NovelToon NovelToon

CINTA TAK TERSELAMATKAN

Bab 1 ALEANDRA

Aleandra welency adalah putri tunggal dari pasangan Macz welency dan Diana Wilder. Sebuah keluarga kecil yang hidup dengan kebahagiaan. Mereka bertiga saling melengkapi satu sama lainnya. Diana Wilder adalah seorang ibu yang berhati lembut sedangkan Macz Welency adalah seorang ayah yang penuh perhatian. Keluar Macz Welency adalah keluarga sederhana tapi semua kebutuhan hidup sehari-hari terpenuhi tanpa ada kekurangan sedikitpun.

Kebahagiaan keluarga kecil itu terhenti sejak meninggalnya Diana Wilder. Diana meninggal karena kecelakaan tunggal. Hari itu hujan turun dengan derasnya, Diana nekat berkendara ingin menjemput suami tercintanya Macz dari sebuah toko buah untuk. Macz saat itu tidak membawa mobilnya karena lagi di perbaiki di bengkel.

Sebenarnya Macz sudah melarang istrinya untuk menjemput dirinya akan tetapi Diana tetap bersikeras untuk menjemput dirinya. Sayangnya jemputan yang ditunggu oleh Macz tidak pernah datang, istrinya mengalami kecelakaan saat di perjalanan. Saat itu Macz menunggu kedatangan istrinya sampai hujan reda, Mac pulang dengan berbagai pertanyaan dihatinya. Kenapa istrinya Diana belum sampai juga menjemput dirinya.

Di perjalanan Macz melihat sebuah kecelakaan mobil, sementara mobil yang ditumpanginya melaju Macz memperhatikan mobil yang mengalami kecelakaan. Mata Macz langsung mengenali mobil tersebut. Mata Macz terbuka lebar setelah melihat dengan jelas siapa yang mengalami kecelakaan.

Macz langsung langsung meminta supir taksi yang ditumpanginya berhenti. Macz turun dengan tergesa-gesa, Macz menghampiri mobil yang sudah terbalik dengan perasaan cemas.

Hati Macz terasa mati setelah melihat tubuh istrinya sudah berlumuran darah, mulai dari kepala sampai ke badan-badannya. Diana meninggal di tempat tidak sempat lagi ditolong oleh para medis.

Sejak saat itu rumah keluarga Macz Welency yang selalu penuh oleh kebahagiaan kini mendadak sepi. Tak ada lagi canda dan tawa menghiasai rumah Macz welency. Setiap hari Macz langsung menyendiri, bagi Macz kecelakaan yang menimpa istrinya adalah kesalahannya. Macz menyalakan dirinya sendiri.

Perubahan Macz tentu saja diperhatikan oleh putrinya, yaitu Aleandra Welency. Aleandra Welency adalah anak satu-satunya dari Macz dan Diana. Aleandra Welency atau lebih dikenal dengan nama panggilan Alea. Begitulah kira-kira nama panggilan untuk Aleandra Welency.

Alea setiap kali melihat kesedihan ayahnya ikut merasakan kesedihan ayahnya. Bukan berarti Alea tidak merasa sedih karena kehilangan mamanya tetapi Alea lebih memilih menerima kenyataan yang ada.

"Pah....." panggil Alea.Macz masih diam tidak mendengarkan panggilan putrinya.

"Pah....!" panggil Alea sekali lagi sambil sedikit mengeraskan suaranya.

"Ya, Alea...," akhirnya Macz menjawab panggilan Alea.

"Papa, melamun lagi ya? Pah, kasian mama kalau papa sedih terus," ucap Alea sambil duduk di samping ayahnya. Alea mengingat ayahnya supaya tidak bersedia terus-menerus.

Kepala Macz tertunduk dalam, terlihat jelas kesedihan yang mendalam masih tersimpan di dalam hatinya. Diana adalah wanita yang paling dicintainya setelah ibunya baru Alea. Kehilangan Diana membuat dunia Macz berhenti berputar.

