.
.
.
💕 HAPPY READING 💕
Persahabatan antara Alya dan Karin harus terpisah antara hidup dan mati. Sudah dua minggu ini Karin meninggal dunia, menyisakan luka untuk Alya. Alya sudah menganggap Karin seperti kakaknya sendiri. Bahkan Alya dan Karin mencintai pria yang sama, namun Karin menjadi pemenangnya. Sebab, Haikal pria yang di cintai Alya dan Karin lebih melabuhkan cintanya untuk Karin.
Namun Haikal maupun Karin sebenarnya tidak tahu jika Alya juga mencintai Haikal. Alya hanya menyimpan rasa cintanya dalam hati dan tidak mau mengungkapkannya, sebab Karin sudah lebih dulu mendapatkan cinta dan hatinya Haikal. Mengalah itu lebih baik, daripada memperebutkan seorang pria yang memang tidak mencintainya.
" Karin, aku sangat merindukanmu. Kenapa kamu pergi secepat ini Karin." Seru Alya terus memikirkan Karin sembari mengusap foto kebersamaanya dengan Karin.
Meskipun saat ini Alya sedang ada di perusahaan, tetap saja dia merindukan dan terus memikirkan Karin sang sahabat yang kini sudah tiada.
Alya Putri, seorang wanita karier yang saat ini usianya memasuki 25 tahun. Dia seorang CEO muda di perusahaan MA Kosmetik yang bergerak dibidang kosmetik dan kecantikan milik keluarganya. Selain bergerak di dunia kecantikan, perusahaan Alya juga bergerak dibidang periklanan. Banyak perusahaan-perusahaan yang menggunakan jasa perusahaannya untuk mengiklankan produk mereka. Alya harus mengantikan mamanya yang selama 3 tahun ini sudah pensiun dari dunia bisnis. Sebagai anak satu-satunya Alya terpaksa harus menggantikan mamanya.
Papa Alya sudah meninggal saat Alya berusia 15 tahun, saat itu sang papa mengalami sebuah insiden kecelakaan tunggal dan merenggut nyawa papanya.
Alya mempunyai sahabat karib yang sangat dia sayangi, dia juga sudah menganggap sahabatnya itu sebagai kakaknya sendiri. Karin, wanita berusia 27 tahun yang sudah bersahabat dengan Alya sejak Alya berusia 10 tahun. Karin adalah anak dari sopir pribadi almarhum papa Alya.
Tok Tok Tok
Pintu ruangan Alya ada yang mengetuk dan seketika itu lamunan Alya langsung buyar.
" Masuk." Seru Alya dengan suara tegas.
Masuklah Rita, sang sekretaris yang sangat bisa diandalkan oleh Alya.
" Maaf Bu Alya. Ini ada berkas kerjasama yang harus ibu periksa. Sebelumnya dibaca yang teliti ya bu jangan sampai ada kesalahan." Seru Rita mengingatkan Alya agar selalu membaca apapun itu sebelum dia tanda tangani atau dia setujui, terlebih berkas pengajuan kerjasama.
" Terimakasih, Rita." Ucap Alya sembari menyunggingkan senyum ramahnya.
Alya membaca semua isi dan point-point kerja sama yang tertulis dalam berkas. Setelah membaca berkas itu, Alya baru menyadari jika berkas yang saat ini ada ditangannya adalah berkas kerja sama dengan perusahaan Global Industri.
* Global industri inikah perusahaan tempat Haikal bekerja? Tumben sekali mereka mengajukan kerja sama dengan perusahaanku. Selama aku memegang perusahaan ini, sama sekali perusahaan itu tidak mau mengajukan kerja sama. Tapi kenapa ini mereka mengajukan kerjasama.* Gumam Alya merasa ada yang aneh.
" Siapa yang menangani kerjasama ini, Rita?." Tanya Alya ingin tahu.
" Bapak Haikal selaku menejer pemasaran di Perusahaan Global Industri yang menangani kerjasama ini Bu." Jawab Rita.
" Baiklah. Ini sudah aku tanda tangani."Seru Alya sembari memberikan berkas itu kembali kepada Rita.
" Jadi ibu langsung menerima kerja sama yang mereka ajukan, kok langsung ibu tanda tangani?."Tanya Rita serius.
" Iya."Jawab Alya singkat.
