NovelToon NovelToon

MAFIA SI CASANOVA

Pernikahan

Seorang gadis dengan pakaian pengantin putih yang indah berlari dari kejaran beberapa mobil yang tak henti mengikuti nya, gadis itu terjatuh di jalan yang kasar.

Mobil mobil itu mengelilingi nya yang nampak semakin panik dan ingin keluar dari sana. Seorang bodyguard membuka pintu mobil mewah itu dan keluar lah seorang pria tampan dengan tatapan tajam dan angkuh menatapnya.

"Kau tidak akan pernah bisa lepas dari ku, Naima.. " Ucap pria itu dengan tegas.

"Ku mohon tuan lepas kan aku, aku tidak ingin menikah dengan mu aku tidak mengenal mu. " Gadis bernama Naima nampak memohon.

"Kau akan tetap menjadi istri ku, mau atau tidak tapi orang tua mu sudah menyerah kan mu padaku. " Ucap Sekhu melepaskan kaca mata hitam nya.

Naima berlari dari hadapan Sekhu yang menatapnya nyalang. Di seberang jalan itu sudah nampak mobil merah yang menunggu ke datang Naima, gadis itu langsung berlari dan membuat Sekhu semakin marah.

Belum sempat Naima lari Sekhu dengan keras mencengkram lengannya dan menariknya langsung menabrak dada bidang Sekhu, dengan tajam pria itu menatap Naima tanpa bekas kasih.

"Kau ingin lari dengan kekasih mu itu, kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa nona? " Ucap Sekhu mendorong tubuh Naima.

Naima begitu syok menatap Sekhu.

"Hancur mobil itu. " Titah nya yang langsung membuat Naima mengalihkan pandangan nya kearah mobil yang sudah menunggu nya.

Buammm

Ledakan besar langsung terjadi pada mobil itu membuat Naima berteriak kencang, jalan itu cukup sepi tidak ada satu pun rumah atau manusia yang berada disana.

"Tidaaaaakkk... " Pekik Naima berlari ke arah mobil itu.

Sekhu yang melihat Naima berlari menyusul mobil yang meledak itu langsung mengejarnya dan menghentikan tingkah konyol gadis itu, Sekhu menahan pinggang Naima dengan keras agar gadis itu tidak bisa berlari.

"Lepaskan aku... Adam... " Pekik Naima histeris saat melihat kekasih nya terbakar di depan mata nya.

Naima begitu histeris dan luruh ke lantai menatap kobaran api yang mmebakar habis mobil kekasih nya itu, air matanya tak henti mengalir dan beteriak.

Sekhu dengan kasar menariknya untuk berubah diri. Namun Naima masih memberontak saat tangan Sekhu terus menyentuh nya dengan kasar, Naima memukul keras dada Sekhu dan tak henti menangis.

"Kau.. " Pekik Sekhu terhenti saat menatap mata coklat Naima yang penuh air mata.

Sekhu mengunci kedua tangan Naima di belakang tubuh gadis itu membuat nya tak dapat lagi memukul dada Sekhu, perlahan Naima mulai tenang dan menyandarkan kepala nya pada dada Sekhu.

Membuat cengkraman tangan Sekhu mengendur pada lengannya, Sekhu membiarkan Naima tenang berada di dada nya, entah apa yang membuat nya melunak menatap gadis yang baru beberapa kali dia temui itu.

"Kau jahat tuan, kau tahu aku mencintai nya akan hanya akan menikah dengan nya bukan dengan mu.. " Ucap Naima mendongkrak kan kepalanya menatap mata tajam Sekhu yang menatap nya.

"Hapus semua mimpi mimpi buruk mu itu, setuju atau tidak mau atau tidak kau akan tetap menikah dengan ku hari ini juga. " Ucap Sekhu langsung menarik tangan Naima dengan keras memasukkan nya ke dalam mobil.

Naima membuat muka saat Sekhu masuk dan duduk disamping nya.

"Hilangkan semua jejak. " Ucap Sekhu sebelum meninggal kan tempat.

***

Semua orang telah menunggu kedatangan Sekhu dan Naima didalam rumah yang begitu besar bakal istana itu, Karin dan keluarga besar Sekhu juga berada disana.

