Hai para readers setia ku. Bagaimana kabar kalian? Xia Lin harap kalian semuanya sehat 😊.
Di season ke 2 ini, MC pria bukan lagi kaisar Shun ya para readers. Karena di season 2 ini akan lebih banyak menceritakan kehidupan rumah tangga antara Xia Lian An dan putra mahkota Zhang, dan ceritanya tentu akan berbeda dari yang Season pertama. Karena di season ini juga, Min'er akan menemukan wanita yang dia sukai. Jadi terus ikuti cerita "King's Regrets S²" ini 😉.
.
.
.
MC pria : Zhang Jiang Wu (putra mahkota Zhang).
MC wanita : Xia Lian An (Lian'er).
Adik laki-laki MC wanita : Qing Hao Min (Min'er).
Pelayan setia Lian'er : Xiao Wei dan Xiao Fen.
Happy Reading 😁
...----------------...
Pernikahan Xia Lian An dan Zhang Jiang Wu sudah menginjak bulan ke 4, dan mereka juga sudah tinggal di kota Yu sejak 3 bulan terakhir.
Meski awalnya mereka mendapatkan kesulitan, karena para menteri dan sebagian besar rakyat tidak menyetujui jika mereka tinggal di kota Yu yang ada di negara Ming, namun akhirnya para menteri dan rakyat mengalah setelah kaisar menenangkan mereka, tapi dengan memberi syarat, jika Xia Lian An dan putra mahkota Zhang tidak boleh tinggal di negara Qin lebih dari 5 tahun.
Xia Lian An yang awalnya ingin terus tinggal di kota Yu, dimana dia di lahirkan dulu terpaksa harus menerima syarat itu, demi ketenangan para menteri dan rakyat negara Ming.
Saat ini rumah Xia Lian An sudah jauh lebih besar dari sebelumnya, setelah membeli rumah yang berada di samping rumah Xia Lian An, dan merenovasinya.
Walaupun nanti rumah itu akan dia tinggalkan. Tapi, Min'er akan tetap tinggal di rumah itu dan menjaga rumah, serta semua toko dan penginapan milik Xia Lian An yang ada di kota Yu itu.
...Rumah Xia Lian An sekarang...
...----------------...
Saat ini Xia Lian An berada di dalam kamarnya, dia tengah menyiapkan pakaian yang akan di pakai oleh Zhang Jiang Wu, suaminya.
Ya, setelah mereka menikah Zhang Jiang Wu tidak mau orang lain yang membantunya menggantikan pakaiannya. Dia hanya mau jika Xia Lian An yang melakukannya.
Karena itu, setiap pagi dan sore Xia Lian An harus membantu suaminya itu untuk memilih, dan memakaikan pakaian padanya.
"Lian'er."
Xia Lian An menoleh dan melihat Zhang Jiang Wu berjalan ke arahnya dari kamar mandi yang berada di ruang samping kamar mereka berdua.
"Kemarilah, aku akan membantu mengeringkan rambutmu sebelum membantu mu berganti pakaian." Ucap Xia Lian An.
Sudah lebih dari dua bulan Xia Lian An selalu membantu Zhang Jiang Wu mengeringkan rambutnya yang panjang itu setelah dia mandi.
Dengan sikap penurutnya, Zhang Jiang Wu duduk di kursi panjang yang ada di dalam kamar.
Xia Lian An lalu mengeringkan rambut Zhang Jiang Wu dengan kain, yang dia letakan di atas kepala suaminya itu. Dengan pelan Xia Lian An menggosok-gosok rambut dan kepala Zhang Jiang Wu agar kering.
10 menit kemudian, rambut suaminya sudah kering. Xia Lian An meletakan kain yang sudah basah itu di atas meja, lalu berjalan menjauh dari suaminya untuk mengambil pakaian yang dia letakan di atas tempat tidur.
Zhang Jiang Wu yang tahu akan hal itu, berjalan di belakang Xia Lian An dan berhenti tepat di belakang istrinya.
"Kau mau memakai yang ini atau yang lainnya?" Ucap Xia Lian An sambil menunjukan pakaian yang sudah dia ambil dari lemari.
"Apapun yang kau pilihkan, aku akan memakainya." Ucap Zhang Jiang Wu.
"Aakh, mulutmu masih saja manis seperti sebelum kita menikah."
"Tentu saja, aku hanya ingin membuat istriku senang."
