NovelToon NovelToon

Menanti Restu Langit

bab 1

Gadis manis dengan rambut yang di ombre tengah berjalan dengan santai nya di koridor sekolah, dengan seragam yang berbeda membuat nya menjadi sorotan para siswa

Deva Liana Collins atau sering di panggil ana itu tengah asik melihat lihat sekolah barunya

SMA GARUDA menjadi tempat nya belajar kini, sekolah favorit di Jakarta

Bruk

Karena saking asik nya melihat sekeliling sekolah, membuat ana tidak sengaja menabrak orang di depan nya

"Oups.. sorry gue gak sengaja"

Di lirik nya di depan ana, punggung kokoh pemuda yang berwajah dingin membuat nyali ana menciut

"Sorry.. gue gak sengaja" kata ana

Dengan berani ana menatap mata tajam yang di layangkan pemuda itu membuat ana menelan Saliva nya kasar

Tanpa menjawab permintaan maaf dari ana, pemuda tadi langsung melengos pergi membuat ana mencebik

"Dih .. sok keren" cibir ana

Tanpa memperdulikan pemuda itu, ana langsung melenggang pergi mencari ruangan kepala sekolah

Tringg......

Seluruh siswa Garuda sudah memasuki kelas nya masing masing

Begitu pun dengan ana yang tengah di giring menuju kelas nya dengan di temani seorang guru muda

"XI IPA 3, ini kelas kamu, biar saya panggil kan guru kelas nya dulu"

Ana hanya mengangguk dan melihat sekeling tempat dimana ana akan belajar menuntut ilmu

"Ayo masuk nak" suara wanita paruh baya menyadarkan ana dari kegiatan nya

dengan gugup ana mengikuti seorang guru wanita paruh baya masuk ke dalam kelas

Dapat di lihat keadaan kelas menjadi hening setelah kedatangan ana ke dalam kelas

"Anak anak.. kalian hari ini mendapat kan teman baru, silahkan kamu perkenalkan diri kamu" titah sang guru yang di angguki ana

Dengan gugup, ana menguatkan hati nya untuk memperkenalkan dirinya

Baru pertama kali ana menjadi anak pindahan, membuat ana gugup karena atensi seluruh siswa di kelas ini tertuju pada nya

"Nama saya Deva Liana Collins, pindahan dari SMA lentera, kalian bisa panggil saya ana" kata ana dengan senyum ramah nya

"Baik lah ana, kamu duduk di tempat yang kosong" titah guru

Ana mengangguk dan langsung berjalan ke arah bangku nya, bangku paling belakang, karena hanya tempat itu yang kosong, mungkin memang sudah di siapkan untuk nya yang notabenenya anak baru

Banyak siswa yang langsung menyalimi ana buat perkenalan, membuat ana menyunggingkan senyum nya, hari pertama nya tidak lah buruk

"Anak-anak yang mau kenalan nanti saja pas istirahat, sekarang kita lanjut lagi ke pelajaran" titah guru

Ana mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas, seperti pada umum nya kebanyakan para siswa ada yang tidur, malah ada yang bisik bisik dan yang paling depan ada yang pura pura fokus untuk belajar

Ana menyunggingkan senyum tipis nya, teman barunya tidak jauh dari sekolah lama nya

Tring....

Bunyi bel pertanda jam istirahat telah tiba, terlihat ibu guru di depan nya menghela nafas nya, entah apa maksud nya

"Baik lah anak anak, sampai sini dulu kita belajar nya, Minggu depan kita adakan ulangan"

"Yah Bu"

"Masa ulangan Bu?"

"Yang ini aja belum ngerti Bu"

Suasana kelas langsung ricuh, mengeluhkan tentang rencana ulangan Minggu depan

Ana terkekeh dengan teman sekelasnya, rencana Minggu depan ulangan saja sudah heboh seperti ini, bagaimana kalo ulangan dadakan?

