''
''
Anggi yunanda ibu dua anak itu dengan cekatan membantu sang suami Adam Al Fatih bersiap untuk menghadiri acara reuni SMA nya
Yuna tersenyum melihat sang suami yang baru keluar dari kamar mandi dengan badan dan rambut nya yang masih basah. Dengan penuh cinta Yuna membantu mengeringkan badan suami nya dengan handuk
''Bajuku mana sayang.'' tanya Adam dengan lembut
''Sudah aku siap kan di tempat biasa mas.'' jawab Yuna tak kalah lembut seraya meletak kan handuk basah di tempat nya.
Adam bergegas mengenakan baju yang sudah di siap kan oleh istri nya. Baju casual karna hanya pertemuan reuni tidak perlu memakai pakaian formal. kaos putih celana jins robek di bagian lutut nya. Di padukan jaket denim menambah kadar ketampanan bapak dua anak itu.
''Sayang kamu belum bersiap.'' Adam heran melihat istri nya masih dengan pakaian rumahan nya.
''Aku tidak ikut di rumah saja. Mas Adam tidak apa apa kan pergi sendiri.'' Yuna malas untuk pergi di acara reuni sang suami.
''Kenapa memang nya tahun tahun sebelum nya kamu selalu ikut.'' tanya Adam penasaran
''Aku malas saja acara reuni yang se harus nya untuk mengikat tali silaturahmi berubah menjadi ajang pamer bagi teman wanita dan istri dari teman pria mu.'' jawab Yuna
''Memang nya kenapa kamu juga bisa seperti mereka.'' jawab Adam dengan sedikit tertawa kecil
''Sudah ku bilang aku malas mas Adam pergi sendiri saja ya.'' Yuna masih kekeh tidak mau ikut.
''Kamu beneran tidak mau ikut.'' tanya Adam lagi memastikan
''Beneran.'' jawab Luna bersungguh sungguh.
''Ya sudah nanti malam makan lah duluan dengan anak anak tidak usah menunggu ku. Dan tidurkan anak anak lebih awal kamu juga cepat beristirahat.'' pesan Adam sebelum pergi Yuna tersenyum dan mengangguk kemudian keluar dari kamar nya bersama sang suami tentunya yang sudah siap untuk pergi.
''Adam kamu mau pergi lagi. Yuna kenapa tidak ikut.'' tanya Bu Diah ibunya Adam heran melihat menantu kesayangan nya masih memakai pakaian rumahan.
''yuna tidak mau ikut Bu. Katanya malas.'' jawab Adam jujur
''Memang nya kamu mau pergi kemana.'' tanya Bu Diah lagi
''Mas Adam mau menghadiri acara reuni SMA nya Bu.'' jawab Yuna menjawab pertanyaan ibu mertua nya.
''Kenapa kamu tidak ikut Yuna. Ikut lah nak.'' Bu Diah seakan menguatir kan sesuatu setiap kali putra nya akan menghadiri reuni SMA nya.
''Tidak apa apa Bu. Hanya acara reuni tidak ada yang istimewa.'' jawab Yuna dengan santai nya tanpa rasa kuatir sedikit pun seperti ibu mertua nya.
''Tapi Yuna.''
''Tidak apa apa Bu. Yuna akan menemani ibu jagain anak anak lagian ibu pasti sangat kecapean seharian menemani anak anak bermain.''
Setelah berpamitan pada kedua anak nya Adam bergegas pergi Yuna menghantar kepergian sang suami dari teras rumah. Tanpa Yuna tau kepergian suami nya itu adalah awal kesetiaan nya sebagai seorang istri akan di uji. Begitu juga dengan Adam lain dengan Bu Diah ibu nya Adam itu seperti sudah merasakan firasat tidak baik dengan membiarkan putra nya pergi sendiri tanpa Yuna menantu nya.
