Nadira Wulandari Prasetyo atau biasa di sapa Rara adalah seorang anak bungsu dari sebuah keluarga kecil yang hidup secara pas-pasan, hidup yang serba kekurangan tidak membuat kedua orang tua Rara patah semangat dan terus berusaha untuk merubah nasib anak-anaknya
Satu-satunya harapan kedua orang tua Rara adalah ingin semua anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang layak, mereka hanya ingin agar kehidupan anak-anak mereka akan menjadi lebih baik dari kehidupan mereka
Rara memiliki dua orang kakak satu orang perempuan dan satu orang lagi laki-laki, kakak pertama Rara seorang perempuan dan bernama Ardelia Wulandari Prasetyo atau biasa di sapa Adel. Sedangkan kakak kedua Rara seorang laki-laki dan bernama Dirga Pamungkas Prasetyo
Kepergian sang ayah untuk selamanya sedari Rara masih sangat kecil tak membuat sang ibu menjadi patah semangat, sang ibu bekerja lebih keras dari biasanya agar dia bisa melihat anak-anaknya menjadi orang yang sukses
Kakak pertama Rara yang bernama Adel memiliki sifat yang sedikit keras dan tegas karena dia merasa mempunyai tanggung jawab yang besar sebagai seorang anak pertama, dan itu juga yang membuat dia hanya fokus dengan belajar dan tidak terlalu dekat dengan kedua adiknya
Sedangkan Dirga kakak kedua Rara memilih untuk menjadi pengganti sang ibu bagi Rara jika sang ibu sedang bekerja, hal tersebut membuat kedua orang tersebut lebih dekat antara satu sama lain dari pada dengan Adel
Seiring berjalannya waktu Adel pun mulai lulus kuliah, Adel yang merasa bahwa dirinya sebagai anak pertama dan mempunyai tanggung jawab yang besar di keluarga kecil mereka memutuskan untuk mengadu nasib ke ibukota. Nasib baik hadir di kehidupan Adel karena dia di terima bekerja di sebuah perusahaan yang cukup ternama
Adel yang sudah terbiasa hidup susah dan memiliki sifat pekerja keras dengan sangat giat bekerja di perusahaan tersebut, dan seiring berjalannya waktu Adel pun akhirnya berhasil menjadi ketua tim perencanaan di perusahaan itu. Dan sudah pasti hal tersebut membuat keadaan keluarga kecil Rara di kampung lambat laun berangsur membaik
Sang ibu yang sudah tidak muda lagi sudah bisa mulai sedikit tenang karena Adel selalu membantu apapun yang di butuhkan oleh keluarganya di kampung, dan waktu pun terus berlalu dengan sangat cepat hingga akhirnya Dirga pun sudah menyelesaikan kuliahnya
Adel sudah menawarkan Dirga untuk bekerja di perusahaan tempat dia bekerja tetapi Dirga menolak hal tersebut, dia memilih untuk mencoba peruntungan nasibnya sendiri di ibukota di bandingkan mendapatkan pekerjaan dengan mudah karena sebuah referensi
Dirga pun mendapatkan kabar baik di dalam hidupnya karena dia bisa di terima di sebuah perusahaan walaupun tidak seberuntung nasib Adel, Dirga awalnya hanya di terima sebagai karyawan biasa dan lambat laun dia pun di tempatkan sebagai seorang manager lapangan
Dan sudah pasti kehidupan Rara dan sang ibu di kampung sana menjadi jauh lebih baik lagi, bahkan kini sang ibu tidak perlu lagi bekerja sesuai arahan dari kedua anaknya yang sudah bekerja. Sang ibu yang sudah mulai tua hanya menghabiskan waktunya di rumah menikmati masa tuanya