"Sudah.. gak ada bantahan lagi, Minggu depan kita ulangan, ibu pamit dulu kalian silahkan istirahat" pamit

Meja ana langsung di gerubungin teman bangku terdekat nya, membuat ana menaikkan kelas nya

"Hai ana, gue Nita, Lo mau ke kantin? bareng kita aja" ajak nya

"gue Deni, cowok paling imut di sekolah ini" kata nya dengan gaya seperti cewe

Lantas prilaku Deni langsung di toyor oleh gadis di sebelah nya membuat ana terkekeh dengan teman sekelas nya itu

"Udah ah.. ayok ke kantin, keburu penuh" ajak seorang cowo sembari merangkul gadis di samping nya

Ana hanya pasrah saat dirinya di tarik oleh Nita dan Deni

Di depan nya ada Reza dan gendis yang ana ana ketahui dari teman baru nya

Dan untuk kali ini, ana mendapatkan teman yang setengah sekong, entah bagaimana kehidupan ana selanjutnya di sekolah baru nya

"Guys.. gue yang pesenin, seperti biasa kan? Lo na mau pesen apa?" Kata Reza

"Gue saranin sih mending pesen mie ayam, mie ayam nya mang Nana emang top" timpal gendis dengan menggerakkan tangan nya

"Gak masalah, gue bukan pemilih makanan, mie ayam tidak buruk bagi gue" jawab ana

"Siip"

"Minum nya?" Tanya Reza

"Samain aja sama yang lain, gue belum tau yang enak apa di sini" jawab ana

"Oke, ayok babe" ajak Reza merangkul gendis

Deni dan Nita menggelengkan kepala nya melihat tingakah kedua teman nya, seperti hal biasa menurut mereka

"Mereka pacaran?" Tanya ana memulai perbincangan

"Bukan na, adik kaka" timpal Nita

"Kembar?" Tanya ana lagi

"Bukan nak, ya adik ketemu gede"

"Maksud nya?" Tanya ana bingung

"Ih .. maksudnya gini sayang, Reza dan gendis itu adik kaka ketemu gede, bapa dan mama nya baru kawin beberapa bulan yang lalu" jelas Deni dengan gaya alay nya

Ana merasa jijik dengan gaya bicara Deni yang seperti cewe, padahal postur tubuh nya bagus dan tampan nya yang lumayan oke

Tapi ana harus membiasakan diri dari sekarang, selama mereka baik tak masalah bagi ana

"Kita itu memutuskan sahabatan, makan nya pas nyokap bokap nya Reza dan gendis menikah, Reza sebagai lelaki menjaga gendis sebagai kakak nya, ya.. gendis kan polos, Reza sangat takut gendis di manfaatin cowok berengsek, jadi dia nempel terus" jelas Nita membuat ana mengangguk

Netra nya melihat sekeliling kantin yang lumayan luas, tapi mata nya langsung bertubrukan dengan sorot mata seorang pemuda yang tadi pagi bertubrukan

Ana langsung memutuskan kontak pandangan nya dan mengedarkan kembali pada kantin yang tengah di kerubungi para siswa

"Bentar guys.. di anter mang Mul" kata gendis yang langsung duduk di depan ana

Sembari menunggu terlihat ada keributan di meja depan nya, ana dapat mengira sekolah ini masih ada pembullyan terlihat dari kejadian sekarang ini gerombolan cewe yang tengah mengintimidasi lawan nya

"Si angel bikin masalah aja" gumam Nita yang masih mampu di dengar oleh ana

"Miss wannabe?" Tanya ana yang di angguki kepala oleh Nita

"Gak usah di lihat, malas banget berurusan sama cewe centil" cibir Deni

Gendis dan Nita terlihat sedang menahan tawanya, "Lo bilang orang lain centil tapi Lo lebih centil" kata Nita dengan tertawa

Deni mencebikan mulut nya membuat Nita dan gendis semakin meledakkan tawa nya tak kuat dengan sikap Deni

Ana pun terkekeh dengan sikap teman baru nya itu, tidak buruk berteman dengan yang sekong, malah terasa asik dan nyaman

Brak

Gebrakan di meja membuat ana dan teman teman nya langsung terlonjak kaget

"Kenapa kalian pada ketawa?

bab 2

Brak

Gebrakan di meja membuat ana dan teman teman nya langsung terlonjak kaget

"Kenapa kalian pada ketawa?

