NovelToon NovelToon

Cinta Alea

1. Cobaan Alea

Harus kuat dan sabar itulah yang di katakan oleh bibiku, ibu dari Clara yang merupakan sepupuku sendiri.

Memang mudah untuk mengatakan kata-kata itu, tetapi bagiku yang harus menjalaninya itu sangatlah berat dan sangatlah menyakitkan.

Bagaimana tidak? Aku harus merelakan kekasihku yang telah bersamaku lebih dari 3 tahun untuk menikah dengan sepupuku sendiri gara-gara dia sedang hamil anaknya.

Apakah ada hal yang lebih membagongkan dari hal itu? Mereka berdua ternyata menjalin hubungan di belakangku.

Ternyata selama 1 tahun lebih mereka membodohiku dan selalu membohongiku.

Selama ini Clara selalu menunjukkan kebencian dan juga amarahnya kepada Robin setiap kali bersama denganku.

Kerap kali setiap kali berbicara denganku, Clara selalu memintaku untuk memutuskan Robin. Karena menurutnya, Robin adalah seorang laki-laki playboy yang tidak layak untuk aku cintai sampai kapanpun juga.

Sekarang baru aku ketahui alasan mengapa Clara selalu membuat aku merasa tidak nyaman dengan hubunganku bersama Robin.

Ternyata itu adalah cara Clara agar dia bisa memiliki Robin sendiri, tanpa harus bersaing denganku. Tanpa harus melakukan usaha lebih untuk mendapatkannya. Sungguh cerdik dan sangat hebat bukan sepupuku yang cantik itu? Selama setahun lebih aku dibohongi olehnya.

Bagaimanakah perasaan kalian, kalau berada di posisiku saat ini? Dikhianati oleh orang-orang yang benar-benar aku percayai, di tusuk oleh ribuan belati orang-orang yang benar-benar aku cintai sepenuh hati.

" Maafkan aku Alea, bukan maksudku untuk menghianatimu. Akan tetapi kau yang selalu menolakku ketika aku memintamu untuk bercinta. Hanya Clara yang selalu mau dan memberikan semua yang kuinginkan. Aku seorang pria normal Alea, yang memiliki kebutuhan hasrat dan gairah yang harus aku salurkan. Berkali-kali aku memintanya darimu tetapi kau tidak pernah mau memberikannya untukku." ucap Robin ketika dia menemuiku.

Aku hanya bisa tersenyum sinis mendengarkan semua perkataan Robin pada hari itu.

" Jadi aku harus melepaskan cintamu untuk Clara, karena aku selama ini selalu berusaha mempertahankan kesucianku untuk malam pernikahan kita nanti?" tanyaku seakan berada dalam mimpi.

Aku benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran Robin yang lebih memilih sesuatu yang haram daripada sesuatu yang terjaga dengan baik.

" Aku tidak pernah menyangka kalau aku selama 3 tahun ini mencintai seorang laki-laki yang lebih memilih daging busuk daripada daging yang halal untuk dia nikmati!" ucapku dengan suara gemetar, ketika aku harus melepaskan Robin untuk menikah dengan Clara karena sepupuku itu sedang hamil 3 bulan. 3 bulan woi!!! Bisa kalian bayangkan berapa kali mereka melakukan hubungan suami istri di belakangku sehingga bisa menghasilkan kandungan berusia 3 bulan?

Sungguh kalau ada hati yang hancur, sehancur-hancurnya, itu pasti adalah hatiku saat ini. Ketika aku harus melihat prosesi pernikahan antara Robin dan Clara di depan mataku sendiri.

Dengan langkah terkulai lemas, Aku pergi dan meninggalkan kediaman Bibiku yang telah aku tempati sejak 10 tahun lamanya. Tepatnya setelah kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan mobil.

Sejak kedua orang tuaku meninggal Bibiku lah yang mengurus semua aset meninggalkan kedua orang tuaku.

Sekarang aku akan mendatangi pengacara keluargaku untuk mengambil hak-hakku sebagai keturunan Andalas.

Aku akan mengambil semua aset yang seharusnya sudah menjadi milikku sejak dulu tetapi masih selalu ditahan oleh Bibi Aisyah.