Pintu terbuka dan mereka semua menatap kedatangan Sekhu dan Naima dengan bahagia, keluarga Sekhu begitu menerima pernikahan kedua anak nya itu karena hanya dengan menikah lagi mereka akan mendapatkan pewaris.

Meski gaun putih yang dikenakan Naima nampak kotor tidak membuat nya telihat buruk di depan keluarga Sekhu, Karina menatap Naima dengan kebencian.

"Aku akan membuat dunia mu menghitam, Naima.. " Batin Karina.

Sekhu menarik kasar tangan Naima menuju altar dan mengucapkan janji suci pernikahan mereka, Naima hanya bisa menangis meratapi hidup nya yang hancur.

Mereka bertepuk tangan saat Sekhu dan Naima kini sudah resmi menikah, Sekhu mendekati bibirnya untuk mencium Naima namun gadis itu nampak menolaknya membuat Sekhu menahan amarahnya.

"Aku akan membuat mu menderita. " Ucap Sekhu di telinga Naima.

Mereka merayakan pesta dengan begitu meriah dan bahagia sedang Sekhu kini sedang membujuk Karina yang nampak menghindari dirinya.

"Sayang, denger aku hanya menginginkan anak dari nya hanya itu. " Ucap Sekhu lembut membelai wajah Karina yang cemberut.

"Aku tidak ikhlas saat nanti kamu menyentuh nya, sama seperti kamu menyentuh ku. " Ucap Karina manja.

Sekhu langsung mencium bibir wanita itu dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, bagi Sekhu Karina adalah hidup nya meski pun wanita itu tidak ingin memiliki anak darinya tidak membuat nya ingin meninggal kan wanita itu.

"Aku selalu mencintai mu, aku janji. " Ucap Sekhu.

"Janji, cepat buat dia hamil dan tinggal kan dia. " Gumam Karina.

"Aku janji sayang. "

"Pergi dan temui tamu undangan, aku akan pergi ke Bali. Aku butuh waktu sendiri saat ini. "

"Ok, pergi lah dan buat dirimu senyaman mungkin. "

CUP.

Karina mengecup bibir Sekhu sekilas kemudian meninggalkan pria itu yang menatap nya sedih saat harus berpisah dengan istri tercintanya.

Naima nampak diam menatap air kolam yang begitu jernih, pikirannya masih tertuju pada keadaan kekasih nya Adam.

"Kak Naima.. " Ucap seorang wanita menghampiri Naima yang langsung menghapus air matanya.

"I.. i.. iya. " Ucap nya gugup.

"Aku Maryam, adik satu satunya kak Sekhu. " Ucap wanita itu ramah mengulur kan tangan nya.

"Naima Ibrahim. "

"Aku sudah denger kisah kak Naima, hingga harus menjadi istri kedua kakak ku. "

"Maksudnya? "

"Sudah lah, kakak Naima harus terbiasa dengan sikap angkuh kasar dan dingin kakakku itu. Dia bisa berkata lembut hanya dengan 3 wanita saja, aku kak Karina dan mommy. "

"Aku sudah tahu itu, Terima kasih Maryam. "

"Kakak pasti akan mencintai mu saat nanti kalian memiliki anak, untuk saat ini bertahan lah dulu."

Maryam yang melihat kedatangan Sekhu langsung tersenyum menyambung kakaknya itu, sedangkan Naima nampak diam menatap pria itu yang dengan lembut mencium puncak kepala adiknya.

"Selamat kak, aku harap kakak juga akan memperlakukan nya sama seperti kak Karina. " Ucap Maryam yang masih memeluk Sekhu.

Mata tajam Sekhu seakan menembus jantung Naima membuat gadis itu begitu gugup dan sedikit takut.

"Pergi lah, kakak ingin berbicara dengan Naima. " Ucap Sekhu tak henti menatap Naima.

"Baiklah, kak Naima cari aku jika kakak butuh sesuatu. " Ucap Maryam tersenyum pada Naima.

"Baik lah. " Gumam Naima.

Setelah kepergian Maryam Sekhu langsung menghampiri Naima dan menarik dengan kasar lengan gadis itu yang nampak semakin merah, Naima hanya diam mengikuti langkah Sekhu yang lebar.

Berjalan terseok-seok sembari mengangkat gaun panjang nya dengan begitu susah menaiki anak tangga, Naima saat ini tidak ingin membuat keributan di mana banyak tamu undangan yang bukan dari kalangan biasa sedang berkumpul.

