Pagi itu suasana di sekte Elang putih sudah mulai tampak ramai karena para murid di sana sudah bersiap untuk berlatih.Mereka semua sudah berdiri rapi dengan membentuk barisan memanjang dengan lima sap.
Tidak lama kemudian munculah seorang pria yang berumur sekitar 25 tahunan dari depan mereka , pria itu lalu berdiri di hadapan mereka sambil menatap mereka satu per satu, dia adalah murid utama di sekte elang putih yang bernama Bagus Dento.
Melihat semua murid sudah berbaris rapi Bagus Dento kemudian memberikan sebuah arahan pada mereka semua sebelum mulai berlatih.
"Dengarkan oleh kalian semua, mulai hari ini menu latihan kalian akan saya tambah menjadi dua kali lipat dari biasanya,karena lima bulan lagi sekte ini akan mengirimkan sekitar sepuluh orang untuk mengikuti ujian di hutan Sunyi"ucap Bagus Dento dengan nada terdengar serius.
Semua murid pun langsung bergemuruh mendengar perkataan Bagus Dento itu, karena mereka semua tahu kalau keadaan di hutan Sunyi itu sangat berbahaya dan mengerikan.
Mendengar para murid bergemuruh tidak jelas Bagus Dento pun tahu apa yang sedang mereka pikirkan.
"Aku tahu apa yang kalian semua pikirkan maka dari itu aku menambah jatah latihan kalian, supaya kalian dapat lebih siap untuk menghadapi ujian di hutan Sunyi nanti"ucap Bagus Dento.
"Agar tidak memalukan sekte kita ini nanti, kalian akan saya seleksi satu persatu untuk menentukan siapa yang pantas dan tidak untuk mewakili sekte ini "lanjut Bagus Dento.
"Aku ingin bertanya kakang"ucap salah satu dari sekian murid itu.
"Silahkan,apa yang akan kau tanyakan Prawoto"ucap Bagus Dento.
"Berapa Sekte yang akan mengikuti ujian di hutan senyap itu kakang dan apa yang akan kami dapatkan jika berhasil lulus dalam ujian itu"tanya Prawoto.
"Baiklah ,saya akan beritahu pada kalian mengenai sekte sekte yang akan mengikuti ujian itu dan hadiah apa yang kalian peroleh jika bisa melewati ujian itu dengan selamat "ucap Bagus Dento.
"Sekte yang akan mengikuti ujian itu diantaranya adalah sekte Awan Hitam,Sekte Pedang Terbang, Sekte Harimau, Sekte Angin dan Sekte kita ini sekte Elang Putih.Jika kalian bisa menyelesaikan ujian ini kalian akan banyak mendapatkan hadiah seperti pedang pusaka,kitab , uang dan yang paling menarik adalah Kalian akan mendapatkan kesempatan berlatih di Sekte Langit "ucap Bagus Dento.
Mendengar penjelasan itu para murid menjadi bersemangat, selain mendapatkan banyak hadiah juga bisa berlatih di Sekte Langit.
Sekte langit adalah Sekte yang terletak di gunung petir, yang mana sekte itu sudah banyak melahirkan kesatria kesatria hebat yang sudah malang melintang di dunia persilatan.
"Bagaimana apakah kalian tertarik dengan semua hadiah itu"tanya Bagus Dento.
"Benar kakang kami semua sangat tertarik dengan hadiah hadiah itu"ucap Para murid serempak.
"Satu lagi yang perlu saya sampaikan pada kalian, setelah kalian menjalani ujian di hutan senyap satu bulan kemudian kelima sekte akan mengadakan turnamen beladiri untuk pemilihan murid terkuat dan terbaik, yang nanti murid itu akan di jadikan sebagai pengawal kerajaan Tataran, karena setiap tahun kerajaan Tataran selalu memesan para pengawal dari Sekte kita ini"ucap Bagus Dento.
"Jadi murid di Sekte kita ini selalu menjadi langganan kerajaan Tataran begitu Kakang"tanya salah seorang murid.
"Benar ,sudah lama Sekte kita ini mengirimkan murid terbaiknya ke sana"ucap Bagus Dento.
"Kalau begitu mulailah kalian berlatih dan aku akan mengawasi kalian semua supaya tidak ada yang bermalas malasan"ucap Bagus Dento mengakhiri penjelasannya.
Setelah mendengar penjelasan dari Bagus Dento itu, para murid murid mulai berlatih dengan penuh semangat.
Sementara itu di dalam sekte tampak Brawijaya sedang duduk minum teh sambil di temani istrinya yang bernama Sumirah. Brawijaya adalah tetua Sekte Elang Putih, yang merupakan orang terkuat dari lima tetua sekte tersebut.
"Bukankah ujian di hutan sunyi dan turnamen beladiri itu masih lama kakang, kenapa para murid sudah harus berlatih keras"ucap Sumirah seraya duduk di samping suaminya itu.
"Kau benar sumirah aku sengaja melakukan hal itu supaya para murid berkemampuan matang saat hari itu tiba"ucap Brawijaya seraya menengguk teh yang masih terasa agak panas itu.
"Sumirah kemana anak kita Arini dan Ratih kenapa tidak kelihatan bukan kah hari sudah siang"tanya Brawijaya, ketika tidak melihat kedua putri kesayangannya .
"Seperti tidak tahu kebiasaan Arini saja kakang ini, dari pagi ia sudah sibuk berlatih di hutan belakang sedang kan Ratih masih berdiam diri di kamarnya "ucap Sumirah.
"Oh begitu, ya sudah aku mau lihat para murid berlatih dulu untuk mengetahui kemajuan mereka"ucap Brawijaya kemudian melangkah keluar meninggalkan istrinya.
Begitu tiba di halaman depan Brawijaya tersenyum sambil manggut-manggut setelah melihat para muridnya berlatih dengan semangat.
"Bagaimana dengan latihan mereka Bagus Dento "tanya Brawijaya .
"Oh tetua, seperti yang tetua lihat mereka semua berlatih dengan penuh bersemangat sekali"ucap Bagus Dento sambil memberi hormat.
Brawijaya hanya mengangguk mendengar jawaban Bagus Dento itu dan segera pergi.
Sementara itu di belakang sekte terlihat seorang pemuda yang sedang duduk dengan tubuh di penuhi keringat , sepertinya pemuda itu sehabis menyelesaikan pekerjaannya.
"Huuuuuf.....haaaah.... akhirnya selesai juga pekerjaan ku membersihkan kandang kuda ini"ucap pemuda itu sambil menyeka keringat di dahinya.
Karena merasa pekerjaannya sudah selesai pemuda itu pun memutuskan untuk beristirahat sebentar sambil mengipas ngipas tubuhnya dengan kedua tangannya karena merasa panas dan berkeringat.
"Jaka....!!!! kenapa kau malah enak enakkan duduk,cepat belah kayu bakar,karena persediaan sudah habis"ucap seorang perempuan paruh baya dari arah belakangnya.
Pemuda yang di panggil jaka itu tidak menyahut karena merasa bukan menjadi tugasnya.