Alea menggeser posisi duduknya biar lebih dekat lagi dengan papanya.

"Pah, kalau papa terus seperti ini mama juga pasti sedih. Alea sedih kehilangan mama tapi Alea tidak ingin membuat mama sedih. Alea tahu diatas sana pasti mama sedang memperhatikan kita," ucap Alea. Alea menasehati papanya.

"Papa kangen mama Alea," jawab jujur Macz.

"Alea juga kangen mama, nanti kita ke makam mama ya Pah," balas Alea.

Dan setiap rasa rindu Macz kepada Diana, Macz dan Alea selalu datang berziarah ke makam Diana. Hari-hari terus berlanjut tapi tak ada perubahan sikap Macz, Macz selalu saja terlihat murung dan sedih setiap saat. Kesedihan papanya menjadi pikiran untuk Alea, entah darimana datangnya sebuah ide muncul di otaknya Alea.

Alea memiliki ide supaya papanya menikah lagi. Mungkin dengan menikah lagi papanya tidak akan sedih lagi, sudah ada yang menghibur papanya ketika sedih. Inilah yang dipikirkan oleh Alea. Alea tidak pernah berfikir bagaimana kehidupannya setelah papanya menikah lagi, sebuah keinginan sederhana yang diinginkan oleh Alea adalah melihat kembali papanya tersenyum lagi.

Ide ini akan disampaikan oleh Alea kepada papanya sebagai permintaan hadiah dari ulangtahunnya nanti yang akan jatuh tiga hari lagi. Alea yakin jika permintaannya ini tidak akan ditolak oleh papanya. Macz Welency.

Dan hari ini adalah hari ulang tahun dar Alea, untuk kedua kalinya Alea merayakan hari ulang tahunnya hanya berdua dengan papanya. Ulang tahun Alea dirayakan dengan makan malam bersama dengan papanya.

Macz sudah menyiapkan menu makanan malam untuk Alea, dan semua makanan itu dimasak sendiri oleh Macz. Macz bukanlah seorang koki tapi urusan masak Macz tidak pernah gagal dalam mengesekusi setiap hidangan yang dimasaknya.

Jam makan malam pun tiba, semua masakan yang di masak oleh Macz sudah tertata rapi di atas meja makan. Tak lupa kue tart ulang tahun juga sudah berada di atas meja makan, diatas kue tart sudah tertancap sebuah lilin kecil yang nantinya akan dinyalakan oleh Alea.

Alea dan papanya sudah duduk di meja makan, wajah Alea terlihat sangat bahagia meskipun jauh di dalam dasar hatinya tetap saja Alea merindukanmu mamanya.

"Alea sayang, sebelum kita makan sebaiknya kamu tiup dulu lilinya dan jangan lupa untuk berdoa," kata Macz kepada Alea.

"Baiklah...,"Alea mulai memejamkan kedua matanya dan mulai mengucapkan sepenggal doa dalam hatinya.

"Amin...," Alea menutup doanya.

Fuuuhs

Alea meniup lilin ulang tahunnya.

"Apa permintaan mu kali ini Alea," tanya papanya.

"Nanti Alea kasih tahu, tapi nanti setelah selesai makan," jawab Alea sambil tersenyum misterius kearah Macz papanya. Macz hanya tersenyum mendengar ucapan Alea.

Mereka berdua pun segera menikmati makanan yang sudah di atas meja makan, dan seperti biasa Alea selalu lahap menikmati makanan yang dibuat oleh papanya.

Setengah jam kemudian acara makan malam pun selesai. Alea dan papanya langsung merapikan meja makan. Mereka berdua berbagi tugas, tugas Alea hanya merapikan meja makan, sedangkan papanya, Macz bertugas untuk mencuci piring. Mereka berdua melakukan tugasnya dengan hati yang tanpa ada rasa beban.

