"Bagaimana hasilnya?" tanya sang ibu mertua kepada Melati tentang hasil testpack pagi ini. Selama beberapa hari ini, Melati belum juga datang bulan, sang mertua selalu menanyakan tentang itu, dan berharap sang menantu segera hamil. Melati menundukkan wajahnya dan memperlihatkan hasil testpack itu kepada sang ibu mertua, Mama Seroja.
Wanita paruh baya itu melihat hasil testpack milik sang menantu, seketika Mama Seroja membuang testpack itu ke dalam tempat sampah sembari berkata kepada menantunya.
"Ternyata anakku sudah salah memilih istri, sudah lima tahun menikah tapi tetap saja tidak bisa memberikan seorang anak, Mama kecewa sama kamu!" umpat Mama Seroja kepada Melati.
"Maafkan Melati, Ma! Melati juga tidak pernah menginginkan hal seperti ini, Melati juga ingin punya anak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mendapatkan keturunan, tapi Tuhan masih belum mempercayakan kepada kami untuk mendapatkannya," balas Melati yang berusaha untuk meyakinkan sang mertua.
Mama Seroja rupanya sudah sangat menginginkan cucu dari putra semata wayangnya yang menikah dengan Melati, pantas saja Mama Seroja marah dan sudah tidak sabar, mengingat pernikahan sang anak sudah beranjak lima tahun.
Mama Seroja tidak memperdulikan ucapan sang menantu, wanita itu pun beranjak pergi meninggalkan Melati yang terlihat sedang menahan air matanya agar tidak menetes lagi, sudah sering Melati mengalami hal semacam ini, disindir, dibilang mandul oleh ibu mertuanya, padahal Melati dan sang suami dinyatakan normal oleh dokter dan tidak ada gangguan fertilitas pada keduanya.
Melati duduk di atas tempat tidur sembari melamun, ia terlihat sangat tertekan selama ini, Mama Seroja selalu menyindir dirinya yang tidak bisa memiliki keturunan, hingga pernah Mama Seroja mengancam Melati, jika ia tidak segera hamil, maka Mama Seroja akan mencari madu untuk dirinya dan menikahkan Surya, sang anak dengan wanita lain agar Surya bisa memiliki seorang anak untuk meneruskan perusahaan keluarga mereka.
Surya yang baru keluar dari kamar mandi, ia melihat sang istri yang sedang bersedih. Surya menghampiri Melati dan merangkul istrinya sembari berkata, "Kenapa kamu bersedih, hmm? Pagi-pagi istriku kok cemberut sih!"
"Nggak apa-apa kok, Mas! Aku nggak sedih, itu cuma perasaan kamu aja," balas Melati dengan berpura-pura tersenyum.
"Kamu bohong! Aku tahu jika kamu sedang memikirkan sesuatu, ayolah Mel! Aku ini suamimu, kamu tidak bisa menyembunyikan kesedihanmu dariku, katakan! Apa yang terjadi?" desak Surya.
"Aku nggak tahu, Mas. Aku cuma sedih aja, maafkan aku jika aku tidak bisa memberikan seorang anak untukmu, dan aku sudah membuat Mama kecewa, aku tidak memberikan cucu untuknya, jika kamu menikah lagi, aku rela. Karena aku tahu jika aku tidak bisa memberikan keturunan untukmu," jawab Melati sembari menundukkan wajahnya.
"Kamu ini ngomong apa sih, aku tidak akan pernah menikah dengan wanita manapun, aku sudah punya istri dan istriku itu cuma kamu, apapun yang terjadi aku tidak perduli, Mel! Aku akan tetap mencintaimu, kamu punya anak atau tidak aku akan tetap mencintaimu, aku mohon jangan katakan itu lagi, hmm!" seru Surya sembari memeluk sang istri.
"Aku takut, Mas. Aku takut kamu tidak bahagia hidup bersamaku, aku ini wanita mandul, dan Mama memang benar, jika kamu harus menikah lagi dengan wanita lain supaya kamu bisa mendapatkan keturunan, sedangkan aku tidak bisa memberikannya," sahut Melati.