Atensi seluruh penghuni kantin langsung tertuju pada kami

"Sorry kak tadi kita kelepasan" jawab Deni

"Ouh" jawab nya simple, namun netranya langsung mengarah ke arah ana yang notabene masih menggunakan seragam sekolah lain

"Lo anak baru? Kenapa gak pake seragam sekolah sini?" Tanya nya dengan suara tegas

Ana memejamkan mata nya sebentar, impian nya untuk hidup damai di sekolah ini seperti nya tidak terkabul, di hari pertama saja dia sudah menabrak orang dan sekarang senior nya tengah melabrak nya menunjukan sisi senioritas nya

"Iya kak, maaf seragam nya masih baru toko, makan nya besok aja di pake nya" jawab ana

Tak ada jawaban dari mulut kakak kelas nya itu, hanya netranya yang terus memperhatikan ana sedari tadi

Dan kali ini ana langsung menunduk kepala nya, bukan nya takut tapi ana lebih ke malas, bahkan sangat malas harus berurusan dengan kakak kelas nya

"Untuk saat ini Lo gue maafin, tapi untuk lain kali? Awas Lo!" Peringat nya menunjuk wajah ana

"Hah?" Ana bengong dengan situasi ini

"Emang gue salah apa ya kak? sorry kalo gue salah tapi gue gak tau kak" jawab polos ana membuat Deni langsung menahan tawanya

Angel kesal dengan Deni yang seolah ingin menertawakan nya membuat nya langsung menyentak Deni

"Diem Lo" sentak nya

"Udah deh, kalian sana pergi ke urusan masing masing.. ini teman baru gue dan Lo gak usah ganggu dia, kalo enggak? Lo tau siapa gue?" Kata Reza dengan  songong nya

Tak ada jawaban dari angel dan malah mendengus dan meninggalkan kelima orang tadi

"Wuuuu" dengan berani Deni meneriaki kakak kelas nya itu

"Udah den, Lo bisa di hajar sama tuh lampir" tenang Nita pada teman sekong nya itu

"Udah lanjut makan" titah Reza

Sedangkan di pojok kantin, ke enam anak inti geng Elang melihat dari awal pertunjukan dari angel

"Kaya anak baru itu?" Tanya Angga yang di angguki oleh Dimas

"Mungkin" jawab Rafael yang langsung meneruskan makanan nya

Bugh

Tanpa berperasaan Riki menepuk pundak Rafael yang sedang makan, membuat sang empu nya melayangkan tatapan tajam pada Riki

"Sorry kelepasan" kekeh nya "lagian lo, masa anak baru gak tau? Lo kan ketua OSIS masa gak tau?" Cibir Riki

"Gue tadi sibuk dengan para siswa yang kesiangan"jawab kesal Rafael

Dengan terburu buru Rafael langsung meminum minuman nya, meninggalkan makanan nya yang belum habis

"Gue tanya anak baru dulu sebentar" pamit Rafael beranjak dari duduk nya

Saat Rafael tengah berjalan menuju ke anak baru dari sekolah garuda, tatapang tajam milik sang ketua Elang tengah memandangi punggung anak baru itu

"Sorry gue ganggu" kata Rafael langsung duduk di hadapan Reza

Atensi ana dan teman yang lain langsung mengarah kepada cowok jangkung yang menjabat sebagai ketua OSIS

"Eh, kak rafael ..Duduk kak" titah Nita

Dapat ana lihat tingkah Nita yang langsung senyam senyum sendiri memandang wajah orang di depan nya

"Muka Lo asem" cibir Deni mengusap kasar muka Nita

"Deni... Sialan Lo" desis Nita

Ana terkekeh dengan tingkah kedua teman barunya, dan ana lirik kedua teman nya lagi malah asik makan tak menghiraukan keadaan

"Gue ketua OSIS di sini, gue rasa Lo anak baru, di sini peraturan nya buat anak baru harus menghadap ke anak OSIS terlebih dahulu buat di data" jelas Rafael