Semuanya sudah beres, urusan dapur sudah selesai. Alea mengajak papanya duduk di bangku taman belakang rumah.

"Pah, Alea punya satu permintaan buat papa. Hitung-hitung kado buat Alea dari papa," ucap Alea hati-hati.

"Apapun permintaan Alea, selagi papa bisa penuhi pasti papa akan lakukan," ucap Macz.

"Yakin?, Papa janji ya kabulkan permintaan Alea!" balas Alea. Alea meninta papanya berjanji.

"Iya, papa janji," Macz meyakinkan Alea.

"Alea mau papa menikah lagi," kata Alea terbata-bata. Alea mengucapkan keinginannya meskipun dalam hatinya ragu.

"Tidak bisa..!" tolak Macz tegas.

"Pah, Alea butuh seorang mama," ujar Alea memohon.

"Tapi Alea, papa masih mencintai mama Dimana," protes Macz. Macz tak habis pikir dengan permintaan Alea.

"Ini juga bukan hanya untuk Alea Pah, tapi juga untuk papa juga," timpal Alea.

"Papa baik-baik saja sejauh ini Alea. Kenapa papa juga yang menjadi alasan Alea meninta papa untuk menikah lagi?" ucap Macz dengan perasaan binggung.

"Pah, mungkin papa nggak sadar tapi aku selalu melihat papa selalu sedih setiap hari. Alea tidak ingin papa merasa sendirian. Setidaknya jika papa menikah lagi ada wanita yang menemani papa dan menghibur papa," ucap Alea panjang lebar. Alea mengatakan apa yang dirasakan dan dilihatnya selama ini.

Singkat cerita meskipun dengan perasaan berat hati akhirnya Macz memenuhi keinginan putrinya. Macz menikah lagi dengan wanita yang bernama Laura Kiehl. Laura memiliki seorang putri hasil pernikahan sebelumnya yang bernama Gabby.

Dan perjalanan kehidupan Aleandra Welency baru saja di mulai.

Bab 2 RONALD NICKY

Hari masih pagi tapi di kediaman Nicky sudah terdengar suara teriakan seorang wanita yang berstatuskan ratu di rumah itu. Dia adalah nyonya Linda atau lebih sering di panggil ibu ratu oleh anak-anaknya dan juga suaminya.

"Olan......bangun, ini sudah mau siang!" teriak bu ratu.

Ronald Nicky atau di sapa Olan oleh keluarganya dan juga teman-temannya.

Olan masih betah bersembunyi di balik selimut tebalnya menutup kupingnya dengan bantal setelah mendengar panggilan ibunya, Olan seakan enggan untuk bangun.

Tok

Tok

Ibu ratu mengetuk pintu kamar anaknya dengan sangat kuat.

"Olan, bangun nak. Papa sudah nungguin kamu dari tadi!" sekali lagi wanita yang di panggil ratu itu berteriak memanggil Olan untuk segera bangun.

Karena tidak mendapatkan respon dari penghuni kamar Bu Linda segera meraih handle pintu kamar dan Lang membuka pintu kamar. Setelah berhasil masuk kedalam kamar anaknya yang memang tidak dikunci bu Linda segera bisa melihat putera pertamanya bersembunyi di balik selimut.

Bu Linda segera menyibakkan tirai jendela kaca yang masih tertutup rapat. Setelahnya bu Linda menghampiri Olan yang masih tertutup rapat oleh selimut tebal.

Di balik selimut Olan berusaha menutupi matanya supaya sinar matahari tidak menembus kain selimut yang menutupi tubuhnya.

"Olan, bangun. Kamu sudah janji hari ini akan mulai bekerja di perusahaan papa," ujar bu Linda sambil menarik kain selimut yang di gunakan putranya.

"Olang, masih ngantuk mah," ucap Olan dari balik selimut.

