Pada suatu malam, dimana semua orang sudah berada di kamar masing-masing untuk mengistirahatkan tubuhnya setelah seharian berada di tempat pesta. Aku di kagetkan oleh seorang lelaki dalam keadaan mabuk berada di depan kamar kakak ku, ku perintahkan beberapa orang untuk membawa orang tersebut ke dalam kamar. Agar tidak mengganggu kenyamanan yang lain. Tetapi hal di luar dugaan terjadi kepada ku. Saat hendak ke luar, tangan ku di tarik lalu jatuh ke atas tempat tidur.Dan dia langsung mengunci tubuhku sehingga tidak bisa bergerak, pengaruh alkohol sudah menguasai dirinya hingga tidak menghiraukan teriakan ku.
"Tolong jangan lakukan ini padaku, memang aku sangat mencintaimu tapi kamu tidak berhak merenggut nya dengan cara paksa seperti ini" ucap Dea, sambil berderai air mata. Dia berontak atas apa yang di lakukan oleh Firman terhadap dirinya.
"Sayang suaramu itu sangat ****,aku memang sangat mencintai kamu" ucap Firman dalam keadaan mabuk, dia terus memanggil Alea. Hal itu membuat Dea semakin sakit mendengar semua yang terucap dari bibir Firman.
Tubuh Dea sudah tidak tertutup sehelai benang pun, hanya kedua tangannya yang menutup bukit kembar nya. Hancur sudah perasaan nya pada malam ini, mahkota yang ia jaga selama hilang sudah.
Firman yang mendengar isak tangis dari Dea, malah semakin kuat ingin segera mendapatkan pelepasan. Hingga pada akhirnya dia menyatukan benda keras milik nya ke sebuah lubang sempit yang masih tertutup segel.
Dea berteriak mersa kesakitan tetapi Firman tidak menghiraukan nya. Firman terus bergerak maju mundur hingga mencapai puncak kenikmatan, dan dia ambruk setelah mendapatkan pelepasan.
Sakit, hancur, itu yang di rasakan Dea pada malam ini. Bagaimana jika dia mengandung dan apa yang harus di ucapkan kepada kedua orang tuanya. Pasti kejadian ini sangat melukai kedua orang tuanya. Apalagi saat sang Kakak tahu pasti dia tidak akan pernah memaafkan Firman, kejadian dulu yang pernah terjadi dengan Alea terulang kembali pada Dea. Dea bangun dari atas tempat tidur lalu, beringsut perlahan untuk segera turun, rasa perih di bagian inti masih sangat terasa. Dia tahan rasa sakit itu untuk segera membersihkan dirinya, dan segera berganti pakaian dan segera pindah ke kamar lain. Agar semua orang tidak ada yang mencurigai apa yang terjadi dengan dirinya.
Setelah sampai di kamar yang baru di pesan nya dengan semua rasa sakit yang di rasa. Dea duduk di bawah tempat tidur sambil memeluk lutut nya, air mata sudah tidak bisa di ajak kerjasama lagi dia menangis meratapi nasib nya. Akan hancur masa depan nya setelah ini, kesehatan sang Ibu juga yang terus terlintas di kepala Dea. Baru saja beberapa bulan lalu di nyatakan sebuah, apakah harus terulang kembali setelah tahu keadaan putri semata wayangnya mengalami hal ini.
Waktu bergulir begitu cepat,pagi pun telah tiba.Tetapi Dea sama sekali belum bisa memejamkan mata.Jangankan untuk tidur hanya merebahkan tubuh pun dia enggan.
Keesokan harinya.
Firman mengerjapkan matanya,merasa terganggu tidurnya di saat cahaya memasuki celah jendela.
Dia merenggangkan otot-otot nya, badan nya terasa sakit semua.Firman menyibak selimut yang menutup tubuhnya, betapa terkejut nya di saat melihat seluruh tubuhnya tidak tertutup sehelai benang pun.Melihat ke seluruh tempat tidur, dan terlihat dengan jelas bercak darah yang ada di atas sprei.Dia berusaha mengingat apa yang terjadi dengan dirinya tadi malam, semakin lama untuk berfikir tapi tidak sedikit pun dia mengingat nya.
