NovelToon NovelToon

Rahasia Hati Sang Designer

RHSD 01. Kegelisahan Hati

" Dek, ntar aku mau kebaya akad nya warna sage green ya kayaknya keren, itu warna lagi booming deh saat ini. Aku nggak mau warna putih, udah biasa. Terus untuk resepsi aku mau gaunnya lebar kayak princess gitu. Aku pengen warna biru tosca. Ekornya nggak usah panjang panjang. Eh nggak usah pakai ekor ding, kan gaunnya udah lebar di bawah. Terus ..."

Topan membolak balikkan kertas sketsanya. Ia sungguh terkejut saat Ana memintanya membuatkan sebuah gaun pengantin sebulan yang lalu. Memang tidak dalam waktu dekat ini Ana akan menikah. Tapi request an nya membuat Topan berkali kali membuang nafasnya dengan kasar.

Tangan dan otaknya bukannya tak sanggup untuk mewujudkan keinginan Ana. Tapi hatinya lah yang sedikit merasa resah. Ada sesuatu yang begitu mengganjal di hatinya.

Huft ...

Pria berusia 24 tahun itu lagi dan lagi membuang nafasnya kasar. Saat ini dia berada di studionya. Sudah sekitar 3 tahun ini Topan meminta izin keluar dari kediaman Joyodiningrat. Bukan apa apa, ia hanya ingin bisa lebih mandiri. Namun setiap akhir pekan dia akan datang berkunjung. Karena setiap akhir pekan semua orang akan berkumpul, abang, kakak ipar dan keponakan kembar nya juga datang di rumah sang ayah.

Bangunan berlantai dua itu lumayan luas. Lantai atas digunakan oleh Topan sebagai kamar dan ruangan khusus dia membuat rancangan. Sedangkan lantai satu dia fungsikan sebagai butik, kantor, dan tempat untuk penjahitnya bekerja. Sampai saat ini Topan pun masih menjahit sendiri jika ada klien khusus yang meminta nya.

ia terus mempertahankan kualitas dan nama nya yang sudah lumayan dikenal di dunia fashion.

Berada di ruang khusus inilah ia tengah memikirkan apa yang jadi permintaan sang kakak. Namun entah mengapa hingga sampai saat ini ia tidak bisa menggambar satu garis pun di kertas sketsa miliknya.

Kau begitu sempurna, di mata ku kau begitu indah

Suara dering ponsel milik pria itu berbunyi. Ya ia menggunakan lagu milik Andra and The Back Bone itu untuk panggilan telepon masuk khusus untuk seseorang. Hanya orangvitu yang ia buatkan dering panggilan. Namun rupanya ia akan menggantinya dengan segera karena sebentar lagi orang tersebut akan menjadi milik pria lain.

" Hallo Assalamualaikum."

" Waalaikumsalam, dek besok disuruh mommy sama ayah ke rumah. Apakah bisa?"

" Waduh kak, besok nggak bisa. Aku ada pemotretan. Udah janji sama model model nya."

" Laaah kok kakak nggak diajak?"

" Kakak kan lagi sibuk sama kuliah S2 nya. Takut ngeganggu."

" Ish kamu mah. Ya udah."

Tuuut

Panggilan telepon tersebut ditutup sepihak dari si penelpon. Topan lantas memijit pangkal hidungnya yang mulai berdenyut. Ya, setelah dia tahu Ana tengah menjalin hubungan serius dengan kekasihnya, Topan memilih mengurangi interaksi dengan kakak nya itu.

Selama ini jika ada pemotretan rancangan terbaru dan fashion show, Topan selalu mengajak Ana sebagai model utamanya. Bukan hanya karena Ana adalah keluarganya tapi memang tubuh Ana proposional. Meski tingginya tidak seperti model model yang aktif di catwalk tapi tinggi Ana yang 165 cm itu tetap terlihat bagus di depan kamera dan di atas panggung catwalk.

" Apa yang harus ku lakukan padamu kak?"