"Oups sorry gue lupa raf" bukan ana yang menjawab, tapi Reza yang menjawab seakan mereka dekat

"Tak masalah, tadi gue sibuk juga, nanti anter teman baru Lo buat ke ruang OSIS" titah Rafael yang di angguki Reza

"Ya udah gue balik lagi" kata Rafael beranjak

"Kak rafael enggak duduk dulu di sini?" Tanya Nita Mesam mesem

Rafael tersenyum manis membuat pipi Nita bersemu merah, Deni sudah memutar bola matanya sedang-kan gendis dan Reza lagi lagi langsung fokus ke makanan nya

Itu yang dapat ana tangkap saat melihat teman barunya itu

"Lain kali aja, kasian teman gue di sana" kata Rafael menunjuk dimana teman teman nya berada

Ana reflek memutar kepala nya untuk melihat dimana teman teman nya

Deg

Netra nya bersibobrok dengan pemuda manis yang juga tengah menatap nya

Entah apa yang rasa dalam diri ana, seakan hati ini dekat dengan pemuda itu

Dengan cepat ana langsung memalingkan kembali mengontrol suasana hati nya yang tiba tiba entah kenapa

Sedangkan di tempat geng Elang juga dirasai oleh pemuda yang tadi netranya bersibobrok dengan anak baru itu

"Wajah nya sekilas mirip Dave ya" celetuk Angga

"Deva..." Lirih Dave tanpa sadar

"Lo tau dia Dave?" Tanya Dimas yang mendengar gumaman Dave

"Ehh.. engga dim, tapi entah kenapa hati gue merasa itu adik kembaran gue Deva" jawab nya melihat punggung anak baru itu

"Kembaran Lo? bukan nya itu anak kelas XI, kalo kembaran kan harusnya kelas XII? Tanya Angga sembari menggaruk kepalanya

Dave melayangkan tatapan tajam nya pada Angga "Lo lupa gue kan masuk sekolah nya kecepatan bareng Rafael" jawab Dave dengan sinis membuat Angga mengacungkan jarinya tanda minta maaf

"Santai bro.. kita tanya aja dulu siapa dia sama Rafael nanti" lerai Riki

Edgar sedari tadi hanya menyimak perkataan dari teman teman nya, dan berharap benar kalo anak baru itu kembaran dari teman nya, Edgar tau gimana sedih nya saat teman nya itu lagi lagi susah mencari kembaran nya

"Kenapa Lo Dave?" Tanya Rafael yang baru sampai

"Siapa namanya anak baru itu raf?" bukan nya menjawab pertanyaan Rafael, Dave langsung menanyakan nama dari anak baru itu

"Kalo gak salah sih tadi namanya ana, teman teman nya panggil dia ana" jawab Rafael membuat Dave langsung murung seketika

Melihat perubahan dari wajah Dave, membuat Rafael keheranan ada apa dengan sepupu nya itu?

"Kenapa Lo Dave?" Tanya Rafael

"Dia kira anak barunya kembaran nya Dave" jawab Riki

Rafael langsung terdiam, dia sangat tau gimana sepupunya itu yang selalu merindukan kembaran nya, begitu pun Rafael meskipun tidak ingat karena mereka terpisah saat umur Dave dan Deva berusia 8bulan dan saat itu Rafael sudah berusia setahun lebih

"Kita bakal cari kembaran Lo Dave, Lo tenang aja" hibur Rafael yang di angguki mereka

Tawa renyah dari meja depan sana sampai terdengar ke gendang telinga Dave, entah mengapa Dave merasa tenang dengan tawa anak baru itu

Dan gak ada yang tau suasana hati Dave saat ini ingin sekali menerjang memeluk, mencium menyalurkan kerinduan nya selama ini, entah kenapa hati nya lagi lagi menyuruh nya untuk menatap lagi gadis baru itu

bab 3

Waktu pulang sekolah membuat para siswa bergegas langsung keluar sekolah

Begitupun dengan ana yang sedang berjalan menuju gerbang bersama teman baru nya

Sedangkan anak Elang langsung memfokuskan perhatian nya saat melihat salah satu geng motor yang mereka kenali berada di depan gerbang sekolah