Clek

Sekhu membuat pintu dan menutup nya kembali dengan begitu keras membuat Naima merinding, dengan keras pria itu menarik tangan Naima hingga membuat nya terjungkal ke atas kasur yang empuk.

"Apa yang ingin kau lakukan, apa kurang puas sudah menyakiti ku dan membunuh kekasih ku..? " Ucap Naima.

Sekhu langsung mengkukung tubuh mungil Naima di bawah tubuh besar nya membuat Naima merasa takut.

"Ini kamar ku, tidak seorang pun bisa masuk kedalam sini termasuk Karina istri ku. Kau tahu kenapa aku membawa mu kemari? " Ucap Sekhu menatap wajah Naima yang membuat nya terpanah.

"Mata gadis ini begitu indah, dia bisa membuat ku tak berkedip menatap nya. " Batin Sekhu.

"Aku tidak peduli, tapi ku mohon lepaskan aku.. " Ucap Naima.

"Kamar ini kedap suara, kau tahu jika kau ingin mendesah sekuat mu orang di luar sana tidak akan mendengar nya. Satu lagi, kau bisa lepas dari ku setelah melahirkan seorang putra penerus ku.. " Ucap Sekhu yang langsung membuat Naima bergidik.

"Aku bukan robot pencetak anak tuan Sekhu, menyingkirkan dariku sekarang.. " Naima mendorong tubuh Sekhu agar menjauh darinya.

"Berteriak lah, hingga suara mu habis dan pada saat itu aku bisa menikmati tubuh indah mu ini dengan leluasa.. "

"Aku tidak sudi disentuh oleh pria seperti mu, minggir.. " Naima terus memberontak membuat rahang Sekhu mengeras.

Dengan sekali hentak gaun putih yang dikenakan oleh Naima terkoyak dan menampakkan dadanya yang hanya mengenakan bra, pemandangan itu membuat Sekhu tak berkedip menatap nya.

"Kau mau menolak permintaan ku, Naima? " Sekhu menatap mata berair Naima dengan datar.

"Aku tidak suka penolakan, kau tahu Tidak baik menolak suami yang ingin mencari kehangatan di tubuh istri nya. "

"Aku tidak mau.. " Naima menutupi dadanya yang nampak terekspos sempurna.

Bulir bulir air turun begitu saja di ujung pelupuk mata Naima membuat Sekhu menatap nya dalam, entah kenapa hatinya merasa kan sesuatu yang tidak pernah dia rasakan pada Karina.

"Aku melepaskan mu untuk saat ini, tapi tidak dengan waktu yang akan datang. " Sekhu langsung meninggalkan tubuh Naima dan pergi dari kamar.

Obat Perangsang

Setelah keluar dari kamar Naima Sekhu langsung menuju kamar nya dengan Karina untuk menuntaskan hasrat nya yang tertahan karena Naima, entah apa yang membuat Sekhu membawa Naima masuk kedalam kamar yang Karina sendiri tidak dia perbolehkan.

"Ah... " Gumam Sekhu saat cairan kental itu keluar dan membuatnya sedikit lebih baik.

"Apa yang terjadi padaku, kenapa gadis itu bisa membuat ku hampir gila.. " Ucap Sekhu kembali membenarkan pakaian nya.

Sekhu langsung keluar dan bertemu dengan para rekan kerja dan beberapa collagen ayahnya yang datang, Sekhu adalah seorang CEO besar di beberapa perusahaan yang dia bangun bersama ayahnya.

Make Abraham dan juga Marya Colesta adalah seorang pengusaha besar dan miliarder yang cukup disegani oleh banyak orang, namun mereka tidak tahu jika putra mereka jauh lebih disegani oleh orang orang yang mengenal nya.

Selain seorang pengusaha Sekhu adalah seorang mafia yang cukup membuat banyak orang akan mundur saat mendegar namanya, memiliki banyak dunia malam yang di genggam semakin menambah kekayaannya.

"Wah, ada yang habis menikmati hangat nya perawan kayak nya. " Ucap Eldho sahabat Sekhu.

"Hemz, lihat guys celana nya saja tidak tertutup dengan rapat. Apa kau sudah tidak tahan hemz.. " Goda Indra membuat Sekhu menatapnya tajam.