"Baiklah, sekarang aku akan membantu suamiku ini berganti pakaian."
Zhang Jiang Wu mengangguk, dia lalu merentangkan kedua tangannya, agar Xia Lian An tidak kesulitan saat membantunya memakaikan pakaian.
10 menit kemudian, Xia Lian An selesai memakaikan pakaian Zhang Jiang Wu, lengkap dengan kantong wewangian yang selalu tergantung di pinggang sebelah kirinya.
"Baiklah, aku akan membantu menyisir rambutmu."
"Terima kasih, istriku."
"Berhenti merayu, aku sudah menjadi milikmu seutuhnya."
Zhang Jiang Wu terkekeh mendengar ucapan Xia Lian An yang masih sama seperti dulu.
Xia Lian An mengambil sisir yang terbuat dari giok, lalu menyisir rambut suaminya dengan lembut.
"Aku selalu ingin tidur saat kau menyisir rambut ku dengan lembut seperti ini, tanganmu membuatku merasa nyaman." Ucap Zhang Jiang Wu.
"Kalau begitu, aku harus menyisirmu sedikit lebih kuat lain kali."
"Hahaha... Lian'er."
"Iya?"
"Aku mendengar jika permaisuri Rui sudah melahirkan seorang pangeran beberapa hari yang lalu, dan kaisar Shun akan mengadakan pesta untuk menganugerahi pangeran kecil itu di istana."
"Iya. Aku sudah mendengar hal itu, lalu?"
Zhang Jiang Wu membalikan tubuhnya dan sekarang dia menghadap pada Xia Lian An.
"Ada apa? Apa kau ingin pergi kesana?" Tanya Xia Lian An sambil merapikan rambut bagian depan suaminya.
"Kau ingin kesana? Permaisuri Rui sudah menganggapmu sebagai saudaranya sendiri, dia bahkan memberimu gelang giok yang sangat berharga. Begitu juga dengan selir kaisar Shun. Mereka pasti sangat merindukanmu."
"Sudah cukup lama aku tidak bertemu dengan mereka, mereka pasti sudah terbiasa dengan itu."
Zhang Jiang Wu meraih tangan Xia Lian An dan menatap kedua mata istrinya dengan lembut.
"Aku tahu tempat itu mempunyai banyak kenangan yang sangat menyakitkan bagimu, tapi kau tidak boleh terus menghidari itu. Kelak, kita juga akan tinggal di istana, dan akan bertemu dengan mereka saat mereka mengunjungi negara Ming, atau saat kita di undang ke istana itu oleh kaisar Shun atau permaisuri Rui."
"Aku tahu hal itu, jika kau ingin kesana dan memberi selamat. Aku akan menemanimu."
"Sayangku."
Zhang Jiang Wu menatap Xia Lian An dengan lekat.
"Baiklah, besok aku akan menyiapkan hadiah untuk pangeran. Apa kau senang?"
"Terima kasih sayang." Zhang Jiang Wu memeluk pinggang Xia Lian An dengan erat.
Tujuan Zhang Jiang Wu membujuk Xia Lian An agar mau kembali menginjakan kakinya di istana kerajaan negara Qin, karena dia ingin Xia Lian An melepaskan semua kenangan masa lalunya dengan tempat itu, sehingga dia tidak akan lagi merasa khawatir saat mereka harus kembali ke negara Ming dan tinggal di dalam istana.
Hal ini juga bisa membuat kaisar Shun tidak lagi merasa terus menyesal dan bersalah, karena sekarang Xia Lian An sudah hidup dengan bahagia bersama dengan laki-laki yang sangat mencintainya.
"Maaf, aku harus melakukannya sayang. Ini semua demi kebaikan kita berdua."
Xia Lian An membelai rambut panjang suaminya yang masih memeluk erat pinggang kecilnya.
"Aku sudah lapar, Min'er juga pasti sudah menunggu di aula tengah." Ucap Xia Lian An.
"Aku masih ingin memelukmu."
"Kalau begitu kita tidak perlu makan malam saja."
Zhang Jiang Wu tertawa pelan, dia lalu melepaskan pelukannya pada pinggang Xia Lian An dan berdiri.
"Aku tidak mau mendengar suara perut istriku saat tengah malam nanti, jadi ayo kita pergi ke aula tengah sekarang."
Xia Lian An hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Zhang Jiang Wu, yang semakin lama semakin tidak mau berjauhan dengannya.