"Mel Mel! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah melakukan hal itu, sudahlah! Jangan dengarkan ucapan Mama, pernikahan ini kita yang menjalani, bukan Mama. Aku sudah sangat bahagia bisa memilikimu, bisa menjadi suamimu, soal anak itu gampang, kita bisa melakukan program kesuburan, atau kita bisa mengadopsi seorang anak, dan itu bagiku sangat simpel, yang paling penting bagiku adalah kehadiranmu, karena aku sangat mencintaimu, Mel!"
Melati menangis dalam pelukan sang suami, ternyata sang suami tidak memperdulikan kekurangannya, meskipun tidak ada anak diantara mereka, tapi Surya tidak pernah mempermasalahkannya.
"Terima kasih banyak, Mas! Kamu memang laki-laki yang baik, aku beruntung memiliki suami seperti dirimu," ucap Melati terharu.
"Sudah-sudah, jangan menangis lagi, aku tidak mau melihat wajah istriku bersedih, hmm!" seru Surya sembari mengusap air mata sang istri. Melati pun seolah mendapatkan kekuatan baru untuk melewati hari-hari bersama sang mertua yang selalu menganggapnya mandul.
"Hari ini aku akan berangkat ke Jambi selama tiga hari, kamu tidak apa-apa, kan? Ada bisnis yang harus aku selesaikan secepatnya, dan setelah selesai aku pasti akan segera pulang, karena aku juga tidak bisa lama-lama meninggalkan istriku di rumah," ucap Surya yang meminta izin kepada sang istri jika dirinya akan pergi ke Jambi.
"Jangan lama-lama, Mas! Aku nggak bisa tidur tanpa kamu," balas Melati dengan manja.
"Enggak lah, Sayang! Mana mungkin aku bisa lama-lama, aku pasti kangen berat sama kamu!" balas Surya sembari mencium bibir istrinya.
Sementara di tempat lain, seorang pria yang sedang menatap ke arah seorang gadis yang sedang duduk-duduk sambil tertawa cekikikan di sebuah bangku rumah sakit jiwa, tampak pria itu terlihat begitu marah dan kesal, seolah dirinya memendam dendam kepada seseorang.
Kumbang Kelana, pengusaha kaya raya yang sedang berniat untuk membalas dendam atas apa yang terjadi kepada adik kandungnya, Mawar.
"Aku akan membuat pria itu menyesal, dan aku akan membuat kehidupan pria itu hancur berantakan, dia harus membayar untuk apa yang sudah dilakukannya kepada adikku. Surya Kencana! Tunggu pembalasan dari seorang Kakak yang adiknya sudah kamu hancurkan hidupnya, ini janjiku kepadamu, Mawar. Kakakmu akan membalas perbuatan pria brengsek itu!" ucap Kumbang dengan serius.
Sesekali ia mengusap air matanya saat melihat sang adik yang dulu sangat ceria, kini keindahan senyum Mawar berubah menjadi kesedihan, adik Kumbang mengalami depresi yang sangat berat karena dirinya ditinggalkan oleh sang kekasih yang menikah dengan wanita lain, sedangkan Mawar sudah menyerahkan segalanya untuk pria itu.
Kehidupan Mawar lebih hancur saat dirinya hamil anak laki-laki itu, tapi Mawar dipaksa untuk menggugurkan kandungannya demi sang pacar agar tidak meninggalkannya, tapi setelah Mawar menuruti perintah sang pacar. Justru dirinya ditinggalkan begitu saja, sang pacar lebih memilih menikah dengan wanita lain pujaan hatinya. Disitulah Mawar merasa bersedih hingga akhirnya depresi.
Kumbang Kelana adalah rival bisnis Surya, suami Melati. Selain rival bisnis, Kumbang juga memiliki niat untuk menghancurkan hidup Surya, karena pria itu sudah membuat hidup adiknya menderita.
Dendam Kumbang pun akan segera ia lakukan, Kumbang mengetahui jika Surya terkenal dengan istrinya yang cantik, dan Surya sangat mencintai istrinya, lewat istrinya Surya, Kumbang akan menghancurkan hidup pria itu.
"Surya Kencana! Tunggu pembalasanku sebentar lagi!!"
...BERSAMBUNG...
