NovelToon NovelToon

Menjadi Simpanan CEO

Bab 1

"Tunggu... kamu sudah minum pil yang aku berikan waktu itu kan?" Tanya Edward saat jemari cantik Kiara ingin membuka satu-satunya kain yang tersisa yang menutupi tubuhnya.

Kiara pun mengangguk, dengan mata yang tertunduk ke arah bawah. Dia sedang berusaha menahan malu. Meski ini sudah kesekian kalinya Kiara melayani Edward, namun dia masih tetap saja malu. Karena Edward selalu minta Kiara yang berada di atas dan tanpa satu helai kain pun di awal permainan mereka. Meskipun selalu akan berakhir dengan Edward yang memimpin permainan sampai Kiara tak berdaya.

"Bagus, tapi kali ini aku ingin kamu menghadap ke arahku!" kata Edward dengan ekspresi wajah datar. Tapi Kiara juga tidak bisa melihatnya. Karena dia hanya menunduk.

Mendengar instruksi dari Edward, Kiara langsung melangkah maju mendekati pria yang sedang duduk di sofa single sebuah hotel mewah di kota ini. Kota metropolitan yang membuat segalanya berubah bagi Kiara.

Kiara memposisikan dirinya di atas pangkuan pria itu, dan permainan panas pun terjadi. Kiara benar-benar malu ketika tangan Edward bahkan memegang kedua gumpalan besar di dadanya itu.

Kiara sama sekali tidak melihat ke arah Edward, dia terus memalingkan wajahnya ke arah lain.

Satu jam berlalu, pria tampan dengan tubuh atletisnya dan tinggi sekitar 178 cm itu pun beranjak dari tempat tidur, meninggalkan Kiara yang terbaring lemah di atas tempat tidur.

Saat pintu kamar hotel itu terbuka lalu tertutup lagi. Dengan posisi tengkurap Kiara mengepalkan kuat tangannya dan menangis sambil menggigit selimut putih yang ada didepannya.

Rasa sakit yang dia rasakan akibat perbuatan seorang wanita yang tiba-tiba hadir dalam keluarganya kemudian membuatnya harus mengalami semua penderitaan ini.

Kiara Dema, 19 tahun. Awalnya kehidupannya sangat bahagia. Dia punya ayah yang baik, ibu yang sangat menyayanginya dan kakak laki-laki yang begitu perhatian dan memanjakan dirinya.

Namun entah bagaimana, ibunya tiba-tiba meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. Ayahnya menikah lagi dan ibu tirinya juga anak bawaan ibu tirinya itu datang ke rumahnya dan mendominasi segalanya.

Kakaknya di kirim ke luar negeri, dan tak bisa di hubungi. Sang ayah terkena serangan jantung dan akhirnya Kiara dan ayahnya di usir dari rumahnya sendiri karena semua harta, juga perusahaan entah bagaimana berganti kepemilikan menjadi milik Raisa dan anaknya Wulan.

Tak ada satu pun yang bisa di mintai tolong, ketika ayahnya masih di rumah sakit dan harus di operasi. Kiara tak punya pilihan lain, di tengah hujan deras otaknya sudah tidak bisa berpikir normal.

Flashback On

"Aku harus kemana mencari uang untuk operasi ayah?" gumam Kiara sambil berjalan di pinggir jalan.

Kiara yang bingung mencoba untuk pergi ke rumahnya. Dengan berarti di tengah hujan, Kiara pergi ke rumah besar yang dulu adalah rumah miliknya. Rumah dimana dia di rawat dan di besarkan sejak kecil.

"Tolong buka pintunya pak!" kata Kiara sambil menggedor-gedor pintu gerbang.

Terdengar langkah kaki seseorang, dan itu adalah satpam. Tapi satpam itu bukan satpam rumah Kiara yang lama. Itu satpam baru, karena Kiara tidak kenal.

"Cari siapa neng?" tanya satpam itu.

"Saya Kiara pak, tolong bukakan pintu gerbangnya. Saya mau ketemu tante Raisa, tolong pak!" kata Kiara memohon pada satpam itu.

Satpam itu terlihat iba, tapi kemudian dia berkata.

"Maaf neng, tapi nyonya Raisa sama non Wulan lagi liburan ke luar negeri!" kata satpam itu.

