Angin semakin kencang bertiup disusul petir yang menggelegar, dan hujan pun semakin deras turun ke bumi.
Leticia sudah satu jam berdiri dihalaman Mansion menerima hukuman yang diberikan Damian.
Gara-gara Leticia tidak sengaja menyenggol minuman kekasih Damian, dan membasahi rok wanita cantik itu.
Hari sudah mulai menjelang malam, hujan semakin deras turun. Dan Damian belum juga menyuruhnya untuk masuk.
Angin yang kencang membuat Leticia mulai menggigil kedinginan. Tubuh mungilnya gemetar menahan dingin, dan bibirnya sudah memucat.
Sabar Leti, bisik hatinya menghibur dirinya, kau harus kuat jangan cengeng, dia tidak memukulmu jadi tidak masalah kalau dihukum seperti ini.
Leticia sudah biasa menghadapi berbagai macam hukuman, sewaktu di rumah orang tua angkatnya dia sering mendapat hukuman.
Pernah dia dikurung di gudang belakang rumah selama tiga hari, dan dia masih baik-baik saja.
Jadi tidak masalah hukuman dibawah guyuran hujan, tidak begitu berat hukuman nya.
Dua jam sudah berlalu, Leticia masih tetap berdiri di halaman Mansion. Hingga hujan pun mulai berhenti.
Terdengar suara tawa wanita disertai tawa lelaki keluar dari pintu Mansion yang terbuka.
Tampak Damian dan kekasihnya keluar Mansion, sepertinya akan pergi keluar.
Tawa mereka berhenti begitu melihat Leticia masih berdiri dihalaman dengan tubuh yang basah kuyup.
Damian memandang Leticia yang berdiri sambil menundukkan kepalanya, tubuh mungil itu terlihat sangat ringkih sepertinya gemetar karena kedinginan.
"Ayo sayang!" ucap Kekasih Damian manja sambil merangkul tangan Damian mesra.
"Ayo!" kata Damian menyambut ajakan Kekasihnya tersebut dengan memeluk pinggangnya.
Mereka melewati Leticia yang tidak bergeming ditempatnya berdiri.
Damian membuka pintu mobil untuk Kekasihnya, dan kemudian menutup pintunya dengan sedikit keras.
Lalu Damian berputar menuju pintu kemudi, dan kemudian membawa mobil tersebut meninggalkan Mansion nya.
Leticia tetap berdiri ditempatnya, dia menghela nafas berat.
Damian tidak menyuruhnya untuk masuk kedalam rumah.
Dia merasa lehernya pegal karena menunduk terus, Leticia kemudian menengadahkan kepalanya memandang langit.
Hujan sudah berhenti, hanya rintik gerimis saja yang turun.
"Non Leticia, ayo masuk! sudah malam!" sahut Bibi Lina datang tergesa-gesa menghampiri Letisia dihalaman.
"Tuan Damian belum memperbolehkan aku masuk Bi!" ujar Letisia bergetar, karena sudah kedinginan suaranya jadi bergetar.
"Tuan baru saja menelepon, mengatakan Non Leticia sudah boleh masuk ke rumah" kata Bibi Lina.
Bibi Lina memapah tubuh Leticia yang kedinginan, membawanya lewat pintu samping.
Leticia tidak tinggal didalam ruang utama Mansion, dia ditempatkan Damian di Paviliun kecil dibelakang Mansion.
Dan Damian menugaskan Leticia untuk mengurus kebun belakang dan juga taman belakang dan depan Mansion.
Dan sesekali memanggilnya bila ada perlu untuk dikerjakan didalam Mansion. Seperti contohnya menyajikan minuman buat tamu Damian.
Bibi Lina ternyata telah menyediakan air hangat untuk mandi Leticia.
Bibi Lina membantu Leticia melepaskan pakaian nya yang basah kuyup.
Bibi Lina merasa Damian sangat kejam pada istrinya sendiri, kalau dia tidak ingin menikahi Leticia seharusnya dari awal Damian jangan menikahi Leticia.
"Terimakasih Bi.." sahut Leticia pelan.
"Bibi telah menyiapkan makanan untuk Nona Leti, pergilah mandi, aku akan bawa kemari makan malam Nona" kata Bibi Lina.
Leticia menganggukkan kepalanya, lalu masuk ke kamar mandi.
Bibi Lina telah menaruh air hangat kedalam ember bathtub, Leticia pelan-pelan memasukkan kakinya kedalam ember.