"Jaka apa kamu sudah tuli...!!!"teriak wanita itu lagi dengan suara keras.
"Tapi itu bukan tugas saya bibi Wati."ucap Jaka.Mencoba menolaknya.
"Maksud mu tugas anak ku Darmo begitu "tanya bibi Wati dengan marah .
"iya bibi"jawab Jaka.
"Sejak kapan kau berani melawan ku,kamu tahu tidak Darmo sekarang ini sedang ikut berlatih, tidak seperti diri mu yang tidak becus dalam olah kanuragan dan malah bermalas malasan di sini"ucap Bibi wati.Dengan mata melotot penuh rasa marah.
Panas hati Jaka mendengar perkataan bibi Wati yang sangat keterlaluan seperti itu, karena wanita itu selalu saja menghina dan merendahkan kan dirinya.Mentang mentang dekat sudah lama tinggal di sini.
Ternyata keributan antara Jaka dan bibi Wati terdengar oleh Arini yang sedang berjalan menuju ke rumah karena sudah selesai dengan latihannya.
Tanpa banyak pikir Arini langsung menuju ke tempat Jaka dan bibi wati berada,ia ingin tahu ada keributan apa dengan dua orang itu.
"Ada apa ini bibi, kenapa pagi pagi sudah marah marah "ucap Arini setelah tiba di tempat itu.
"Oh nona Arini ini tukang kuda ,saya lihat dari tadi duduk duduk saja dan tidak mau bekerja, ketika saya suruh untuk membelah kayu bakar dia malah melawan saya nona"ucap Bibi wati dengan di buat buat.
"Kurang ajar ,dasar tukang kuda kamu, yang lain sibuk berlatih kamu malah bermalas-malasan di sini,apa kamu sudah bosan tinggal di Sekte ini heeh..!!!"tanya Arini dengan marah di sertai dengan mata melotot.
"Ini tidak seperti yang bibi Wati bilang nona ,aku cuma beristirahat sebentar setelah selesaikan membersihkan kandang kuda "ucap Jaka menerangkan.
"Buka telinga mu lebar lebar tukang kuda,kamu di sini itu cuma pelayan jadi tugas mu itu tidak hanya mengurus kuda saja,membelah kayu itu juga tugas mu,jika kamu ingin tetap tinggal di sini cepat kerjakan apa yang bibi wati suruh"ucap Arini sambil mengacungkan pedangnya.
"Baik nona , akan saya kerjakan apa saja perintah bibi Wati "ucap Jaka, walaupun dalam hatinya merasa marah dengan kata-kata yang di lontarkan Arini itu .Jaka akhirnya mau tidak mau harus membelah kayu bakar.
"Bibi Wati,jika dia macam macam cepat lapor kepada saya ,akan saya hajar sampai babak belur dia"ucap Arini segera meninggalkan tempat itu.
"Baik nona ,"ucap bibi Wati.
"Kamu dengar itu jaka"ucap bibi Wati kemudian pergi meninggalkan Jaka.
Jaka pun akhirnya segera mengerjakan apa yang di perintahkan Arini itu,ia membelah kayu kayu yang jumlahnya sangat banyak yang ada di samping kandang kuda.
Di tengah kesibukannya itu Jaka teringat saat saat dia dan ibunya pertama kali tiba di sekte itu,waktu itu ia dan ibunya tidak punya tempat tinggal karena di usir oleh paman dan bibinya.
Semenjak ayahnya meninggal jaka dan ibunya sering mendapatkan perilaku yang tidak mengenakkan dari paman dan bibinya itu.
Karena sudah tidak kuat dengan sikap mereka itu,Ibu Jaka pun akhirnya memilih pergi angkat kaki dari rumah mereka.
Di malam yang gelap yang di sertai hujan lebat Jaka dan ibunya menyusuri jalan tak tahu tujuan mau kemana, mereka terus berjalan tak peduli hujan yang mengguyurnya.
Jaka yang saat itu masih kecil sekali tidak mengeluh dengan nasib yang dideritanya itu,ia tidak mau terlalu membebani pikiran ibunya yang saat itu sedang sedih.
Setelah sekian lama berjalan akhirnya mereka tiba di sekte Elang putih, dengan penuh harapan ia dan ibunya pun mendekati penjaga sekte itu.
"Maaf tuan boleh kami berteduh disini"ucap ibu jaka.
"Kalian siapa dan dari mana"ucap penjaga itu.
"Kami dari desa seberang tuan izinkanlah kami untuk berteduh di sini"ucap ibunya jaka.Dengan pakaian basah kuyup.
"Baik , silahkan kalau kalian mau berteduh"ucap penjaga itu.Merasa iba.
"Terima kasih tuan "ucap jaka dengan bibir bergetar karena kedinginan.
Penjaga yang melihat keadaan jaka dan ibunya itu merasa kasihan dan memberikan beberapa ketela rebus pada mereka berdua.
"Ini makanlah kalian berdua pasti kelaparan"ucap penjaga itu.
"Terima kasih tuan"ucap Jaka.
"Kalau boleh tahu , sebenarnya mau kemana ibu ini malam malam begini"tanya penjaga itu.
Mendengar pertanyaan dari penjaga yang baik hati itu ,ibu jaka pun menceritakan keadaan dirinya.
Penjaga itu menggelengkan kepalanya karena merasa terlalu berat beban yang di terima oleh wanita dan anak yang ada hadapannya itu.
"Benar benar malang nasib ibu beserta anak ibu mu ini,saya akan mencoba membantu kalian berdua, kalian tunggulah di sini"ucap penjaga itu dan segera pergi meninggalkan jaka dan ibunya.
"Ibu orang itu sangat baik ya tidak seperti paman dan bibi"ucap Jaka sambil makan ketela dengan lahapnya.
Ibunya hanya tersenyum mendengar perkataan jaka itu,tak lama kemudian penjaga itu sudah tiba di hadapan jaka dan ibunya.
"Mulai saat ini apakah kalian bersedia tinggal di sini"ucap penjaga itu.
"Jadi tuan mengizinkan kami tinggal di sini"ucap ibunya dengan rasa tidak percaya.
"Bukan aku yang mengizinkan tapi tetua Sekte ini ibu "ucap penjaga itu.
"Baik tuan,saya sangat berterima kasih sekali pada tuan"ucap ibu jaka dengan sangat senang.
Sejak saat itu jaka dan ibunya pun tinggal di Sekte Elang Putih ,tapi tetua Sekte tidak mengizinkan bagi jaka untuk ikut mempelajari ilmu Kanuragan, karena Sekte Elang Putih hanya mau menerima orang orang yang jelas latar belakangnya dan hal itu tidak menjadi masalah bagi jaka dan ibunya asal diberi kesempatan untuk tinggal di sekte itu sudah sangat bersyukur sekali.
Lamunan Jaka hilang seketika setelah ada orang yang memanggil dari arah belakangnya nya.
"Jaka cepat kesini"ucap orang itu yang ternyata adalah Bagus Dento.
"Ada apa kakang"jawab jaka.
"Cepat ambil aku air untuk cuci muka"ucap bagus Dento.