Kiara benar-benar ingin menangis, bisa-bisanya mereka memakai yang ayah Kiara untuk liburan sementara ayahnya sedang butuh uang untuk biaya rumah sakit.

"Kapan kembalinya ya pak?" tanya Kiara.

"Kalau itu saya kurang tahu, soalnya saya sempat dengar mereka mau keliling Eropa!" kata satpam itu lagi.

Hari Kiara semakin sakit mendengarnya. Dirinya tidak tahu harus minta bantuan pada siapa lagi. Kiara yang merasa di tempat itu apapun yang akan dia lakukan akan sia-sia. Akhirnya memilih untuk pergi saja dari sana.

Langkah Kiara semakin lambat, karena dia benar-benar sudah hampir putus harapan. Malam ini juga ayahnya harus di operasi. Kalau tidak, nyawa ayahnya tidak akan tertolong. Meski dia masih ada kakaknya, tapi Kiano juga sama sekali tidak bisa di hubungi. Entah apa yang terjadi pada Kiano, karena perusahaan yang di luar negeri juga sudah berganti kepemilikan menjadi milik Raisa. Dan manager disana mengatakan Kiano tidak pernah sampai di sana.

Sampai di sebuah halte, Kiara duduk di kursi halte dengan mata menatap ke arah aliran air hujan yang ada di bawah kakinya. Tangan dan kakinya sudah berkerut karena hujan.

"Sayang banget aku udah gak pewe, itu mami cari pewe buat klien macan nya!" kata seseorang yang berdiri di depan Kiara.

"Aih, siapa ya? aku juga gak punya temen deh. Sayang banget itu padahal bisa dapat 200 juta semalam ih!" kata wanita yang satunya lagi.

Mendengar 200 juta dapat di hasilkan dalam semalam di sebutkan di depannya, Kiara yang memang butuh uang 150 juta pun mendongak menatap kedua wanita yang pakaiannya sangat minim di tengah deras hujan yang mengguyur kota itu.

Kiara tak punya cara lain, dia harus menyelamatkan ayahnya.

Kiara bangun dari duduknya, dia menghampiri dua wanita yang ada di depannya.

"Kak, maaf tadi bilang bisa menghasilkan uang 200 juta dalam semalam? gimana caranya?" tanya Kiara.

Kedua wanita yang di ajak Kiara bicara langsung melihat Kiara dari atas sampai bawah. Kiara memang cantik alami, dia juga punya perawakan tinggi dan berisi.

Keduanya saling angguk.

"Kamu mau, 200 juta dalam semalam. Tapi kamu harus kasih kita 10 persen ya!" kata salah satu wanita yang rambutnya pirang.

Karena Kiara tak punya cara lain, dia pun langsung mengangguk cepat.

Kedua wanita itu kemudian membawa Kiara ke sebuah klub malam yang sangat besar dan mewah. Di jalan mereka sudah banyak bertanya tentang Kiara, namanya, umurnya, terutama dia masih perawan atau tidak. Juga pekerjaan apa yang harus Kiara kerjakan. Awalnya Kiara sangat takut, tapi karena dia tidak punya pilihan lain. Kiara mau tak mau harus melakukannya. Mereka mengajak Kiara, ke sebuah ruangan yang begitu mewah dan elegan.

"Mi, ini Kiara. Dia masih pewe loh!" kata salah satu dari dua wanita itu.

Seorang wanita paruh baya yang pakaiannya begitu terbuka langsung melihat ke arah Kiara. Dan melihatnya dari atas sampai bawah.

"Cantik, kamu tahu kan kamu harus apa?" tanya wanita yang di panggil Mami itu.

Kiara yang sudah di beri penjelasan oleh kedua wanita itu mengangguk.

"Bagus, Lola dandani dia. Bawa ke ruangan VVIP!" kata wanita paruh baya itu.

"Baik mi!" kata salah satu wanita berambut pirang yang ternyata namanya Lola.

***

Bersambung...

Bab 2

Lola membawa Kiara yang sudah pakai lingerie berbalut sebuah kimono ke sebuah ruangan.