"Ok bencanda. " Indra langsung diam saat melihat mata tajam Sekhu yang siap menerkam nya.

Dua orang itu adalah sahabat baik Sekhu dan juga tangan kanan yang paling di percaya oleh nya, mereka berjalan menghampiri beberapa rekan kerja yang sudah datang ke acara pernikahan kedua nya itu.

Eldho dan Indra merencanakan sesuatu yang mungkin akan membuat Sekhu semakin marah pada mereka dan akan berterima kasih tentu nya.

"Bagaimana, apa obat itu sudah kau masukan? " Ucap Indra mendekati Eldho.

"Aman, noh loh kasih ke Sekhu biar cepet berkembang biak. " Mereka nampak tertawa pelan kemudian mendekati Sekhu yang sedang berbincang.

Indra menyodorkan minuman pada Sekhu yang langsung diterima dan diteguk habis oleh nya membuat dua orang sahabat nya tertawa pelan melihat Kepolosan Sekhu.

"Apa yang kalian tertawa kan, apa kalian gila? " Sekhu menatap kedua orang itu yang kini terdiam.

"Tidak ada, kita hanya berdoa semoga setelah ini lo cepet di beri momongan yang cakep kek kita.. " Ucap Eldho dengan cengengesan.

"Persetan dengan semua itu. " Sekhu nampak tidak begitu mengubris ucapan mereka.

Malam semakin larut Sekhu bahkan tidak tahu saat kedua orang tua dan adiknya telah pergi dari kediamannya, beberapa tamu undangan juga sudah pergi beberapa jam lalu.

Dalam pesta itu nampak beberapa rekan kerja dan teman deket Sekhu dan Karina yang masih asik menikmati minuman yang memang sengaja disediakan oleh Sekhu, hawa panas membuat pria itu tidak tenang.

"Kenapa tubuh ku terasa panas, AC juga masih hidup. " Ucap Sekhu.

Sedang Eldho dan Indra menatap Sekhu dengan tatapan yang sulit di artikan, beberapa diantara mereka akhirnya meninggalkan pesta setelah berpamitan dengan Sekhu yang sekuat tenaga menahan gejolak dalam dirinya.

Semua orang sudah pergi hanya tersisi Indra dan Eldho yang masih menikmati minuman dengan menatap Sekhu yang tersiksa,mereka mendekati Sekhu dan menyodorkan minuman pada nya.

"Tidak aku tak ingin minum, mungkin sebaiknya aku mandi. " Ucap Sekhu.

"Yaa ya ya.. mandi lah, kita juga mau balik. Setelah ini jangan lupa hubungan kita ok.. " Eldho menepuk bahu Indra kemudian pergi meninggalkan Sekhu yang tidak mengerti dengan ucapan mereka.

Sekhu langsung naik ke lantai dua menuju kamar pribadi nya berada, tubuh nya bener bener terasa berbeda panas dan sesuatu dibawa sana nampak terbangun.

Naima yang kini sudah menggantikan pakaian nya dengan baju putih milik Sekhu yang hanya bisa menutupi sebagai pahanya itu membuat Sekhu semakin tidak bisa mengontrol dirinya,Naima menatap Sekhu yang berjalan sempoyongan menjadi takut.

"Maaf.. maaf tuan Sekhu, aku meminjam kemeja mu karena gaun ku sudah kau sobek.. " Ucap Naima gugup.

Sekhu langsung masuk kedalam kamar mandi meninggalkan Naima yang begitu mengoda nya, Sekhu melepas jas dan kemeja yang dia kenalan dan hanya tersisa celana panjang yang dia kenakan.

Tubuh sixpack nya bener bener Indah untuk di pandang otot-otot kekar dan hijau nampak jelas di lengannya yang terbuka, Naima menutup seluruh tubuh nya dengan selimut tebal dan berusaha tertidur.

Ting

Pesan masuk kedalam ponsel Sekhu dan membuat nya segera memeriksa nya.

"Maaf bos, kami memberi mu sedikit campuran obat perangsang yang mungkin akan menambah kenikmatan mu saat mencar kehangatan. " Bunyi pesan dari Eldho membuat Sekhu mengerutuk kesal dengan tingkat kedua sahabat nya itu.

Sekuat tenaga Sekhu berusaha menguasai dirinya namun semua itu sia sia sesuatu telah bangun dengan sempurna di bawah sana, mau tidak mau Sekhu harus segera menuntaskan nya.