Pagi itu juga, Surya berangkat ke Jambi dan meninggalkan istrinya bersama sang Ibu, sebelum Surya pergi, ia mewanti-wanti kepada Mama Seroja untuk tidak berkata yang aneh-aneh kepada istrinya, karena Surya tidak suka jika Istrinya menangis karena sang Mama selalu mendesaknya agar segera hamil.
"Ma! Surya mohon, tolong jaga ucapan Mama, Surya tidak mau melihat Melati bersedih, kami sedang menjalani program kehamilan, dan itu akan berpengaruh terhadap psikis Melati jika Mama terus saja menekan dia. Jadi, Surya mohon banget sama Mama, jangan desak Melati lagi, jika nanti sudah saatnya, Melati pasti hamil," ucap Surya kepada sang Mama.
Mama Seroja pun menjawab, "Tapi sampai kapan Mama harus menunggu? Harusnya sekarang cucu Mama udah gede, tuh teman-teman Mama udah pada gendong cucu, masa Mama sampai sekarang nggak punya cucu-cucu juga. Udah! Ganti istri saja sana!" balas Mama Seroja yang tentunya tidak mungkin Surya lakukan.
"Surya tidak akan menikah dengan siapapun lagi, istri Surya cuma Melati, dan Melati adalah wanita yang paling Surya cinta, yang membuat kehidupan Surya berubah menjadi lebih baik, dan hanya dia wanita satu-satunya dalam hati Surya. Dan Surya tidak terlalu memperdulikan jika kami belum diberikan kepercayaan untuk mendapatkan momongan, jadi Mama jangan pernah menyuruh Surya untuk menikah lagi." Surya berusaha untuk meyakinkan sang Mama.
Tanpa sengaja, percakapan antara Surya dan Mama Seroja, didengar oleh Melati, untuk sejenak Melati sangat bahagia karena dirinya mendapatkan sosok laki-laki yang sangat baik dan sangat penyayang, dan tentunya Surya sangat setia kepadanya.
Akhirnya, hari itu juga Surya terbang ke Jambi, meskipun berpisah selama 3 hari, tentu itu sangat membuat Melati merindukan suaminya.
Setelah mengantar sang suami ke Bandara, Melati pun beranjak pulang ke rumah, ia menghentikan sebuah taksi, setelah itu ia pun masuk ke dalam taksi dan menuju ke rumahnya. Tanpa Melati sadari, ada dua orang yang sedang mengikutinya dari belakang dengan menaiki sebuah minibus.
Sesampainya taksi yang membawa Melati di sebuah jalan cukup sepi, mobil minibus itu menghadang taksi yang ditumpangi oleh Melati. Tentu saja Melati terkejut tiba-tiba taksi berhenti karena ada sebuah mobil yang tiba-tiba mencegatnya.
"Ada apa, Pak?" tanya Melati kepada sang sopir.
"Nggak tahu, Mbak! Ada mobil yang tiba-tiba berhenti di depan," jawab pak sopir. Hingga akhirnya dua orang dalam mobil itu keluar dan segera membuka pintu taksi di mana Melati berada.
"Eh siapa kalian, lepas!!" Melati berontak dan berusaha untuk melawan, sementara pak sopir tampak diancam oleh salah seorang diantaranya dengan pisau agar tidak macam-macam.
Dikarenakan Melati yang mencoba melawan, akhirnya mereka membius Melati dan setelah tidak sadar, kedua orang tak dikenal itu segera membawa Melati ke dalam mobil.
*
*
*
Setelah beberapa menit, kedua penculik itu tiba di sebuah rumah mewah milik seorang pengusaha terkenal yang juga merupakan rival bisnis Surya.
Kumbang Kelana, tampaknya pria itu sedang menunggu kedatangan target utamanya untuk membalaskan dendam adiknya, dan Melati yang masih tak sadarkan diri itu, sudah berhasil ia dapatkan.
"Bos! Wanita itu sudah kami dapatkan," seru anak buah Kumbang.
Kumbang yang saat itu sedang duduk dengan membelakangi mereka, pria itu pun menyuruh anak buahnya untuk membawa Melati ke dalam kamarnya.
"Bawa dia ke kamarku!" titah Kumbang yang saat itu sedang menikmati segelas wine untuk menghangatkan tubuhnya. Demi untuk membalas dendam, Kumbang yang sejatinya adalah pria penyayang, kini ia berubah menjadi pria yang kejam, ia ingin melihat rival bisnis hancur seperti yang dirasakan oleh sang adik, Mawar.