" Kamu hubungi mereka jika aku menerima kerjasama ini dan besok jam 10 aku ingin bertemu dengan mereka. Dikantor saja tidak perlu di tempat lain."Ucap Alya dengan tegas.
*Aku bekerjasama dengan perusahaan tempat Haikal bekerja bukan karena aku ingin mendekati Haikal. Akan tetapi memang poin-poin yang mereka ajukan membawa dampak baik untuk perusahaanku.*Gumam Alya dalam batinnya.
Rita hanya mengangguk saja, sebelumnya Rita tadi memang sudah membaca berkas kerjasama yang diajukan oleh perusahaan global industri. Poin-poin yang tertera sama sekali tidak merugikan perusahaan tempatnya bekerja, sehingga Rita yakin pasti Alya juga mempunyai pemikiran yang sama.
" Semenjak Karin meninggal aku belum pernah bertemu dengan Haikal, terakhir bertemu saat pemakaman Karin. Apa kabar dengan Haikal? Pasti dia sangat sedih kehilangan Karin." Seru Alya bergumam pada dirinya sendiri.
Alya memukirkan tentang Haikal, apa dia akan lanjut untuk mendekati Haikal. Namun itu tidakungkin, Alya tidak mau menjadi sahabat yang pagar makan tanaman atau memanfaatkan keadaan dan situasi.
* Aku tidak boleh mempunyai pemikiran seperti ini, Haikal itu hanya mencintai Karin. Aku hanya teman untuk Haikal. Ya Allah, maafkan aku jika rasa ini sampai detik ini masih saja untuk Haikal.*Gumam Alya dalam batinnya.
Sementara saat ini diperusahaannya, Haikal baru saja mendapatkan telepon dari sekertaris Alya. Mengabarkan jika Alya mrnyetujui kerjasama yang mereka ajukan.
" Akhirnya aku berhasil menjalin kerjasama dengan perusahaan Alya. Dengan begitu aku akan semakin mudah untuk mendekati Alya. Heeemmm Alya kamu tunggu saja kedatanganku. Aku tidak menyangka jika selama ini Alya juga mencintaiku, aku harus bisa menaklukkan hati dan cintanya Alya." Ucap Haikal tersenyum licik.
Haikal mengambil foto Karin yang sampai detik ini masih dia pajang diatas meja kerjanya. Dan sampai detik ini Haikal masih sangat mencintai Karin dan tidak terima atas kematian Karin yang secara tiba-tiba.
" Karin sayang, kamu tenang di san. Di sini aku yang akan membalaskan atas kematianmu, orang yang sudah membuat kamu meninggal harus merasakan apa yang kamu rasakan. Secara perlahan-lahan aku akan membuat orang itu mati tersiksa batinnya. Menyiksa batinnya adalah tujuan utamaku, sebab dengan begitu dia akan mati secara perlahan. " Seru Haikal sembari mengusap foto Karin.
Tujuan utama Haikal mendekati Alya adalah untuk membalaskan dendamnya atas kematian Karin. Karin dan Haikal sudah bertunangan, dan tinggal 3 bulan lagi mereka akan menikah. Tetapi ternyata sang pencipta berkehendak lain. Karin harus meninggal dalam keadaan tragis, dimana mobilnya menabrak pohon besar dan terbakar.
#FlashBackON
Dua hari setelah kematian Karin, Haikal mendatangi dimana tempat kejadian Karin keceakaan. Disana Haikal menemukan sesuatu yang dia yakini itu milik Alya, sebuah kalung dengam liontin berbentuk huruf A. Haikal tahu betul jika itu milik Alya, sebab saat itu Alya dan Karin memang membelinya secara bersamaan seminggu sebelum Karin meninggal. Sedangkan untuk punya Karin berlambang huruf K.
" Bukannya kalung ini milik Alya? Jadi saat kejadian ada Alya juga disini? Tetapi Alya tidak mau menolong Karin, ada apa yang sebenarnya?." Seru Haikal.
Setelah menemukan kalung, Haikal datang kerumah Karin. Dirumah Karin ada kedua orang tua Karin yang masih terlihat bersedih atas kepergian Karin. Haikal meminta izin untuk masuk kekamar Karin, dan orang tua Karinpun mengizinkan.
" Karin, aku merindukanmu."Seru Haikal saat sudah ada dikamar Karin.