Topan bermonolog. Ia sungguh dalam fase dilema saat ini. Ia dilema dengan hatinya. Kebersamaannya dengan sang kakak yang lumayan lama membuat hati Topan meresakan sesuatu yang berbeda.

Di sisi lain Ana tengah bersungut sungut. Sita dan Rama sedikit heran melihat tingkah sang putri.

" Kenapa?" tanya Sita.

" Adek tuh, mau ada pemotretan kok nggak ngajak," jawab Ana dengan nada kesalnya.

Ya Sita dan Rama tahu jika Ana begitu dekat dengan Topan. Setelah Kai, Topan menjadi favorit Ana. Kakak dan mas nya juga sih. Tapi kembarannya yang laki laki itu sering pergi berdua bersama sehingga Ana memilih bersama dengan Topan. Terlebih Topan memang bergerak di bidang fashion sehingga Ana senang jika bersama dengan Topan. Bahkan Ana dan Topan sering menghabiskan waktu bersama di studio untuk mencari ide dan konsep baju yang akan di launching.

" Mungkin Topan nggak mau ganggu kamu," ucap bijak Sita.

" Iya sih, tadi dia bilang gitu. Makanya dia nggak bisa datang ke rumah karena besok sibuk poto poto," sahut Ana.

" Ya udah jangan ambeg an. Dah mau punya suami kok gitu. Gimana kabar Kama?" Kali ini Rama yang bertanya.

Kedua keluarga memang sudah saling mengenal. Meskipun mereka belum melakukan lamaran secara resmi tapi Kama, nama kekasih Ana sudah meminta Ana kepada Rama dan Sita.

" Lagi nyusun tesis nya yah, prediksi 3 bulan lagi sidang."

Rama mengangguk mendengar penjelasan sang putri. Sungguh melepas putri bungsunya untuk menikah merupakan sesuatu yang sangat berat untuk Rama.

Bagaimanapun Ana adalah putri satu satunya. Apalagi jika di rumah Ana sangat manja. Meski Ana bisa melakukan semua pekerjaan rumah namun Rama tetap merasa khawatir mengenai kehidupan putrinya setelah menikah. Jika orang tua yang lain ingin segera menikahkan putrinya berbeda dengan Rama, ia sungguh tidak ingin buru buru menikahkan Ana.

Ternyata kegelisahannya Rama di bawa hingga ke tempat tidur. Sita bisa melihat jelas dari raut wajah sang suami.

" Kenapa mas?"

" Entahlah sayang, aku tahu jika Kama itu pemuda yang baik. Tapi entah aku belum bisa melepas Ana menikah dalam waktu dekat."

" Mas, Ana menikah juga bukan bulan ini atau bulan besok. Paling tidak Ana akan menikah akhir tahun. Aku pernah bertanya pada putri kita, mereka hanya akan bertunangan terlebih dulu saat Kama selesai sidang nanti."

Rama mengangguk mengerti. Hal yang paling berat bagi seorang ayah memang adalah melepaskan putri nya menikah. Saat ini lah yang dirasakan oleh Rama.

Mungkin aku harus berkonsultasi dengan Juna. Dia pernah menikahkan Nai. Aku pikir dia pasti lebih tahu bagaimana rasanya.

Rama akhirnya merebahkan tubuhnya di samping Sita. Ia memeluk tubuh sang istri. Rama mendapat ketenangan saat memeluk istrinya.

TBC

RHSD 02. Dicuri

Topan tengah bersiap di studio nya untuk melakukan pemotretan koleksi terbarunya. Kali ini ia mengeluarkan koleksi menyambut bulan ramadhan dengan tema alam. Rencananya minggu depan ia akan melakukan fashion show di Pandawa resort. Sudah jauh jauh hari Topan mempersiapkan pagelaran itu, karena ini adalah design khusus yang akan ia tampilan menyambut ramadhan dan hari raya. bahkan ia menamai karyanya ini dengan nama KILAU RAYA ALAM.

" Bi, gimana para model udah pada datang."

" Udah bos, tapi Amar masih otw. Katanya ban motornya bocor jadi dia lagi di tukang tambal ban."