" Maafkan saya Paman tapi saya ingin mengambil semua aset yang ditinggalkan oleh kedua orang tuaku yang telah diwakilkan kepada Bibi Aisyah sebagai waliku!" ucapku ketika aku bertemu dengan pengacara keluargaku yang selama ini mengurus harta kekayaan peninggalan ayahku.

Pengacara paruh baya itu menatapku dengan lekat dia seperti tidak percaya dengan apa yang aku katakan baru saja kepadanya.

" Apakah non Alea yakin bisa mengurus aset keluarga Andalas sendirian? kalau non Alea sanggup maka saya akan segera mengatur semua pengembalian aset dan harta kekayaan keluarga Andalas atas nama Non Alea!" ucap pengacara itu dengan mimik wajah serius ya menatapku.

Aku mengingat kembali semua perlakuan Bibi Aisyah dan juga Clara yang selalu membuatku merasa seakan berada di rumah orang lain padahal itu semua adalah milikku.

Aku sudah membulatkan tekadku, bahwa aku akan merebut semuanya. Apa yang menjadi milikku tidak akan kubiarkan direbut oleh siapapun.

" Saya sangat yakin Paman. Bahwa saya ingin mengelola semua aset dan perusahaan milik Ayahku dengan tanganku sendiri. Bukankah usiaku sekarang sudah 25 tahun secara hukum aku sudah memiliki hak untuk mengelola harta kekayaan milik keluargaku sendiri. Sesuai dengan wasiat yang ditinggalkan oleh kedua orang tuaku!" ucapku dengan penuh kemantapan tanpa keraguan sama sekali.

Pengacara itu menatapku dengan lekat dan dia kemudian tersenyum kepadaku penuh dengan kebanggaan.

" Katakan padaku apa yang membuatmu berubah pikiran? Sehingga membuatmu menginginkan kembali semua aset dan kekayaan milik keluarga Andalas yang selama ini dikendalikan oleh Aisyah dan suaminya?" tanya sang pengacara menatap tajam padaku.

Aku Tersenyum menatapnya yang begitu ingin tahu tentang alasanku untuk kembali mengambil alih perusahaan kedua orang tuaku yang selama ini dipegang oleh Paman Albert, suami Bibi Aisyah yang merupakan adik kandung dari ayahku.

" Segera balik namakan semuanya kepadaku dan usirlah keluarga Paman Albert dari kediamanku. Karena aku tidak mau melihat mereka berada di kediamanku lagi! Oh ya Paman, jangan lupa, kau harus membekukan semua rekening dan juga tabungan atas nama mereka. Ok? Karena aku tidak rela sama sekali, sedikitpun harta kekayaan milik kedua orang tuaku dibawa pergi oleh mereka!" setelah memberikan pesananku kepada pengacara tersebut aku pun kemudian meninggalkan kantor pengacara dan pergi ke makam kedua orang tuaku.

" Pah, Mah! Tolong maafkan Alea, Alia terpaksa melakukan kekejaman ini kepada keluarga Bibi Aisyah. Karena mereka selama ini telah zalim kepada Alea dan selalu memanfaatkan harta kekayaan keluarga kita untuk kesenangan mereka sendiri. Alia sudah tidak tahan Pah hidup di belakang layar sementara mereka selalu diluluhkan di masyarakat sebagai pemilik dari harta kekayaan keluarga kita!" ucapku sambil menangis di hadapan pusara kedua orang tuaku yang sudah meninggal sangat lama.

Setelah merasa puas mengadukan tekanan batinku saat ini kepada kedua orang tuaku, aku pun meninggalkan pemakaman. Aku akan pergi ke rumah Maura dan menginap di sana. Karena aku tidak mau melihat drama menyedihkan saat pengacara keluargaku besok mengusir keluarga Bibi Aisyah dari Mansion keluarga Andalas.

" Yang sabar ya Alea. Aku yakin pasti Allah akan menyediakan jodoh yang lain untukmu yang akan memberikan kebahagiaan dan cinta tulus untukmu. Yakinlah selalu bahwa orang baik pasti akan dijodohkan dengan orang baik!" ucap Maura mencoba untuk menghiburku yang saat ini sedang sedih karena penghianatan dari Robin dan juga Clara, sepupu jahanamku itu.