Empat puluh menit mengendarai mobil nya Adam sudah sampai di sebuah restoran dan memarkir kan mobil nya, tempat parkir yang sudah di penuhi dengan mobil mewah berbagai merek milik teman teman nya tentu nya
''Yuna benar bukan hanya para wanita yang ingin pamer seperti nya teman teman lelaki juga ingin menunjuk kan kesuksesan mereka.'' Adam tersenyum tipis lalu ke luar dari mobil nya.
''Dam kamu sendirian saja di mana istri mu.'' tanya Andika salah satu teman Adam
''Istri ku tidak ikut dik. di rumah jagain anak anak.'' jawab Adam jujur ada nya.
''Yah sayang dong punya istri cantik bukan nya di bawa malah di simpan di rumah. Kenapa takut ada yang melirik istri mu.'' seru Hendra ikut menimpali
'' bukan begitu aku sudah memaksa nya tadi istri ku kekeh tidak ingin ikut.'' jawab Adam lagi.
Adam lanjut berbincang dengan teman teman nya tanpa ia sadari ada gadis cantik sedang mengawasi nya dari kejauhan. Gadis itu adalah Nadira getaran yang tak pernah hilang dari hati dira kembali menguat seiring mata nya melihat sosok Adam memasuki restoran. Ingin sekali dira menghampiri Adam dan menyapa nya namun dira urungkan mengingat tak sedikit teman teman nya yang mengetahui kisah kasih nya dulu dengan Adam.
''Mbak dira bengong saja.'' suara Mareta mengaget kan lamunan dira. Dira datang dengan sang adik perempuan ya itu Mareta
''Reta ada apa sih ngagetin saja.'' sungut dira seraya mengusap dada nya.
''Mbak dira tu bengong saja dari tadi kenapa tidak berkumpul dengan teman teman mbak dira.'' tanya Mareta heran melihat kakak nya hanya menyendiri.
''Mbak hanya tidak percaya diri berbaur dengan teman teman mbak. Seperti nya mereka juga tidak mengenali diri mbak. Karna mereka sudah kaya dan sukses.'' lirih dira
''Tau gini tadi tidak usah pergi. Lagian setiap tahun mbak juga tidak pernah datang kenapa tiba tiba tahun ini ingin datang.'' tanya Mareta penasaran.
Entah lah perasaan penasaran dan ingin tau tentang mantan kekasih nya membuat dira ingin sekali datang ke acara reuni yang setiap tahun sekolah adakan. semenjak Adam di jodoh kan dan menikah dira menutup diri dari semua teman teman nya pindah ke Surabaya untuk melupakan kisah nya dengan Adam dua tahun terakhir ini dira menemani sang adik merata yang di pindah tugaskan pekerjaan nya dari perusahaan. Untuk kembali tinggal di jakarta
'Mbak dira bukan kah itu mas Adam.'' reta juga melihat keberadaan Adam yang sedang mengobrol dengan teman teman nya.
''Iya kamu benar reta itu memang Adam.'' jawab dira
''Mbak dira tidak apa apa.'' tanya reta kuatir dengan kakak nya mengingat dira membutuh kan waktu cukup lama untuk melupakan sosok Adam
''Mbak tidak apa apa.''
''Mbak dira disini saja tidak usah kesana mungkin mas Adam datang dengan istri nya.'' reta takut terjadi kesalah fahaman nanti nya
''Mbak tau reta tidak usah kuatir.''
Waktu berlalu dengan cepat malam semakin menjelang. Dira dan adik nya keluar dari restoran berniat untuk pulang
''Mbak dira tunggu di sini saja ya aku ambil motor dulu.'' dira mengangguk sedang reta melenggang pergi meninggal kan kakak nya sendiri
Adam ke luar dari restoran seraya merogoh kantong celana nya mencari kunci mobil.
''Tuan anda menjatuh kan saputangan anda.'' dira mengambil saputangan yang baru saja Adam menjatuh kan nya secara tidak sengaja.''
''Terimakasih.'' mata Adam terpaku melihat sosok yang memberikan saputangan nya. Begitu juga dengan dira dada nya berdegup kencang menatap sosok yang masih di cintai nya.