Kumbang menenggak beberapa gelas wine dan itu sudah sangat membuatnya meracau tidak karuan.
Sementara di dalam kamar, Melati masih tak sadarkan diri, dan Kumbang pun memutuskan untuk segera masuk ke dalam kamar. Dengan berjalan sempoyongan, Kumbang membuka pintu kamar, tatapan matanya yang liar karena pengaruh minuman beralkohol membuat pandangan mata Kumbang sedikit buram dan tidak jelas.
Pria itu menutup pintu dan menguncinya, kemudian Ia menghampiri ranjang tidur dimana ada Melati yang sedang tak sadarkan diri di sana.
Kumbang menyeringai, ia pun tertawa sejenak, hari ini dirinya akan menambahkan genderang perang kepada Surya, Kumbang mendekati Melati, sekilas Kumbang melihat wajah istri Surya, ia seolah mengenal wajah itu, sambil mengucek matanya, Kumbang seolah melihat wajah mantan kekasihnya saat dulu di SMA.
"Melati? Tidak-tidak, tidak mungkin kamu Melati, kamu adalah wanita yang sudah membuat adikku ditinggal oleh pacarnya, jadi kamu harus merasakan apa yang dirasakan oleh adikku, penderitaan nya dan semua rasa sakit hatinya, kamu dan suamimu harus menerimanya."
Kumbang meracau tidak jelas sembari mengoyak semua pakaian Melati, tak perduli wanita itu sedang tak sadarkan diri, Kumbang pun sudah bertekad untuk menghancurkan kebahagiaan Surya dengan menyakiti hati Surya lewat Melati.
Kini, pria gagah itu sudah bersiap untuk melakukan apa yang pernah Surya lakukan kepada adiknya, yaitu mengambil kehormatan Melati dengan paksa. Kumbang pun masuk begitu saja tanpa permisi, sehingga membuat Melati yang masih tak sadarkan diri, ia pun mulai membuka matanya perlahan.
Seketika Melati terkejut saat melihat ada seorang pria yang sedang berada di atas tubuhnya.
"Si-siapa kamu!" rintih Melati saat dirinya merasakan sesak di bawah sana, mengoyak sesuatu yang paling berharga dari setiap wanita. Namun, pria itu tidak mendengarkan rintihan Melati, ia pun sibuk menikmati tubuh istri rival bisnisnya itu.
Sementara itu Melati hanya bisa menangis, harga dirinya sudah hancur sebagai seorang istri, ada laki-laki lain yang menikmati tubuhnya selain suaminya sendiri, air mata Melati tak henti-hentinya mengalir, sampai membasahi tilam putih itu.
Entah siapa laki-laki yang sudah bergerak-gerak di atas tubuhnya itu, sejenak Melati mengenali suara erangan pria itu saat menikmati tubuhnya, seketika Melati teringat akan seseorang yang pernah hadir dalam hidupnya.
"Kumbang!! Suara ini sangat mirip dengan suaranya," Melati bermonolog sendiri sembari merasakan betapa apa yang dilakukan oleh Kumbang cukup membuatnya meringis antara sakit yang dipaksakan dan juga nikmat yang mulai menjalar.
Melati tidak bisa melihat wajah laki-laki itu dengan jelas, karena hanya untuk sekedar menggerakkan kepala saja dirinya merasa berat karena efek obat bius itu masih ada dalam tubuhnya. Ia hanya bisa mendengarkan deru nafas dan juga desaahan dari pria yang kini sedang menikmati percintaan surga dunia bersama dirinya.
*
*
*
Setelah beberapa saat, akhirnya Kumbang terkulai lemas di samping Melati, dengan keadaan setengah sadar, Melati berusaha untuk bangun dan mengambil kembali pakaiannya yang sudah terlepas seluruhnya dari tubuhnya. Sejenak Melati menoleh ke samping, alangkah terkejutnya saat ia melihat siapa pria yang sudah meniduri nya saat itu, yang tak lain adalah Kumbang, mantan kekasihnya dulu.
