Pagi yang cerah namun tidak dengan hati seorang gadis nan cantik bernama Kanaya Anggita Mawardi. Karena hari ini adalah hari dimana ia akan bertunangan dengan lelaki pilihan sang orang tua Arga Wicaksana.
Arga yang tak lain anak dari teman masa SMA orang tua Kanaya, Mama Ratih dan Papa Bayu.
sungguh Kanaya tak ingin menjadi anak pembangkang bagi kedua orang tuanya, Kanaya anak semata wayang Mama dan Papanya. Jadi mau tidak mau Kanaya lah yang harus menjadi Tumbal perjanjian orang tuanya dengan sahabat lamanya.
** Di dalam sebuah kamar yang bernuansakan warna abu dengan paduan langit-langit kamar berwarna biru dengan hiasan bintang, seperti nuansa malam yang terang berhiaskan bintang, seorang gadis duduk dimeja riasnya. wajah yang sudah cantik dengan riasan yang tipis khas orang bertunangan menghias diwajah nya yang terlihat sedikit sembab, akibat semalaman menangis karna meratapi nasibnya.
tok tok tok...
"Kanaya... Boleh mama masuk nak?"
ijin mama Ratih dibalik pintu Kanaya, yang sudah sendiri didalam lamar karna mbak MUA nya sudah keluar setelah Kanaya selesai didandani.
"iya ma masuk aja" jawab Kanaya dengan mengusap sisa air matanya.
" kamu nggak apa-apa kan nak? Mama takut kamu terpaksa dan tertekan karna perjodohan yang sudah mama dan papa rencanakan ini dengan orang tua Arga.
"maaa Naya nggak papa kok, cuma nggak nyangka aja kalau Naya hari ini mau bertunangan, jadi mama nggak usah berfikir macem-macem ya.. Naya ikhlas kok, asal mama sama papa bahagia Naya juga akan bahagia. Dengan berjalannya waktu nanti Naya juga akan bisa mencintai mas Arga"
ucap Kanaya panjang kali lebar dengan memegang tangan kedua tangan mamanya dan menatap mata sang mama seperti mengatakan kalau ia memang baik-baik saja.
"Terimakasih ya sayang kamu sudah menjadi anak terbaik buat mama dan papa, sungguh mama berharap ini adalah jalan kebahagian kamu kelak" ucap mama Ratih sambil mencium kening sang anak tercinta
** Deru suara mobil didepan rumah Kanaya menandakan tamu yang ditunggu keluarga papa Bayu kini telah tiba, ya keluarga besar Arga kini sedang turun satu persatu dari mobil mewah mereka masing-masing, mulai dari orang tua Arga, om, tante, dan saudara sepupu Arga semua ikut dalam acara bersejarah dimana kedua belah keluarga akan menjalin hubungan.
Derap langakah kaki Kanaya menjadi pusat perhatian semua orang yang berada di acara tersebut, begitu juga Arga yang sampai tak berkedip memandangi gadis yang berjalan menuruni anak tangga dengan gaya anggunnya dan parasnya yang cantik dengan riasan yang natural.
"cantik"
Gumam Arga setelah Kanaya berada tepat didepannya.
Dengan mata berkaca-kaca Kania memberikan tangan kanannya untuk disematkan cincin pertunangannya. bukan rasa bahagia yang dirasakan Kania seperti kebanyakan orang yang bertunangan karna adanya rasa cinta. tapi Kania malah merasa ragu dengan pertunangan ini, karna memang belum ada rasa cinta dihatinya.
Kanaya memang tidak memiliki perasaan sama sekali dengan Arga, karna perasaan Kanaya, Hati Kanaya sudah dimiliki orang lain, dia adalah Raka, cinta pertama dan pemilik hati nya.
Dengan mengucap Bismillah dalam hatinya, Kanaya berusaha meyakinkan dirinya sendiri yang masih ragu dengan pertunangan ini.
"sungguh Ya Allah aku ikhlas akan takdir mu, karna kebahagiaan mama papa juga kebahagiaanku, semoga dengan berjalannya waktu rasa cinta bisa tumbuh dihatiku, aku percaya takdir darimulah yang terbaik untukku"
suara hati Kanaya disela acara pertunangannya.
Bukan hati tak mau menerima, tapi memang sungguh ada hati yang tak mau menerima sosok yang kini berstatus sebagai tunangannya, dialah hati seorang Kanaya.
Dalam sepertiga malamnya Kanaya bangun dan mengadu kepada sang penguasa hati, mencurahkan segala isi hatinya, meminta dibukakan pintu hatinya agar bisa mencintai lelaki yang sekarang bertunangan dengannya, karna setelah acara pertunangan kemarin tanggal pernikahan pun langsung ditetapkan empat bulan lagi, untuk persiapan semua diserahkan kepada WO yang sudah di booking oleh orang tua Arga.
...****************...
" selamat ya Bu Naya atas pertunangannya, semoga lancar sampai kepernikahan nanti " ucap salah satu teman dosen dikampus dan di tambahi oleh rekan dosen yang lain juga memberikan selamat kepada Kanaya.