" It's oke, make up dulu aja Bi. Minta Lani buat make up para model dulu, dan kamu tolong siapin baju baju nya ya."

" Iya bang bos siap."

Bianca adalah asisten Topan, sedangkan Lani adalah MUA miliknya dan Amar adalah fotografer. Mereka bertiga lah yang selama 3 tahun ini mendampingi dan menemani Topan di studio. Jika dulu Topan masih menggunakan jasa orang orang, kini dia memiliki tim sendiri yakni mereka bertiga itu.

Topan membebaskan Amar dan Lani untuk mengambil job di luar juga. Tapi keduanya enggan. Mereka sudah cukup bekerja dengan Topan dan tidak ingin kemana mana lagi.

Topan melihat kembali koleksi baju yang akan digunakan untuk pemotretan. Ia melihat detail baju tersebut. Mulai dari jahitan, paduan motif dan kesesuaian dengan hijab yang akan digunakan.

Amar yang baru memarkirkan motornya langsung berlari masuk menerobos beberapa model yang tengah menunggu giliran di make up.

" Pan, gawan pan gawat."

Nafas Amar terengah engah. Ia ingin segera menyampaikan sesuatu kepada Topan tapi ia masih kesulitan mengatur nafasnya.

" Ambil nafas dulu, lalu buang perlahan. Baru ngomong ada apa."

Amar mengikuti apa yang disarankan oleh Topan. Ia pun mengambil nafasnya dalam dalam dan membuangnya perlahan. Ia melakukan beberapa kali hingga di rasa cukup dan ia mulai merasa tenang.

" Oke, sekarang katakan apanya yang gawat."

" Baju kita Pan, desain rancangan kita dicuri sama orang lain KILAU RAYA kita Pan."

" Maksudmu?"

Ucapan Amar tidak hanya membuat Topan kaget. Bianca dan Lani yang tengah sibuk pun terkejut hingga mereka akhirnya mendekat ke arah Topan dan Amar.

" Ada apa ini Mar?" tanya Bianca.

" Apanya yang dicuri?" imbuh Lani penasaran.

Amar pun menceritakan apa yang ia lihat tadi. Saat dirinya tengah berada di bengkel untuk menambal ban motor miliknya yang bocor, ia sungguh terkejut melihat sebuah tampilan billboard. Dimana billboard tersebut memperlihatkan baju baju yang begitu mirip dengan rancangan yang akan Topan peragakan minggu depan.

Pria itu pun memberikan hasil foto di ponselnya. Topan, Bianca dan Lani sungguh terkejut. Baju baju yang ditampilkan di billboard itu sangat mirip dengan rancangan milik Topan.

" Ya Tuhan bos, ini mirip banget dengan punya bos," ucap Bianca.

Topan langsung lemas. Tubuhnya jatuh lunglai di sebuah kursi. Ia sungguh syok dengan apa yang terjadi.

" Bi, pemotretan kita tunda. Minta para model itu kembali dulu. Dan tutup dulu studio kita."

Bianca paham, ia pun segera melaksanakan perintah Topan. Para model itu pun pulang dengan sedikit kekecewaan. Tapi mereka mengerti apa yang saat ini tengah terjadi.

Bianca di bantu Lani menutup studio. Beruntung hari ini para penjahit libur jadi Topan bisa menata pikirannya yang tengah kalut. Pria 24 tahun itu mengacak rambutnya dengan frustasi. Ia juga mengusap wajahnya dengan sangat kasar.

" Bagaimana bisa semirip ini?"

Amar membuka media sosial designer yang memiliki baju baju tersebut. Benar benar baju rancangan yang dikeluarkan designer itu sungguh mirip dengan milik topan. Bahkan detailnya seperti posisi kancing, potongan dan penggabungan motif kainnya pun sama.

Ketiganya saling berpandangan setelah melihat sang bos begitu frustasi. Bagaimana tidak sudah 6 bulan Topan menyiapkan semua itu dan kini hancur begitu saja.

" Bos, lalu bagaimana, apa kita tetap akan menampilkannya?" tanya Bianca memecah keheningan.