"Maaf kakang aku sedang sibuk membelah kayu bakar ,saya takut nanti terkena marah nona Arini "ucap Jaka.
"Kurang ajar berani kau membantah ku, terima ini , wuusss.... sebuah batu pun meluncur terbang ke arah jaka dan Duuug... brak...tepat mengenai jaka hingga ia pun terjatuh di tumpukan kayu.
Akh.. terdengar suara jaka mengerang kesakitan.
"Cepat ambilkan aku air"ucap Bagus Dento.
"Baik kakang."ucap Jaka dan segera pergi ke belakang untuk mengambil air .
"Cuma tukang kuda saja banyak tingkah dia pikir nyawanya berharga apa "ucap Bagus Dento.
Sesaat kemudian jaka pun sudah kembali di hadapan Bagus Dento dengan membawa satu ember air yang terbuat dari kayu.
"Ini airnya kakang "ucap jaka sambil meletakkan ember di hadapan Bagus Dento.
"Kenapa lama sekali, dasar pemalas "ucap Bagus Dento.
"Maaf kakang."ucap jaka .
Bagus Dento pun segera membasuh mukanya ,rupanya ia baru saja selesai melatih para murid juniornya.
"Oh,ya jaka sekalian gosok kaki ku "ucap Bagus Dento.
"Tapi kakang...."ucap jaka.
"Kamu berani membantah perintah ku haah..!!!."ucap Bagus Dento dengan tatapan penuh dengan ancaman.
"Baiklah kakang."ucap jaka dengan terpaksa melakukan apa yang Bagus Dento perintahkan.
"Sudah sana lanjutkan pekerjaan mu"ucap Bagus Dento.
Jaka pun kemudian melanjutkan pekerjaannya hingga akhirnya pekerjaan itu pun ia selesaikan tepat tengah hari.
Jaka pun kemudian beranjak dari situ dan menuju ke kandang kuda tempat biasa dia beristirahat,tapi kemudian ia menghentikan langkahnya ketika mendengar seseorang memanggilnya.
"Jaka....!"teriak orang itu.
Jaka menoleh ke belakang kearah suara yang memanggilnya itu dan tersenyum setelah tahu siapa yang datang.
"Ada apa ratih , sepertinya ada yang penting"tanya Jaka.
"Ini aku bawakan makanan dan minuman aku tahu kamu pasti lapar dan haus"ucap Jaka.
"Kebetulan sekali mana makanannya"tanya Jaka.
Kemudian Ratih memberikan makanan yang di bawanya itu kepada jaka, lalu mereka berdua berjalan menuju ke kandang kuda.
"Sebaiknya kamu cepat cepat pergi dari sini Ratih,bisa bahaya kalau nona Arini atau ayahmu melihat kita berdua di sini"ucap Jaka sambil makan.
"Kamu tenang saja jaka, kak Arini dan ayah sedang keluar jadi tidak usah takut"ucap Ratih
"Oh ya Ratih , kenapa kamu selalu baik pada ku ,tidak seperti yang lainnya yang sangat membenciku "tanya Jaka.Sambil mulutnya sibuk mengunyah makanan.
"Memangnya kenapa kalau aku baik pada kamu,apa tidak boleh "ucap Ratih balik bertanya.
"Haaaahaaa.....hahahaha..kamu ini ditanya malah balik bertanya."ucap Jaka dengan tertawa.
"Apa yang lucu , Jaka "tanya Ratih.
"Tidak ada sih,cuma jawaban mu itu seperti waktu kita masih anak anak dulu."ucap Jaka.
"Jadi kau bilang aku ini masih anak-anak begitu."ucap Ratih seraya menjewer telinga jaka.
"Akh.... ampun Ratih.. ampun...."teriak Jaka merasa kesakitan.
"Makanya jangan ngatain aku anak kecil"ucap Ratih dengan tangan dilipat.
"Baik tuan putri "ucap Jaka.
Ratih dan Jaka adalah sahabat sejak kecil, karena sejak kecil mereka terbiasa main bersama dan tumbuh besar di Sekte itu.Makanya Ratih tidak segan segan pada Jaka jika dia membuatnya kesal.
"Ratih ada yang ingin aku tunjukkan pada mu,kamu pasti suka"ucap Jaka.
"Apa itu Jaka"tanya Ratih penasaran.
"Ayo ikut dengan aku"ucap Jaka.
"Kemana"tanya Ratih.
"Sudah jangan banyak tanya nanti kau akan tahu"ucap jaka sembari menarik tangan Ratih.
Jaka pun mengajak Ratih berjalan menyusuri hutan lebat menuju ke suatu tempat.Mereka berdua melewati jalan setapak yang ada di tengah hutan belantara.Bagi Ratih yang tidak terbiasa melewati jalan itu merasa agak takut kalau ada binatang buas yang datang tiba-tiba.
"Kita mau kemana Jaka sudah berjalan lama sekali kenapa belum sampai juga."ucap Ratih.
"Apa kamu sudah lelah Ratih"tanya Jaka.
"Kamu meremehkan aku jaka,aku hanya takut kalau ada hewan buas di hutan ini.!"Seru Ratih dengan mata melotot.
"Tidak.... tidak..."ucap Jaka takut kena jewer.
"Ayo kita percepat langkah kita dengan berlari"ucap Ratih.
"Siapa takut"ucap Jaka.
Wuuuuus...Ratih pun berlari cepat dengan menggunakan tenaga dalamnya,Jaka terkejut melihat kemampuan ratih itu.
"Ratih tunggu...."teriak Jaka.Mengejar dari belakang.
Jaka pun lalu mempercepat larinya,tapi masih saja tertinggal jauh di belakang karena tidak mempunyai tenaga dalam.
Setelah sekian lama mereka berlari tak lama kemudian sampailah mereka di tempat yang mereka tuju,yaitu sebuah padang rumput yang di penuhi berbagai macam macam bunga.
"Bagai...mana menurut mu Ra..tih tem.....pat ini"ucap Jaka dengan nafas tersengal sengal.Seakan nafasnya mau habis.
Ratih hanya terdiam mendengar pertanyaan Jaka itu ,karena kagum dengan keindahan tempat itu.
"Wah.. benar benar tempat yang indah , banyak bunga dan kupu-kupu"ucap Ratih merasa sangat senang.
"Inilah tempat dimana aku beristirahat sehabis mencari rumput Ratih dan aku tidak akan pernah untuk melupakan tempat ini."Ucap Jaka.
"Tapi kenapa kau baru tunjukkan tempat ini pada ku Jaka."ucap Ratih dengan mata menatap tajam.
"Hee....hee.... soalnya kalau aku mengajakmu ke sini terus kakak mu tahu, kau pergi dengan aku kan bisa bahaya nanti"jawab Jaka.
"Kalau begitu mari kita jelajahi tempat ini"ucap Ratih kemudian masuk lebih dalam di tempat itu.
"Aku mau ke sana Ratih, apakah kau mau ikut aku"ucap Jaka.
"Tidak aku tunggu kamu di sini saja aku mau menikmati bunga bunga itu"ucap Ratih.