"Dengar ya Kiara, lakukan yang terbaik. Di sini tuh enak, gak ada tuh kontrak kontrak kerja kayak di tempat lain, kalau kamu butuh uang lagi, kamu bisa ke sini sendiri terus temuin mami. Dia pasti bakalan kasih kamu klien. Yah, sukur-sukur sih klien ini suka sama pelayanan kamu. Terus jadiin kamu simpanan, jadi kamu gak perlu gonta ganti klien. Oh ya... ingat ya, kasih aku sama Nuna 10 persen!" kata Lola.

Setelah Kiara mengangguk paham, Lola langsung mengetuk pintu.

"Buruan masuk! ingat, layani dengan baik!" kata Lola lalu meninggalkan Kiara sendirian di depan pintu.

Kiara menelan salivanya dengan susah payah, lola dan Mami Erna sudah memperlihatkan video padanya tadi bagaimana memuaskan pelanggan. Tapi Kiara benar-benar gugup. Seumur-umur dia tidak pernah melihat video seperti itu.

Tapi waktu terus berjalan, dua jam lagi ayahnya harus operasi. Kiara pun memberanikan dirinya, toh setelah ini dia tidak akan pernah melakukan perbuatan ini lagi.

Ceklek

Kiara membuka pintu, lalu menutupnya lagi. Tampak di hadapannya seorang pria tampan, dengan setelan jas lengkap. Dan wajahnya, benar-benar sangat tampan.

Pria itu juga memandang ke arah Kiara.

"Nama?" tanya pria itu.

"Ki.. Kiara tuan!" jawab Kiara gugup.

"Ck.. kalau masih gugup sebaiknya keluar sekarang!" kata pria itu tangan sepertinya ingin segera di puaskan.

"Tidak tuan, saya tidak gugup!" kata Kiara yang langsung melepas kimononya dan memperlihatkan lingerie merah berenda itu pada pria tampan itu.

Jakun pria itu terlihat naik turun, karena memang pemandangan di depannya begitu indah baginya.

"Buka semuanya!" seru pria itu.

Flashback Off

Setelah malam itu, Edward memberikan nomer ponselnya pada Kiara. Kiara pikir dia tidak pernah menggunakan nomer ponsel itu. Tapi paska operasi sang ayah, kondisi ayahnya kembali drop. Dan perlu di lakukan tindakan lagi. Biayanya sangat besar, bahkan harus di pasang ring di jantung ayah Kiara.

Kiara pun kembali menghubungi Edward dan hubungan mereka terus berlanjut. Bahkan sampai satu bulan sang ayah di rawat di rumah sakit. Kiara pakai uang dari Edward untuk membayar semua biayanya.

Setelah membersihkan dirinya, Kiara pun keluar dari hotel tersebut. Kiara memakai scraft untuk menutupi tanda yang di berikan Edward di lehernya.

Setelah bergelut panas dengan Edward, Kiara merasa sangat lapar. Pria yang menjadikan Kiara simpanannya itu tak pernah banyak bicara. Selain mengatakan apa yang dia inginkan untuk Kiara lakukan saat mereka berhubungan. Setelah itu jangankan mengajak Kiara makan, dia akan langsung pergi dengan meninggalkan sejumlah uang tunai di atas meja di kamar hotel itu.

Saat Kiara menemukan sebuah restoran di sebuah mall, Kiara berpikir untuk makan di tempat itu. Tempatnya cukup mewah, Kiara ingin saja memanjakan perutnya setelah tadi bekerja keras di pagi hari. Memang seperti itu, Edward tidak tahu waktu kalau mau pakai Kiara. Kadang pagi, sore bahkan larut malam. Tapi dia tidak pernah menghubungi Kiara di siang hari.

Saat masuk ke dalam restoran dan sedang mencari meja untuk dia makan siang. Kiara merasa namanya di panggil.

"Kiara!"

Kiara pun menoleh ke arah sumber suara. Ternyata yang memanggilnya itu adalah Dewi. Teman SMA Kiara.

Kiara pun senang bisa melihat temannya di tempat ini.

Dewi berdiri dan melambai ke arah Kiara, agar Kiara menghampiri nya.

Kiara pun akhirnya menghampiri Dewi yang sedang makan sendirian.

Mereka berdua saling berpelukan melepaskan rindu sudah hampir satu tahun tidak bertemu. Dulu mereka saat di SMA cukup dekat.

