NovelToon NovelToon

Tawanan Cinta sang Cassanova

Awal mula petaka

Keina Arlova, gadis berusia 19 tahun harus rela mengubur mimpinya untuk menjadi seorang mahasiswa karena dirinya harus menggantikan sang ayah mencari nafkah sejak ayahnya meninggal dunia. Beruntungnya sang kekasih Gevan yang sudah ia pacari selama dua tahun membantunya mendapatkan pekerjaan di sebuah cafe milik kenalannya yang terletak tak jauh dari sebuah kampus ternama.

Cafe tempat Keina bekerja tak pernah sepi pengunjung, pelanggannya kebanyakkan dari mahasiswa dan mahasiswi kampus, mereka sering nongkrong dan menghabiskan waktu di cafe setelah jam kuliah mereka selesai. Selain tempatnya luas dan nyaman, cafe tersebut juga memiliki menu yang enak dan kekinian.

Seperti sekarang Keina sedang membawa minuman untuk salah seorang pelanggan cafenya tapi lantai yang licin karena sedang di pel oleh temannya sebab ada pengunjung yang menumpahkan minuman, membuat Keina hampir terpeleset dan tak sengaja menarik tangan seorang gadis yang sedang berjalan masuk kedalam cafe sambil memegang ponsel mahalnya hingga akhirnya ponsel gadis itu terlepas dari genggamannya dan masuk ke dalam ember berisi air pel yang kotor.

Tersadar akan hal buruk menimpa dirinya membuat Keina langsung meminta maaf pada gadis tersebut yang tak lain teman satu sekolah nya dulu semasa SMA yaitu Livy Adriana, gadis cantik tapi angkuh yang sering menghinanya dulu.

" Maaf, Liv. aku gak sengaja." lirih Keina sambil menunduk mengambil ponsel Livy yang kini sedang berendam di dalam ember pel-an tersebut.

Keina menyodorkan ponsel tersebut pada Livy yang masih terkejut melihat ponsel mewah miliknya berakhir menyedihkan. Keina hanya refleks memegang tangan Livy saat dirinya akan terjatuh tapi siapa sangka dirinya terselamatkan karena tak jadi terjatuh tapi ponsel mahal itu malah menggantikan dirinya untuk terjatuh dan yang lebih parah ponsel itu terjatuh ke dalam ember yang berisi air, kalau tau akan seperti ini mungkin Keina akan memilih membiarkan dirinya terjatuh dan gelas yang di pegangnya pecah berserakan dari pada ponsel itu yang jadi korbannya.

Melirik tajam ke arah Keina, Livy akhirnya memilih untuk membuka suara. " Iya gue maafin, tapi loe harus tetap ganti rugi. " jawab Livy dengan senyum menyeringai.

" A-apa? Tapi gimana bisa aku ganti ponsel kamu yang harganya kaya motor matic aku. 20 juta bukan uang yang sedikit, Liv ." sahut Keina dengan segala perasaan yang bergemuruh di dalam dadanya.

Uang puluhan juta bisa ia dapatkan dari mana? bahkan gajinya saja sudah sangat pas-pasan. Belum lagi ia menjadi tulang punggung yang harus memenuhi segala kebutuhan sang ibu yang terkadang di luar nalarnya.

" Ya gue gak mau tau. Ini ponsel harga nya mahal dan gara-gara loe ponsel gue jadi rusak dan menjijikan kaya gini. Sekalipun di benerin dan bisa nyala lagi gue juga ogah megangnya udah nyemplung ke dalam air pel yang keruh dan penuh kuman itu. " Livy mulai kesal karena Keina mengatakan tak mampu mengganti rugi ponselnya yang sudah ia jatuhkan hingga berakhir seperti sekarang.

Para pengunjung mulai menatap dan membicarakan pertengkaran mereka , Keina tak enak hati sudah mengganggu kenyamanan para pengunjung karena masalah yang ia sebabkan.

" Tapi aku benar gak bisa, Liv. Uang segitu aku bisa dapat dari mana? Kalau diperbolehkan mencicil aku akan mencicil ganti ruginya setiap aku gajian, Liv. " Nafas Keina mulai tersengal didalam hatinya sudah terasa sangat sesak karena merasa bersalah dan takut.

Livy mulai marah, gadis cantik nan sexy yang dulu menjadi primadona di sekolah mereka itu pun melipat tangannya di dada sambil berkata.

" Aku gak mau! sampai kapan kamu bisa melunasi uang 20 juta dengan gaji mu yang tidak seberapa itu Keina!"