Sedangkan Rara bisa melanjutkan kuliahnya dengan tenang sambil menjaga sang ibu yang sudah mulai renta, Rara pun mulai tumbuh menjadi gadis remaja yang sangat cantik dan supel. Sebaik apapun keadaan Rara saat ini tak pernah membuat dia melupakan masa lalu, hal tersebut membuat Rara tumbuh menjadi sosok anak yang jauh dari kata sombong
Seiring berjalannya waktu akhirnya Adel pun menemukan pujaan hatinya yang bernama Aditya Putra Erlangga atau biasa di sapa Adit, Adit adalah seorang pemuda dari keluarga yang sangat terpandang di kota itu. Tetapi dia memilih untuk membuka sebuah perusahaan sendiri dan merintis itu semua dari nol
Rasa ketertarikan mereka satu sama lain membuat Adit tidak memiliki keraguan sama sekali untuk memilih Adel sebagai pendamping hidupnya, walaupun ada beberapa rintangan kecil harus dia hadapi tetap mereka tetap dapat menikah dengan lancar dan di karuniai seorang putra yang bernama Haikal Putra Erlangga
Kehidupan Adel pun berubah seratus persen semenjak dia menikah dengan Adit, Adel merasa hidupnya benar-benar menjadi sempurna dengan semua fasilitas yang Adit sediakan. Bahkan sang suami menghargai keputusan Adel yang tetap ingin bekerja setelah mereka menikah
Semuanya berjalan dengan sangat sempurna di dalam kehidupan keluarga kecil Rara, bahkan Dirga sudah menemukan seorang gadis yang sangat dia cintai. Hanya ada kata bahagia dan kedamaian di seluruh anggota keluarga Rara yang tersisa
Tetapi yang namanya sebuah kehidupan tidak mungkin akan berjalan mulus untuk selamanya, kabar duka menghampiri keluarga kecil Rara karena sang ibu harus pergi untuk selamanya
Baik Adel maupun Dirga kembali ke kampung halaman mereka untuk melepas kepergian sang ibu untuk selamanya, setelah semua acara untuk melepaskan kepergian sang ibu telah usai ketiga bersaudara itu mulai berkumpul untuk berdiskusi tentang Rara
Baik Adel maupun Dirga sepakat untuk tidak meninggalkan Rara seorang diri di kampung halaman mereka, mereka hanya ingin memastikan agar Rara bisa mendapatkan semua yang terbaik dan bisa menyelesaikan kuliahnya seperti harapan kedua orang tua mereka
Sudah pasti Dirga yang merasa bahwa dia adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarga kecil mereka langsung menawarkan diri agar Rara tinggal bersama dirinya, selain alasan tersebut karena Dirga tau dengan pasti bahwa Rara lebih cenderung dekat dengan dirinya di bandingkan sang kakak
Tetapi Adel langsung menentang keinginan Dirga pada saat itu, menurut Adel rasanya kurang pantas jika Rara tinggal berdua bersama Dirga. Selain alasan Rara kini telah mulai dewasa karena saat itu Dirga masih seorang diri dan belum menikah
Yang ada di dalam pikiran Adel saat itu adalah jika Rara tinggal bersama Dirga secara otomatis mereka hanya akan tinggal berdua di dalam rumah Dirga, sudah pasti Adel yang memiliki sifat seperti itu akan sulit di lawan jika dia sudah membuat keputusan. Dan akhirnya semua sepakat membuat keputusan agar Rara tinggal bersama Adel dan keluarga kecilnya
Adel pun segera memerintahkan Rara untuk merapikan barang-barang yang akan dia bawa ke ibukota, dan tanpa menunda waktu Rara pun segera melakukan apa yang Adel perintahkan. Di saat Rara berada di dalam kamarnya Dirga pun masuk ke dalam kamar Rara dan mendudukkan tubuhnya di tepi tempat tidur Rara
"Kamu ga apa kan Ra tinggal sama mbak Adel?"
