NovelToon NovelToon

Indira

1

Acara Resepsi pernikahan baru saja selesai di gelar.Masih di hotel yang sama,Varo membawa istrinya menuju kamar pengantin mereka namun dengan Kasar dia menarik lengan istrinya.

"Mas kenapa sih jalannya cepat banget Mas..,tanganku sakit Mas.." keluh Indira yang kemudian terkejut sampai di dalam kamar mereka, dengan kasar suaminya lansung menghempaskan tubuhnya diatas tempat tidur membuat bunga-bunga disana berhamburan tidak berbentuk love lagi.Indira mengira suaminya itu mungkin tidak sabar ingin melakukan malam pertama mereka,membuat Indira kemudian tersenyum menatap suaminya.

"Mas aku mandi dulu ya,ngak enak ini lengket banget tubuh aku."ucapnya bangun namun suaminya tidak menjawab malah wajahnya semakin memerah.

"Mas.." bugh... Dengan keras suaminya kembali mendorong tubuhnya sampai Indira kembali terduduk keatas tempat tidur.

"Katakan padaku kapan itu terjadi indira!!"Ucap Suaminya.Indira yang tidak mengerti apa yang di maksudkan suaminya itu mengeryitkan keningnya.

"Mas apa maksud ucapan kamu,aku sama sekali tidak mengerti Mas.." ucapnya lagi benar-benar tidak mengerti dengan maksud dari ucapan Suaminya.

"Kenapa kamu setega ini padaku Indira!!!" bentaknya membuat indira terlonjak kaget.selama mengenal Varo baru kali ini dia membentak dirinya.

"Ma..Mas.."

"Jawab Indira!!!" bentaknya lagi dengan wajahnya penuh amarah seakan mau memakan indira hidup -hidup saat itu.

"Ma..Mas A..aku,Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan Mas,A..apa yang kamu minta aku jelaskan Mas..?" tanya Indira ketakutan bahkan ingin menangis saat itu melihat pria yang sangat mencintainya berubah seperti itu bahkan di malam pengantin mereka. Varo melempar dengan kasar ponselnya kearah indira.

"Lihatlah,betapa aku jijik melihat kamu Indira..kenapa!,kenapa kau melakukan ini padaku indira,kenapa!!!" Ucapnya kembali lalu memegang kedua bahu indira dengan sangat kasar.

"Aku mencintaimu,aku menjagamu selama ini indira,tapi kenapa ini balasanmu padaku.kenapa indira, kenapa!!!" bentaknya dengan mengoyang kasar tubuh indira membuat indira seketika itu menangis.

"Mas..."hiks...

"Kenapa kamu lakukan ini padaku Indira..." Ucap Varo lalu merosot kebawah juga menangis.

"Kenapa indira,Kenapa kamu lakukan ini padaku!,KENAPA!!!"Triak Varo.

Indira menangis kuat,perlahan dia mengambil ponsel suaminya lalu melihat apa yang ada di dalam Ponsel suaminya.seketika itu dia terkejut dan menangis lagi dengan mengeleng- gelangkan kepalanya.

"Mas..." Hiks..."Mas..ini..ini bukan aku mas,percayalah Mas,Aku tidak pernah berbuat seperti ini Mas.." Varo mengibas kasar tangan Indira saat ingin menyentuh dirinya.

"Bagaimana kau bisa mengatakan itu bukan kamu Dira,bagaimana hah? Jelas-jelas itu kamu, Indira!!,itu kamu!, bahkan baju itu sama seperti kamu pakai saat kita pergi berlibur di pulau itu.bagaimana kau mengelak Indira!!," Ucap Suaminya menangis dalam amarahnya terus merasuki dirinya.

Varo mengusap air matanya lalu menyuruh Indira berdiri dengan kasar.