" Kalau kamu mau, kamu bisa membayarnya dengan cara lain. " Livy menghela napas kasar, ia tau kalau Keina yang hidupnya menyedihkan itu tak akan mampu mengganti ponsel mahal miliknya yang seharga dengan satu buah motor matic seperti punya Keina.

" Katakan aku harus berbuat apa? " tanya Keina dengan mata berbinar. Dia berpikir mungkin Livy mulai mengerti keadaannya dan mengasihaninya saat ini.

Meski hubungan Livy dan Keina dulu tidak dekat seperti layaknya teman satu kelas lainnya, Tapi ia berharap kali ini Tuhan mau membukakan pintu hati Livy agar memaafkannya dan meringankan ganti rugi pada dirinya.

" Jadi budak ku, selama aku kuliah di kampus ini gimana?" tanya Livy mencoba bernegoisasi.

Kalimat yang terdengar datar dan biasa saja itu berhasil membuat Keina seperti disambar petir di siang bolong.

" A-apa Liv? Aku gak salah dengar? " suara Keina bahkan sampai bergetar mendengar kalimat kejam yang di ucapkan dari bibir temannya.

Dia tidak menyangka kalau Livy tega mengucapkan kalimat itu di hadapan banyak orang di dalam cafe. Dalam hati ia sangat malu dengan keadaannya yang menyedihkan seperti ini.

Sedangkan di bangku yang terletak di luar ruangan cafe ada tiga pasang mata yang sedang merokok sambil memperhatikan perdebatan antara Livy, junior mereka dan Keina si pelayan cafe yang menjadi tempat nongkrong mereka setiap hari.

" Vin, mantan partner loe noh. Lagi ribut gitu gak mau loe pisahin apa? " tunjuk Jourdy pada kedua gadis yang masih saja berdebat di dalam sana.

" Bukan urusan gue. " sahut Calvin tak menggubris perkataan Jourdy sang sahabat. Calvin sibuk menyesap rokok miliknya dan menghembuskan asap nya tepat di depan wajah Jourdy yang terlihat sangat kepo dengan pertengakaran Livy dan Keina.

uhuk. uhuk. uhuk

" Brengsekk! " umpat Jourdy yang merasa kesal dengan kelakuan Calvin yang menyebalkan.

Livy semakin murka karena Keina menolak menjadi budaknya yang akan menuruti semua perintahnya termasuk mengerjakan semua tugas kuliahnya karena ia tau Keina lebih pintar dari dirinya dan Keina berpikir bagaimana mungkin ia bisa bekerja dan menghasilkan uang kalau waktu dan tenaga nya hanya akan digunakan menjadi budak dari Livy, hutangnya pada Livy mungkin bisa terbayar tapi bagaimana dengan uang yang harus ia dapatkan, tak mungkin kan bertahun-tahun menjadi budak Livy tanpa menghasilkan uang. Ia bisa di usir oleh sang ibu kalau sampai dirinya tak memberikan uang pada wanita itu.

" Loe pikir loe siapa, hah? kalau gak mau jadi budak gue yaudah, ganti rugi sekarang juga dan gue gak mau tau semiskin apa hidup loe, yang gue mau sekarang ponsel gue balik kaya semula! " sentak Livy yang semakin membuat keadaan di dalam cafe terasa tak nyaman.

Keina hanya tertunduk menangis meratapi kesalahannya.

" Jawab! Ganti rugi atau menjadi budak dan turuti semua perintah gue ! " bentak Livy lagi sampai membuat pundak Keina berjingkat.

" Gue akan ganti rugi. " suara bariton tiba-tiba menginterupsi keduanya yang tidak sadar akan kedatangan orang itu.

.

...****************...

***Hai ketemu lagi di karya ke tiga aku, semoga suka. Kalau gak suka dengan ceritanya atau tokohnya tolong di skip aja gak usah di baca apalagi sampai ngasih rate dengan bintang satu atau dua.

untuk yang suka, tolong di subscribe, like, komen, jangan lupa minta vote dan hadiahnya ya. Terima kasih 🙏🙏, salam sayang dari akoh 😘😘***

Malaikat penolong

" Kak, Calvin? " gumam Livy saat ia menoleh dan melihat Calvin tiba-tiba berjalan menghampirinya dan Keina.