"Baiklah tunggu aku disini "ucap jaka.
Ratih benar benar mengagumi tempat itu tak henti hentinya ia memuji pemandangan di situ,sepertinya ingin berlama-lama di situ.
Disaat Jaka berjalan belum jauh dari tempat Ratih tiba tiba,
"Aduuh kaki ku"teriak Jaka kesakitan setelah kakinya tersandung sebuah besi.
"Jaka kamu kenapa"ucap Ratih setelah mendengar suara jaka mengaduh kesakitan dan segera berlari menghampiri.
"Aku tersandung benda ini Ratih "ucap Jaka sambil menunjuk sebuah besi yang tertancap di tanah.
Ratih pun kasihan melihat kaki jaka berdarah seperti itu dan langsung menyobek bajunya untuk membalut kaki Jaka yang luka.
"Terima kasih Ratih"ucap Jaka.
"ya lain kali hati hati"ucap Ratih.
"Tapi ini benda apa jaka , sepertinya sebuah gagang pedang"ucap Ratih.
Jaka pun mengamati benda yang membuat kakinya sakit itu.
"Iya ratih ini seperti sebuah pedang tai kenapa usang banget"ucap jaka.
"Tentu sudah usang karena sudah lama berada di sini, mungkin dibuang oleh pemiliknya,aku akan mencoba mencabutnya "ucap Ratih , kemudian ia pun mencoba mencabutnya namun pedang itu tetap saja tidak bergerak.
"Akh seperti pedang ini menancap terlalu dalam ,jaka coba giliran kau cabut benda ini "ucap Ratih dengan menyerah.
"Tidak mau ah,kamu yang punya kesakitan saja tidak bisa apa lagi aku"jawab Jaka tidak mau buang buang tenaga.
"Coba dulu , kenapa kau sudah menyerah begitu "ucap Ratih kesal.
"Ya....ya...saya akan coba minggir kamu"ucap Jaka.
Ratih segera memberikan tempat pada Jaka untuk mencabut pedang itu dan memperhatikan dari sampingnya.
Jaka pun mulai mencabut gagang pedang itu dengan mengerahkan seluruh tenaganya.
Ratih yang berdiri di sampingnya sangat terkejut melihat pedang itu dapat di cabut Jaka dengan mudah.
"Aku berhasil ratih mencabut benda usang ini"ucap Jaka setelah memperhatikan pedang itu.
"Aneh kenapa tadi aku tidak bisa mencabutnya, pasti kau menyembunyikan kekuatan mu pada ku kan Jaka"ucap Ratih agak marah karena merasa di permainkan.
"Kekuatan apa maksud mu, bukan kah kau tadi bersandiwara kalau kau tidak bisa mencabut pedang ini"ucap Jaka balik menuduh.
"Sudah... sudah tidak usah berdebat,coba aku lihat pedang itu"ucap Ratih, kemudian mengambil pedang itu dari tangan Jaka, tapi keanehan tiba-tiba kembali terjadi , ternyata ratih tidak kuat mengambil pedang itu dan membatalkan niatnya, hal ini membuat Jaka heran.
"Kamu kenapa Ratih , katanya mau melihat benda usang ini"ucap Jaka.
"Tidak... tidak.. tidak aku takut tangan ku kotor"ucap Ratih menyembunyikan kejadian itu pada Jaka.
"Kau benar dari pada benda ini mengotori tangan mu lebih baik buang saja benda usang ini"ucap Jaka , kemudian melemparkan pedang itu.
"Kenapa kamu membuangnya Jaka siapa tahu benda itu bisa berharga suatu saat"ucap Ratih .
"Kalau kamu mau ambil saja buat mu,cuma besi tua yang usang apa gunanya"jawab jaka.
Sebenarnya Ratih mau menjelaskan kejadian yang ia alami pada Jaka waktu mencabut dan memegang pedang itu,tapi Ratih tahu Jaka pasti tidak akan percaya pada perkataannya jadi percuma.
Tanpa terasa hari pun sudah menjelang sore tanpa mereka sadari dan mereka pun buru buru meninggalkan tempat itu.
"Celaka hari sudah petang kita harus pulang Jaka, bagaimana kalau nanti ayah mencari aku"ucap Ratih cemas.
"Kau benar Ratih mari kita pulang, jangan sampai kita kemalaman"ucap Jaka yang juga merasakan kecemasan.
"Sepertinya kita harus cepat Jaka aku takut kalau ayah dan kakak sudah pulang"ucap Ratih.
"Sepertinya kita akan terlambat Ratih,kita bisa celaka kena marah ayah dan kakak mu"ucap Jaka.
"Pegang tangan ku dengan erat aku akan membawa mu supaya kita sampai sekte dengan cepat "ucap Ratih.
Tanpa banyak bertanya jaka segera memegang tangannya kemudian Ratih pun menggunakan kekuatannya untuk berlari dengan cepat.
Dalam perjalanan pulang itu Ratih dibuat terkejut untuk yang ketiga kalinya,ia merasakan kekuatannya tiba-tiba naik,ia merasa berlari begitu cepat dan ringan sekali tapi yang bikin dia terkejut lagi jaka ada di depannya seolah olah Jaka yang membawanya,tapi Jaka tidak menyadari akan hal itu.
Ratih dan Jaka pun akhirnya tiba di sekte Elang putih lebih cepat dari yang mereka perkirakan sebelumnya, dengan perasaan lega Ratih pun segera masuk kedalam sekte lalu menuju ke kamarnya.
"Kamu dari mana Ratih"tanya Sumirah, ibunya.
"Berlatih ibu,saking semangatnya sampai lupa waktu."ucap Ratih terpaksa berbohong pada ibunya.Dari dalam kamarnya.
"Oh, begitu baguslah kalau mau makan ambil sendiri nasi dan lauknya ada di meja."ucap ibunya.
"Nanti saja Bu belum lapar,Ayah dan kakak Arini belum pulang ya bu,kok tidak ada di rumah"tanya Ratih memastikan.
"Iya, mungkin urusannya sangat penting,jadi agak pulang terlambat"ucap ibunya.
"Baguslah kalau begitu"ucap Ratih.
"Kok pulang terlambat bagus,apa maksud mu Ratih"tanya ibunya heran.
"Em.... maksud Ratih, bagus kalau ayah menghadapi urusan penting itu tidak buru buru jadi urusannya dapat diselesaikan dengan baik walaupun pulang terlambat gitu bu"ucap Ratih .
"Oh.."ucap ibunya singkat.
Malam pun semakin larut Jaka pun sudah larut dalam tidurnya karena merasa kelelahan karena sudah banyak melakukan banyak hal.
Disaat Jaka sedang tidur tiba tiba sebuah cahaya putih muncul di depannya lalu kemudian cahaya itu berubah menjadi seorang wanita yang berwajah sangat cantik jelita dengan tubuh padat berisi.Wanita tersebut berpakaian warna putih dengan rambut panjang terurai.
"Jaka bangunlah dan ikutilah dengan ku sekarang ."ucap wanita itu.