''Adam.'' lirih dira
''Dira ini kamu.'' Adam terpana melihat dira masih mengingat nya begitu juga dengan dira bertahun tahun tidak ketemu perasaan senang dalam hati kedua nya begitu membuncah ingin sekali saling memeluk dan melepas kan kerinduan
''Kamu apa kabar dam.'' tanya dira perasaan senang nya tidak bisa di bendung lagi.''
''Aku baik sangat baik.'' jawab Adam.
''Kita masih bisa berteman kan dam.'' tanya dira penuh haram masih bisa berkomunikasi dengan pria di depan nya itu.
''Kenapa tidak tujuan kita datang kesini kan memang untuk menjaga silaturahmi.'' jawab Adam lembut
''Kalau begitu boleh kan aku meminta no wasup mu.'' dira memberanikan diri meminta no wasup Adam.
Adam mengambil ponsel dira dan menulis no wasup nya.
''Itu no wasup ku simpan saja.'' dengan tangan bergetar dira menerima ponsel nya rasa senang dalam hati tidak bisa di tahan lagi. Ingin rasa nya dira meloncat senang.
''Dir selama ini kamu tinggal di mana aku pernah beberapa kali mendatangi rumah mu. Tampak kosong seperti tidak ber penghuni.'' tanya Adam penasaran
''Cerita nya panjang Dam aku dan keluarga ku sengaja pulang ke Surabaya untuk melupakan kenangan kita. Setelah kamu menerima perjodohan yang orang tuamu buat.'' lirih dira
''Aku minta maaf Dir. Aku sudah berusaha menolak dan mencari mu waktu itu tapi kamu sendiri yang menghilang.'' jawab Adam
''Kamu tau dam butuh waktu tidak sebentar untuk aku bisa melupakan mu. Rasa nya di sini sangat sakit.'' dira menunjuk dada nya mencoba memberi tau Adam tentang sakit di hati nya.
''Apa kamu pikir hanya kamu yang merasa sakit Dir. Aku juga apa lagi aku harus menikah dengan gadis yang tak ku kenal apa lagi mencintai nya.'' jawab Adam jujur
''Apa kamu masih mencintai ku dam sama seperti ku yang masih mencintai dan merindukan mu.'' tanya dira penasaran.
''Maaf tuan apa mobil hitam itu milik tuan.'' tukang parkir itu datang menghampiri Adam mengingat Adam yang keluar dari mobil itu saat datang tadi.
''Benar pak itu mobil saya.'' jawab Adam
''Kalau begitu segera pindah kan pak. Mobil bapak menghalangi mobil lain yang ingin ke luar.'' bapak penjaga parkir itu sudah lama menunggu pemilik mobil yang menghalangi mobil lain yang ingin ke luar.
''Dir aku pergi dulu kamu bisa menghubungi ku. Kita lanjut bicara besok.''
Adam segera pergi tanpa menjawab pertanyaan dira bergegas mengalih kan mobil nya sedang dira tersenyum memandangi layar ponsel nya. Tanpa terasa air mata nya luruh bertahun tahun memendam rasa yang tak pernah sampai cinta dira terhalang restu ibu Adam
''Hai gengss welcome back to my new story'. Poligami again. Tapi dengan cerita yang berbeda ya. Semoga suka
Bersambung
''
''
Adam melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang pikiran nya kalut teringat pertemuan nya dengan dira sebentar tadi. Kekasih nya dulu cinta pertama nya. Terpisah karna perjodohan yang ibu nya lakukan dengan putri dari sahabat nya
Adam di Landa kekalutan. senang dan bahagia atas pertemuan nya kembali dengan sang mantan kekasih di sisi lain masih ada wanita yang selalu setia menunggu ke pulangan nya ya itu Yuna sang istri pasti nya, juga ke dua buah hati nya. Reyan dan Raya yang masih membutuh kan kasih dan sayang Adam.