"Astaga! Jadi pria ini beneran Kumbang, tidak-tidak ini tidak mungkin, brengsek kamu Kumbang! Apa maksudmu dengan melakukan hal ini padaku, aku harus pulang, aku tidak mau melihat dia lagi, ini sungguh menjijikan!"
Akhirnya, Melati memakai kembali pakaiannya dengan tergesa-gesa, karena takut jika Kumbang bangun dan melarang dirinya pergi dari sana.
Karena terlalu panik, salah satu giwang yang dikenakan oleh Melati terjatuh di atas lantai, dan Melati pun segera keluar dari kamar itu sebelum Kumbang terbangun.
Melati keluar dengan mengendap-endap sehingga anak buah Kumbang tidak curiga, hari yang masih gelap itu, Melati pulang sembari menangis, hidupnya sudah hancur, apa yang akan ia katakan kepada suaminya nanti.
"Tidak-tidak, aku tidak ingin Mas Surya kecewa, aku minta maaf, Mas! Aku tidak bermaksud mengkhianatimu, semua ini adalah musibah bagiku, aku kotor dan aku jijik dengan diriku sendiri,"
Mulai saat itu, Melati akan menyembunyikan rahasia besar dirinya, karena ia sangat menyayangi sang suami dan tidak ingin melihat sang suami kecewa.
Sesampainya di rumah, Melati pulang disambut oleh sang ibu mertua yang terlihat menatap wajah Melati dengan serius dan penuh tanda tanya.
...BERSAMBUNG...
Melati terkejut saat melihat wajah Mama Seroja yang terlihat menatapnya dengan tajam.
"Ma-mama, Mama kok belum tidur?" tanya Melati gugup, berharap ibu mertuanya tidak curiga saat melihat Melati pulang.
"Darimana saja kamu? Jam segini baru pulang, mentang-mentang Surya keluar kota, kamu seenaknya kelayapan di luar rumah, begitu!" ketus Mama Seroja.
"Em ... Melati minta maaf, Ma! Tadi sepulang dari mengantarkan Mas Surya, Ibu menelepon dan minta bertemu, jadi Melati mampir dulu ke rumah Ibu, lagipula Mas Surya juga tidak mempersoalkan jika Melati datang ke rumah Ibu," alibi Melati yang berharap ibu mertuanya bisa mengerti.
"Oh ... begitu, baiklah! Lain kali kalau mau ke rumah ibumu, kamu ngomong dulu pada Mama, biar Mama nggak khawatir, mengerti!" seru sang mertua.
"Iya, Ma! Melati minta maaf jika tidak sempat izin sama Mama, besok-besok Melati pasti izin sama Mama," balas Melati yang akhirnya bisa bernafas dengan lega, nyatanya sang ibu mertua tidak mencurigai dirinya.
"Ya sudah! Kamu mandi sana! Kamu ngapain saja di rumah Ibumu, sampai kelihatan berantakan seperti itu," ucap Mama Seroja yang melihat penampilan sang menantu yang sedikit berantakan.
"Em ... iya, Ma! Mungkin Melati terlalu capek, kalau begitu saya mandi dulu, permisi!" pamit Melati sembari beranjak pergi ke kamarnya. Mama Seroja pun kembali ke kamarnya.
Sesampainya di dalam kamar, Melati segera masuk ke dalam kamar mandi, ia pun melepaskan semua pakaiannya dan mengguyurkan air shower pada tubuhnya, Melati terlihat menggosok-gosok tubuhnya yang sudah tersentuh oleh laki-laki lain.
"Kotor, aku kotor, aku benci diriku, aku benci kamu Kumbang, laki-laki brengsek! Apa salahku padamu sehingga kamu tega menghancurkan diriku," ucap Melati sembari menangisi nasibnya.
Hari itu adalah hari yang tak pernah Melati bayangkan, sebagai wanita ia merasa kotor dan tidak bisa menjaga harga dirinya. Melati sangat bersalah kepada sang suami.
Sementara di sisi lain, Kumbang mulai membuka kedua matanya, ia bangun dan melihat ke sekeliling, sesekali ia memegang kepalanya yang masih terasa pusing akibat terlalu banyak minum. Sejenak, pria tampan itu menoleh ke arah samping, ia teringat jika dirinya baru saja melakukan sesuatu yang akan membuat hancur seorang pria bernama Surya Kencana, terukir senyum dari bibir pria itu.
