NovelToon NovelToon

My Trapped Life

Prolog

🆕Hai readers!

Sebelum memasuki alur kita akan mengenal beberapa karakter yang akan muncul dalam bab-bab cerita.

⚠️Mohon perhatian dan kebijakan para pembaca!🙏

Karna cerita ini akan memiliki genre riddle, mystery dan beberapa adegan creepy.

Jika biasanya riddle di gabungkan dengan action.⁉️

Author mencoba menggabungkan dengan thiller.

Sedikit penjelasan awal semoga kalian menikmati alurnya...

Enjoy.

For reading my story.

💜

💜

💜

Daniel Yoan.

Seseorang yang terlihat sempurna tidak menjamin sebuah kebahagian, ada rasa sakit di setiap perjalanan terutama hati rapuh lah yang menjadi sebuah kelemahanku untuk tetap berpijak di bumi.

Aku mempunyai perasaan sensitif sejak kecil hal itulah yang menyusahkan kedua orang tuaku.

Di benakku selalu terpikir akan sebuah pertanyaan yang menghantui mimpi alam bawah sadar hingga semuanya dapat merusak segalanya jika bibir ini berucap 'aku menyerah'

Mampukah aku terus bertahan dan melindungi orang yang ku sayangi?

...

Justin Angelo.

Aku tidak pernah keluar dari zona nyamanku, pikiranku selalu tertuju pada perasaan waspada dan jika aku keluar selangkah maka aku berada dalam bahaya.

Aku hanya ingin aman tapi seseorang mengatakan aku akan terus ketinggalan sesuatu yang ingin aku capai.

Jadi aku harus apa?

Bisakah kalian membantuku?

Ini adalah permohonan ku.

...

William Gerlado.

Pandangan seseorang terhadapku selalu salah, tapi taukah mereka bahwa apa yang kudapatkan adalah hasil dari jerih payah dan kerja kerasku.

Meski aku memberitahu tentang kebenaran mereka semua tidak akan percaya.

Kecuali teman-temanku.

Ya mereka yang selama ini mendukungku dan aku sangat berterima kasih akan hal itu.

Harapanku adalah hal yang paling mustahil mungkin orang percaya, aku benar-benar serius akan membuktikan bahwa ketulusan persahabatan itu nyata ada.

...

Kai Nelson.

Sebagai anak bungsu orang bilang pasti menyenangkan, akan tetapi ada sebuah perasaan mengganjal yaitu tentang bagaimana sikap bungsu pada keluarga.

Aku selalu memimpikan seorang kakak yang menemani ku bermain dan mendengar keluh kesah ku, aku sangat tidak mempercayai seorang teman karna aku pernah bertemu dan di manfaatkan teman munafik.

Tapi cara sudut pandang ku berubah saat melihatmu.

Daniel adalah seorang teman dan kakak yang baik.

...

Bram Veron.

Rasa kesepian ini membunuhku di kala aku memiliki keluarga tapi tak ada satupun seseorang yang menganggap kehadiranmu.

Akan tetapi secercah cahaya yang kutemukan telah menghilang secara perlahan....

Aku ingin berhenti untuk tersenyum akan tetapi kenapa di waktu cahaya lain pergi muncul cahaya lagi yang ingin memerangi kehidupan pemuda biasa sepertiku?

Kalau kau tidak ada Hyung?mungkin aku akan terus tersesat berada dalam kegelapan tanpa bisa menemukan jalan keluar?

...

(Ilustrasi film.)

Di sini di ceritakan beberapa kisah dari beberapa remaja SMA.

Walau kepribadian mereka berbeda tapi mereka berlima saling melengkapi satu sama lain.

Lalu bagaimana kisah mereka?

Awal tahun adalah hari dimana biasa mahasiswa baru di mulai.

Termasuk mahasiswa berprestasi bernama Daniel Yoan.

Daniel merupakan siswa yang sangat humble dan friendly.

Dia menjadi siswa tahun terakhir di Internasional High school Galaksi.

Sekolah itu merupakan sekolah yang cukup bergensi di mana para pelajar luar negri bisa bergabung dengan pelajar lokal atau setempat.