Lalu Leticia memasukkan tubuhnya yang polos ke dalam ember bathtub, tubuhnya yang dingin menjadi hangat setelah membenamkan setengah tubuhnya.
Leticia kemudian menggosok tubuhnya dengan sabun, dia tidak mau berlama-lama berendam.
Haloo para reader....
Salam kenal dariku... ☺
Ini novel ketiga ku....
Mohon dukungannya, terimakasih... 🤗🤗
Bersambung.....
Leticia memakan makan malamnya dengan lauk apa adanya yang telah dipanaskan Bibi Lina.
Karena sangat lapar, makanan itu secepat kilat habis di santap Leticia.
Setelah Bibi Lina membawa piring kosong Leticia, kemudian Leticia pun pergi tidur.
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Leticia sudah merasa sangat mengantuk.
Perut sudah kenyang, tubuh sudah segar setelah mandi. Dan sekarang waktunya untuk tidur.
Leticia masih bersyukur walau dia ditempatkan di paviliun belakang, karena ini tempat yang sangat layak baginya daripada gudang.
Paviliun ini di lengkapi dengan kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu dan dapur.
Jadi Leticia seperti tinggal di rumah sendiri. Dia tidak peduli dengan statusnya sebagai istri Damian.
Pernikahan ini bukan keinginan nya dan juga tidak keinginan Damian, jadi sebenarnya mereka sangat dirugikan dalam pernikahan ini.
Mereka tidak saling mencintai, orang asing yang tiba-tiba menikah karena masalah uang.
Hutang orang tua angkat Leticia yang sangat besar terpaksa Leticia yang menanggungnya.
Orang tua angkatnya mengatakan ini bentuk balas budi Leticia, karena Leticia telah mereka rawat sedari kecil.
Leticia sangat senang saat Damian menempatkannya di paviliun belakang Mansion, jadi Damian tidak ada upaya untuk menyentuhnya.
Leticia yakin suatu saat dia pasti akan bercerai dengan Damian, jadi dia tidak peduli sebanyak apa pun Damian menyiksanya, asal jangan menyentuhnya.
Dia ingin dirinya tetap perawan sampai menemukan lelaki yang mau menerima dirinya apa adanya, yang akan mencintai dan menyayangi nya setulus hati.
Dan dia pun hanya ingin disentuh lelaki yang dicintainya.
Setelah mengunci pintu Paviliun, dan mematikan lampu leticia meletakkan kepalanya di bantal, dan dalam hitungan tiga menit, Leticia pun tertidur.
Setengah jam tertidur, Leticia tampak mulai mengigau seperti biasa, mungkin karena sering ditindas dan dianiaya Leticia jadi sering mengigau.
"Jangan! bukan aku, tidak! jangan! maaf...aku tidak sengaja..!"
Gumaman seperti itu sering keluar dari mulutnya tanpa sadar di sela-sela mimpinya.
Dan kemudian tubuhnya bergerak gelisah, dan tangannya menggapai udara.
"Jangan! maafkan aku...tidakkk!!" suaranya menjerit tanpa sadar, dan air matanya keluar.
Leticia tersadar dari tidurnya, dia membuka matanya, dan lalu kemudian menegakkan tubuhnya duduk ditempat tidur.
Tubuhnya berkeringat, air matanya terus mengalir.
Leticia mengelap air matanya, karena tersadar dari tidurnya Leticia tidak mengantuk lagi.
Dia turun dari tempat tidur untuk mengambil air minum. Meneguk segelas air putih.
Setelah minum Leticia kembali untuk lanjut tidur. Dia masuk kedalam selimut, dan kembali menutup matanya.
Tiba-tiba dia mendengar suara benda-benda dibanting dan suara makian seorang pria.
Leticia menegakkan tubuhnya duduk ditempat tidur. Dia menajamkan pendengaran nya, mendengarkan suara itu asalnya dari mana datangnya.
Kembali terdengar suara bantingan yang cukup keras, dan disusul makian suara seorang pria.
Setelah Leticia mendengar suara tersebut, dia memperkirakan suara itu berasal dari belakang Mansion.
Dan Leticia menduga kalau itu pasti Damian yang sedang marah.
Pasti bertengkar dengan kekasih nya, jadi dia melampiaskan amarahnya di rumah.
Leticia kembali merebahkan tubuhnya, dia merasa itu bukan urusannya. Damian bukan siapa-siapa nya, dan Leticia tidak peduli kalau Damian mempunyai seratus kekasih.
Yang terpenting asal kan jangan dia disentuh, dia tidak ingin disentuh oleh tangan lelaki murahan tersebut. Sangat menjijikkan.
