NovelToon NovelToon

Istri Pengganti

Bab 1

Di tengah keramai an rumah sederhana yang ada di salah satu pinggiran kota karna akan melaksanakan pernikahan yang hanya di hadiri oleh keluarga saja menjadi sedikit kacau.

"Bagaimana sekarang mas"ucap seorang wanita paruh baya dengan wajah cemas menatap suami nya yang menghela nafas kasar.

"Mas juga tidak tahu,sekarang apa yang harus kita katakan pada keluarga sahabat ku jika sudah begini"ucap lelaki paruh baya yang baru saja di panggil mas oleh wanita tadi.

"Apa Riska tidak mengatakan apa pun sebelum melarikan diri atau setidak nya meninggalkan surat"tanya lelaki tersebut lagi.

"Enggak ada mas"ucap wanita itu dengan lesu.

"Dimas acara nya akan segera di mulai"ucap seseorang dari arah lain membuat wajah kedua paruh baya tersebut terlihat semakin cemas dan khawatir.

"Apa ada masalah"tanya lelaki yang baru saja datang tersebut menatap kedua nya dengan penuh selidik.

"Maaf Bagas putri ku tiba-tiba saja melarikan diri entah kemana,kami juga tidak tahu apa yang terjadi sehingga ia melarikan diri begitu saat kami bertanya apa dia mau menikah dengan putra mu dia setuju"ucap pak Dimas.

"Lalu bagaimana sekarang para tamu dan kerabat sudah hadir"ucap pak Bram.

"Mudah saja pa batalkan saja pernikahan ini"ucap seseorang dari belakang dengan santai membuat mereka menoleh ke asal suara tersebut.

"Cih apa kau pikir batal nya pernikahan ini papa akan merestui mu dengn wanita pilihan mu itu tentu saja tidak"ucap pak Bram sinis menatap putra semata wayang nya tersebut.

"Assalamualaikum"ucap suara lembut baru saja datang dengan wajah yang terlihat cukup banyak jerawat dan bintik merah dengan pakaian Sar'i juga jilbab panjang membuat mereka mengalihkan pandangan ke arah suara tersebut.

"Amel kamu baru datang nak"ucap pak Dimas tersenyum tipis pada keponakan nya tersebut.

"Iya paman"ucap gadis itu yang bernama Amel tersebut seraya menyalami semua orang yang ada di sana.

"Amel gak terlambat kan paman"ucap Amel dengan senyum tipis.

"Siapa gadis ini Dimas"tanya pak Bram menatap Amel dengan senyum tipis.

"Ini Amel keponakan ku Bram"jawab pak Dimas.

"Kalau begitu Amel saja yang menggantikan putri mu"ucap pak Bram membuat mereka terdiam terlebih Amel yang baru saja datang.

"Ada apa paman"tanya Amel menatap paman nya.

"Boleh kami bicara terlebih dahulu"ucap pak Dimas.

"Silahkan kami akan menunggu di luar"ucap pak Bram segera melangkah ke luar di ikuti putra nya yang diam saja.

Setelah mereka berdua tak terlihat lagi pak Dimas menarik tangan keponakan nya pelan masuk ke dalam kamar begitu juga dengan sang istri.

"Amel boleh paman meminta tolong nak"tanya pak Dimas.

"Boleh paman selagi Amel bisa membantu akan Amel bantu"ucap Amel dengan senyum tipis di wajah cantik nya.

"Bagini nak kakak mu melarikan diri entah kemana para undangan dan keluarga kita sudah datang jika pernikahan ini batal begitu saja keluarga kita pasti akan menanggung malu"jelas pak Dimas membuat Amel terdiam mendengar nya karna ia sudah menebak kemana arah pembicaraan paman nya tersebut.

"Apa Amel mau menggantikan kakak mu untuk menikah nak"tanya pak Dimas dengan hati-hati.

"Mereka dari keluarga kaya kau akan bahagia jika menikah dengan nya,anak bodoh itu saja yang lari entah kemana jika ia menikah dengan pria itu hidup nya akan terjamin malah dia melarikan diri"ucap bibi Amel ketus.

"Bisakah kau diam Rani"ucap pak Dimas pada istri nya tersebut.

"Bagaimana nak"tanya pak Dimas kembali menatap Amel yang masih diam.

"Baiklah paman Amel akan menggantikan kakak"ucap Amel tersenyum tulus menatap sang paman yang selalu menyayangi nya dan merawat nya setelah kedua orang tua nya meninggal.

"Alhamdulillah,terimakasih nak"ucap pak Dimas dengan senyum di wajah nya.