Memiliki fasilitas yang lengkap dan biaya pendaftaran mahal tak menghalangi mahasiswa ber IQ tinggi untuk masuk melalui jalur beasiswa, di sana para mahasiswa beasiswa sangat di hormati yang memiliki kelas khusus artinya untuk menunjukkan atau mengembangkan bakat prestasi mereka.

Satu hal yang menarik adalah asrama, ya sekolah itu ternyata memiliki beberapa gedung asrama khusus, sayangnya asrama itu hanya di khususkan oleh pria saja dan sama sekolah tak ada wanita. Maka tak heran sistem sekolah sangat ketat untuk keluar dari asrama.

Daniel berumur 19 tahun dia memiliki roommate bernama Justin Angelo mahasiswa tahun kedua berumur 17 tahun.

Jika di lihat mereka seperti senior dan junior namun kedekatan keduanya sebagai teman roommate menjadi famous sahabat di kalangan mahasiswa karna visual mereka berdua.

Daniel memiliki garis rahang tegas, alis tebal, bibir tebal berwarna merah, hidung mancung, dan iris mata berwarna grey karna dia memakai softlens, dengan tatapan tajam karna kelopaknya menyerupai rubah, wajah kecil dan rambut berwarna biru laut yang sangat cocok dengan style dan gayanya.

Ketika pemuda itu menunjukkan ekpresi datar maka ia akan membuat orang lain mungkin takut namun berbeda dengan kepribadiannya yang sangat lembut terhadap orang lain.

Justin mengatakan Daniel itu tipe boyfriend yang sangat manis, wajah tampan yang terlihat cantik itu dan tatapan tulus saat menatap orang yang ia paling sayang atau terdekatnya membuat orang itu akan merasa paling di cintai dan di jaga olehnya.

Daniel juga pernah mengatakan ibunya sering memanggilnya dengan julukan spesial yang menjadi kesayangan keluarganya karna Daniel merupakan anak tunggal yang terlahir semata wayang.

Justin pernah mendengar Daniel berkata.

"Ibuku sering memanggil aku 'Healing' kau tau kan arti kata itu Justin? Sebenarnya itu adalah nama nickname ku tapi saat chatting atau bertemu ibu pasti dia akan memanggilku 'Prince Healing atau anakku' "ucap pemuda yang lebih tua darinya itu menceritakan interaksi dekat dirinya dan ibunya.

"Ah Hyung itu panggilan spesial."tanggap Justin menjawabnya.

Dan lagi satu hal yang membuat Justin sedikit merasa iri dengan seorang Daniel adalah...

"Aku pernah tinggal di California saat aku berumur 9 tahun maka tak heran kalau aksen British ku jauh lebih baik darimu kan hehe..."

Ah itu benar, Justin itu sering typo dalam BHS Inggris bahkan BHS koreanya sendiri tak heran kalau Seniornya itu akan membalas ledakannya dengan hal itu dan pasti berhasil membuat Justin kesal.

Tapi bagaimana pun, orang bilang hubungan persahabatan mereka seperti murni kakak adik kandung.

Justin juga merasakan kasih sayang seorang kakak dari Daniel walau pemuda yang lebih tua itu lebih ke kakak yang suka jahil pada adiknya, tapi tak masalah...

Daniel itu kakak yang benar-benar sangat manis.

Dan Justin tak masalah dengan perkiraan orang lain yang menganggap mereka adalah saudara kandung padahal kenyataannya bukan bahkan Daniel juga tak keberatan dengan hal itu.

"Hyung tunggu!"

"Ya apa?"

Daniel sontak menghentikan langkahnya karna panggilan dari juniornya yang mirip dengan kelinci itu.

Ya kenapa dia katakan kelinci, karna kedua mata bulat berwarna hitam dan bibir tipisnya walau Justin tak memiliki gigi kelinci sepertinya tapi pemuda itu memiliki lubang cacat di kedua pipinya yang nampak ketika pemuda itu tersenyum.

Ya Justin itu tinggi besar, memiliki badan tegap ideal yang di kagumi pada perempuan tak heran anak itu sering mendapat banyak hadiah Valentine yang di kirim para siswi luar asrama oleh satpam walau Daniel juga tak mau kalah sih karna keduanya sangat tampan.

"Kau mau kemana Hyung?bukankah kelasmu selesai?"