Sedangkan Keina pun tidak kalah terkejut melihat ke arah orang yang akan membantu dirinya. Dia tidak menyangka orang yang bersikap bagai pahlawan itu adalah salah satu mahasiswa di kampus yang sama dengan Livy, kampus yang dipenuhi anak-anak dari kalangan atas dan juga ia adalah salah satu pelanggan cafenya yang tiap hari nongkrong bersama teman-temannya.

" Gak bisa dong kak, yang buat kesalahan kan dia. Jadi harus dia lah yang tanggung jawab. Masa kakak yang mau bayarin. " ucap Livy tak terima pria yang ia sukai sejak awal masuk kampus ingin membantu Keina si gadis yang ia benci karena merebut Gevan darinya dulu.

sekilas masa lalu

Dulu saat duduk di bangku kelas X Livy menyukai kakak kelasnya yang berada di kelas XII bernama Gevan Argantara. Berbagai macam cara ia lakukan untuk menarik perhatian Gevan tapi sayang Gevan sama sekali tak peduli padanya. Pria itu selalu bersikap dingin pada Livy yang sikapnya amat sangat agresif.

Sampai suatu ketika Gevan secara terang-terangan mendekati siswi yang menurutnya sangat cantik tanpa perlu banyak polesan makeup seperti Livy. Dia adalah Keina, gadis yang berhasil membuat Gevan jatuh hati.

Keina yang tidak tahu apa-apa pun membiarkan saja saat Gevan membantunya, mendekati bahkan memberi perhatian lebih padanya. Bohong rasanya ia tak menyukai pria tampan yang di gilai banyak gadis tersebut, tapi apalah daya Keina merasa tak pantas untuk Gevan dan menganggap kebaikan Gevan hanyalah sebagai bentuk rasa kasihan.

Sampai saat Keina berulang tahun yang ke 17, Gevan menyatakan cintanya meski awal nya ragu tapi akhirnya Keina menerima Gevan menjadi kekasihnya dan mereka kini menjalani hubungan jarak jauh karena Gevan harus kuliah di luar kota.

Kembali di masa kini dimana Livy sedang protes, tak terima idola kampus yang sangat ia sukai itu bersimpati pada gadis yang ia tak suka. Lagi-lagi Livy semakin membenci Keina, karena gadis itu selalu merebut perhatian para pria incarannya.

Awalnya Calvin bersikap acuh saat tau kedua gadis dihadapannya ini sedang bertengkar namun saat melihat Keina yang menangis karena semakin terpojok membuat hati Calvin tergerak untuk mendekat ke arah mereka. Entah sebenarnya apa yang ia inginkan, namun yang jelas ia tak suka ketenangannya di cafe terganggu karena perdebatan keduanya. Terlebih saat Livy mulai bertingkah dengan memojokkan posisi Keina di hadapan banyak orang, Calvin menjadi sangat ingin ikut campur dalam masalah mereka.

" Berapa nomer rekening loe? biar gue transfer sekarang!" ucap Calvin yang tak ingin menanggapi protes yang keluar dari mulut Livy, Calvin lebih memilih langsung bertanya nomer rekening Livy agar urusan mereka cepat selesai dan gadis itu cepat pergi dari hadapannya.

" Tapi kak..... "

Belum juga Livy melanjutkan ucapannya tiba-tiba Calvin mendekatkan wajahnya ke telinga Livy sambil berbisik. " Sekarang atau foto bugil loe gue sebar ke anak-anak kampus. " setelah berkata begitu Calvin memundurkan lagi tubuhnya agar tak terlalu dekat dengan Livy yang membuatnya muak.

Wajah Livy langsung memucat mendengar ancaman Calvin. Ya, gadis itu pernah mengirim foto dirinya yang sedang tak mengenakan sehelai benang pun pada Calvin untuk menggoda seniornya tersebut tapi bukannya bernafssu Calvin justru muak melihat nya, ia hanya sengaja menyimpan foto itu kalau nanti memang di butuhkan seperti sekarang. Untuk mengancam Livy saja.

Dengan tangan gemetar Livy menuliskan nomer rekeningnya pada secarik kertas " Ini nomer rekening aku. " Livy menyodorkan kertas itu pada Calvin tanpa banyak protes seperti sebelumnya. Lagi-lagi ia kalah dengan Keina. Niat hati membuat gadis itu menderita tapi kini dirinya sendiri yang dipermalukan. Harga dirinya terasa diinjak-injak oleh Calvin dan Keina.

" Done ! 20 juta cukup kan untuk membeli tipe ponsel kaya punya loe itu. " Calvin sebenarnya malas berhubungan dengan Livy tapi melihat gadis malang di hadapannya itu mengalami masalah membuat ia ingin menolongnya. Meski tentu dia tidak akan pernah tidak meminta imbalan pada Keina.