"Ayo sekarang masuk ke kamar mu untuk bersiap paman akan ke depan sebentar"ucap pak Dimas lagi di angguki Amel.

"Ck seharus nya Riska yang menikah dengan pria kaya itu malah jadi kamu,awas saja jika nanti kau sombong jika sudah menikah"ucap ibu Rani menatap tajam ke arah Amel lalu bergegas pergi dari sana meninggalkan Amel terdiam sendiri.

Amel pun bersiap di bantu perias yang memang sudah datang,ia terduduk untuk di make up dengan kebaya putih yang melekat di tubuh mungil nya. Sementara di luar akad nikah sudah akan di mulai membuat suasana yang tadi nya riuh seketika diam hingga tak lama terdengar suara Sah dari sana yang mana membuat air mata Amel menetes mendengar nya.

Semoga pilihan ku ini adalah yang terbaik untuk ku ya Allah,mudah kan setiap langkah ku untuk menjalani pernikahan yang hamba mu lakukan,batin Amel dalam hati nya.

Amel keluar dari dalam kamar nya setelah di panggil ia duduk di sebelah lelaki yang kini jadi suami nya tanpa mau melihat nya. Setelah proses pernikahan selesai karna hanya akad saja kini mereka sedang berada di dalam mobil menuju rumah yang telah di katakan oleh suami nya.

Tiba di sana Alvin keluar lebih dulu dari dalam mobil meninggalkan Amel di sana dan masuk ke dalam rumah tersebut.

"Huhh sabar Mel"gumam Amel mengusap dada nya pelan keluar dari dalam mobil membawa tas milik nya dan masuk ke dalam rumah berlantai dua tersebut.

"Maaf tuan kamar saya di mana"tanya Amel sopan melihat Alvin duduk di sofa.

"Ternyata kau sadar diri juga tanpa di beritahu"ucap Alvin menatap sinis ke arah Amel.

"Jangan terlalu berharap untuk pernikahan ini karna dalam waktu dekat kita akan bercerai,aku sudah memiliki kekasih yang aku cintai jadi jangan pernah anggap pernikahan ini serius,kita berdua orang yang sama sekali tak saling mengenal maka untuk kedepan nya tetap anggap kita tidak saling mengenal hingga bercerai"sambung Alvin menatap datar ke arah Amel.

"Baik tuan"ucap Amel sopan.

"Pergi dari hadapan ku jangan sering-sering muncul di depan ku karna aku jijik melihat wajah mu"ucap Alvin mengusir Amel dengan kata-kata pedas nya.

Amel mengangguk tanpa bicara segera berjalan menuju salah satu kamar yang ada di rumah tersebut.

"Huhh seperti nya kehidupan ku akan semakin berat di sini"gumam Amel membereskan baju-baju nya ke dalam lemari dan segera membersihkan tubuh nya.

Setiba nya di kamar mandi Amel membasuh wajah nya dengan air hingga wajah yang tadi nya terlihat kusam dengan banyak bintik merah dan jerawat tersebut hilang di gantikan dengan wajah cantik putih mulus.

Bab 2

Selesai membersihkan tubuh nya Amel keluar dari dalam kamar mandi segera memakai baju dan kembali mengambil alat make up yang selalu ia bawa untuk menutupi wajah cantik nya.

Ia melakukan itu semata-mata untuk melindungi diri nya sendiri karna saat ia baru pertama masuk sekolah menengah atas ada kakak kelas nya yang bisa di katakan terobsesi dengan wajah cantik nya hingga ingin melecehkan nya yang membuat nya takut namun ia pendam sendiri karna tak ingin menyusahkan paman nya lagi,semenjak itu lah ia menutupi wajah nya dengan make up karna setelah itu ia merasa aman sekarang,jika dulu banyak lelaki yang memuji dan mendekati nya karna ia cantik sekarang malah kebalikan nya mereka akan jijik melihat wajah nya namun tak membuat nya sakit hati malah dengan begitu ia merasa bersyukur karna tidak ada yang mendekati nya lagi bagi nya mereka mendekati diri nya hanya karna wajah cantik nya saja tidak lebih,ia ingin mendapatkan pendamping yang menerima nya apa ada nya tanpa melihat fisik nya meski terbilang mustahil karna di masa sekarang semua nya selalu mamandang fisik.

Selesai ia pun keluar dari dalam kamar mencari dapur untuk memasak atau melihat makanan yang bisa ia makan karna perut nya kini sudah berbunyi.