Leticia kembali merebahkan tubuhnya, menutup badannya dengan selimut.
Lalu memejamkan matanya.
Bersambung.....
Leticia seperti biasa bangun jam setengah enam pagi, setelah bersih-bersih dia sarapan apa adanya.
Segelas teh panas dan roti isi buatannya sendiri.
Menikmati sarapan pagi dengan udara yang sejuk, dia merasa hidupnya sangat damai walau sebenarnya tidak sama sekali.
Tapi momen seperti ini adalah waktu yang sangat membahagiakannya, dia merasa tenang.
Kadang dia melamun seandainya dia menemukan kebahagiaannya, dia tidak ingin hidup di kota.
Dia ingin hidup di desa dengan berkebun dan menikmati alam desa yang asri.
Rasanya pasti menyenangkan dengan suami yang mencintainya dan menyayanginya dengan setulus hati, Leticia tersenyum membayangkan angan-angannya tersebut.
Semoga Damian cepat menceraikannya, agar dia bebas dan hidup sendiri kedepannya.
Orang tua angkatnya telah menghapus namanya dalam daftar kartu keluarga mereka.
Dan Leticia sudah mereka anggap menjadi orang asing setelah Damian menikahi dirinya.
Jadi yang ada dipikiran Leticia akan mencari pekerjaan setelah pisah dari Damian.
Semoga Damian menemukan calon istri yang tepat dan menceraikannya.
Leticia sangat menantikan hari itu datang.
Leticia telah menghabiskan sarapan nya, dia kemudian membereskan mejanya.
Seperti biasa dia akan membantu Bibi Lina di dapur Mansion, setelah itu baru dia akan mengurus taman.
Leticia melihat tembok pembatas bunga dan vas bunga yang terbuat dari batu hancur berserakan dihalaman belakang Mansion.
Mungkin ini yang tadi malam didengarnya dihancurkan oleh pemilik Mansion si Damian arogan.
Leticia menghela nafas panjang, akan banyak pekerjaan hari ini yang akan dikerjakannya.
Dia masuk ke ruang dapur, melihat Bibi Lina menyaring air panas.
"Nona Leticia...sudah sarapan?" tanya Bibi Lina melihat Leticia masuk ke dapur.
"Sudah Bi" jawab Leticia tersenyum.
"Tadi malam Tuan Damian mengamuk, dia pulang dengan keadaan mabuk...tembok pembatas dan vas bunga dia pukul dengan stik bisbol" kata Bibi Lina sambil memotong daging ayam.
"Aku sudah lihat" kata Leticia.
"Hari ini Nona akan sibuk untuk membersihkan nya"
"Tidak apa-apa Bi, sudah tugasku!"
Ting! tong!
Suara bel pintu terdengar berbunyi.
"Biar aku yang buka!" sahut Janet yang tiba-tiba masuk dari pintu halaman belakang Mansion, sepertinya dia baru memetik sayuran dari kebun.
Meletakkan bawaannya di atas meja dapur, lalu pergi menuju ruang tengah Mansion.
"Baru jam tujuh pagi sudah ada yang bertamu" kata Bibi Lina heran.
Leticia tersenyum mendengar perkataan Bibi Lina.
Tidak berapa lama Janet kembali lagi.
"Kekasih Tuan Damian yang datang!" sahutnya masuk ke dapur.
"Kekasih yang mana...apakah yang tadi malam?" tanya Bibi Lina.
"Tidak! ini yang lain lagi!" jawab Janet seraya mengambil kembali sayuran yang tadi diletakkannya diatas meja.
"Silih berganti perempuan datang ke Mansion ini, satu pun tidak ada yang menyenangkan!" kata Bibi Lina.
Leticia hanya diam saja menanggapi perkataan Bibi Lina, dia tidak mau ikut campur.
Dia juga hanya seorang pembantu di Mansion ini.
Tiba-tiba terdengar suara Damian berteriak dari lantai atas, dan kemudian suara bantingan barang terdengar di hempas ke lantai.
Dan di susul kemudian bantingan pintu kamar yang cukup keras, sampai-sampai seakan Mansion mau runtuh akibat bantingan pintu tersebut.
Leticia, Bibi Lina dan Janet terkejut mendengar suara tersebut. Mereka terdiam ditempat masing-masing, mematung beberapa detik karena terkejut.
Ada apa lagi sih! pikir Leticia.
Bibi Lina dan Janet mengelus dada mereka. Kejadian ini memang sudah biasa mereka hadapi dan dengar, tapi tetap saja bikin jantungan.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!