Jaka pun terkejut melihat kehadiran seorang wanita cantik di kamarnya yang secara tiba-tiba itu.
"Ka....mu siapa dan kenapa bisa ada di sini "ucap Jaka.Dengan suara gugup.
"Aku adalah Dewi kebahagiaan atau Dewi penunggu taman seribu bunga Jaka ,tempat yang tadi siang kau singgahi"ucap perempuan itu.
"Dewi kebahagiaan."ucap Jaka mengulangi ucapan wanita itu.
"Benar "ucap wanita itu.
"Kenapa kau menemui ku Dewi, apakah aku telah melakukan sesuatu kesalahan "tanya Jaka.Dengan perasaan tidak menentu.
"Tidak jaka,kau tidak melakukan kesalahan apa pun ,aku menemui mu karena kamu sudah terikat kontrak dengan pedang awan"ucap Dewi kebahagiaan.
"Tunggu dulu, Dewi jangan bicara sembarangan ,aku merasa tidak mengikat kontrak dengan siapa pun bahkan dengan pedang awan yang tadi Dewi sebutkan itu"ucap Jaka dengan heran.
"Apa kamu tidak ingat ketika tadi siang kamu terjatuh dan berdarah Jaka "tanya Dewi kebahagiaan.
"Ya ,aku masih ingat jelas kejadian itu Dewi."ucap Jaka.
"Dengan darah itulah kamu mengikat kontrak dengan pedang awan setelah darah kamu menetes dan mengenai gagang pedang itu"ucap Dewi kebahagiaan menjelaskan.
"Tapi Dewi ,itu hanya sebuah pedang usang yang tidak berguna Dewi "ucap Jaka.
Dewi kebahagiaan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum mendengar kepolosan Jaka itu .
"Lihat dengan baik pedang di samping mu itu, suatu saat kau akan bangga memiliki pedang itu Jaka ."ucap Dewi kebahagiaan sambil menunjuk pedang di samping Jaka.
"Haah.....!!. kenapa pedang ini ada di sini dan tidak usang lagi Dewi "ucap Jaka dengan terkejut.Ketika ia melihat pedang itu bersinar dan tampak bersih mengkilat.Jaka mengusap ngusap matanya karena takut salah lihat.Tapi setelah ia perhatikan baik-baik ternyata pedang itu memang tidak usang lagi.
"Dengar jaka , mulai saat ini kemana pun kamu pergi pedang itu akan selalu ikut dengan mu, karena kamu sekarang sudah menjadi tuannya dan orang lain tidak bisa menggunakan pedang itu selain kamu"ucap Dewi kebahagiaan.
"Pantas saja tadi siang Ratih tidak bisa mencabut dan memegang pedang ini ternyata begitu "batin Jaka.Akhirnya mengerti dengan kejadian siang tadi.
"Tapi Dewi aku ..."Jaka tidak melanjutkan perkataannya.
"Aku mengerti apa yang kau pikirkan Jaka, ambilah kitab ini dan pelajarilah dengan baik,tapi ingat kitab ini hanya bisa di pelajari di taman seribu bunga kau harus menempa diri mu di sana sampai semua isi dalam kitab itu kau kuasai sepenuhnya."ucap Dewi kebahagiaan.
"Dan sekarang Dewi akan mengajak aku ke mana? "tanya Jaka.
"Kau tidak perlu banyak tanya Jaka ,nanti kau akan tahu sendiri "ucap Dewi kebahagiaan.
"Baiklah kalau begitu "ucap Jaka.
Kemudian Dewi kebahagiaan menjadi cahaya dan membawa jaka pergi.
Sesaat kemudian sampailah Jaka dan Dewi kebahagiaan di sebuah kolam yang airnya begitu jernih dan teramat segar.
"Kita di mana Dewi"tanya Jaka penasaran.
"Kita sekarang berada di puncak gunung awan dan ini adalah kolam suci"jawab Dewi kebahagiaan.
"Gunung awan, kolam suci"bisik Jaka.
"Untuk menempa tubuh mu sekarang kau harus berendam di sini selama tujuh malam berturut-turut Jaka"ucap Dewi kebahagiaan.
"Apakah harus selama itu Dewi"tanya Jaka.
"Itu tergantung bakat dan kemampuan tubuh mu dalam menyerap kekuatan dalam kolam ini Jaka ,jadi sekarang masuklah dan jangan banyak tanya lagi"ucap Dewi kebahagiaan.
"Baik Dewi."Ucap Jaka.
Jaka pun segera melepaskan pakaiannya dan langsung masuk ke dalam kolam itu, hawa dingin pun langsung menusuk tulangnya.
"Ingat Jaka pikiran dan hati mu harus tenang serta fokus untuk cepat mencapai keberhasilan"ucap Dewi kebahagiaan mengingatkan.
"Segala petunjuk Dewi akan saya ingat terima kasih atas segala perhatiannya Dewi "ucap Jaka.
Dewi kebahagiaan mengangguk tanpa kata.
Dan kemudian lenyap dari hadapan jaka.Jaka pun mulai fokus berendam dengan memejamkan matanya, walau pun hawa dingin jaka tak menghiraukannya dan terus berendam.
Lama lama rasa dingin air dalam kolam itu menjadi hangat jaka pun larut dalam ketenangan pikirannya, perlahan lahan tubuhnya mulai menyerap kekuatan yang terdapat di dalam kolam itu.Jaka merasakan adanya pancaran tenaga yang meluap luap dalam tubuhnya.
Hingga tanpa Jaka sadari pagi pun menjelang tiba.
"Brak...brak...brak..!! Terdengar suara pintu di gedor dengan keras dari luar .Jaka... !! bangun hari sudah siang kenapa masih tidur ayo cepat bangun..!!"teriak seseorang dari luar kamarnya.
Jaka pun langsung terbangun mendengar suara pintu kamarnya di ketuk dengan kasar.
"Jaka..bangun dasar pemalas "ucap orang itu.
"Ada apa kakang Darmo"ucap jaka kepada orang yang memanggilnya itu.
"Cepat bangun dan belah kayu bakar,aku mau ikut berlatih "ucap Darmo.
"Iya kakang "ucap Jaka.
"Awas kalau kau bermalas malasan akan aku adukan pada nona Arini"ucap Darmo lalu pergi.
"Ibu dan anak sama saja"ucap Jaka.Seraya bangun turun dari ranjang bambunya.
Jaka segera bersiap siap untuk keluar kamarnya,lalu tanpa sengaja matanya melihat sebuah kitab dan pedang usang tergeletak di tempat tidurnya.
"Kenapa kitab dan pedang usang ada di sini "ucap Jaka lirih.
"Tunggu dulu, bukan kah tadi malam saya bersama seorang wanita yang bernama Dewi kebahagiaan lalu berendam di kolam, kenapa sekarang saya disini apakah semua itu hanya mimpi "ucap Jaka.Merasa bingung dengan kejadian tadi malam.
"Tapi kalau mimpi seharusnya pedang usang dan kitab ini tidak di sini,berarti kejadian tadi malam itu bukan sekedar mimpi tapi benar benar nyata"ucap Jaka dalam hati.