"Sial,apa yang terjadi dengan ku tadi malam Terus ini darah dari mana?" Firman berbicara sendiri.
Firman turun dari atas tempat tidur lalu menuju kamar mandi untuk segera membersihkan tubuhnya, setelah beberapa saat Firman sudah keluar dan memunguti pakaian nya yang tergeletak di lantai.Dia akan bertanya pada pihak hotel dan memeriksa CCTV, siapa yang bersama dia tadi malam.Sungguh dia tidak bisa tenang jika belum tahu siapa perempuan itu yang bersamanya tadi malam.
Dengan langkah terburu-buru, Firman keluar dari kamar hotel yang di tempati nya. Dan bertanya pada resepsionis atas nama siapa kamar yang di tempati nya pada saat ini.
Mereka langsung memberi tahu bahwa kamar tersebut adalah di pesan atas nama Dea.
Deg,hati Firman langsung memanas. Dia langsung berfikir apa yang terjadi tadi malam itu bersama Dea atau bukan.Setelah itu Firman juga meminta pihak hotel untuk melihat CCTV, untuk membuktikan siapa perempuan yang bersama nya tadi malam.
Tidak perlu membutuhkan waktu lama bagi Firman,untuk mengetahui semuanya. Semua sudah terbongkar bahwa perempuan yang bersama nya tadi malam yaitu Dea.
Di sisi lain.
Dea masih belum bisa melupakan kejadian tadi malam, jangan kan untuk melakukan aktivitas lain. Untuk bertemu orang lain pun, Dea belum siap Apalagi dengan mata sembab sudah pasti banyak pertanyaan yang keluar dari bibir sang Mama. Dea lebih memilih untuk tetap tinggal di hotel untuk menenangkan dirinya, dan terus berdoa semoga setelah kejadian ini dia tidak hamil.
Di saat Dea masih memeluk lututnya dengan mata sebab, ponsel nya terus berdering. Dea meraih ponsel yang tergeletak di atas tempat tidur,lalu mengusap layar ponsel dan melihat siapa yang menghubungi nya. Dan ternyata itu adalah Firman, dengan sekejap Dea mematikan kembali ponsel nya lalu di non aktifkan agar semua orang tidak ada yang bisa menghubungi nya.
"Sial, kenapa dia mematikan sambungan telepon nya.Di mana dia sekarang?" ucap Firman dalam hati.
Dengan berjalan cepat Firman kembali ke kamar untuk mencari kembali keberadaan Dea, tetapi belum ada petunjuk apapun. Setelah cukup lama Firman duduk di atas sofa lalu berfikir,harus bertanya pada siapa untuk mencari keberadaan Dea.
Hingga pada akhirnya dia ingat pada satu nama yaitu Rangga. Langsung mengambil ponsel nya lalu segera menghubungi Rangga, setelah beberapa saat panggilan pun sudah di jawab.
Rangga langsung bertanya mengenai keberadaan Dea, Rangga langsung memberi tahu bahwa Dea masih berada di hotel tempat acara resepsi pernikahan Rangga dengan Alea.
Seharian sudah Firman mencari keberadaan Dea, tetapi belum ada hasil.Entah menggunakan nama siapa Dea Chek-In di hotel. Sebab hanya ada satu nama Dea yaitu kamar yang di tempati Firman.
Setelah merasa lelah seharian mencari keberadaan Dea, Firman memutuskan untuk pulang ke rumah nya dan mencari solusi apa yang akan dia tempuh selanjutnya. Dia takut jika Dea meminta pertanggung jawaban nya, dia tidak mencintai Dea. Bagi Firman cinta dia hanya untuk Alea.
Di loby hotel, Firman melihat seorang yang sedang berdiri di depan.Seperti orang yang sedang menunggu angkutan umum.
Firman berjalan dengan cepat untuk segera menuju perempuan yang sedang berdiri di depan hotel, tetapi saat Firman sudah berada di tempat perempuan tadi berdiri. Lalu menarik tangan perempuan tersebut, sambil memanggil nama Dea.