Yuna berlari menuruni tangga begitu mendengar deru mesin mobil milik sang suami.
''Sayang kamu belum tidur.'' Adam kaget melihat istri nya di balik pintu hendak membuka pintu untuk nya.
''Belum mas sengaja aku menunggu mas Adam.'' jawab Yuna.
''Anak anak sudah tidur.'' tanya Adam
''Sudah tadi.'' jawab Yuna seraya meraih lengan kekar Adam dan bergelayut manja.
Tiga belas tahun pernikahan nya Yuna tak lagi mempermasalah kan atau bertanya tentang cinta suami nya bagi Yuna Adam sudah menunjuk kan kasih sayang dan bertanggung jawab sebagai suami dan ayah bagi ke dua anak nya. Meski Adam terkadang cuek tidak pernah berinisiatif bermanja terlebih dulu pada istri nya Yuna beranggapan Adam sudah menerima pernikahan dan diri nya.
''Mas Adam mandi dulu ya aku sudah siap kan air mandi nya.'' setelah menyiap kan air hangat sang suami Yuna bergegas menyiap kan piyama tidur nya. kemudian lanjut membuat susu jahe hangat untuk sang suami rutinitas Yuna sebelum tidur.
Adam ke luar dari kamar mandi dada nya terenyuh melihat semua ke butuhkan nya sudah tersedia, selama menikah dengan Yuna sekali pun Adam tidak pernah susah payah mencari kebutuhan nya. kembali mengingat pertemuan nya dengan dira gadis yang dulu Adam sangat cintai dengan sepenuh hati.
''Mas Adam sudah selesai.'' Yuna datang dari bawah dengan segelas susu jahe di tangan nya apa pun ke sukaan dan kebiasaan Adam Yuna sudah tau dan faham semua nya mengerti tanpa di pinta Yuna sudah menyediakan nya.
''Terimakasih sayang.'' Adam menyesap perlahan susu jahe yang barusan di buat kan istri nya.
''Sayang Minggu depan restoran ada reservasi untuk jamuan makan malam acara ulang tahun. Tolong Kamu bantu melihat keadaan dapur. Agar semua berjalan lancar.'' Adam memberi tahu istri nya Tetang acara yang akan di adakan di restoran nya Minggu depan.
''Memang nya berapa tamu undangan nya dan apa saja menu nya. Aku akan memantau langsung di dapur.'' memasak adalah ke ahlian Yuna karna itu suami istri itu punya usaha restoran dan sudah ada beberapa cabang.
''Ada sekitar dua ratus undangan dan menunya best seller yang ada di restoran kita.'' terang Adam.
''Oh tidak lah banyak.'' bagi Yuna menghadapi acara seperti itu sangat lah mudah tidak begitu sulit karna sudah terbiasa catering acara pernikahan juga Yuna selalu ambil yang jauh lebih besar di banding hanya sekedar acara ulang tahun dengan undangan sekitar dua ratus.
Setelah berbincang sebentar Yuna dan Adam sudah terlena di alam mimpi setelah olah raga panas ke dua nya.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Sedang di tempat lain Dira tidak bisa memejamkan mata nya pikiran nya terganggu dengan pertemuan nya tadi dengan kekasih hati nya. Cinta yang telah lama terkubur bangkit kembali perasaan ingin kembali memiliki Adam menggerogoti hati Nadira tidak perduli jika Adam sudah menikah sekali pun boleh kah dira egois.
''Mbak dira jawab lah dengan jujur aku tadi tidak salah lihat kan mbak dira berbicara dengan mas Adam.'' todong Mareta sedari tadi masih belum puas dengan jawaban sang kakak.
''Kami tidak sengaja bertemu reta apa itu salah.'' jawab dira pelan
''Tidak salah seharusnya mbak dira menghindari nya. susah payah mbak dira berjuang melupakan mas Adam yang lebih memilih wanita lain di bandingkan mbak dira wanita yang di cintai nya. Mas Adam juga terlihat sangat pasrah dengan keputusan ibu nya. Sama sekali tidak berusaha memperjuangkan mbak dira.'' sungut reta tidak terima mengingat butuh waktu bertahun tahun untuk dira mengubur perasaan cinta nya terhadap Adam.