"Aku benar-benar tersiksa.. " Pekik Sekhu yang membuat Naima sekitar terkejut.

"Apa dia terluka? " Gumam Naima terduduk.

Clek

Pintu kamar mandi terbuka dan langsung menampakkan tubuh atletis Sekhu yang membuat Naima membuang muka, Sekhu yang sudah masuk dan ditambah obat perangsang itu membuat tubuh nya terasa limbung dan terjatuh membuat Naima langsung berlari ke arah nya.

"Kau kenapa? " Ucap Naima menyentuh lengan Sekhu.

Sekhu mendesah saat sentuhan lembut tangan Naima menyentuh kulit nya.

"Aku membutuhkan mu Naima, aku bisa matikan jika seperti ini? " Ucap Sekhu dengan mata sayu.

"Kau kenapa? " Naima menjauh dari Sekhu yang kini menatap nya seakan-akan dirinya adalah santapan terlezat.

21+

Sekhu mengerjabkan mata nya perlahan saat rasa pusing menyerang nya, Sekhu memijit pelan pelipisnya kemudian bangkit dari tidur nya yang nyenyak.

"Ah.. kepala ku terasa pusing.. " Gumam Sekhu mengusap wajahnya.

Mata nya menerusi setiap ruangan kamar itu yang nampak begitu sepi dan sunyi, Sekhu mengingat ingat apa yang terjadi pada nya semalam.

"Ah, obat perangsang sialan itu.. " Ucap Sekhu dengan kesal.

"Tunggu apa aku melampiaskan nya pada Naima, dimana gadis itu?" Sekhu menyibak selimut yang menutupi tubuh nya dan merasa aneh.

"Celana ku masih lengkap dengan ikat pinggang, itu berarti aku dan Naima tidak melakukan apa pun.. " Timpal Sekhu langsung bangkit dan keluar kamar.

Nampak pelayan sudah bekerja membersihkan sisa sisa pesta semalam sedang kan sekarang sudah jam 09.00 pagi, asisten pribadi Sekhu menghampiri nya yang nampak bingung.

"Tuan Sekhu, apa anda mencari seseorang?" Ucap Shirkan menghampiri Sekhu.

"Di mana Naima? " Ucap nya dengan marah.

"Nona, sedangkan duduk di taman tuan. " Shirkan nampak takut melihat mata tajam Sekhu.

"Bawa dia padaku, sekarang. " Bentak Sekhu sebelum meninggal kan Shirkan.

"Baik, tuan. " Shirkan langsung menghampiri Naima yang diam melamun.

"Nona Naima, maaf tuan Sekhu mencari anda dan meminta anda segera datang ke kamar pribadi tuan Sekhu. " Ucap shirkan lembut.

"Aku tidak mau, pergi lah. " Ucap Naima datar.

Naima sedang menikmati udara pagi yang segar meninggal Sekhu yang belum bangun karena mabuk semalam, mungkin saat dia bangun dia akan menghabisi Naima saat itu juga.

"Nona, saya mohon jangan mempersulit pekerjaan kami. Nona tahu jika tuan marah kami bisa dihabisi saat itu juga.. " Jelas shirkan takut.

Naima menghala nafas kasar kemudian meninggal kan shirkan yang menunduk untuk pergi menemui Sekhu yang memanggilnya.

"Untuk apa dia mencari ku, apa dia ingin mempekosa ku lagi? " Ucap Naima kesal mengingat kejadian semalam.

Pelayanan menunduk saat melihat Naima berjalan masuk tanpa suara, Naima langsung berjalan menaiki lantai dua menuju kamar pribadi Sekhu.

Jantung nya berdetak begitu kencang pikiran nya melayang saat nanti Sekhu menayai dirinya tentang apa yang terjadi semalam, bagaimana Naima akan menjelaskan nya.

TOK TOK TOK

Naima mengetuk pintu.

"Masuk.. " Pekik Sekhu dengan keras.

"Bagaimana ini?" Ucap Naima.

Naima masuk dan langsung menatap Sekhu yang sudah siap dengan pakaian kerja nya, Sekhu melemparkan dasi padanya dan lansung di tangkap oleh Naima.

"Pasangkan dasi itu, cepat. " Ucap Sekhu dengan keras.