Kehidupan Xia Lian An sangat baik di kota Yu, dia sudah mempunyai dua penginapan, dua restoran dan dua toko kue. Walau tidak besar, tapi penghasilan dari keenam usahanya itu cukup memenuhi kebutuhan mereka, dan membayar para pekerja dengan gaji yang menurut mereka cukup banyak.
Zhang Jiang Wu menggandeng tangan Xia Lian An berjalan menuju ruang aula tengah yang ada di dalam rumah.
"Kenapa kalian berdua terlambat, sayur dan daging sudah hampir dingin." Ucap Min'er yang sudah duduk disana.
"Aku harus membantu kakak iparmu ini agar terlihat lebih tampan."
"Hahaha, dia memang terlihat tampan."
"Sudah, sudah. Lebih baik kita makan sekarang, sebelum semua makanan ini lebih dingin." Ucap Zhang Jiang Wu.
"Baik."
Mereka bertiga lalu menikmati makan malam mereka bersama.
"Min'er, aku dengar wanita bernama nona Zuo itu sering datang ke restoran. Apa itu benar?" Tanya Xia Lian An tiba-tiba.
Min'er terdiam sejenak sambil menatap kakak dan kakak iparnya bergantian.
"Kau sudah dewasa, sudah saatnya untuk menikah juga. Jika kau dan nona Zuo saling menyukai, kakak dan kakak iparmu tidak akan melarangnya."
Min'er melatakan sumpitnya di atas meja.
"Sebenarnya, aku tidak terlalu memperdulikan nona Zuo itu."
"Kenapa? Dia cukup cantik."
"Cantik tidak bisa menjadikan ku menyukai seseorang, kak."
"Apakah dia tidak baik?" Tanya Zhang Jiang Wu.
"Bukan seperti itu, dia wanita yang baik. Tapi.... Dia mulai mendekatiku setelah dia tahu kalau aku adalah adik dari permaisuri negara Ming."
Xia Lian An mengangguk, dia mengerti alasan kenapa adiknya tidak menyukai wanita itu.
"Jika begitu, kau beritahu nona Zuo bahwa kau tidak menyukainya."
"Aku sudah pernah mengatakan itu padanya, tapi dia tidak mau mendengarku. Aku juga tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi dia, karena itu aku tidak ke restoran beberapa hari ini untuk menghindarinya."
"Baiklah, biar kakak yang akan berbicara dengannya nanti."
Min'er mengangguk.
Siapapun wanita tidak akan bisa bertahan untuk tidak mendekati Min'er, setelah mereka tahu siapa dia sebenarnya. Terlebih jika wanita itu adalah anak dari seorang pejabat atau anak orang kaya dan pengusaha. Mereka pasti akan terus mendekati Min'er, dan dengan cara apapun harus bisa masuk ke dalam keluarga adiknya itu.
Benar-benar membuat Xia Lian An merasa lelah melihat sikap serakah mereka.
Di part ini, Zhang Jiang Wu akan kembali di panggil dengan panggilan putra mahkota Zhang, dan Xia Lian An dengan panggilan permaisuri Jing.
...----------------...
Seperti apa yang sudah putra mahkota Zhang katakan dan sudah di setujui oleh Xia Lian An. Mereka hari ini akan pergi ke istana kerajaan negara Qin, sebagai perwakilan dari kerajaan negara Ming untuk memberikan ucapan selamat kepada kaisar Shun dan permaisuri Rui, yang sekarang sudah menjadi seorang ratu negara Qin (ratu Rui) atas kelahiran putra pertama mereka.
Xiao Wei membantu Xia Lian An memakai pakaian permaisuri, juga membantu memakai aksesoris dan perhiasan yang tersimpan di dalam kotak.
"Pada akhirnya aku akan masuk ke dalam istana itu dengan memakai pakaian dan hiasan ini lagi." Ucap Xia Lian An, saat Xiao Wei membantunya memakaikan jepit rambut emas.
"Tetapi saat ini yang mulia bukan lagi permaisuri negara Qin, melainkan datang sebagai permaisuri negara Ming. Permaisuri Jing, yang akan selalu bersinar di samping yang mulia putra mahkota."
"Kau benar, saat ini aku sudah menjadi istri dari seorang putra mahkota, dan aku datang sebagai permaisuri Jing ke istana kerajaan."