"Aku ga masalah kok mas, aku cuma mau kuliah dengan baik untuk mewujudkan harapan bapak dan ibu." ucap Rara dengan tulus lalu tersenyum
"Kita sama-sama di kota kok Ra, kalau ada masalah apapun kamu bisa langsung hubungi mas Dirga ya." ucap Dirga dengan serius
Rara hanya membalas dengan senyuman yang tulus atas perhatian sang kakak, dan awal kisah akan segera di mulai saat Rara mulai menginjakkan kakinya di ibukota mengikuti sang kakak pertama
Tiba-tiba saja Dirga pun bangkit dari duduknya dan memeluk tubuh mungil sang adik
"Walaupun kehidupan mbak Adel jauh lebih baik dari mas Dirga tapi setiap bulan mas tetap akan kirim uang ke kamu ya Ra, kamu bisa gunakan uang itu untuk membeli apapun yang kamu butuhkan. Sampai kapan pun kamu akan tetap menjadi adik kecil bagi mas Dirga," ucap Dirga dengan tulus
Rara pun membalas pelukan Dirga sambil tersenyum
"Ya ampun mas aku itu sekarang sudah besar loh, lagi pula kan mas Dirga ada di sana juga. Kalau ada masalah aku akan langsung cari mas Dirga," ucap Rara lalu tersenyum
Dirga pun langsung melepaskan pelukannya dan meletakkan tangannya di ujung kepala Rara dengan lembut
"Walaupun kamu sudah besar tetap saja kamu itu adik mas Dirga satu-satunya, pokoknya kalau kamu ada masalah apapun kamu harus langsung cari mas Dirga ya." ucap Dirga dengan serius
Rara yang tidak ingin melihat sang kakak khawatir hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya
"Padahal aku mau cuma tinggal sama Adel bukan pergi untuk berperang, tapi mas Dirga kelihatan khawatir banget." batin Rara sambil tertawa di dalam hatinya
Saat itu Rara memang tidak memiliki pemikiran buruk sama sekali tetapi lain hal dengan Dirga, karena entah mengapa pada saat itu hati kecil Dirga merasa sedikit tenang. Walaupun dia belum tau apa yang akan terjadi tetapi ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya yang tak bisa dia ungkapkan
Dirga pun membantu sang adik merapikan semua barang yang akan di bawa sambil terus menasehati Rara agar pandai untuk membawa diri, dia mengatakan bahwa Rara harus bisa menempatkan dirinya dengan baik di keluarga kecil Adel. Rara pun hanya bisa mengiyakan semua perkataan Dirga agar sang kakak menjadi lebih tenang
Setelah semuanya siap Adel langsung membawa Rara ke ibukota, Adel yang seorang pekerja tidak ingin banyak membuang waktu yang hanya akan membuat semua pekerjaannya menjadi menumpuk
Rara pun akhirnya tiba di sebuah rumah yang cukup mewah, walaupun itu bukanlah pertama kalinya bagi dia datang ke rumah tersebut tetapi sekali ini dia datang untuk menetap di rumah tersebut dengan waktu yang lama. Rara bisa bernafas dengan lega karena kehadiran dirinya di rumah tersebut di sambut dengan hangat oleh semua penghuni di rumah tersebut
Suami Adel memang tergolong sebagai orang yang baik dan anak Adel pun tumbuh menjadi anak yang baik, dan sifat Rara yang seperti itu membuat dia dengan mudah bisa beradaptasi dengan semua orang yang berada di sana
Rara pun mulai melanjutkan kuliahnya di kota besar tersebut, sesampainya dia rumah dia akan di sambut oleh Haikal buah hati dari sang kakak. Sedangkan Dirga hampir setiap hari akan menghubungi dirinya untuk menanyakan keadaan dirinya, Rara bisa merasakan bahwa hari-harinya berjalan dengan sangat baik
Untuk menghibur Rara yang baru saja kehilangan sosok sang ibu bahkan Adit mengajak seluruh anggota keluarga kecilnya termasuk Rara dan Dirga untuk berlibur di akhir pekan, Adit di mata Rara adalah sosok laki-laki yang baik yang membuat dia sangat kagum dan tidak lebih
Hari berganti dengan hari yang lainnya bulan pun sudah berganti dengan bulan yang lainnya, tak ada satupun hambatan yang berarti di dalam kehidupan Rara pada saat itu. Baik di lingkungan rumah maupun kampus semua berjalan dengan sangat lancar
Tetapi itulah yang namanya kehidupan karena bisa saja kita merasa bahwa semuanya berjalan dengan lancar dan baik-baik saja untuk saat ini, tapi dalam sekejap mata semuanya bisa berubah total dengan sangat mudah. Dan itulah yang harus di rasakan oleh Rara pada saat itu
Karena Rara sendiri tidak tau mengapa itu semua bisa terjadi, tiba-tiba saja dia harus terbangun karena mendengar suara teriakan yang sangat kencang dan mengandung amarah
"Apa yang sedang kalian berdua lakukan?!!"