" oh iya pak, bu, terimakasih , Aamiin " sahut Kanaya dengan senyumannya yang khas menyejukkan jiwa yang melihatnya.
Kanaya yang tak lain seorang dosen di salah satu kampus ternama di kota Jakarta ini memang sangat terkenal dengan senyuman indahnya yang dapat menyejukkan jiwa setiap mata yang melihat, tak terkecuali para mahasiswa dan mahasiswinya, oleh karena itu Kanaya sangat populer dikalangan rekan dosen bahkan mahasiswnya, bukan hanya karna senyuman dan kepintarannya saja, Kanaya punya nilai tambahan dengan memiliki wajah nan ayu dengan hidung tirus dan mancing, kulit putih, dan bentuk tubuhnya yang ideal tinggi dan langsing, walau tak bgitu kelihatan karna Kanaya selalu memakai baju yang longgar saat di kampus, dan dirumahpun ia selalu memakai pakaian yang over size. Walaupun begitu Kanaya tetaplah dosen yang profesional, ketika waktunya serius tak akan dasatu pun mahasiswanya yang berani membantah perkataan Kanaya.
...****************...
" Bu Kanaya tau nggak kalau hari ini nanti akan ada Dosen baru " tanya Bu Rahma salah satu rekan dosen Kanaya.
"dosen baru Bu..?? Saya kok nggak tau ya, oh itu Dosen pengganti Pak seno yang kemaren resign karena lanjutin study ke luar negeri itu ya Bu? " tanya Kanaya dengan tangan masih memegang bolpoinnya di meja tempat duduknya.
" iya Bu Nay, dan yang saya denger dosen baru ini itu anak tunggal dari Mahardika Group Bu? Moga aja ganteng ya, biar bisa semangat kita kalau ada yang bening-bening disini.." gurau Bu Rahma dengan sedikit menepuk pundak Kanaya yang tempat duduknya berada disebelahnya.
" wah Bu Rahma ini, inget Bu.. dirumah ada yang nungguin pulang " sahut Bu Ambar rekan Dosen lain mengingatkan.
" aahhh iya Bu Ambar saya juga tahu kok, saya kan cuma bercanda aja sama Bu Naya, biar tu muka Bu Naya nggak kusut mulu kaya jemuran baju " jawab Bu Rahma
" iya ni Bu Naya habis tunangan kok kuaut teeus si tu muka, harusnya kan seneng.. Bahagai.. Karna sebentar lagi mau nikah sama lelaki yang dicintai " seru Bu Ambar membenarkan omongan bu Rahma.
"ibu-ibu ni ada-ada saja, saya bahagia kok, mungkin aja lagi capek nyiapin buat pernikahan" sangkal Kanaya pada ke dua temannya, yang mengira bahwa pertunangan yang terjadi diantra nya dan Arga didasari rasa cinta.
"oh gitu Bu Nay, kita kira Bu Nay memang lagi nggak bahagia." goda Bu Ambar yang tambah gelak tawa mereka berdua dan Kanaya hanya memberikan senyum di bibirnya yang indah.
...****************...
Langkah santai Kanaya saat berjalan di depan jajaran kelas di kampus yang hendak memasuki kelas selanjutnya di siang ini tiba tiba berhenti kala melihat seorang pria yang berjalan di jalur beda arah dengan Kanaya.
Dug dug dug dug...
deru suara jantung Kanaya yang tiba-tiba berdetak dengan cepat tanpa mengalihkan pandangan dari pria yang masih berjalan agak jauh dengan Kanayaberjalan saat ini.
yaa walaupun maaih jauh, tapi Kanaya sangat tahu kalau itu adalah sosok pria yang mengisi relung hatinya bertahun-tahun ini. Dan bahkan ketika ada sosok yang ingin ditempatkannya di hati Kanaya, ia tetap tak bisa menghilangkan nama pria yang sekarang berada tak jauh darinya.
" selamat siang Bu Kanaya..." sapa pria tersebut dengan senyum terbaiknya dengan tetap jalan melawati Kanaya yang sedang shock dengan yang diihatnya.
dengan tatapan yang sulit diartikan Kanaya berusaha menydarkan dirinya dengan menggelengkan kepalanya dan melanjutkan jalan ke kelas dengan perasaan yang nano nano. Karna entah sedang mimpi atau nyata Kanaya bisa melihat sosok yang bertahun tahun hilang tanpa tau kabarnya.
" kenapa dia ada disini, apakah benar itu dia, tapi kenapa ada disini, apa aku yang salah ya.. Gumam Kanaya dengan suara lirih. Dan seketika memporak porandakan hatinya kembali.
Sosok lelaki Masa lalu yang berusaha dilupakannya malah tiba-tiba muncul dihadapannya. Yaa walaupun Kanaya masih ragu apa benar itu dia apa tidak.
" Bu Kanaya perkenalkan, dosen bri dikampus kita Pak Raka, Pak Raka beliau adalah salah satu guru teladan dikampus kita namanya bu Kanaya"
terang pak Andi sebagai Rektor memperkenalkan Kanaya dan Raka bergantian.