" Tidak bisa Bi, kita akan dianggap plagiat kalau mengeluarkan mereka. Terlebih orang itu menampilkannya terlebih dulu," jawab Topan dengan nada putus asa.

Semuanya kini terdiam. Topan benar benar tidak bisa berpikir. Ia baru ingat di rumah Mommy Sita sedang berkumpul. Ia akhirnya memutuskan untuk datang, siapa tahu dengan melihat keponakan keponakannya dapat mengembalikan pikirannya yang kacau menjadi lebih baik.

" Teman teman aku akan keluar sebentar. Aku mau ke rumah mommy dan ayah. Kalian kembalilah ke rumah dulu."

Semuanya mengangguk patuh, mereka tahu jika Topan saat ini pasti begitu tertekan.

Kediaman Joyodiningrat begitu ramai dengan kedatangan si kembar Kaivan dan Kieran. Kedua bicah kembar berusia 4 tahun itu sungguh menggemaskan. Ditambah Kieran yang begitu lucu dengan hijab mungilnya.

" Opa, gendong."

Suara Kaivan melengking. Rama pun menggendong sang cucu sambil berlarian. Namun baru bolak balik 2x Rama sudah ngos ngosan.

" Hosh hosh, sudah ya opa capek nak."

" Yaah opa mah. Tapi ya udah ndak pa pa."

Celotehan Kaivan membuat semua orang tertawa. Sungguh bocah bocah itu sangat menggemaskan.

" Kieran mau kue?" tanya Sita.

" No, grandma. Nanti gigi Ran bolong," jawab Kieran.

Sita hanya tertawa sambil mencium pipi gembul sang cucu. Kai dan Kiran sungguh senang anak anak mereka bisa dekat dengan oma dan opa nya.

" Topan mana An?" tanya Kai.

" Katanya lagi ada pemotretan Bang, jadi nggak bisa datang."

Namun tak berselang lama terdengar suara seseorang yang mengucapkan salam. Semua orang yang ada di kediaman itu pun menjawab bersamaan. Si kembar yang mengetahui siapa yang datang langsung berlari dan memeluknya.

" Hay keponakan om."

" Hay Om Topan."

Topan langsung menggendong kedua bocah kembar itu.

" Sayang, kasian Om Topan nya berat."

" Nggak kok Kak Kiran. Nggak apa apa."

Topan mencium pipi kedua ponakannya. Keputusannya untuk datang ternyata tidak salah. Seketika ia bisa tersenyum lebar saat bersama keluarganya tersebut.

Topan pun menurunkan keponakannya dan menyalami semua orang yang ada di rumah. Sita dan Rama menanyakan kabar anak paling bontot itu, dan Topan menjawab semuanya baik baik saja. Namun entah mengapa Ana tidak merasa begitu. Ia merasa Topan sedang tidak baik baik saja.

" Ada apa dek?"

Pertanyaan Ana tentu saja membuat Topan terkejut. Tidak hanya Topan, semua nya pun menengok ke arah Ana.

" Ada apa memangnya An, Topan bilang semuanya oke gitu," ucap Akhza.

" Nggak kak, Topan nggak oke. Ada apa sebenarnya Pan?" tanya Ana sekali lagi.

Topan pun menundukkan kepalanya. Wajahnya langsung lesu. Ia mengambil nafasnya dalam dalam lalu kembali mengangkat kepalanya.

" Design rancangan Topan yang mau di gelar minggu depan sudah dilaunching oleh orang lain."

" Apa!!!???"

TBC

RHSD 03. kelapangan Hati Topan

Semua sungguh terkejut mendengar penuturan Topan. Mereka benar benar tidak tahu mengenai apa yang dilakukan Topan kecuali Ana. Pantas saja Ana bisa melihat dari wajah Topan kalau pria itu sedang tidak baik baik saja.