Kemudian Kumbang beranjak pergi ke kamar mandi, tiba-tiba kakinya menginjak sesuatu yang cukup membuatnya sakit.
"Aww ... shiiit!!" Kumbang segera melihat apa yang tak sengaja ia injak. Kumbang melihat sesuatu yang berkilau, lantas ia pun segera mengambilnya. Kumbang melihat sebuah giwang emas bermata putih, sejenak Ia mengingat pasti giwang itu milik istri Surya, wanita yang baru saja Ia tiduri.
"Ini pasti milik wanita itu," ucap Kumbang yang sejatinya dirinya belum mengetahui siapakah sebenarnya wanita yang sudah ia tiduri itu.
Kumbang menyimpan benda itu, setelahnya ia pun membersihkan dirinya ke kamar mandi. Entah kenapa Kumbang masih teringat akan kejadian yang baru saja Ia lakukan, meskipun dirinya melakukan itu secara tidak sadar karena ia terpengaruh oleh minuman beralkohol. Tapi, cukup bagi Kumbang untuk merasakan sebuah kenikmatan yang sangat ia nikmati.
Sejurus, Kumbang teringat wajah wanita yang semalam membuatnya terngiang-ngiang, seolah dirinya sedang bercinta dengan sang mantan kekasih, Melati. Pacarnya saat masih di SMA.
"Melati ... entah kenapa aku melihat sosok Melati pada wanita itu, hmm tapi itu tidak mungkin, Melati diajak pergi keluar kota oleh keluarganya, tidak mungkin itu adalah dia, entah bagaimana kabar Melati sekarang?" gumam Kumbang yang sesaat teringat akan mantan kekasihnya itu.
Setelah Kumbang membersihkan dirinya, rupanya ia mendapatkan email dari sekretaris nya, sang sekretaris mengirimkan data-data dari istri Surya Kencana yang ia minta untuk dikirimkan kepada nya. Karena diketahui istri Surya tidak memiliki akun sosial media dan Surya tidak menunjukkan wajah sang istri pada khalayak ramai, karena ia tidak mau kecantikan sang istri dilihat oleh partner-partner bisnis nya.
Masih menggunakan handuk piyama, Kumbang membuka email yang berisi tentang identitas asli istri rival bisnisnya itu. Seketika Kumbang sangat terkejut dan membulatkan matanya saat ia tahu siapa sebenarnya istri Surya dan wanita yang menyebabkan Surya meninggalkan sang adik tercinta.
"Melati?? Oh shiiit! Jadi wanita itu adalah Melati? Oh God ini tidak mungkin, itu artinya aku sudah ... astaga!!! Kenapa harus kamu, Mel!!" sesal Kumbang yang tak menyangka jika wanita yang sudah ia tiduri adalah mantan kekasihnya sendiri.
Ada rasa senang dan juga sesal, Kumbang senang bisa bertemu dengan Melati setelah sekian tahun berpisah, tapi yang membuat dirinya menyesal adalah kenapa Melati yang harus menjadi istri dari pria yang menghancurkan hidup adiknya.
Kumbang pun tersenyum tipis, entah kenapa ia tidak menyesal sudah menyentuh Melati yang nyatanya adalah istri orang, ada tatapan bahagia dari seorang Kumbang yang sebenarnya masih memiliki rasa kepada mantan kekasihnya itu.
"Entah mungkin ini takdir atau sebuah kebetulan, kita dipertemukan dalam keadaan seperti ini, rasa itu masih ada untukmu, Mel! Dan tidak akan pernah padam oleh waktu, aku masih mencintaimu seperti dulu," ucap Kumbang sembari melihat foto Melati yang sedang bersama Surya suaminya di sebuah acara.
Sejak kejadian itu, Melati lebih banyak berdiam diri, hari-harinya merasa tidak bersemangat, hingga akhirnya sang suami pulang dari luar kota, tentu saja Surya sangat bahagia bisa berkumpul dengan sang istri. Tapi tidak dengan Melati, meskipun sudah melewati satu bulan sejak kejadian itu, ia masih terlihat gusar dan tidak seperti dulu lagi, Melati yang dulu selalu ceria dan murah senyum.