"Aku ingin mengembalikan buku yang ku pinjam di perpus habis itu akan kembali ke asrama."

Sebagian memori

Seorang pemuda berpakaian tipis terlihat termenung seorang diri di bangku halte bis.

Walau itu sweater tapi sweater milik remaja itu terlihat seperti kaos dan beberapa robekan dan entah kenapa wajahnya nampak murung meski dia tetap terlihat tampan dan cocok dengan gaya rambutnya.

Hingga seseorang datang menegur pemuda itu.

"Halo?maaf boleh aku bertanya?"tanya sosok itu.

Pemuda yang tengah melamun itu tak menggubris atau menjawab orang itu.

Membuat sosok yang ternyata seorang pemuda berperawakan tubuh tinggi itu mendengus lalu duduk di sebelah pemuda lain.

"Hei jika kau ada masalah kau bisa bercerita denganku walau aku ini hanya orang asing yang baru bertemu dan menyapamu."ucap Kai.

Dia adalah Kai, seorang pemuda blesteran tampan yang entah bagaimana bisa ada di negara ginseng. Mungkin orang akan melihat ia seperti pahatan patung yang sempurna karna parasnya dan memiliki senyum manis seperti angel akan tetapi Daniel masih tak menyadari kehadirannya hingga ia tersentak merasakan perih di bibirnya yang terluka karna tak sengaja menggigitnya.

...

Kai POV.

"Ssstt..."ringisnya.

"Hei kau baik- baik saja?"tanya ku sedikit khawatir melihatnya.

Jujur saja kenapa aku menjadi sangat penasaran dengannya walau aku tak sengaja melihat kearahnya dengan penampilan seperti itu.

Ya bagiamana tidak?pemuda bodoh mana yang keluar malam-malam begini dengan pakaian tipis itu walau terlihat seperti sweater, dan lagi aku sedikit terpaku melihat wajah di bawah rembulan itu.

Dia memiliki wajah kecil hingga mungkin saat aku menangkup wajah itu dengan kedua telapak tanganku akan sangat pas tapi aku tersadar dan menghilangkan pemikiran itu.

Lagi pula dia seorang pemuda sama sepertiku.

Hingga tatapan rubah itu menatapku tajam namun dengan ekspresi yang menurutku...lugu?

"Kau siapa?"tanyanya.

"Aku."

"Lupakan, dan aku baik-baik saja terima kasih sudah bertanya."ucapnya.

Aku mengangguk, sebenarnya dia lebih tua atau muda dariku?jujur saja aku sangat penasaran di tambah penyebab bibirnya bisa terluka seperti itu membuatku curiga apa ada seseorang yang berani memukulnya.

"Apa kau habis berkelahi?"

Aku merutuki diriku sendiri setelah pertanyaan konyol itu keluar dari mulutku, tapi dia malah menunjukan ekspresi binggung dan masih menatap kearah ku.

"Aku tidak berkelahi dengan siapapun."

"Sorry aku tidak bermaksud menanyakan hal itu..."

"Tidak apa-apa lagi pula aku tak merasa terganggu, hanya rasanya aneh kenapa remaja sepertimu malam-malam begini keluar?"tanyanya.

Hei dia kan juga.

"Daniel."ucapnya membuatku tertegun.

Jadi namanya Daniel.

Dia menyugar rambutnya kebelakang entah kenapa itu terlihat keren di mataku.

Di sisi ini dia terlihat manly.

"Wajahmu pucat?kau benar baik-baik saja?"tanyaku sekali lagi.

Ini bisa di bilang lancang tapi ekspresinya seolah menunjukkan dia sama sekali tak mempermasalahkannya.

Apa dia begini setiap bertemu dengan orang lain?aku bahkan sempat salah mengira di balik wajahnya yang dingin itu ternyata sikap temperamen nya tak seburuk itu malah dia itu....

Sangat ramah.

"Mungkin aku kedinginan, tapi aku malas pulang."ucapnya seolah membaca pikiranku.

Aku terdiam, tapi aku tau saat dia mulai mengusap kedua tangannya dan dia menggigil, samar-samar aku mendengar giginya bergemelatuk.

Udara malam ini juga sangat dingin tapi kenapa dia tetap kukuh untuk tak mau pulang?

