sembari berjalan menuju kamarnya Nisa merenungkan atas sikap ibu mertuanya, Nisa tidak tahu sampai kapan dia sanggup untuk memghadapi ibu mertua seperti mama Erina.
Malam hari ketika Niko selepas dari ruang kerjanya dan ketika memasuki kamarnya, Niko melihat istrinya tengah melamun di balkon kamar, dia mendekat ke arah istrinya dan langsung memeluknya dari belakang, Nisa yang dapat pelukan dari belakang langsung membalas dengan menggenggam tangan yang melingkar di perutnya.
Nisa menjadi kepikiran akan tuduhan ibu mertuanya tadi sore, ketika dia baru pulang dari rumah sakit, jika memang Nisa mandul apa Niko akan menceraikan dirinya dan menikah lagi dengan perempuan lain yang bisa memberikan anak untuk suaminya.
Nisa sangat takut Niko akan meninggalkannya, jika memang hasil tes ya memang membuktikan kalau dirinya mandul seperti yang di tuduhkan oleh ibu mertuanya, karena sampai itu terjadi Nisa tidak akan punya siapa siapa lagi selain Niko suaminya.
“Ngapain disini sayang?” tanya Niko ketika memeluk istrinya dari belakang dan melingkarkan tanganya ke oerut snag istri.
“Mas, uda selesai kerjaannya?” Tanya balik Nisa sembari mengelus tangan yang melingkar di perutnya.
“Bukannya jawab pertanyaan mas malah tanya balik, kebiasaan ya” ucap Niko sambil menarik sedikit hidung istrinya.
“auch, sakit mas” protes Nisa sammbil mengelus hidungnya dan mencerutkan bibirnya.
“Kalau mas belum kelar, gak mungkin mas disini sayang, sekarang jawab pertanyaan mas, pasti kamu kepikiran omongan mama ya?” Tanya Niko yang melihat istrinya seperti sedang banyak pikiran.
“Hiks hiks...,Aku hanya takut mas apa yang di katakan mama benar kalau aku mandul mas hiks.., aku takut kamu akan ninggalin aku, aku uda gak punya siapa2 lagi selain kamu mas hiks...” ucap Nisa yang sudah mulai terisak mendengar pertanyaan suaminya tidak terasa air matanya sudah menetes mengenai tangan Niko yang tengah memeluknya.
Niko yang merasakan punggung istrinya bergetar dan merasakan basah pada tangannya, dia tahu istrinya tengah menangis, lalu dia membalikan badan sang istri menjadi berhadapan dengnanya dan membawa istrinya dalam pelukannya.
“Hei.., apapun keadaan kamu mas tidak akan pergi tinggalin kamu sayang” ucap Niko menenangkan istrinya sembari mengelus kepala sang sitri yanag ada dalm pelukannya, “ sekarang mas tanya balik ke kamu, bagaimana semisalkah mas yang mandul, mungkin mas merasa menjadi laki laki yang tidak berguna di dunia ini, mas makin merasa bersalah sama kamu kalau samapai mas yang mandul, kamu yang selalu di kira mandul sama mama dan nayatanya anaknya sendiri yang mandul, mas gak tahu perasaan mama bagaimana nanti jika memang kenyataanya mas yan mandul, mas juga takut kamu akan meninggalkan mas, kalau sampai memang mas yang mandul” ucap Niko dia juga sama takutnya dengan istrinya gimana hasilnya nanti, tetapi dia terus berharap dan berdoa semoga keduanya di nyatakan sehat semuanya.
Mendengar ucapan suaminya Nisa baru sadar bukan hanya dia yang punya kekhawatiran tentang akan hasil tesnya, ternyata suaminya juga sama tidak hanya dia saja yang merasa khawatir. bener yang di katakan suaminya ketika nyatanya sebaliknya suaminya yang mandul pasti suami dan ibu mertuanya sangat terpukul akan hal itu.
“Aku janji mas, apapun keadaan mas aku gak akan tinggalin mas Niko, kalau kita memang tidak bisa punya anak kita bisa mengangkat anak dari panti ya mas” ucap Nisa melerai pelukannya dan menatap wajah suaminya dengan lekat.