"Benar yang mulia, jadi mohon untuk tidak memperlihatkan jika yang mulia masih mengingat kenangan pahit saat berada di istana kerajaan nanti."
"Baik, terima kasih Xiao Wei."
Xiao Wei menusukan jepit terakhir pada rambut Xia Lian An.
"Baiklah, sudah selesai yang mulia. Anda terlihat begitu cantik memakai pakaian dan hiasan ini." Ucap Xiao Wei.
"Kau selalu saja memujiku, Xiao Wei."
"Tapi hamba mengatakan yang sebenarnya, yang mulia."
Xia Lian An hanya menggelengkan kepalanya, dia menatap pantulan dirinya pada cermin kecil di atas meja.
"Benar, saat ini aku adalah permaisuri Jing dari negara Ming. Aku harap kau tidak terlalu terkejut saat melihatku lagi yang mulia kaisar Shun."
Kraak
"Apa kau sudah siap permaisuri ku?" Ucap putra mahkota Zhang saat memasuki kamar mereka.
"Iya, aku sudah siap."
"Kau selalu cantik jika memakai pakaian permaisuri Jing seperti itu."
"Berhentilah mengolok ku, yang mulia putra mahkota."
"Aku mengatakan yang sesungguhnya, benarkah Xiao Wei?"
"Benar yang mulia, yang mulia permaisuri memang terlihat lebih cantik."
"Lihatlah, aku tidak akan berbohong padamu."
"Baiklah, baiklah. Mari kita berangkat sekarang."
"Iya."
Putra mahkota Zhang mengulurkan tangannya dan di sambut dengan senang hati oleh Xia Lian An. Mereka berdua pun keluar dari rumah dengan bergandengan tangan.
Di luar rumah kereta yang akan mereka naiki sudah siap, begitu juga dengan hadiah yang akan mereka berikan untuk kaisar Shun dan ratu Rui.
Putra mahkota Zhang membantu Xia Lian An naik ke atas kereta itu, dan setelah Xia Lian An duduk dengan nyaman di dalam kereta, putra mahkota Zhang baru naik dan duduk di sampingnya.
Setelah semua siap, kereta yang akan membawa mereka ke istana kerajaan mulai bergerak.
"Aku harap ini tidak akan membuat kepalaku sakit." Ucap Xia Lian An.
"Kemarilah, kau tidak akan merasa sakit jika kau meletakan kepala mu padaku." Putra mahkota Zhang menepuk bahunya sendiri.
"Apa kau ingin Xiao Wei menata kembali rambutku, yang mulia putra mahkotaku tersayang?"
"Tentu saja tidak. Aku hanya tidak ingin kepalamu sakit."
"Tidak apa-apa, ini tidak akan terlalu lama, aku akan menahannya."
"Maaf, karena sudah memaksamu untuk pergi." Putra mahkota Zhang menggenggam tangan Xia Lian An.
"Ini bukan salahmu, suamiku pergi untuk memberi selamat kepada temannya. Aku sebagai istri, tentu harus menemaninya."
"Terima kasih."
Xia Lian An mengangguk seraya tersenyum.
Kereta yang mereka naiki terus berjalan menuju istana kerajaan, sementara Xiao Wei berada di kereta satu lagi bersama dengan beberapa hadiah yang mereka bawa.
Kali ini kedatangan Xia Lian An ke istana kerajaan tidak di ketahui oleh kaisar Shun, karena dia hanya mendapat surat bahwa kerajaan negara Ming akan mengutus orang pergi ke istana kerajaan Qin untuk memberikan selamat.
Hampir dua jam mereka menempuh perjalanan dari kota Yu ke ibu kota, akhirnya mereka sampai di depan pintu gerbang istana kerajaan.
Setelah pengawal putra mahkota Zhang memberitahu kedatangan mereka kepada pengawal yang berjaga di pintu gerbang, merekapun di perbolehkan masuk ke dalam area istana luar.
Kereta terus berjalan menuju pintu gerbang kedua, dimana dari pintu itu mereka harus berjalan kaki menuju istana kerajaan yang terletak 50 meter dari gerbang itu.
"Kemari, aku akan membantu mu untuk turun." Ucap putra mahkota Zhang sambil mengulurkan tangannya pada Xia Lian An.
Xia Lian An menggenggam tangan putra mahkota Zhang lalu perlahan turun dari kereta.