"Sendirian aja?" tanya Dewi.

"Iya, kamu juga sendiri?" tanya Kiara.

"Oh enggak, aku kebetulan tadi ketemu sama Andre, tapi dia lagi ke toilet. Makanan kita juga belum datang, kamu mau pesan apa? kata Andre dia yang mau traktir tadi!" kata Dewi antusias.

"Tanya dulu deh sama Andre, kalau gak aku bayar sendiri deh!" kata Kiara yang tidak enak memesan makanan tapi yang mau traktir belum datang.

"Gak papa, Andre kan tajir kayak kamu Kiara!" kata Dewi.

Mendengar apa yang dikatakan Dewi, Kiara tanya menghela nafas panjang. Memang tidak ada yang tahu kalau Kiara sekarang hidupnya sudah benar-benar berbeda. Dia bahkan tidak melanjutkan kuliah karena apa yang telah terjadi pada kehidupannya beberapa bulan ini.

Dewi mengajak Kiara duduk di sebelahnya.

"Kamu kuliah dimana Kiara?" tanya Dewi.

Kiara pun dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Aku gak kuliah Dew!" kata Kiara sedih.

"Loh kenapa? kamu tuh pinter loh, sayang banget. Ayah kamu kan kaya...!"

"Hidup aku sudah gak kayak dulu lagi, tapi gak papa. Oh ya kamu kuliah dimana?" tanya Kiara pada Dewi.

"Universitas Harapan Bangsa. Kenapa sih Ra?" tanya Dewi masih penasaran.

"Kiara?"

Suara itu datang dari arah belakang Kiara. Seseorang yang baru lihat Kiara dari belakang sudah tahu siapa dia, tentu saja adalah Andre. Pemuja rahasia Kiara sewaktu SMA dulu.

Kiara berbalik dan berdiri.

"Andre!"

Karena senang bertemu temannya yang lain yang sama baiknya dengan Dewi. Tanpa sadar Kiara juga memeluk Andre sama seperti dia memeluk Dewi tadi.

Andre tersenyum senang dan membalas pelukan Kiara. Tentu saja, karena dia juga sebenarnya suka pada Kiara.

"Kamu tuh kayak di telan bumi, aku ke rumah kamu tapi katanya rumah itu bukan punya tuan Alex Dema lagi? apa yang terjadi Kiara?" tanya Andre yang membuat Dewi berdiri.

"Kiara, sebenarnya apa yang terjadi. Ayah kamu...!"

"Gak ada apa-apa, aku sama ayah pindah. Itu aja. Yok duduk, makan kita. Katanya Dewi kamu yang traktir ya Ndre, aku mau juga dong!" kata Kiara mengalihkan pembicaraan.

Dia sama sekali tidak ingin penderitaannya di ketahui banyak orang, meskipun itu teman-temannya sendiri sekalipun.

Mereka makan dengan senang, mereka lalu membicarakan masalah kuliah. Mendengar Dewi dan Andre mengobrol tentang kuliah mereka. Kiara jadi ingin kuliah juga. Tapi itu rasanya tidak mungkin. Untuk biaya rumah sakit dan kehidupan sehari-harinya saja, dia mengandalkan uang pemberian Edward.

"Kenapa gak kuliah Kiara? kamu tuh pinter? sayang banget kan. Kalau kamu lulus kuliah nanti, kamu pasti bisa dapatkan pekerjaan yang bagus. Dan siapa tahu kamu bisa jadi pemilik perusahaan seperti ayah kamu!" kata Andre.

Setelah mendengarkan apa kata Andre, Kiara pun bertambah keinginannya untuk bisa kuliah. Dia sendiri memang mengalaminya sendiri sekarang. Mencari pekerjaan mengandalkan ijazah SMA sangat sulit. Dia berpikir kalau nanti dia kuliah, pasti dia akan dapatkan pekerjaan yang bagus dan tidak lagi mengandalkan Edward. Dan tak perlu lagi jadi wanita simpanan.

***

Bersambung...

Bab 3

Ketika Kiara sedang asik bersantap siang dan juga berbincang dengan kedua temannya sewaktu SMA dulu. Tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Notifikasi yang berbunyi khusus kalau Edward Burnett mengirimkannya pesan.