Haikal duduk di pinggir ranjang Karin namun ada sesuatu diatas meja rias Karin yang menyita pandangan Haikal. Haikal mengambil buku diari milik Karin yang ada diatas meja rias. Secara perlahan Haikal membuka dan membacanya, semuanya tidak ada yang mencurigakan hanya ada curahan hati Karin yang sangat menyayangi Alya seperti adiknya sendiri.
Deggghhh
Ada tulisan yang membuat Jantung Haikal tidak menentu.
[ Aku tidak tahu harus bagaimana? Alya yang selama ini aku anggap adikku sendiri, ternyata dia juga mencintai Haikal, tunanganku. Apa yang harus aku lakukan? Selama ini Alya sudah sangat baik kepadaku dan keluargaku, tapi aku tidak rela jika harus menyerahkan Haikal kepadanya. Alya, secara terang-terangan meminta Haikal untuk menikah dengannya. Namun aku tidak akan melepaskan Haikal meskipun nyawa taruhannya.]
Selesai membaca buku diari itu, Haikal mengepalkan kedua tangannya. Buku diari itu Haikal bawa pulang, dan akan dia simpan sebagai bukti kejahatan Alya, ditambah kalung Alya juga saat ini sudah ada ditangan Haikal.
#FlashBackOFF
***********
ALHAMDULILLAH, KELUAR KARYA BARU LAGI YA KWK MOHON DUKUNGAN NYA.🙏🙏❤️❤️
SELAMAT MEMBACA.
TERIMAKASIH 🙏🙏🙏
.
.
.
💕 HAPPY READING 💕
"Senang bekerjasama dengan kamu, Alya." Seru Haikal sambil berjabat tangan dengan Alya.
Baru saja Alya dan Haikal membahas kerjasama antar perusahaan. Meskipun Haikal hanya sebagai menejer ditempatnya bekerja, namun kinerja dan kemampuan Haikal sudah tidak diragukan lagi. Banyak perusahaan yang mengakui kehebatan menejer Haikal, sehingga sang Ceo perusahaan tempatnya bekerja mempercayakan kerjasama dengan perusahaan Alya kepada Haikal.
" Sama-sama, Haikal." Jawab Alya dengan ramah.
" Emm.. Kamu sibuk tidak, Alya?." Tanya Haikal dengan ragu.
" Tidak, setelah ini aku santai kok. Memanya ada apa Haikal?." Tanya Alya ingin segera tahu.
" Aku mau mengajak kamu makan siang. Tapi itu juga kalau kamu mau sih, maklum kamu kan orang sibuk jadi waktunya pasti dibagi-bagi. Iya kan?." Seru Haikal sembari tertawa.
Alya sebenarnya sangat ingin makan siang dengan Haikal, tetapi Alya takut terbawa suasana. Apalagi sekarang Haikal sendiri sudah tidak mempunyai pacar lagi. Dalam hati Alya, sebenarnya dia masih menyimpan perasaannya untuk Haikal tetapi dia berusaha menutupinya.
" Bagaimana?." Tanya Haikal seolah memaksa Alya.
Alya semakin tidak enak jika harus menolak ajakan Haikal. Terlebih selama ini mereka memang sudah kenal dan sudah beberapa kali makan siang bersama tentunya saat Karin masih hidup.
" Baiklah. Aku bersiap-siap dulu ya."Seru Alya sembari menutup berkas-berkas yang ada dimeja kerjanya.
" Ok. Aku tunggu di lobby depan saja ya." Seru Haikal dan diangguki setuju oleh Alya.
Sebelum keluar, Haikal memandang dan tersenyum sinis kearah Alya. Akan tetapi Alya tidak tahu jika Haikal tersenyum sinis. Alya sibuk merapikan dan menyimpan berkas-berkas yang ada dimeja kerjanya, setelah 5 menit Alya membereskan berkas-berkasnya kini dia keluar ruangannya dan berjalan menuju lobby menghampiri Haikal.
*Aku akan membuat kamu semakin jatuh cinta denganku Alya, setelah itu aku akan menikahimu dan membuat pernikahan dan rumah tangga neraka untukmu.* Gumam Haikal dalam batinnya.
" Maaf ya lama menunggu."Seru Alya menghampiri Haikal yang duduk di kursi tunggu dekat lobby perusahaannya.
" Tidak masalah. Yuk kita berangkat, sudah lapar sekali nih. " Seru Haikal sembari menampilkan senyum manisnya.