Tentu saja perubahan sang istri satu bulan ini membuat Surya bertanya-tanya.
"Kamu ada masalah, Mel? Akhir-akhir ini Mas lihat kamu sedikit murung, apa Mama bicara aneh-aneh lagi sama kamu?" tanya Surya penasaran. Melati menggelengkan kepalanya sembari tersenyum.
"Nggak kok, Mas! Aku nggak apa-apa, hanya saja akhir-akhir ini badanku agak pegal-pegal dan nggak tahu kenapa aku merasa mudah capek," balas Melati.
"Ya sudah! Kamu istirahat saja ... loh loh Mel! Kamu kenapa?" seru Surya saat tiba-tiba sang istri jatuh pingsan.
Surya membawa istrinya ke dokter, dan setelah Melati terbangun, dirinya sadar jika dirinya sedang tidur di sebuah ruangan rumah sakit.
"Awwww ... kepalaku!!" rintih Melati yang akhirnya sang dokter menghampiri dirinya.
"Syukurlah Nyonya sudah sadar," ucap sang dokter sembari tersenyum.
"Dokter! Bagaimana bisa saya ada di sini?" tanya Melati bingung.
"Tadi Nyonya pingsan, dan suami Anda membawa Anda kemari, beliau sedang menerima telepon di luar," balas sang dokter.
Setelah itu dokter pun segera membantu Melati untuk bangun, dan kini Melati sudah bisa berjalan dan duduk di kursi dalam kondisi sehat dan baik-baik saja.
Kemudian dokter segera memberikan hasil pemeriksaan medis yang sudah dilakukan. Sang dokter tampak mengulurkan tangan kepada Melati.
"Selamat Nyonya! Anda positif hamil," ucap dokter sembari tersenyum.
"Apa, Dok! Saya hamil?" tanya Melati terkejut saat dirinya divonis mengandung janin satu bulan.
"Benar, Nyonya. Anda sedang hamil satu bulan, selamat! Jaga kandungan Anda baik-baik," balas sang dokter sembari memberikan resep vitamin kepada Melati.
Di saat yang bersamaan, Surya masuk ke dalam ruangan dokter dan mendengarkan dokter mengatakan jika Istrinya sedang hamil.
"Benarkah itu, Dok? Istri saya sedang hamil?" tanya Surya yang begitu bahagia saat mendengar berita kehamilan istrinya.
"Tentu saja, Tuan! Saya tidak berbohong, istri Anda benar-benar positif hamil, selamat untuk Anda berdua, akhirnya lima tahun penantian tidak sia-sia," ucap dokter langganan mereka berdua.
Surya tampak memeluk sang istri dengan bahagia, tak terasa Surya menangis bahagia mendengar Istrinya hamil.
"Selamat, Sayang! Akhirnya, Tuhan mengabulkan doa kita, kamu hamil anak kita, Mama pasti bahagia mendengar ini, iya ... aku akan segera menghubungi Mama," seru Surya yang saat itu langsung menelepon Mama Seroja untuk memberi tahukan berita gembira ini.
Tentu saja, saat diberi tahu jika sang menantu sedang mengandung, Mama Seroja bahagia bukan main, ia pun langsung memberi tahukan kepada seluruh penghuni rumah jika sang menantu sedang mengandung cucunya.
Tapi, hal berbeda dengan apa yang dirasakan oleh Melati, karena ia merasa jika bayi yang sedang dikandungnya bukanlah anak dari suaminya, tapi anak pria lain yang tak lain adalah Kumbang, sang mantan pacar yang sudah memaksanya untuk berhubungan badan.
"Ya Tuhan! Kenapa ini harus terjadi padaku, aku tidak mungkin merusak kebahagiaan suami dan ibu mertuaku, mereka terlihat sangat bahagia, apa jadinya jika aku mengatakan yang sebenarnya, pasti mereka sangat bersedih." Melati pun mulai berpikir untuk merahasiakan tentang siapa ayah kandung dari bayi yang sedang ia kandung, untuk menjaga hati suami dan juga ibu mertuanya, dan ia pun berharap Kumbang tidak datang lagi ke dalam hidupnya.
...BERSAMBUNG...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!