2. Hinaan dan Cibiran

Aku harus menerima semuanya dengan lapang dada sebuah penghianatan yang dilakukan oleh Clara dan Robin.

Sekarang aku sedang berdiri di belakang pintu yang tersembunyi. Ketika aku melihat semua keluarga Bibi Aisyah diusir oleh pengacaraku dari mansion Andalas.

Aku merasa senang sekali melihat kepanikan Robin dan Clara ketika mereka semua diusir dari kediaman ku yang selama ini selalu mereka anggap sebagai milik mereka sendiri.

Mereka adalah satu gambaran tentang para manusia yang lupa dengan asal usulnya. Ibarat pepatah kata, kacang yang lupa dengan kulitnya. Mereka terlalu dilenakkan dengan kekayaan dan juga kemasyhuran setelah Bibi Aisyah dan Paman Albert menjadi wali dari harta kekayaan yang dimiliki oleh keluargaku.

Cukup sudah aku selama ini berbaik hati kepada mereka dan Sekarang sudah saatnya aku tunjukkan Siapa Tuan yang sebenarnya di mansion keluarga Andalas.

" Ya ampun Clara! Aku tidak tahu kalau ternyata rumah dan semua kekayaan ini adalah milik Alea. Jadi selama ini kau telah menipuku? Dasar wanita ular! Aku dengan bodohnya telah melepaskan sebuah berlian demi batu kali sepertimu. Aku sungguh benar-benar sangat menyesal!" mendengar Robby mengatakan itu kepada Clara. Entah kenapa aku merasa marah sekali kepadanya.

Aku heran kenapa perasaanku tidak ada kebencian terhadap Clara yang telah mencuri orang yang aku cintai lebih dari tiga tahun.

" Apakah aku harus berterima kasih kepada Clara karena dia telah membantuku melihat kualitas seorang Robin yang ternyata hanya memandang kekayaan? Untung saja selama aku dekat dengannya, aku tidak pernah mengakui bahwa akulah pemilik dari semua kekayaan yang dikelola oleh bibi Aisyah." setelah merasa puas melihat semua drama pengusiran keluarga Bibi Aisyah oleh pengacara keluargaku. Aku kemudian keluar dari tempat persembunyianku saat ini.

Aku menatap nanar mansion yang begitu megah dan mewah sekarang hanya tinggal aku sendiri yang tinggal di sini.

" Maafkan Alea mah Pah. Karena sudah bertindak kejam kepada mereka. Tetapi selama ini mereka pun tidak pernah menganggap Alea sebagai bagian dari keluarga mereka! Mereka selalu bertingkah bahwa mereka seakan pemilik dari semua ini dan melupakan asal usul mereka yang sesungguhnya. Mah, Pah! Alea tidak bisa membiarkan hal itu terlalu lama terjadi! Hiks hiks!" akhirnya Air mata tidak bisa aku bendung lagi.

Air mata kesedihan itu beranak sungai di pipiku. Karena bagaimanapun mereka selama ini telah menjadi bagian dari hidupku.

Tetapi aku tidak bisa memaafkan perbuatan Clara yang sudah berkhianat di belakangku hanya demi mendapatkan laki-laki seperti Robin yang di desaku memang terkenal pria paling tampan dan paling kaya dan raya keluarga besarnya.

Tapi keluarga Robin sendiri adalah keluarga biasa saja dengan gaji seorang guru dari ayahnya dan ibunya yang kerja sebagai pemilik butik di desa kami.

Aku mendengar kabar dari para tetangga bahwa sekarang keluarga Bibi Aisyah tinggal di kediaman keluarga Robin.

Aku bisa melihat aura kebencian di mata Ibunya Robin ketika kami bertemu di pasar.

" Hah Lihatlah ini! Perempuan yang tidak punya hati nurani sama sekali yang telah mengusir keluarga bibinya sendiri yang selama ini telah mengurus dan juga menopang semua kehidupannya. Benar-benar seorang perempuan yang tidak punya malu!" ucap tante Melisa sampai menatapku dengan penuh kebencian.

Entah apa yang sudah dicocokin oleh keluarga baby Aisyah kepada tante Melisa sehingga dia begitu membenciku sekarang.