"Bangun nggak? ibu ambil air nih buat bangunin kamu Olan," ancam bu Linda.

"Mah,, Olan tidur sebentar lagi ya," pinta Olan memohon.

"Bangun sekarang juga Olan, kasian papa udah dari tadi nungguin. Nanti kesiangan berangkat ke kantornya," ucap bu Linda menjelaskan.

"Iya, Olan bangun. Tapi mama keluar dulu," Olan menyetujui permintaan mamanya tapi sambil mengajukan syarat.

"Nggak, mama akan tungguin kamu disini," tolak bu Linda.

"Mah, Olan malu kalo Olan bangun mama masih disini," Olan beralasan.

"Mama nggak akan pergi dari kamar ini sebelum kamu bangun," ujar bu Linda.

"Mah, Olan tidur cuma pake ****** *****. Tapi kalau ibu tetap mau disini Olan bangun sekarang," balas Olan memberikan penjelasan.

"Iya...iya. Ibu keluar sekarang, tapi kamu beneran bangun," setelah mengatakan kalimat itu bu Linda meninggalkan kamar Olan.

Dengan rasa engan Olang bangun dari tidurnya, dan memang benar Olan hanya tidur mengenakan pakaian dalam berupa selembar kain berbentuk segi limas.

Olan segera turun dari tempat tidur dan langsung menujuh ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi Olan melakukan rutinitas yang biasa dia lakukan. Mandi dan sikat gigi. Setelah selesai membersihkan tubuhnya Olang berdiri fi depan lemari pakaian dengan masih melingkarkan handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.

Olan memilih untuk mengenakan setelah jas berwarna abu-abu di padukan dengan kemeja putih. Olan juga mengambil sebuah dasi yang berwarna senada dengan jas yang ambilnya tadi dari dalam lemari.

Setelah berdiri beberapa saat di depan kaca besar Olan memperhatikan penampilannya, setelah merasa cukup Olan segera keluar dari kamarnya dan langsung menuju ke lantai satu. Olan melangkahkan kakinya menuju arah ruang makan.

Di ruang makan sudah menunggu Ravlin Nicky yang merupakan papa dari Roland. Di meja makan juga ibu Linda ratu rumah itu sudah menunggunya, dan satu lagi di samping ibunya sudah ada adik perempuan Olan yang bernama Farta, yang di panggil Bebi oleh anggota keluarganya. Nggak nyambung memang nama Farta dengan Bebi tapi itulah nama panggilan sayang yang diberikan oleh Olan dan mama papanya.

Semua anggota keluarga Olan menatap kedatangannya dengan tatapan mata tidak berkedip sedikitpun.

"Olan ganti baju nih kalau liatnya kaya gitu," ucap Olan setelah melihat reaksi keluarganya.

"Kakakku ganteng banget," puji Bebi adik satu-satunya Olan.

"Makasih Bebi ku, kakak siapa dulu donk," balas Olan sambil tersenyum senang.

"Mamamu ini yang melahirkan mu Olan, jangan lupa akan hal itu," protes bu Linda.

"Olan tidak akan lupa wanita cantik yang sudah melahirkan dan merawat Olan mama ku sayang" balas Olan.

"Hei, disini ini masih ada papamu juga Olan, kenapa hanya mamamu yang di ingat," pak Ravlin mengajukannya protes.

"Astaga, Olan hampir lupa itu...," ujar Olan bercanda.

"Dasar anak nakal," balas pak Ravlin.sambil tersenyum kecil.

Pagi itu keluar kecil Nicky menikmati sarapan paginya dengan keakraban selayaknya keluarga bahagia.