"Ini sangat membuatku terluka Indira. Bahkan aku ingin membunuhmu saat ini."ucapnya lalu dia menghempaskan lagi tubuh indira kelantai dan dia lansung keluar dari kamar itu.Indira semakin kuat menangis melihat kepergian suaminya dari kamar itu.

"kenapa kamu tidak percaya denganku Mas..kenapa,aku sama sekali tidak pernah melakukan itu mas.." Indira bangun perlahan,lalu menghapus air matanya kemudian kembali mengambil ponsel Varo lalu melihat kembali Vedio yang membuatnya juga jijik melihatnya.

"Ini bukan aku.bukan aku..." indira kembali terisak menangis.

"Siapa yang tega melakukan ini padaku Tuhan.." Ucap Indira dalam tangisannya.

Satu jam kemudian dia masih menangis karena suaminya juga belum balik kekamar mereka.Indira menghapus air matanya lalu perlahan membuka gaunnya ingin segera membersihkan tubuhnya,setelah itu dia ingin menunggu suaminya, ingin membawa suaminya bicara menjelaskan kesalah pahaman itu. Indira berjalan menuju kamar mandi,lalu segera membersihkan tubuhnya dan kemudian segera memakai pakaian tidurnya.

"Sudah 1 jam lebih Mas Varo pergi, Mas kembalilah,kita harus bicara Mas..." ucap Indira kembali menangis dengan dia sekarang sedang berbaring di tepi tempat tidur itu yang lama kelamaan membuatnya tertidur.

Jam 4 subuhnya,terdengar suara pintu terbuka,Varo yang masuk kedalam kamar itu melihat istrinya tertidur dengan matanya mengalir air matanya.Ada rasa kasihan di hatinya melihat istrinya namun ketika dia mengingat kembali Vedio yang dia lihat di ponselnya ,hati Varo kembali bergemuruh.Varo memilih tidur di sofa dalam kamar itu namun belum sempat memejamkan matanya,Indira terbangun.

"Mas..Aku mau menjelaskan sama kamu Mas__"

"Tidurlah,tidak ada gunanya menjelaskan lagi,semuanya sudah jelas."Ucap Varo memotong ucapan Indira.

Hiks..."Mas...kenapa kamu tidak mau mendengar penjelasanku Mas,

sungguh aku tidak melakukan itu Mas, itu Bukan Ak__"

"Jangan Meninggikan Suaramu,

INDIRA!!" Bentak Varo lagi membuat Indira menangis ketakutan.

"Dengarkan aku baik -baik,Aku tidak akan memberitahu keluarga kita masalah kita ini,dan aku memutuskan akan menafkahi kamu selayaknya istriku tapi tidak dengan soal berhubungan intim.Aku bahkan jijik melihat tubuhmu.saat kita kembali keApartemen,kita akan tidur terpisah."

Mendengar itu Indira sangat syock sekali,dia tidak mampu bicara karena sakit hatinya suaminya tidak mempercayai dirinya,bahkan mengatakan jijik dengan dirinya.

"Jangan berpura-pura mengasihani aku lagi,kita akan menjalani pernikahan ini untuk menghargai orang tua kita." lanjut Varo membuat Indira kembali menangis kuat.

"Mas....."

"Tidurlah,nanti kita akan lansung balik keApartemen."Ucap Varo memejamkan matanya dengan sambil menghapus air matanya juga ikut keluar.Hatinya begitu hancur dan mungkin kalau tidak memandang indira wanita yang sangat dia cintai, dan dia seorang Wanita.mungkin malam itu dia akan membunuh Indira karena penghiantan indira yang dia ketahui setelah mereka akan memulai malam pertama mereka.Malam yang sudah bertahun-tahun Varo nantikan akan melakukannya bersama wanita yang sangat dia cintai,dia jaga selama ini.

Di tempat tidur,Indira tidak bisa memejamkan matanya lagi karena matanya terus mengalir,begitu bercampur aduk perasaannya,

kecewa dengan suaminya yang tidak mempercayai dirinya.