''Rasa nya perasaan ku memang tidak bisa di buang dan di kubur begitu saja reta. Meski selama ini mulut ku berbicara tidak nyata nya hatiku berkata lain. Selama ini aku sudah berusaha menerima pria yang mencoba mendekati ku. Nyata nya aku tidak bisa melupakan Adam.'' lirih dira
''Terus seandai nya mas Adam meminta balikan apa mbak dira setuju.'' tanya reta ingin tau
''Entah lah reta. Untuk saat ini bolehkah aku egois berharap bisa balikan dengan Adam.''
''Gilaa...! Mas Adam sudah beristri mungkin sudah punya anak. Apa mbak dira mau jadi istri simpanan nya." sungut reta lagi
"Kalau Tuhan sudah berkehendak mbak mu ini bisa apa reta." jawab Nadira
"Jangan mengada Ngada mbak aku tidak setuju bukan hanya aku ibu dan Aldi juga pasti tidak setuju." jawab Mareta.
"Masih banyak pria yang mau sama mbak Dira tidak harus mas Adam yang sudah pasti suami orang jangan jadi pelakor mbak." reta tidak setuju dengan ucapan kakak nya. Baginya masih banyak pria yang mau menjadikan kakak nya itu istri asal kakak nya itu mau membuka hati nya dan melupakan Adam sepenuh nya
"Pikirkan kembali kak. Aku tidak mau mbak Dira terluka terus mbak Dira juga berhak bahagia." lanjut reta menasehati kakak nya.
"Adam sendiri yang meminta no wasup mbak. Apa salah nya mbak Kasi no wasup mbak." terang Dira
"Terserah mbak Dira aku hanya tidak ingin mbak Dira terluka lagi sudah cukup mbak Dira berbulan bulan meratapi mas Adam." reta ke luar dari kamar nya meninggal kan Dira dengan ponsel di tangan nya menatap no wasup Adam ingin sekali menghubungi nya malam ini melanjut kan obrolan yang tadi tertunda. Rasa nya sudah tidak sabar menunggu hari esok.
Sedang reta di luar dengan pikiran nya yang kalut memikirkan kakak nya kisah cinta nya begitu rumit. Hatinya seakan sudah mati rasa hanya ada nama Adam tidak dengan yang lain. reta takut pertemuan kakak nya dengan Adam akan melukai kembali perasaan Dira.
"Ada apa kenapa belum tidur." Suara Bu asih mengaget kan reta yang sedang termenung.
"Reta belum bisa tidur Bu." jawab reta meralat tidak mungkin menceritakan tentang sang kakak pada ibu nya.
"Reta apa tadi Dira bertemu dengan Adam apa Adam juga datang ke acara itu." tanya Bu asih seakan tau putri nya bertemu kembali dengan kekasih nya dulu.
"Jawab ibu reta kenapa hanya diam." lanjut Bu asih
"Ibu.."
"Sudah ibu duga. Dira datang kesana hanya ingin mencari tau tentang Adam Dira sama sekali tidak tertarik dengan acara itu sendiri." Bu asih sudah tau maksud Putri nya itu datang menghadiri acara reuni SMA nya.
Perasaan seorang ibu hanya takut putri nya kembali terluka karna memendam cinta begitu dalam
Bersambung
''
''
seperti biasa setelah menyiap kan keperluan sang suami Yuna bergegas turun untuk menyiap kan sarapan untuk seluruh anggota keluarganya. Susu untuk kedua anak nya kopi untuk suami nya teh hijau untuk ibu mertua nya. Yuna sudah menyusun nya di tempat nya Mading masing. Pagi ini Yuna tidak memasak untuk sarapan hanya ada roti yang kemarin di beli ya dari toko roti langganan nya.