Ravlin Nicky adalah pemilik sebuah perusahaan besar, meskipun perusahaan itu merupakan warisan dari mendiang papanya namun Ravlin Nicky berhasil membawa perusahaan itu lebih maju lagi. Dan kini perusahaan yang yang dimiliki oleh Ravlin Nicky bukan hanya satu saja tetapi lebih dari lima perusahaan. Usaha yang di tekuni oleh Ravlin Nicky bukan hanya usaha di salah satu bidang saja tetapi ada beberapa macam. Ravlin mendapatkan kekayaannya melalui bisnis properti, tambang batubara, belum lagi dua pabrik yang dimilikinya. Dan saat ini Ravlin Nicky ingin melepaskan tanggung jawabnya kepada putrinya yaitu Ronald Nicky.

Setelah lulus kuliah Ravlin pernah meminta anaknya untuk segera bergabung bersamanya bekerja di perusahaan yang dimilikinya namun Olan selalu meminta waktu, dan kini sudah saatnya Olan memenuhi keinginan papanya.

Hari ini adalah hari pertama untuk Olan bekerja di perusahaan papanya. Meskipun sudah seringkali Olan datang ke kantor papanya tapi kali ini Olan sedikit merasa gugup. Bagaimana tidak hari ini juga Olan akan di tunjuk sebagai direktur utama dari perusahaan yang dimiliki oleh keluarganya.

Roland Nicky banyak digandrungi oleh banyak wanita selain dari ketampanan yang dimilikinya ada hal penunjang lainnya yang merupakan incaran bagi perempuan-perempuan matre yaitu kekayaan yang dimiliki oleh keluarganya. Roland Nicky memiliki wajah tampan berkulit putih yang merupakan hasil dari keturunan mamanya. Postur tubuh yang sangat ideal tinggi badan yang dimiliki oleh Roland Nicky sama seperti para pria-pria yang menjadi model, hidung mancung beralis tebal serta pembawaannya yang cool.

Entah sudah berapa banyak wanita yang berusaha mendapatkannya akan tetapi banyak juga yang mendapatkan kekecewaan karena penolakan Roland Nicky. Dari sekian banyak wanita yang mengejarnya hanya ada satu wanita yang berhasil meluluhkan hati seorang Roland Nicky dan dia adalah Freya Raldin. Freya Raldin atau di sapa Aya saat ini sedang meniti karirnya sebagai seorang model.

Hubungan Olan dan Aya sudah berjalan selama dua tahun lebih. Freya Raldin yang merupakan salah satu anak pengusaha juga sudah mendapatkan restu dari keluarga Roland. Hubungan mereka berdua saat ini hanya menunggu waktunya saja kapan pernikahan mereka akan di gelar. Keluarga dari kedua belah pihak sudah sangat mendukung hubungan antara Olan dan Aya.

Bersambung

Bab 3 BAHAGIA YANG HILANG

Genap lima bulan pernikahan kedua ayahnya Alea tidak pernah lagi melihat rau wajah murung ataupun sedih di wajah ayahnya. Semua berjalan dengan semestinya keluarga pada umumnya. Hari-hari berlalu semua orang bisa melihat kebahagiaan keluarga baru itu.

Alea baru saja pulang sekolah hari ini adalah pengumuman hasil kelulusan sebagai seorang siswa sma. Alea pulang ke rumah dengan wajah berseri-seri, Alea ingin memberikan kabar kelulusannya kepada ayahnya dan juga ibu tirinya.

Alea sudah berada di ujung gang yang akan menuju arah rumahnya. Langkah Alea terhenti sesaat setelah melihat banyak orang yang keluar dari halaman rumahnya. Alea mengerutkan keningnya menatap kearah rumah, Alea mencoba menerka-nerka apa yang terjadi di rumahnya. Namun semakin keras Alea berfikir Alea tidak menemukan jawabannya.

Perasaan Alea menjadi khawatir setelah melihat salah satu tetangganya keluar dari halaman rumah dengan wajah tampak murung. Alea semakin penasaran, dengan langkah seribu Alea mengayunkan langkah kakinya menuju ke arah rumah.