" Baiklah, aku tidak mau kamu mati kelaparan di perusahaanku. Ya sudah kita bawa mobil masing-masing saja ya biar nanti kamu pulang tidak bolak-balik tuk mengantarkan aku pulang. Soalnya selepas makan siang aku mau langsung pulang."Seru Alya dengan ramah.
" Ok." Jawab Haikal singkat.
Mereka berdua pergi menghampiri mobilnya masing-masing lalu mrngendarai menuju Restoran biaya tempat dulu mereka bersama Karin makan siang. Setelah 30 menit menempuh perjalanan mereka sampai di restoran tempat mereka akan makan siang, mereka turun dan secara bersamaan masuk ke restoran.
" Pesan ini dua porsi, sama minumnya jus mangga dan jus alpukat tanpa sus. Oh iya air mineralnya dua ya mbak." Seru Haikal menunjuk kearah menu yang dia pesan.
" Baik silahkan ditunggu pesanannya." Ucap karyawan restoran dengan ramah.
" Emm.. Haikal. Kamu hafal minuman kesukaanku? Alpukat tanpa susu?."Tanya Alya tidak percaya jika Haikal mengingat minuman kesukaanya.
" Ingat dong, Alya. Kita kan dulu sering makan siang bertiga sama Karin. Tapi sekarang kita hanya berdua saja."Jawab Haikal dengan raut wajah yang tiba-tiba berubah menjadi sedih.
" Maaf ya aku tidak bermaksud membuat kamu sedih. Doakan saja semoga Karin bahagia di alam sana. Bukan hanya kamu saja yang kehilangan Karin, aku juga sangat kehilangan. Aku berteman dengan karin dari aku umur 10 tahun, sudah 15 tahun aku bersama-sama Karin dan aku sudah menganggap dia seperti kakakku sendiri."Ucap Alya juga teringat dengan Karin.
*Licik ! Padahal kamu yang sudah menyebabkan Karin meninggal. Gara-gara cinta kamu sampai rela mengorbankan Karin demi ambisimu yang tinggi itu. Tenang saja Alya, aku akan mewujudkan mimpimu untuk bisa menjadi istriku. Tapi siap-siap saja neraka menantimu.*Gumam Haikal dalam batinnya.
Makanan dan minuman yang dipesan Haikal tadi sudah terhidang dimeja. Mereka berdua makan dalam diam, namun tiba-tiba Haikal memuji kecantikan Alya sehingga membuat Alya tersipu malu.
" Kamu cantik, Alya."Seru Haikal memandang penuh makna kearah Alya.
" Terimakasih, Haikal." Jawab Alya dengan lembut.
Haikal membersihkan saus yang menempel di pinggir bibir Alya menggunakan jemarinya. Alya benar-benar tersipu malu dengan perlakuan Haikal yang sangat manis dan romantis.
*Duh jantung jangan seperti ini dong. Jangan sampai Haikal tahu debaran jantung yang tidak karuan ini. Haikal itu hanya menganggapku teman saja.*Gumam Alya dalam batinnya.
" Kalau kamu mau menggantikan Karin mengisi kekosongan hati ini, aku akan sangat berterimakasih Alya. Jujur aku sebenarnya dulu ada rasa untuk kamu, dan aku malu untuk mengakuinya karena aku merasa tidak pantas untuk kamu." Seru Haikal berbohong.
Degghhhh
Alya tertegun dengan apa yang dikatakan oleh, Haikal. Bagaimana bisa Haikal menyatakan suka, padahal dulu dia adalah tunangan Karin. Alya tidak mau hanya dijadikan pelampiasan atau pelarian saja oleh Haikal.
" Maksud kamu apa, Haikal?."Tanya Alya dengan suara sedikit meninggi.
" Jujur, sebenarnya dulu aku jatuh cinta dengan kamu. Tetapi aku malu mengakuinya, sebab kasta kita terlalu beda jauh. Dan aku mendekati Karin, lambat laun aku mulai bisa menerima Karin. Namun sekarang rasa itu hadir lagi, maafkan aku Alya. Rasa ini tumbuh begitu saja, aku tidak bermaksud untuk menjadikan kamu pelampiasan. Tetapi aku memang sangat mencintai kamu, dan rasa itu masih ada sampai sekarang."Ucap Haikal mencoba menyakinkan Alya dengan ucapan manisnya.