"Untuk apa kau keluar dari kamar mu"tanya Alvin datar tanpa mau menatap wajah Amel yang menunduk.

"Maaf tuan,saya lapar mau ke dapur"ucap Amel pelan.

"Cih jika tidak ada yang perlu jangan keluar dari kamar mu aku jijik melihat mu"ucap Alvin kasar.

"Baik tuan"ucap Amel masih menunduk.

Alvin pun melongos pergi dari hadapan Amel karna ia akan keluar.

"Hmm tuan"panggil Amel dengan takut-takut.

"Apa lagi"bentak Alvin.

"Boleh kah besok saya bekerja seperti biasa nya"tanya Amel.

"Terserah aku tidak peduli mau kau bekerja, mau kau keluar dari rumah ini gak kembali lagi juga terserah asal kan jangan pernah menyusahkan ku"ucap Alvin ketus melanjutkan langkah nya kembali meninggalkan Amel.

"Huhh tidak masalah dia berkata kasar pada ku bukan kah itu lebih baik dari pada tinggal di rumah paman yang selalu di sakiti bibi dan kak Riska"gumam nya pelan.

"Astagfirullah Mel tidak boleh seperti itu"gumam nya lagi setelah sadar dengan apa yang ia katakan.

Ia pun melanjutkan langkah nya mencari dapur di rumah mewah tersebut yang tidak ada pelayan.

"Siapa yang membersihkan rumah ini,pelayan juga tidak ada kenapa rumah ini terlihat bersih"gumam nya menatap sekeliling dapur yang bersih.

"Woo rumah mewah dan besar begini ternyata sama sekali tidak ada isi nya"ucap Amel bedecak karna kulkas kosong tidak ada isi nya sama sekali.

Ia pun meninggalkan dapur kembali ke kamar nya mengambil ponsel nya untuk memesan makanan karna hari sudah malam.

Sementara di club malam Alvin sedang bersama teman-teman nya seperti biasa berkumpul dan minum walau pun ia minum namun tidak banyak.

"Tumben kau sendiri datang"tanya teman Alvin.

"Bella lagi ada di luar kota"ucap Alvin yang mengerti dengan apa yang di katakan oleh teman nya tersebut karna biasa nya ia memang akan membawa kekasih nya tersebut bersama nya.

"Ohh mumpung kekasih mu itu gak di sini mau ikut main gak"tawar teman nya yang satu lagi.

"Enggak kalian saja"ucap Alvin menolak.

"Yaelah Vin sesekali gak papa kali gak bosan apa cuma main dengan Bella doang"ucap teman lagi.

"Ck aku gak mau asal main aja kalian saja"ucap Alvin. Ia memang sering berhubungan dengan kekasih nya tersebut namun selalu memakai pengaman.

Hingga tengah malam menghabiskan waktu nya di club baru lah ia pulang ke rumah kembali menuju kamar nya di lantai dua untuk istirahat karna besok ia harus ke kantor.

Pagi hari menyapa Amel telah bersiap di kamar nya setelah melakukan sholat subuh ia hanya membaca Al-Qur'an di kamar nya karna memasak pun belum ada bahan juga Alvin yang melarang nya untuk berkeliaran di rumah itu jadilah ia memilih duduk diam di atas ranjang nya dengan membaca Al-Qur'an pelan agar suara nya tidak keluar takut nya terdengar oleh pemilik rumah dan terganggu.

Setelah bersiap ia pun keluar kamar dengan senyum mengembang dan melangkah dengan riang akan keluar dari rumah namun sebelum membuka pintu malah pintu rumah terbuka lebih dulu.

"Astagfirullah"ucap Amel mengusap dada nya karna terkejut melihat lelaki yang masuk tiba-tiba.

"Kamu siapa kenapa ada di rumah Alvin"tanya pria itu dengan tatapan menyelidik juga risih melihat wajah Amel.

"Dia pembantu baru di sini"ucap Alvin tiba-tiba.

"Kenapa kau menerima pembantu seperti ini Vin apa kau tidak jijik melihat wajah jelek nya"ucap pria itu menatap Amel dari atas ke bawah.

"Bukan aku yang menerima nya tapi papa"ucap Alvin.

"Kenapa kau kemari pagi-pagi begini"tanya Alevin lagi.

"Ohh ada keperluan sebentar"ucap teman Avin yang bernama Feri.

"Kau keluar lah kenapa masih ada di situ"ucap Alvin ketus pada Amel.

"Baik tuan"ucap Amel yang sedari tadi menunduk dan mendengar saja.