Di sofa,Varo juga tidak bisa memejamkan matanya,karena ingatannya kembali terngiang ngiang putaran Vedio yang dia lihat sampai habis tadi.

Sebelumnya.

Acara resepsi pernikahan mereka sudah selesai dan saat itu hanya tersisa keluarga mereka saja disana. Varo yang sudah dari tadi menahan kencingnya,saat itu ijin dengan istri dan keluarganya mau pergi ketoilet. Namun belum sampai dia di toilet,dia teralihkan suara ponselnya berdering bunyi pesan masuk kedalam ponselnya. Varo Membukanya dengan mengeryitkan keningnya, sebuah nomor baru mengirim sebuah rekaman vedio padanya.Varo penasaran,lalu membukanya dan menontonnya sampai selesai.

perlahan wajahnya memerah marah bahkan mengepalkan tangannya melihat vedio itu karena wanita itu dia yakini Indira yang menjadi istri sahnya sekarang bermain dengan pria yang tidak terlihat wajahnya.begitu hancurnya Perasaannya.dia menyimpan kembali ponselnya lalu segera masuk kedalam toilet untuk menyelesaikan tujuan pertamanya. Setelah itu,Varo mencuci wajahnya berulang kali.tidak percaya apa yang dia lihat barusan,bahkan dia mengulang kembali menonton vedio itu membuat dia meninju kaca di depannya.setelah itu dia kembali kedalam Ruangan tadi berpamitan dengan keluarga mereka ingin membawa Indira masuk kedalam kamar mereka.tampa mereka sadari Varo tengah menahan amarahnya saat itu.namun sudah keluar dari sana,dia lansung menyeret indira dengan kasarnya menuju kamar mereka.

2

Siang itu Indira dan Varo sudah kembali keApartemen.sampai disana bahkan sejak tadi,Varo sama sekali tidak mau menoleh kearah indira bahkan bicara pun dia tidak mau.

"Pakaian kita akan tetap kita simpan dalam kamar utama,dan kamu tidur di kamar utama,sedangkan aku tidur di kamar sebelah.hal ini sewaktu-waktu kalau orangtua kita kemari,mereka tidak mencurigai kita." Ucap Varo membelakang Indira yang kembali mengalir air matanya.

Varo menyadari itu,namun dia memilih acuh dengan istrinya.Varo berjalan menuju ruang ganti,dan segera mengantikan pakaiannya.

"Mas mau kemana..?" tanya Indira ketika Varo ingin keluar dari kamar mereka.

"Beli makanan." jawabnya kemudian keluar dari kamar itu lalu pergi dari Apartemennya menuju Restoran bawah.

"Mas aku tau kamu sangat kecewa Mas,tapi kamu salah paham Mas.. percayalah itu bukan aku Mas.." Indira kembali terisak tangisannya mesorotkan tubuhnya di tepian tempat tidur dengan terus menangis. Dia juga merasakan kekecewaanya kepada suaminya yang tidak mau mempercayai dirinya,dan tidak mau mendengar penjelasannya.

"Mas...." Lirih Indira terus menangis.

Bersamaan dengan itu ponsel indira berdering,terlihat Bundanya yang saat itu tengah menghubungi dirinya. Indira panik lalu berlari kearah kamar mandi dan segera mencuci mukanya lalu memakaikan mek upnya agar Bundanya tidak mengetahui kalau dia sudah menangis tadi jika Bundanya mengajak Vedio Call.Indira mengambil ponselnya,balik menghubungi Bundanya.

"Hallo Bunda,maaf ya Bunda,Dira ngak angkat telepon Bunda barusan,

Dira baru selesai mandi Mandi Bund.." mendengar itu,Bundanya tersenyum disana,mengira putrinya pasti kesiangan bangun karena melalui malam pertama mereka menjadi suami istri.

"Ngak apa-apa sayang,kalian sudah makan belum?." Ucap Bundanya.