''Selamat pagi Mimi sapa raya begitu masuk ke ruang makan seperti biasa duduk di tempat nya di ikuti Reyan di belakang sang adik.
''Nena mana belum turun.'' tanya raya mencari keberadaan sang nenek yang di panggil nya Nena.
''Nena di sini raya.'' seru Bu Diah seraya duduk di tempat nya.
''Pipi kalian mana belum turun juga.'' tanya Bu Diah yang tak melihat keberadaan putra nya.
''Aku disini ibu. Selamat pagi princess pipi.'' Adam meraih tubuh putri kecil nya membawa nya ke pangkuan nya.
''Mimi mana.'' tanya Adam yang tidak melihat keberadaan sang istri
''Mimi masih di dapur menyiap kan bekal untuk ku dan adik.'' jawab Reyan putra sulung Adam yang tahun ini genap dua belas tahun yang masih duduk di bangku kelas enam SD sedang raya masih duduk di bangku kelas satu SD,
''Sayang cepat lah kamu menunggu mu.'' seru Adam dari meja makan.
''Iya aku sudah selesai mas. Sebentar aku datang.'' jawab Yuna dari arah dapur.
Keluarga kecil Yuna menikmati sarapan mereka dengan hikmat di selingi suara raya yang sangat menyukai roti yang Mimi nya beli dari toko langganan nya.
''Sayang siang nanti tidak usah ke restoran aku akan ke restoran cabang di kota bogor ada sedikit masalah di sana. Sekalian mengambil data restoran bulan ini. Mungkin agak malam aku baru pulang.'' pamit Adam pada istri nya.
''Hati hati saja bawa mobil nya mas.'' Yuna tidak begitu mempermasalah kan kemana suami nya itu akan pergi toh Adam selalu pamit pada nya.
''Tadi malam jam berapa kamu pulang dam.'' tanya Bu Diah penasaran.
Jam sembilan aku sudah berada di rumah Bu. Aku cuma sebentar benar kata Yuna acara nya sedikit membosankan.'' jawab Adam jujur cepat pulang karna memang bosan dengan acara nya namun tidak di duga saat di parkiran bertemu dengan dira.
''Anak anak ayok cepat pipi mau ada meeting dengan orang pagi ini.'' seru Adam pada ke dua anak nya. Seperti biasa Adam mengantar ke dua anak nya ke sekolah setiap pagi dan Yuna yang akan menjemput kedua anak nya saat pulang sekolah.
''Mimi Nena raya pergi dulu.'' pamit raya pada Mimi dan nenek nya begitu juga dengan Reyan. Adam juga tidak lupa pamit dengan sang istri dan juga ibu nya.
Tampak keluarga yang sangat bahagia dengan kehidupan yang sekarang lebih dari cukup. Sebelum nya Yuna dan Adam pernah mengalami titik terendah dengan ekonomi keluarganya. sebelum Yuna memberanikan diri menjual motor peninggalan sang ayah untuk modal membuka warung kecil kecilan sebelum berkembang sukses dengan beberapa restoran
''Yuna nanti setelah menjemput raya dari sekolah anterin ibu ke rumah sakit ya sepulang dari rumah sakit sekalian kita jemput Reyan.''
''Ibu kenapa apa ibu tidak enak badan.'' tanya Yuna kuatir.
''Tidak apa apa ibu baik baik saja hanya saja semalam ibu gak bisa tidur kepala ibu sedikit sakit. Ibu akan menemui dokter yang biasa menangani ibu. Untuk meminta obat sakit kepala.'' jawab Bu Diah apa ada nya.
''Yakin hanya itu. Kalau ada apa apa cepat bilang sama Yuna Bu.'' tanya Yuna kuatir.
''Tidak usah kuatir ibu hanya perlu obat sakit ke pala saja.''
Sebenar nya Bu Diah tidak bisa tidur semalaman takut kalau Adam bertemu dengan dira kekasih nya dulu. Semalaman Bu Diah memikir kan nya hingga tidak bisa tidur.