Kaget itulah yang dirasakan perempuan saat ditarik oleh Firman, sambil berkata " siapa kamu ?beraninya menarik tangan saya "kata perempuan itu sambil menatap tajam wajah Firman, setelah berbicara seperti itu langsung memasuki taksi yang sudah dipesannya.
"ah sialan, kenapa bisa salah orang lagi ini semua gara-gara kamu yang sudah menyusahkan hidupku "ucapan Firman dalam hati. Dia merasa kesal gara-gara tidak bisa menemukan keberadaan Dea.Apakah dia harus pergi ke rumah Bu Riana atau tidak menanya keberadaan Dea.
Firman melihat ke sekeliling, lalu dia berjalan kembali untuk masuk ke dalam hotel dan meyakinkan dirinya bahwa dia harus pulang ke rumah terlebih dahulu. Lalu akan memikirkan langkah selanjutnya, untuk mencari keberadaan Dea.Sebelum perempuan itu berbicara kepada siapapun, dia harus bertemu. Firman takut karirnya akan hancur gara-gara dia berbicara kepada semua orang bahwa mereka telah melakukan hal konyol seperti tadi malam.Yang ada di pikiran Firman bukanlah tentang kesehatan atau khawatir soal keadaan Dea. Tetapi dia lebih memikirkan karirnya di masa yang akan datang. Jika semua orang tahu dia telah menghancurkan masa depan seorang perempuan.
Waktu bergulir begitu cepat, Firman sudah berada di rumahnya. Dia berusaha untuk menenangkan diri dan tidak terfokus kepada Alea, Firman menyusun rencana untuk selanjutnya.
Firman pun ada ide, dia membeli kartu perdana agar bisa menghubungi Dea. Firman berpikir dia tidak bisa menghubungi Dea karena nomornya diblokir oleh Dea, dia pun memerintahkan pembantu rumah tangga yang ada di rumahnya untuk membeli kartu perdana.
Kartu perdana sudah ada di tangannya, dia memasangkan kepada ponsel miliknya lalu segera menghubungi Dea, tetapi usahanya sia-sia nomor yang dituju sama sekali belum bisa dihubungi. Bukan karena diblokir atau apa, melainkan ponsel Dea berada di luar jangkauan.
Firman semakin stress dengan keadaan yang ada, berbanding terbalik dengan Dea perempuan itu sudah sedikit tenang dia sudah memikirkan langkah apa yang akan dia ambil selanjutnya jika memang dia mengandung. Dia akan melihat beberapa minggu ke depan, ada tanda-tanda kehamilan terhadap dirinya atau tidak jika memang tanda-tanda itu ada. Maka dia harus menyiapkan rencana kedua yaitu pergi dari negara ini dengan alasan melanjutkan kuliahnya di Negara lain.
Dea sudah berencana bahwa akan pulang di sore hari, sebab dia tidak ingin sang Mama mengkhawatirkan dirinya. Meskipun berada di hotel tempatnya nyaman, sang ibu selalu bertanya dan mengkhawatirkan keadaan Putri semata wayangnya.
Waktu bergulir begitu cepat hari sudah semakin sore, sang surya sudah mulai tenggelam bahkan sebentar lagi cahaya senja akan tergantikan oleh cahaya bulan. Tetapi,
malam ini langit begitu gelap gulita, seakan tidak ada tanda-tanda bahwa bulan dan bintang akan hadir. Seolah alam pun ikut merasakan kesedihan Dea.
Dea pulang dengan menggunakan kendaraan pribadi miliknya, kali ini dia dijemput oleh sang sopir yang sudah diutus oleh mamanya. Dia juga tidak ingin mengendarai mobil yang dia bawa ke tempat ini, sebab dalam keadaan kacau seperti ini dia masih memikirkan keselamatannya. jika dia harus mengemudi kemungkinan terburuk bisa terjadi kepada dirinya, dia lebih memilih menelpon sang Mama minta untuk dikirim sopir menjemput dirinya. Tidak butuh waktu lama sang sopir sudah berada di lobby hotel, dan Dea pun masuk ke dalam kendaraan tersebut untuk segera menuju rumah ternyaman baginya.
selama di perjalanan Dea hanya diam, tidak berkata sedikitpun yang biasanya dia selalu berbicara panjang lebar ketika berada di dalam kendaraan. Selalu mengajak sopir yang mengantar dirinya itu untuk mengobrol, sebab dia bukan tipe orang pendiam.