"Kau tuli? " Bentak Sekhu kesal melihat Naima yang mematung.

Naima nampak terkejut kemudian berjalan menghampiri Sekhu dan berjinjit untuk memasang dasi itu pada leher nya.

"Menunduk lah, aku tidak sampai. " Ucap Naima pelan.

Sekhu menjajarkan tubuh nya dengan tubuh Naima hingga deru nafas berbau mints itu tercium oleh hidung Naima, gadis itu begitu gugup saat mata tajam Sekhu menatap nya tak beralih.

Dengan cepat Naima memasang kan dasi itu kemudian mundur dan menghindari tatapan Sekhu yang tajam.

"Sudah selesai bukan, aku akan pergi. " Ucap Naima hendak meninggal kan kamar.

"Tunggu.. " Cegah Sekhu.

Naima menghela nafasnya dengan begitu berat.

"Apa yang kau lakukan dengan lehernya ku, apa kau ingat membunuh ku semalam? " Ucap Sekhu berhasil membuat Naima membeku.

"Bagaimana bisa dia tahu, tentang memar itu. " Batin Naima.

"Aku berbicara dengan mu Naima, tak bisa kah kamu menatap ku hemz.. " Ucap Sekhu mendekati Naima.

Naima berbalik dan menatap Sekhu yang semakin dekat dengan nya, Naima menggeleng sembari mundur perlahan menghindari Sekhu.

"A.. a.. ku., aku tidak sengaja, maaf.. " Ucap Naima takut.

Sekhu semakin dekat dan mengurung Naima diantara dua tangan kekarnya di tembok kamar yang dingin, menatap tajam Naima yang kini sesak nafas karena tatapan tajam Sekhu.

"Apa yang kau lakukan padaku, semalam Naima? " Sekhu mengulang kembali pertanyaan nya.

"A.. a. a. ku.. aku.., emzz itu aku.. eh.. " Ucap Naima gugup.

"Apa kau gagu sekarang ha, jawab yang benar Naima? " Sekhu semakin kesal dengan tingkah Naima.

"Aku tidak sengaja memukul mu den vas bunga, sungguh aku tidak bermaksud begitu aku takut kau sedang mabuk dan meracau.. aku.. hanya.. melindungi diriku. " Cerca Naima membuat Sekhu semakin marah.

"Seperti itu caramu memperlakukan suami mu, apa kau tidak pernah didik dengan benar oleh orang tua mu? "

"Iyaa tentu aku tidak didik dengan benar, karena kedua orang tua ku sudah meninggal dalam kecelakaan itu mengapa aku harus bersama dengan dua orang biadap yang sudah menjual ku padaku mu. Yang jauh lebih biadap lagi. " Mata Naima nampak berkaca kaca saat Sekhu menghina orang tua nya.

"Jadi mereka bukan orang tua nya, pantas saja mereka begitu tega menjualnya padanya dengan harga yang cukup mahal. " Batin Sekhu melepaskan kungkunganya pada Naima.

"Jangan berharap bisa lepas dariku, tetap lah berada dirumah ini selagi aku pergi. " Ucap Sekhu sebelum meninggal kan Naima yang diam menunduk.

Naima luruh ke lantai mengingat kedua orang tua nya yang telah tiada dan juga orang tua angkat nya yang begitu tega menghancurkan hidup nya saat ini, kenapa mereka begitu tega padanya padahal Naima begitu menurut pada mereka dan setiap hari bekerja tanpa lelah.

"Mama.. paaa.. Naima rindu, kenapa Tuhan tidak berpihak pada ku..? " Ucapan Naima dengan tangis yang pecah.

Naima masih mengenakan kemeja besar milik Sekhu karena tidak ada pakaian untuk nya, setelah puas menangis Naima berjalan ke arah balkon kamar dan diam menatap para pekerja dirumah Sekhu.

Tok tok tok

Pintu kamar pribadi Sekhu diketuk.

"Siapa? " Pekik Naima.

"Nona, saya Shirkan ingin mengantar pakaian nona Naima. " Ucap Shirkan.

"Pakaian? " Gumam Naima langsung berdiri dan membuka pintu kamar.

"Maaf mengganggu nona,ini pakaian yang sudah di beli oleh tuan Sekhu untuk nona. " Ucap Shirkan lembut.