" Kamu jangan bercanda, Haikal. Jika kamu tidak mencintai Karin kenapa kamu bertunangan dan bahkan kalian mau menikah? Atau selama ini kamu hanya mempermainkan Karin saja,Haikal. Aku tidak menyangka kamu sepicik ini." Seru Alya dengan kesal, nafasnya tersengal-sengal menahan emosinya.
" Aku mencintai kalian berdua. Aku juga tidak tahu kenapa rasa cinta ini tumbuh untuk kalian. Alya,maafkan aku. Apa kamu mau menikah denganku?." Tanya Haikal semakin membuat Alya murka.
Alya bangkit dan keluar dar restoran begitu saja tanpa memberikan alasan dan jawaban apapun untuk Haikal. Haikal tidak mau terkesan berbohong sehingga dengan segera dia meletakkan uang 300 ribu diatas meja. Dan berlari mengejar Alya.
" Alya tunggu ! Tolong jangan marah Alya, aku mencintaimu. Tolong jangan siksa batinku Alya, aku sudah kehilangan Karin dan aku juga tidak mau kehilangan kamu."Seru Haikal langsung memeluk Alya dari belakang.
Alya berontak dan berusaha melepaskan pelukan Haikal, namun percuma. Semakin dia berontak semakin Haikal mempererat pelukannya. Bahkan tidak malu Haikal menangis dan air matanya membasahi blazer Alya. Alya terdiam, dia juga menangis. Dia bahagia jika Haikal membalas rasa cintanya, namun kenapw harus setelah Karin pergi.
" Alya aku mohon maafkan aku. Aku tidak bisa membohongi perasaan ku lagi." Seru Hakim tetap dalam kebohongannya.
" Jangan seperti ini, Haikal. Malu dilihat orang, ingat kita masih ada diparkiran. Tolong lepaskan pelukan ini, aku tidak mau jadi tontonan pengunjung restoran ini." Seru Alya sembari melirik kesekitar restoran dan memang ada beberapa pengunjung yang melihat mereka.
Haikal melepaskan pelukannya lalu membalikkan tubuh Nia, kini mereka saling berhadapan. Alya bisa melihat dengan jelas air mata Haikal, namun Alya tidak tahu jika air mata itu adalah air mata kepalsuan.
" Maaf." Lirih Haikal dengan menggenggam tangan Alya.
" Aku sudah memaafkanmu." Jawab Alya dengan singkat.
" Jadi apa kamu menerima cintaku, Alya. Maaf aku tidak bisa menunggu lama-lama, jadi aku menyatakan semua ini sekarang. Aku tidak mau membohongi perasaanku lagi Alya. Yang terpenting saat ini aku sudah mengungkapkan perasaanku, sehingga kamu juga bisa tahu isi hatiku. Aku sangat berharap kamu bisa menerima cintaku ini. Tetapi jika memang kamu tidak bisa menerimanya aku tidak apa-apa." Seru Haikal terdengar sangat lesu.
Alya terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa perasaan Haikal itu. Dia memang masih mencintai Haikal, tapi apa kata orang tua Karin jika dia harus menikah dengan Haikal.
" Jika kamu memang serius dengan perasaan mu. Aku minta kamu temui kedua orang tua Karin dan bicarakan soal keinginannmu untuk menikahiku. Jika mereka mengizinkan kamu, baru kamu bisa menemui mama ku dan meminta restunya." Ucap Alya.
Bukan apa-apa Alya meminta Haikal untuk menemui orang tua Karin, bagaimanapun Haikal mantan tunangan Karin. Dan Karin juga teman Alya, Alya hanya ingin menghindari kesalah pahaman yang ditakutkan akan terjadi. Alya juga sudah menganggap kedua orang tua Karin seperti orang tuanya sendiri. Pak Agus dan Ibu Lasmi orangnya sangat baik dan tulus menyayangi Alya, seperti anaknya sendiri. Pak Agus sudah bekerja dengan orang tua Alya selama 17 tahun.
" Baik, aku akan menemui kedua orang tua Karin."Jawab Haikal dengan yakin.
*********
.
.
.
💕 HAPPY READING 💕
Satu bulan berlalu, hari ini adalah hari pernikahan Alya dan Haikal. Kedua orang tua Karin juga tidak keberatan jika Haikal menikah dengan Alya, mereka tidak berhak mencekal kebahagiaan Haikal. Haikal berhak bahagia dengan wanita yang lain. Apalagi ternyata Alya yang menjadi pilihan Haikal.