Lalu jaka pun mengambil kitab itu dan membukanya, namun alangkah terkejutnya setelah tahu bahwa kitab itu kosong tidak ada tulisannya sama sekali.
"Kenapa kosong , bukan kah tadi malam Dewi kebahagiaan berkata saya di suruh mempelajari kitab ini"ucap Jaka tidak mengerti.
"Tunggu dulu bukan kah Dewi kebahagiaan tadi malam berkata untuk mempelajari kitab ini harus di taman seribu bunga, jangan jangan.."Jaka tidak melanjutkan perkataannya lalu bergegas memasukan kitab itu kedalam baju dan pergi membelah kayu bakar.
Braak...brak...brak terdengar Jaka membelah kayu kayu yang menumpuk di hadapannya yang tinggi menggunung.
Belum tengah hari pekerjaan membelah kayu pun selesai, Jaka benar benar terkejut dan tidak percaya dengan kemampuan dirinya.Ia dapat menyelesaikan pekerjaan itu belum sampai tengah hari bahkan tanpa merasa lelah sedikit pun.
"Sepertinya tubuh ku bertambah kuat, setelah aku berendam di kolam suci itu "ucap jaka .
Karena pekerjaannya sudah selesai jaka pun memutuskan untuk pergi mencari rumput untuk makan kudanya.Sebelum berangkat ia tidak lupa membawa pedang usangnya yang bernama pedang awan di punggungnya.
Jaka pun segera berlari menuju ke sebuah hutan wuuuuus..... ia berlari secepat angin tanpa ia sadari .
Dalam waktu sekejap saja Jaka sudah memperoleh dua keranjang penuh rumput untuk makan kudanya dan ia pun memutuskan untuk singgah di taman seribu bunga,ia sudah tidak sabar untuk berlatih kitab pemberian Dewi kebahagiaan.
Jaka segera mengeluarkan kitab dari balik baju dan mulai membuka halaman demi halaman, ternyata benar sesuai perkataan Dewi kebahagiaan bahwa kitab itu hanya bisa di pelajari di taman seribu bunga.
Di halaman pertama memuat cara menyerap dan membuka nadi untuk memaksimalkan tenaga dalam.
"Sepertinya ini tahap awal yang harus aku pelajari"ucap Jaka kemudian membuka lembaran berikutnya.
Halaman kedua memuat jurus sepuluh langkah malaikat , yang mana dengan jurus ini dapat bergerak sangat cepat seperti kilat.
"Sungguh menakjubkan jurus ini"ucap Jaka kagum kemudian ia membuka halaman yang ketiga di situ membuat jurus halilintar menggoyang bumi.
" Walaupun nama cukup aneh tapi jurus ini cukup kuat untuk menghancurkan satu buah desa"ucap Jaka.
Halaman ke Keempat memuat ilmu pengobatan, yang mana halaman ini menjelaskan tentang cara membuat obat untuk mengobati berbagai macam jenis penyakit.
"Sepertinya aku harus mempelajari ini semua untuk bekal ku nanti di masa depan "ucap Jaka.
Jaka terus membuka halaman demi halaman hingga sampai halaman yang terakhir yaitu jurusan pencakar langit.
"Sepertinya jurus ini paling kuat diantara jurus jurus lain ,tapi kenapa hanya setengah saja ,kemana yang setengah lagi"ucap Jaka ketika mendapati kitab halaman terakhir tinggal setengah saja.
"Sebaiknya nanti aku tanyakan pada Dewi kebahagiaan hilang kemana sebagian halaman dari jurus Pencakar Langit ini"ucap Jaka dan segera mulai berlatih.
Sejak saat itu setiap malam Dewi kebahagiaan membawa jaka ke gunung awan untuk berendam di kolam suci dan siang harinya jaka berlatih di taman seribu bunga.
Hari demi hari pun terus berlalu Jaka pun sudah sampai di halaman terakhir mempelajari kitab pemberian dari Dewi kebahagiaan.
"Aku sungguh senang kau telah menyelesaikan semua latihan mu jaka,aku tidak menyangka dalam waktu yang relatif singkat kau telah menguasai semua isi kitab itu"ucap Dewi kebahagiaan dengan tersenyum.
"Ada yang ingin saya tanyakan Dewi mengenai jurus yang terakhir "ucap Jaka.
"Katakan saja Jaka "ucap Dewi kebahagiaan.
"Aku tidak dapat mempelajari jurus itu dengan sempurna Dewi karena ada bagian halaman yang hilang "ucap Jaka.
"Maksud mu jurus Pencakar Langit jaka"tanya Dewi kebahagiaan.
"Benar Gusti "jawab jaka.
"Kalau kau ingin menguasai jurus itu dengan sempurna pergilah ke sekte langit carilah bagian kitab itu di sana"ucap Dewi kebahagiaan.Memberikan petunjuk.
"Sekte langit , tapi bagaimana cara saya ke sana Dewi "tanya Jaka.
"Kuncinya adalah kau harus mengikuti ujian di hutan Sunyi jaka , karena syarat utama untuk berlatih di Sekte Langit adalah melewati ujian di hutan Sunyi untuk mendapatkan tumbuhan api ungu."ucap Dewi kebahagiaan.
"Baik Dewi saya pasti akan mengikuti ujian di hutan Sunyi itu untuk mendapatkan tumbuhan api ungu."ucap Jaka.
"Baiklah jaga diri mu baik baik"ucap Dewi kebahagiaan lalu menghilang dari hadapan Jaka.
"Aku harus melanjutkan latihan ku "ucap Jaka ia pun segera memainkan jurus jurus yang telah ia serap dari kitab itu .
wuusss..... blaaaar...... blaaaar..... blaaaar.. taman seribu bunga bergetar hebat ketika Jaka menggunakan jurus halilintar menggoyang bumi .
"Sungguh luar biasa kerusakan yang di timbulkan jurus ini"ucap Jaka ketika melihat banyak pohon yang tumbang dan tanah berlubang.
Setelah memperagakan jurus halilintar menggoyang bumi Jaka segera berkelebat kembali ke Sekte dengan membawa dua keranjang rumput di pundaknya.
Dengan menggunakan ilmu ringan tubuh yang dimilikinya dalam waktu sekejap saja Jaka sudah sampai di kandang kuda dan segera memberikan rumput rumput itu pada kudanya.
"Kalian makanlah yang banyak supaya badan kalian tetap kuat "ucap Jaka sambil mengelus kepala kuda yang berwarna putih.
Wuuuuus...... wuuuuus...!! Dua batang kayu meluncur deras kearah Jaka yang saat itu sedang memberikan makan pada kuda rawatannya,Jaka yang merasakan adanya getaran serangan yang datang ke arahnya langsung menjatuhkan dirinya untuk menghindari serangan gelap tersebut.
Orang yang menyerangnya pun seketika terkejut karena Jaka dapat lolos dari serangannya .
"Kurang ajar bagaimana dia dapat luput dari serangan ku"ucap orang itu yang tidak lain adalah Bagus Dento,ia pun segera menghampiri jaka dengan rasa jengkel di hatinya.