Padahal seingatku selama aku berhubungan dengan Robin, tante Melisa adalah seorang perempuan yang sangat baik dan selalu memperlakukanku dengan penuh cinta kasih.

" Dengar ya Alea! Aku sangat senang sekali karena Putraku tidak jadi menikahimu. Kalau tidak, Putraku pasti akan hidup dengan monster sepertimu yang tidak mempunyai hati nurani terhadap keluargamu sendiri!" kembali tante Malaysia menyemburkan kata-kata pedasnya Ke wajahku.

Maura langsung menarik tanganku agar menjauhi wanita yang sangat ini sedang kehilangan akal itu.

" Sudah Alea tidak usah dilayani lagi semua perkataan wanita gila itu. Dia hanya sedang frustasi karena ternyata putranya menikahi perempuan yang salah. Selama ini mereka berpikir kalau Clara adalah pemilik dari semua kekayaan keluarga Andalas. Sekarang setelah mereka menampung keluarganya, dia setiap hari selalu marah-marah di kediamannya kepada Robin yang telah mengkhianati kamu demi Clara!" ucap Maura.

Tapi aku tidak mengerti. Kenapa sikap Tante Melisa benar-benar berlebihan terhadapku? Kalau memang dia merasa menyesal putranya menikahi Clara, Lalu kenapa dia malah membuat permusuhan denganku? Alih-alih dia membujukku agar mau merebut kembali Robin dari tangan CLara.

Aku mendengar bahwa sekarang Bibi Aisyah dan Paman Albert bahkan harus rela menjadi pembantu di kediaman Robin. Karena mereka tidak memiliki tempat tinggal dan harus menumpang hidup di kediaman mereka.

Aku telah memerintahkan kepada pengacaraku untuk membekukan semua kartu tabungan dan kredit milik mereka. Sehingga pantaslah kalau sekarang mereka benar-benar putus asa karena tidak memiliki apapun lagi.

Saat aku hendak pergi meninggalkan pasar tiba-tiba saja Bibi Aisyah sudah bersujud di kakiku.

" Tolonglah Bibi Alea. Tolong jangan biarkan Bibi hidup sengsara seperti ini. Maafkanlah kesalahan Clara kepadamu. Tolonglah Bibi Alea! Ingatlah bahwa Bibi adalah satu-satunya keluargamu sayang!" ucap baby Alea sambil bersujud di kakiku sehingga membuatku merasa benar-benar tidak enak dibuatnya.

Beberapa penduduk desa yang saat ini sedang melihat ke arah kami, mereka semua tampak tidak senang melihat adegan itu.

" Ayolah Alea. Jnganlah kau terlalu kejam terhadap keluargamu sendiri. Kekayaan itu tidak akan dibawa mati tetapi kekerabatan dan juga kekeluargaan itu akan selalu abadi!" ucap Bibi Sarah yang saat ini sedang berdiri menatapku dengan kebencian.

Aku tahu Bibi Sarah adalah sahabat dari Bibi Aisyah yang selama ini selalu bergosip dan mengolok-olok diriku di belakangku yang mengatakan kalau aku adalah orang yang bodoh karena sampai berusia 25 tahun masih belum juga mengambil alih kekayaan keluarga Andalas dari tangan Bibiku.

" Maaf ya! Semua yang kulakukan tidak perlu mendapatkan persetujuan dari kalian semua. Aku akan melakukan apapun yang kuinginkan sesuai dengan apa yang aku pikirkan! Jangan coba-coba kalian untuk mengintimidasi keputusanku karena itu tidak akan ada gunanya sama sekali!" ucapku kesal.

Tiba-tiba saja Clara keluar dari kediaman Robin dengan air mata yang bercucuran.

" Tolonglah Alea, janganlah kau berbuat kejam kepada keluarga kami. Selama ini aku selalu diam walaupun kau selalu mengganggu hubunganku dengan Robin. Kekasih yang paling aku cintai. Karena aku memandang persaudaraan diantara kita berdua. Tapi aku tidak pernah menyangka kalau kau akan begitu tega mengusir keluarga kami hanya karena Robin menikah denganku! Alea cinta tidak bisa dipaksakan! Bagaimana mungkin kau bersikeras untuk mempertahankan Cinta Robin sementara dia tidak mencintaimu?" tanya Clara sambil terus menarik-narik tanganku agar mau bicara dengannya.