" Saya terimanikah dan kawinnya Alya Putri Kusumawardani Binti Permana Kusuma dengan mas kawin emas 25 gram dan seperangkat alat sholat, dibayar tunai."
Seru Haikal dengan lantang mengucapkan ikrar sucinya dihadapan tamu undangan dan keluarga besar Alya. Hanya sekali tarikan nafas saja Haikal saat ini sudah resmi mempersunting Alya menjadi Istrinya.
" Bagaimana para saksi, Sah ?"
Sahhh
Sahhh
Kata sah sudah menggema di ruang keluarga rumah Alya yang sangat besar itu, Alya bernafas lega dan tersenyum bahagia. Apa yang dia inginkan dari dulu ternyata bisa terwujud juga, ribuan doa dan rasa syukur tak henti dia panjatkan.
" Saat ini kalian sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Jadilah suami yang bertanggung jawab dan istri yang berbakti. Semoga kalian selalu bahagia dan semoga segera diberi momongan."Ucap pak penghulu.
" Aamiin."Jawab Alya dan Haikal bersamaan.
* Jangan harap kamu akan bahagia Alya, lihat saja kamu akan menyesal sudah membuat hidupku hancur seperti ini. Penderitaanmu dimulai Alya.* Gumam Haikal dalam batinnya.
Mama Alya mendekati sepasang pengantin yang baru saja resmi menjadi suami istri itu. Alya dan Haikal menyalami dan memeluk mama Alya secara bergantian. Haikal sendiri sudah tidak mempunyai orang tua, sedari kecil dia di asuh oleh Orang tua angkatnya, Heru dan Asti. Kedua orang tua angkat Heru sangat gila harta, sedari dulu mereka merongrong hidup Haikal dengan dalih balas budi.
" Haikal, mama titip Alya ya. Mulai hari ini Alya sudah menjadi tanggung jawab kamu. Tolong bahagiakan Alya, dan jika kamu sudah tidak menginginkan Alya lagi tolong jangan sakiti dia. Tapi tolong kembalikan dia kepada mama." Ucap Widia mama dari Alya.
" Iya ma." Jawab Haikal dengan singkat.
" Nak Haikal, sayangi dan bahagiakan Alya. Alya sudah bapak anggap anak bapak dan ibu. Jangan sedikitpun kamu menyakiti Alya."Seru Pak Agus , ayah dari Karin.
Haikal hanya menganggukkan kepalanya saja, dia tidak mau berjanji kepada ayah Karin. Sebab dia sudah berjanji dalam hatinya ingin menghancurkan kebahagiaan Alya dan menyiksa batin Alya.
Pernikahan Alya dan Haikal hanya di adakan dikediaman Alya, meskipun hanya dirumah namun acara cukup meriah dan ramai. Banyak saudara, kerabat serta beberapa petinggi diperusahaan Alya yang datang. Ucapan selamat mengalir begitu saja dari para tamu undangan, dan pada akhirnya para tamu undangan sudah pulang kekediamannya masing-masing.
" Haikal, kamu tidak mau mengajak menantu mama tinggal dirumah mama?." Tanya Asti dengan senyum palsunya.
" Tidak! Haikal akan bawa Alya tinggal dirumah Haikal sendiri. Haikal sendiri sudah punya rumah, jadi tidak perlu kerumah mama." Jawab Haikal tanpa melihat kearah Asti.
Asti mencebikkan bibirnya, padahal dia ingin Alya tinggal dirumahnya agar dia mudah untuk merongrong uang Alya. Apalagi Alya seorang Ceo yang pastinya uangnya tidak berseri. Namun berbeda pemikiran Haikal, jika dia tinggal dirumah orang tua angkatnya dia tidak akan leluasa untuk menyiksa Alya. Apalagi rumah orang tua angkatnya jauh dari kantor mereka.
" Ya sudah kalau begitu mama sama papa pulang dulu. Oh iya jangan lupa main kerumah mama ya , Alya sayang."Ucap Asti sembari memeluk Alya dengan hangat.
" Iya ma." Jawab Alya sambil menganggukkan kepalanya.
Kedua orang tua angkat Haikal pun pulang, Danar adik angkat Haikal juga ikut pulang. Kini dirumah hanya tinggal para pekerja yang membereskan sisa-sia pesta pernikahan Haikal dan Alya.
" Kamu mau mandi, Mas?." Tanya Alya yang saat ini sudah merubah nama panggilan dengan, Mas.