"Aku tidak pernah memperhatikan istana ini sebelumnya, ternyata cukup besar." Ucap Xia Lian An melihat bangunan istana kerajaan yang ada di depannya.
Kepala pengawal datang menyambut putra mahkota Zhang dan Xia Lian An. Namun saat dia melihat Xia Lian An, dia sedikit terkejut bahkan sempat salah memanggil nama Xia Lian An dengan panggilan permaisuri Yan padanya.
Nama permaisuri Yan begitu melekat pada semua pejabat kerajaan, bahkan sampai pada pengawal dan para pelayan di istana itu. Bukan karena kecantikan yang dia miliki, tapi karena tindakannya yang telah membuat kaisar Shun menceraikan dirinya.
"Kita akan menaiki tangga, kau harus lebih memperhatikan langkahmu." Ucap putra mahkota Zhang pada Xia Lian An dengan lembut.
"Baik, aku mengerti."
Perlakuan putra mahkota Zhang pada Xia Lian An berbanding terbalik dengan apa yang dulu di lakukan oleh kaisar Shun, dan itu membuat kepala pengawal yang berada tidak jauh dari mereka mengerti, bahwa kekuasaan belum tentu bisa membuat orang yang kita cintai bahagia.
"Yang mulia putra mahkota dan Yang mulia permaisuri dari negara Ming tiba." Ucap kepala pengawal saat mereka telah berada di depan pintu aula istana dalam.
Mendengar itu kaisar Shun dan ratu Rui melihat ke arah pintu aula.
"Qing Lian. Itu benar-benar kau." Gumam kaisar Shun saat melihat Xia Lian An berjalan di samping putra mahkota Zhang.
Sementara ratu Rui dan selir Nuan sangat bahagia melihat Xia Lian An lagi setelah sekian lama.
Putra mahkota Zhang dan Xia Lian An memberi hormat pada kaisar Shun dan ratu Rui.
"Selamat kepada yang mulia kaisar Shun dan yang mulia ratu atas kelahiran yang mulia pangeran." Ucap putra mahkota Zhang.
Kaisar Shun masih diam, matanya masih menatap Xia Lian An dengan tidak percaya.
Melihat jika kaisar Shun belum menjawab, ratu Rui menarik lengan pakaian kaisar Shun, sehingga kaisar Shun pun tersadar.
"Ah, terima kasih atas ucapan putra mahkota dan.... permaisuri. Aku tidak menyangka jika kalian yang akan datang kesini." Ucap kaisar Shun.
"Jarak antara kota Yu dan ibu kota lebih dekat, dibanding dari negara Ming. Jadi saya memutuskan mewakili kerajaan negara Ming untuk datang memberi selamat kepada yang mulia kaisar dan ratu." Ucap putra mahkota Zhang.
"Karena kalian sudah datang, nikmatilah hidangan yang sudah di sediakan. Para pelayan juga sudah menyiapkan tempat tinggal untuk kalian selama kalian tinggal disini."
"Terima kasih atas kebaikan yang mulia."
Putra mahkota Zhang dan Xia Lian An berjalan menuju kursi yang sudah di sediakan oleh istana. Putra mahkota Zhang membantu Xia Lian An duduk di atas kursi, setelah itu dia baru duduk di sebelahnya.
Melihat perlakuan putra mahkota Zhang pada Xia Lian An begitu berbanding terbalik dengan apa yang dulu dia lakukan padanya, kaisar Shun mengepalkan tangan. Terlebih saat melihat Xia Lian An tersenyum begitu lembut pada putra mahkota Zhang, rasanya dia ingin menarik tangan Xia Lian An, dan memeluk tubuh wanita yang pernah sangat mencintainya itu.
"Mereka bahkan memakai pakaian pasangan datang kesini. Apakah mereka ingin memberitahuku, jika mereka adalah pasangan sejati?"
...Putra mahkota Zhang yang memakai pakaian pasangan dengan Xia Lian An saat datang ke istana negara Qin....
Setelah kemarin Xia Lian An dan putra mahkota Zhang bertemu dengan kaisar Shun, hari ini secara pribadi Xia Lian An berkunjung ke istana Yue Ji untuk bertemu dengan ratu Rui dan pangeran kecil.
Xia Lian An berjalan melewati taman yang dulu sering dia lewati saat akan keluar maupun masuk ke istana Yue Ji itu.
"Tempat ini tidak banyak berubah." Ucap Xia Lian An saat berjalan melewati taman itu.