Pak sopir yang heran dengan keadaan dia pada saat ini, yang tidak biasa bertingkah seperti ini langsung bertanya "apakah non Dea baik-baik saja?" tanya Kasim sang sopir pribadi keluarga Dea.
Dea yang bengong tidak menjawab pertanyaan dari Pak Sopir.
"Non apakah baik-baik saja?" tanya Pak sopir lagi untuk yang kedua kalinya.
"eh iya maaf Pak, aku baik-baik saja hanya saja sedikit tidak enak badan, mungkin tadi malam kurang tidur " jawab Dea berdusta, padahal dia itu tidak sedang baik-baik saja bahkan sedang merasakan luka terberat di dalam hatinya.
"Syukurlah kalau Non Dea baik-baik saja, jika butuh sesuatu tolong bilang sama saya"
"baik Pak, terima kasih banyak " jawab Dea sambil tersenyum tipis, senyuman yang menutupi seribu luka yang ada di hatinya.
Setelah cukup lama di perjalanan, akhirnya mereka sudah sampai di rumah yang di tuju.
Dea langsung turun dari dalam kendaraannya, dan bergegas untuk segera masuk ke dalam rumah, setiba di dalam rumah dia disambut kedatangannya oleh sang mama tercinta. Tetapi sang Mama melihat dari ujung kepala hingga ujung kaki, dia sangat aneh melihat keadaan anaknya seperti orang yang sedang sakit. Wajahnya pucat dan mata sembab"sayang, apa kamu sedang sakit? " tanya sama Mama terhadap Dea, di saat ibu dan anak itu sedang bicara tiba-tiba Alea pun menghampiri kedua perempuan tersebut.
"iya bener Ma, apa kamu baik-baik saja? " tanya Alea lagi terhadap Dea, sekarang Alea sudah menjadi kakak ipar nya Dea.
melihat wajah Alea, seketika Dea langsung teringat kejadian tadi malam bersama Firman yang selalu mengucapkan kata cinta untuk Alea.
Mata Dea sudah mulai memanas saat menatap lekat wajah Alea, karena cinta Firman yang tidak sampai untuk Alea dirinya lah yang menjadi korban. Tetapi Dea berusaha keras menepis ke bahwa ini bukanlah salah Alea, semua yang terjadi terhadap dirinya pada malam itu adalah murni kesalahan dari Firman.
Dea berusaha dengan keras untuk tidak menyalahkan siapapun apa yang terjadi di dalam hidupnya, mungkin ini semua sudah takdir dari yang kuasa bahwa yang terjadi pada diri manusia itu tidak lepas dari kehendak sang kuasa.
"tidak apa-apa mungkin ini hanya kurang tidur, sebab tadi malam merasa nggak nyaman jadi susah tidur. " dusta Dea terhadap sang mama dan juga kakak iparnya yang masih berdiri di hadapannya.
"ya sudah jika memang kamu butuh istirahat, pergilah ke kamarmu mandi dan istirahatlah terlihat sekali kamu itu lelah !" perintah sang Mama terhadap Putri kesayangannya.
"iya, Mama ,terima kasih banyak. Aku permisi ke kamar dulu ya " ucap Alea sambil menatap ke arah sang mama dan juga Alea yang masih berdiri di hadapannya, setelah berkata seperti itu.Dia melangkahkan kakinya dengan perlahan untuk segera menuju kamar peristirahatan miliknya.
Di saat Dea baru beberapa langkah untuk menuju kamar, tiba-tiba pintu rumah diketuk dari arah luar. Lalu Alea membuka pintu tersebut dan betapa terkejutnya siapa yang datang ke rumah ini, tetapi bukan mencari keberadaan Rangga ataupun area tetapi mencari keberadaan Dea.