Rara yang terbangun langsung mendudukkan tubuhnya dengan pemikiran yang masih kosong, Rara hanya bisa melihat sang kakak berdiri di hadapannya dengan wajah penuh amarah
"Apa kalian benar-benar sudah gila? apa ini yang selalu kalian lakukan di belakang aku?" tanya Adel sambil mengepalkan tangannya
Rara yang merasa bingung pun langsung melihat ke arah samping, dan saat itu ada seorang laki-laki yang sangat dia kenal berada di sampingnya tanpa menggunakan pakaian
"Kenapa aku bisa tidur di samping mas Adit? kenapa juga penampilan mas Adit begitu?" ucap Rara di dalam hatinya dengan wajah bingung
Adel yang sedang terbakar api amarah menarik selimut yang menutupi sebagian tubuh kedua orang tersebut dengan sangat kuat, Rara pun akhirnya menyadari bahwa tidak hanya Adit yang tak menggunakan pakaian pada saat itu karena ternyata dia pun dalam keadaan yang sama
"Kalian berdua benar-benar terlihat menjijikan!!" teriak Adel
Rara yang tersadar pun langsung meraih apapun yang bisa dia gapai untuk menutupi tubuhnya yang polos tanpa ada sehelai benang pun menutupi
"Mbak aku..." ucap Rara dengan kedua bola mata yang mulai berkaca-kaca
Adel hanya terdiam dan menatap mereka berdua dengan tatapan mata penuh kebencian, sedangkan Adit langsung memakai celananya yang tercecer di atas lantai dan langsung berusaha untuk mendekati sang istri
"Sayang biar aku jelasin dulu ya, aku juga ga tau kenapa bisa seperti ini." ucap Adit dengan wajah panik
Aditya Putra Erlangga mungkin memang tak mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi, tetapi yang pasti dia tau bahwa sang istri saat itu sedang marah dengan apa yang dia lihat. Adel pun menatap tajam sambil tersenyum sinis
"Apa yang kamu jelasin mas? bagi aku semuanya sudah terlihat dengan jelas, kelakuan kalian berdua lebih buruk dari pada binatang." ucap Adel dengan suara yang bergetar menahan amarah
"Aku tau kamu pasti marah, tapi aku juga ga tau kenapa bisa seperti ini. Kamu harus percaya sama aku sayang," ucap Adit lirih
Adel melepaskan tatapan membunuhnya ke arah sang suami
"Tolong pakai baju kalian berdua dengan baik dan kita bicarakan semuanya di luar, aku benar-benar muak melihat penampilan kalian berdua." ucap Adel dengan tegas
Adel sudah hendak melangkah kakinya keluar dari dalam kamar tersebut dan Adit pun langsung memegang tangan Adel dengan wajah memelas
"Kamu harus dengar penjelasan aku dulu sayang"
"Lepasin tangan aku mas, dan aku tunggu kalian di luar kalau kalian sudah berpakaian dengan benar." ucap Adel dengan tegas
Adit pun segera melepaskan tangan Adel dan Adel mulai melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar tersebut, sedangkan Rara yang tak mengerti apapun hanya tau bahwa saat itu dia harus menghadapi sebuah bencana yang sangat besar
Adit pun mengusap wajahnya dengan kasar
"Apa-apaan ini semua? tadi malam aku cuma minta Adel untuk antar file penting ke sini dan dia bilang Rara yang mau antar file itu karena dia masih sibuk, tapi kenapa sekarang semua jadi begini?" batin Adit sambil mengeraskan rahangnya
Adit pun langsung menatap ke arah Rara dengan tajam, yang ada di dalam pikiran Adit pada saat itu adalah dia tidak melakukan kesalahan apapun. Dan secara otomatis Adit berpikir bahwa itu semua adalah ulah Rara
"Apa-apaan ini semua? apa kamu sudah gila? saya ini kakak ipar kamu yang artinya saya suami kakak kamu sendiri, kenapa kamu melakukan ini semua?" tanya Adit dengan penuh penekanan
Dengan mudah Rara bisa mengetahui bahwa tatapan mata Adit pada saat itu menunjukkan kemarahan yang teramat besar terhadap dirinya
"Maaf mas, tapi aku juga ga tau mas. Aku cuma ingat terakhir aku..."