Apa ada masalah di rumahnya?

Tiba-tiba aku teringat kalau aku memakai sweater dan jaket yang cukup tebal di banding dirinya, segera aku melepas jaketku dan memberikan padanya.

Dia tampak terkejut.

"Untuk apa?"tanyanya.

"Em...agar Hyung tak kedinginan."ucapku entah kenapa aku memanggilku Hyung ini hanya perasaanku kalau aku harus bersikap menghormatinya walau tak mengetahui usianya.

Dia tersenyum tipis sambil memakai jaketku, aku senang karna dia tak menolaknya dan saat dia memakainya ah rupanya jaketku terlihat pas dan cocok untuknya, jujur saja di mataku dia terlihat keren.

"Terima kasih."

"Sama-sama."

"Kau juga tak pulang ke rumahmu?"tanyanya.

Aku mengeleng, tapi sambil menjawabnya.

"Aku baru saja pulang dari les malam, dan aku menunggu bis."jawabku.

Dia menganggukkan kepalanya.

"Kau kelas berapa?"

"Aku kelas 6 Hyung."

"Ah masih SD ya, aku sudah SMP dan sebentar lagi akan lulus ada hal yang membuatku sedikit stress di masa pertumbuhanku, aku tau bahwa semakin dewasa kita juga harus semakin bijak tetapi ketika kau di hadapkan masalah besar rasanya itu tidak adil."ucapnya.

Apa dia berada dalam masalah yang membuatnya sampai kesulitan seperti ini?pikirku.

Dia menoleh ke arahku dan tersenyum manis.

Astaga apa aku baru melihatnya kalau dia memiliki aura seorang kakak?

"Kuharap kau menikmati masa bermain mu dengan teman-temanmu sebelum beranjak dewasa tapi ingatlah ini mencari teman itu mudah yang susah adalah menemukan sahabat sejati dan waktu dewasa orang akan berpikir lebih berat terkadang binggung mencari jati diri dan ceroboh karna kebodohan sendiri."ucapnya.

Aku membalas senyumannya.

Dia memberiku petuah yang sangat bijak.

"Baik Hyung aku akan selalu mengingat perkataan mu."ucapku.

Dia menepuk bahuku beberapa kali lalu berdiri, dia memandang kearah langit yang gelap.

"Em...sepertinya kau benar aku harus pulang tapi aku tak bisa lama menunggu bis sepertimu karna rumahku dekat sini."ucapnya terkekeh.

"Hyung tidak perlu menemaniku, sebentar lagi bis akan datang."jawabku sambil melirik ke arah jam tangan di pergelangan tanganku.

Dia mengangguk lalu melambaikan tangannya dan aku membalas lambaiannya juga.

"Seandainya aku tau...

Kalau itu kau Hyung."

...

Deg!

Daniel tersentak dalam tidurnya, matanya terbuka sepenuhnya saat dia terbangun dari mimpi anehnya.

Tunggu?bagaimana bisa dia bermimpi tentang itu?

Bukannya biasanya orang akan bilang kuharap mereka bisa bertemu lagi tapi dia ingat perkataan terakhir remaja di mimpinya seolah remaja itu telah mengenalnya lama.

"Tapi itu seperti bukan mimpi?apa itu sebagian ingatanku lagi?"gumam Daniel, dia merasa di mimpinya pertemuan dengan remaja yang belum ia ketahui namanya itu sangat nyata terlebih lagi....

Ada hal yang membuatnya tak bisa mengingat tentang semua masa lalunya.

Dan setiap dia tertidur maka ia akan bermimpi itu aneh seperti bagian dari kejadian masa lampau atau memorinya yang hilang.

Wajar saja karna mimpi itu memang bagian dari imajinasi dan otak kerja manusia yang mengalami beberapa tahap sebelum memasuki alam bahwa sadarnya.

Daniel mengelengkan kepalanya karna merasa lehernya sakit dan bahunya pegal.

Ternyata dia masih di dalam perpustakaan.

Bagaimana mungkin dia tertidur di sana?

Tak mau ambil pusing, dia bergegas keluar setelah mengumpulkan nyawanya sepenuhnya.

Namun saat dia melewati ruangan musik dia mendengar suara piano seperti ada seseorang yang sedang memainkannya.