Seketika Alea kaget melihat orang yang berdiri di hadapannya, tetapi orang tersebut terlihat sangat kacau dan berantakan. Dalam hati Alea bertanya mengapa Firman berpenampilan seperti ini, padahal sebelumnya laki-laki ini selalu mengutamakan penampilan dan tidak pernah berantakan seperti ini. Ada apakah dengan Dea dan juga Firman, Alea menerawang jauh ke belakang tentang adik iparnya dan juga Firman yang sekarang berdiri di hadapannya dengan wajah yang sangat kusut.
"Maaf mencari siapa? silakan masuk dulu"ucap Alea terhadap dokter Firman yang berdiri di hadapannya.
Firman sudah tidak asing lagi datang ke rumah ini, sebab berteman baik dengan Rangga dan juga dokter pribadi yang mengurus Alea pada saat mengalami gangguan kejiwaan. Meskipun datang ke rumah ini, tidak akan ada orang yang mencurigai.Bawah Firman sedang mencari tahu sesuatu tentang Dea yang hilang kontak dari dirinya, dia harus memastikan Dea ada di rumah atau tidak. Dan dia juga harus menegaskan terhadap dia bahwa tidak akan ada tuntutan di kemudian hari dengan apa yang telah terjadi antara dirinya dan juga Dea.
Alea mempersilahkan dokter Firman untuk duduk di ruang tamu.
"Apakah Dea ada di rumah? bolehkah saya bertemu dengannya sebentar saja "kata Firman dengan nada bicara penuh permohonan.
"Dea baru saja pulang, tetapi sepertinya dia sedang tidak enak badan jadi saya tidak berani untuk mengganggunya. Lebih baik pulang saja terlebih dahulu, kalau memang ini sangat penting kan bisa lewat sambungan telepon atau chat pribadi kepadanya "kata Alea dengan nada bicara yang sangat lembut, hal inilah yang membuat Firman mencintai perempuan ini.
"Nggak lama ko,hanya sebentar saja"kata Firman dia berusaha meyakinkan bahwa dia tidak akan mengganggu istirahatnya Dea, hanya saja dia butuh bicara hal penting terhadap Dea.
"Baiklah tunggu sebentar saya akan memanggil Dea terlebih dahulu, tetapi jika dia tidak mau bertemu tolong mengertilah kembali lagi besok "kata Alea.
Alea berjalan perlahan untuk segera menuju kamar Dea, setelah berada di hadap depan pintu kamar Dea langsung mengetuknya. Selang beberapa saat pintu kamar sudah terbuka. Alea memberitahu Dea bahwa di depan ada dokter Firman sedang menunggu dirinya, tetapi Dea langsung berbicara terhadap kakak iparnya bahwa dirinya tidak mau bertemu dengan siapapun pada saat ini. Dia hanya ingin beristirahat sebab merasa tidak enak badan, itu alasan yang diberikan dia terhadap Alea agar tidak mencurigai dirinya. Dan Alea juga bukan orang yang bodoh yang bisa dibohongi begitu saja, dia terus berpikir di dalam hatinya ada apakah antara dokter Firman dan juga Dea.Tidak biasanya mereka berlaku seperti ini,padahal sebelumnya Dea selalu bersemangat menyambut kedatangan dokter Firman jika datang ke rumah ini, mengapa kali ini dia menolak mentah-mentah kedatangan dokter Firman ada apakah di antara keduanya itulah yang ada di pikirannya Alea.
Alea menghargai keputusan Dea, dia pergi meninggalkan Dea setelah mengatakan bahwa ditunggu oleh dokter Firman.
Setelah beberapa saat Alea sudah berada di ruang tamu, dan memberitahu dokter Firman bahwa dia tidak bisa menemuinya pada saat ini.
Dengan berat hati dan membawa kekecewaan dokter Firman pun berpamitan untuk pulang, sebab orang yang ditemuinya tidak mau bertemu.
Firman pun sudah berada di halaman rumah dia akan segera pulang ke rumahnya, tetapi pas di depan rumah dia bertemu dengan Rangga yang baru saja tiba di rumah ini.