"Dasar perempuan gila!!" ucap Adit dengan wajah penuh amarah
Rara bahkan tidak di beri kesempatan sama sekali untuk memberikan penjelasan, karena Adit langsung memotong ucapan yang akan Rara katakan pada saat itu. Terlihat dengan jelas bahwa Adit tidak ingin mendengar penjelasan yang akan Rara katakan
Adit yang saat itu sedang merasa panik langsung meraih pakaiannya dan secepat mungkin untuk memakai pakaian tersebut, dengan cepat dia segera keluar dari dalam kamar untuk menemui sang istri dan meninggalkan Rara begitu saja. Dan air mata Rara pun akhirnya mulai terjatuh dari mata indahnya
"Kenapa semua orang menatap aku dengan tatapan mata yang seperti itu, aku sendiri ga tau kenapa ini bisa terjadi?" batin Rara
Rara yang sedang larut di dalam pikirannya sendiri seperti melupakan ucapan sang kakak yang sebelumnya, sedangkan Adit yang sudah berada di luar kamar langsung melangkahkan kakinya ke arah Adel yang berada di ruang tamu
Pada awalnya Adit berniat untuk mendudukkan tubuhnya di samping sang istri, tetapi tatapan mata Adel pada saat itu menunjukkan dengan jelas bahwa dia tidak ingin Adit duduk di sampingnya. Adit pun terpaksa mengalah dan memilih mendudukkan tubuhnya di tempat yang sedikit berjarak dengan sang istri
Melihat Adit yang sudah mendudukkan tubuhnya tetapi Rara tak kunjung keluar dari dalam kamar membuat Adel kembali terpancing emosi, dengan langkah kaki yang pasti Adel menuju ke ambang pintu kamar tersebut dan menatap Rara dengan tajam
"Mau sampai kapan kamu pamer tubuh kamu itu Ra? sebelum mbak berbuat kasar sama kamu lebih baik pakai baju kamu sekarang juga dan keluar dari dalam kamar ini." ucap Adel penuh penekanan
Adel menatap ke arah Rara dengan tatapan mata seolah dia jijik melihat Rara dan segera kembali ke tempat semula lalu mendudukkan tubuhnya di sana, dengan hati yang sedang porak poranda Rara berusaha meraih pakaiannya yang tercecer di atas lantai dan secepat mungkin memakai semua pakaiannya
Setelah berpakaian dengan sempurna Rara pun menghapus air matanya yang sempat terjatuh dan mulai keluar dari dalam kamar tersebut, Adel yang melihat sosok Rara langsung menunjuk ke arah sebuah bangku yang berada di samping Adit. Dan Rara pun hanya bisa mengikuti keinginan Adel pada saat itu
Adel menatap kedua orang itu secara bergantian dengan tatapan mata yang penuh dengan rasa kekecewaan, dia tidak habis pikir bagaimana adik kandungnya sendiri tega melakukan hal tersebut bersama suaminya
"Mbak ga sangka Ra ternyata kamu perempuan seperti ini, mbak kurang baik apa sama kamu selama ini Ra?"