Kiara sengaja membedakan suara notifikasi di ponselnya untuk Edward Burnett, hingga kalau pria itu membutuhkan dirinya dia bisa segera datang.

Mendengar notifikasi itu, Kiara langsung bergegas meletakkan sendoknya yang sudah berisi makanan. Padahal sejengkal lagi, makanan yang ada di sendok itu akan masuk ke dalam mulutnya.

Tapi Kiara merasa melihat ponselnya lebih dulu adalah yang lebih penting. Dia tidak pernah mau mengecewakan Edward Burnett, sudah bagus Edward Burnett mau menjadikan dia simpanan dan terus mau memberikannya uang untuk pengobatan sang ayah. Jika tidak, mungkin bisa saja dia pergi ke mami Erna dan tidak tahu akan seperti apa dirinya saat ini.

Begitu Kiara membuka ponselnya, matanya langsung melirik ke kanan dan ke kiri. Masalahnya pesannya itu adalah...

*Datang segera ke toilet resto tempat kamu berada sekarang!

Tanda seru di akhir kalimat pesan yang di kirimkan Edward pada Kiara membuat Kiara yakin kalau pria itu ada di sekitar tempat ini.

Dewi yang melihat tingkah Kiara lantas bertanya pada temannya itu.

"Kenapa Kiara? celingak-celinguk gitu?" tanya Dewi.

"Ah... enggak. Aduh, tiba-tiba mules nih. Maaf ya, aku ke toilet sebentar ya!" kata Kiara.

"Mau aku antar?" tanya Andre yang kelihatan sekali cemas dan perduli pada Kiara.

"Oh gak usah, aku bisa sendiri kok, bentar ya gaess!" kata Kiara lalu meraih tas yang dia letakkan di kursi sebelahnya dan langsung pergi mencari toilet.

Karena baru pertama kali pergi ke resto itu, Kiara akhirnya harus bertanya pada salah seorang pelayan yang kebetulan lewat di hadapannya. Dimana letak toiletnya. Pelayan itu menunjukkan arah, dan Kiara langsung pergi ke arah yang tadi di tunjukkan oleh pelayan itu.

Kiara melihat ke sekitar toilet itu, semua pimtunya terlihat tertutup.

"Ck... masak iya harus aku ketuk satu-satu?" gumam Tiara.

Kiara meraih ponselnya, meski Edward Burnett melarang Kiara mengirim pesan lebih dulu padanya. Tapi Kiara pikir itu lebih baik daripada dia harus mengetuk pintu toilet satu persatu.

Baru saja akan mengetuk pesan, tangan Kiara tiba-tiba di tarik hingga ponselnya dan juga tasnya jatuh ke lantai. Dia di bawa masuk ke dalam salah satu ruangan toilet itu, yang pintunya segera di kunci oleh Edward Burnett.

Kiara masih tidak bisa memberontak karena kejadiannya begitu cepat. Kiara bahkan di dorong ke dinding toilet dan kedua lengannya di pegang erat oleh dua tangan kekar yang sentuhannya sudah terbiasa Kiara rasakan.

"Agkhhh... tuan, ada apa?" tanya Kiara bingung.

Hal pertama yang membuatnya heran adalah, pria itu biasanya tidak pernah menghubungi dirinya di siang hari. Yang kedua, dia memanggil Kiara ke toilet, kalau tujuannya untuk melakukan hubungan itu, Kiara yang sudah hafal betul seperti apa pria yang menjadikannya simpanan itu tidak akan mau berhubungan di toilet. Apalagi toilet restoran, kamar mandi hotel yang mewah saja, dia tidak mau. Edward Burnett hanya mau berhubungan di atas tempat tidur.

Dan sekarang, Edward Burnett menatap Kiara dengan tatapan marah. Tentu saja Kiara bingung ada apa dengan pria di hadapannya itu. Lagipula tadi pagi saat mereka berhubungan, Edward Burnett terlihat sangat puas. Kiara jadi bingung, sebenarnya apa masalah Edward Burnett sampai terlihat sangat marah begitu.

"Tubuh ini, milikku Kiara. Awas sampai aku lihat ada pria lain yang memelukmu. Camkan itu!"