“Iya sayang” sahut Niko dengan mencium kening istrinya.
“Sudah yuk kita istrirahat, besok mas ada meeting pagi soalnya” ucap Niko sembari membawa istrinya masuk kamar.
“Iya mas” sahut Nisa mengikuti langkah suaminya memasuki kamar dan Niko kembali menutup dan mengunci pintu baloknya lalau keduanya langsung berjalan menuju ranjang untuk istirahat.
***
Hari ini dimana sudah 3 hari setelah tes kesuburan itu berlangsung, Nisa dan Niko harap harap cemas menanti kabar dari dokter, tetapi dia mencoba bersikap tenang supaya suaminya tidak mengkhawatirkan dirinya padahal sebenarnya dia sangat takut akan menanti hasil tesnya.
Ketika mereka sedang menikmati sarapan ada Nisa, Niko dan juga mama Erina, tiba2 handphone Nisa berbunyi, pertanda ada yang mnelfon dan ternyata di layar tertara nama dokter kandungannya yaitu dokter Mira.
“siapa sih pagi pagi nelfon kamu nis ganggu orang sarapan tau gak” protes mama Erina mendengar dering telfon dari handphone Nisa.
“siapa sayang?” tanya Niko menatap wajah istrinya.
“dokter mira mas” jawab Nisa membalas tatapan Niko.
“cepet di angka dong Nis kalau itu dokter Mira” pintah mama Erina
“iya mah” sahut Nisa langsung menggeser tanda yang berwarna hijau dan langsung membawa benda pipihnya ke arah telinganya.
“hallo” sapa Nisa ketika telfon sudah terbubung.
“hallo Ibu Nisa, saya mau menginformasikan kalau hasil tesnya sudah keluar, ibu bisa ambil hasil tesnya ke ruangan saya langsung “ kata dokter Mira ketika menelfon Nisa
“iya dok saya akan segera ke sana, kalau boleh tahu hari ini dokter ada di rumah sakit dari jam berapa, sampai jam berpa ya dok?” tanya Nisa untuk memastika dengan jadwal suaminya.
“Kebetulan saya praktek sampai sore bu” jelas Dokter Mira
“baik dok, saya mau tanya suami ku dulu jam berapa bisa menemui dokter” kata Nisa dia ingin memastikan ke suaminya dulu jam berapa suaminya bisa ikut menemui dokter mira di rumah sakit atau tidak.
“baik bu, saya tunggu kabarnya secepatnya ya” kata dokter mira
“iya dok, secepetnya saya akan kabarin dokter, maksih ya dok” ucap Nisa
“iya bu sama2” sahut dokter Mira, dan langsung mengakhiri sambubgan telfonnya.
Selepas telphone di tutup Nisa dapat tatapan dari suami dan ibu mertuanya, mereka berdua penasaran apa yang di sampaikan dokter Mira kepada Nisa tentang hasil tesnya.
“mas kata dokter Mira hari ini hasilnya sudah keluar, dan kita diminta mengambil hasilnya dan menemui dokter mira langsung” jelas Nisa menyapaikan apa yang tadi dokter mira katakan.
“aduh sayang, maaf banget mas kayaknya gak bisa soalnya seharian mas kerja di lapangan mau ngecek proyek di lokasi langsung” ucap Niko
Niko memang akhir akhir ini sedang sibuk karena sedang membangun sebuah proyek baru, yang meminta dirinya langsung yang harus turun tangan untuk menangani proyek tersebut.
“oh ya sudah biar nanti Nisa aja yang akan datang sendiri” ucap Nisa, dia juga tidak bisa memaksa suaminya untuk ikut serta dirinya ke rumah sakit, dia sangat tahu kesibukan suaminya akhir akhir ini bagaimana, akhirnya Njsa puan memutuskan untuk datang sendiri.
“gak, gak, biar mama yang temani, bisa bisa nanti hasilnya di palsukan lagi sama istri kamu” ucap mama Erina tidak menyetujui kalau hanya menantunya yang datang.
“ya allah mah, gak ada terbesit sedikit pun di pikiran Nisa seperti itu” ucap Nisa membela dirinya atas tuduhan yang di berikan ibu mertuanya.