Siapa itu?

Daniel Yoan dan Kai Nelson

Daniel POV.

Aku melihat ke arah pemuda yang masih mengenakan seragam yang sama denganku duduk membelakangi ku sambil bermain piano.

Kuakui di jago bermain piano, alunan melodinya tampak merdu dan enak di dengar.

Tanpa sadar langkahku perlahan masuk ke dalam ruangan itu dengan diam-diam.

Hingga...

"Siapa di sana?"

Rupanya dia mengetahui keberadaan ku.

Aku tersenyum kikuk saat lelaki blesteran itu membalikkan badannya dan menatapku dengan tatapan penasaran.

Dia cukup tampan, seperti sebuah lukisan dan terlihat jelas postur tubuh dan paras wajahnya benar-benar blesteran luar negri.

Tapi aku sedikit terkejut melihat seseorang di depanku ini, entah kenapa aku merasa familiar dan teringat akan mimpiku.

Apa dia orang yang sama di mimpiku?

"Kenapa kau diam saja?"tanyanya menyadarkan ku dari lamunanku.

"Maaf aku baru bangun, mungkin sedikit tak fokus dan banyak melamun. Oh ya apa kau mahasiswa baru?aku belum pernah melihatmu."ucapku.

Dia diam tapi langsung berdiri sambil membungkukkan badannya sopan seolah tau aku ini seniornya.

"Perkenalkan namaku Kai Nelson, siswa pindahan dari Amerika, eomma ku berada di Korea jadi aku dan ayahku pindah untuk tinggal dan memutuskan bersekolah di Korea."ucapnya tersenyum hangat padaku.

Dia orang yang ramah, batinku.

Kami berdua lalu sedikit berbincang untuk mengenal satu sama lain.

...

"Aku Daniel Yoan, em...sebelumnya aku pernah tinggal di California tapi kedua orang tuaku mempunyai bisnis di sini dan ini tempat lahirku jadi....aku bersekolah di sini semenjak tahun pertama."

"Oh jadi Hyung sekarang berada di kelas..."

"Aku sudah tahun terakhir kelas 12 yang sebentar lagi lulus hehe..."cengirnya membuat Kai merasa lucu dengan senior yang baru di temuinya ini.

"Apa kau juga asrama?"tanya Daniel penasaran dengan Kai.

Sedangkan pemuda yang lebih muda darinya menganggukan kepalanya.

Hingga tak lama...

"Hyung!"

Tiba-tiba Justin datang, dia sangat khawatir dengan Daniel yang menghilang dan tak kembali setelah dari perpustakaan 30 menit yang lalu.

Jadi dia memutuskan untuk mencarinya sampai dia melihat suilet punggung seseorang yang sangat familiar di dalam ruang musik yang pintunya kebetulan terbuka lebar.

"Justin?"

"Akhirnya aku menemukanmu, kau lama sekali...."

Mereka bertiga saling pandang, terutama Kai yang nampak canggung dengan kedua pemuda yang lebih tua darinya maklum saja kan dia adalah mahasiswa baru.

"Siapa dia?"

"Yang pasti bukan mahasiswa lama, namanya Kai."

Justin mengangguk mengerti dia menatap kearah Daniel.

"Kita harus kembali ke asrama sebelum di pergoki satpam sekolah."ucap Justin sambil melirik kearah jam tangannya yang menunjukkan pukul 6 sore, mendengar itu Daniel memandang sekelilingnya dengan kening yang mengerut karna keadaan ruangan atau koridor semakin gelap wajar saja malam akan tiba sebentar lagi.

"Baiklah, Kai kau juga harus kembali ke kamarmu ya."ucap Daniel mengedipkan sebelah matanya pada Kai entah ia salah lihat dia melihat tatapan berbinar dari Kai.

Daniel lalu mendekati Justin dan merangkul pemuda yang lebih tinggi darinya itu, mereka berdua berjalan keluar dari ruang musik meninggalkan Kai yang masih berdiri di sana.

"Dia....benar-benar tak mengingatku ya?"

...

Justin POV.

Tak lama aku dan Daniel sampai di asrama.

Aku dan dia memang sekamar alias kami berdua adalah teman roommate.