"Eh kamu di sini juga? apakah ada yang sakit?"tanya Rangga terhadap Firman, perasaan Rangga tidak mempunyai janji terhadap dokter Firman jadi dia heran mengapa ada di rumah Rangga langsung teringat pada kesehatan sang Mama, apakah mamanya kambuh lagi sehingga harus memanggil dokter Firman ke rumah ini.
"Nggak ada, hanya saja aku mau bertemu dengan Dea, tetapi dia sudah tidur jadi tidak bisa bertemu deh "dusta Firman terhadap Rangga.
"Oh seperti itu, kenapa buru-buru yuk kita masuk sudah lama loh kita nggak ngopi bareng "ajak Rangga terhadap Firman.
"Terima kasih banyak, lain kali saja kita ngopi barengnya ini sudah malam semua orang juga butuh istirahat mungkin kamu juga capek setelah seharian bekerja "kata Firman sambil tersenyum tipis ke arah Rangga dalam hatinya dia tidak rela jika sahabatnya itu menikah dengan Alea.Tetapi Alea lebih memilih menikah dengan Rangga ketimbang memperjuangkan cinta mereka.
Setelah berbincang-bincang beberapa saat, akhirnya Firman pun pergi meninggalkan kediaman Rangga.Dia melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi, sebab hatinya sedang kacau dan berantakan. Dia tidak bisa menguasai dirinya sehingga bertingkah seperti anak kecil.
Keesokan harinya.
Dea masih merasakan sakit di bagian intinya, akibat dari perbuatan Firman, badannya masih terasa pegal-pegal.Dia enggan untuk bangkit dari atas tempat tidur, sehingga sang Mama lalu menghampirinya di saat anaknya belum juga keluar dari kamar.
Bu Riana duduk di sisi tempat tidur, lalu menyibak selimut yang masih menutupi tubuh Dea. Lalu dia berkata "apa perlu Mama panggil dokter?" tanya sama terhadap Dea.
"nggak perlu mah aku hanya butuh istirahat sebentar, nanti siang juga baikan kok. aku masih ngantuk"jawab Dea tanpa membuka matanya.
"Apa kamu nggak sarapan dulu, nanti tidurnya dilanjut jika sudah sarapan" kata sama Mas sambil mengelus punggung Dea.
"nanti saja siangan aku masih ngantuk !"kata Dea dengan suara khas orang bangun tidur secara terpaksa.
"Yakin kamu baik-baik saja? "sang Mama sangat khawatir dengan keadaan putrinya.
"iya aku nggak apa-apa hanya mengantuk saja"
"ya sudah kalau begitu Mama keluar ya, tapi jika memang kamu butuh sesuatu panggil mama atau pelayan "kata sang Mama sambil bangkit dari duduknya lalu berjalan perlahan untuk segera menuju pintu keluar, dan menutup pintu dengan perlahan.
Setelah sang Mama keluar, Dea menyibak selimutnya lalu duduk dan menatap pintu yang sudah tertutup itu.
"andai saja Mama tahu apa yang terjadi padaku saat ini, mungkin Mama akan merasakan sakit seperti apa yang aku rasakan pada saat ini.Aku tidak tega jika harus memberitahu Mama apa yang terjadi denganku pada saat ini, lebih baik aku menyimpannya sendiri daripada melihat Mama merasakan sakit yang sama denganku" kata Alea dalam batinnya
Dea pun turun dari atas tempat tidur dengan perlahan dia menuju kamar mandi untuk segera membersihkan tubuhnya.Hari ini Dea akan menemui Firman mereka akan berbicara dari hati ke hati.
Setelah cukup lama Dea dengan ritualnya di kamar mandi, lalu berganti pakaian dan merapikan dirinya untuk segera pergi ke tempat di mana dia akan bertemu dengan Firman.
Dea juga merasa terganggu dengan kehadiran Firman yang selalu mencari-cari dirinya, dan bertanya kepada semua teman-teman Dea. Mungkin dengan cara seperti ini akan menghentikan Firman mencari keberadaan dirinya dan mengganggunya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!