"Jaka beraninya kau menghindar dari serangan ku ,apa kau mau melawan ku haah..!"ucap Bagus Dento dengan mata melotot.
"Aduuh....!aduuh...!!Maksud kakang apa sih,aku tadi terpeleset kakang"ucap Jaka berbohong karena ia tidak mau Bagus Dento mengetahui rahasia dirinya.
"Sialan rupanya dia terpeleset waktu aku menyerangnya tadi", ucap Bagus Dento dalam hati.
"Ambilkan aku air cepat untuk cuci muka dan kaki "ucap Bagus Dento.
"Baik kakang."ucap Jaka .kemudian berdiri dan memegangi pinggangnya yang seolah olah sakit akibat jatuh tadi.
"kurang ajar sungguh keterlaluan perbuatannya itu pada ku ,tunggu saja nanti akan aku balas kau seratus kali lipat pada mu bagus Dento "ucap Jaka dengan rasa kesal.
Hiiiiaaaat.... hiiiiaaaat..... blaaaar.... blaaaar... terdengar suara ledakan di belakang sekte, ternyata itu adalah Arini yang sedang berlatih jurus pedang seribu bayangan.
Jurus pedang seribu bayangan adalah salah satu jurus utama dalam sekte Elang putih dan hanya beberapa orang saja yang boleh menguasai jurus itu.
Jaka yang saat itu sedang mengambil air segera berkelebat naik ke atas pohon begitu mendengar suara ledakan itu.Ia ingin tahu suara ledakan apa itu.
"Jadi di sini tempat latihan khusus Arini mmm... sepertinya menarik aku ingin lihat jurus apa yang sedang ia pelajari."ucap Jaka dalam hati.
Jaka memperhatikan gerakan gerakan Arini dalam memainkan pedangnya,ia dapat melihat jelas setiap gerakan yang Arini ke lakukan dalam memainkan jurus itu.Melihat permainan pedang Arini yang cepat dan sangat lincah Jaka pun kagum.Pantaslah kalau dia menjadi anak kepala sekte Elang putih karena permainan pedangnya sangat menakjubkan.
"Prok....prok...prok terdengar suara tepuk tangan dari sampingnya, bagus...bagus..Arini rupanya kau sudah menguasai jurus pedang seribu bayangan itu walaupun belum begitu sempurna"ucap Brawijaya ayahnya.
"Ayah,sejak kapan ada di sini"ucap Arini terkejut mengetahui ayahnya yang datang tiba-tiba itu.
"Sejak tadi ayah memperhatikan kau berlatih Arini." ucap Brawijaya.
"Kebetulan ayah datang kemari karena aku masih mempunyai kesulitan dengan jurus pedang ini ayah,ternyata jurus pedang seribu bayangan sangat rumit dan lika liku"ucap Arini.
"Memang benar,ayah dulu membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk mempelajari jurus ini,coba kau mainkan dari awal ayah ingin tahu di mana letak kekurangannya "ucap Brawijaya.
"Baik ayah"ucap Arini.
Lalu Arini memainkan jurus pedang itu kembali dengan perlahan lahan, supaya tidak lagi membuat kesalahan.
Jaka yang saat itu bertengger di atas pohon tersenyum , karena ini adalah kesempatan baginya untuk melihat jurus itu dari awal.Ia pun memperhatikan baik baik setiap gerakan yang Arini peragakan karena tidak ingin ada satu pun dari gerakan jurus itu ada yang terlewatkan.
"Saya pikir itu tidak terlalu sulit, nanti akan aku coba untuk mempelajarinya"batin Jaka sambil tersenyum .
Setelah merasa cukup melihat Arini memperagakan jurus pedang seribu bayangan itu jaka pun memutuskan pergi dari situ.Ia tidak ingin ketahuan oleh ayahnya Arini karena itu bisa membuat dirinya dalam masalah.
Jaka segera berkelebat turun dari pohon kemudian pergi mengambil air untuk Bagus Dento.
Malam hari Jaka segera berkelebat pergi menuju taman seribu bunga,ia bermaksud untuk berlatih jurus pedang seribu bayangan di sana .Kebetulan malam itu adalah malam bulan purnama jadi tidak terlalu gelap suasana di taman sana.
"Baiklah dengan pedang Awan ini saya akan coba belajar pedang seribu bayangan"ucap Jaka. ia memejamkan matanya mengingat semua gerakan gerakan yang di peragakan oleh Arini siang tadi.
Jaka lalu memainkan pedangnya setelah mengingat semua langkah langkah jurus itu.
Hiiaaaat.... hiiaaaat Jaka mulai memainkan Pedangnya dengan pelan sambil menghafal gerakan jurus pedang seribu bayangan yang tadi siang di lihatnya.
Jaka menghafal gerakan jurus pedang itu hingga berkali-kali sampai akhirnya gerakannya yang tadi lambat sekarang menjadi cepat dengan sendirinya.
Karena sudah hafal dengan langkah langkah jurus pedang itu Jaka kemudian mempercepat permainan pedangnya.Sehingga
suara pedang berdengung bak lebah yang berterbangan.Makin lama Jaka memainkan pedang makin cepat pula gerakannya.Tanpa Jaka sadari ternyata permainan pedangnya sekarang lebih cepat di bandingkan dengan Arini.
Jaka kemudian berlatih menyalurkan tenaga dalam ke pedangnya.
Hiiiiaaaat..... wuuuuus... wuusss... blaaaar.... blaaaar...suara ledakan terdengar dahsyat menghiasi malam itu, ternyata Jaka dapat menguasai jurus itu dalam waktu semalam saja , rupanya berkat Jaka mempelajari kitab pemberian Dewi kebahagiaan dan berendam di kolam suci membuat dirinya tidak mengalami kesulitan.
"Akhirnya aku dapat menguasai jurus ini"ucap Jaka kemudian menjatuhkan dirinya karena kelelahan karena tenaga terkuras habis.
Beberapa hari kemudian Brawijaya mengumpulkan para muridnya yang akan berpartisipasi untuk ujian di hutan Sunyi.
Pengarahan pun di berikan oleh Brawijaya sebelum para murid berangkat ke hutan Sunyi.
"Dengar baik baik para murid ku sekalian, kalian dapat dinyatakan lulus dalam ujian itu apa bila dapat menemukan daun api ungu seperti ini"ucap Brawijaya sambil menunjukkan sebuah gambar pada para muridnya.
"Tanaman ini sangat langka dan jarang sekali kalau pun ada biasanya tumbuh ditempat tempat yang berbahaya, jadi kalian harus bekerjasama "ucap Brawijaya.
"Maaf tetua , apakah kalau menemukan satu saja bisa di anggap menang "tanya salah satu muridnya.
"Iya benar,tapi walaupun dapat satu kalian jangan anggap remeh karena tumbuhan ini sangat langka dan kemungkinan besar kalian akan terlibat pertarungan dengan peserta lain yang juga menginginkan tanaman itu "ucap Brawijaya.