Akan tetapi aku yang sudah terlalu muak denganku Clara tidak sudi untuk dekat dengannya lagi dalam kehidupan ini.

3. Keguguran

Aku yang merasa sangat muak dengan akting Clara yang sedang memainkan peran sebagai seorang korban, langsung menghempaskan tangannya yang sejak jadi terus saja memaksa untukmenggenggam tanganku dengan keras. Hingga tanpa sengaja aku malah mendorong tubuhnya dengan keras sehingga dia terjatuh ke lantai.

Semua orang desa yang memperhatikan adegan itu langsung berteriak karena mereka melihat darah yang mengalir dari kaki Clara.

" Tolong aku! Ah.. tolong! Karena Alea sedang berusaha untuk membunuh anakku. Ah.. Sakit! Dia merasa cemburu karena aku hamil anaknya Robin. Laki-laki yang dia cintai yang ingin dia rebut dariku!" ucap Clara sambil terus memegang perutnya yang begitu kesakitan.

Ketika aku mendekati Clara dan berusaha untuk menolongnya Clara tiba-tiba saja langsung mengusirku dan mendorongku.

" Pergi kau pembunuh! Kalau sampai ada apa-apa dengan anakku. Aku pasti tidak akan memaafkanmu!" ucap Clara sambil menangis dan mendorong tubuhku dan menyuruhku meninggalkan dia di pinggir jalan yang ramai lalu lalang orang yang hendak belanja.

Sementara itu tante Melisa yang melihat menantunya sedang terbaring di jalan, dia langsung berhambur dan mendekatinya.

" Ya ampun Clara! Kau mengalami pendarahan nak? Seseorang cepat tolonglah menantuku untuk di bawah ke rumah sakit! Jangan sampai cucuku kenapa-napa!" ucap Tante Melisa memanggil orang-orang untuk membantu Clara agar dibawa ke rumah sakit.

Tante Melisa langsung melotot ke arahku begitu dia melihat aku yang sedang berdiri bengong di hadapan Clara.

" Eh dengar ya! Kalau sampai terjadi apa-apa dengan cucuku dan menantuku. Aku pasti akan menuntutmu ke pengadilan. Sekarang kau pergi jauh-jauh dari hidup kami semua. Karena aku tidak akan pernah membiarkan Putraku dekat-dekat dengan perempuan tidak punya hati nurani sepertimu!" ucap Tante Melisa sambil mendorong tubuhku untuk menjauh darinya.

Sungguh hatiku saat ini benar-benar sangat pedih dan juga sakit. Ketika melihat wanita yang dulu pernah begitu mencintaiku dan menganggapku sebagai calon menantunya. Ketika aku berhubungan baik dengan Robin.

Tante Melisa yang selama ini selalu menganggapku sebagai putrinya dan selalu melimpahkan banyak kasih sayang untukku. Sekarang aku melihat kebencian di matanya hal itu benar-benar sangat menusuk hatiku.

Entah apa yang sudah salah aku lakukan, sehingga aku pantas mendapatkan semua kebencian dari orang-orang yang berdiri di hadapanku.

Aku melihat ke sekeliling dan aku melihat bahwa mereka semua sekarang sedang menunjukku, menghujat dan mencaciku sebagai seorang wanita yang tidak punya perasaan. Karena telah mengusir keluargaku sendiri dari mention keluarga Andalas.

" Ya ampun Alea! Aku tidak menyangka kalau kau ternyata begitu kejam menjadi seorang perempuan. Apa kau tidak mengingat bahwa 10 tahun lebih, Bibimu dan keluarganya telah merawatmu semenjak meninggalnya kedua orang tuamu karena kecelakaan mobil itu? Janganlah menjadi orang yang terlalu keras hati dan serakah dengan harta dunia yang tidak akan di bawa mati. Sehingga kau tidak ingat lagi, siapa yang sudah punya andil dalam hidupmu selama ini setelah kedua orang tuamu meninggal!" ucap bibi Kalsum sambil menatapku dengan penuh emosi.

Aku yang sudah tidak tahan lagi ketika aku mendengarkan semua cacian dan makian dari mereka akhirnya meledak juga amarahku yang sejak tadi terus aku tahan semampunya.