"Belum Bunda,Mas Varo masih membeli makanan kebawah bund." jawab Indira membuat Bunda disana kebingungan.

"Membeli makanan?, bukannya biasa sudah disiapkan nak?" ucap bunda ingin tau maksud ucapan putrinya.

"Bund tadi pagi Mas Varo ngajakin Dira pulang keApartemennya Bund.." jawab Indira membuat Bundanya baru mengerti.

"Emm begitu,sayang Bunda merasa suara kamu lain,kamu ngak apa-apa nak..?" ucap Bundanya membuat Indira terdiam sejenak.

Ems.."Dira baik-baik saja Bund, Bunda jangan khuatir ya...,bunda sama Ayah lagi ngapain..?" ucap Indira kemudian mengalihkan ucapan Bundanya.

"Baiklah kalau kamu baik - baik saja sayang..,bunda hanya khuatir kamu sakit saja.Ini Bunda sama Ayah lagi di Restoran kita,kalau Abang kamu sudah balik lagi Kekota B tadi pagi soalnya dia kan' ndak lama ngambil Cutinya."Ucap Bundanya.

"Ia bunda.." Jawab Indira.

"Ya sudah,bunda hanya mau nanyain kamu saja nak,kalau begitu Bunda tutup ya sayang.." Ucap Bunda mau mengahkiri teleponan mereka.

"Ia Bunda.." jawab Indira lalu mematikan teleponan Bundanya.

"Bunda gangguin anak nantu kita saja, inikan hari pertama mereka sudah menikah,wajar saja mereka baru bangun jam segini bunda.Gimana sudah tenang hati bunda?" Ucap Ayah tersenyum.

"Bukan begitu Ayah,Ayah taukan bunda ketakutan seperti apa tadi pagi melihat Foto putri kita terjatuh sendirinya yang membuat hati bunda tiba - tiba menghuatirkan putri kita, tapi sekarang bunda sangat lega mendengarnya Ayah,putri kita baik-baik saja." ucap Bunda juga tersenyum.Ayah mengusap belakang istrinya.

"Ayah paham,Bunda tenang saja,Varo pasti akan menjaga putri kita dengan baik,karena dia sudah membuktikannya sebelumnya kepada kita bunda.."Ucap Ayah yang di angguki Bunda Indira.

"Ia ayah." jawab Bunda yang sebenarnya hatinya entah kenapa masih belum juga tenang meskipun tau putrinya baik-baik saja,namun dia tidak mau memberitahu hal itu kepada suaminya.

Ya Tuhan,hamba tidak tau kenapa hati hamba masih gelisah,meski tau putri hamba baik-baik saja,semoga ini hanyalah perasaan kekhuatiran hamba yang berlebihan saja Tuhan. Amin.

Batin Bunda bicara dengan mengemgamkan tangannya dengan berdoa.Bunda tersadar saat suaminya berpamitan mau masuk kedalam ruangannya lagi.

***

Di kamarnya Indira kembali menangis setelah menyimpan ponselnya keatas meja kecil.

"Maafkan Dira Bund tidak bisa memberitahu Bunda sama Ayah mengenai masalah kami,doakan Dira bisa menyakinkan Mas Varo Bund.." Ucap Indira berderai air matanya.

Varo mendengar tangisan istrinya dari pintu kamar mereka,hatinya merasa kasihan namun dia kembali teringat vedio itu lagi membuat dia lansung pergi dari sana.

Indira mendengar suara dari arah dapur,dia lekas menghapus air matanya meyakini pasti itu suaminya. Indira segera berjalan keluar menuju kedapur.

"Mas..." panggil Indira.

"Makanlah,aku sudah menyiapkannya." ucap Varo dingin.

tampa membantah,Indira duduk di depan suaminya.mereka berdua makan tampa mengeluarkan suara sedikit pun kecuali dentuman sendok makan mereka berdua.sepuluh menit kemudian mereka berdua menyelesaikan makan siang mereka.