''Yuna apa kamu tidak ingin pergi ke salon. Ganti model rambut mu di cat sedikit biar sedikit segar.'' nasehat Bu Diah pada menantu kesayangan nya itu.
''Jangan berfikir kamu tidak pernah ke mana mana hanya di rumah ngurus anak anak dan keperluan rumah yang lain nya tapi kamu juga harus berfikir untuk diri mu sendiri.'' lanjut Bu Diah
''Iya Bu sudah lama Yuna berfikir seperti itu. Tunggu saja bik jumi pulang dari kampung dan membawa teman nya. Agar Yuna tenang ninggalin anak anak di rumah ibu bisa sedikit lebih santai dan tidak kecapean karna membantu mengurus anak anak.'' Tarang Yuna.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Sedang di tempat lain Adam melajukan mobil nya menuju tempat yang sudah Dira tentukan sebuah danau tempat favorit mereka dulu waktu jaman pacaran tempat itu mengandung sejuta kenangan mereka berdua.
Dira sudah menunggu dengan sabar di tempat biasa nya di bawah pohon besar Dira menggelar tikar dan juga membawa makanan Dira ingin mengulang kisah lama dengan Adam.
''Kenapa kamu lakukan ini Dir.'' suara bariton Adam mengaget kan Dira.
''Dam kamu sudah datang duduk lah.'' Dira menggeser badan nya memberikan tempat untuk Adam duduk.
''Ini apa Dir.'' Adam kembali bertanya melihat dira melakukan semua nya persis seperti dulu.
''Aku hanya mengulang kebersamaan kita dulu dam apa aku salah.'' lirih dira.
''Bukan seperti itu rasanya sudah tidak pantas untuk di ulang. Aku sudah menikah dan punya keluarga ku sendiri dan juga anak anak ku.'' jawab Adam
''Apa kamu sudah tidak lagi mencintai ku dam. sedang aku hingga detik ini masih belum bisa melupakan kisah kita.'' lirih dira
''Bukan begitu Dir seandai nya aku masih mencintai mu tapi aku sudah menikah.'' jawab Adam pelan.
''Aku tau Dam. Tapi bagai mana dengan ku kamu dulu berjanji untuk menikahi ku. Aku sudah memberikan nya pada mu. Hal yang paling berharga dari ku kamu sudah merenggut nya.'' Dira mencoba mengingatkan Adam tentang masa lalu mereka yang saling mencintai higa Dira rela menyerahkan mahkota nya.
''Dir aku minta maaf akan hal itu. tapi kita melakukan nya tanpa paksaan kamu dengan suka rela.'' jawab Adam
''Itu karna aku berfikir kamu akan menikahi ku.'' jawab dira lagi
''Sekarang apa yang harus ku lakukan untuk menebus nya.'' tanya Adam pelan sejatinya Adam tidak tega melihat keadaan Dira dengan mata yang sudah mengembung menahan tangis
''Kita menikah Dam.''
''Dir.''
''Berikan aku seratus dam.''
''Dir aku sudah punya anak dan istri.''
''Kita sembunyikan jangan sampai istri mu tau.''
''Ini tidak mungkin Dir maaf aku tidak bisa.'' tolak Adam
''kalau begitu besok kamu akan mendengar berita kematian ku. Akan ku pastikan itu.'' ancam Dira
''Jangan gila Dir.''
''Aku sudah gila semenjak kamu menikahi gadis pilihan ibu mu.'' tangis Dira Ahir nya pecah juga Isak tangis nya terdengar sangat memilukan di telinga Adam.
''Apa tidak ada cara lain untuk ku bisa menebus kesalahan ku.'' tanya Adam
Berharap semoga masih ada cara lain tidak dengan menikahi nadira Adam kurang setuju meski jujur di hati Adam masih ada nama Nadira Adam juga tidak bisa menghayati Yuna dan pernikahan nya.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!