Tapi aku masih binggung sekaligus heran kenapa dia begitu lama mengembalikan buku perpus dan saat aku melihat dia bertemu dengan mahasiswa baru entah kenapa aku makin curiga padanya.

Apa Daniel Hyung menyembunyikan sesuatu dariku?

Clek!

Suara pintu terbuka menyadarkan lamunanku, kulihat Daniel menatap kearah ku dengan pandangan tak dapat di artikan.

"Kau kenapa sih?"

"Ah tidak papa."

"Ayo masuk!"ucap Daniel menarik ku ke dalam.

Kamar kami cukup luas, seperti kost pada umumnya tapi berbeda pada kost biasa setiap kamar memiliki lantai tingkat alias tangga jadi ruang dapur dan kamar mandi tidak menjadi satu ruangan akan tetapi justru dapur berada di lantai atas yang terhubung dengan balkon kecil untuk melihat pemandangan di bawah.

Hal itu juga memudahkan kami untuk makan atau membuat sarapan ketimbang berlari ke bawah untuk pergi ke kantin dan ya meski ada lift, lift itu terkadang penuh jadi Daniel dan Justin memilih untuk mengunakan tangga saja ketimbang bosan menunggu antrian.

"Lewat tangga justru lebih cepat di banding lift, kalau kita mengunakan lift aku yakin kita akan selalu terlambat karna lama menunggu bukan?"begitu ucapan Daniel waktu itu.

Bruk!

"Haah...aku lelah sekali."ucap Daniel merebahkan dirinya di atas kasurku karna kasurnya berada di atasku kami memang mengunakan ranjang tingkat.

Aku lalu menoleh kearahnya.

"Hyung mandi dan ganti baju."

Daniel melirik sekilas kearah Justin yang telah menganti pakaiannya dengan Hoodie berwarna abu-abu dan celana training berwarna putih.

Dia mendengus malas.

"Biarkan aku berbaring sebentar."ucapnya sambil menutup kedua kelopak matanya.

Sementara aku hanya mengeleng pelan, ini kebiasaan buruknya dan kadang membuatku harus ekstra sabar kalau dia jatuh tertidur masih dengan mengenakan seragam sekolah.

Dan saat bangun dia malah memarahiku karna seragamnya jadi kusut padahal besok masih di pakai, meski aku membela diri dia pasti mengatakan dirinya juga lupa.

Benar-benar senior yang kekanakan tapi di sisi lain aku tau dia akan bersikap dewasa pada yang lebih muda darinya.

Ya aku pernah melihatnya.

Itu sedikit membuatku iri karna dia terlihat keren.

"Justin kau melamun lagi."

Lagi -lagi teguran Daniel mengagetkanku, ah dia tak tidur ya?

"Tumben Hyung tak tertidur?"

"Aku sudah tidur lama tadi di perpustakaan."

"Huh?benarkah?!"

Dia mengangguk, kepalanya mendongak ke atas karna posisinya dia berbaring dengan posisi terbalik alias terlentang ke arah pintu hingga kepalanya menyender kebawah, aku yakin dia akan melihat ku dari bawah  dan kadang aku sedikit meringis melihat posisi Daniel saat ini, apa Hyungnya itu tak merasa pusing dengan betah dengan posisi tak nyaman itu.

"Hyung berbaring yang benar atau kepalamu akan pusing."tegurku.

Tapi dia mengerucutkan bibir tebalnya seperti bebek sambil menatapku dengan mata lebar yang terlihat bulat, jika begini aura cool nya itu pergi entah kemana tadi.

Ah Hyungnya sangat mengemaskan.

"Habis ini aku mandi, terus berganti pakaian, terus mengerjakan tugas lagi, hah...menjadi dewasa lumayan melelahkan."keluhnya setengah menggerutu.

"Malam ini biar aku memasak makanan untukmu."

"Memang kau bisa memasak?"

Apa Hyung nya ini kembali menggodanya?ayolah meski itu bukan kalimat ejekan tapi memang Justin sama sekali tak pintar dalam hal memasak.

Hanya Daniel yang bisa membuat masakan enak.

"Aku tidak memasak tapi hanya membuat ramen untuk kita berdua makan malam ini."

"YESS kita makan ramen malam ini!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!