Semua orang di rumah itu langsung mengambil ponsel mereka dan melibat nama yang disebutkan oleh Topan. Satu persatu wajah mereka semua memerah karena geram. Sedangkan Topan semakin menundukkan kepalanya. Ia malah merasa semakin menyesal. Topan merasa tidak berguna di hadapan keluarga besarnya itu. Ia merasa telah mengecewakan mereka semua.

" Sayang, bawa anak anak bermain di kamar dulu ya," ucap Kai kepada sang istri. Kiran mengangguk, ia tahu suaminya akan membicarakan hal yang penting. Kiran pun membawa si kembar ke kamar. Kedua bocah kembar itu menurut tanpa protes sedikitpun.

" Apa yang akan kau lakukan dengan orang ini Pan?" ucap Kai dingin. Ya, ia sungguh marah dengan apa yang ia lihat itu.

Topan masih diam, ia sungguh tidak tahu apa yang akan dilakukan kedepannya. Waktu satu minggu sungguh tidak cukup untuk melakukan pagelaran dengan new design.

Kai tahu betul pemuda di depannya itu tengah kebingungan. Mungkin hal ini sedikit mengingatkan Topan dengan kenangan pahit masa lalu. Rama dan Sita pun menatap iba kepada Topan.

Plagiarisme memang selalu ada dan muncul di segala bidang. Tidak hanya bidang yang ditekuni oleh Topan saja. Tapi berbagai bidang pun ada mulai dari seni, tulisan, dan lain sebagainya. Terkadang orang yang melakukan plagiat tidak sadar bahwa ide itu sungguh sangat mahal harganya. Bukan hanya dari segi materi namun dari segi tenaga pikiran yang dicurahkan itu lah yang membuat si pemilik ide merasa begitu sakit hati jika apa yang ia ciptakan ditiru tanpa permisi. Bukan hanya itu terkadang dengan bangganya mereka mengakui bahwa itu adalah milik mereka.

" Pan, kita tuntut saja."

" Tidak bisa Mas Abra, kita tidak punya bukti."

" Soal bukti, aku bisa mendapatkannya dengan mudah. Bahkan aku bisa langsung menghancurkannya detik ini juga kalau kamu mau."

" Jangan bang, kasian. Aku tidak mau begitu bang."

Kai membuang nafasnya kasar. Pemuda ini sungguh berhati luas. Bahkan ia masih bisa mengasihani orang yang telah mencuri karya nya.

" Pan, apa kau tidak curiga terhadap orang orang di studio mu nak. Bukannya mommy suudzhon tapi dari mana orang itu mendapatkan rancangan mu."

" Tidak mom, tidak mungkin Amar, Bianca dan Lani melakukan itu."

Rama menghela nafasnya perlahan anak ini selalu berpikir positif terhadap orang lain. Semoga memang orang orang yang dia percaya tidak ada yang menusuknya dari belakang.

Ana yang sejak tadi diam dan berpikir akhirnya mengemukakan pendapatnya.

" Buat yang baru dan keluarkan minggu depan sesuai rencana."

" Tapi kak, seminggu bukan waktu yang lama. Mana bisa selesai."

" Tidak ada yang tidak mungkin, kita semua akan membantu. Apa semuanya setuju?"

Ana memindai setiap orang di rumah itu semuanya pun mengangguk setuju. Gadis itu lalu ke kamar membawa sebuah buku sketsa dan memberikannya kepada Topan. Ia meminta Topan untuk menggambar saat ini juga.

Tidak mau mengganggu konsentrasi Topan, semua kembali melakukan aktivitas masing masing. Mereka membiarkan Topan untuk mencurahkan ide dan kreatifitasnya dalam kertas sketsa tersebut.

" Aku yakin kamu bisa, berusahalah," ucap Akhza sambil menepuk bahu Topan pelan.

" Ayah yakin kamu mampu. Kamu hebat nak," imbuh Rama sembari mengusap kepala Topan.

Air mata Topan luruh juga. Ia sungguh haru, keluarga yang ia temui ini begitu memberikan support mereka. Meskipun Topan tidak terlahir dari rahim Mommy Sita namun kasih sayang yang ia terima dari mommy dan ayah begitu besar. Kakak kakaknya juga begitu menyayanginya. Topan bertekad bahwa ia akan membanggakan keluarga ini.