"Biarkan aku yang bereskan Mas.." ucap Indira mengambil piring kotor suaminya dan juga miliknya berserta piring mangkuk kotor lainnya lalu membawanya ketempat cuci lalu dia mencucinya sampai selesai. Setelah selesai Indira kembali duduk di depan suaminya.

"Mas kita harus selesaikan masalah ini Mas.Mas aku berani bersump__"

"Jangan bicara dengan membawa sumpahan Dira.Aku sudah mengatakan padamu,kalau aku akan menerimamu jadi istriku satu-satunya tapi untuk berhubungan suami istri aku belum bisa melakukannya indira, Aku sunguh sangat tidak bisa sekarang.begitu menyakitkan untukku indira.Aku tidak akan memberimu batasan apapun tapi aku minta saat ini dan entah sampai kapan,jangan bersentuhan denganku,kecuali itu di depan orangtua kita.Aku masih ingin mencoba menerima kenyataan ini tapi aku belum bisa,jadi aku mohon kamu bisa mengerti Indira." Varo menghembuskan napas beratnya lalu menatap kearah istrinya saat itu kembali menangis.

"Maafkan aku,karena sudah berbuat kasar sama kamu semalam.kedepan aku tidak akan melakukan itu lagi." Ucap Varo kemudian dia bangun lalu pergi menuju kamarnya,kemudian menutup dan menguncinya. Varo merosotkan tubuhnya perlahan kebawah,menyandar di belakang pintu itu.

Varo pun menangis,menangisi hatinya penuh dengan kebimbangannya.akan kah dia memberi kesempatan untuk istrinya menyakinkan dirinya,atau dia tidak mau lagi percaya dengan istrinya dan akan tetap percaya dengan vedio itu.Varo benar-benar tidak bisa jernih memikirkan cara menyelesaikan masalah mereka saat itu.

Di luar Indira masih di dapur dengan posisinya masih seperti tadi masih terisak dalam tangisannya.

"Mas...kenapa jadi begini kita Mas..,

kamu bahkan tidak membiarkan aku bicara Mas..." indira bangun lalu berlari menuju kamarnya,dan lansung berbaring dengan masih menangis.

"Bagaimana aku menyakinkan kamu Mas..." Indira memukul -mukuli bantalnya berulang kali.Indira bangun lalu menghapus air matanya kemudian berjalan menuju meja lalu mengambil vas bunga di dekat kacanya lalu menghempaskannya yang terdengar oleh Varo dari kamar sebelah membuat Dia lansung bangun dan segera berlari menuju kamar Utama.

"INDIRAAAA!!"

03

"INDIRAAAA!!"

Vas bunga itu lansung Varo rebut dari tangan Indira lalu dia lempar kearah lain.

"Apa yang kamu lakukan hah!,Bodoh sekali kamu!" Varo lansung menekan lengan Indira yang saat itu semakin deras mengeluarkan darahnya. Varo cepat mengambil kotak obat di dalam lacil meja itu lalu segera mengobati, menghentikan darah lengan Indira.

"Lepaskan aku mas,biarkan aku mati..."Hiks..."kamu ngak mau percaya sama aku Mas,kalau itu bukan aku Mas...itu bukan aku Mas..,biarkan saja aku mati Mas.." ucap Indira memberontak dalam pegangan Varo.

"DIAM INDIRA!" Bentak Varo kembali, Seketika itu Indira melemas ketakutan tidak melawan Varo.

"Kamu sangat mengenalku Mas, tapi kenapa kamu lebih percaya Vedio itu dari pada aku Mas,kenapa Mas.., Demi Tuhan itu bukan Aku Mas..." ucap Indira terisak.

Varo tidak menjawab ucapan Indira, dia tetap sibuk mengobati luka istrinya.setelah itu Varo mengendong tubuh Indira membawanya keatas tempat tidur lalu menatap wajah istrinya dengan Amarah.