" Kakak kenapa mau bantu dia? " tanya Livy yang kini mulai melunak tak menggebu seperti tadi.

Tentu Itu semua karena ia takut oleh ancaman Calvin dan terlebih dia menyukai pria itu meski Calvin selalu bersikap dingin padanya jadi ia semakin tak ingin dianggap buruk di hadapan Calvin. Andai saja ia tau bahwa pria tampan itu ada di sini mungkin Livy akan menggunakan kata-kata yang lebih lembut lagi pada Keina agar citra nya tak menjadi buruk di depan Calvin.

" Karena mulai saat ini, dia adalah milik gue." sahut Calvin menjawab pertanyaan Livy dengan santai tanpa peduli bagaimana raut wajah Keina saat ini yang menatap nya bingung karena ucapan yang Calvin katakan pada Livy.

Tanpa peduli bagaimana perasaan Livy saat ini yang sedang menahan malu dan cemburu secara bersamaan. Entah apa maksud Calvin sebenarnya yang jelas itu membuat Livy semakin membenci Keina karena harga dirinya kembali jatuh saat ini dengan Calvin yang secara terang-terangan peduli pada Keina.

" Udah mau ngapain lagi? pergi sana! " usir Calvin tanpa perasaan. Dan Livy hanya bisa menghentakkan kakinya kesal karena Calvin mengusirnya di hadapan Keina.

" Kei-na Ar-lova. " ucap Calvin membaca name tag yang menempel di seragam kerja Keina.

" I-iya kak. " ucap Keina terbata. Dia mungkin sudah sering melayani Calvin dan teman-temannya saat mereka datang ke cafe tapi secara pribadi dia belum pernah berbicara dengan mereka dan itu membuat Keina canggung luar biasa. " Oh i-iya makasih banyak udah mau nolong aku, nanti uang kamu bakal aku...... "

" Ikut gue. " titah Calvin tanpa peduli kalimat apa yang akan diucapkan oleh Keina selanjutnya. Ia berkata cukup lembut berbeda dengan dirinya saat berbicara dengan Livy barusan.

Takut tapi Keina sedikit lega karena akhirnya ia tak perlu lagi berurusan dengan Livy, gadis yang sangat kejam itu.

Dengan ragu, namun Keina akhirnya menuruti permintaan Calvin untuk mengikutinya karena bagaimana pun pria itu bagaikan malaikat penolongnya yang telah menyelamatkan dirinya dari cengkraman Livy.

Calvin membawa Keina ke tempat duduk yang kosong untuk berbicara dengan gadis itu.

" Loe kenapa nunduk terus? Emang gue gak tampan, sampai loe gak mau lihat wajah gue? " sindir Calvin yang menatap tajam Keina yang masih terus menunduk.

Keina akhirnya mendongakkan kepalanya untuk menatap Calvin yang ternyata sedari tadi terus memandangi nya dengan tatapan yang sulit di artikan.

" Gue kurang tampan buat loe? " goda Calvin sambil tersenyum. Entah kenapa ia bisa tersenyum pada gadis di hadapannya ini, padahal mereka setiap hari bertemu karena Calvin setiap hari pasti akan nongkrong di cafe tempatnya bekerja. Tapi baru kali ini ia tersenyum pada gadis itu. Dia seperti baru menyadari bahwa gadis dihadapannya ini sangat cantik dengan riasan sederhana sekalipun, kenapa juga dia baru menyadarinya sekarang, pikir Calvin.

" Ah, emmm itu kak, anu. Gak kok. " Keina bingung mencari jawaban yang tepat. Ditanya seperti itu saja membuatnya gugup, kalau mengiyakan bahwa Calvin memanglah tampan itu akan membuatnya malu dan semakin gugup lagi. Tapi kalau mengatakan Calvin tidak tampan juga itu sama saja ia membohongi dirinya sendiri dan juga pasti akan menyinggung perasaan Calvin yang sudah menolongnya.

Calvin hanya bisa tersenyum memperhatikan wajah Keina yang terlihat sangat menggemaskan saat sedang gugup dan menahan malu.

.

.

...****************...

Mangsa Baru

" Catat nomer ponsel loe di sini. " titah Calvin sambil menyodorkan ponsel nya pada Keina.