"Logo jaket nya milik wolf" kata Riki

"Kita lihat aja, nyari siapa di sekolah garuda?" Titah Edgar yang di angguki Dave

"Lagian Genk kita tidak pernah cari masalah sama Genk wolf" timpal Rafael

"Terus ngapain tuh anak wolf ke Garuda?" Tanya Dimas yang di angguki Angga

"Perhatikan dan tetap waspada" titah Ethan

Setelah lama mengamati terlihat seorang gadis tengah berlari menghampiri sosok yang tengah di amati

Rahang Dave langsung mengeras saat tau siapa gadis itu, tangan Dave langsung di tahan oleh Rafael saat Dave ingin sekali menghampiri gadis itu

"Jangan Dave, kita belum tau itu benar Deva yang kita cari atau bukan" kata Rafael

"Tapi bukan nya Lo yang bilang nama dari gadis itu Deva Liana Collins? terus sekarang Lo bilang dia bukan adek gue?" Tanya Dave

Terlihat kesal dari wajah Dave, kesal sekaligus marah, tampak urat urat lehernya mengeras di rahang tegap nya

Flashback on

"Maaf kak, saya ana anak baru" kata ana saat masuk ke dalam ruang OSIS

"Ouh iya masuk aja" titah Andre sang sekertaris OSIS

Dengan senyum ramahnya ana memasuki ruang OSIS, dapat ana lihat wajah pemuda yang di ketahui nya sebagai ketua OSIS ada dalam ruangan itu

"Jadi siapa nama Lo?" Tanya Andre yang siap akan mencatat nama anak baru itu

"Deva Liana Collins kak"

Brak

Suara gebrakan di meja yang di layangkan Rafael setelah ana menyebutkan nama aslinya

"Sorry.. gak sengaja" kata Rafael setelah melihat ana dan yang lain nya tampak kaget

"Siapa tadi Lo nama nya?" Ulang Rafael mendekati ana

"Deva Liana Collins kak, kenapa emang nya?" Tanya ana heran

"Ada akte atau surat keluarga kalo nama Lo bener Deva Liana Collins?" Tanya Rafael menggebu

Ana yang mendapat pertanyaan seperti itu merasa tersindir atau bahkan di tuduh mengaku ngaku dengan nama dirinya sendiri

"Maksud Lo apaan?" Tanya ana tanpa sadar sudah meninggikan suara nya

Rafael baru tersadar akan pertanyaan nya yang justru malah membuat lawan bicara nya tersinggung

"Sorry .. maksud gue-" Rafael tidak melanjutkan perkataannya, bingung harus jawab apa

"Tak masalah, kalo gak percaya bisa tanya bagian T.U atau kepala sekolah yang kemarin kemarin menerima berkas berkas gue" jawab ana ketus

Jujur ana masih kesal dengan pemuda yang sedang menjabat sebagai ketua OSIS itu

"Ekhem"

"Oke, ana ini buku panduan tentang peraturan di sekolah ini, jangan lupa di baca dan semoga Lo gak dapat masalah di sekolah ini, oke semoga betah di sekolah ini" kata Andre

Dengan sopan ana pamit dan keluar dari ruangan OSIS tanpa melihat ke arah Rafael

"Lo kenapa sih raf?" Tanya Andre pada sang ketua OSIS

"Sorry bro, tapi ini penting, gue nyari Dave terlebih dahulu" kata Rafael beranjak dari duduknya

"Eh Dre.. gue bisa minta tolong?" Tanya Rafael sebelum keluar dari ruangan OSIS

"Apa?" Tanya Andre

"Boleh minta salinan surat keluarga nya anak baru tadi atau surat pindah atau apalah .. yang penting identitas nya" kata Rafael

Andre menaikkan satu alis nya bingung, namun sedetik kemudian mengiyakan permintaan dari ketua OSIS nya itu