"Dengarkan aku,jangan melakukan hal gila ini lagi,orangtua kamu mempercayakan kamu padaku Dira. Jika mereka tau,apa yang harus aku jawab? Apa aku harus mengatakan kalau kita bertengkar karena itu?,Apa kamu mau mereka tau masalah kita.?"

Indira semakin kuat menangis mendengar ucapan Suaminya.

"Mas kamu jahat Mas....kamu Jahat Mas...!!"Ucapnya dengan memukuli dada Varo.

"Bukan aku Indira!,tapi kamu yang sangat jahat sekali padaku Indira..., Kamu!" ucap Varo masih terus dengan pendiriannya.

"Beristirahatlah." Varo lansung turun dari tempat tidur berjalan keluar lalu kembali lagi kedalam kamar itu dengan membawa sapu dan alat pengisap debu untuk membersihkan bekas pecahan Vas bunga tadi. setelah selesai,tampa memperdulikan Indira masih menangis,Varo keluar dari kamar itu pergi menuju dapur,lalu berjalan lagi menuju ruang kerjanya.

Varo duduk di kursinya,kemudian menjambak kasar rambutnya sendiri beberapa kali.

"Brengsek...." Varo berkali kali meninju tangannya sampai berdarah.

"Bagaimana,Bagaimana Tuhan..., Mana yang harus aku percaya Tuhan,Yang mana!!!!" triak Varo meninju kembali tangannya kearah dinding berulang kali.

"Haruskah aku menerima semua ini..." ucapnya juga menangis lalu terduduk seketika itu.

"Haruskah aku menerima penghianatan ini Tuhan,Aku mencintainya,aku sangat mencintainya...Aku sangat mencintainya!!!" ucap Varo meghentukan kepalanya keatas lantai itu berulang kali.

"Begitu sakit cobaan yang kau berikan padaku Tuhan..."lirihnya lalu berbaring telentang dengan tertawa sambil menangis.setelah puas meluapkan semua emosinya,Varo memejamkan matanya sampai dia tertidur disana dengan air matanya belum mengering.

***

Tiga hari kemudian.

Hari ini Varo dan Indira sama-sama sudah melakukan aktivitas mereka masing-masing yaitu kembali bekerja.

"Mas ini bekal kamu." ucap Indira menyodorkan tempat bekal kedepan suaminya.

"Terimakasih.Aku berangkat." ucap Varo berjalan keluar Apartemen menenteng bekal buatan istrinya.

Indira menghembus berat napasnya, kemudian menyelesaikan sarapannya. Setelah itu dia juga segera berangkat menuju tempat kerjanya.

Indira sampai di kantor tempatnya bekerja,yaitu cabang perkantoran perusahaan pengolahan minyak mentah kepala sawit di kota itu A itu.

"Hay pengantin baru,ahkirnya masuk kerja juga.." Ucap Mira.mendengar itu Indira tersenyum kearah Mira.

"Eh Dira..kamu sudah masuk? Bukannya masih 2 hari lagi cutinya." tanya Pak David atasan Indira.Indira bekerja sebagai asissten Manajer di kantor itu bersama rekannya yaitu Mira.

"Bosan dirumah pak,suami saya juga sudah masuk hari ini pak." jawab Indira.

"Walah...pengantin baru sudah masuk rupanya,kirain lanjut cuti.." Ucap Ibu Sri sekertaris kekuangan kantor cabang itu ikut menanyakan Indira.

"Ngak lah ibu,malas bu dirumah sendiran." jawab Indira tersenyum.

"Baiklah,gimana pengantin baru bergadanglah ini...." ucap pak David menggoda seketarisnya.

"Walah bapak toh,gimana sih nanyain aneh.pasti ialah pak,pasti sebelum berangkat tak mintain jatah yaakan.." Mira lansung tertawa terbahak bahak melihat mereka semua mengoda Indira.Indira hanya ikut tersenyum kearah mereka.