"Yang mulia, bukankah taman di istana yang mulia putra mahkota juga tidak kalah cantik." Ucap Xiao Wei yang mengikuti Xia Lian An di belakang
Xia Lian An tersenyum, dia mengerti maksud dari ucapan Xiao Wei. Xiao Wei pasti tidak mau jika dirinya terus mengingat semua kenangan yang ada di istana Yue Ji ini, karena itu Xiao Wei berkata demikian.
"Aku mengerti, ayo. Yang mulia ratu pasti sudah menunggu kita di istana."
Xiao Wei menundukan kepalanya.
Xia Lian An melanjutkan langkah kakinya, hingga akhirnya dia sampai di depan kamar ratu Rui yang tidak berubah sama sekali seperti saat dia tinggalkan dulu.
"Beritahu yang mulia ratu, permaisuri Jing dari negara Ming datang berkunjung." Ucap Xiao Wei pada pelayan yang ada di di depan pintu kamar.
Pelayan itu mengangguk.
"Yang mulia, yang mulia permaisuri Jing dari negara Ming datang untuk bertemu dengan anda." Ucap pelayan itu pada ratu Rui.
"Biarkan yang mulia permaisuri Jing masuk." Ucap ratu Rui dari dalam kamar.
"Silahkan yang mulia." Ucap pelayan itu pada Xia Lian An setelah membukakan pintu kamar.
"Terima kasih." Ucap Xia Lian An.
Xia Lian An berjalan masuk ke dalam kamar, di ikuti oleh Xiao Wei.
"Salam kepada yang mulia ratu Rui, semoga ratu panjang umur." Ucap Xia Lian An sambil memberi hormat pada ratu Rui.
"Kak Lian, apa yang kakak lakukukan. Seharusnya aku yang memberi hormat pada kakak." Ratu Rui meraih tangan Xia Lian An.
Xia Lian An tersenyum, dia tidak menyangka jika ratu Rui masih saja begitu baik padanya. Bahkan dia tidak segan memanggilnya kakak, walaupun dia tahu jika usia Xia Lian An dua tahun lebih muda darinya.
"Tidak, sekarang yang mulia sudah menjadi seorang ratu. Jadi sayalah yang harus memberi hormat pada yang mulia ." Ucap Xia Lian An.
Ratu Rui tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Kemari dan duduklah, lupakan tentang formalitas, aku sangat merindukanmu."
"Terima kasih karena masih mengingatku."
"Tentu saja, kau adalah orang yang sangat baik. Karenamu, kehidupanku dan selir Nuan menjadi jauh lebih baik di dalam istana setelah selir Ning, dan keluarganya di hukum oleh yang mulia kaisar."
"Mereka memang layak mendapatkan itu."
"Benar."
"Dimana yang mulia pangeran, aku ingin melihatnya."
Ratu Rui mematap pelayan setianya "Bawa pangeran Guang kemari, bibinya ingin bertemu dengan dia." Ucap ratu pada pelayan setianya.
"Baik, yang mulia ratu." Ucap pelayan itu.
Xia Lian An mengangguk tersenyum, walaupun ratu Rui telah menjadi seorang ratu, tapi dia tetap bijaksana dan baik hati seperti sebelum dia menjadi seorang ratu.
Tak lama kemudian, pelayan setia ratu Rui datang sambil menggendong pangeran Guang.
"Silahkan yang mulia permaisuri Jing." Pelayan itu menyerahkan pangeran Guang pada Xia Lian An.
"Terima kasih. Dia terlihat sangat tampan dan lucu." Ucap Xia Lian An menatap bayi mungil di gendongannya.
"Benar, aku tidak menyangka jika bayi yang aku kandung seorang pangeran."
"Dia tahu ibundanya akan kesulitan, jadi dia datang lebih dulu. Setelah ini, pasti sang putri yang akan menambah keramaian di istana ini."
"Lalu bagaimana denganmu, permaisuri Jing?"
Xia Lian An menatap ratu Rui lalu tersenyum.
"Aku sangat bahagia, aku dan putra mahkota berencana akan kembali ke negara Ming setelah kami memiliki satu anak."
"Aku bahagia saat mendengar kau menikah dengan putra mahkota yang sangat menyukaimu sejak lama."
"Bukankah aku sangat beruntung? Dia sudah lama menyukaiku, dan berkali-kali melindungiku. Dia bahkan rela hidup di rumah yang sederhana di kota Yu, asalkan itu denganku."