"Mbak tolong dengerin penjelasan aku dulu mbak, aku..."
Lagi-lagi Rara tidak bisa menyelesaikan penjelasan yang akan dia berikan karena kini Adel yang memotong ucapan yang akan dia katakan
"Cukup Ra!! mbak ga mau mendengar penjelasan apapun dari kamu!! mbak cuma bisa bilang mbak benar-benar merasa kecewa mempunyai adik seperti kamu." ucap Adel dengan tegas
Rara pun hanya bisa terdiam dan menundukkan kepalanya, air mata Rara pun terjatuh dengan sendirinya
"Kenapa ga ada satu pun orang yang mau mendengar penjelasan dari aku?" batin Rara
Adel pun mulai mengalihkan pandangan matanya ke arah sang suami, Adel menatap ke arah Adit dengan tatapan mata yang penuh amarah dan kekecewaan
"Aku rasa aku ga akan sanggup untuk mempertahankan rumah tangga kita mas, aku mau kita cerai mas." ucap Adel dengan tegas
Mendengar hal tersebut wajah Adit berubah menjadi panik, dia pun langsung memindahkan posisi duduknya tepat di samping Adel. Sedangkan Rara hanya bisa terdiam dan pasrah dengan apapun yang akan terjadi, hanya ada air mata yang terus menghiasi wajah mata indahnya
"Kamu jangan ambil keputusan saat sedang emosi sayang, kita bahas dulu semuanya baik-baik. Dan kamu juga harus dengerin penjelasan aku dong," ucap Adit lirih
Adel pun melepaskan tatapan membunuhnya ke arah sang suami
"Apa lagi yang mau kamu jelasin sama aku mas? apa kejutan yang kalian berikan tadi masih kurang jelas? atau kamu mau bilang kamu ga tau apa-apa dan bilang kalau Rara yang merayu kamu?" tanya Adel lalu tersenyum sinis
"Ya karena aku memang ga tau apapun, kamu harus percaya sama aku sayang." ucap Adit dengan wajah memelas
Adel pun memberikan senyuman yang terlihat sinis
"Kalau pun kamu mau bilang kamu ga tau apapun dan Rara yang merayu kamu, itu semua tidak bisa terjadi kalau kamu menolak mas. Kalian berdua benar-benar membuat aku muak!!"
"Rara memang ga merayu aku sayang, tapi aku juga ga tau kenapa dia bisa ada di samping aku." ucap Adit dengan yakin
Adit pun membuat sebuah kesalahan yang besar dengan mengatakan hal tersebut, karena yang ada di dalam pikiran Adel saat itu bila Rara tidak merayu adiknya maka sang suami yang menginginkan hal tersebut
"Apapun alasan kamu keputusan aku sudah bulat mas, aku mau kita cerai dan aku minta kamu bertanggung jawab dengan apa yang sudah kamu lakukan kepada Rara." ucap Adel dengan tegas
Tatapan mata Adel saat itu menunjukkan bahwa keputusan yang dia ambil sudah bulat dan tak ingin di ganggu gugat lagi, Adit tak mau menyerah begitu saja dia masih berusaha untuk memberikan pembelaan tetapi hal tersebut tak merubah keputusan Adel sama sekali
Adit yang merasa bahwa Adel sedang di kuasai oleh amarah memilih untuk mengalah pada saat itu, sedangkan Rara tak bisa berbuat banyak dan hanya bisa terdiam sambil terus meneteskan air matanya
"Aku minta kamu tinggal di sini aja mas, aku ga mau Haikal harus melihat kita bertengkar saat kamu pulang ke rumah." ucap Adel dengan tegas
Adit pun terpaksa menjawab dengan anggukan kepalanya
"Dan kamu ikut mbak pulang Ra, ga pantas laki-laki dan perempuan tinggal berdua. Kamu tenang aja Ra mbak akan memberikan mas Adit untuk kamu saat kalian sudah menikah"
Rara hanya bisa pasrah dan mengikuti semua keinginan Adel pada saat itu
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!