“ya siapa tau, karena suami kamu gak mau cereiin kamu kan bisa aja” tutur mama Erina,”siang ini kita temui dokter nanti kita ketemu langsung di rumah sakit karena mama ada arisan dulu” tutur mama erina langsung melanjutkan makannya.
“baik mah”ucap Nisa pasrah mengikuti saran ibunya dari pada ribut lagi.
Setelah sarapan selesai Nikopun langsung pamit kepada mama Erina dan juga Nisa untuk pergi ke kantor.
“Ya sudah Niko berangkat ke kantor dulu mah” pamit Niko meraih tangan mamanya untuk diciumnya punggung tangan mama erina.
“hemm” sahut mama erina
Nisa mengantar Niko sampai depan Rumah.
“mas pergi dulu ya sayang, inget apapun hasilnya tidak akan ada yang berubah dari kita ngerti, semuanya akan baik2 saja" pesan Niko dia juga tidak kala cemasnya dengan istrinya.
“iya mas, mas hati2 di jalan ya” ucap Nisa lalu meraih tangan suaminya dan diciumnya punggung tangan suaminya dan di balas oleh Niko dengan keupan di kening istrinya.
Setelah pamit dengan Nisa, Niko langsung masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah menuju kantornya. Setelah mobil yang di kendarai suaminya sudah tidak terlihat, Nisa langsung bergegas masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju ke ruang makan, di lihatnya di ruang makan sudah tidak ada ibu mertuanya hanya tersisakan meja makan yang masih terlihat berantakan.
***
Siang ini mama Erina tengah berkumpul dengan teman2 sosialitanya.
Mama Erina mendengar cerita salah satu temannya kalau menantunya tengsh mengandung ada rasa iri dan membuat dia makin kesal dan benci kepada Nisa.
“oh ya jeng katanya saya denger jeng lia menantunya sedang mengandung?” tanya salah satu ibu sosialitas
“iya jeng, alhamdulillah saya akan dapat cucu” jawab jeng lia temen arisan mama erina.
“selamat ya jeng”
“selamat ya jeng”
“Kalau jeng Erina kapan nih nimang cucunya bukannya nak sulung bu Erina sudah menikah 2 tahun ya, kenapa sampai sekarang belum juga di kasih cucu jeng” tutur teman mama erina
Mendengar pertanyaan dari temannya membuat mama Erina sedikit malu dan malas untuk menjawab, tetapi akhir ya dia pun menceritakan kalau dia sudah meminta anak dan menantunya melakukan tes kesuburan.
“sudah mencoba cek kesuburannya jeng?” tanya temen mama erina yang lainnya.
“gimana hasilnya jeng” tanya teman mama erina kepo.
“hari ini hasilnya baru keluar jeng” jawab mama erina
“awas loh jeng jaman sekarang mah banyak yang bekerja sama dokternya untuk memalsukan hasil tes seperti itu” kata teman mama Erina membuat mama Erina menjadi berprasangka buruk terhadap Nisa.
“atau bisa jadi putra jeng juga bisa mandul juga” kata teman mama Erina tanpa melihatnya.
Mendengar putranya di bilang mandul mamanErina tidak terima, dia pun langsung menyangkal omongan temannya itu.
“kalau putra saya gak mungkin mandul jeng, soalnya keluarga saya gak ada yang keturunan mandul” ucap mama Erina tambah kesel di bilang putranya mandul lalu dia pun pamit untuk ke rumah sakit dari pada dia disini menjadi bulan bualanan omongan teman temannya.
“ Ya sudah jeng saya pamit duluan ya mau menemani menantu saya menggambil hasil tesnya takutnya apa yang dikatakan jeng bener lagi hasil tesnya di palsuin” pamit mama erina langsung cipika cipiki satu persatu teman arisannya.
“Iya bener tuh jeng, kalau tidak di temenin nanti di palsu in lagi hasilnya sama mantunya jeng” kata teman mama Erina membuat mama erina makin berfikir negatif tentang menantunya.
Setelah pamit dengan teman temannya mama Erina langsung bergegas menuju rumah sakit dimana menatunya berada.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!