"Kau benar. Kau memang harus hidup bahagia, lupakan semua yang pernah terjadi dan yang pernah kau lalui disini."
Xia Lian An mengangguk "Aku mengerti."
Xia Lian An menatap pangeran Guang yang tidur dengan lelapnya dalam gendongannya.
***
Siang harinya, putra mahkota Zhang duduk di dalam kamar di istana barat. Dia terlihat sedang termenung sendirian.
"Apa yang sedang yang mulia lamunkan?"
Putra mahkota Zhang menoleh, lalu tersenyum setelah melihat siapa yang tengah berbicara padanya.
"Aku tentu saja melamuni istriku, satu-satunya wanita yang sudah membuatku jatuh cinta di dunia ini."
"Kau semakin pandai berbicara manis, yang mulia." Xia Lian An berjalan mendekati suaminya.
Putra mahkota Zhang meraih kedua tangan Xia Lian An, lalu menggenggamnya.
"Bagaimana perasaanmu setelah bertemu dengan ratu Rui dan selir kaisar Shun?"
"Hari ini aku hanya bertemu dengan ratu, karena selir Nuan sedang berada di kuil untuk berdoa."
"Seperti itu."
Xia Lian An menatap putra mahkota Zhang "Ada apa, apa kau ingin kembali?" Tanya Xia Lian An.
"Kau ingin seorang pangeran atau putri?"
Xia Lian An tidak mengerti dengan apa yang putra mahkota katakan.
"Istriku tersayang, aku bertanya padamu. Jika kita mempunyai anak, kau ingin seorang pangeran atau seorang putri."
Xia Lian An menyentuh pipi putra mahkota Zhang sambil tertawa kecil.
"Ada apa ini, karena kita kesini untuk memberi selamat atas kelahiran pangeran, kau tiba-tiba menanyakan hal ini padaku?"
"Aku hanya ingin kita juga memiliki anak, aku ingin melihat bagaimana perut kecil ini berubah menjadi besar seiring berjalannya waktu." Putra mahkota Zhang menyentuh perut Xia Lian An pelan.
"Kita akan segera mempunyainya, kita harus bersabar."
"Aku mengerti."
Putra mahkota Zhang memeluk erat pinggang Xia Lian An, lalu mencium perut istrinya itu sehingga membuat Xia Lian An terkekeh.
"Aku juga ingin mempunyai anak seperti apa yang kau inginkan." Ucap Xia Lian An.
Putra mahkota Zhang mengangguk.
Pemandangan yang begitu manis itu di lihat oleh kaisar Shun yang akan menemui putra mahkota Zhang, dari halaman istana barat.
Ada rasa iri dan kesal dengan apa yang kaisar Shun lihat, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, karena sekarang Xia Lian An tidak akan pernah bisa dia miliki lagi.
"Yang mulia." Ucap kasim ketua yang berada di belakamg kaisar Shun.
"Kita kembali ke istana." Ucap kaisar Shun.
Kasim ketua membungkukan tubuhnya.
Kaisar Shun berbalik dan berjalan untuk kembali menuju ke istana raja dengan semua perasaan yang dia tahan.
"Dia terlihat begitu bahagia. Seharusnya aku merasa senang, karena putra mahkota Zhang sangat mencintainya dan akan selalu melindunginya."
Xia Lian An melihat beberapa pelayan yang mengikuti kaisar Shun berjalan keluar dari taman istana barat, namun Xia Lian An diam. Dia tidak ada niatan untuk memanggil kaisar Shun agar tidak pergi, karena memang tidak ada yang perlu dia bicarakan dengannya.
"Bagaimana kalau kita kembali sekarang? Lagi pula aku sudah bertemu dengan yang mulia ratu dan pangeran. Aku juga sudah memberikan hadiahnya." Ucap Xia Lian An.
"Baiklah kalau begitu, aku akan berbicara dengan kaisar Shun."
"Iya."
Xia Lian An tersenyum bahagia, karena akhirnya dia akan meninggalkan istana itu dan kembali ke rumahnya, untuk hidup menjadi rakyat biasa lagi dengan putra mahkota Zhang.
Waktu yang dia miliki di luar istana hanya 5 tahun, dan dia ingin menikmatinya dengan baik sebelum dia hamil yang akan membuat semua gerak-geriknya akan di batasi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!