Ternyata di halaman rumah sudah banyak orang yang datang dan tamu-tamu yang datang saat itu yang si lihat Alea, wajah mereka semua terlihat sangat sedih. Ada beberapa orang menatap kedatangan Alea dengan perasaan ibah. Perasaan Alea menjadi tak karuan karena tatapan orang-orang itu.

Alea memberanikan dirinya masuk kedalam rumah, mata Alea langsung menangkap sosok ibu tirinya yang sedang duduk sambil menangis. Mata Laura sudah merah dan bengkak karena terlalu lama menangis.

"Ibu, ada apa...?" tanya Alea khawatir.

"Ayah,...ayah Alea.." ucap Laura ibu tiri Alea terbata-bata.

"Ayah kenapa bu?" tanya Alea lagi. Hati dan pikiran Alea kini menjadi cemas.

"Ayah sudah tidak ada lagi," jawab Laura dengan suara pelang seolah sedang berbisik.

Bum

Seperti ada bom yang baru saja meledak di hati Alea.

"Tidak, itu tidak mungkin," ucap Alea. Alea menolak kata-kata ibu tirinya.

"Dimana ayah, aku ingin melihat ayah...," Alea pergi meninggalkan ibu tirinya yang sedang duduk merata.

"Ayah.....Ayah....Ayah....!" Alea berteriak memanggil ayahnya. Alea mengelilingi ruangan yang ada di dalam rumah.

"Ayah... Ayah...Ayah Alea pulang yah. Alea lulus yah...!" seru Alea lagi. Alea masih terus mencari keberadaan ayahnya.

Semua pelayat yang ada dalam rumah merasa kasihan pada Alea. Mereka tau bagaimana dekatnya Alea dengan Mack ayahnya.

"Alea...." panggil salah satu tetangganya.

Alea membalikkan badannya dan menatap orang yang memanggilnya.

"Dimana ayah Alea?" tanya Alea, Alea masih menolak kenyataan jika ayahnya sudah meninggal.

"Alea, ayahmu lagi di dalam kamar. Ada dokter yang sedang memeriksa," ujar tetangganya.

Alea dengan cepat berlari menuju ke kamar tempat ayahnya. Setelah tiba di depan pintu kamar ayahnya Alea langsung berdiri kaku. Sebelum masuk kedalam kamar Alea melihat dengan jelas ayahnya sedang terbaring di atas tempat tidur.

"Ayah..." panggil Alea lirih.

"Maaf nona, ayah nona sudah tiada," ucap dokter yang memeriksa ayah Alea.

"Tiiiidaaakkk...!" Alea berteriak sekencang-kencangnya.

"Ayah, bangun...Ayah bangun jangan tinggalin Alea ayah," Alea menangis sambil memeluk tubuh ayahnya yang sudah kaku.

"Ayah....ayah bangun. Ayah jangan tinggalin Alea sendiri," Alea meratap.

"Alea, ikhlas ayah nak. Ayah sudah bersama ibumu sekarang," ucap Laura mencoba menenangkan Putri tirinya.

"Sekarang Alea dengan siapa jika ayah pergi?" Alea bertanya diselah tangisnya.

"Ada aku sama Sandra. Kamu tidak sendirian Alea, kami ini juga keluargamu," ucap Laura.

Alea mengangkat kepalanya dan menatap wajah ibu tirinya dengan mata sembab.

"Ibu terimakasih sudah mau menerima Alea," ucap Alea. Wajah Alea kini sudah memerah karena menangis matanya pun sudah sembab.

Hari seharusnya menjadi hari bahagia bagi Alea tetapi kini berubah menjadi hari yang menyedihkan. Bagaimana tidak orang yang di sayangnya kini telah tiada menyusul ibu kandungnya yang sudah lebih dulu kembali kepada sang pencipta. Hati Alea benar-benar merasakan kehilangan, hati Alea menjadi kosong.