"Sebanyak ini, mau ditarok dimana? " Naima bingung harus di apakan pakaian sebanyak itu di dalam kamar yang bahkan hanya ada satu lemari itu pun milik Sekhu.

"Permisi nona.. " Shirkan dan beberapa pelayan masuk kedalam kamar nya dan membuka Wall in closet milik Sekhu yang Naima tidak ketahui.

Mulut nya menggaga lebar ternyata bukan ada wall in closet di dalam kamar itu dan semua pelayanan langsung menata rapi semua pakaian sepatu dan tas yang baru saja di beli oleh Sekhu.

"Apa dia sudah gila, ini pasti menghabiskan banyak uang. " Ucap Naima duduk menatap mereka yang sibuk.

"Pak Shirkan, aku boleh izin pergi keluar sebentar saja. " Ucap Naima menatap Shirkan yang masih sibuk mengarahkan semua pelayanan.

Shirkan menatap Naima yang memohon padanya kemudian menggeleng.

"Nona harus tetap di rumah, tidak boleh pergi tanpa izin tuan Sekhu. Jangan panggil saya dengan sebutan Pak nona, panggil saja saya shirkan. "

Naina memutar bola matanya dengan sebal, lantas apa yang akan dia lakukan di kamar ini apa dia harus seharian melihat mereka menatap semua barang barang baru itu.

"Cepat ini sudah jam 10.00 pagi, tuan akan kembali pukul 12.00 siang. " Ucap Shirkan.

"Untuk apa dia kembali, aku pikir orang seperti dia lebih suka menghasilkan waktu di kantor? " Celetuk Naima.

"Tuan akan makan siang dirumah nona, biasanya nyonya Kirana yang akan menemani nya karena beliau sedang berada di bali jadi nona Naima yang akan melayani tuan Sekhu. " Jelas Shirkan.

"Huaf.. aku bosan. " Naima beralih menatap balkon kamar nya.

"Pak Shirkan, bisakah aku mendapatkan ponsel ku kembali? "

"Ponsel nona ada di tuan Sekhu, jika ingin nona bisa meminta nya langsung. "

"Sekhu Sekhu Sekhu saja, tidak ada orang lain kah dirumah ini yang lebih berkuasa dari pada Sekhu? " Naima nampak frustasi.

"Tenang nona, semua akan jauh lebih baik jika nona tidak melawan tuan Sekhu dan nyonya Kirana. "

"Atau aku akan bunuh diri saja, mungkin penderitaan ku akan jauh lebih baik. " Ucap Naima membuat semua pelayanan menatapnya.

"Kenapa? "

"Jika nona bunuh diri, maka kami semua yang ada disini juga akan ikut bunuh diri bersama nona Naima. Jika tidak maka hidup kami jauh lebih menderita dari apa yang nona rasa kan, denger nona Naima jangan pernah membuat masalah dengan tuan Sekhu atau melawan nya. " Shirkan berbicara dengan serius.

"Anda belum mengenal siapa itu tuan Sekhu, jadi saya peringatkan pada nona untuk jauh lebih hati hati saat berhadapan dengan tuan. "

"Memang dia siapa, aku bahkan tidak kenal dengan nya. Dia sudah membuat ku kehilangan pria yang aku cintai dan sekarang dia ingin menghancurkan hidup ku. " Keluh Naima.

"Tuan hanya ingin seorang putra nona, karena nyonya tidak bisa memiliki keturunan itu kenapa sampai sekarang mereka belum diberi seorang anak. "

"Jadi dia mandul? "

"Tidak nonya subur, hanya saja entah apa yang membuat nya tidak ingin memiliki seorang anak dari tuan. "

"Kenapa tidak mengadopsi anak saja atau membayar wanita untuk melahirkan anak? "

"Tuan ingin seorang putra dari garis keturunan nya sendiri, kalau untuk wanita bayaran tuan tidak ingin anak nya memiliki darah kotor dari wanita wanita itu. "

"Kau begitu tahu tentang Sekhu, lalu apa lagi? "

"Tuan Sekhu sudah bermain dengan banyak wanita, termasuk beberapa pelayanan dirumah ini. " Shirkan menatap pelayanan yang sedang menata pakaian.