" Kalian semua orang luar yang tidak mengetahui bagaimana hidupku di dalam mantion keluarga Andalas yang notabene adalah milik ayahku sendiri. Kalian tidak mengetahui bagaimana mereka selama ini telah memperlakukanku. Walaupun aku berada di rumahku sendiri. Kalian sebetulnya tahu apa? Kalian harus tahu bahwa mereka menggunakan semua kekayaan almarhum Ayahku untuk kesenangan mereka sendiri! Jangan sekali-kali kalian menghujat sesuatu yang tidak kalian ketahui. Kalau kalian tidak ingin menyesal dan merasa malu dengan semua yang kalian ucapkan! Dan satu lagi! Di sini orang yang merebut kekasihku adalah Clara! Dia yang sudah berkhianat telah merebut Kekasihku yang selama 3 tahun berhubungan denganku! Clara yang telah menawarkan tubuhnya untuk memikat Robin sehingga dia hamil anak keluarga mereka sebelum pernikahan itu terjadi!" ucapku dengan penuh amarah.

Tiba-tiba saja Robin datang entah dari mana. Dia langsung menarik tanganku dan pergi dari tempat itu.

" Lepaskan tanganku Robin! Tinggalkan aku sendiri! Sana kau pergilah dan lihatlah istrimu yang saat ini sedang berada di rumah sakit! Jangan sampai nanti orang-orang datang dan menyalahkanku kalau terjadi apa-apa dengan anak haram dengan pelacur itu!" ucapku dengan seluruh emosi yang saat ini berada di dalam hatiku.

Entah setan apa yang sedang merasuki Robin tiba-tiba saja dia memelukku dan menangis dalam pelukanku.

" Aku mohon Alea. Tolong kau maafkanlah aku. Aku mohon sayang. Jangan pernah kau meninggalkan aku. Aku benar-benar sangat mencintaimu Alea! Aku hanya tergoda oleh Clara yang selalu menawarkan tubuhnya untukku. Tetapi aku benar-benar hanya mencintaimu sayang. Aku mohon! tolong kau Tunggulah aku sayang. Setelah anak itu lahir, maka aku akan segera menceraikan Clara dan kita akan menikah sayang." Aku benar-benar tidak percaya mendengar apa yang dikatakan oleh Robin kepadaku.

Aku langsung mendorong tubuh Robin dengan kuat yang saat ini sedang berusaha untuk mencium bibirku.

" Cukup hentikan semua kegilaan ini Robin! Aku tidak akan pernah mau menerima perlakuanmu seperti ini kepadaku! Kau sudah mengucapkan janji suci di hadapan Tuhan! Maka kau harus bertanggung jawab dengan itu semua. Jangan gila kau! Karena berpikir untuk bercerai dengan istrimu, karena aku tidak akan pernah sudi untuk mau menikah denganmu!" ucapku kepada Robin sebelum Aku akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Robin di sana sendirian.

Robin berusaha untuk mengejarku dan berusaha untuk memelukku kembali. Akan tetapi aku langsung menendang aset berharga miliknya sehingga membuat dia langsung lumpuh seketika dan tidak bisa mengejarku lagi.

" Dasar pria gila! Kau pikir aku ini perempuan apa huh? Kau pikir aku ga laku lagi huh? Sehingga aku mau memungut bekas suami orang lain? Sekali kau penghianat selamanya Kau akan terus berkhianat! Aku tidak akan jatuh lagi ke dalam pelukan manusia culas sepertimu!" ucapku kesal sekali kepada Robin yang begitu tidak tahu malunya masih berusaha untuk mendekatiku Setelah dia memberikan begitu banyak luka kepadaku di saat dia menikahi Clara.

Aku mengakui kalau aku memang mencintai Robin tetapi cintaku tidaklah sebuta itu. Sehingga tidak bisa melihat mana yang benar dan mana yang salah.

" Dengar Robin! Kau fokuslah dengan istrimu sendiri. Sekarang pergilah kau ke rumah sakit karena kemungkinan anakmu sekarang sedang dalam bahaya. Tadi aku tidak sengaja mendorong Clara. Sehingga dia mengalami pendarahan. Sekarang ibumu sedang membawa istrimu ke rumah sakit!" ucapku pada Robin.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!