"Ibu tau aja..." Ucap Indira tersenyum.

"Ibu kan sudah berpengalaman Dira, sampai sekarang malahan bapak tergila-gila sama ibu." Ucapan ibu Sri membuat Mira dan Pak David tertawa terpingkal pingkal.

"Wah Ibu sama bapak ternyata masih kuat ya..." ucap Mira.

"Masih dong,ibu kan selalu jaga kesehatan,pola makan,maupun rajin olahraga biar kuat..." jawab ibu Sri lurus.

"Itu sangat benar,Dira.Apa yang Ibu Sri katakan.sebagai orang tua yang sudah banyak pengalaman membina bahtera pernikahan,Bapak mau memberi sedikit pelajaran untuk kamu baru menjalani apa itu pernikahan.

Kalau bapak kerjaan nomor 2,masalah Istri dan sekarang ada anak-anak merekalah yang utama buat bapak. kalian berdua kan' sudah bekeluarga semua,jadi bapak terus terang bilang sekarang.Hubungan suami istri itu bukan hanya sekedar menafkahi saja atau pun mencukupi hal lainnya,tapi kami para pria menginginkan kebutuhan intin,terkadang banyak sekarang suami istri sama sibuk kerja tapi melupakan kewajibannya atau sering mengabaikannya.sampai sekarang kunci bapak sama ibu selalu bahagia, yaitu pertama kejujuran,jujur dalam segala hal apapun,menyimak saat salah satu dari kami bicara jika ada keluhan maupun merasa hal yang mau membuat terjadi pertengkaran. menyelesaikan masalah tampa adanya emosi diantara kami.selalu memberikan kasih sayang setiap hari seperti bangun tidur dengan ciuman mau pelukan.itu hal kami lakukan sampai sekarang,bahkan kami sudah memiliki cucu sekarang kami masih seperti itu." Ucap Pak David memberikan sedikit wejangan dalam pengalaman pernikahannya kepada Indira dan Amira yang belum lama membina pernikahan mereka.

"Tapi suamiku orangnya cuek pak, gimana mau ngajaknya gitu.." Ucap mira.

"Kalu begitu,kamu yang memulainya.jangan menunggu suami kamu memulainya.lama-lama dia pasti akan terbiasa dan perlahan juga dia akan membalas apa yang kamu lakukan.." Ucap Pak David lagi.

"Terimakasih pak,setelah mendengar ucapan bapak,saya akan lebih lagi mengerti suami saya pak." Ucap Mira.

"Sama-sama." Pak David melihat kearah Indira yang melamun saat itu.

"Kamu kenapa Dira..?" Indira lansung tersadar dari lamunannya kemudian menggelengkan kepalanya kearah Atasannya.

"Ngak ada Apa-apa pak.Aku tengah memahami apa yang bapak kasi tau tadi." jawab indira.

"Baiklah.sekarang waktunya bekerja lagi.indira sudah masuk kembali,jadi bapak minta kamu yang menyelesaikan laporan bulan ini ya, karena kalau tidak di tunda lagi, rencana Direktur utama akan kemari ahkir bulan ini melakukan metting mengenai keuangan disini." penjelasan Pak David membuat Mira dan Indira terkejut.

"Benaran pak...??" tanya mereka bersamaan belum percaya,karena biasanya pak David lah yang pergi kekantor pusat untuk ikut metting disana.

"Masih rencana..."jawab pak David lalu berjalan lagi menuju ruangannya.

"Dira...kalau benaran,aku penasaranlah sama Direktur kita kan nggak pernah kemari." ujar Mira.

Saat ini mereka berdua tengah berjalan keruangan mereka.

"Aku juga,dengar dari ibu Sri sih, bapak itu ramah sama baik Mir.." jawab Indira.

"Ia..Ibu Sri juga bilang gitu sama aku." Ucap Mira.

"Ia,nanti lanjut cerita,kerja dulu kita." ucap Indira yang di iakan mira.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!