Pemakaman Mack ayahnya Alea berjalan dengan semestinya, banyak pelayat yang datang memberikan penghormatan terakhir untuk ayah Alea. Banyak dukungan yang Alea terima dari pelayat yang datang.

Kini hanya tinggal Alea sendiri di kuburan ayahnya, Alea engan untuk pulang ke rumah. Hati Alea benar-benar terpukul menerima kenyataan bahwa ayahnya sudah bersama dengan ibunya.

"Alea, kita pulang yuk," ajak Laura mencoba membujuk Alea.

*Alea masih ingin di sini bu," tolak Alea halus.

"Sudah sore Alea, kita harus pulang sekarang," Laura mengingatkan Alea.

"Sebentar lagi bu, Alea masih ingin menemani ayah disini," tolak Alea lagi.

Menerima penolakan Alea hati Laura merasa tidak suka. Laura bahkan mengepalkan kedua tangannya di samping tubuhnya. Namun meski demikian Laura berusaha menahan emosinya supaya tidak meledak. Di sekitar makan masih ada beberapa orang pelayat yang mengatakan suaminya.

Laura menarik nafasnya dalam-dalam supaya bisa menekan emosinya. Laura tersenyum terpaksa.

"Alea, jangan seperti ini. Kamu akan membuat ayahmu sedih," ucap Laura.

Alea memalingkan wajahnya dan menatap wajah ibu tirinya dengan perasaan sedih.

"Ibu, jika ibu ingin pulang, pulang saja. Alea tidak apa-apa," tolak Alea lagi.

Ingin rasanya Laura menyeret Alea sekarang juga tapi niatnya itu hanya bisa disimpan di dalam hatinya.

*Ibu akan menunggumu di sana," ujar Laura sambil menunjuk kearah mobil yang terparkir. Alea hanya mengangguk kepadanya sebagai jawaban.

Laura meninggalkan Alea dengan hati dongkol. Sebenarnya Laura sudah ingin cepat kembali ke rumah ada hal yang ingin dilakukannya sesegera mungkin dan itu harus tanpa sepengetahuan Alea.

Alea menatap batu nisan yang bertuliskan nama ayahnya, rasa sedih itu semakin membuat Alea menangis kembali.

"Ayah, Alea pasti akan sangat rindu dengan ayah.Jaga Alea dari sana ya ayah. Alea sangat menyayangkan ayah," kata-kata perpisahan itu terucap dari bibir Alea yang bergetar. Alea tidak ingin jauh dari ayahnya.

Setelah mengucapkan kalimat perpustakaan Alea bangkit berdiri dari posisi jongkok. Alea melambaikan tangannya sebelum melangkah pergi meninggalkan pusara Mack.

Alea menghampiri ibunya yang sudah menunggunya.

"Kita pulang sekarang," ujar Laura dengan suara dingin. Alea tidak memperhatikannya sama sekali, Alea masih diliputi perasaan kehilangan

Mobil segera melaju meninggalkan taman pemakaman. Di dalam mobil semuanya hening tak ada yang bersuara. Alea sibuk dengan lamunannya sedangkan Laura justru sedang menyusun rencana untuk melakukan aksinya.

Mobil yang di tumpangi Alea, Laura dan saudara tirinya memasuki halaman rumah. Sesampai di rumah ternyata masih ada tamu pelayat yang datang dan mereka menunggu kedatangan Alea dan Laura.

Alea segera turun dari mobil setelah mobil terparkir.Alea segera masuk kedalam kamarnya tanpa menemui tamu yang datang. Meskipun demikian tamu-tamu itu merasa lumrah dengan sikap Alea.

Kedatangan tamu-tamu ini justru sangat tidak di sukai oleh Laura, Laura punya alasannya sendiri. Laura dengan berat hati melayani tamu-tamu tersebut, sesekali Laura memberikan senyum palsu dan tatapan sedih kepada tamu yang hadir.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!