" Gue gak bantuin loe dengan cuma-cuma Kei. Jadi gue minta nomer loe karena gue akan menagih hutang loe nanti. " Calvin paham akan ekspresi bingung Keina saat ia meminta nomernya, oleh karena itu Calvin menjelaskan agar gadis itu mengerti maksudnya.

" Oooohh.. " Keina mengambil ponsel Calvin dan menekan nomer ponselnya. Keina paham uang 20 juta bukanlah uang yang sedikit mana mungkin ada orang dengan sukarela memberikannya. Ia tak apa kalau memang Calvin meminta ganti uang nya asalkan bisa ia cicil pada Calvin.

Keina menyodorkan lagi ponsel Calvin saat ia sudah menyimpan nomernya pada ponsel pria itu.

" Ini kak udah aku simpan nomer ku. "

Calvin tersenyum menyeringai sambil menerima kembali ponselnya. " Kalau gue telpon atau Chat kapan pun loe wajib bales! inget loe masih punya hutang sama gue. " setelah berkata begitu Calvin langsung bangkit dari duduknya dan kembali menghampiri teman-temannya.

" Wiiiiihh, mangsa baru nih. tadi aja gak mau ikut campur katanya. " sindir Jourdy.

Calvin tak menanggapi ucapan sahabatnya, ia hanya tersenyum sambil meraih tas dan kunci mobil yang ia letakkan di atas meja.

" Woy, mau kemana loe kampreet! " teriak Axel yang tak mengerti sikap aneh Calvin yang meninggalkan mereka begitu saja tanpa penjelasan.

" Kei, kamu gak pa-pa? " tanya salah seorang teman Keina di Cafe, yaitu Ara.

" Gak apa kok Ra. " jawab Keina sambil tersenyum.

Raut wajah Ara berubah sedih saat baru saja tau kejadian yang menimpa Keina dari temannya yang lain. " Maaf Kei, aku gak tau tadi aku di toilet makanya gak bisa bantu kamu ngadepin si mak Lampir tadi. "

Keina dan Ara sudah bersahabat sejak SMA dan tentu Ara pun mengenal siapa Livy. Kalau saja tadi Ara tau kejadian yang menimpa sahabatnya mungkin ia tak akan segan menjambak rambut Livy saat itu juga. Sejak SMA dia sudah menjadi pelindung bagi Keina, Ara akan melawan siapa saja yang berani mengganggu Keina maka dari itu sudah sering sekali ia bertengkar dengan Livy karena terus mengganggu Keina.

" Aku baik-baik aja kok, tadi kebetulan ada yang mau bantu, ya walau mungkin aku tetap harus mengganti uangnya tapi seenggaknya aku gak berurusan sama Livy, Ra." ucap Keina agar sahabatnya itu tak perlu lagi mengkhawatirkannya.

" Tapi uang segitu banyak banget, Kei. " sahut Ara yang merasa iba pada Keina. Ia tau perjuangan yang harus di lalui oleh sahabatnya itu.

" Gak apa, Ra. Itu semua memang salah aku jadi aku harus ganti rugi. " Keina mengelus lengan Ara agar sahabatnya itu tau bahwa ia baik-baik saja saat ini.

...----------------...

Sesampainya di apartemen Calvin langsung meraih ponselnya di saku celana dan mengirim pesan pada Keina.

ini gue, Cowok tampan yang tadi di cafe. Calvin

Keina yang baru selesai bekerja pun langsung meraih ponselnya dan membaca pesan dari Calvin.

" ini orang kepedean banget ya bilang dirinya sendiri tampan, eh tapi emang tampan sih." gumam Keina sambil tersenyum membaca pesan Calvin.

ohh, iya kak. aku save ya nomer kakak.

Baru juga membalas tiba-tiba pria itu menelponnya. " Loe udah pulang? "

" Udah kak, ia udah duduk di atas motor mau jalan pulang. " jawab Keina dari sambungan telponnya.

" Yaudah hati-hati, kabarin gue kalau udah sampai rumah. " titah Calvin, yang membuat Keina mengerutkan keningnya.

Karena malas berdebat Keina memilih mengiyakan perkataan Calvin, setelah itu mengakhiri panggilannya.

Sesampainya di rumah Keina meraih ponselnya tapi bukan untuk mengabari Calvin. Tapi mengabari sang kekasih Gevan. Keina merasa aneh kalau harus mengabari Calvin. Atas dasar apa ia harus memberitahu pria itu, mereka saja tak ada hubungan apapun, berteman pun tidak. Mereka bahkan baru resmi berkenalan hari ini itu pun karena sebuah hutang. Jadi Keina tak merasa punya tanggung jawab memberitahu pria itu dan Calvin pun tak punya hak atas apa yang ia lakukan.