" Kebetulan saya sudah mengenalnya pak, Bu Kanaya adalah teman saya dari SMA dulu, lebih tepatnya adik kelas saya waktu SMA "
jawab Raka dengan memajukan tangan kanannya menyalami Kanaya sebagai tanda pertemuan.
" I i iya pak, kami sudah saling kenal"
sahut Kanaya dengan terbata karena masih sock saat tau ternyata yang dilihatnya tadi siang dilorong kelas memang benar Raka,namun ia enggan menjabat tangan Raka.
Raka tau kalau Kanaya seorang muslim yang taat, jadi ia tak masalah jika uluran tangannya tak diasambut oleh wanita cantik dengan hijab yang menutupi bagian dada itu.
Flashback On
Seorang lelaki tampan yang sedang serius menatap gadis cantik dengan hijab yang sedang makan di kantin sekolah bersama sahabatnya, dengan tatapan kagum Raka kepada kanaya yang memang terlihat sangat cantik dan menawan ditambah lagi kalem membuat teman-teman kanaya berbisik lirih:
" Nay no lihat no si Raka dari tadi mandangin loe terus " bisik Laras sahabat Kanaya dengan tetap menyendok bakso didepannya.
"apaan si Rasss, nggak ah, mana mungkin liatin aku. Paling liat orang dibelakang no yang cantik-cantik dan seksi pakaiannya " jawab Kanaya dengan lirih juga sambil mendekatkan kepalanya ke Laras.
Di belakang tempat duduk Kanaya dan Laras memang ada segerombolan kakak kelas yang tak lain teman sekelas Raka yang lagi pada ngobrolin Raka, lelaki yang notabanenya sempurna, Tampan, Kaya, Pinter, Poluler. Banyak gadis diaekolah yang berusaha mengambil perhatian Raka, namun tak ada satu pun yang di seriusi oleh Raka.
...****************...
Jam pulang sekolah pun tiba, Kanaya yang berjalan bersama Laras menuju keluar pintu gerbang, tiba-tiba terhuyung karana ditabrak pundaknya oleh orang yang sedang berlari, Raka yang kebetulan berada tepat dibelakang Kanaya, dengan gerakan yang gesit langsung menarik tangan Kanaya agar tak terjatuh ke tanah, malah sekarang Kanaya sedang bertatapan dengan Raka yang memegangi tubuh bagaian pinggang kanaya, peraduan Mata diantara merekapun tak bisa dihindarkan.
Kanaya yang reflek tangan kirinya memegang pùndak Raka dan tangan kananya memegang dada Raka pun merasakan debaran jantung yang entah apa namanya.
" Nay Loe gak pa pa kan? " tanya Laras yang seketika membangunkan kedua insan yang sedang saling menatap itu.
" gak ,,gak pa pa Ras, cuma sakit aja pundakku ni " jawab Kanaya yang melepaskan diri dari pelukan Raka lalu memegangi pundaknya.
" trimakasih ya Kak sudah menolongku " sopan Kanaya berterimakasih pada Raka sambil menundukkan kepalanya.
" iya, sama-sama kebetulan tadi aku di belakang kamu, jadi bisa langsung nolongin kamu "
jawab Raka dengan menundukkan kepala pula dan memberikan senyuman terbaiknya
Kanaya dan Laras pun pergi meninggalkan Raka yang masih terpaku dengan hati yang berdebar-debar sambil menatap kepergian gadis itu.
...****************...
Semenjak kejadian tabrakan pundak yang ditolong Raka, kini keduanyasemakin dekat entah rasa apa yang dimiliki Kanaya saat ini, yang pasti ia sangat bahagia dan nyaman ketika berasama Raka, walau hanya sekedar makan bareng dikantin sekolah.
Begitupun dengan Raka yang dari awal memang sudah mengagumi Kanaya. Hari-hari disekolahpun mereka lalui dengan canda tawa tanpa ada pengakuan saling suka dan saling cinta antara keduanya, biar bagaimanapun mereka masih duduk di bangku SMA, jadi masih panjang perjalanan cintq mereka, sampai waktu kelulusan Raka pun tiba. Raka yang memang kakak kelas 2 tingkat dengan Kanaya kini telah lulus dari SMA. Dan semenjak hari kelulusan Raka, hari-hari Kanaya disekolah pun tak seceria kala ada Raka diasampingnya. Terlebih kini Raka hilang tanpa Kabar.
Kanaya tak tahu Raka melanjutkan study kemana, karna memang saat dekat dengan Raka Kanaya tak pernah berbicara atau tanya hal pribadi Raka, prinsipnya jika memang ingin bercerita, silahkan, ia akan mendengarnya dengan baik, tapi jika tak bercerita mungkin ya dia kurang nyaman saat bersama.
Jangankan kabar, nomor hp Raka saja sudah tidak aktif. Kanaya mengira memang hubungan antaranya dan Raka hanya teman saja, jadi Raka pergi tanpa kabar, tanpa tahu isi hati Kanaya teehadapnya, yang ternyata Kanaya jatuh cinta pada Raka, cinta pertama Kanaya.
FlashBack Of
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!