Ia sedikit membungkuk hormat pada kedua nya tanpa mengangkat wajah nya dan berlalu pergi dari hadapan kedua pria di depan nya yang seperti nya memiliki mulut pedas juga.

"Kita bahas di kanto saja"ucap Alvin keluar rumah di ikuti Feri.

Kedua nya masuk ke dalam mobil masing-masing dan melajukan nya meninggalkan kediaman Alvin,saat di pagar mereka masih melihat Amel berdiri di sana namun tak di hiraukan oleh kedua nya.

Amel sendiri masih menunggu ojek online pesanana nya hingga tak lama yang di tunggu datang. Setelah itu ia pun naik ke ojek tersebut yang akan membawa nya ke sebuah restoran terkenal di kota tersebut, Amel bekerja di sana sebagai chef karna ia memang lihai memasak untuk itu lah restoran tersebut menjadi salah satu restoran yang banyak di minati.

Tak ada yang tahu tentang pemilik restoran tersebut kecuali satu orang yang mengurus restoran itu,Amel adalah pemilik restoran mewah tersebut uang dari hasil kerja keras nya dulu sebagai pekerja paruh waktu juga uang jajan yang ia tabung dari paman nya.

Restoran itu dulu nya masih kecil namun cukup ramai karna enak dari situ lah sekarang restoran itu menjadi besar dan mewah juga di minati banyak orang.

Bab 3

Tiba di restoran Amel masuk dari pintu belakang seperti biasa nya,meski wajah nya terlihat kurang enak di lihat namun karna ia orang nya lembut dan sopan jadi orang-orang yang bekerja di sana jadi tak risih dengan nya. Ia memang hanya bertugas di bagian dapur saja tak pernah mau keluar takut nya pembeli restoran akan risih dan merasa kotor dengan nya.

Namun saat restoran masih tutup atau mereka sedang menyiapkan semua nya ia ikut membantu jika sudah saat nya buka baru ia akan terus berada di dapur.

"Pagi semua"sapa Amel dengan senyum di wajah nya menyapa mereka.

"Pagi Mel"jawab mereka.

"Aku ke kebelakang dulu simpan tas"ucap Amel di angguki mereka.

Mereka bekerja sama agar cepat selesai dan restoran buka,karna mereka akan buka tepat jam sembilan pagi dan tutup paling lama jam sepuluh malam namun jika ada yang membooking restoran mereka untuk acara tertentu baru lah mereka akan lembur yang kadang sampai jam satu malam.

"Apa semua bahan kita sudah lengkap mbak"tanya Amel pada koki yang juga sama-sama bagian memasak dengan nya.

"Sudah Mel baru mbak cek"ucap nya di angguki Amel.

"Semoga hari ramai biar dapat bonus seperti bulan kemaren"ucap Karin membuat Amel tertawa mendengar nya.

"Iya mbak biar jalan-jalan kita"sahut Amel.

"Jalan-jalan nya bulan depan nya lagi Mel mbak lagi butuh uang soal nya,adek mbak kan mau masuk sekolah bayaran nya banyak maklum sekolah atas"ucap mbak Karin.

"Ohh adik mbak udah lulus smp dong"ucap Amel.

"Iya lah mel kalau gak lulus gak akan masuk sekolah atas"celetuk mbak Karin.

"Hehehe"Amel cengengesan mendengar celetukan mbak Karin yang benar adanya.

Kini mereka di mulai di repotkan dengan alat masak di depan mereka karna restoran sudah buka dan pelanggan mulai berdatangan satu persatu. Amel dengan lihai memainkan pisau di tangan nya juga memasak bahan di depan nya karna sudah terbiasa jadi tak membuat nya repot dan takut sama sekali.

Saat jam istirahat ia berjalan menuju musholla di belakang restoran yang tersedia untuk melaksanakan kewajiban nya sebagai umat muslim,ia selalu lebih awal pergi sholat karna membasuh wajah nya saat berwudhu jadi sebelum ada orang datang ia akan sholat lebih awal dan akan memoles wajah nya kembali setelah selesai seperti semula karna rekan nya yang lain akan memilih istirahat lebih dulu sebentar.

"Makan dulu Mel"ucap mbak Karin melihat Amel sudah kembali.

"Iya mbak aku juga udah lapar nih"ucap Amel segera mengambil makan untuk nya karna waktu istirahat mereka hanya empat puluh lima menit saja dan akan bergantian dengan yang lain untuk istirahat.

"Ini udah semester baru lo Mel kau gak jadi mendaftar kuliah"tanya mbak Karin menatap Amel yang kini sudah duduk di samping nya.