Flashback off

"Bang El.. tadi nya ana mau pulang sama teman baru nya ana" kata ana dengan menampilkan wajah imut nya

Tanpa memperdulikan wajah memelas dari ana, dengan cekatan elgara memakaikan jaket pada tubuh adik nya itu, bahkan sampai helm pun di pakaian oleh elgara

Semua gerak gerik yang di lakukan gara dan ana di saksikan langsung oleh anak Elang dan para siswa yang masih berkeliaran di depan gerbang

"Udah.. ayo naik dek, Abang mau ke basecamp" titah gara

"Kalo Abang sibuk kenapa harus jemput ana sih?" Tanya ana, namun dengan sigap menaiki motor sport milik gara

"Lo tau dek, kalo mama Abang itu sangat sayang nih anak nya orang gila, dari orok Lo sama mama makannya mama pasti ngomel kalo Abang gak becus jaga Lo" jawab gara

Ana tak membantah ucapan gara, memang dirinya malah dekat dengan keluarga elgara dari pada mama nya sendiri

Cerita dari mama elgara dulu saat beliau menyaksikan dimana ana tengah menangis dalam keadaan lapar sedang kan mama kandung nya malah membentak pada balita yang berusia 8 bulan

Hati mama elgara yang tergerak untuk menolong anak malang itu dari bentakan mama kandung nya, dan yang paling menyakitkan saat mama kandung nya malah dengan suka rela memberikan anak nya pada orang lain

"Udah gak usah melamun, entar kesambet, takuttt" kata gara membuat badan nya seolah takut membuat ana tertawa lepas dengan tingkah gara

Anak Elang yang sedari tadi memperhatikan tingkah ana, membuat mereka bertanya tanya apa hubungan nya bersama anak wolf?

Meskipun Genk wolf tidak pernah bersinggungan secara negatif dengan Elang, tapi mereka tetap harus waspada akan ada nya pengintai

"Adek gue gak mungkin seperti itu" sanggah Dave

"Dave, alangkah baik nya Lo dan Rafael nyari tau tentang kehidupan nya" sela Riki

"Buat apa?" Tanya Angga yang Lola

"Eh Lo dodol" sanggah Dimas memukul kepala Angga "ya buat mastiin benar gak ana itu kembaran nya dari Dave" lanjut Dimas

Dave mengangguk kan kepala nya dengan penuturan dari teman nya, netranya langsung melirik Rafael yang sedari tadi diam

"Kita harus bicara sama papa kenan Dave, gak mungkin kita cari sendiri" kata Rafael

Usulan dari Rafael membuat nya terdiam dan hanya anggukan kepala nya oleh Dave

"Udah selesai?" Tanya Edgar "langsung ke markas" titah nya yang hanya di angguki oleh mereka

Sedangkan ana yang baru turun dari motor besar nya elgara langsung mencengkram lengan gara dengan kuat saat netra nya bersibobrok dengan mama nya yang tengah memeluk erat lengan laki laki paruh baya

Laki laki itu langsung tersenyum miring saat melihat ana di depan nya, elgara yang sadar akan sikap ana langsung menyuruh nya naik motor

"Kita pulang ke rumah Abang, Abang gak mau kamu dalam bahaya" titah nya dengan suara dingin nya

Tak ada penolakan dari ana, sejujur nya memang ana merasa takut di rumah nya jika ada laki laki yang di bawa mama nya

Mata elgara menatap tajam laki laki paruh baya yang tengah bermesraan di teras rumah ana

Rumah yang hanya bersebrangan membuat ana tanpa membuang waktu berlari mencari dimana mama gara berada

"Ma... Ma" seru nya berteriak

Dengan air mata yang sudah mengucur dan hati yang merasa takut, tanpa basa basi ana langsung menerjang tubuh wanita yang sudah membesarkan nya, wanita yang dengan sukarela ikut dalam keadaan yang di ciptakan oleh mama nya ana

"Sayang.. kamu kenapa?" Tanya wanita paruh baya yang dengan kaget nya

"Di rumah ada Bondan"

Deg

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!