"Kalau ada yang terbunuh bagaimana tetua, apakah akan mendapat hukuman "tanya murid lainnya.
"Benar ,kalau ada yang ketahuan membunuh maka akan mendapatkan hukuman karena ini bukan perang tapi cuma sekedar ujian "ucap Brawijaya.
Para murid pun merasa lega karena walaupun kalah dapat kembali hidup hidup,tapi apa benar nanti di sana akan sesuai pemikiran mereka, sifat manusia itu sulit di tebak.
"Apakah kalian semua sudah jelas "ucap Brawijaya.
"Sudah tetua "jawab para murid serempak.
"Arini dan Bagus Dento kalian berdua aku putuskan untuk ikut dalam ujian ini"ucap Brawijaya tiba tiba.
"Tapi ayah bukankah ini hanya ujian untuk para murid menengah kebawah "ucap Arini.
"Iya benar tetua apa ini tidak terlalu merendahkan murid utama "ucap Bagus Dento.
"Kalian berdua jangan bodoh,apa kalian tidak ingin berlatih di Sekte Langit hah....!!"ucap Brawijaya.
"Mau ayah "ucap Arini.
"Aku yakin sekte yang lain pasti juga akan mengirimkan murid utamanya ke hutan Sunyi karena ingin mengirim muridnya berlatih di sana"ucap Brawijaya.
"Kalau itu keputusan tetua baiklah kami pasti akan mendapatkan tumbuhan api ungu itu"ucap Bagus Dento.
"Kalau begitu hari ini juga kalian berangkat lah kesana aku dan para tetua Sekte yang lain akan mengawasi kalian dari atas gunung api"ucap Brawijaya.
"Baik ayah kami akan berangkat sekarang "ucap Arini kemudian berangkat bersama para murid yang lainnya.
Jaka yang saat itu sedang membelah kayu menghentikan segera pekerjaannya setelah melihat Arini dan para murid pergi meninggalkan Sekte.
"Mau kemana mereka sepertinya penting sekali"ucap jaka dalam hati.
"Jaka ...."teriak Ratih memanggil Jaka.
Jaka segera menoleh ke arah Ratih yang sedang berjalan menghampirinya.
"Ada apa Ratih, kenapa ke sini kalau ayah mu tahu kamu bisa kena marah nanti"ucap Jaka.
"Kamu tidak perlu khawatir seperti itu jaka, Ayah sekarang pergi ke gunung api untuk mengawasi para murid menjalani ujian "ucap Ratih.
"Jadi hari ini ujian di hutan Sunyi dimulai "tanya Jaka dengan bersemangat.
"Iya, karena tepat hari ini hutan sunyi sudah di buka dan bisa dimasuki "ucap Ratih.
"Memang kalau hari hari biasa tidak bisa Ratih "tanya Jaka ingin tahu.
"Pertanyaan mu itu seakan-akan kau ingin pergi ke sana saja jaka"ucap Ratih.
"Cuma sekedar ingin tahu saja Ratih memang tidak boleh "ucap Jaka.
"Oh,kalau hari hari biasa hutan sunyi itu di segel oleh para tetua sekte karena hutan itu sangat berbahaya "ucap Ratih.
"Apa kamu tahu apa yang mereka cari di sana"tanya Jaka.
"Tentu saja aku tahu, karena aku mendengar penjelasan dari ayah ku tadi"ucap Ratih.
"Kalau begitu kamu bisa kan ceritakan semua yang kau dengar pada ku"ucap Jaka.
"Kamu kok bersemangat sekali mendengar tentang hutan sunyi Jaka"tanya Ratih sedikit heran.
"Kalau kamu tidak mau ya sudah ,aku tidak mau mengajak kamu lagi ke taman yang kemarin "ucap Jaka pura pura pergi meninggalkan Ratih.
"Kamu..ini baiklah akan aku ceritakan apa yang aku dengar "ucap Ratih.
Kemudian Ratih pun bercerita kepada jaka seperti apa yang ayahnya Brawijaya katakan pada murid muridnya,jaka pun mendengarkan dengan penuh perhatian.
"Tunggu... Ratih tadi kamu bilang tumbuhan api ungu, buat apa tumbuhan itu"ucap Jaka.
"Tumbuhan itu, merupakan syarat bagi para murid untuk memasuki Sekte Langit Jaka"ucap Ratih dengan kesal.
"Oh,Ratih apa kamu tidak ingin ke Sekte Langit untuk berlatih di sana "ucap Jaka.
"Mustahil Jaka memang gampang mendapatkan tumbuhan api ungu itu "ucap Ratih.
"Bagaimana kalau kau ikut dengan ku ke hutan sunyi "ucap Jaka kemudian.
"Haaahaaa.....haaahaaa.....kamu itu lucu di sana itu bukan tempat cari rumput jaka di sana itu tempat yang berbahaya "ucap Ratih dengan tertawa meremehkan.
"Kalau kamu tidak mau ya sudah aku berangkat sendiri "ucap Jaka, melangkah pergi meninggalkan Ratih.
"Apa benar dia mau ke hutan sunyi,apa dia mau bunuh diri "ucap Ratih dengan khawatir.
"Jaka tunggu..."teriak Ratih.
"Ada apa mau ikut ke sana"jawab Jaka menghentikan langkahnya.
"Kamu serius Jaka"tanya Ratih.
"Tentu aku serius, buat apa aku main main"ucap jaka.
"Kalau kakak dan Ayah tahu kamu bisa di bunuh nanti, karena dianggap memalukan sekte ini"ucap Ratih.
"Kamu tenang saja akan aku tutupi wajah ku dengan kain hitam ini lagian kan aku bukan murid dari sekte ini tentu saja tidak akan membuat ayah mu malu Ratih"ucap Jaka.
"Apakah kamu mau ikut, pilih ada di tangan mu dan aku tidak memaksa untuk kamu ikut bersama ku ke sana"ucap Jaka.
"Yah terpaksa aku harus ikut ke sana menemani dan sekaligus melindungi si bodoh ini"ucap Ratih dalam hati dengan kesal campur khawatir.
"Jika kamu bersikeras baiklah aku akan menemani mu"ucap Ratih dengan rasa kesal di hatinya.
"Baiklah sekarang kita berangkat "ucap Jaka merasa senang ada teman seperjalanan.
Lalu Jaka dan Ratih pun akhirnya berangkat menuju ke hutan sunyi dengan naik kuda , sepanjang perjalanan Ratih membujuk jaka untuk membatalkan niatnya, namun Jaka tetap tidak terpengaruh oleh bujukan Ratih itu,mau tidak mau Ratih pun menemani Jaka untuk melindunginya.
Seandainya Ratih tahu Jaka yang sekarang mungkin dia tidak akan merasa khawatir dengan keselamatannya, namun Jaka belum mau menunjukkan rahasianya itu kepada siapa pun.
Di atas gunung api para tetua dari lima sekte sudah berkumpul semua untuk mengawasi ujian itu,Para ketua sekte sangat percaya diri bahwa sektenya sendirilah yang akan mendapatkan tumbuhan api ungu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!