"Seperti nya tahun ini belum mbak mungkin tahun depan"ucap Amel.

"Loh kenapa bukan nya tahun kemaren kamu bilang akan mendaftar tahun ini"tanya mbak Karin heran karna memang Amel sudah menganggur setahun setelah lulus sekolah.

"Seperti nya gak jadi mbak kan masuk kerja mulai pagi sampai malam"jawab Amel.

"Benar juga sih Mel"ucap mbak Karin membernar kan ucapan Amel.

Amel memang dulu ingin melanjutkan pendidikan nya lagi namun saat melihat restoran milik nya maju membuat nya mengurungkan niat nya,ia memilih untuk fokus pada bisnis milik nya saja apalagi saat menikah nanti ia hanya ingin fokus pada keluarga kecil nya saja tanpa bekerja.

"Kenapa kau jadi melamun Mel"tanya mbak Karin menatap Amel yang malah berhenti makan.

"Ehh gak kok mbak"cengir Amel kambali melanjutkan makan nya.

Akhir nya mereka kembali melanjutkan makan hingga selesai,tak terasa sekarang sudah pukul sepuluh malam Amel tiba di rumah.

"Seperti nya pemilik rumah ini belum kembali masih gelap semua"gumam Amel menutup pintu dan masuk ke dalam rumah yang masih gelap gulita.

Ia pun mulai menghidupkan lampu agar rumah terlihat terang,Amel tersenyum tipis menatap sekitar yang kini sudah terang dan akan melangkah masuk ke dalam kamar nya untuk istirahat.

"Besok minggu aku libur lebih baik membeli bahan masakan untuk jaga-jaga mana tahu di perlukan"gumam nya yang akan melangkah ke kamar mandi.

Tok tok tok

"Heii buka pintu"ucap seseorang dari luar dengan suara keras.

"Ehh kenapa nih"ucap Amel segera bergegas membuka pintu.

"Ada apa tuan"tanya Amel.

"Besok kau jangan pergi kemana pun papa meminta ku membawa mu ke rumah"ucap Alvin ketus.

"Baik tuan"ucap Amel mengangguk.

"Ingat jangan mengatakan hal apapun pada papa ku jika dia bertanya diam saja"ucap Alvin.

"Baik tuan"ucap Amel tenang.

"Menyusahkan saja"dengus Alvin berlalu ke lantai atas dimana kamar nya setelah memberitahukan nya pada Amel. Saat di kantor tadi papa nya meminta untuk datang ke rumah membawa Amel beruntung Feri sudah keluar dari ruangan nya hingga tak ada yang tahu jika dia sudah menikah.

Amel sendiri kembali menutup pintu dan mengunci nya ia pun ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya dan langsung tidur setelah selesai.

.......

Pagi hari seperti yang di katakan oleh Alvin semalam,kini Amel telah bersiap dengan gamis berwarna toska juga dengan jilbab yang ia tata rapi setelah selesai ia keluar dari dalam kamar menunggu Alvin di luar.

"Ayo"ucap Alvin ketus berjalan lebih dulu tanpa menatap ke arah Amel.

Mereka pun masuk ke dalam mobil Alvin menuju kediaman orang tua Alvin,tiba di sana kedua nya turun dari dalam mobil dan melangkah masuk ke dalam rumah.

"Kalian sudah datang"ucap pak Bram tersenyum tipis menatap anak dan menantu nya.

"Ada apa papa menyuruh ku membawa nya ke sini"tanya Alvin langsung tanpa menjawab ucapa papa nya.

"Ck kalian duduk dulu ada yang ingin papa katakan"ucap pak Bram.

Kini kedua nya duduk di depan pak Bram juga ibu Sarah mama nya Alvin yang dari tadi diam saja tanpa bicara apapun.

"Sebulan lagi ulang tahun perusahaan kita rencanya sekaligus papa ingin mengumumkan pernikahan kalian setelah itu baru kita adakan resepsi"jelas pak Bram.

"Papa apaan sih Alvin sudah katakan jika pernikahan ini hanya sementara saja pah"ucap Alvin mendelik.

"Kau tahu pernikahan adalah hal yang sakral Alvin"ucap pak Bram menatap tajam putra nya tersebut.

"Aku tahu pa tapi pernikahan ini buka ke inginan ku papa yang memaksa ku untuk menikah jadi jangan salahkan aku jika berkata seperti itu"ucap Alvin yang tak takut dengan tatapan sang papa sama sekali karna bagi nya sudah biasa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!