Nama Arsyanendra yang disematkan oleh sang abang tidak akan ia sia siakan.

Topan seketika tersenyum melihat aktivitas semua orang di rumah itu, ia menemukan ide untuk rancangannya kali ini.

Pria 24 tahun itu langsung menuangkan ide nya di buku sketsa pemberian Ana. Ia tersenyum sejenak. Buku sketsa yang diberikan Ana adalah miliknya yang diminta kakak perempuannya itu.

Ana yang melihat Topan membuat desain baju tiba tiba meminta pria itu untuk menggambar dirinya. Siapa sangka, gambar Topan begitu bagus. Meskipun hanya berbentuk sketsa dan hitam putih Ana sangat menyukainya. Sehingga disetiap kesempatan Ana selalu minta dirinya digambar oleh Topan. Dan, ia pun meminta buku itu

" Itu gambar kakak jadi bukunya buat kakak aja."

Begitulah ucapan Ana kepada Topan. Sesaat Topan melihat hasil lukisan wajah Ana yang ia buat. Begitu banyak rasa yang ia curahkan dalam gambar tersebut. Namun semuanya hanya tersimpan rapi di sudut hati terdalamnya. Ia cukup menyimpannya sendiri menjadi rahasia entah hingga sampai kapan ia sanggup menyimpannya.

Secepatnya Topan membalik lembaran buku tersebut dan mencari sisi yang kosong untuk menuangkan ide yang sudah bertengger di kepalanya.

Beberapa saat kemudian Ana mendekat dan duduk disebelah Topan. Secepat kilat Topan menutupi gambarnya.

" Apakah sudah dapat ide nya?"

" Iya sudah."

" Boleh kakak lihat."

" No, ini rahasia."

" Wohooo itu buku kakak ya."

" Tapi ini awalnya buku aku kak."

Ana berusaha merebut buku sketsa yang ada di tangan Topan. Namun tubuh Ana jauh lebih pendek dari tubuh Topan dan tangannya juga panjang milik Topan jadi saat Topan mengangkat buku itu tinggi tinggi Ana tidak bisa meraihnya.

Bruk

Tubuh Ana terhuyung dan jatuh tepat di atas tubuh Topan. Bahkan Topan bisa merasakan hembusan nafas Ana. Wajah mereka cukup dekat hanya sekitar 10 cm, dan seketika itu juga jantung pria itu berdetak begitu cepat.

Ya Allaah ampuni hamba, ampuni rasa yang muncul ini ya Allaah.

" Kak awas ih berat."

Ana langsung bangkit, bibirnya manyun 5 cm karena dikatai berat oleh Topan. Topan sengaja mengatakan itu karena untuk mengurangi gemuruh di dadanya. Pasalnya Ana berat dari mana jika tinggi tubuh 165 cm itu hanya memiliki berat 46kg.

" Hei ini nggak berat ya. Ini langsing namanya."

" Terserah apa kata kakak aja."

Topan melenggang pergi menjauhi Ana. Ia sungguh tidak bisa berdekatan dengan Ana seperti tadi. Topan memilih masuk ke kamarnya yang ada di kediaman Joyodiningrat tersebut.

Pria itu langsung merebahkan tubuhnya dan memegang dadanya.

Dug dug dug

Debaran di jantungnya masih begitu terasa. Ia pun mengambil nafasnya dalma dalam dan mengeluarkan perlahan.

" Haaah, sungguh rasanya tidak enak mengagumi tanpa berharap bisa diakui. Haish ... Yok pan fokus buat minggu depan."

Topan memejamkan matanya. Setelah desain gambar nya jadi kini dia harus mencari bahan dan motif apa yang akan ia gunakan.

TBC

TOpan Arsyanendra

masih ingat ya ini Anandita Senja Abinawa / Ana

Baiklah seperti itu kira kira, mau nyari wajah Kama dulu. Tapi othor bingung ada yang ounya masukan siapa nih kira kira visual yang tepat untuk Kama?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!