Brakkkkk

Edward memukul tepat di dinding yang ada di sebelah kepala kiara. Satu jengkal lagi, pukulan itu bisa mengenai Kiara.

Setelah mengatakan hal itu, Edward Burnett langsung keluar dari dalam ruangan itu. Meninggalkan Kiara yang masih berdiri mematung dengan pandangan mata lurus ke depan.

Kiara sangat terkejut, rupanya yang membuat Edward Burnett marah adalah karena dia tadi pasti melihat Kiara memeluk Andre tadi. Kiara sampai terduduk dengan punggung masih bersandar ke arah dinding.

Kiara ingat betul apa yang dikatakan Edward Burnett tadi. Kalau tidak ada yang boleh menyentuh dirinya selain Edward Burnett.

"Hah, pria itu mengerikan!" gumam Tiara terkejut.

Dia tahu kalau Edward Burnett memang dingin dan tak banyak bicara. Tapi dia tidak menyangka kalau Edward Burnett bisa marah seperti itu. Meski kadang memang Edward Burnett sangat bu4s dan membuat Kiara harus rela menahan sakit yang teramat sangat demi kepuasan pria itu. Tapi Edward Burnett tak pernah sekasar ini padanya sebelumnya.

Setelah beberapa saat menenangkan dirinya, Kiara keluar dari ruangan itu. Toilet terlihat sepi, untung saja sepi. Kalau tidak, dia tidak tahu harus keluar dengan cara bagaimana setelah di amuk seperti itu oleh Edward Burnett.

Kiara meraih ponselnya, dan memeriksanya.

"Huft... untung saja tidak rusak. Kan sayang uangnya bisa buat bayar biaya rumah sakit ayah daripada beli hape baru!" kata Kiara.

Perempuan muda berusia 19 tahun lagi ternyata hanya sebentar saja terkejutnya, berikutnya dia sudah bisa menenangkan hatinya. Dia pikir Edward Burnett pasti sudah pergi dari tempat itu. Karena yang Kiara tahu, Edward Burnett itu sangat sibuk. Meski sebenarnya sampai sekarang Kiara tidak tahu siapa itu Edward Burnett dan kenapa uangnya begitu banyak. Bagi Kiara, dia bisa menghasilkan uang yang banyak untuk semua biaya perawatan sanga ayah. Itu sudah cukup, hal lain dia tidak perlu tahu. Karena sebenarnya Kiara merasa hubungan antara dia dan Edward Burnett hanyalah sebatas hubungan saling menguntungkan semata.

Edward Burnett memberinya uang yang Kiara butuhkan karena Kiara juga memberi Edward Burnett kepuasan.

Kiara keluar dan kembali menemui teman-temannya. Tapi lagi-lagi, baru Kiara duduk. Notifikasi ponsel dari Edward Burnett kembali berbunyi.

Kiara kembali membuka ponselnya.

*Segera pergi dari sana!

Kiara menghela nafas sedih, masalahnya dia masih lapar. Dia baru saja makan tiga suap sup buntut dan nasinya baru satu suap. Tapi daripada membuat Edward Burnett marah lagi. Kiara mencari aman saja dan berpamitan pada teman-temannya.

"Andre, Dewi. Maaf ya! Aku kayaknya harus pamit sekarang deh!"

"Loh, Kiara makanan kamu bahkan masih utuh?" tanya Andre yang kecewa karena Kiara harus pergi.

"Iya Kiara, ada urusan penting ya?" tanya Dewi.

"Iya, aku harus pulang sekarang!" kata Kiara.

"Aku minta nomer kamu yang baru boleh kan?" tanya Andre.

Kiara terdiam sebentar, tapi dia pikir kalau hanya memberi nomor ponselnya pada temannya kan bukan masalah. Kiara lantas mengangguk, Andre, Dewi dan Kiara saling tukar nomer ponsel. Setelah itu Kiara langsung pergi dari sana.

Andre masih terlihat terus mengawasi Kiara yang bahkan sudah sampai pintu depan resto.

"Eh elah, makanya di tembak. Kamu tuh harus gercep Ndre, lihat tuh makin cantik kan dia. Ntar keduluan orang tahu rasa kamu!" kata Dewi dan Andre hanya bisa tersenyum malu.

***

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!