"Apa, dia bilang dia mencintai istri tapi dia suka bergonta-ganti wanita? "

"Sudah lah nona, sebaiknya sampai sini saja anda tahu tentang tuan selebihnya biar anda tahu sendiri. " Shirkan mulai kembali fokus dengan pakaian Naima.

Naima diam memperhatikan mereka yang menyibukkan diri bahwa tidak ada suara yang terdengar, mata Naima begitu ngantuk kemudian memilih untuk tidur di samping balkon kamar nya.

Setelah tiga jam akhirnya mereka selesai menatap semua pakaian tak lama pintu terbuka lebar menampakkan Sekhu yan baru saja pulang kerja, membuat mereka semua menunduk.

"Di mana Naima? " Ucap Sekhu dingin.

"Nona tertidur di sofa tuan, mungkin dia kelelahan. " Ucap Shirkan.

"Ku pringatan, jangan pernah ada lagi yang bisa masuk kedalam kamar ku apa kalian paham? "

"Paham tuan. "

"Pergi tinggalkan kamar ku. "

Mereka semua keluar dari kamar Sekhu yang nampak tidak senang saat begitu banyak orang masuk kedalam kamar pribadinya, yang kini mungkin sudah tidak pribadi karena sudah ada Naima.

Sekhu berjalan menatap Naima yan tidur dengan begitu pulas dan masih mengenakan baju kemeja putih nya, paha mulus Naima terekspos sempurna membuat Sekhu mendesah sebal.

"Bagaimana bisa dia tertidur dengan pakaian yang hampir terbuka itu, wanita bodoh. " Ucap Sekhu menggendong Naima pindah ke atas kasur.

Sekhu meletakkan Naima dengan pelan matanya tak berkedip saat sedikit kancing kemeja yang Naima kenakan terbuka dan nampak gundukan putih mulus yang begitu indah.

"Ah, aku tidak bisa menahannya.. " Ucap Sekhu.

Sekhu mencium bibir tipis Naima yang masih terlelap dengan nyaman tanpa terganggu dengan apa yang Sekhu lakukan, tangan pria itu melepaskan kancing baju Naima satu persatu dengan pelan.

"Indah.. " Gumam Sekhu menatap kedua bukit kembar Naima yang belum pernah tersentuh.

Sekhu mengecupnya dengan pelan kemudian meremas nya membuat Naima mengeliat geli saat lidah Sekhu menghisap dan bermain dengan dua bukit kembar nya.

Sekhu melepaskan kemejanya menatap Naima kembali yang kini hanya menekankan bra berwarna pink dan hotpants yan begitu pendek.

Sekhu naik ke atas tubuh Naima menatapnya dalam dengan mata sayu kembali mengecup bibir manis Naima dengan sedikit tidak sabar, sedangkan tangan nya meremas gemas gunung nya.

"Ah.... " ******* keluar dari mulut Naima membuat Sekhu menggila.

Mata coklat Naima terbuka sempurna dan langsung bertemu dengan mata hitam sayu milik Sekhu yan menatapnya penuh minat.

"Apa ya kau lakukan... " Pekik Naima terkejut.

"Berhenti berteriak dan layani aku dengan puas.. " Ucap Sekhu mengelamkan kepala nya pada gunung kembar Naima membuat gadis itu memberontak.

"Tidak... ku mohon, aku belum siap.. " Ucap Naima berusaha mendorong Sekhu menjauh dari tubuh nya.

Sekhu tidak peduli dengan pekikan dan juga cakaran yang Naima berikan nafsu sudah terlalu menguasai dirinya membuat nya tidak peduli dengan teriakan gadis itu.

Naima berteriak saat dengan kasar Sekhu memasuki diri nya yang masih virgin dengan begitu kasar, Naima berharap akan ada yang mendengar suara nya namun semua itu tidak ada berarti karena kamar itu kedap suara yan memang di buat khusus untuk Sekhu.

"Ah.. " Sekhu mendesah panjang saat kenikmatan berhasil dia dapat kan dengan begitu nikmat.

"Kau membuat ku merasakan nikmat yang luar biasa Naima, kau memang luar biasa. " Ucap Sekhu yang belum juga melepaskan milik nya dari Naima.

Naima hanya terisak saat mahkota yang dia jaga untuk laki-laki yang dia cintai kini sudah hilang dirampas begitu kasar, Naima memalingkan wajahnya dari tatapan Sekhu yang merasa puas.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!