" Nanti saja. Aku ingin istirahat dulu, ini masih jam 3 sore, nanti bangunkan aku jam 5."Seru Haikal mulai bersikap dingin.
Sebenarnya Haikal ingin langsung memboyong Alya kerumah pribadinya namun mama mertuanya meminta untuk malam ini mereka menginap dirumahnya. Sehingga hati Haikal sedikit kesal, padahal jika mereka pindah sore itu juga Haikal bisa langsung menyiksa batin Alya secara perlahan-lahan.
Alya mengangguk dan tidak mau mengganggu tidur suaminya, mungkin suaminya memang sangat lelah sehingga dia memilih untuk tidur terlebih dahulu sebelum mandi. Alya masuk kamar mandi untuk membersihkan dirinya, selesai mandi Alya mengganti pakaian diruangan ganti yang masih tetap ada di dalam kamarnya. Kamar Alya sudah seperti lapangan sepak bola.
*Karin aku janji akan membalaskan kematian kamu. Alya tidak akan pernah merasakan kebahagiaan, dan dia pasti akan hancur sehancur hancurnya.*Gumam Haikal dalam batinnya.
Sebenarnya Haikal tidak tidur namun dia sengaja beralasan tidur, padahal dia hanya malas berbincang dengan Alya. Terlalu muak bagi Haikal jika harus berlama-lama bersikap baik kepada Alya.
" Kok tidak istirahat, Alya?." Tanya Widia saat melihat Alya menuruni anak tangga rumahnya.
" Tidak bisa tidur ma, mas Haikal sajs yang tidur. Mungkin dia kelelahan makanya dia sudah langsung tidur. Alya ingin bersama mama dulu, menghabiskan waktu berdua dengan mama sebelum Alya pindah kerumah mas Haikal." Ucap Alya memeluk mamanya dengan hangat.
Dia pasti akan merindukan saat-saat bersama mamanyq seperti ini. Apalagi Alya harus tinggal dengan Haikal yang rumahnya lumayan jauh dari rumah mamanya.
" Sudah jadi istri, jangan manja dong. Sebenarnya mama ingin kalian tinggal disini. Rumah inikan rumah kamu juga Alya, dan rumah ini juga besar. Mama hanya tinggal bersama para ART saja. Tetapi kamu sudah menikah dan harus patuh apa kata suami kamu, jadi mama tidak melarang kamu tinggal dengan suami kamu. Tapi jangan lupa untuk sering-sering datang kerumah ya." Ucap Widia dengan mata berkaca-kaca.
Tidak tahu kenapa rasanya berat sekali dia mau melepaskan Alya untuk tinggal bersama Haikal, padahal Haikal saat ini yang lebih berhak atas Alya. Terlebih, Widia sudah tahu dan mengenal Haikal lama.
*Kenapa dengan diriku, seakan aku tidak rela dan tidak tenang melepas Alya tinggal dengan Haikal. Apa yang sebenarnya terjadi pada diriku.* Gumam Widia dalam batinnya.
" Alya pasti akan datang untuk menjenguk mama, mama jangan sedih ya. Kalau kangen dan Alya belum sempay datang kesini, mama kan bisa video call sama Alya. Selama Alya tinggal sama mas Haikal, mama jangan lupa untuk jaga kesehatan. Insya Allah setiap weekend Alya dan mas Haikal akan jengukin mama." Seru Alya lalu memeluk manja mamanya.
" Iya sayang."Jawab Widia membalas pelukan Alya dengan hangat.
Dari lantai atas sana, Haikal memperhatikan interaksi antara Alya dan mamanya. Dia mendengarkan semua pembicaraan Alya dan mamanya, bibir Haikal tersungging senyum sinis kearah mereka berdua. Haikal tidak akan menyakiti mama mertuanya, tetapi hanyw Alya saja yang akan dia sakiti.
*Jangan harap kamu bisa tertawa dan tersenyum bahagia seperti itu lagi Alya. Gara-gara kamu aku harus kehilangan cinta pertamaku, Karin. Kami pasti yang sudah mencelakai Karin. Kalung dan diari itu bisa membuktikan jika kamu juga terobsesi denganku. Dengan liciknya kamu menyingkirkan Karin.* Gumam Haikal dari dalam hatinya.
Haikal kembali masuk kamar dan kini dia kekamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Hari ini dia masih membiarkan Alya tersenyum bahagia.
**********
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!