Berbeda dengan Keina, Calvin justru gelisah menunggu gadis itu mengabarinya. Ia benci diabaikan karena sebelumnya tak pernah ada gadis yang mengabaikannya, mereka justru yang berkali-kali menghubungi Calvin tanpa di minta.

" Sialann! " umpat Calvin kesal dan melempar ponselnya ke ranjang. Ia kesal sejak tadi sudah tiga jam menunggu gadis itu tak juga menghubunginya sementara chatnya tak di balas dan telponnya pun tak kunjung gadis itu angkat. " Awas loe ya Kei, berani-beraninya mengabaikan gue. " gumam Calvin kemudian tersenyum menyeringai.

Keesokan harinya , Calvin yang baru saja sampai di kampus langsung di cecar banyak pertanyaan oleh kedua sahabatnya Jourdy dan Axel.

" Ada kejadian apa kemarin? loe belum cerita sama kita maen cabut aja. " cibir Axel.

" Iya bener, gue gak ngerti sama loe yang tiba-tiba bantuin gadis cafe itu. " timpal Jourdy yang juga penasaran tentang kejadian kemarin.

" Kepo loe berdua! " sahut Calvin santai.

" Sejak kapan loe main rahasia-rahasiaan sama kita? " kesal Jourdy. Sikap Calvin benar-benar sangat menyebalkan menurutnya.

" Paling juga si gadis cafe itu mangsa barunya si penjahat kelaamiin ini. " celetuk Axel yang seakan mulai bisa membaca situasi Calvin.

" Nah, pinter loe. " Calvin menepuk pundak Axel seakan senang teman nya itu paham tanpa ia harus bercerita.

Jourdy mengerutkan keningnya mendengar ucapan Calvin. " Mangsa baru? sejak kapan loe ngincer tuh cewek? "

" Entah lah, gue juga gak tau. Tiba-tiba tertarik aja pas lihat dia kemarin bertengkar sama Livy. " ucap Calvin yang memang benar adanya, sejak dulu ia mondar-mandir di cafe itu bersama teman-temannya tak pernah sekalipun ia melirik Keina tapi entah kenapa saat kemarin melihat gadis itu menangis putus asa hatinya merasa iba melihatnya. Tapi saat menghampiri Keina kemarin dan menatap mata indah Keina membuat Calvin seolah tersihir padanya, bahkan otaknya merencanakan hal licik untuk menjerat gadis itu.

" Bae- bae jatuh cinta bro. Nanti bucin lagi. " ucap Axel diiringi gelak tawanya dan Jourdy bersamaan.

" Sorry ya, gak ada kata jatuh cinta dalam kamus gue. Gue gak mau menjalani hubungan yang rumit yaitu pacaran apalagi menikah. No! " tegas Calvin. Untuk saat ini memang menjalin hubungan tak pernah ada dalam benaknya, untuknya sebuah hubungan hanya memperumit hidupnya saja. Ia tak ingin merasakan cemburu, sakit hati, atau pun ditinggalkan.

...----------------...

Tiba- tiba sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di hadapan Keina yang baru saja keluar dari cafe dan sedang berjalan menuju parkiran cafe. Keina merasa mengenali mobil itu hanya saja ia berpura-pura tidak melihat dan memilih memainkan ponselnya sambil berjalan ke arah motornya.

" Keina! " seru seorang pria dari dalam mobil itu.

Keina yang di panggil namanya pun mau tidak mau menoleh ke arah sumber suara tanpa sengaja pandangan mereka bertemu, sepersekian detik Keina mengagumi ketampanan Calvin, tapi tiba-tiba Keina menggelengkan kepalanya saat ia teringat tak seharusnya ia mengagumi pria lain sementara dirinya sudah memiliki kekasih.

kendalikan dirimu Keina! batin Keina.

" I-iya kak! " seru Keina kemudian menghampiri Calvin yang masih berada di dalam mobil.

" Ikut gue sekarang! " titah Calvin sambil menatap datar wajah Keina, ia masih kesal karena Keina mengabaikannya kemarin.

" Kemana kak? " tanya Keina yang sedikit khawatir. Ia tau Calvin adalah pemain wanita. Keina sering mendengar para gadis-gadis membicarakan Calvin saat mereka berkumpul di cafe tempatnya bekerja. Kalau semua itu benar apakah ia juga akan menjadi mangsa pria itu berikutnya?

.

.

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!